Anda di halaman 1dari 8

CJR (CRITICAL JURNAL REVIEW)

Dosen pengampu: Desy Afyanti M.Pd

m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
DISUSUN OLEH:
SRI AYU
o

5183144017
aC s

PEND.TATA RIAS REG.B


v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang lagi maha pengasih lagi maha penyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur saya atas kehadirat allah swt yang telah melimpahkan ,
rahmat dan hidayah kepada saya ,sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
CJR(CRITICAL JURNAL REVIEW) . Penulisan ini saya sajikan secara ringkas sesuai
dengan kemampuan yang saya miliki , dan tugas ini disusun dalam rangka ingin
memenuhi tugas CJR pada mata kuliah SEJARAH TATA RIAS
Terlepas dari semua itu saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimatnya ataupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu saya
menerima segala kritik dan saran dari pembaca sehingga saya dapat memperbaiki demi
kesempurnaan tugas ini . Dalam kesempatan ini saya juga ingin berterimah kasih kepada
pihak-pihak yang sudah membantu dan saya juga ingin berterimah kasih kepada Ibu Desy
Afyanti M.Pd selaku sebagai dosen pengampu mata kuliah sejarah tata rias. Karena telah

m
memberikan bimbingannya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas CJR

er as
ini .

co
eH w
o.
rs e
ou urc
Medan,12-Oktober-2018
o
aC s
v i y re

SRI AYU
ed d
ar stu
sh is
Th

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
REVIEW JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL 1
Judul Makna Simbol Pakaian Pernikahan Adat Buton Kajian Semotik
Jurnal Jurnal bahasa dan sastra
Download jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/download/10058/800
4

Volume dan 3 No.8 dan 1-9


halaman
Tahun 2018
Penulis Fatmawati dan I Gusti Ketut Alit Suputra

m
er as
Reviewer Sri Ayu

co
Tanggal 16-Oktober-2018

eH w
ISSN 2302-2043

o.
rs e
ou urc
o
aC s

B. IDENTITAS JURNAL 2
v i y re

Judul Makna Interaksi Simbolik Dalam Proses Upacara pernikahan


Suku Buton Lapandewa Kaindea di Samarinda
Jurnal Jurnal ilmu komunikasi
ed d

Download ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp.../Jurnal%20%20(08-
ar stu

12-16-06-40-11).pdf

Volume dan halaman 4 (3) dan 207-221


sh is

Tahun 2016
Penulis Ririn Indriyani
Th

Reviewer Sri Ayu


Tanggal 16-Oktober-2018
ISSN 2502-597x

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
C. HASIL REVIEW JURNAL 1
Tujuan penelitian Untuk mendeskripsikan apa saja makna simbol pakaian
pernikahan adat buton.
Subjek penelitian Masyarakat suku Buton
Assesment data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah diawali
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Metode penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
simak dan metode cakap.
Langkah penelitian Bagi masyarakat kota Bau-Bau pakaian adat tradisional
mempunyai makna secara khusus. Dalam arti bahwa masyarakat
yang menggunakan pakaian adat tradisional tersebut dengan ciri-
ciri atau spesifikasi tertentu baik warna, bentuk perhiasan, dan
jumlaah aksesoris yang digunakan maupun perlenkapan lainnya
adalah mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi
dalam tingkat kehidupan masyarakat Buton pada masa lampau

m
er as
maupun saat ini. Keberadaan pakaian adat tradisional pada suatu

co
daerah merupakan suatu kebanggaan masyarakat itu sendiri

eH w
dalam menyampaikan pesan kepada lingkungan sosial dimana

o.
rs e dia berada secara tidak langsung.
Pakaian secara umum dipahami sebagai “alat” untuk
ou urc
melindungi tubuh atau “fasilitas“ untuk memperindah
penampilan. Tetapi selain untuk memenuhi dua fungsi tersebut,
pakaian pun dapat berfungsi sebagai “alat” komunikasi yang
o

non-verbal, karena pakaian mengandug simbol-simbol yang


memiliki beragam makna. Islam menganggap pakaian yang
aC s
v i y re

dikenakan adalah simbol identitas, jati diri, kehormatan dan


kesederhanaan bagi seseorang, yang dapat melindungi dari
berbagai bahaya yang mungkin mengancam dirinya. Karena itu
dalam islam pakaian memiliki karakteristik yang sangat jauh dari
ed d

tujuan ekonomi apalagi tujuan yang mengarah pada pelecehan


ar stu

penciptaan makhluk Allah. Pakaian Adat Tradisional Indonesia


merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh
negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain.
Dengan banyaknya suku-suku dan pronvinsi yang ada di wilayah
sh is

negara Indonesia, maka otomatis pula banyak sekali macam-


Th

macam baju adat yang dipakai oleh masing-masing suku di


seluruh provinsi Indonesia. Karena dari banyaknya suku-suku
yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatan
ataupun dalam mengenakan pakaian adat tersebut.
Pakaian adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari
tiap-tiap provinsi ini memiliki suatu cerita masing-masing.
Warna dan rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas
tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Untuk saat ini
pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat,
upacara perkawinan dan saat memperagakan tarian atau
pertunjukan daerah.

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
 METODE PENELITIAN
Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari,
menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari
fenomena yang ada di lapangan. Lokasi penelitian dilakukan di
kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Lokasi ini dipilih peneliti
sebagai lokasi penelitian, karena objek penelitian dan para
informan yang mengetahui dan memahami makna pakaian
pernikahan adat buton, berdomisili di kota Bau-Bau. Jenis
datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data
tertulis, dan foto. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
instrumen penelitian dengan menggunakan alat seperti: Alat
rekaman suara digunakan untuk merekam secara langsung apa
yang disampaaikan oleh informan tentang makna simbolik
pakaian pernikahan adat Buton dan proses pada saat peneliti
melakukan wawancaraa bersama informan, pedoman
wawaancara saat proses wawancara bersama informan peneliti

m
er as
menggunakan pedoman wawancara yang berisi bentuk
pertanyaan yang berkaaitan dengan makna paakaian pernikhan

co
adat Buton. Data yang diperoleh dari wawancara dan

eH w
menganalisis data dapat dilakukan dengan cara reduksi dan

o.
rs e penyajian data.
Hasil penelitian Hasil penelitian ini terdapat beberapa makna simbol pada
ou urc
pakaian pernikahan mempelai pria yaitu: ikat kepala (kampurui),
mahkota (lipi-lipi), baju bahaladada, sala arabu, sarung
(biasamasil), ikat pinggang (sulepe), sarung besar (bio ogena),
o

keris (tobo), bunga (kamba), dan makna simbol yang terdapat


aC s

pada pakaian pernikahan mempelai wanita yaitu: penutup kepala


v i y re

(tipolo), baju kombo, sarung lonjo, punto, kalung ( jao-jaonga),


gelang (simbi), pengikat tangan (kabokema lima), anting-anting
(dali-dali), kupu-kupu (kambarambei), kukuharimau
(korokoronjo), kipas (kambero), benda (sampelaka) dan sapu
ed d

tangan (kalegona).
ar stu

Kelebihan jurnal 1. Jurnal ini menggunakan bahasa yang baik sehingga


pembaca mudah memahami tentang apa yang
disampaikan didalam jurnal.
sh is

2. Menurut saya, judul dari jurnal ini cukup menarik.


3. Didalam, jurnal ini cukup jelas dipaparkan bagaimana
Th

makna simbol dari pakaian pernikahan adat Buton.


4. Susnan jurnal ini sudah cukup bagus, mulai dari
pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian,
pembahasan dan lain-lain.
Kelemahan jurnal 1. Didalam jurnal ini tidak memiliki abstrak dalam bahasa
Inggris,hanya saja memaparkan abstrak di bahasa
Indonesia
2. Jurnal ini tidak memaparkan subjek penelitian di bagian
abstrak.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai
“Makna Simbol Pakaian Pernikahan Adat Buton” maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pakaian pernikahan mempelai pria

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
maupun wanita masing-masing mempunyai makna tersendiri
yang kaitannya sangat erat dengan sejarah kesultanan Buton
maupun masa depan (rumah tangga). Simbol yang terdapat pada
pakaian pernikahan mempelai pria yakni: kampurui, lipi-lipi,
baju bahaladada, sala arabu, biasamasili, sulepe, bio ogena,,
keris, kamba dan kotango. Dari simbol-simbol yang terdapat
pada pakaian pernikahan mempelai pria sudah diketahui bahwa
makna yang terkandung di dalamnya berkaitan dengan
kesultanan Buton dan kepemimpinan seorang raja. Sedangkan
simbol yang terdapat pada pakaian pernikahan mempelai wanita
yaitu: tipolo, baju kombo, sarung lonjo, punto, jao-jaonga,
simbi, kabokema lima, dali-dali, kambarambei, korokoronjo,
kambero (kipas), sampelaka dan kalegona. Dari simbol-simbol
yang terdapat pada pakaian pernikahan mempelai wanita ada
beberapa yang tidak mempunyai makna, melainkan hanya
sebagai penambah untuk memperindah penampilan mempelai

m
er as
wanita, dan memiliki makna yang berkaitan dengan masa depan
(rumah tangga).

co
eH w
o.
rs e
D. HASIL REVIEW JURNAL 2
ou urc
Tujuan penelitian Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana makna
interaksi simbolik dalam proses upacara pernikahan suku buton
o

lapandewa kaindea di Samarinda.


aC s

Subjek penelitian Ketua umum himpunan warga buton lapandewa kaindea di


v i y re

samarinda , yaitu Bapak La Sina , Pakawi adati atau orang yang


bertugas menikahkan secara batin, yaitu Bapak Bachtiar dan
beberapa pasangan pengantin yang sudah menikah pada tahun
2015.
ed d

Assesment data Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer
ar stu

wawancara dengan informan. Wawancara dilakukan dengan dua


cara yaitu dengan wawancara terstruktur dan wawancara yang
tidak terstruktur. 2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh
sh is

melalui sumber informasi antara lain: Dokumen Kepala Adat


Suku Buton Lapandewa Kaindea dan buku-buku referensi.
Th

Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini, akan digunakan
metode kualitatif. Sesuai dengan jenis penelitian kualitatif, maka
penelitian ini menggunakan model interaktif dari Miles,
Huberman, dan Saldana (2014:31) untuk menganalisis data hasil
penelitian.
Langkah penelitian Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, penelitian ini
memfokuskan pada Makna Interaksi Simbolik Dalam Proses
Upacara Pernikahan Suku Buton Lapandewa Kaindea di
Samarinda. Adapun peneliti membagi fokus penelitian , yakni:
1. Proses terjadinya interkasi simbolik dalam upacara
pernikahan suku buton lapandewa kaindea.

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
2. Fungsi komunikasi interaksi simbolik pada proses
upacara pernikahan suku buton. Fungsi komunikasi sosial
seperti dalam proses upacara pernikahan suku buton
terdapat proses gotong royong yang merupakan saran
untuk saling berhubungan satu sama lain, dan fungsi
komunikasi komunikasi ritual dalam upacara pernikahan
suku buton sebagai bentuk mempertahankan tradisi yang
sudah ada.
Hasil penelitian Dalam kalangan masyarakat Buton Lapandewa Kaindea,
pelaksaan upacara perkawinan mengungkapan kejelasan tentang
adanya peranan individu yang sekaligus menggambarkan adanya
suatu organisasi sosial dari warga masyarakat setempat.
Peraturan yang berlakukan di kalangan masyarakat Buton
Lapandewa Kaindea pada waktu itu menyangkut masalah
perkawinan sangatlah ketat. Khusunya dalam prasyarat tertentu
yang harus dipenuhi oleh kedua calon yang hendak

m
er as
melangsungkan perkawinan.
Hal pertama yang harus dilakukan calon pengantin adalah

co
eH w
cara melamar tetapi sering disebut acara pilosa yang
menanyakan keseriusan pasangan untuk menjalankan hubungan

o.
rs e ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Uang yang harus
dibawa oleh pihak laki-laki ketika melamar minimal Rp.
ou urc
12.000,00,umumnya Rp. 48.000,00 dan selebihnya tergantung
dari kemampuan pihak laki-laki tetapi harus berkelipatan dari
Rp. 12.000,00.
o

Dalam upacara pernikahan suku buton lapandewa kaindea


aC s

mempunyai fungsi komunikasi ritual misalnya dalam proses


v i y re

pernikahan suku buton banyak mengikuti proses yang sangat


panjang, mistik, dan lain-lain untuk melestarikan kebudayaan
pernikahan adat suku buton Lapandewa Kaindea yang beradat.
Dalam pernikahan suku Buton Lapandewa Kaindea di Samarinda
ed d

kegiatan ritual yang harus dilakukan adalah porokua sumanga.


ar stu

Pindai kaana dalam suku buton lapandewa kaindea sangat


penting menggunakan air kembang, bahwa pernikahan adat
tersebut sangat kental dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
sh is

Pernikahan tradisional merupakan sejarah kehidupan manusia


karena di zaman yang maju seperti ini jarang orang yang ingin
Th

atau melaksanakan pernikahan tradisional karena mereka


menganggap pernikahan tersebut sudah kuno atau jadul.
Pernikahan adat itu harus dilakukan berurutan sesuai dengan
apa yang telah berlaku dan tidak dapat diubah lagi. Seperti yang
dijelaskan oleh kepala himpunan warga buton lapandewa kaindea
dan pande pakawi adati (petugas menikahkan secara adat). Serta
bahasa merupakan salah satu simbol dalam proses upacara
pernikahan suku buton lapandewa kaindea di Samarinda.
Kelebihan jurnal 1. Jurnal ini bisa dikatakan jurnal yang remi karena
memiliki nomor ISSN serta memiliki tahun terbit dan
volume.
2. Jurnal ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
oleh pembaca.
Kekurangan jurnal 1. Abstrak pada jurnal ini tidak memaparkan bagaimana
metode serta hasil dan tujuan penelitian. Biasanya di
dalam asbtrak sebuah jurnal selalu memaparkan
bagaimana metod, subjek, hasil dan tujuan penelitian.
2. Menurut saya jurnal ini lebih mengarah kepada karya
ilmiah karena hasil penelitian yang ada didalam jurnal ini
tidak terlalu detail bagaimana hasil yang didapatkan dari
penelitian.
3. Isi Jurnal ini tidak menjelaskan makna interaksi simbolik
seperti apa yang ada di dalam pernikahan adat buton.
Hanya saja memaparkan pengertian interaksi simbolik
menurut beberapa pendapat.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti
kemukakan maka fungsi interaksi simbolik pada pernikahan suku
buton lapandewa kaidea di Samarinda , yaitu:

m
er as
1. Proses pernikahan suku buton lapandewa kaidea lebih
banyak menggunakan interaksi simbolik yang

co
eH w
menunjukkan kekhasan budaya buton lapandewa kaindea
sehingga dapat selalu melestarikan budaya yang

o.
rs e merupakan peninggalan nenek moyang.
2. Dalam proses pernikahan suku buton lapandewa kaidea
ou urc
mempunyai fungsi yang berguna bagi rumah tangga
kedepannya namun banyak mempelai yang kurang
memahami fungsi-fungsi tersebut.
o

3. Interaksi simbolik merupakan komunikasi yang


aC s

digunakan dalam proses pernikahan suku buton


v i y re

lapandewa kaindea seperti melalui simbol-simbol yang


memiliki arti-arti tertentu.
ed d
ar stu
sh is
Th

This study source was downloaded by 100000831327231 from CourseHero.com on 10-01-2021 09:10:44 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81775574/CJR-SEJARAH-TATA-RIASdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai