Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Vira Maharani

NIM : 152111913137

RESUME PEMERIKSAAN ABDOMEN & AUSKULTASI BISING USUS

PEMERIKSAAN ABDOMEN

Abdomen dibagi menjadi 4 daerah dan 9 region. Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi,
auskultasi, palpasi dan perkusi. Pemeriksaan ini berbeda dengan tahapan pemeriksaan pada
organ lain. Auskultasi dilakukan terlebih dahulu sebelum palpasi dan perkusi, agar hasil
pemeriksaan lebih akurat karena belum dilakukan manipulasi pada abdomen.

 INSPEKSI
Inspeksi dilakukan dengan cara melihat permukaan, kontur, dan pergerakan dinding
abdomen.
 AUSKULTASI
Dilakukan untuk mendengarkan peristaltik usus dan juga mendengarkan bising
pembuluh darah.
 PALPASI
Palpasi pada pemeriksaan fisik abdomen terdiri dari palpasi ringan dan dalam. Palpasi
ringan dapat menilai adanya nyeri tekan, defans muskular, dan massa pada organ-
organ superfisial.
 PERKUSI
Perkusi dilakukan untuk menentukan batas hepar. Karena, normalnya sebagian besar
permukaan hepar ditutupi costae, sehingga pemeriksaan bentuk dan ukurannya
diestimasi dengan perkusi dan palpasi.

AUSKULTASI BISING USUS.

Pemeriksaan bising usus dilakukan untuk mendeteksi adanya obstruksi usus dan untuk
mengetahui apakah aktivitas usus termasuk normal atau tidak. Obstruksi usus adalah kondisi
gawat yang memerlukan tatalaksana segera. Pemeriksaan membutuhkan waktu 2-3 menit.
Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan bising usus adalah stetoskop. Bising
usus adalah suara yang terdengar di sekitar perut yang berasal dari makanan, cairan, atau gas
di dalam usus. Bising usus yang normal menandakan bahwa sistem pencernaan bekerja
dengan baik. Frekuensi bising usus normal berkisar antara 5-34 kali/menit. Suara bising yang
tidak normal bisa menjadi tanda gangguan pencernaan tertentu. Auskultasi minimal
dilakukan selama 2 menit pada tiap region, dan minimal dilakukan pada 1 region untuk
menentukan kesimpulan bunyi usus pasien. Pada auskultasi peristaltik usus, perlu
diperhatikan frekuensi, durasi, volume, dan kualitas bising usus.

Hipoaktif adalah penamaan yang digunakan apabila frekuensi bising usus lebih
rendah dari rentang normal dan menandakan bahwa terjadi penurunan aktivitas usus,
sebaliknya apabila nilai frekuensi yang lebih tinggi disebut Hiperaktif, menandakan bahwa
aktivitas usus meningkat. Suara yang dihasilkan usus belum tentu menjadi gejala dari
masalah pencernaan tetapi bising usus yang disertai gjala tertentu bisa saja menandakan
penyakit pada sistem pencernaan.

Hal yang dapat membuat bising usus menjadi hipoaktif, hiperaktif, atau hilang sama
sekali adalah gangguan usus seperti berkurangnya aliran darah menuju usus, penyakit
iskemia, paralitic ileus, penyumbatan usus yang disebabkan oleh hernia, tumor,dsb, lalu bisa
juga infeksi usus, trauma dan cedera.

Faktor-faktor yang membuat usus menjadi hipoaktif:

 Efek anestesi total  Radiasi


 Efek anestesi yang disuntikkan  Pembedahan
melalui tulang belakang  Efek obat-obatan

Faktor-faktor yang membuat usus menjadi hiperaktif:

 Lambung kosong karena belum  Alergi makanan


makan  Diare
 Perdarahan pada saluran  Infeksi virus atau bakteri
pencernaan  Kolitus ulseratif

OBSTRUKSI USUS HALUS

Sebagian besar obstruksi disebabkan oleh adhesi pascaoperasi. Faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko obstruksi usus halus adalah inflamasi usus (termasuk penyakit Crohn
dan kolitis ulseratif), neoplasma, hernia, riwayat radioterapi, dan riwayat menelan benda
asing. Obstruksi pada usus halus akan menghambat perfusi jaringan usus. Hal ini dapat
menyebabkan iskemia dan nekrosis pada usus. Komplikasi lain yang dapat timbul adalah
perforasi usus, peritonitis, sepsis, kegagalan multiorgan, dan abses intraabdomen.

OBSTRUKSI USUS BESAR

Obstruksi usus besar biasanya terjadi di kolon transversal atau descending. Penyebab


utamanya adalah kanker di area rektosigmoid, rektum, dan anal. Sekitar 30% pasien  kanker
kolorektal mengalami obstruksi usus besar dan 77% di antaranya menjalani operasi cito.
Komplikasi yang sering muncul adalah perforasi usus dan sepsis.

Obstruksi usus merupakan kondisi gawat darurat yang harus segera ditangani untuk
mencegah komplikasi dan mortalitas. Oleh karena itu, kondisi ini harus segera didiagnosis.
Penegakkan diagnosis dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Bising usus pada awalnya dapat terdengar normal. Kemudian terjadi peningkatan
bising usus, lalu menghilang pada tahap yang lebih berat. Pemeriksaan penunjang awal yang
diperlukan adalah foto polos abdomen. Dapat dilanjutkan dengan CT-scan atau MRI
abdomen.
Artikel tambahan: https://www.alomedika.com/bising-usus-untuk-deteksi-obstruksi-usus

Anda mungkin juga menyukai