Anda di halaman 1dari 15

Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di

Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,

PERILAKU KESEHATAN LANSIA DENGAN DIABETES MELITUS


BERDASARKAN TEORI HEALTH-BELIEF-MODEL DI
KELURAHAN BANGSAL

ELDERLY HEALTH BEHAVIOR WITH DIABETES MELLITUS BASED


ON HEALTH-BELIEF-MODEL THEORY IN KELURAHAN BANGSAL

Erlin Kurnia, Suprihatin


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470
Email: egan.erlin@gmail.com

ABSTRAK

Teori Health Belief Model dituangkan dalam lima persepsi yang dipengaruhi
modifying variable sehingga dapat terbentuk likelihood of behaviour. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempelajari gambaran perilaku kesehatan lansia dengan
diabetes melitus berdasarkan teori health-belief-model di Kelurahan Bangsal. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Pada penelitian ini populasinya
adalah semua lansia dengan diabetes mellitus di Kelurahan Bangsal, besar sampel
sebanyak 59 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling..
Variabel dalam penelitian ini adalah lima persepsi dalam teori Health Belief Model dan
perilaku kesehatan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa lembar wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden memiliki perilaku kesehatan yang cukup yang dilihat dari kelima
hal pada Teori Health Belief Model. Kesimpulan dari penelitian ini adalah teori Health
Belief Model (HBM) pada perilaku kesehatan (likelihood of behaviour) pada lansia
dengan diabetes mellitus adalah cukup.

Kata kunci: Health Belief Model, Perilaku Kesehatan, Diabetes Melitus

ABSTRACT

Health Belief Model Theories are poured in the five perceptions that are
influenced by modifying variables so that it can form likelihood of behavior. The
purpose of this study was to study the description of health behavior of elderly with
diabetes mellitus based on health-belief-model theory in Kelurahan Bangsal. The design
used in this research is Descriptive. In this study population is all elderly with diabetes
mellitus in Kelurahan Bangsal, big sample counted 59 people. The sampling technique
used is Purposive Sampling. The variables in this study are five perceptions in the
theory of Health Belief Model and health behavior. The data collection instrument used
in this research is a structured interview form. The results showed that the majority of
respondents have adequate health behavior which is seen from the five things in the
Health Belief Model Theory. The conclusion of this research is the theory of Health
Belief
Model (HBM) on health behavior (likelihood of behavior) in elderly with diabetes
mellitus is enough.

Keywords: Health Belief Model, Health Behavior, Diabetes Mellitus

Pendahuluan Menurut Priyoto (2014), teori


Health Belief Model ada 5 hal yang
dipengaruhi modifying variable sehingga
Diabetes melitus (selanjutnya dapat terbentuk likelihood of behaviour.
disebut DM) adalah penyakit kronis Kelima hal tersebut meliputi: pertama,
progresif ditandai dengan perceived susceptibility atau kerentanan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan adalah salah satu persepsi yang lebih kuat
metabolisme karbohidrat, lemak dan lansia dengan diabetes melitus dalam
protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar mendorong orang untuk mengadopsi
glukosa darah tinggi). Pemikiran dari perilaku sehat; kedua, perceived severity
hubungan gula dengan DM adalah sesuai berkaitan dengan keyakinan/kepercayaan
karena lolosnya sejumlah besar urine yang lansia dengan diabetes melitus tentang
mengandung gula ciri dari DM yang tidak keseriusan atau keparahan penyakit;
terkontrol. Walaupun hiperglikemia ketiga, perceived benefit berkaitan dengan
memainkan sebuah peran penting dalam manfaat yang akan dirasakan jika
perkembangan komplikasi terkait DM, mengadopsi perilaku yang dianjurkan;
kadar yang tinggi dari glukosa darah keempat, perceived barrier berhubungan
hanya satu komponen dari proses dengan proses evaluasi lansia dengan
patologis dan manifestasi klinis yang diabetes melitus atas hambatan yang
berhubungan dengan DM. Menurut teori dihadapi untuk mengadopsi perilaku baru.
health belief model perilaku diabetes Kelima cues to action atau isyarat untuk
melitus ini berasal dari interaksi persepsi bertindak adalah peristiwa-peristiwa,
dan kepercayaan terhadap status kesehatan orang atau hal-hal yang menggerakkan
lansia dengan diabetes melitus (Priyoto, orang untuk mengubah perilaku lansia
2014). dengan diabetes melitus. Lansia dengan
Menurut Riskesdas tahun 2013 diabetes melitus membutuhkan
dalam Marewa tahun 2015, melaporkan penanganan yang tepat bukan hanya
bahwa kasus diabetes melitus penanganan dari segi medis maupun
(berdasarkan diagnosis atau gejala klinis) keperawatan tetapi juga peran serta
di Indonesia sebesar 2,1%. Setelah individu tersebut dalam memanage
diadakan pemeriksaan darah di kesehatannya. Lansia dengan diabetes
laboratorium terhadap penduduk yang melitus diharapkan memiliki perilaku
terkena sampel biomedis, ternyata kasus kesehatan yang baik agar kadar gula
tersebut jauh lebih besar yaitu 6,9% (sama dalam tubuhnya terjaga stabil, dan dengan
dengan data WHO). Berdasarkan data demikian tidak timbul komplikasi akut
yang diperoleh pada saat wawancara awal maupun kronik (Corwin, 2009).
tanggal 13-14 Pebruari 2017 pada lansia di Komplikasi akut meliputi hipoglikemia,
Kelurahan Bangsal sejumlah 7 lansia diabetic ketoasidosis (DKA),
(70%) tidak memiliki perilaku kesehatan hyperglicemic hyperosmolar nonketotic
yang baik, yaitu tidak minum obat syndrome (HHNS); sedangkan komplikasi
diabetes melitus dengan rutin, tidak kronik meliputi penyakit makrovaskular
melakukan aktivitas latihan jasmani, tidak (mempengaruhi sirkulasi koroner,
memantau tanda dan gejala adanya pembuluh darah perifer, dan pembuluh
penyakit komplikasi, sering mengonsumsi darah otak), penyakit mikrovaskular
makanan yang manis, dan tidak memiliki (mempengaruhi mata/retinopati dan
jadwal makan teratur setiap hari. ginjal/nefropati) dan penyakit neuropatik
(mempengaruhi saraf sensori motorik dan
otonom serta berperan memunculkan diharapkan memiliki persepsi tentang
sejumlah masalah, seperti impotensi dan bagaimana dirinya rentan akan
ulkus kaki) (Brunner, 2013). kondisinya untuk jatuh dalam kondisi
Lansia dengan diabetes melitus komplikasi; bagaimana jika tingkat
keparahan meningkat menjadi lebih lansia dengan diabetes melitus
serius; apakah manfaat jika mengadopsi berdasarkan teori health-belief-model di
perilaku kesehatan yang baik, seperti Kelurahan Bangsal.
mengikuti penatalaksanaan diabetes
melitus; dan ketika mengadopsi perilaku
kesehatan tersebut apakah hambatan yang Metodologi Penelitian
akan terjadi, tetapi tetap memikirkan
bahwa manfaat yang didapat lebih banyak
daripada hambatan yang akan dialami Desain penelitian ini adalah
sehingga tetap merubah menjadi perilaku Deskriptif, bertujuan untuk mempelajari
baik; ditambah dengan variabel-variabel gambaran perilaku kesehatan lansia
yang dimodifikasi sehingga dapat menjadi dengan diabetes melitus berdasarkan teori
perilaku kesehatan. Apabila Lansia health- belief-model di Kelurahan
memiliki 7 persepsi diatas dapat disebut Bangsal. Penelitian ini dilakukan pada
memenuhi kriteria health belief model. bulan April - Mei 2017. Variabel
Berdasarkan latarbelakang dari penelitian penelitian ini adalah perilaku kesehatan
diatasmaka tujuan dari penelitian ini lansia dengan diabetes melitus (likelihood
adalah menganalisis perilaku kesehatan of behaviour). Populasinya penelitian ini
semua lansia dengan diabetes mellitus di
Kelurahan Bangsal dengan besar sampel
59 diambil dengan teknik Purposive
Sampling. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa lembar wawancara
terstruktur selanjutnya data diolah dengan
distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian

Tabel 1. Gambaran Perceived Susceptibility dengan Perilaku Kesehatan Lansia dengan


Diabetes Melitus (Likelihood of Behaviour) di Kelurahan Bangsal bulan April
- Mei 2017. (n=59)
Perceived Susceptibility Likelihood of Behaviour
Total
Kurang Cukup Baik
F % F % F % F %
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Cukup 5 10 34 68 11 22 50 100
Baik 0 0 6 66,7 3 33,3 9 100
Total 5 8,5 40 67,8 14 23,7 59 100

Tabel 2. Gambaran perceived of severity dengan Perilaku Kesehatan Lansia dengan


Diabetes Melitus (Likelihood of Behaviour) di Kelurahan Bangsal bulan April
- Mei 2017. (n=59)
Perceived Severity Likelihood of Behaviour
Kurang Cukup Baik Total
F % F % F % F %
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Cukup 5 8,9 38 67,9 13 23,2 56 100
Baik 0 0 2 66,7 1 33,3 3 100
Total 5 8,5 40 67,8 19 23,7 59 100
Tabel 3. Gambaran perceived Benefit dengan Perilaku Kesehatan Lansia dengan
Diabetes Melitus (Likelihood of Behaviour) di Kelurahan Bangsal bulan April
- Mei 2017. (n=59)
Perceived Benefit Likelihood f Behaviour
Kurang Cukup Baik Total
F % F % F % F %
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Cukup 3 6,4 33 70,2 11 23,4 47 100
Baik 2 16,7 7 58,3 3 25 12 100
Total 5 8,5 40 67,8 14 23,7 59 100

Tabel 4. Gambaran perceived barrier dengan Perilaku Kesehatan Lansia dengan


Diabetes Melitus (Likelihood of Behaviour) di Kelurahan Bangsal bulan April
- Mei 2017. (n=59)
Perceived Barrier Likelihood Of Behaviour
Kurang Cukup Baik Total
F % F % F % F %
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Cukup 4 7,3 40 72,7 11 20 55 100
Baik 1 25 0 0 3 75 4 100
Total 5 8,5 40 67,8 14 23,7 59 100

Tabel 5. Gambaran Cues to Action dengan Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes
Melitus (Likelihood of Behaviour) di Kelurahan Bangsal bulan April - Mei
2017. (n=59)
Likelihood Of Behaviour
Cues to Action Kurang Cukup Baik Total
F % F % F % F %
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Cukup 5 10,2 33 67,3 11 22,4 49 100
Baik 0 0 7 70 3 30 10 100
Total 5 8,5 40 67,8 14 23,7 59 100

Pembahasan kesehatannya dan bagaimana mereka akan


mematuhi suatu terapi layanan kesehatan.
Gambaran perceived susceptibility Menurut teori health belief model,
dengan perilaku kesehatan lansia perceived susceptibility (kerentanan yang
dengan diabetes melitus dirasakan) resiko pribadi adalah salah satu
persepsi yang lebih kuat dalam
Hasil penelitian tentang perceived mendorong orang untuk mengadopsi
susceptibility cukup cenderung likelihood perilaku sehat. Semakin besar resiko yang
of behaviour cukup (68%) dan perceived dirasakan, semakin besar kemungkinan
susceptibility baik juga cenderung terlibat dalam perilaku untuk mengurangi
likelihood of behaviour cukup (66,7%). resiko. (Priyoto, 2014).
Rosenstock serta Becker dan Hasil perceived susceptibility cukup
Maiman dalam Potter & Perry tahun 2010 cenderung likelihood of behaviour cukup
memiliki health belief model yang (68%) dan perceived susceptibility baik
membahas hubungan antara anggapan juga cenderung likelihood of behaviour
individu dan tingkah lakunya. Model ini cukup (66,7%). Didukung dengan
memungkinkan pemahaman dan perkiraan kurangnya keyakinan responden jika
cara tingkah laku klien sehubungan diabetes tidak terkontrol akan
dengan
Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di
Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,

menyebabkan komplikasi yang bisa saja bahkan hingga mengalami komplikasi


mengancam hubungan dengan orang yang kronik. Sebagai petugas layanan
di kasihi, kemudian sering mengabaikan kesehatan, tindakan yang dapat dilakukan
rasa sakit, kurang mempercayai bahwa dengan memberikan dorongan atau
minum obat secara rutin akan membantu dukungan untuk merubah perilaku
mencegah komplikasi dan kurang taat kesehatan yang baik. Diharapkan semakin
dalam memiliki pantangan makanan. Dari bertambahnya pengetahuan, pengalaman
hasil ini artinya perceived susceptibility dan dorongan, responden akan menyadari
belum nampak pada responden. Hasil ini kerentanan yang dirasakan, karena
sesuai dengan teori Rosenstock serta persepsi ini yang lebih kuat dalam
Becker dan Maiman dalam Potter & Perry mendorong orang untuk mengadopsi
tahun 2010 memiliki health belief model perilaku sehat. Semakin besar resiko yang
yang membahas hubungan antara dirasakan dimana akan semakin besar
anggapan individu dan tingkah lakunya. keterlibatan dalam perilaku mengurangi
Responden penelitian ini beranggapan resiko.
bahwa tidak akan memiliki resiko,
sehingga mereka cenderung tidak menjaga
perilaku kesehatan. Hasil tabulasi silang Gambaran perceived severity dengan
antara perceived susceptibility dengan perilaku kesehatan lansia dengan
lama menderita diabetes didapatkan diabetes melitus
perceived susceptibility cukup dialami
oleh lansia yang menderita selama 1-5
tahun, hal tersebut dapat terjadi karena Hasil Penelitian tentang perceived
terbatasanya pengalaman yang didapatkan severity cukup cenderung likelihood of
dan persepsi akan kerentanan yang behaviour cukup (67,9%) dan perceived
dirasakan. severity baik juga cenderung likelihood of
Semakin besar resiko yang behaviour cukup (66,7%).
dirasakan, semakin besar kemungkinan Perceived severity berkaitan dengan
terlibat dalam perilaku untuk mengurangi keyakinan/kepercayaan individu tentang
resiko. (Priyoto, 2014) Sehingga untuk keseriusan atau keparahan penyakit.
menghadapi hal ini diperlukan dorongan Persepsi keseriusan sering didasarkan
untuk merubah perilaku kesehatannya pada informasi medis atau pengetahuan,
sesuai dengan persepsi kerentanan yang juga dapat berasal dari keyakinan
dirasakan. Keenam responden yang seseorang bahwa ia akan mendapat
memiliki likelihood of behaviour cukup, 5 kesulitan akibat penyakit dan akan
dari 6 responden tidak mengukur kadar membuat atau berefek pada hidupnya
gula darah secara teratur setiap hari dan secara umum. (Priyoto, 2014).
tidak tahu akibat apabila gula darah terlalu Hasil ini dapat terjadi karena
tinggi atau terlalu rendah. Selain itu, 4 terdapat interaksi antar persepsi yang juga
responden tidak mengganti gula murni didorong oleh modifying variable.
dengan gula jagung dan tidak memahami Dibuktikan dengan lebih dari 50%
cara supaya gula darah tidak naik/turun. 3 responden ragu-ragu/tidak tahu dalam
responden dari 6 responden, responden mendapat informasi tentang penyakit
tidak mengonsumsi makanan sesuai diabetes memiliki dampak yang serius
jumlah yang ditentukan, tidak melakukan sehingga responden kurang meyakini
olahraga 3-4 kali dalam seminggu serta bahwa akan muncul kesulitan-kesulitan
tidak melakukan pemanasan dan akibat penyakit yang diderita. Tingkat
sesudahnya melakukan pendinginan. Hal persepsi seseorang akan keparahan
ini dikarenakan, responden belum dapat menjadi berbeda dibandingkan dengan
mengaplikasikan perilaku kesehatan yang sudah mendapat informasi medis
bahwa dirinya rentan akan penyakit atau pengetahuan, juga dapat berasal dari
diabetes ini, baik untuk jatuh pada keyakinan seseorang bahwa ia akan
komplikasi akut seperti keadaan kadar mendapat kesulitan akibat penyakit dan
gula tidak stabil akan membuat atau berefek pada hidupnya
secara umum. kondisi dan
Sehingga tingkat
dalam keparahan
menghadapi yang
dihadapinya responden diabetes merupakan
responden yang memiliki melitus persepsi
cenderung perceived seseorang
untuk memiliki severity baik tentang nilai
perilaku dengan Hasil atau kegunaan
kesehatan yang likelihood of penelitian dari suatu
kurang baik. behaviour tentang perilaku baru
Perceived baik, hal ini perceived dalam
severity sering menunjukkan benefit cukup mengurangi
didasarkan pada bahwa tingkat cenderung resiko terkena
informasi medis persepsi likelihood of penyakit.
atau keseriusan behaviour (Priyoto, 2014).
pengetahuan, atau cukup Orang-orang
juga dapat keparahan (70,2%) dan cenderung
berasal dari yang perceived mengadopsi
keyakinan dirasakan benefit baik perilaku yang
seseorang responden juga lebih sehat
bahwa ia akan masih rendah. cenderung ketika mereka
mendapat Dengan likelihood of percaya bahwa
kesulitan akibat demikian behaviour perilaku yang
penyakit dan perilaku cukup baru tersebut
akan membuat kesehatan (58,3%). akan
atau berefek juga masih Perceiv mengurangi
pada hidupnya rendah, upaya ed benefit resiko mereka
secara umum. yang dapat berkaitan terserang
(Priyoto, 2014) dilakukan dengan sebuah
Senada dengan dengan manfaat yang penyakit.
teori tersebut, didasarkan akan (Hayden, 2009).
pada kelompok pada dirasakan jika Hasil ini
responden ini informasi mengadopsi dapat terjadi
dibutuhkan medis yang perilaku yang karena terdapat
upaya dalam diterima dianjurkan. interaksi antar
memberikan responden, Dengan kata persepsi yang
penyuluhan atau namun dapat lain perceived juga didorong
pendidikan pula muncul benefit oleh modifying
kesehatan untuk dari variable. Selain
meningkatkan keyakinan itu, responden
informasi yang dimiliki belum memiliki
sehingga akan seseorang keyakinan
berdampak pada tentang terhadap
keyakinan kesulitan- keuntungan
responden akan kesulitan yang yang dirasakan
kesulitan yang akan saat melakukan
terjadi jika tidak ditimbulkan pentalaksanaan
merubah oleh suatu diabetes. 28 dari
perilaku penyakit, dan 59 responden
kesehatan yang bagaimana yang tidak
benar dan tepat. penyakit itu mengikuti
Sedangkan mempengaruh posyandu lansia
perceived i hidupnya. artinya
severity baik responden
dengan belum meyakini
likelihood of Gambaran bahwa periksa
behaviour baik perceived kesehatan rutin
sebanyak 1 benefit selalu menjamin
responden dengan kesehatan
(33,3%). Dari perilaku mereka dan juga
59 responden kesehatan belum nampak
terdapat 1 lansia dengan
Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di
Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,
keyakinan apabila mendapat tentang interaksi
periksa kesehatan keuntungan perceived antar
dengan rutin maka setelah barrier cukup persepsi
penyakit tidak melakukan cenderung yang juga
kambuh. Selain itu, olahraga secara likelihood of didorong
responden berpikir teratur dan yakin behaviour oleh
bahwa pemeriksaan dengan cukup modifying
kesehatan mengonsumsi (72,7%) dan variable.
membutuhkan obat tepat waktu. perceived Hal ini
biaya atau tenaga, Hal ini barrier baik terjadi
seperti pemeriksaan karena mereka juga terdapat didukung
kadar gula secara belum percaya likelihood of dengan
teratur. Selain itu akan keuntungan behaviour responden
responden yang didapatkan baik (75%) merasa tidak
mengalami kendala apabila dan likelihood mampu
jika harus mengadopsi of behaviour untuk
mengikuti diet yang perilaku kurang (25%). mengontrol
ditentukan, karena kesehatan Persepsi pikiran yang
responden akan tersebut. Orang- tentang stres, tidak
makan sesuai orang cenderung hambatan periksa ke
dengan menu yang mengadopsi yang akan dokter/puske
ada di rumah dan perilaku yang dirasakan smas karena
jumlahnya hanya lebih sehat ketika merupakan takut, tidak
dikira-kira. Hal mereka percaya unsur yang datang
tersebut senada bahwa perilaku signifikan posyandu
dengan keyakinan yang baru dalam karena malu,
mengontrol kadar tersebut akan menentukan selalu ingin
gula secara mandiri mengurangi apakah terjadi makan
akan memberi resiko mereka perubahan makanan
keuntungan, terserang sebuah perilaku atau yang manis
dikarenakan penyakit. tidak. dan merasa
minimnya setiap (Hayden, 2009). Berkaitan tidak
responden memiliki Kecenderungan perilaku baru mampu
alat pengukur kadar yang terjadi yang akan untuk
gula sendiri, ketika seseorang diadopsi, mengikuti
sehingga mencari saran lain seseorang penatalaksan
pengontrolan kadar kepada seseorang harus percaya aan
gula dilakukan saat atau hal-hal yang bahwa kesehatan
ada keluhan. Begitu dirasa baik, manfaat dari dari layanan
juga dengan bahkan hal yang perilaku baru kesehatan.
keyakinan untuk paling irasional lebih besar Dibuktikan
sekalipun, yang atau di daripada dengan
perlu dilakukan puskesmas. konsekuensi mayoritas
adalah membuat melanjutkan responden
mereka harus perilaku lama. penelitian
percaya ada Hal ini ini tidak
Gambaran
sebuah memungkinka mengikuti
perceived
keuntungan n hambatan senam
barrier
mengadopsi yang harus diabetes
dengan
perilaku yang diatasi dan yaitu
perilaku
sesuai dengan perilaku baru sebanyak 50
kesehatan
sumber yang yang akan responden
lansia dengan
benar, seperti diadopsi. (90,9%).
diabetes
memberikan (Priyoto, Tingginya
mellitus
arahan untuk 2014). tingkat
melakukan Hasil hambatan
pemeriksaan di ini dapat membuat
Hasil
posyandu lansia terjadi karena responden
Penelitian
terdapat merasa baik-
baik saja untuk dapat berasal dari darahnya,
dengan perilaku mendapatkan informasi dari responden
kesehatan yang lansia yang rutin media masa, membatasi
sudah biasa mengikuti senam nasehat dari makanannya.
dilakukan. diabetes. Dalam orang-orang Keluarga belum
Berbagai opini penerapan sebuah sekitar, memberikan
responden yang perilaku pengalaman dukungan
diutarakan, kesehatan yang pribadi atau secara penuh
namun jika baru keluarga, artikel dibuktikan
mereka (penatalaksanaan dan lain melalui saran,
meyakini bahwa diabetes melitus), sebagainya. petunjuk dan
senam diabetes seseorang harus (Priyoto, 2014). nasehat untuk
secara rutin percaya Hasil ini mengendalikan
akan keuntungan dapat terjadi penyakit
memberikan konsekuensi karena terdapat diabetes yang
keuntungan perilaku baru interaksi antar disampaikan
maka dengan tersebut jauh persepsi yang keluarga kepada
sangat mudah lebih juga didorong responden,
oleh modifying dengan
menguntungkan variable. demikian akan
Dibuktikan berdampak pada
daripada responden pernah perilaku
melanjutkan mengalami kesehatan yang
perilaku lama komplikasi benar dan tepat.
(Ayers, 2007). namun kurang Dibutuhkan
menghindari pemberian
makanan yang pengetahuan
Gambaran Cues tidak boleh pada responden
to Action dengan dikonsumsi (taat dan lingkungan
perilaku akan diet yang sekitar untuk
kesehatan lansia ditentukan). dapat
dengan diabetes Responden lebih memberikan
melitus senang untuk dampak pada
makan sesuai perilaku
dengan kesehatan yang
Hasil keinginannya benar dan tepat.
penelitian tentang tetapi untuk Hal ini
cues to action makanan yang dimaksudkan
cukup cenderung beresiko untuk dapat
likelihood of mengganggu memantau dan
behaviour cukup kestabilan gula
(67,3%) dan cues mengarahkan dengan
to action baik supaya penelitian
juga cenderung melakukan tentang
likelihood of perilaku pendamping
behaviour cukup kesehatan an keluarga
(70%). yang baik dan efektif
Isyarat diharapkan terhadap
untuk bertindak perubahan tingkat
adalah peristiwa- perilaku kemandirian
peristiwa, orang kesehatan keluarga dan
atau hal-hal yang responden kadar gula
menggerakkan akan terus darah
orang untuk menuju ke menjadi
mengubah arah yang stabil
perilaku mereka. menguntungk (Istikharoh,
Isyarat untuk an. Dimana 2015).
bertindak ini sejalan
Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di
Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,
mendukung Corwin, Elizabeth elogorej
Kesimpulan melalui J (2009). o.ac.i
penyuluhan Patofiolo d/e-
maupun gi: Buku journal/i
Kelima pendidikan Saku. ndex.ph
hal dalam teori Jakarta: p/jikk/art
kesehatan.
Health Belief EGC icle/view
Model (HBM) Hayden (2009). / 295.
pada perilaku Introducti Diakses
Daftar
kesehatan on to tanggal 07
Pustaka
(likelihood of Health Juni
behaviour) Behavior 2016, jam
lansia dengan Theory. 12.09 WIB
diabetes
Ayers,
Canada: Potter & Perry
mellitus adalah Susan
Jones and (2010).
cukup. ., dkk Bartlett Fundam
(2007 Publishers ental
). Istikaroh (2015). Kepera
Saran Camb Efektifitas watan,
ridge Pendampi Edisi 7
Hand ngan Buku 1.
Setelah book Keluarga Indonesi
dilakukan of Terhadap a:
penelitian ini Psych Tingkat Salemba
maka peneliti ology Kemandir Medika
perlu ian Priyoto (2014).
Healt
menyampaikan Penderita Teori
h and
saran- saran Diabetes Sikap
bagi lansia yang Medic
Melitus dan
sudah memiliki ine. Lansia Perilak
perilaku New dalam u dalam
kesehatan yang York: Mempert Kesehat
baik, Camb ahankan an
diharapkan ridge Kestabilan Dilengk
mampu Unive Kadar api
mengembangk rsity Gula dengan
an perilaku Press Darah di Contoh
kesehatan Brunner Keluraha Kuesion
berdasarkan (2013 n er.
teori health- ). Purwoyos Yogyak
o. arta:
belief-model, Keper
http://ejou Nuha
sehingga dapat awata
rnal.stikest Medi
meningkatkan n
derajat Medik
kesehatan dan al-
mengurangi bedah
resiko Brunn
komplikasi. er &
Bagi profesi Sudda
keperawatan rth.
di tempat Jakart
pelayanan a:
kesehatan EGC
diharapkan
dapat
mendorong
dan
PERILAKU KESEHATAN LANSIA penelitian ini semua lansia dengan diabetes
DENGAN DIABETES MELITUS
mellitus di Kelurahan Bangsal dengan
BERDASARKAN TEORI HEALTH-
BELIEF-MODEL DI KELURAHAN besar sampel 59 diambil dengan teknik
BANGSAL Purposive Sampling. Instrumen
Diabetes melitus (selanjutnya disebut DM)
pengumpulan data yang digunakan dalam
adalah penyakit kronis progresif ditandai
penelitian ini adalah berupa lembar
dengan ketidakmampuan tubuh untuk
wawancara terstruktur selanjutnya data
melakukan metabolisme karbohidrat, lemak
diolah dengan distribusi frekuensi.
dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar
Gambaran perceived susceptibility dengan
glukosa darah tinggi). Pemikiran dari
perilaku kesehatan lansia dengan diabetes
hubungan gula dengan DM adalah sesuai
melitus
karena lolosnya sejumlah besar urine yang
Hasil penelitian tentang perceived
mengandung gula ciri dari DM yang tidak
susceptibility cukup cenderung likelihood
terkontrol. Walaupun hiperglikemia
of behaviour cukup (68%) dan perceived
memainkan sebuah peran penting dalam
susceptibility baik juga cenderung
perkembangan komplikasi terkait DM, kadar
likelihood of behaviour cukup (66,7%).
yang tinggi dari glukosa darah hanya satu
Rosenstock serta Becker dan Maiman
komponen dari proses patologis dan
dalam Potter & Perry tahun 2010 memiliki
manifestasi klinis yang berhubungan dengan
health belief model yang membahas
DM. Menurut teori health belief model
hubungan antara anggapan individu dan
perilaku diabetes melitus ini berasal dari
tingkah lakunya. Model ini memungkinkan
interaksi persepsi dan kepercayaan terhadap
pemahaman dan perkiraan cara tingkah
status kesehatan lansia dengan diabetes
laku klien sehubungan dengan
melitus (Priyoto, 2014).
kesehatannya dan bagaimana mereka akan
Metodologi Penelitian
mematuhi suatu terapi layanan kesehatan.
Desain penelitian ini adalah Deskriptif,
Menurut teori health belief model,
bertujuan untuk mempelajari gambaran
perceived susceptibility (kerentanan yang
perilaku kesehatan lansia dengan diabetes
dirasakan) resiko pribadi adalah salah satu
melitus berdasarkan teori healthbelief-model
persepsi yang lebih kuat dalam mendorong
di Kelurahan Bangsal.
orang untuk mengadopsi perilaku sehat.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April -
Semakin besar resiko yang dirasakan,
Mei 2017. Variabel penelitian ini adalah
semakin besar kemungkinan terlibat dalam
perilaku kesehatan lansia dengan diabetes
perilaku untuk mengurangi resiko.
melitus (likelihood of behaviour). Populasinya
(Priyoto, 2014).
Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di
Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,

Semakin besar resiko yang dirasakan, semakin keseriusan atau keparahan penyakit.
besar kemungkinan terlibat dalam perilaku Persepsi keseriusan sering didasarkan pada
untuk mengurangi resiko. (Priyoto, 2014) informasi medis atau pengetahuan, juga
Sehingga untuk menghadapi hal ini diperlukan dapat berasal dari keyakinan seseorang
dorongan untuk merubah perilaku bahwa ia akan mendapat kesulitan akibat
kesehatannya sesuai dengan persepsi penyakit dan akan membuat atau berefek
kerentanan yang dirasakan. Keenam responden pada hidupnya secara umum. (Priyoto,
yang memiliki likelihood of behaviour cukup, 2014).
5 dari 6 responden tidak mengukur kadar gula Gambaran perceived benefit dengan
darah secara teratur setiap hari dan tidak tahu perilaku kesehatan lansia dengan diabetes
akibat apabila gula darah terlalu tinggi atau melitus
terlalu rendah. Selain itu, 4 responden tidak Hasil penelitian tentang perceived benefit
mengganti gula murni dengan gula jagung dan cukup cenderung likelihood of behaviour
tidak memahami cara supaya gula darah tidak cukup (70,2%) dan perceived benefit baik
naik/turun. 3 responden dari 6 responden, juga cenderung likelihood of behaviour
responden tidak mengonsumsi makanan sesuai cukup (58,3%).
jumlah yang ditentukan, tidak melakukan Perceived benefit berkaitan dengan manfaat
olahraga 3-4 kali dalam seminggu serta tidak yang akan dirasakan jika mengadopsi
melakukan pemanasan dan sesudahnya perilaku yang dianjurkan. Dengan kata lain
melakukan pendinginan. Hal ini dikarenakan, perceived benefit
responden belum dapat mengaplikasikan Selain itu, responden berpikir bahwa
perilaku kesehatan bahwa dirinya rentan akan pemeriksaan kesehatan membutuhkan
penyakit diabetes ini, baik untuk jatuh pada biaya atau tenaga, seperti pemeriksaan
komplikasi akut seperti keadaan kadar gula kadar gula secara teratur. Selain itu
tidak stabil responden mengalami kendala jika harus
Gambaran perceived severity dengan perilaku mengikuti diet yang ditentukan, karena
kesehatan lansia dengan diabetes melitus responden akan makan sesuai dengan menu
Hasil Penelitian tentang perceived severity yang ada di rumah dan jumlahnya hanya
cukup cenderung likelihood of behaviour dikira-kira. Hal tersebut senada dengan
cukup (67,9%) dan perceived severity baik keyakinan mengontrol kadar gula secara
juga cenderung likelihood of behaviour cukup mandiri akan memberi keuntungan,
(66,7%). dikarenakan minimnya setiap responden
Perceived severity berkaitan dengan memiliki alat pengukur kadar gula sendiri,
keyakinan/kepercayaan individu tentang sehingga pengontrolan kadar gula
dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga
dengan keyakinan untuk mendapat keuntungan dengan keyakinan untuk mendapat
setelah melakukan olahraga secara teratur dan keuntungan setelah melakukan olahraga
yakin dengan mengonsumsi obat tepat waktu. secara teratur dan yakin dengan
Selain itu, responden berpikir bahwa mengonsumsi obat tepat waktu.
pemeriksaan kesehatan membutuhkan biaya Kesimpulan
atau tenaga, seperti pemeriksaan kadar gula
secara teratur. Selain itu responden mengalami
kendala jika harus mengikuti diet yang Kelima hal dalam teori Health Belief
ditentukan, karena responden akan makan Model (HBM) pada perilaku kesehatan
sesuai dengan menu yang ada di rumah dan (likelihood of behaviour) lansia dengan
jumlahnya hanya dikira-kira. Hal tersebut diabetes mellitus adalah cukup.
senada dengan keyakinan mengontrol kadar Saran
gula secara mandiri akan memberi Setelah dilakukan penelitian ini maka
keuntungan, dikarenakan minimnya setiap peneliti perlu menyampaikan saransaran
responden memiliki alat pengukur kadar gula bagi lansia yang sudah memiliki perilaku
sendiri, sehingga pengontrolan kadar gula kesehatan yang baik, diharapkan mampu
dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga mengembangkan perilaku kesehatan

dengan keyakinan untuk mendapat keuntungan berdasarkan teori healthbelief-model,

setelah melakukan olahraga secara teratur dan sehingga dapat meningkatkan derajat
yakin dengan mengonsumsi obat tepat waktu. kesehatan dan mengurangi resiko

Selain itu, responden berpikir bahwa komplikasi. Bagi profesi keperawatan di


pemeriksaan kesehatan membutuhkan biaya tempat pelayanan kesehatan diharapkan
atau tenaga, seperti pemeriksaan kadar gula dapat mendorong dan mendukung melalui
secara teratur. Selain itu responden mengalami penyuluhan maupun pendidikan kesehatan.
kendala jika harus mengikuti diet yang PERILAKU KESEHATAN LANSIA

ditentukan, karena responden akan makan DENGAN DIABETES MELITUS

sesuai dengan menu yang ada di rumah dan BERDASARKAN TEORI HEALTH-

jumlahnya hanya dikira-kira. Hal tersebut BELIEF-MODEL DI KELURAHAN

senada dengan keyakinan mengontrol kadar BANGSAL


gula secara mandiri akan memberi Diabetes melitus (selanjutnya disebut DM)
keuntungan, dikarenakan minimnya setiap adalah penyakit kronis progresif ditandai
responden memiliki alat pengukur kadar gula dengan ketidakmampuan tubuh untuk
sendiri, sehingga pengontrolan kadar gula melakukan metabolisme karbohidrat, lemak
Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di
Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,

dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar perilaku kesehatan lansia dengan diabetes
glukosa darah tinggi). Pemikiran dari melitus
hubungan gula dengan DM adalah sesuai Hasil penelitian tentang perceived
karena lolosnya sejumlah besar urine yang susceptibility cukup cenderung likelihood
mengandung gula ciri dari DM yang tidak of behaviour cukup (68%) dan perceived
terkontrol. Walaupun hiperglikemia susceptibility baik juga cenderung
memainkan sebuah peran penting dalam likelihood of behaviour cukup (66,7%).
perkembangan komplikasi terkait DM, kadar Rosenstock serta Becker dan Maiman
yang tinggi dari glukosa darah hanya satu dalam Potter & Perry tahun 2010 memiliki
komponen dari proses patologis dan health belief model yang membahas
manifestasi klinis yang berhubungan dengan hubungan antara anggapan individu dan
DM. Menurut teori health belief model tingkah lakunya. Model ini memungkinkan
perilaku diabetes melitus ini berasal dari pemahaman dan perkiraan cara tingkah
interaksi persepsi dan kepercayaan terhadap laku klien sehubungan dengan
status kesehatan lansia dengan diabetes kesehatannya dan bagaimana mereka akan
melitus (Priyoto, 2014). mematuhi suatu terapi layanan kesehatan.
Metodologi Penelitian Menurut teori health belief model,
Desain penelitian ini adalah Deskriptif, perceived susceptibility (kerentanan yang
bertujuan untuk mempelajari gambaran dirasakan) resiko pribadi adalah salah satu
perilaku kesehatan lansia dengan diabetes persepsi yang lebih kuat dalam mendorong
melitus berdasarkan teori healthbelief-model orang untuk mengadopsi perilaku sehat.
di Kelurahan Bangsal. Semakin besar resiko yang dirasakan,
Penelitian ini dilakukan pada bulan April – semakin besar kemungkinan terlibat dalam
Mei 2017. Variabel penelitian ini adalah perilaku untuk mengurangi resiko.
perilaku kesehatan lansia dengan diabetes (Priyoto, 2014).
melitus (likelihood of behaviour). Populasinya Semakin besar resiko yang dirasakan,
penelitian ini semua lansia dengan diabetes semakin besar kemungkinan terlibat dalam
mellitus di Kelurahan Bangsal dengan besar perilaku untuk mengurangi resiko. (Priyoto,
sampel 59 diambil dengan teknik Purposive 2014) Sehingga untuk menghadapi hal ini
Sampling. Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dorongan untuk merubah
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa perilaku kesehatannya sesuai dengan
lembar wawancara terstruktur selanjutnya data persepsi kerentanan yang dirasakan.
diolah dengan distribusi frekuensi. Keenam responden yang memiliki
Gambaran perceived susceptibility dengan likelihood of behaviour cukup, 5 dari 6
responden tidak mengukur kadar gula darah kesehatan lansia dengan diabetes melitus
secara teratur setiap hari dan tidak tahu akibat Hasil penelitian tentang perceived benefit
apabila gula darah terlalu tinggi atau terlalu cukup cenderung likelihood of behaviour
rendah. Selain itu, 4 responden tidak cukup (70,2%) dan perceived benefit baik
mengganti gula murni dengan gula jagung dan juga cenderung likelihood of behaviour
tidak memahami cara supaya gula darah tidak cukup (58,3%).
naik/turun. 3 responden dari 6 responden, Perceived benefit berkaitan dengan manfaat
responden tidak mengonsumsi makanan sesuai yang akan dirasakan jika mengadopsi
jumlah yang ditentukan, tidak melakukan perilaku yang dianjurkan. Dengan kata lain
olahraga 3-4 kali dalam seminggu serta tidak perceived benefit
melakukan pemanasan dan sesudahnya Selain itu, responden berpikir bahwa
melakukan pendinginan. Hal ini dikarenakan, pemeriksaan kesehatan membutuhkan
responden belum dapat mengaplikasikan biaya atau tenaga, seperti pemeriksaan
perilaku kesehatan bahwa dirinya rentan akan kadar gula secara teratur. Selain itu
penyakit diabetes ini, baik untuk jatuh pada responden mengalami kendala jika harus
komplikasi akut seperti keadaan kadar gula mengikuti diet yang ditentukan, karena
tidak stabil responden akan makan sesuai dengan menu
Gambaran perceived severity dengan perilaku yang ada di rumah dan jumlahnya hanya
kesehatan lansia dengan diabetes melitus dikira-kira. Hal tersebut senada dengan
Hasil Penelitian tentang perceived severity keyakinan mengontrol kadar gula secara
cukup cenderung likelihood of behaviour mandiri akan memberi keuntungan,
cukup (67,9%) dan perceived severity baik dikarenakan minimnya setiap responden
juga cenderung likelihood of behaviour cukup memiliki alat pengukur kadar gula sendiri,
(66,7%). sehingga pengontrolan kadar gula
Perceived severity berkaitan dengan dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga
keyakinan/kepercayaan individu tentang dengan keyakinan untuk mendapat
keseriusan atau keparahan penyakit. Persepsi keuntungan setelah melakukan olahraga
keseriusan sering didasarkan pada informasi secara teratur dan yakin dengan
medis atau pengetahuan, juga dapat berasal mengonsumsi obat tepat waktu.
dari keyakinan seseorang bahwa ia akan Selain itu, responden berpikir bahwa
mendapat kesulitan akibat penyakit dan akan pemeriksaan kesehatan membutuhkan
membuat atau berefek pada hidupnya secara biaya atau tenaga, seperti pemeriksaan
umum. (Priyoto, 2014). kadar gula secara teratur. Selain itu
Gambaran perceived benefit dengan perilaku responden mengalami kendala jika harus
Perilaku Kesehatan Lansia dengan Diabetes Melitus Berdasarkan Teori Health-Belief-Model di
Kelurahan
Bangsa
l Erlin Kurnia,

mengikuti diet yang ditentukan, karena adalah cukup.


responden akan makan sesuai dengan menu Saran
yang ada di rumah dan jumlahnya hanya Setelah dilakukan penelitian ini maka
dikira-kira. Hal tersebut senada dengan peneliti perlu menyampaikan saransaran
keyakinan mengontrol kadar gula secara bagi lansia yang sudah memiliki perilaku
mandiri akan memberi keuntungan, kesehatan yang baik, diharapkan mampu
dikarenakan minimnya setiap responden mengembangkan perilaku kesehatan
memiliki alat pengukur kadar gula sendiri, berdasarkan teori healthbelief-model,
sehingga pengontrolan kadar gula dilakukan sehingga dapat meningkatkan derajat
saat ada keluhan. Begitu juga dengan kesehatan dan mengurangi resiko
keyakinan untuk mendapat keuntungan setelah komplikasi. Bagi profesi keperawatan di
melakukan olahraga secara teratur dan yakin tempat pelayanan kesehatan diharapkan
dengan mengonsumsi obat tepat waktu. dapat mendorong dan mendukung melalui
Selain itu, responden berpikir bahwa penyuluhan maupun pendidikan kesehatan.
pemeriksaan kesehatan membutuhkan biaya
atau tenaga, seperti pemeriksaan kadar gula
secara teratur. Selain itu responden mengalami
kendala jika harus mengikuti diet yang
ditentukan, karena responden akan makan
sesuai dengan menu yang ada di rumah dan
jumlahnya hanya dikira-kira. Hal tersebut
senada dengan keyakinan mengontrol kadar
gula secara mandiri akan memberi
keuntungan, dikarenakan minimnya setiap
responden memiliki alat pengukur kadar gula
sendiri, sehingga pengontrolan kadar gula
dilakukan saat ada keluhan. Begitu juga
dengan keyakinan untuk mendapat keuntungan
setelah melakukan olahraga secara teratur dan
yakin dengan mengonsumsi obat tepat waktu.
Kesimpulan
Kelima hal dalam teori Health Belief Model
(HBM) pada perilaku kesehatan (likelihood of
behaviour) lansia dengan diabetes mellitus

Anda mungkin juga menyukai