Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,
ABSTRAK
Teori Health Belief Model dituangkan dalam lima persepsi yang dipengaruhi
modifying variable sehingga dapat terbentuk likelihood of behaviour. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempelajari gambaran perilaku kesehatan lansia dengan
diabetes melitus berdasarkan teori health-belief-model di Kelurahan Bangsal. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Pada penelitian ini populasinya
adalah semua lansia dengan diabetes mellitus di Kelurahan Bangsal, besar sampel
sebanyak 59 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling..
Variabel dalam penelitian ini adalah lima persepsi dalam teori Health Belief Model dan
perilaku kesehatan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa lembar wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden memiliki perilaku kesehatan yang cukup yang dilihat dari kelima
hal pada Teori Health Belief Model. Kesimpulan dari penelitian ini adalah teori Health
Belief Model (HBM) pada perilaku kesehatan (likelihood of behaviour) pada lansia
dengan diabetes mellitus adalah cukup.
ABSTRACT
Health Belief Model Theories are poured in the five perceptions that are
influenced by modifying variables so that it can form likelihood of behavior. The
purpose of this study was to study the description of health behavior of elderly with
diabetes mellitus based on health-belief-model theory in Kelurahan Bangsal. The design
used in this research is Descriptive. In this study population is all elderly with diabetes
mellitus in Kelurahan Bangsal, big sample counted 59 people. The sampling technique
used is Purposive Sampling. The variables in this study are five perceptions in the
theory of Health Belief Model and health behavior. The data collection instrument used
in this research is a structured interview form. The results showed that the majority of
respondents have adequate health behavior which is seen from the five things in the
Health Belief Model Theory. The conclusion of this research is the theory of Health
Belief
Model (HBM) on health behavior (likelihood of behavior) in elderly with diabetes
mellitus is enough.
Hasil Penelitian
Tabel 5. Gambaran Cues to Action dengan Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes
Melitus (Likelihood of Behaviour) di Kelurahan Bangsal bulan April - Mei
2017. (n=59)
Likelihood Of Behaviour
Cues to Action Kurang Cukup Baik Total
F % F % F % F %
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Cukup 5 10,2 33 67,3 11 22,4 49 100
Baik 0 0 7 70 3 30 10 100
Total 5 8,5 40 67,8 14 23,7 59 100
Semakin besar resiko yang dirasakan, semakin keseriusan atau keparahan penyakit.
besar kemungkinan terlibat dalam perilaku Persepsi keseriusan sering didasarkan pada
untuk mengurangi resiko. (Priyoto, 2014) informasi medis atau pengetahuan, juga
Sehingga untuk menghadapi hal ini diperlukan dapat berasal dari keyakinan seseorang
dorongan untuk merubah perilaku bahwa ia akan mendapat kesulitan akibat
kesehatannya sesuai dengan persepsi penyakit dan akan membuat atau berefek
kerentanan yang dirasakan. Keenam responden pada hidupnya secara umum. (Priyoto,
yang memiliki likelihood of behaviour cukup, 2014).
5 dari 6 responden tidak mengukur kadar gula Gambaran perceived benefit dengan
darah secara teratur setiap hari dan tidak tahu perilaku kesehatan lansia dengan diabetes
akibat apabila gula darah terlalu tinggi atau melitus
terlalu rendah. Selain itu, 4 responden tidak Hasil penelitian tentang perceived benefit
mengganti gula murni dengan gula jagung dan cukup cenderung likelihood of behaviour
tidak memahami cara supaya gula darah tidak cukup (70,2%) dan perceived benefit baik
naik/turun. 3 responden dari 6 responden, juga cenderung likelihood of behaviour
responden tidak mengonsumsi makanan sesuai cukup (58,3%).
jumlah yang ditentukan, tidak melakukan Perceived benefit berkaitan dengan manfaat
olahraga 3-4 kali dalam seminggu serta tidak yang akan dirasakan jika mengadopsi
melakukan pemanasan dan sesudahnya perilaku yang dianjurkan. Dengan kata lain
melakukan pendinginan. Hal ini dikarenakan, perceived benefit
responden belum dapat mengaplikasikan Selain itu, responden berpikir bahwa
perilaku kesehatan bahwa dirinya rentan akan pemeriksaan kesehatan membutuhkan
penyakit diabetes ini, baik untuk jatuh pada biaya atau tenaga, seperti pemeriksaan
komplikasi akut seperti keadaan kadar gula kadar gula secara teratur. Selain itu
tidak stabil responden mengalami kendala jika harus
Gambaran perceived severity dengan perilaku mengikuti diet yang ditentukan, karena
kesehatan lansia dengan diabetes melitus responden akan makan sesuai dengan menu
Hasil Penelitian tentang perceived severity yang ada di rumah dan jumlahnya hanya
cukup cenderung likelihood of behaviour dikira-kira. Hal tersebut senada dengan
cukup (67,9%) dan perceived severity baik keyakinan mengontrol kadar gula secara
juga cenderung likelihood of behaviour cukup mandiri akan memberi keuntungan,
(66,7%). dikarenakan minimnya setiap responden
Perceived severity berkaitan dengan memiliki alat pengukur kadar gula sendiri,
keyakinan/kepercayaan individu tentang sehingga pengontrolan kadar gula
dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga
dengan keyakinan untuk mendapat keuntungan dengan keyakinan untuk mendapat
setelah melakukan olahraga secara teratur dan keuntungan setelah melakukan olahraga
yakin dengan mengonsumsi obat tepat waktu. secara teratur dan yakin dengan
Selain itu, responden berpikir bahwa mengonsumsi obat tepat waktu.
pemeriksaan kesehatan membutuhkan biaya Kesimpulan
atau tenaga, seperti pemeriksaan kadar gula
secara teratur. Selain itu responden mengalami
kendala jika harus mengikuti diet yang Kelima hal dalam teori Health Belief
ditentukan, karena responden akan makan Model (HBM) pada perilaku kesehatan
sesuai dengan menu yang ada di rumah dan (likelihood of behaviour) lansia dengan
jumlahnya hanya dikira-kira. Hal tersebut diabetes mellitus adalah cukup.
senada dengan keyakinan mengontrol kadar Saran
gula secara mandiri akan memberi Setelah dilakukan penelitian ini maka
keuntungan, dikarenakan minimnya setiap peneliti perlu menyampaikan saransaran
responden memiliki alat pengukur kadar gula bagi lansia yang sudah memiliki perilaku
sendiri, sehingga pengontrolan kadar gula kesehatan yang baik, diharapkan mampu
dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga mengembangkan perilaku kesehatan
setelah melakukan olahraga secara teratur dan sehingga dapat meningkatkan derajat
yakin dengan mengonsumsi obat tepat waktu. kesehatan dan mengurangi resiko
sesuai dengan menu yang ada di rumah dan BERDASARKAN TEORI HEALTH-
dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar perilaku kesehatan lansia dengan diabetes
glukosa darah tinggi). Pemikiran dari melitus
hubungan gula dengan DM adalah sesuai Hasil penelitian tentang perceived
karena lolosnya sejumlah besar urine yang susceptibility cukup cenderung likelihood
mengandung gula ciri dari DM yang tidak of behaviour cukup (68%) dan perceived
terkontrol. Walaupun hiperglikemia susceptibility baik juga cenderung
memainkan sebuah peran penting dalam likelihood of behaviour cukup (66,7%).
perkembangan komplikasi terkait DM, kadar Rosenstock serta Becker dan Maiman
yang tinggi dari glukosa darah hanya satu dalam Potter & Perry tahun 2010 memiliki
komponen dari proses patologis dan health belief model yang membahas
manifestasi klinis yang berhubungan dengan hubungan antara anggapan individu dan
DM. Menurut teori health belief model tingkah lakunya. Model ini memungkinkan
perilaku diabetes melitus ini berasal dari pemahaman dan perkiraan cara tingkah
interaksi persepsi dan kepercayaan terhadap laku klien sehubungan dengan
status kesehatan lansia dengan diabetes kesehatannya dan bagaimana mereka akan
melitus (Priyoto, 2014). mematuhi suatu terapi layanan kesehatan.
Metodologi Penelitian Menurut teori health belief model,
Desain penelitian ini adalah Deskriptif, perceived susceptibility (kerentanan yang
bertujuan untuk mempelajari gambaran dirasakan) resiko pribadi adalah salah satu
perilaku kesehatan lansia dengan diabetes persepsi yang lebih kuat dalam mendorong
melitus berdasarkan teori healthbelief-model orang untuk mengadopsi perilaku sehat.
di Kelurahan Bangsal. Semakin besar resiko yang dirasakan,
Penelitian ini dilakukan pada bulan April – semakin besar kemungkinan terlibat dalam
Mei 2017. Variabel penelitian ini adalah perilaku untuk mengurangi resiko.
perilaku kesehatan lansia dengan diabetes (Priyoto, 2014).
melitus (likelihood of behaviour). Populasinya Semakin besar resiko yang dirasakan,
penelitian ini semua lansia dengan diabetes semakin besar kemungkinan terlibat dalam
mellitus di Kelurahan Bangsal dengan besar perilaku untuk mengurangi resiko. (Priyoto,
sampel 59 diambil dengan teknik Purposive 2014) Sehingga untuk menghadapi hal ini
Sampling. Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dorongan untuk merubah
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa perilaku kesehatannya sesuai dengan
lembar wawancara terstruktur selanjutnya data persepsi kerentanan yang dirasakan.
diolah dengan distribusi frekuensi. Keenam responden yang memiliki
Gambaran perceived susceptibility dengan likelihood of behaviour cukup, 5 dari 6
responden tidak mengukur kadar gula darah kesehatan lansia dengan diabetes melitus
secara teratur setiap hari dan tidak tahu akibat Hasil penelitian tentang perceived benefit
apabila gula darah terlalu tinggi atau terlalu cukup cenderung likelihood of behaviour
rendah. Selain itu, 4 responden tidak cukup (70,2%) dan perceived benefit baik
mengganti gula murni dengan gula jagung dan juga cenderung likelihood of behaviour
tidak memahami cara supaya gula darah tidak cukup (58,3%).
naik/turun. 3 responden dari 6 responden, Perceived benefit berkaitan dengan manfaat
responden tidak mengonsumsi makanan sesuai yang akan dirasakan jika mengadopsi
jumlah yang ditentukan, tidak melakukan perilaku yang dianjurkan. Dengan kata lain
olahraga 3-4 kali dalam seminggu serta tidak perceived benefit
melakukan pemanasan dan sesudahnya Selain itu, responden berpikir bahwa
melakukan pendinginan. Hal ini dikarenakan, pemeriksaan kesehatan membutuhkan
responden belum dapat mengaplikasikan biaya atau tenaga, seperti pemeriksaan
perilaku kesehatan bahwa dirinya rentan akan kadar gula secara teratur. Selain itu
penyakit diabetes ini, baik untuk jatuh pada responden mengalami kendala jika harus
komplikasi akut seperti keadaan kadar gula mengikuti diet yang ditentukan, karena
tidak stabil responden akan makan sesuai dengan menu
Gambaran perceived severity dengan perilaku yang ada di rumah dan jumlahnya hanya
kesehatan lansia dengan diabetes melitus dikira-kira. Hal tersebut senada dengan
Hasil Penelitian tentang perceived severity keyakinan mengontrol kadar gula secara
cukup cenderung likelihood of behaviour mandiri akan memberi keuntungan,
cukup (67,9%) dan perceived severity baik dikarenakan minimnya setiap responden
juga cenderung likelihood of behaviour cukup memiliki alat pengukur kadar gula sendiri,
(66,7%). sehingga pengontrolan kadar gula
Perceived severity berkaitan dengan dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga
keyakinan/kepercayaan individu tentang dengan keyakinan untuk mendapat
keseriusan atau keparahan penyakit. Persepsi keuntungan setelah melakukan olahraga
keseriusan sering didasarkan pada informasi secara teratur dan yakin dengan
medis atau pengetahuan, juga dapat berasal mengonsumsi obat tepat waktu.
dari keyakinan seseorang bahwa ia akan Selain itu, responden berpikir bahwa
mendapat kesulitan akibat penyakit dan akan pemeriksaan kesehatan membutuhkan
membuat atau berefek pada hidupnya secara biaya atau tenaga, seperti pemeriksaan
umum. (Priyoto, 2014). kadar gula secara teratur. Selain itu
Gambaran perceived benefit dengan perilaku responden mengalami kendala jika harus
Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di
Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,