Anda di halaman 1dari 20

Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

API ISLAM SYED AMEER ALI:


Perdebatan atas Wacana Poligami, Budak, dan Eskatologis

Alimuddin Hassan Palawa


Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS)
bidara_palawa@yahoo.co.id

Abstak
Poligami dalam Islam pada dasarnya tidak mengharamkan poligami. Karena pada kondisi
tertentu poligami dapat dibenarkan dan malah boleh jadi dianjurkan. Akan tetapi, sprit ajaran
Islam tidak memperkenankan poligami. Disimpulkan pria yang berpologami dapat dipastikan
tidak akan berlaku adil terhadap istri-istrinya; dan perempuan yang dimadu juga dapat
pastikan tidak meresa nyaman dan bahagia dengan kondisinya tersebut. Padahal perkawinan
dalam Islam meniscayakan berangkat dari keadilan; dan tujuannya bermuara pada
kenyamanan dan kebahagian itu sendiri. Perbudakan dalam Islam nyata sekali melarang
perbudakan. Nabi Muhammad saw. sendiri telah bersungguh-sungguh untuk menghapus
perbudakan dalam Islam dengan berbagai cara. Perbudakan ibarat dua mata pisau, bukan saja
pengingkaran terhadap kemanusiaan, tetapi sekali pengingkaran terhadap ketuhanan. Sang
majikan meniadakan kemanusiaan seseorang, dan itu adalah dzalim; dan sang budak mengakui
adanya dua sandaran dan pengabdian, dan itu adalah syrik. Islam dengan penegasan Rasul
Allah hanya mengakui perbudakan lewat tawanan perang. Artinya ketika peperangan sudah
tidak ada maka dengan sendirinya perbudakan menjadi tiada. Tetapi dewasa ini, muncul
perbudakan ala modern. Manusia tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia, tetapi malah
diperbudak oleh dirinya sendiri [oleh pekerjaannya, misalnya], suatu kehidupan yang lebih ironi.
Eskatologi dalam Islam adalah kehidupan akhirat tempat mempertanggungjawabkan segala
perbuatan di dunia. Sementara noktah yang mengiringinya, apakah kehidupan eskatologis
bersifat badaniah atau spritual itu adalah berupakan percabangan. Konsepsi eskatololis dalam
Islam mengalami perkembangan, seiring dengan kematangan pemikiran keagamaan dan
kedalaman spiritualitas seseorang. Sehingga, pada gilirannya spirit ajaran Islam dalam
kehidupan akhirat lebih menekankan pada ganjaran dan balasan bersifat spritual dan rohani.

Kata Kunci: Syed Ameer Ali, Poligami, Budak, Eskatologis

Pendahuluan tersebut di masa kini dan di masa-masa


mendatang? Dalam mengejawantahkan
'HZDVD LQL XQJNDSDQ ´al-,VO P
ugkapan itu lagi, umat Islam terlebih
\D¶O_ ZDO \X¶OD ¶DOD\Kµ ,VODP LWX WLQJJL
dahulu harus membuktikan bahwa Islam
dan tidak ada yang mengatasinya),
DGDODK ´ali f) NXOOL ]DP Q ZD PDN Qµ
sepertinya hanya berlaku pada tataran
(selaras dalam setiap waktu dan tempat)
idealitas, dan bukan pada tataran realitas.
dalam menghadapi dan menjawab
Dulu umat Islam memang pernah
tantangan modernitas di kekinian dan di
membuktikan ungkapan tersebut dalam
kedisinian.
realitas yang menyejarah. Lalu,
bagaimana objektivikasi ungkapan

97 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Dalam mencermati problem- Islam mundur karena meninggalkan


problem dihadapi dunia Islam, di DJDPDQ\Dµ (Rahman, 1984: 322-323;
kalangan intelektual dan pemikir Hourani, 1962: 130-159).
pembaharu Muslim terdapat beberapa Jika direnungkan lebih mendalam
variasi pandangan dan pemikiran sebab- ungkapan Muhammad Abduh ini, akan
sebab keterbelakangan kaum Muslim dan menghasilkan argumen bahwa menjadi
sekaligus upaya solusi pemecahannya. rasional dalam Islam adalah inheren
Namun, rumusan sebab dan upaya (melakat dalam) agama itu sendiri,
pemecahan keterbelakangan itu, sedangkan pada orang Barat adalah
VHSHUWLQ\D PDVLK MDXK ´SDQJJDQJ GDUL tantangan terhadap agamanya. Jika alur
DSL µ 6HKLQJJD GHZDVD LQL Gunia Islam logika ini diteruskan, argumen berikutnya
tetap merupakan kawasan di bumi ini bahwa menjadi modern dan ilmiah
yang paling terkebelakang di antara dalam Islam adalah konsisten dengan
penganut agama-agama besar di jagad ini ajaran agama Islam, sedangkan pada
(Nurcholish Madjid, 1997: 21). orang Barat berarti penyimpangan dari
Sebetulnya kondisi memilukan ini agamanya (Nurcholish Madjid, 1997:
tidak perlu berlanjut hingga kini, minimal 165).
mengurangi jarak ketertinggalan, kalau Belakangan, menurut Rahman
saja umat Islam, misalanya, mau (1984: 322-323), pandangan pemikiran
menyahuti seruan gagasan beberapa semacam ini dipopolerkan dan
pembaharu, khususnya seperti diperdebatkan dengan intens oleh ahli
Muhammad Abduh dan Syed Ahmad hukum dan pemikir Anak-Benua India
Khan, masing-masing dari Mesir dan yang terkemuka: Syed Ameer Ali. Maka
Indo-Pakistan, untuk kembali sangat logis dan relevan kalau ia
menangkap ajaran agama Islam yang mengungkapkan bahwa agama yang
lebih kreatif, dinamis dan logis, segaligus dibawa oleh Nabi Muhammad bukanlah
lebih otentik serta mampu menangkap agama yang membawa kepada
´DSL ,VODPµ GDQ PHQLQJJDNDONDQ kemunduruan. Tetapi sebaliknya, agama
´DEXQ\Dµ VHEDJDLPDQD \DQJ SHUQDK Islam adalah agama rasional yang
diperagakan oleh umat dalam sejarah mengantarkan kepada kemajuan (Ali,
Islam klasik selama berabad-abad t.th: 435).
(Nurcholish Madjid, 1997: 22).
Untuk membuktikan
Namun kenyataannya tidaklah pandangannya ini, Syed Ameer Ali
GHPLNLDQ MDQJDQNDQ PHQDQJNDS ´DSLµ kembali merujuk kepada sejarah
Islam, umat Islam justru meninggalkan kegemilangan umat Islam klasik. Tetapi
ajaran agamanya dan hanya pandangan dan sikap seperti ini tidak
PHQJJHQJJDP ´DEXQ\Dµ .DUHQDQ\D jarang oleh orang Barat (orientalis)
Muhammad Abduh benar ketika dipandangnya sebagai apologia terbesar.
PHQJDWDNDQ ´XPDW .ULVWHQ PDMX NDUHQD Maksud Syed Ameer Ali
meninggalkan agamanya; dan ummat mengungkapkan kejayaan Islam klasik,

98 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

EXNDQODK VHNHGDU XQWXN ´RQDQLVPHµ sebab kemundurannya. Berikutnya,


(pemuasan diri) sesaat, apa lagi sembari tulisan ini menyorot, di antara sekian
menepuk-nepuk dada dengan bangga. banyak pokok-pokok pemikirannya,
Lebih jauh dari itu, dalam pandangan untuk meninjau beberapa gagasan
Ameer Ali, ada pelajaran menarik yang liberal-rasionalnya, tiga diantaranya
dapat dijadikan pengalaman historis: apa tentang: (i) poligami dalam Islam; (ii)
penyebab umat Islam klasik maju, dan perbudakan dalam Islam; dan (iii)
apa pula penyebab (setelah itu) umat kehidupan eskatologi dalam Islam.
Islam menjadi mundur. Suatu keniscayaan bagi tulisan ini untuk
Menurut Syed Ameer Ali, memulai dengan memaparkan riwayat
jawabnya singkat meskipun tidak hidup tokoh dimaksud seala-kadarnya.
sederhana: Pemikiran liberalisme dan Riwayat Hidup Syed Ameer Ali
rasionalisme Islam. Karenanya, lewat
Tidak diragukan lagi, Syed Ameer
karya-karya, khusus karya masterpiece-nya,
Ali merupakah salah seorang dari tokoh
The Spirit of Islam, Syed Ameer Ali,
pembaharuan pemikiran Islam yang
melebihi penulis manapun, benar-benar
sangat penting dan mondial. Ia seorang
telah menampilkan konsepsi Islam liberal
sejarawan, pengacara, dan ahli hukum
dan rasional secara konkrit, substansial
yang sangat menghargai liberalisme dan
dan memuaskan. Pemikiran Ameer Ali
rasionalisme dalam bertindak dan
ini sangat berpengaruh di dunia Islam.
berpikir. Dia dilahirkan pada 6 April
Tak pelak lagi, konsepsi Islam 1849 di Chinsura, Bengal, daerah di
sedemikian ini telah mendapat bagian Calcutta, India. Dia dilahirkan
pengakuan secara bulat dan penuh GDUL NHWXUXQDQ NHOXDUJD V\L·DK \DQJ
semangat dari umat Islam terpelajar, di sebelum kelahirannya, berimigrasi dan
mana sebelumnya secara diam-diam untuk bergabung dengan sebuah
telah merasa dikecewakan atas NRPXQLWDV NHFLO SHQJXNLW 0XVOLP 6\L·DK
penampilan konsepsi Islam yang keturunan orang Iran (Persia) (Eliade
konservatif dan tradisional. Sampai batas [ed], 1995: 232). Kakeknya, Ahmad Afzal
tertentu, dia telah berhasil mencapai Khan adalah seorang prajurit angkatan
sasarannya, dan bahkan lebih penting bersenjata Nadir Syah yang ikut
lagi, dia telah sukses menggerakkan para melakukan ekspansi ke Delhi, India, dan
ulama ortodoks-konservatif untuk akhirnya menetap di sana. Sedangkan
menerima dan mendukung beberapa D\DKQ\D 6D·DGDW $OL .KDQ DGDODK
gagasan yang dipaparkan dalam bukunya seorang dokter dari keluarga yang
tersebut (Gibb, 1996: 119). terhormat dan kaya ketika itu. Keluarga
Untuk itu, tulisan sederhana ini ini bekerja di Istana Raja Moghol dan
akan memaparkan pandangan- Awadh. Akhirnya keluarganya bekerja
pandangan Syed Ameer Ali secara umum pada kompeni (Inggris) di India Timur
tentang sebab-sebab kejayaan umat Islam (Gibb, 1960; Harun Nasution [ed], 1993:
klasik; seraya diiringi dengan sebab- 120; Abdul Azis Dahlan [ed], 1993: 28).

99 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Syed Ameer Ali memulai Temple, Inggris di tahun 1869. Pada


pendidikannya di Muhsiniyyah College di masa-masa inilah dia memulai menulis
Calcutta. Di lembaga pendidikan inilah karya monumentalnya, The Spirit of Islam.
dia belajar bahasa Inggris, sastra, dan Dia menyelesaikan pendidikannya
hukum. Di samping itu, dia juga belajar dengan meraih gelar kesarjanaan di
dasar-dasar agama langsung dari seorang bidang hukum pada tahun 1873. Setelah
maulvi (guru) (Gibb, 1960: 120). Tetapi ia menyelesaikan pendidikannya di Inggris,
tidak pernah berhubungan secara dia kembali ke India. Di tanah
signifikan dengan Bengali atau mengikuti kelahirannya, Ameer Ali bekerja dalam
pelatihan dan pendidikan dalam bahasa berbagai lapangan keilmuan yang
Arab secara substansial; pendidikanya penting. Di samping dia bekerja sebagai
dijalani dalam bahasa Inggris, dan pegawai pemerintahan Inggris, dia juga
dilengkapi dengan bahasa Persia dan menjadi pengacara, politikus, dan bahkan
Urdu. Sedari dini ia sangat dipengaruhi sebagai guru besar dalam bidang hukum
oleh sayyid Karamat Ali (1796-1876) serta sekaligus seorang penulis. Dia
yang menuliskan ajaran-ajarannya dalam dikenal sebagai orang yang luas
bahasa Urdu dengan tradisi rasionalisme pengetahuannya, sehingga namanya tidak
0X·WD]LODK GDQ VNRODVWLVLVPH 6\L·DK asing baik di Barat maupun di Timur
(Harun Nasution, 1975: 183).
Minat Ameer Ali terhadap ilmu,
khususnya tentang sejarah dan sastra Di bidang politik, ditahun 1877 dia
telah terlihat sejak dia berusia dini. mendirikan perkumpulan orang Muslim
Terlihat misalnya, ketika di lembaga ini India dengan nama National Muhammaden
dia sudah membaca buku-buku penting, Association. Gerakan politik ini segera
seperti The Dacline and Fall of the Roman meluas menjadi organisasi yang berskala
Empire karya Gibbon, Paradise Lost karya nasional dengan mempunyai 34 cabang
Milton, dan beberapa karya Shakespeare. yang tersebar dari Madras hingga di
Karya Gibbon tersebut, misalnya telah Kerachi. Perkumpulan ini dibentuknya
selesai dibacanya ketika dia masih berusia dimaksudkan untuk memberikan
dua belas tahun (Gibb, 1960: 442; Abdul pendidikan politik dan upaya pengem-
Azis Dahlan [ed], 1993: 120). Bahkan bangan kesadaran politik serta sekaligus
sebelum bersia dua puluh tahun, Ameer untuk menjaga kepentingan bagi ummat
Ali juga telah membaca karya-karya Islam di India (Harun Nasution, 1975:
penting, misalnya karya Byron, Long 183). Sehingga, Syed Ameer Ali tidak
Fellow, Keast dan penyair-penyair sepenuhnya setuju dengan pendirian Sir
lainnya, misalnya karya Thackeray dan Syed Ahmad Khan yang ingin
Scott serta karya Scelly yang sampai memajukan ummat Islam hanya dalam
dihapalnya (Anis, 1980: 55). bidang pendidikan. Menurutnya, upaya
yang dilakukan Sir Akhmad Khan
Setalah menyelesaikan pendidi-
kannnya di Kota Calcutta, dia meniscayakan diiringi dengan pemikiran
melanjutkan pendidikannya di Inner dan kegiatan dalam bidang politik.

100 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Pandangan Syed Ameer Ali ini Setelah berada di London,


belakangan dielaborasi dan aplikasikan ditahun 1906 dia mendirikan cabang
oleh Muhammad Iqbal dan Muhammad Partai Liga Muslim. Tetapi belakangan
Ali Jinnah dalam membentuk teori dua (tahun 1913) dia keluar dari organisasi
negara berdaulat, yaitu mendirikan tersebut kerena Partai Liga Muslim
negara Islam Pakistan berdaulat yang bergabung dengan Partai Kongres
terlepas dari negara India yang mayoritas Nasional India di bawah pimpinan
beragama Hindu (Gibb, 1960: 443; Ghandi untuk menuntut pemerintahan
Abdul Azis Dahlan [ed], 1993: 29). tersendiri dari Inggris. Selama
keberadaannya di Inggris dia terlibat pula
Dalam perjalanan aktivitasnya di
dalam upaya-upaya perundingan di
dunia politik praktis pada tahun 1883 dia
London terhadap rancangan
ditetapkan salah seorang dari tiga
pembaharuan politik India. Setelah
DQJJRWD 7KH 9LFWRU\·V &RXQFLO
perang dunia I dia tampil dalam
(Perwakilan raja Inggris) yang berasal
pergerakan Khilafah guna melobi
negeri jajahan di India; dan dia bahkan
pemerintahan Inggris. Suratnya bersama
satu-satunya dari golongan Islam.
Agha Khan yang dikirim kepada Perdana
Setelah berhenti di Pengadilan Tinggi
Menteri, Ismet Pasha, yang kemudian
Bengal, di tahun 1904 dia kembali ke
menjadi presiden II Turki, menimbulkan
London dan menetap di sana untuk
tantangan yang keras di Turki (Esposito
selamanya beserta istrinya, Isabella Ida
[ed], 1995: 84-85; Eliade [ed], 1995: 233).
Konstam, seorang bangsa Ingris. Dua
Belakangan khilafah di dunia Islam
tahun keberadaannya di Inggris dia
benar-benar dihapus pada tahun 1924.
diangkat menjadi anggota The Judicial
Committee of the privy Council di Akhirnya, tokoh rasionalis dan
London dan merupakan orang India liberalis ini mengakhiri segala bentuk
pertama yang menduduki jabatan aktivitasnya, ketika dia kembali ke
tersebut. Seperti halnya dengan Sir asalnya, dipanggil oleh Khaliknya dalam
Akhmad Khan, Syed Ameer Ali usia tujuh puluh sembilan tahun, pada 3
merupakan pemimpin dan pemikir Agustus 1928 di Sussex, Inggris. Inna li
Muslim yang menyenangi dan dekat Allah wa inna ilayh raji¶uQ«; dan semoga
dengan pemerintahan Inggris. Oleh Irji¶i ila Rabbik radiyatan-mardiyyah. (Kita
karena itu, baginya, pemerintahan Inggris sungguh berasal dari Allah dan sungguh
adalah suatu alternatif untuk pulan akan kembali kebada-1\D«
menghindari kemungkinan dan lepas dari Kembalilah kepada Tuhan dalam
dominasi orang-orang beragama Hindu keadaan rid}a Dired}ai [rela dan
di India setelah kemerdekaan di Direlakan). Selamat jalan pendekar
perolehnya (Gibb, 1960: 443; Abdul Azis liberal-rasional Islam; yakinlah usahamu
Dahlan [ed], 1993: 29; Harun Nasution akan sangat bermakna bagi kebangkitan
[ed], 1993: 121). umat Islam di belakangmu. Amin.

101 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Wacana Pemikiran tentang Poligami Misalnya, al-4XU·DQ PHQ\HEXWNDQ


Pada semua bangsa-bangsa di ´Mereka mempunyai hak yang seimbang
masa kuno, poligami dipandang sebagai dengan kewajibannya secara patut, akan tetapi
suatu kebiasaan yang dapat dibenarkan. kaum pria mempunyai satu tingkat lebih
Lebih dari itu, poligami ² karena tinggi dari kaum perempuanµ (Q.S. al-
dilakukan oleh raja-raja (keturunan Baqarah [2]: 228). Meskipun ayat ini
dewa-dewa yang berkuasa di bumi) PHQJJDULVNDQ EDKZD ´SULD PHPSXQ\DL
melambangkan ketuhanan ² dipandang satu tingkat lebih tinggi dari
oleh orang banyak sebagai pebuatan suci. SHUHPSXDQµ WHWDSL ,VODP SDGD EDJLDQ
Seiring dengan ini, perempuan pada lainnya mengajarkan agar pria dan
masa pra-Islam tidak mempunyai harkat perempuan tetap setara maka Allah,
dan martabat kemanusiaan; perempuan menetapkan kewajiban bagi pria untuk
tidak lebih hanya sebagai barang memberikan mahar kepada perempuan.
komoditas yang diperjualbelikan. Praktik Lebih jauh, agama yang dibawa
poligami yang tak terbatas itu, misalnya oleh Nabi Muhammad saw., menurut
terjadi pada bangsa-bangsa, seperti Ameer Ali, juga untuk mengendalikan
Babelonia, Mesir, Persia, India, dan poligami dengan membatasi perkawinan
Yunani. Praktik poligami semacam ini dalam masa yang sama, dan diiringkan
tetap berlanjut hingga kehadiran agama dengan peringatan dan peraturan agar
Kristen yang membenci perkawinan kaum pria berlaku seadil-adilnya:
secara umum (baca: pelarangan
Perlu dicatat bahwa ayat al-4XU·DQ \DQJ
perkawinan terhadap pemimpin agama) membolehkan kawin empat sekaligus,
(Ali, t.th: 222-226). segera diiringi oleh kalimat yang
membatasi arti kalimat sebelumnya,
Ketika Nabi Muhamaad saw. sehingga kandungannya menjadi normal
datang poligami didapatinya dipraktikkan dan patut. Ayat itu bunyinya demikian:
oleh semua orang, tidak saja oleh ´Kamu boleh mengawini perempuan-
kaumnya, tetapi juga oleh orang-orang perempuan yang kamu senangi dua, tiga,
dari negeri-negeri tetangga. Pada masa atau empatµ WLGDN EROHK OHELK GDUL LWX
Baris-baris ayat ini seterusnya berbunyi,
tersebut praktik poligami mendapat ´tetapi jika kamu khawatir tidak dapat
bentuknya pada titik nadir yang paling berlaku adil dan benar terhadap
rendah, meskipun agama Kristen telah semuanya, maka kamu harus mengawini
berusaha untuk memperbaiki keadaan seorang saja.µ %HWDSD SHQWLQJQ\D
ini, tetapi tetap tidak berhasil. Dalam pengecualian ini, terutama arti kata
´DGLOµ adl) dalam ayat al-4XU·DQ LQL
kondisi seperti itu Nabi saw. melakukan sehingga benar-benar menjadi perhatian
pembaharuan dengan memberikan yang besar bagi pemikir-pemikir dalam
kepada perempuan hak-hak yang dunia Islam. Adil bukan semata-semata
sebelumnya tidak pernah dimilikinya. berarti persamaan perlakuan dalam hal
Perempuan diberikan kedudukan dan tempat kediaman, sandang, dan keperluan
rumah tangga lainnnya, tetapi juga
derajat sama dengan pria dalam segala berarti tidak membeda-bedakan sama
aspek kehidupan (Ali, t.th: 227-229). sekali dalam hal cinta, kasih sayang, dan

102 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

kehormatan. Mengingat keadilan secara PRQRJDPL GHQJDQ UHDOLWDV ´ODKLULµ


mutlak tidak dapat diwujudkan dalam perkawinan Nabi yang poligami.
soal perasaan, ajaran ayat al-4XU·DQ LQL 3DQGDQJDQ ´VHNLODV PDWDµ LQLODK
sebenarnya sama dengan larangan (Ali,
t.th: 229). dipergunakan oleh non-Islam, untuk
melontarkan celaan kepada Nabi saw.
Pada bagian akhir kutipan di atas,
Pandangan semacam ini, menurut Ameer
nyata sekali, menurut Ameer Ali,
Ali, karena para pencela tersebut tidak
sebagimana ditegaskan oleh al-4XU·DQ
mengetahui persoalan sebenarnya atau
EDKZD ´NDPX WLGDN DNDQ PDPSX EHrlaku
kurang jujur untuk mengakui dan
adil kepada istri-istrimuµ (Q.S. al-Nisa
menghargainya (Ali, t.th: 232). Padahal
[4]: 129). Karenanya, kawinilah satu
NDODX ´GLWDWDS ODPDµ PDVDODKQ\D DNDQ
orang saja, sekiranya kamu tidak mau
menjadi:
berlaku tidak adil. Artinya, kalau kita
beristri lebih dari satu, berat dugaan Kalau saja orang mengetahui sejarah
kalau suami akan belaku aniaya terhadap lebih baik dan lebih tepat dalam
memberikan penilaian terhadap kenya-
istri-istri yang dimiliki. Kemudian ia taan-kenyataan itu, maka orang tentu
menyimpulkan bahwa ayat ini sama saja akan melihat bahwa Rasulullah bukan-
artinya dengan pelarangan atas poligami lah seorang jalang yang memper-turut-
(Rahman, 1984: 340). kan hawa nafsunya, tetapi seorang yang
memberikan pengor-banan yang tidak
Ayat al-4XU·DQ >VXUDW DO-Nisa: 3], ringan, walau ia dalam kemiskinDQ«
sebagaimana yang dikutip oleh Amer Ali menerima beban untuk menolong
di atas, acap kali dijadikan landasan wanita-wanita yang dinikahi-nya, Kami
percaya bahwa analisa yang teliti
normatif untuk melakukan poligami.
memandang motif-motif perka-winan
Padahal dalam memahami ayat dengan tersebut dari perspektif kemanu-sian
baik dan benar, mestilah dihubungkan akan mempelihatkan kepalsuan dan
dengan dua ayat sebelumnya; begitu pula ketidakadilan tudu-han-tuduhan dilon-
asbab al-nuzul (sebab-sebab) diturunkan WDU NHSDGD ´PDQXVLD $UDE \DQJ PXOLDµ
itu (Ali, t.th: 232).
ayat ini juga tidak boleh diabaikan.
Karena kalau kedua cara memahami ayat $JDNQ\D $PHHU $OL ´GLVLEXNNDQµ
itu diabaikan, niscaya pemahaman melakukan pembelaan dari berbagai
terhadap ayat tersebut menjadi tidak tuduhan atas praktik poligami yang
integratif dan a historis (melenceng dari dilakukan oleh Nabi saw. dengan jalan
konteks waktu ayat diturunkan). mempreteli motif-motif dan latar
Konsekuensinya pemahaman yang belakang dari keseluruhan perkawinan
demikian itu akan menjadi salah dan Nabi saw dengan sebelas orang istri-
menyimpang dari makna ayat yang istrinya. Untuk membuktikan bahwa
sesungguhnya. Nabi saw bukan seorDQJ \DQJ ´MDODQJ
GDQ KDXV VHNVµ Misalnya, Ameer Ali
.DODX GLOLKDW ´VHNLODV PDWDµ
mengungkapkan perkawinan pertama
terdapat kontradiksi antara idealita
Nabi (di usia 25 tahun) yang pertama
´VSiULWµ ,VODP WHQWDQJ SHUNDZLQDQ
dengan Khadijah (diusia 40 tahunan).

103 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Perkawinan pertama Nabi ini Ummi Salmah, Ummi Habbah, dan


berlangsung selama dua puluh lima Zaynab Umm al-Masakin. Tiga istri Nabi
tahun; dan berakhir dengan wafatnya ini adalah wanita-wanita janda ditinggal
Khadijah. Selama kawin dengan pelindungnya (suami mereka) dalam
khadijah, Nabi Muhammad saw. tidak menegakkan syiar agama Islam (Ali, t.th:
ada mengawini wanita lain (monogami), 235).
meskipun masyarakat umum sangat
Sedangkan perkawinan Nabi
membenarkan sekiranya Nabi
berikutnya jelas untuk memberikan
melakukannya (Ali, t.th: 232-233).
pertolongan kemanusiaan, misalnya
Perkawinan Nabi saw. dengan perkawinan dengan Zaynab [janda
sejumlah istrinya, selain yang pertama dicerai Zaid, anak angkat nabi];
dengan Khadijah, bukanlah perkawinan Jawairiyah [tawanan yang dimerdekakan
\DQJ ´ZDMDU DWDX QRUPDO µ Disebut tidak Nabi, dan meminta Nabi agar
wajar dan normal kerena Nabi saw. mengawininya; Safiah [wanita Yahudi
melakakukan perkawinan tidak menjadi tawanan dan dimerdekakan
dilatarbelakangi oleh cinta erotis (hubb al- Nabi dan dijadikan istri atas
shahawat), tetapi lebih pada kasih sayang permintaannya sendiri; dan yang terakhir
(mawaddah). Perkawinan Nabi semacam dengan Maimunah [wanita tua yang
ini tidak menekankan pada hubungan miskin berusia lebih lima puluh tahun
kepuasaan jasmani (biologis), tetapi yang dikawini Nabi untuk memberikan
melompat kepada hubungan kepuasaan nafkah] (Ali, t.th: 236-237). Karena dari
nafsani (psikologis). Berbeda dengan istri-istri Nabi, selain Aisyah, merupakan
perkawinan wajar yang menekankan wanita-wanita yang rata-rata sudah
pada hubungan kepuasan biologis berusia, janda, dan mempunyai anak.
bermaksud untuk saling memberikan Dan dari istri-istrinya selain Khadijah,
´NHQ\DPDQDQµ UHNUHDWLI GDQ NHWXUXQDQ tidak lagi dikarunia anak. Jadi dari data-
(reproduktif). Karenanya, perkawinan data ini jelaslah bahwa alasan Nabi
Nabi selain yang pertama, kalau berpoligami sangat jauh dari hasrat
ditelusuri lebih seksama satu persatu memenuhi kepuasan biologis, seperti
mempunyai motif dan latar belakang dituduhkan kepadanya.
kemanusian universal dan demi
Biarpun ia sendiri nyata-nyata
kepentingan dakwah (syiar) bagi agama
melakukan poligami, tetapi Nabi
baru yang dibawanya. Motif dan latar
Muhammad saw. mewanti-wanti untuk
belakang perkawinan Nabi Muhammad
tidak melakukan praktik poligami.
saw. seperti ini, misalnya sangat jelas
.DUHQD GDODP SHUNDZLQDQ \DQJ ´ZDMDUµ
pada perkawinan keduanya dengan
poligami pada hakikatnya mengandung
Sa¶udah; perkawinan ketiganya dengan
unsur yang dapat menyakiti hati wanita.
¶A·isyah; dan perkawinan keempatnya
Misalnya, Nabi Muhammad saw. sendiri
dengan Hafsah. Begitu pula dengan istri-
menolak tawaran untuk mengawini
istri Nabi berikutnya, seperti Hindun
wanita cantik lantaran khawatir akan

104 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

menyakiti hati wanita tersebut. Begitu Namun, dewasa ini menurut


juga, ia tidak mengizinkan menantunya, Ameer Ali, semakin manusia
Ali bin Abu Thalib, untuk memadu mempergunakan rasionalitasnya dan
putrinya, Fatimah al-Zahrah dengan semakin maju peradaban yang
wanita lain. Dalam riwayat dinukilkan dimilikinya akan lebih mudah memahami
dari al-Mizwar ibn Makhraman bahwa ia akibat negatif poligami dan arti
telah mendengar Rasulullah berpidato di pelarangannya semakin mudah dipahami.
atas mimbar: Pada gilirannya, bagi kelompok ini
Sesunggunya anak-anak Hisyam ibn dengan mudah sepakat bahwa poligami
Mugirah meminta izin kepadaku untuk bertentangan dengan ajaran yang dibawa
menikahkan putrinya dengan Ali. oleh Nabi Muhammad (Ali, t.th: 229-
.HWDKXKLODK ´EDKZD DNX WLGDN 230). Ameer Ali, misalnya menyebutkan
mengizinkannya, aku tidak mengizin- EDKZD GDODP SDQGDQJDQ 0X·WD]LODK \DQJ
kannya, aku tidak mengizinkannya,
kecuali jika Ali bersedia menceraikan rasionalis sangat menentang sistem
putriku, dan menikahi anak mereka. perkawinan poligami, dan mereka adalah
Sesunggguhnya Fatimah adalah bagian termasuk kalangan menganut monogami
dari diriku. Barangsiapa yang \DQJ WDDW 0HQXUXW 0X·WD]LODK
membahagiakannya berarti ia memba- perkDZLQDQ GLPDNQDL VHEDJDL ´SHUVDWXDQ
hagiakanku; sebaliknya barang-siapa
untuk seumur hidup antara pria dan
yang menyakitinya berarti ia menyakiti-
ku (Al-Bukhari, Hadis ke- 4829; perempuan dengan menjauhkan yang
Muslim, Hadis ke- 4482; al- ODLQQ\Dµ (Ali, t.th: 232) [Untuk itu,
Turmudzi, hadis ke-3802). dewasa ini, mungkin mahar lebih baik
Pada hal-hal tertentu dalam GLJDQWL GHQJDQ NRPLWPHQ VHSHUWL ´KLGXS
perkembangan sosial, terkadang poligami bersatu, dan hanya boleh dipisahkan oleh
merupakan suatu yang tak terhindarkan NHPDWLDQµ@
dan dengan sendirinya dibenarkan; Karena teropsesi oleh sistem
peperangan misalnya, pada masa lampau monogami, Ameer Ali berharap,
dapat mengurangi populasi pria dan ´VDQJDWODK NLWD KDUDSNDQ EDKZD WLGDN
kelebihan populasi wanita, sehingga lama lagi ada sidang umum dewan ulama
poligami merupakan tuntutan Islam yang mengeluarkan pernyataan
masyarakat tersebut. Begitu pula, pada mengikat bahwa poligami, seperti juga
masyarakat yang belum maju dan tidak perbudakan, dinyatakan bertentangan
mempergunakan rasionalitasnya sema- GHQJDQ KXNXP ,VODPµ (Ali, t.th: 323).
cam memadai serta dalam kondisi Akan tetapi, harapannya ini akan tinggal
tertentu akan memandang poligami sebagai harapan yang utopis dan malah
suatu yang terpuji (Ali, t.th: 222). mungkin absurd. Karena satu hal
Karena ajaran dibawa oleh Nabi mungkin dilupakan Ameer Ali bahwa
Muhammad saw. berlaku untuk semua ulama tidak mungkin dapat bersatu.
golongan dan untuk setiap masa, seperti
diakui Ameer Ali, maka poligami
bukanlah kejahatan harus disesalkan.

105 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Wacana Pemikiran tentang Budak Namun, term ¶DEG (hamba) tersebut


Term budak, dalam perbinca-ngan acap kali ditemukan dalam al-4XU·DQ
keseharian, kerapkali disandingkan khusus pada hubungan manusia dengan
dengan term hamba. Padahal, antara Allah [Lebih lanjut term ¶DEG tidak
kedua term tersebut mempunyai dife- menjadi fokus karena tidak relevan
rensiasi makna yang cukup signifikan. dengan pembahasan dalam tulisan ini].
Kalaupun harus dipersamakan maka Artinya, penghambaan yang dibolehkan
buru-buru harus ditambahkan dengan al-4XU·DQ KDQ\D NHSDGD $OODK VHPHQWDUD
NDWD ´VDKD\Dµ VHKLQJJD PHQMDGL ´KDPED penghambaan terhadap manusia,
VDKD\Dµ 0HQJLQJDW WHUP \DQJ GLVHEXW menurut al-4XU·DQ GDQ 1DEL
pertama lebih berkonotasi kepada Muhammad saw. adalah terlarang.
hubungan dan pengabdian manusia Karena itu, menurut penelitian Quraish
kepada Tuhan; sementara yang disebut Shihab (1997: 810), tidak ditemukan
belakang lebih diidentikkan dengan dalam al-4XU·DQ NDWD raqabah yang
hubungan dan pengabdian seseorang dinisbatkan kepada orang-orang
tertentu terhadap tuannya. Lagi pula, Mukmin. Atau dengan kata lain, tidak
WHUP ´EXGDNµ ²sebagai term hubungan ditemukan dalam al-4XU·DQ NDWD
manusia dengan manusia (habl min al- rikabatukum atau riqabukum. Hal ini
untuk memberikan pelajaran bahwa
Nas) [sesuai dengan definisi di atas]
mengandung makna bahwa ketika kalaupun seseorang satu dan lain hal
seseorang telah menjadi budak, maka memiliki budak, maka ia harus tetap
dengan sendirinya hak dan kebebasannya memperlakukannya secara manusia.
menjadi sirna. Sedangkan WHUP ´KDPEDµ Dengan kata lain, ia tidak boleh
² sebagai term hubungan manusia memperlakukannya sebagai budak yang
dengan Tuhan (habl min Allah) ² hak dan terbelenggu lehernya.
kebebasan manusia di hadapan Tuhan Sementara untuk term yang
sedikitpun tidak terenggut. Karena disebut belakangan, term budak
dengan hanya bertuhankan pada Allah terkadang al-4XU·DQ PHPSHUJXQDNDQ
justru berarti manusia membebaskan kata ´raqabahµ GDQ GL ODLQ WHPSDW DO-
dirinya dari berbagai bentuk belenggu 4XU·DQ PHPSHUJXQDNDQ NDWD ´malakat
perbudakan. aimanukumµ .DWD raqabah terulang di
Dalam mengungkapkan kedua dalam al-4XU·DQ PHQXUXW 4XUDLVK
WHUP ´KDPEDµ GDQ ´EXGDNµ DO-4XU·DQ Shihab, sebanyak enam kali dalam
mempergunakan kata yang berbeda. bentuk tunggal; dan dalam bentuk
Untuk term yang disebut duluan, term jamaknya, riqab, sebanyak tiga kali. Kata
´KDPEDµ DO-4XU·DQ PHPSHUJXQDNDQ ini pada muODQ\D EHUDUWL ´OHKHUµ
NDWD ´·DEGµ .DODXSXQ DO-4XU·DQ kemudian diartikan sebagai manusia yang
terbelenggu (terikat lehernya) dengan tali;
menggunakan term ini berkonotasi
kepada hubungan sesama manusia, karena memang demikianlah nasib dan
hanya sekali dijumpai dalam al-4XU·DQ keadaan budak-budak pada zaman

106 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

dahulu. Sementara kata malakat Nasib seorang budak sangat tergantung


aimanukum, di dalam al-4XU·DQ dari tuannya; kebebasan dan
tercantum juga sebanyak sebanyak enam kemerdekaanya berada dalam genggaman
kali; dan empat di antaranya berkonotasi tuannya; si tuan berhak menjatuhkan
khusus kepada budak-budak wanita hukuman apapun atau si tuan tidak
GDODP PHODNXNDQ ´KXEXQJDQµ GHQJDQ mempunyai kewajiban untuk
tuannya, baik tidak lewat pernikahan memberikan imbalan kebaikan kepada
ataupun lewat pernikahan. Mengingat budak yang dimilikinya. Pendek kata,
kesan diperoleh dari istilah raqabah di budak tidak mempunyai hak-hak apapun
atas sangat buruk; menggambarkan tetapi mempunyai kewajiban-kewajiban
seseorang terbelenggu lehernya seperti sedemikian banyak dan besar (Watt,
binatang, maka al-4XU·DQ PHPLOLK XQWXN 1956: 293; Taufiq Adnan Amal dan
tidak menamai mereka dengan ¶DEG Syamsu Rizal Panggabean, 1989: 66).
(hamba sahaya), tetapi menamainya
Budak dalam beberapa hal dapat
malakat aimanukum (apa yang dimiliki
dibandingkan dengan poligami. Seperti
oleh tangan kananmu).
halnya poligami, perbudakan juga ada
Dalam al-4XU·DQ VHPEDUL pada semua bangsa. Kedua hal ini,
memberikan perumpamaan, Allah khususnya yang disebut belakangan,
mendefinisikan sendiri bahwa budak lambat laun akan menjadi terhapus
DGDODK VHVHRUDQJ ´KDPED VDKD\D \DQJ seiring dengan bertambah majunya
dimiliki dan tidak dapat bertindak pemikiran dan peradaban serta dengan
VHVXDWX DSDSXQµ 'DUL EDWDVDQ D\DW LQL semakin tumbuhnya rasa kemanusiaan
didapatkan pemahaman bahwa budak dan keadilan ummat manusia terhadap
adalah seseorang yang dikuasai dan tidak sesamanya (Ali, t.th: 258). Sehingga
dapat berbuat sesuatu apapun atas dapat dipahami, kalau tempo dulu
namanya sendiri atau tidak berbuat perbudakan tetap eksis sepanjang
apapun tanpa sepengetahuan dan seizin sejarah anak manusia sejak pada
tuannya. Bahkan lebih dari itu, budak masyarakat primitif hingga sampai
berkewajiban mengikuti jejak tuannya lahirnya agama Kristen, satu millenium
dalam berbagai kehidupan, termasuk yang lampau. Bahkan agama yang dibawa
mengekor dalam hal ideologi dan oleh Nabi Isa (Alayhi al-Sal P) itu,
kepercayaan-keagamaan. Seorang budak GHQJDQ DMDUDQ ´NDVLKQ\Dµ GDSDW
tidak punya hak kesempatan untuk dikatakan gagal mengelaminir, apalagi
berbeda pandangan, apalagi membantah menghapuskan praktik-praktik perbuda-
pendapat tuannya. Seorang budak tidak kan di muka bumi. Memang perbudakan
berhak untuk menolak perintah tuannya; pada masa-masa itu masih merupakan
dan ia berkewajiban untuk menaati VXDWX ´NHQLVFD\DDQµ KLGXS \DQJ WDN
apapun permintaan dan hasrat tuannya, terbantahkan.
termasuk ajakan untuk melacur diri demi
Periode Mekkah. Ketika Islam
keuntungan dan kepuasan sang tuan.
datang lewat Nabi Muhammad

107 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

(Shallallahu ¶Alayhi Wasallam), perbuda- sedari awal, periode Mekkah, al-4XU·DQ


kan tetap merupakan suatu fenomena sudah mencanangkan fakku raqabah,
dan realitas hidup keseharian. Dan membebaskan manusia dari perbudakan.
sepertinya, al-4XU·DQ VHQGLUL ´ODPEDQµ Untuk itu, dalam satu surat al-4XU·DQ
GDQ ´WLGDN WHJDVµ PHQDngani masalah ini; yang diwahyukan dalam periode Mekkah
bahkan seolah-olah Islam masih awal, al-4XU·DQ WHODK PHQFDQDQJNDQ
´PHOHJLWLPDVLµ DGDQ\D SHUEXGDNDQ ´fakku raqabahµ PHPEHEDVDQ EXGDN
Padahal sesungJXKQ\D ´ruhµ VHPDQJDW dari perbuadakan) yang dilukiskan
dan spirit) Islam menentang dan sebagai ¶DTDEDK ´PHQHPSXK MDODQ \ang
melarang praktik-praktik perbudakan, PHQGDNL GDQ ODJL VXOLWµ 0DND WLGDNkah
sebagaimana yang diajarkan al-4XU·DQ sebaiknya (dengan hartanya itu) ia
dan dilakukan Rasulullah. menempuh jalan yang mendaki lagi
Sementara itu, tujuan al-4XU·DQ sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang
dan misi kenabian adalah untuk mendaki lagi sukar tersebut? Yaitu
menciptakan masyarakat madani (civil melepaskan budak dari perbudakan; atau
society) dengan tata kehidupan sosial- memberi makan pada hari kelaparan,
moral yang adil, egalitarian, inklusif, dan kepada anak yatim yang ada hubungan
pluralis serta berlandaskan iman pada kerabat atau orang miskin yang sangat
IDNLU µ
Allah. Kalaupun perbudakan tetap eksis
di tengah-tengah masyarakat Arab pada Namun, karena kukuhnya sistem
awal kenabian, realitas tersebut hanya perbudakan dalam struktur masyarakat
GDSDW ´GLWHULPDµ VHFDUD WHQWDWLI GDQ Arab ² di samping membebaskan budak
untuk sementara waktu. bukan perkara mudah, tapi harus lewat
Pada masa awal sejarah Islam, jalan yang mendaki lagi sulit ² serta
Nabi Muhammad hanya mentolerir penghapusannya akan menimbulkan
perbudakan lantaran menjadi tawanan gejolak sosial yang besar, maka
perang. Inilah satu-satunya perbudakan fenomena ini ditangani oleh al-4XU·DQ
yang dapat dibenarkan oleh hukum, secara persuasif dan bertahap. Lagi pula,
sampai mereka ditebus atau tawanan itu ketika di Mekkah, Nabi Muhammad
sendiri yang menebus kemerdekaannya beserta pengikutnya masih merupakan
lewat upah pekerjaan atau lewat dengan golongan minoritas tertekan. Sementara
cara lain. Tetapi apabila tawanan/budak itu kalau dipaksakan penghapusan budak
tersebut tidak mempunyai sumber tersebut dapat berakibat fatal bagi nasib
penghasilan, Nabi menggugah hati komunitas agama yang baru dibina (Ali,
nurani dan kesalehan ummat Islam t.th: 262; Taufiq Adnan Amal dan
[ditambah pula dengan tanggung jawab Syamsu Rizal Panggabean, 1989: 66).
berat diletakkan di atas pundak orang Dalam pada itu, karena sistem
memiliki budak] tidak jarang ini menjadi perbudakan merupakan tatanan
sebab akhirnya budak tersebut kehidupan yang sudah sanagat mapan
dibebaskan (Ali, t.th: 265). Karenanya sehingga al-4XU·DQ WLGDN PXQJNLQ

108 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

dengan serta-merta melarangnya dan orang-orang kaya dan kuat Mekkah yang
harus lebih bijak dalam merespon tidak mempunyai kepedulian sosial dan
persoalan yang ada pada masa itu (Ali, tidak mau menyantuni budak-budak
t.th: 262). Sikap al-4XU·DQ \DQJ SHUPLVLI yang mereka miliki yang, tentu saja telah
dan masih metolerir perbudakan terlihat, berbuat banyak kepada tuannya.
misalnya masih dibolehkan praktik- Sementara tindakan perbudakan itu
praktik si tuan laki-ODNL DJDU ´PHQMDJD sendiri harus secara bertahap dan tidak
kemaluannya, kecuali kepada istri dan dapat dipaksakan penerapannya seketika.
budak-budak (wanita) yang mereka Karena pembebasan manusia dari
PLOLNLµ PHQXUXW DO-4XU·DQ µGDODP KDO perbudakan harus bersumber dari
LQL PHUHND WLGDN WHUFHODµ kesadaran dan sikap batin dari manusia
Meksipun dibolehkan praktik- terhadap sesamanya. Cara inilah
praktik seperti ini dikaitkan dengan ditempuh al-4XU·DQ KLQJJD 5DVXOXOODK
himbauan moral, menurut al-4XU·DQ dan para sahabat berhasil sewaktu
demi menjaga kemaluan dan memelihara berada di Kota Madinah.
kehormatan seorang laki-laki. Karenanya, Periode Madinah. Ketika Rasulullah
al-4XU·DQ VHQGLUL VHJHUD PHQDPEDKNDQ masih berada di Mekkah penanganan
´EDUDQJVLDSD \DQJ PHQFDUL GL EDOLN LWX µ masalah pembebasan perbudakan belum
[misalnya seperti berzina, homoseksual, diupayakan secara radikal karena harus
dan praktik-praktik seksual lain yang diselaraskan dengan situasi faktual dan
terlarang], menurut al-4XU·DQ ´PDND kondisi objektif ummat Islam saat itu.
mereka itulah orang-orang melampaui Namun, setelah hijrah dan menetap di
EDWDV µ Meskipun demikian, dalam Madinah, ayat-ayat al-4XU·DQ WXUXQ
kondisi struktur ekonomi masyarakat dengan gencar dan sistematis serta lebih
Mekkah yang timpang; adanya jurang radikal sebagai upaya untuk menghapus
yang terjal antara yang miskin dan kaya; sistem perbudakan yang tidak sempat
serta antara yang kuat dan yang lemah, dituntaskan sewaktu masih di Mekkah.
al-4XU·DQ DFDS NDOL PHQJNULWLN NDXP Karenanya, dalam surat al-Baqarah,
bangsawan yang konglomerat karena termasuk sebagi surat yang pertama kali
mereka tidak mau memberikan sebagian diturunkan di Madinah, Allah
rezeki mereka kepada budak-budak yang mengajarkan betapa mulia dan agung
mereka miliki, agar budak-budak mereka kebajikan yang dimiliki bagi orang yang
juga turut merasakan rezeki tersebut. Al- memerdekakan budak, sampai-sampai
4XU·DQ PHQ\HEXWNDQ VLNDS RUDQJ-orang Allah menyamakan kebajikannya
kuat dan kaya tersebut sebagai bentuk beriman kepada-Nya, beriman hari
pengingkaran terhadap nikmat Allah. akhirat, mendirikan shalat, menunaikan
Dalam ayat periode Mekkah ini, zakat, dan al-birr lainnya. Begitu pula,
dalam pembebasan perbudakan, pembe-
al-4XU·DQ WLGDN PHODUDQJ GDQ PHQJXWXN
perbudakan itu sendiri secara langsung, rian harta untuk membebaskan budak
tatapi yang dikutuknya adalah sikap yang semula dikategorikan sebagai

109 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

sedekah, belakangan disamakan dengan diperkenankannya seorang budak


pembayaran zakat. Karena itu, al-4XU·DQ meminta kemerdekaannya pada tuannya
menyebutkan bahwa zakat yang dengan perjanjian bahwa ia akan
terkumpul juga dimaksudkan untuk membayar sejumlah uang yang
memerdekakan budak. ditentukan Ali, t.th: 263). Dan untuk
lebih cepat lunasnya perjanjian tersebut
Seiring dengan ayat di atas, dalam
hendaklah budak-budak itu ditolong
upaya-upaya lebih intens, Nabi saw.
dengan harta yang diambil dari zakat.
memerintahkan pengikutnya tanpa jemu-
Begitu pula ajaran-ajaran al-4XU·DQ \DQJ
jemu atas nama Allah, karena
dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
membesaskan budak adalah perbuatan
memerintahkan para tuan agar
yang paling direda oleh Allah. Lebih jauh
menyantuni; memberi zakat; dan
Ameer Ali memaparkan sikap Nabi
menurutkan perjanjian yang mereka
Muhammad saw. terhadap perbudakan:
inginkan serta memberikan mereka
Ia menetapkan bahwa budak diizinkan sebagian harta yang dianugerahkan Allah.
untuk menebus kebebasan dirinya
dengan jalan upah pekerjaannya. Kalau Di sisi lain, al-4XU·DQ MXJD
budak yang malang itu tidak mempuyai cara tersendiri dalam upaya
mempunyai penghasilan dan bermaksud pembebasan/menghapus perbudakan
mencari penghasilan demi menebus
dalam Islam. Dalam al-4XU·DQ
kebebasannya, maka mereka harus
diperkenankan oleh tuannya dengan disebutkan bahwa bagi seseorang yang
suatu perjanjian. Ia juga menentukan melakukan pelanggaran ajaran agama
bahwa budak harus diberikan dana maka kaffarah alternatifnya, di antaranya
dari perbendaharaan negara guna adalah membebaskan budak (Ali, t.th:
PHQHEXV NHPHUGHNDDQQ\D «
263). Misalnya, Pertama, apabila sese-
Rasulullah memerintahkan agar mem-
perlakukan para budak dengan ramah orang membunuh dengan tidak sengaja
dan santun, sebagaimana perlakuan WLGDN GLEHQDUNDQ V\DUD· VHRUDQJ
kepada keluarga dan tetangga atau mukminm, maka kaffarah (dendanya), di
seperti pada teman seperjalanan. VDPSLQJ PHPED\DU ´diatµ DGDODK GLZD-
'LDQMXUNDQ XQWXN ´PHPEHULNDQ
jibkan membebaskan budak.
sebagian harta kekayaan yang
dianugeUDKNDQ $OODK NHSDGDPX µ Kedua, bagi seseorang yang
Para majikan dilarang mempergunakan bersumpah dan kemudian melanggar
kekuasaannya dalam melampiaskan
sumpahnya maka hukumannya, kalau
hawa nafsunya kepada budak yang
dimilikinya. Pembebasan budak tidak memberikan makanan dan pakaian
dilakukan sebagai tebusan karena kepada keluarga (ummat Islam), maka ia
membunuh seorang Islam dengan tidak diwajibkan memerdekakan budak.
sengaja, dan perbuatan kesalahan
lainnya (Ali, t.th: 263). Ketiga, bagi orang-orang yang
menzihar istrinya (misalnya ia berkata
Dari kutipan di atas nyata sekali
´SXQJJXQJPX VHSHUWL SXQJJXQJ LEXNX
bahwa salah satu cara dalam agama Islam
maka sebelum ia melakukan hubungan
untuk menghapus perbudakan adalah

110 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

kembali dengan istrinya, maka hendaklah Anjuran untuk menikahi budak-


ia memerdekakan budak. budak wanita merupakan salah satu cara
Sementara itu, kalau pada Islam yang secara tidak langsung ² dan
periode Mekkah, al-4XU·DQ PDVLK tentu saja lewat lembaga pekawinan lebih
PHQWROHULU VL WXDQ ´PHQJJDXOL efektif ² untuk membebaskan wanita
mamalakatQ\Dµ GL OXDU QLNDK PDND SDGD perbudakan. Kalaupun budak-budak
periode Madinah al-4XU·DQ WDPSDN wanita yang diperistri itu tidak sempat
sekali berupaya untuk mengangkat merdeka, tetapi karena diikat suatu
derajat kaum wanita, sehinga kalau si pertalian suci, tentu saja perlakuan suami
WXDQ EHUKDVUDW LQJLQ ´PHQJJDXOLµ EXGDN- akan lebih beradab dan santun
budak wanitanya dianjurkan terlebih (berprikemanusiaan). Dan untuk
dahulu menikahinya secara sah. Untuk pertimbangan masa depan, tentunya
itu, al-4XU·DQ WLGDN PHPSHUNHQDQNDQ anak yang dilahirkannya adalah anak
lagi si tuan memaksakan hasrat libido merdeka. Karenanya, al-4XU·DQ
seksnya kepada budak-budak wanita sepertinya begitu gencar mempro-
yang mereka miliki, apapun alasannya, mosikan agar seseorang mengawini
termasuk demi menjaga kemaluan dan budak-budak wanita mukmin, misalnya
kehormatan, sebelum nikah dengan baik- al-4XU·DQ PHQ\DUDQNDQ ´EDUDQJVLDSD
\DQJ NXUDQJ ELD\Dµ DWDX ´DJDU WHUKLQGDU
baik. Bahkan Islam mengajarkan bahwa
mengawini wanita budak lebih baik dari GDUL SHU]LQDKDQµ PDND QLNDKLODK ZDQLWD-
wanita-wanita merdeka tetapi musyrik. wanita budak yang mukmin (Q.S. al-
Nisa [4]: 24).
Lebih dari itu, al-4XU·DQ
mengangkat derajat wanita-wanita budak Islam Liberal dan Rasional:
yang beriman melebihi wanita-wanita Kehidupan Eskatologi
yang merdeka tetapi musyrik. Perban- Gagasan mengenai kehidupan
dingan ini tampak nyata dalam al-4XU·DQ eskatologi ² kehidupan kedua setelah
ketika seseorang berkeinginan untuk kematian kita di dunia ini ² merupakan
mengawini wanita musyrik yang menarik gagasan umum pada setiap bangsa di
hatinya, tetapi diingatkan oleh Allah masa lampau, meskipun penjabarannya
bahwa budak-budak wanita yang berbeda satu dengan lainnya. Sehingga
beriman adalah lebih baik. Dan mempercayai kehidupan eskatologis
janganlah kamu nikahi wanita-wanita merupakan bagian penting bagi
musyrik, sebelum mereka beriman. eksistensi hidup manusia. Namun,
Sesungguhnya wanita budak yang apabila kenyataan ini diperhatikan
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, berkaitan dengan perkembangan
walaupun dia menarik hatimu. Dan peradaban manusia, maka konsepsi
janganlah kamu menikahkan orang- tentang eskatologis juga merupakan
orang musyrik (dengan wanita-wanita perkembangan wajar dari pemikiran
mukmin) sebelum mereka beriman. manusia. Ameer Ali mencontohkan,
masyarakat tidak berperadaban hampir-

111 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

hampir tidak mempunyai banyangan « EHUGDVDUNDQ NHLPDQDQ EDKZD


mengenai kehidupan setelah kehidupan kehidupan setelah kematian, setiap
di dunia ini (Ali, t.th: 188). manusia harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya di dunia ini, baik laki-laki
Bangsa Mesir dikatakan sebagai maupun perempuan. Dan bahwa keba-
bangsa pertama kali mengenal kehidupan hagiaan dan kesengsaraan seseorang
kedua setelah kehidupan sekarang ini. sangatlah tergantung bagaimana cara
mereka melaksanakan perintah-perintah
Agama Yahudi pada mulanya tidak Penciptanya. Akan tetapi, rahmat dan
mengenal adanya kehidupan akhirat; dan kasih sayang-Nya tidak terbatas dan
dengan sendirinya tidak mengenal akan dikaruniakan-Nya dengan adil
adanya ganjaran dan hukuman atas kepada makhluk-Nya. Inilah intisari
perbuatan yang telah dilakukan. Karena keseluruhan ajaran Islam tentang kehi-
dupan di akhirat. Dan inilah satu-
seluruh sistem hukum agama Yahudi satunya ajaran yang wajib dipercayai dan
hanya berkisar pada ganjaran dan diterima. Sementara unsur-unsur lainnya
hukuman yang diperoleh di dunia ini hanyalah tambahan yang diambil dan
semata. Namun, orang-orang Israil yang disesuaikan dari tradisi berkembang di
tinggal di Mesir memasukkan paham kalangan bangsa-bangsa pada masa itu
(Ali, t.th: 197-198; Harun Nasution,
kehidupan eskatologi tersebut beserta 1975: 184).
pemahaman adanya ganjaran dan
hukuman diperoleh nantinya ke dalam
sistem ajaran mereka (Ali, t.th: 189). Berbagai ayat al-4XU·DQ DZDO
Begitu pula dengan agama-agama sebagian besar diturunkan di Mekkah,
sebelum Islam, seperti Zoroaster dan menggambarkan tentang konsep surga
Kristen, pada umumnya menggambarkan dan neraka secara realistis dan
adanya kehidupan eskatologi beserta materialistis dengan rumusan bahasa
balasan yang diperoleh di dalamnya. yang mudah dipahami oleh orang
Akan tetapi, ganjaran kebahagiaan dan kebanyakan di padang pasir. Gambaran
kesengsaraan akan diperoleh dalam surga dan neraka seperti itu, kata Ameer
bentuk jasm (jasmani), bukan dalam Ali, diambil dari khayalan yang beredar
bentuk ruh (rohani) (Harun Nasution, di antara pengikut Zoroaster, Saba, dan
1975: 184). orang Yahudi yang berpegang kepada
Talmud. Misalnya, gambaran tentang
Ketika Islam hadir pada bangsa
surga (firdaus) beserta hauri-hauri
Arab, gagasan agama yang dibawa oleh
(bidadari-bidadari) adalah gagasan yang
Nabi Muhammad tentang kehidupan
diambil dari kepercayaan orang-orang
akhirat pada mulanya dipengaruhi oleh
Zoroaster dari Zendavesta; sedangkan
pandangan-pandangan yang berkembang
gambaran tentang neraka beserta
pada waktu. Sehingga konsepsi Islam
hukuman yang mengerikan berasal dari
mengenai kehidupan eskatologis bersifat
kepercayaan orang-orang Yahudi dari
eklektisisme. Akan tetapi, menurut
Talmud (Ali, t.th: 191 dan 197).
Ameer Ali, gagasan utama dan
terpenting dalam Islam adalah:

112 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Gagasan tentang balasan kebaikan digambarkan sebagai api yang berkobar-


(surga) dan hukuman kejahatan (neraka) kobar yang bahan bakarnya teridiri dari
sesudah mati merupakan janji dan batu dan manusia itu sendiri. Gambaran
ancaman yang manjur untuk seperti ini perlu untuk menigkatkan
mempengaruhi tingkah laku manusia, moral masyarakat awam dalam
baik secara individual dan kolektif. melaksanakan kebaikan dan
Kebajikan dilaksanakan demi kebajikan meninggakan kejahatan (Harun
itu sendiri , kata Ameer Ali, hanya dapat Nasution, 1975: 185; Ali, t.th: 189).
dipahami oleh orang-orang yang
Gambaran al-4XU·DQ WHQWDQJ
berpikiran maju; sebaliknya bagi awam
balasan dan siksaan di akhirat (surga dan
(orang kebanyakan) yang tidak terpelajar
neraka) mengalami perkembangan pada
akan selalu memerlukan janji-janji dan
diri Nabi Muhammad saw. sesuai juga
sanksi-sanksi sebagai motivasi. Dengan
dengan tingkat perkembangan
demikian, berbicara tentang surga dan
kecerdasan umat Islam masa itu:
neraka dalam pengertian kenikmatan
ruhani dan penderitaan spiritual, hampir- « 3DGD DZDOnya kesadaran keagamaan
Nabi Muhammad saw. sendiri yang
hampir tidak mungkin diungkapkan
percaya kepada beberapa tradisi yang
kepada masyarakat awam tanpa beredar di sekitarnya. Tetapi dengan
mempergunakan kata-kata yang dapat tumbuhnya kesadaran yang lebih
divisualisasikan (diperumpamakan dalam mendalam, semakin mendalam pula rasa
bentuk materi) (Ali, t.th: 189). penyatuan dengan Pencipta Semesta.
Maka pikiran-pikiran sebelumnya yang
Pada awalnya, gambaran ayat-ayat hanya melihat pada aspek kebendaan,
al-4XU·DQ WHQWDQJ VXUJD QHUDND VDQJDW kemudian melihat pada aspek spiritual.
bersifat materialistik. Ini misalnya dapat Perkembangan pikiran Rasulullah tidak
saja karena dengan perjalanan dan
terlihat pada ayat-ayat yang turun di
perkembangan kesadaaraan keagamaan-
Mekkah. Karena al-4XU·DQ GLWXUXQNDQ nya, tetapi juga karena dengan berkem-
pada masyarakat yang tidak sama tingkat bangnya pemikiran-pemikiran pengikut-
kecerdasan dan tingkat kesadaran nya dalam menangkap konsepsi-konsepsi
spiritualnya, maka bagi masyarakat awam spiritual. Karenanya, dalam surat-surat
yang turun belakangan terlihat leburnya
al-4XU·DQ WDPSLO GHQJDQ
sifat-sifat kebendaan dalam sifat-sifat
menggambarkan surga seperti taman keruhanian; leburnya jasmani dalam jiwa
yang asri dan nyaman, dialiri oleh air. (Ali, t.th: 200-201).
Dan di dalam surga seseorang dapat Jadi, di balik gambaran-gambaran
menikmati kenyamanan yang sangat kehidupan akhirat, baik di surga maupun
bersifat bendawi (material), seperti di neraka ada pengertian spiritual yang
makanan, buah-buahan, minuman susu, abstrak lebih mendalam dan hakiki.
dan madu serta bidadari-bidadari Akan tetapi, karena pengertian surga dan
(pelayan-pelayan) yang secara langsung neraka itu bersifat spiritual-abstrak, maka
memberikan gambaran kenyamanan tidak ada seorangpun yang mengetahui
kehidupan seksual. Begitu pula, neraka hakikatnya. Begitu pula mengenai

113 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

gambaran-gambaran surga dalam al- diucapkan ayat al-4XU·DQ EHrikut:


4XU·DQ PLVDOQ\D GDODP VXUJD LWX DGD DLU ´WLGDN DGD VHRUDQJSXQ \DQJ PHQJHWDKXL
yang mengalir, sungai madu, sungai susu, kegembiraan yang disembunyikan bagi
mereka sebagai balasan terhadap apa
sungai arak, serta bidadari, dan \DQJ WHODK PHUHND NHUMDNDQµ (Ali, t.th:
sebagainya hanyalah sebagai tamsil-¶LEarah. 199).
Karenanya, dalam memahami perum- Dalam mencermati ayat-ayat al-
pamaan (tamsil) tersebut harus menye- 4XU·DQ \DQJ EHUVLIDW PHWDIRULV VHEDJLDQ
berangi (¶LEarah) makna yang ada di mazhab pemikir hukum Islam
baliknya. Oleh sebab itu, al-4XU·DQ MXJD memasukkan sebagai ayat-ayat
menyebutkan bahwa surga sebagai mutasyabihat, di mana pengertian yang
balasan yang baik dan besar bagi orang- sesungguhnya hanya Allah yang
orang beriman dan beramal saleh tidak mengetahuinya. Sementara pemikir Islam
lain daripada keredaan Allah, wa ridwan dari kalangan filsafat dan tasawuf lebih
min Allah akbar. jauh memaknai ayat-ayat al-4XU·DQ
Dengan berkembangnya pemaha- tentang surga dan neraka sebagai
man Nabi Muhammad dan diiringi kebahagiaan dan kesengsaraan yang
dengan perkembangan pemahaman bersifat subjektif dan ruhani semata.
sebagian dari umat Islam dengan tingkat Karena dalam pandangan mereka
kecerdasan dan kesadaran spiritual yang kesengsaraan atau kebahagiaan ruhani
tinggi. Maka gambaran al-4XU·DQ \DQJ lebih menyakitkan atau lebih
semula bersifat material itu tidak terlalu menyenangkan dibandingkan kalau
berarti dan tidak diperlukan lagi. Pada bersifat ragawi. Artinya, kehadiran raga
gilirannya pemahaman seperti itu diganti akan mereduksi kebahagiaan dan
dengan pemaknaan secara simbolik. kesengsaraan yang sesungguhnya.
Lebih dari itu, kebahagiaan yang paling Padahal surga dan neraka adalah tempat
hakiki kelak nanti di akhirat adalah ketika pembalasan yang paling sempurna.
tersingkapnya tudung ilahi yang Karenanya, pandangan para filosuf dan
memisahkan Tuhan dengan hambanya sufi hanya jiwa yang dibangkitkan dan
yang saleh; dan ini surga sesungguhnya. kembali kepada Allah (Ali, t.th: 200).
1DEL EHUVDEGD ´Yang paling diredhai oleh Akhirnya, Ameer Ali (t.th: 202-
Allah ialah orang yng melihat (kemulian) 203) menyimpulkan, cukuplah sudah
Tuhannya diwaktu petang dan pagi. Inilah
bukti-bukti kesalahan atas pandangan
kesenangan yang melebihi segala kenikmatan
yang menyatakan bahwa gagasan-gagasan
EDGDQL «µ (Ali, t.th: 199). Pada
Nabi saw. tentang kehidupan eskatologi
kesempatan lain Rasullah bersabda,
keseluruhannya bersifat material dan
seperti dikutip Ameer Ali:
badaniah. Untuk itu, ia menutup
Allah menyediakan bagi hamba- pembahasannya mengenai kehidupan
hambanya apa yang tidak pernah eskatologi ini dengan mengutip ayat al-
didengar oleh telinga; tidak pernah 4XU·DQ \DQJ PHQXQMXNNDQ EHWDSD GDODP
dilihat oleh mata; dan tidak pernah
terbetik dalam hati sekalipun. Lalu aspek-aspek spiritual dalam Islam,

114 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

VHEDJDL EHULNXW ´wahai jiwa yang tenang dan Daftar Kepustakaan


damai! Kembalilah kepada Tuhan-Mu dengan
ridha dan meridhai. Masuklah di antara
Abdullah, Muhammad. (1989). ´.DWD
hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam 3HQJDWDUµ GDODP Pengantar Filsafat
surga-.Xµ. Islam. Jakarta: Rajawali Press.
$ILI 0XKDPPDG ´3HQJDQWDUµ
dalam Malik bin Nabi. Membangun
Dunia Baru Islam. Bandung: Mizan.
Ali, Syed Ameer. (t.th). The Spirit of Islam.
Delhi: Idarah-I Adabiyat Delli.
Anis, Ahmad. (1980). Two Approaches ti
Islamic History: A Critigue of Shibli
1X·PDQL·V DQG $PHHU $OL·V
Interpretation of History. Michigan:
Michigan Univeersity Press.
Azis Dahlan (ed.). (1993). ensiklopedi
Islam. Jakarta: PT. Ichtiar baru van
Hoeve.
Baljon, J.M.S. (1968). Modern Muslim
Koran Interpretation (1880-1960).
Leiden: E. J. Brill.
al-%XNKDUL ´.LWDE DO-1LNDKµ Shahih al-
Bukhari, Hadis ke- 4829; Shahih
Muslim hadis ke- 4482; Sinan al-
Turmudzi, hadis ke- 3802.
Chejne, Anwar G. (1974). Muslim Spain
Its History and Culture. Minneapolis:
The University of Minnesita Press.
Eliade, Mircea (ed.). (1995). The
Ensyclopedia of Religion. Vol. 1. New
York: Macmilan Library
Reference.
Esposito, John L. (ed.). (1995). The
Oxford Encyclopedia of the Modern
Islamic World. (New York-Oxford:
Oxford University Press.
Gibb, H.A.R. (1960). The Ensyclopedia of
Islam. Leiden: E.J. Brill.
-------. (1983). Islam dalam Lintas Sejarah.
Jakarta: Bharata Karya Aksara.
-------. (1996). Aliran-Aliran Modern Dalam
Islam. Jakarta: Grafindo Persada.

115 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016
Alimuddin : Api Islam Syed Ameer Ali; .....

Glasse, Cyril. (1999). Ensiklopedia Islam. -------. (1997). Kaki Langit Peradaban Islam.
Jakarta: Raja Arafindo Persada. Jakarta: Paramadina.
H.A. Mukti Ali. (1992). Alam Pikiran ------- ´0HWRGRORJL GDQ
Islam Modern di India dan Pakistan. Orientasi Studi Islam Masa
Bandung: Mizan. 'HSDQµ 'DODP -XUQDO Jauhar,
Volume 1, No. 1, Desember 2000.
Harun Nasution. (1975). Pembaharuan
dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Rahman, Fazlur. (1984). Islam. Bandung:
Pustaka.
-------. (ed.). (1993). Ensiklopedi Islam.
Jilid I. Jakarta: Depag. Taufiq Adnan Amal dan Syamsu Rizal
Panggabean. (1989). Tafsir
Hodgson, Marshal G.S. (1974). The
Kontekstual Al-4XU·DQ. Bandung:
Ventur of Islam. Chicago and
Mizan.
London: the University of Chicago
Press. Watt, Montgemory. (1956). Muhammad at
Madina. Oxford: OUP.
Hourani, Albert. (1962). Arabic Thoughth
in the Liberal Age 1798-1939.
London & New York: Oxford
University Press.
Leamen, Oliver. (1988). Averroes and His
Philosophy. Oxford: Clarendon
Press.
M. Quraish Shihab. (1997). Tafsir Al-
4XU·DQ $O-Karim Tafsir atas Surat-
surat Pendek Beredasarkan Urutan
Turunnya Wahyu. Bandung: Pustaka
Hidayah.
Mahmudunnasr, Syed. (1981). Islam Its
Concepts & History. New Delhi:
Lahoti Fane Art Press.
Muhammad Muslehuddin. (1991).
Filsafat Islam dan Pemikiran
Orientalis. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Murata, Sachiko. (1999). The Tao of Islam.
Bandung: Mizan.
Nasr, Seyyed Hossein. (1968). Science and
Civilization in Islam. Cambridge:
Harvard University Press.
-------. (1979). Ideals and Realities of Islam.
London: Unwin.
Nurcholish Madjid. (1984). Khazanah
Intelektual Islam. Jakarta: Bualn
Bintang.

116 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 8, No. 1, Januari ² Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai