Anda di halaman 1dari 12

CARA KERJA DAN KOMPONEN-KOMPONEN

SISTEM COMMON RAIL DIESEL

Fungsi Common rail :


• Menyediakan bahan bakar terhadap engine
• Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang diperlukan serta mendistribusikannya
ke masing-masing silinder
• Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu injeksi yang tepat / presisi
Gambar skema sistem injeksi common rail diesel

Cara kerja :

Bahan bakar yang telah ditarik dari feed pump yang terdapat di dalam supply pump
diberi tekanan ke tekanan yang sesuai. Plunger pada pompa menghasilkan tekanan injeksi
yang dibutuhkan. Tekanan bervariasi sesuai dengan kondisi putaran dan beban mesin dari
20 Mpa pada saat idle, ke 135 Mpa saat beban berat, kondisi operasi pada kecepatan
tinggi. (pada EFI- diesel konvensional, tekanan antara 10 dan 80 Mpa).
ECU memerintahkan SCV (Suction Control Valve) untuk menyesuaikan volume
bahan bakar yang masuk ke supply pump. ECU secara konstan mendeteksi tekanan bahan
bakar pada common-rail dengan menggunakan fuel pressure sensor, dan mempengaruhi
kontrol feedback.
Pada dasarnya, pembagian kerja common rail dibagi tiga skema, yaitu :
Komponen common rail dikelompokan menjadi :

a. Tahap tekanan rendah, meliputi komponen sistem pengaliran bahan bakar.


b. Sistem tekanan tinggi, meliputi komponen seperti pompa tekanan tinggi, rel bahan bakar,
injektor, dan saluran bahan bakar tekanan tinggi.
c. Kontrol Diesel Elektronik (Electronic Diesel Control atau EDC), terdiri dari modul
sistem, sensor, unit kontrol elektronik dan aktuator.

1. Low-Pressure Circuit
Low-pressure circuit bertujuan untuk mengalirkan bahan bakar menuju High-
pressure circuit. Aliran bahan bakar pada low-pressure circuit adalah :
\
Fuel filter & water Feed pump Saluran pengembali
Fuel tank
sedimeter bahan bakar

 Bahan bakar dialirkan dari tangki bahan bakar oleh feed pump menuju ke pompa
tekanan tinggi melewati saringan bahan bakar dan water sedimeter.

2. High-Pressure Circuit
High-pressure circuit berfungsi untuk membangkitkan tekanan tinggi yang konstan di
dalam pipa rel (Rail), dan juga untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar
melewati injector. Aliran bahan bakarnya pada high-pressure circuit adalah :

High – pressure Pressure-control Rail (pipa rel)


pump
valve
Rail –pressure
Injectors Saluran tekanan tinggi
sensor

Cara Kerja :
Bahan bakar dari sirkuit tekanan rendah masuk ke pompa tekanan tinggi. Di
dalam pompa, tekanan bahan bakar dibangkitkan/ dinaikkan menjadi tekanan tinggi.
Bahan bakar bertekanan tinggi tadi akan melewati pressure control valve yang
berfungsi untuk mengontrol/ mengatur tekanan bahan bakar sesuai dengan kondisi
yang ada (berdasarkan ECU).
Selanjutnya, bahan bakar bertekanan tinggi masuk ke pipa rel (common rail).
Tekanan dalam pipa rel bisa mencapai maksimal 1350 atau 1500 bar (untuk
kendaraan baru bisa mencapai 1800 bar). Pada pipa rel dilengkapi dengan rail-
pressure sensor untuk mendeteksi tekanan yang ada di dalam pipa rel tersebut dan
kemudian dikirimkan ke ECU dalam bentuk sinyal elektrik (impuls). Di ujung pipa
rel juga terdapat Pressure-limitter valve (katup pembatas tekanan). Apabila tekanan
di dalam pipa rel berlebihan, tekanan bahan bakar tadi mampu membuka katup yang
berhubungan dengan saluran pengembali, sehingga bahan bakar akan mengalir ke
saluran pengembali bahan bakar.
Tekanan yang diijinkan oleh Pressure-limitter valve di dalam pipa rel adalah
maksimal 1350, 1500 atau 1800 bar tergantung jenis kendaraan. Bahan bakar
bertekanan tinggi selanjutnya mengalir ke injektor untuk diinjeksikan ke dalam ruang
bakar. Penginjeksian bahan bakar pada injektor tergantung ECU sesuai urutan saat
penyemprotan. Pada injektor juga terdapat saluran pengembali bahan bakar untuk
mengembalikan sisa bahan bakar yang tidak diinjeksikan.

3. ECU dan Sensor-Sensor


 Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh EDC (Electronic Driver
Control)
 ECU mengontrol dan memonitor sistem injeksi secara menyeluruh
 Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses yang nantinya
akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan secepat mungkin.

KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM COMMON RAIL


Komponen-komponen utama dari sistem common rail adalah :
1. Fuel tank
2. Fuel line (main fuel line dan fuel return line)
3. Fuel filter dan water sedimeter
4. Feed pump
5. Supply pump
6. Common Rail (High-pressure accumulator)
7. Rail pressure sensor
8. Pressure limiter
9. Pressure discharge valve
10. Injectors
11. ECU with sensors

1. Fuel tank (sudah jelas)


2. Fuel line (sudah jelas)
3. Fuel filter dan water sedimeter (sudah jelas)
4. Feed Pump (Pompa pengalir)
Fungsi : Menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa tekanan tinggi
Letak : di dalam supply pump dan di dalam tangki bahan bakar
Feed Pump ada dua jenis, yaitu :
1) Tipe mekanik (terletak di dalam unit supply pump)
o Menggunakan putaran engine umtuk memutar drive gear
o Pengiriman jumlah bahan bakar proporsional sesuai putaran engine
o Terdapat shut off elektromagnetis untuk menutup saluran
2) Tipe elektrik (terletak di dalam tangki bahan bakar)

Terdiri dari :
o Roller cell pump yang digerakkan oleh electrik motor
o Electric motor
o Nonreturn valve

5. Supply Pump

Inlet valve
Cara kerja :
o Ketika plunyer bergerak ke bawah, katup inlet terbuka sehingga bahan bakar
masuk ke ruangan pompa.
o Pada posisi titik mati bawah dan plunyer mulai bergerak naik, katup tertutup
karena katup ini jenis katup satu arah, dan bahan bakar terkompresi akibat
plunyer yang bergerak naik, sehingga bahan bakar terdorong keluar.
o Terdapat electromagnetic switch off yang berfungsi untuk menghentikan
aliran bahan bakar saat engine stop.

Tipe supply pump :


1. Tipe 2 set plunger

a) Konstruksi Internal Supply Pump


1. Regulator valve
2. Feed pump
3. SCV (Suction Control Valve)
4. Check valve
5. Plunger
6. Inner cam
7. Delivery valve

b) Aliran Bahan Bakar Supply Pump


Bahan bakar pada supply pump mengalir dengan urutan berikut:
 Feed pump
 SCV (Suction Control Valve)
 Check valve
 Plunger
 Delivery valve
Pembangkitan Tekanan Bahan Bakar Dalam
Supply Pump:
Dua set plunger yang berseberangan di
kendalikan oleh inner cam melalui roller.
Inner cam dikendalikan mesin melalui timing
belt. Bagian dalam inner cam, yang berbentuk
elips, mengalami kontak dengan roller.
Sewaktu inner cam berotasi, ia menyebabkan
plunger bergerak secara resiprokal, dan
penghisapan dan pemompaan bahan bakar
yang terjadi menghasilkan tekanan.
Pengaturan Tekanan Bahan Bakar oleh Supply
Pump:
1. SCV
2. Check valve
3. Plunger
4. Inner cam
5. Delivery valve

Bahan bakar yang telah dipasok oleh feed


pump mengalir melalui SCV dan check
valve, menjadi tertekan oleh plunger, dan
dipompa melalui delivery valve ke
common-rail.

Kontrol SCV Supply Pump:


SCV beroperasi dibawah kontrol duty-
cycle ECU. Pada saat yang sama, kontrol
arus dipengaruhi untuk membatasi jumlah
arus listrik yang mengalir selama periode
ON, sehingga menjaga kumparan pada
SCV dari kerusakan.
Untuk meregulasi generasi tekanan bahan
bakar, volume bahan bakar yang memasuki
supply pump diregulasi dengan
memvariasikan waktu buka/tutup SCV
atau MPROP.
2. Tipe 2 plunger
Untuk aliran bahan bakar supply pump tipe
2 plunger, plunger B menarik bahan bakar
sementara plunger A memompa keluar.
Jadi, plunger A dan B mengirim bahan
bakar ke common-rail dengan memompa
ke dalam dan keluar secara bergantian.

Rotasi eccentric cam menyebabkan ring cam


berotasi dengan axis offset. Ring cam berotasi
dan mendorong satu dari dua plunger ke atas saat
ia menarik plunger ke atas atau sebaliknya untuk
untuk arah ke bawah. Untuk supply pump,
plunger B didorong ke bawah untuk
memampatkan bahan bakar dan mengirimnya ke
common-rail saat plunger A ditarik ke bawah
untuk menarik bahan bakar.
Sebaliknya, ketika plunger A didorong ke atas
untuk memampatkan bahan bakar dan
mengirimkannya ke common-rail, plunger B
ditarik ke atas untuk menarik bahan bakar ke atas.

Bahan bakar yag disuplai oleh feed pump ditarik


melalui SCV (atau MPROP) dan check valve.
Kemudian, ia dikompresi oleh plunger, dan
dipompa ke atas melalui check valve melalui
delivery valve ke common-rail.

3. Tipe 3 plunger
Supply pump yang digunakan memiliki tiga
plunger, dan mengirimkan bahan bakar ke
common-rail dengan memompa bahan
bakar ke dalam lalu keluar secara
bergantian. Proses ini pada dasarnya sama
dengan 2 tipe sebelumnya, hanya pada tipe
ini menggunakan tiga plunger. Pengontrol
volume yang ditarik ke dalam plunger
dengan MPROP (Magnetic Proportional
Valve), yang memiliki fungsi yang sama
dengan fungsi SCV (Suction Control
Valve).
6. Common Rail (High-Pressure Accumulator)

Fungsi :
 Menyimpan bahan bakar tekanan tinggi yang telah dihasilkan oleh supply pump
 Mendistribusikan bahan bakar melalui pipa injeksi ke injektor silinder.
 Mencegah terjadinya fluktuasi tekanan bahan bakar
Karena bahan bakar berada pada kondisi tekanan yang sangat tinggi, dibutuhkan
kehati-hatian untuk mencegah kebocoran.
Kontruksi :
 Rail dibuat dari pipa baja tempa
 Diameter dalam kira-kira 10 mm
 Panjang rail antara 280-600 mm
 Volume bisa dibuat sekecil mungkin dan sebesar yang diperlukan

7. Rail Pressure Sensor/ Fuel Pressure sensor

Fungsi :
 Memeriksa/ mengukur tekanan di dalam pipa rail
 Memberikan data input yang selanjutnya dikirimkan ke ECU (Control system)
Data dari ECU nanti yang akan menentukan kerja dari Pressure Control Valve
sebagai pengatur/penjaga tekanan didalam pipa rail.
Cara kerja Rail-Pressure Sensor adalah :
 Ketika bahan bakar memasuki pipa rail dan melewati Rail-Pressure Sensor,
tekanan tersebut akan menekan diafragma sensor sebesar tekanan yang ada.
 Elemen sensor (semikonduktor device) akan merubah pembacaan dari diafragma
sensor tadi menjadi sinyal elektrik yang selanjutnya dikirimkan ke ECU untuk
diproses.
 Perubahan tekanan untuk pergerakan diafragma sebesar 1 mm kira-kira adalah
1500 bar.
 Pada skala pengukuran utama, akurasi pengukurannya kira-kira adalah 2% dari
skala penuh.
8. Pressure Limiter

Fungsi :
Untuk melepaskan tekanan ketika terjadi kasus kegagalan sistem dimana tekanan
pada common-rail naik hingga level tidak normal sehingga bahan bakar kembali ke
tangki bahan bakar
Cara kerja dari Pressure Limiter :
 Pressure limiter bekerja secara mekanis untuk melepas tekanan jika tekanan
pada common-rail naik hingga tingkat/ level abnormal.

 Pressure limiter valve dipasang pada ujung pipa rail dan dihubungkan dengan
saluran pengembali bahan bakar.
 Apabila terdapat tekanan yang berlebih pada pipa rail, Pressure limiter valve
akan membatasi tekanan dengan cara membuka saluran pengembali bahan bakar.
 Tekanan yang dijinkan dari Pressure limiter valve adalah maksimum sekitar
1500 (untuk kendaraan baru dapat mencapai 1800 bar).

9. Pressure Discharge valve/ Regulator tekanan

Cara Kerja :
Ketika tekanan bahan bakar pada common-rail lebih tinggi daripada target tekanan
injection, katup pressure discharge menerima signal dari engine ECU, untuk
membuka katup dan mengirim bahan bakar kembali pada tangki bahan bakar,
sehingga tekanan bahan bakar dapat kembali pada target tekanan injeksi
1) Pada target tekanan bahan bakar (common-rail atau tekanan injection) kembali
pada target tekanan injection.

10. Injector
Fungsi :
 Untuk menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah yang tepat ke dalam ruang
bakar pada waktu (timing injection) yang tepat.
Sinyal dari ECU dikuatkan oleh EDU untuk mengoperasikan injektor. Tegangan
tinggi yang digunakan terutama ketika katup terbuka untuk membuka slang. Volume
dan waktu injeksi dikontrol dengan menyesuaikan waktu buka dan tutup injektor,
seperti pada sistem EFI mesin bensin.
Konstruksi Injektor :
Cara Kerja Injektor :
1) Sebelum operasi injektor
Bahan bakar yang telah dipasok dari common-rail berpisah ke dalam Control
chamber dan bagian bawah Needle. Pada kondisi ini, needle didorong ke bawah
oleh tekanan pada control chamber dan oleh pegas, dan lubang tetap tertutup.
2) Saat Selenoid valve terbuka
Ketika tegangan aktuator diberikan ke ECU-EDU selenoid valve membuka dan
tekanan pada control chamber berkurang.
3) Saat Needle terbuka
Karena operasi dilubang, tekanan pada dasar needle tetap tinggi, dan lubang
membuka untuk menginjeksi bahan bakar.
4) Saat selenoid valve tertutup
Saat tegangan yang diberikan ke ECU-ECU berakhir, gaya pegas menyebabkan
selenoid valve tertutup dan tekanan pada control chamber naik lagi.
5) Saat needle tertutup
Akibat tekanan pada control chamber dan gaya pegas, needle turun dan menutup
lubang untuk mengakhiri injeksi

Tahanan Koreksi dari injector :


Dengan interval yang sama, varian mekanis akan menyebabkan volume injeksi dari
injektor ke injektor berbeda. Agar ECU dapat mengkoreksi varian ini, injektor
dilengkapi reistor koreksi untuk tiap-tiap injektor.
Berdasarkan informasi yang diterima dari tiap resistor koreksi, ECU mengkoreksi
varian pada volume injeksi di antara injektor. Resistor-resistor koreksi ini diberikan
agar ECU dapat mengenali injektor, dan tidak terkoneksi ke rangkaian injektor.

Tipe-tipe Injektor Koreksi :


Ada 25 tipe injektor seperti ditunjukkan di bawah, masing-masing dilengkapi resistor
koreksi yang berbeda. Ketika menggantikan injektor, ECU secara otomatis membuat
koreksi bahan bakar yang sesuai, sehingga tidak perlu untuk menggantikannya
dengan yang memiliki resistansi koreksi yang sama.

Anda mungkin juga menyukai