Anda di halaman 1dari 15

Sistem Bahan Bakar Common Rail Syarat bahan bakar adalah

 Angka cetana (cetane number) lebih


tinggi

 Kandungan sulfur yang lebih rendah.


Angka cetana tinggi, mempersingkat
durasi jeda pembakaran di ruang bakar.
Menekan detonasi, sehingga tenaga mesin
bertambah.
Dampak menggunakan solar diesel biasa

 Nosel injektor kotor

 Umur fuel pump

 Filter solar

 Tenaga berkurang
Biaya Perawatan
Biaya yang diperlukan, tune up dan
kalibrasi injektor diperlukan biasa kurang
lebih Rp 1-1,5 juta.
Menguras bahan bakar dan
Mesin diesel dengan teknologi common rail. melakukan turun mesin maka membutuhkan
biaya sekitar Rp 10 juta.
Sistem kerjanya memakai pengontrol katup
selonoid yang dikendalikan secara elektronik,
solar terinjeksi sesuai jumlah yang
dibutuhkan. Solar yang digunakan harus
sesuai standar yang dibutuhkan mesin diesel
commonrail.

Keuntungan common rail :

 Tekanan bahan bakar sesuai dengan


kebutuhan.
 Tekanan injeksi yang tinggi dan
atomisasi yang halus.
 Tekanan injeksi tidak terpengaruh
putaran mesin.
 Injektor jenis multiple dalam tiap
silinder .
Manfaat common rail :

 Mengurangi emisi gas buang.


 Mengurangi partikulat emisi gas
buang.
 Mengurangi noise.
 Efisiensi bahan bakar yang tinggi
 Performa mesin yang tinggi

Pompa Bahan Bakar

Sistem Bahan Bakar terdiri dari 3 jalur

Fungsi dasar pompa :


1. Untuk mensuplai bahan bakar pada
tekanan sesuai dengan operasi
mesin.
2. Mensuplai bahan bakar saat starting
dan menaikan tekanan pada common
rail.
Transfer pump mensuplai fuel dari tangki ke
ruang pompa. Fuel metering valve mengatur
volume fuel ke ruang pompa ( pumping
chambers)

Saat pompa berputar, ring poligon berputar


melingkar untuk meggerakkan pompa piston Throttle Position Sensor
Transfer Pump

Pompa listrik dalam tangki digunakan


sebagai pengganti pompa transfer. Beberapa
sistem menggunakan kombinasi pompa
listrik dan transfer pump.

Fuel Metering Control Valve Sensor Tekanan

 Terletak di belakang high


pressure pump.
 Mengontrol suplai fuel ke
pompa.
 Menerima tegangan
baterai dari ECM
 Energi ECM dipicu dari
tegangan negatif PWM

(Pulse Widht Modulation)

Saat tegangan solenoid OFF, katub terbuka,

= fuel ke pompa dengan volume yang kecil.

Saat tegangan solenoid ON katub tertutup,

= fuel ke pompa dengan volume yang


besar.
Kerusakan mekanis dapat menyebabkan
penyimpangan tekanan pada common rail

High Pressure Regulator Valve

Keuntungan pengaturan pemasukan fuel

• Hanya volume
yang dibutuhkan fuel yang Common Rail (high pressure accumulator)
dipasok ke common rail
dari pompa tekanan tinggi

• Mengurangi aliran
sistem bahan bakar
disesuaikan dengan
temperatur sistem.

• Memberikan
Fuel disuplai ke common rail oleh pompa
kontribusi terhadap
tekanan tinggi.
pengurangan emisi gas
buang. Fuel dari common rail didistribusikan ke
setiap injektor. Common rail meredam
Penyebab dan analisa fuel metering valve
getaran tekanan fuel yang disuplai dari
pompa tekanan tinggi. Volume common rail :
16-20 cm^3. Tekanan bahan bakar pada
common rail kondisi idling dan temperatur
kerja : 300 – 400 Bar (4410-5880) psi.
Tekanan maksimum bahan bakar adalah
1600 – 2000 bar (23520 – 28400) psi.
Tekanan sistem bahan bakar pada sistem
common rail sangat tinggi, tekanan kerja 300-
400 Bar dan 1600-2000 Bar. Jangan pernah
mengendorkan pipa injeksi, melepas sistem
bahan bakar saat mesin beroperasi dan saat
terjadi tekanan tinggi pada sistem.

Sensor Tekanan Bahan Bakar

Katup mekanis pressure limiter, dipasang


pada ujung common rail.

Fungsi relieve rail pressure untuk menjaga


tekanan jika terjadi tekanan yang abnornal (
tinggi)
Memonitor tekanan bahan bakar pada
common rail. Tipe sensor adalah piezo
resistive.

Manfaat Signal :

Signal ECM untuk menentukan tekanan


Rail Pressure Limiter Valve
common rail.
Signal ECM untuk perhitungan % pada
solenoid kontrol tekanan dan solenoid
metering bahan bakar.

ECM mensuplai tegangan sebesar 5 volt ke


sensor tekanan (fuel pressure sensor) .

Besar resistansi sensor menghasilkan


perubahan tegangan yang digunakan untuk
mengontrol tekanan bahan bakar pada
common rail.
Tekanan kerja katup tekanan limiter (tipe
Denso HP3)
Katup membuka : 230 Mpa (2300 Bar)
Katup menutup : 50 Mpa (50 Bar)
Rail Pressure Control Valve
Solenoid katup kontrol tekanan dipasang
pada sistem common rail

Rail pressure control valve solenoid

Katup ini mengontrol tekanan fuel untuk


membuka dan menutup saluran pengembali
(fuel return) pada common rail.
Kelebihan bahan bakar (fuel) kembali ke Kerusakan mekanis:
tangki fuel melalui saluran pengembali ( fuel
return) Tekanan minimum fuel pada rail yang
diperlukan agar mesin dapat hidup. Tekanan
dalam rail adalah 200 – 300 Bar.
Analisa kerusakan dan diagnosis katup
kontrol tekanan pada common rail

Katup tekanan dihubungkan dengan solenoid


fuel metering.
Kontrol tekanan pada common rail
memberikan kontrol yang akurat dan cepat ,
terutama pada kondisi putaran tinggi (
overrun).
Pengujian Rail pressure control valve
Multimeter : Mengukur resistansi katup
solenoid. Resistansi yang disarankan adalah
0,6 Ohm
Cara kerja injektor dikontrol oleh solenoid.

Kelistrikan pada solenoid disuplai dari ECM.

Penginjeksian fueldengan sistem multiple


injection.

Cara kerja injektor

Fuel bertekanan mengalir melalui jarum


nosel

Fuel mendorong injektor piston

Fuel Injector
Fuel Tank
• Kontaminasi bahan bakar
• Kebocoran bahan bakar dan
kerusakan komponen
Status pengisi daya baterai ?
• Suplai solar dari tangki bahan bakar
• Apakah mesin berputar dan mulai
start?
• Apakah asap berwarna putih saat star
mesin?
• Apakah ada DTC yang disimpan
Dalam kesalahan memori ECM mesin

Diagnosa Bahan Bakar


• Sistem bahan bakar common rail
beroperasi dalam close loop basis.
• Sistem ini membawa kalkulasi yang
komplek untuk mengontrol kualitas
dan timing injeksi yang tepat
(precisely).
• Berbagai alat dan alat uji tersedia
secara komersial untuk membantu
diagnosis sistem.
• Berikut ini usaha yang dilakukan
dalam diagnosa kerusakan (faults
diagnose)
Fungsi relieve rail pressure untuk
menjaga tekanan jika terjadi tekanan
yang abnornal ( tinggi)
3. Rail Pressure Sensor (Pc Sensor) :
dipasang pada rel dan mendeteksi
tekanan bahan bakar. Memberi data
input yang dikirim ke ECU, data ini
menentukan kerja dari pressure
control valve untuk menjaga tekanan
di Rail.
4. Flow Damper : Mengurangi denyutan
tekanan bahan bakar di rail. Jika bahan
bakar mengalir keluar berlebihan, damper
menutup bagian bahan bakar untuk
mencegah aliran lebih l dari bahan bakar.
5. Pressure Discharge Valve : Mengontrol
tekanan bahan bakar di rail.

Cara Kerja Flow Damper (Tipe Piston dan


Ball)

• Ketika signal tekanan terjadi pada pipa


tekanan tinggi, resistensi itu melewati
lubang tersebut mengganggu
keseimbangan antara sisi rail dan
tekanan injector, sehingga piston dan
Mesin Diesel Common Rail System bola bergerak ke sisi injector,
menyerap signal tekanan.
1. Bertenaga
• Jika ada kebocoran fuel di sisi injector,
2. Berkelas jumlah bahan bakar yang melewati
orifice tidak dapat diimbangi dan piston
3. Hemat solar
menekan bola terhadap dudukannya,
4. Low emission sehingga fuel menuju untuk injector
dimatikan.
Komponen Common Rail

1. Rail : Sumber bahan bakar bertekanan


dan medistribusikan bahan bakar ke
injektor
2. Pressure Limiter : Pressure Limiter
untuk menghilangkan abnormal
PCV (Pump Control Valve)
tekanan tinggi dengan membuka katup
untuk melepaskan tekanan. PCV (Pump Control Valve) mengatur
Beroperasi (membuka) ketika Tekanan kuantitas aliran bahan bakar dari supply
rel mencapai 140MPa. Kemudian, pump menuju ke common rail.
ketika tekanan menurun sekitar
30MPa, Pressure Limiter (menutup) • Ignition switch mengatur arus listrik ke
fungsinya untuk mempertahankan relai PCV.
tekanan. Katup mekanis pressure limiter,
dipasang pada ujung common rail.
• Signal ECU ON/OFF mengontrol • Pegas pada regulating valve akan
PCV. bekerja saat tekanan bahan bakar
berlebih dan bahan bakar akan
• Sinyal dari setiap sensor, akan mengalir ke suction side (sisi isap)
menentukan kuantitas debit dan
diperlukan untuk memberikan tekanan
rail dan mengontrol waktu ON / OFF
untuk PCV . SCV (Suction Control Valve)

Mekanisme Pompa • ECU mengontrol durasi arus listrik


yang mengalir ke SCV untuk
• Camshaft digerakkan oleh mesin dan mengontrol kuantitas bahan bakar.
cam menggerakkan plunger melalui Kuantitas fuel yang diperlukan untuk
tappet untuk memompa bahan bakar meningkatkan tekanan di common rail.
dikirim oleh feed pump. PCV
mengontrol kuantitas debit. • On : Ketika arus listrik mengalir
pada kumparan, maka jarum akan
Supply Pump tertarik ke atas dan fuel
mengalirkan fuel.
• Mekanismenya (inner cam , roller, dua
plungers), SCV (Suction Control • Off : Ketika arus listrik diposisi off
Valve), serta sensor suhu. maka pegas katup akan menekan
jarum sehingga aliran fuel terhenti.
• Mekanisme pemompaan terdiri dari
inner cam dan plunger dan Pumping Mechanism (Plunger, Inner
membentuk konfigurasi tandem di Cam, Roller)
mana dua sistem diatur secara aksial.
• Mekanisme pemompaan terdiri dari
• Jumlah fuel yang ditekan ke rail plunger, inner cam, dan roller.
dikendalikan oleh kuantitas hisap Menghisap fuel dari feed pump menuju
bahan bakar menggunakan SCV. rail.

Mekanisme pemompaan adalah • Dua sistem plunger di susun secara


konfigurasi tandem, puncaknya actuating seri (tandem) dalam inner cam.
torsi adalah salah satu-setengah dari Plunger 1 dan plunger 2 memiliki sisi
pompa tunggal dengan kapasitas debit isap dan kompresi.
yang sama
• Untuk 1x putaran menghasilkan 2x
Feed Pump debit pada 1 plunger

Feed pump jenis empat vaned yang • Untuk 1x rotasi maka menghasilkan
berfungsi menghisap bahan bakar dari 4x debit yang di pompakan ke rail
tangki bahan bakar dan menekan menuju
SCV dan mekanisme bahan bakar. Delivery valve

Regulating Valve • Kostruksi terdiri 2 bola katup, mengirim


bahan bakar bertekanan dari plunger 1
• Regulating valve berfungsi untuk dan 2 ke rail.
mengontrol tekanan bahan bakar, dan
mengalirkan fuel ke mekanisme • Ketika tekanan di plunger melebihi
pemompaan bahan bakar. tekanan di rel, katup
membuka untuk melepaskan bahan
bakar
Temperature Sensor • Ada tiga tipe injektor yaitu : X1, X2,
and G2.
• Sensor suhu dipasang di sisi samping
intake dan memanfaatkan karakteristik • Tipe X1 : Kontrol yang presisi dicapai
termistor melalui kontrol elektronik injeksi. TWV
di mana resistensi listrik berubah terdiri dari dua katup:
dengan suhu untuk mendeteksi suhu katup dalam (fixed) dan katup luar
bahan bakar. (bergerak).

Check Valve • Tipe X2 : Dengan mengurangi beban


aktuasi injector, injector dibuat lebih
• Check katup, yang terletak antara SCV kompak dan efisien, dan presisi. TWV
(Suction Control Valve) dan langsung membuka dan menutup
mekanisme pemompaan, lubang orifice.
mencegah bahan bakar bertekanan
dalam mekanisme pemompaan • Tipe G2 : Jenis G2 telah meningkatkan
mengalir kembali ke SCV. kekuatan tekanan, kinerja dan tekanan
,ketahanan aus. Meningkatkan
• Open : Selama langkah hisap bahan kecepatan pengoperasian,
bakar (SCV ON), tekanan umpan memungkinkan kontrol injeksi dengan
membuka katup, yang memungkinkan presisi tinggi dan multi-injection.
bahan bakar masuk ke dalam
memompa mekanisme. Untuk meningkatkan respon injector,
tegangan aktuasi diubah menjadi
• Close : Selama pompa fuel (SCV tegangan tinggi, mempercepat
OFF), bahan bakar bertekanan dalam magnetisasi solenoid dan respon dari
mekanisme pemompaan menutup TWV. EDU atau sirkuit muatan di ECU
katup, mencegah bahan bakar sumber tegangan baterai masing sekitar
mengalir kembali ke SCV 110V, yang dipasok ke injektor oleh sinyal
Pressure Discharge Valve dari
ECU untuk mengaktifkan injektor.
• Katup tekanan discharge mengontrol
tekanan bahan bakar di raill.

• Ketika tekanan bahan bakar rail


melebihi tekanan normal injeksi , ECU
mengirim arus listrik ke solenoid valve.

• Saat solenoid valve on akan


membuka tekanan discharge valve
,bahan bakar mengalir kembali ke
tangki bahan bakar.

Injektor

• Injektor dikontrol menggunakan TWV


(Dua Way Valve) dan orifice. The TWV
mengontrol tekanan dan untuk
mengontrol awal dan akhir dari injeksi.

• Orifice mengontrol laju injeksi,


kecepatan di mana nozzle terbuka.
Hollow Screw Damper

• Sekrup berongga dengan peredam


meningkatkan akurasi kuantitas
injeksi, dengan mengurangi denyutan
tekanan (fluktuasi tekanan) bahan
bakar. Selain itu, meminimalkan
ketergantungan back-tekanan (efek
tekanan di pipa yang bocor, mengubah
kuantitas injeksi meskipun perintah
injeksi adalah sama) dari bahan bakar
di pipa yang bocor.

• QR (Quick Response) kode digunakan


untuk meningkatkan koreksi yang
presisi. QR code, yang berisi data • EDU (Electronic Drive Unit)
koreksi injektor, ditulis ke ECU. Kode mempunyai fungsi untuk
QR mengakibatkan peningkatan meneruskan sinyal injeksi yang
substansial dalam jumlah kuantitas dikirimkan Engine ECU ke injektor.
bahan bakar injeksi yang dikoreksi. Didalam internal sircuit EDU terdapat
mekanisme penaikan tegangan dari 12
Penanganan injektor tipe QR V DC menjadi teganan tinggi (max 150
• Injector dengan kode QR memiliki DC), untuk mengoperasikan injektor
ECU mesin tertentu, jadi ketika sebuah common rail.
injector atau ECU mesin diganti, perlu • Pembangkitan tegangan tinggi, EDU
untuk mendaftarkan kode ID injektor menaikan tegangan baterai. ECU
dalam ECU mesin. mengirimkan sinyal ke terminal B
• Melepas Injektor melalui E dari EDU sesuai dengan
sinyal dari sensor.
Hal ini diperlukan untuk mendaftarkan
kode ID dari injektor yang telah diganti • Penerimaan sinyal ini, Output sinyal
dalam ECU mesin. EDU dikirim ke injektor dari terminal H
melalui K.
Melepas, Mengganti ECU
• Terminal F mengeluarkan sinyal
• Sistem diperlukan untuk mendaftarkan verifikasi injeksi IJF ke ECU.
kode ID dari semua injector kendaraan
di ECU mesin.

ECU ( Electronic Control Unit)

• ECU menginformasikan status mesin


melalui sinyal dari sensor, menakar
volume injeksi bahan bakar sesuai
dengan kondisi.

• Aktuator, dan kontrol untuk menjaga


mesin dalam keadaan optimal.
Crankshaft Position Sensor (Engine Hall Element Type
Speed Sensor)
• Sensor ini menggunakan elemen
• Posisi sensor crankshaft dipasang ruang untuk menghasilkan tegangan
dekat gigi timing crankshaft /roda gila. dari perubahan arah medan magnet.

• Sensor Unit adalah MPU (pick up • Sebuah magnet dipasang pada poros
magnetik) . Ketika gigi pulsar pada yang berputar dihubungkan dengan
poros engkol melewati bagian sensor, pedal gas, dan rotasi poros
medan magnet dari kumparan, menghasilkan perubahan medan
menghasilkan tegangan AC. magnet dari elemen Hall. Tegangan
yang dihasilkan diperkuat oleh
• Tegangan AC ini terdeteksi oleh ECU amplifier dan masukan ke ECU.
sebagai sinyal deteksi.
Contact Type
Cylinder Recognition Sensor {TDC (G)
Sensor} • Sensor menggunakan kontak-jenis
variabel resistor. Karena bergerak tuas
• TDC sensor dipasang pada unit dihubungkan dengan pedal gas,
pompa supply untuk sistem HP0, tapi nilai resistansi sensor bervariasi
untuk HP2, HP3, atau sistem HP4, dengan pembukaan akselerator pedal.
sudah terpasang di dekat pompa Oleh karena itu, tegangan lewat
supply. Konstruksi sensor terdiri dari perubahan sensor, dan tegangan ini
jenis MPU, yang sama untuk masukan ke ECU mesin sebagai
crankshaft position sensor, dan MRE sinyal pembukaan akselerator.
(resistensi magnetik elemen).
Intake Air Temperature Sensor
• Untuk tipe MRE, tegangan induksi
diperkuat oleh sirkuit IC internal dan • Sensor temperatur suhu udara
output ke ECU mesin. mendeteksi suhu udara masuk .
Bagian sensor yang mendeteksi suhu
• TDC sensor dipasang pada unit berisi termistor. Termistor, yang
pompa supply . Konstruksi sensor memiliki
terdiri dari jenis MPU, yang sama sebuah hambatan listrik yang berubah
untuk crankshaft position sensor, dan dengan suhu, digunakan untuk
MRE (resistensi magnetik elemen). mendeteksi suhu udara intake.
• Untuk tipe MRE, tegangan induksi Mass Airflow Meter (with Built-In Intake Air
diperkuat oleh sirkuit IC internal dan Temperature Sensor)
output ke ECU mesin.
• Meter aliran massa udara dipasang di
Accelerator Position Sensor belakang udara bersih dan mendeteksi
• Sensor akselerator mengubah aliran udara masuk (aliran massa).
pembukaan akselerator menjadi sinyal Sensor ini adalah jenis hot-wire.
listrik dan output ke ECU mesin. Ada Karena hambatan listrik dari kawat
dua jenis sensor pedal gas: jenis panas bervariasi dengan suhu,
elemen hall dan tipe kontak . Selain karakteristiknya digunakan untuk
itu, untuk memberikan cadangan jika mengukur kuantitas asupan udara.
terjadi kerusakan, ada dua sistem dan
tegangan output adalah offset.
Coolant Temperature Sensor

• Sensor suhu pendingin dipasang di


blok silinder dan mendeteksi suhu
pendingin.
Sensor ini adalah jenis termistor

Fuel Temperature Sensor

• Adalah sensor jenis termistor yang


mendeteksi suhu bahan bakar. Dalam
sistem HP2, HP3, dan HP4, sensor ini
dipasang pada unit pompa pasokan,
tetapi dalam sistem HP0, itu diinstal
pada pipa kembali dari injektor.

Intake Air Temperature Sensor and


Atmospheric Pressure Sensor

• Sensor ini adalah sensor jenis


semikonduktor. Mengukur tekanan
memanfaatkan efek piezoelektrik yang
ketika tekanan pada elemen silikon
dalam perubahan sensor, hambatan
listrik yang berubah. tekanan udara
pada sensor ini diaktifkan antara
tekanan dalam intake manifold dan
tekanan atmosfer, sehingga kedua
tekanan udara intake dan tekanan
atmosfer terdeteksi dengan satu
sensor.

Anda mungkin juga menyukai