Anda di halaman 1dari 1

RESENSI FILM SANG PENCERAH

Tokoh ini merepresentasikan figur anti kemapanan sistem sosial yang diyakininyamenyimpang. Ia
dengan gagasan perubahan yang diusungnya memberi cahaya baru melaluigerakan pemurnian dan
pencerahan.Walaupun untuk ikhtiarnya itu ia harus menghadapi olok-olok, caci maki, fitnah dan
arogansi kekuasaan. Sikap istiqomah pada akhirnya mengantarkangagasan perubahan yang diusungnya
semakin nyata dan memberi inspirasi bagi banyak oranguntuk melakukan perlawanan terhadap
kemapanan sebuah sistem sosial dan arogansi penguasa lokal yang menyimpang . Itulah KH. Ahmad
Dahlan, Sang Pencerah!Barangkali ini pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis naskah dan
stradaraSang Pencerah seperti telah kita saksikan bersama. Masih terngiang ditelinga saya
beberapakalimat penggugah yang diucapan para tokoh dalam film tersebut . Kalimat-kalimat itumasih
relevan dengan situasi dan kondisi kekinian. Kalimat penggugah pertama yangmembuat saya terkesan
adalah ucapan Kyai M Fadlil berupa satire untuk orang-orang yanggemar berhaji tetapi gagal memahami
agama secara benar.Jika kita memperhatikan, ada begitu banyak petinggi pemerintahan dan
tokohmasyarakat yang bergelar Haji, tetapi mungkin masih sedikit diantara mereka yang
mampumemahami dan mengaktualisasikan agama secara benar sesuai kondisi kekinian dankontekstual.
Kondisi seperti itu jelas tersirat dalam ucapan Kyai M. Fadlil, saat memberinasihat kepada Darwis
[Ahmad Dahlan muda] ketika meminta ijin untuk berangkat haji. “..
berapa banyak kyai-kyai di Kauman itu yang pergi ke Mekkah, sekali, dua kali, tiga kali,tetapi tetap
goblok

soal agama”.

Sejalan dengan itu, KH Ahmad Dahlan juga memberikanilustrasi menarik tentang bagaimana agama
difahami secara keliru melalui contoh permainan

biola yang “kacau”, menurutnya itulah agama, kalau kita tidak mempelajarinya dengan benar

akan membuat resah lingkungan kita dan jadi bahan tertawaan. Jadi buat apa kita mengaji banyak-
banyak surat tetapi hanya untuk dihafal ?Selain tentang pemahaman agama yang dangkal, juga terdapat
pesan moral tentang bagaimana penyakit sesat fikir menjangkiti otak manusia, bahkan yang bergelar
Kyaisekalipun. Hanya karena peta [ilmu falaq] dibuat oleh orang Barat yang mereka sebut Kafir,maka
arah kiblat yang mendasarkan pada perhitungan dalam peta tersebut ditolak karenadianggap sama
dengan kafir, meskipun perhitungannya secara geografis sudah benar.Digambarkan juga contoh sesat
fikir lainnya melalui adegan seorang Kyai Sepuh dari

Anda mungkin juga menyukai