Anda di halaman 1dari 4

ISLAM DAN PEMBEBASAN

Ashgar Ali Engineer

Islam bukan hanya mengajarkan bagaimana beribadah kepada Tuhan, lebih dari itu, islam
mengajarkan bagaimana memanusiakan sesama mahluk Tuhan. Agama diturunkan memang
untuk menyebarkan agama Tauhid kepada seluruh orang, lebih dari itu misi lain kenabian
adalah menciptakan tatanan masyarakat tanpa kelas. Diawali dengan kelahiran muhammad,
seorang anak yang akan menjadi sebuah revolusioner ditengah lingkungan yang pada saat itu
Arab sedang dilanda masa kegelapan. Iya, masa kegelapan, islam menamai begitu karena
pada masa tersebut uang tidak lebih berharga dari pada kemanusiaan, perbudakan yang
merajalela, diskriminasi kaum wanita, praktek riba yang bebas menjadikan kawasan Arab
pada saat itu gelap dalam hal kemanusiaan yang biasa kita kenal dengan masa jahiliyah.
Muhammad lahir pada tanggal 12 robiul awal bertepatan dengan penyerangan kampung
halamannya oleh pasukan gajah, dan disini bisa jadi tanda tanda bahwa pada awal misi
kenabian Muhammad sangat banyaklah rintangan. Muhammad kecil lahir sebagai anak yang
dikenal dengan sikap jujur, orang-orang lokal disana biasa menyebutnya dengan sebutan al-
amin. Dengan semangat revolusioner ilahiah, nabi Muhammad ingin mengubah kebiasan
buruk pada saat itu dengan pendekatan sosial-ekonomi. Namun diluar itu nabi tetap
menyebarkan agama Tauhid dengan teologi islam sebagai landasan dan aspek dasar dalam
misi dakwah beliau. Penolakan demi penolakan sangatlah banyak beliau Terima, hingga
hijrah menjadi pilihan yang tepat bagi beliau dan para pengikutnya. Di Madinah barulah misi
nabi untuk membuat sebuah misi perubahan berhasil, banyak diantara suku suku yang ada di
Madinah mempercayai beliau. Satu persatu permasalah yang dihadapi selesai bukan tanpa
rintangan. Namun perjalanan dakwahnya belum lah selesai. Nabi harus kembali ke Makkah
yang mana pada saat itu bisa diartikan sebagai pusat perdagangan semenanjung arabiyah.
Permasalahan yang nabi temui satu persatu mulai terselesaikan. Contoh permasalahan
perbudakan, nabi tidak langsung menghapus praktek tersebut dengan menggunakan dalih
larang Tuhan, nabi sedikit masuk dalam transaksi jual beli budak, namun tindak lanjut yang
nabi lakukan sangat berbeda, nabi membebaskan dan memberinya hak sebagaimana manusia
pada umumnya, barulah nabi mengedukasi dengan dalih ketuhanan bahwa praktek tersebut
tidak lah benar. Tidak sampai itu, nabi juga memberantas praktek riba yang pada saat itu
sangatlah gencar-gencarnya. Tentu hal tersebut membuat nabi gelisah, namun bukan jihad
pemberantasan yang nabi lakukan, satu persatu masalah yang ada, beliau berikan solusi,
mulai dari zakat, beliau ingin orang yang kaya dapat berbagi dengan orang yang miskin
dengan cara ini. Bahkan menurut ashar sendiri, pengertian orang kafir menurut beliau adalah
orang yang suka menimbun hartanya, bukan hanya berTuhan selain kepada Allah. Sehingga
masyarakat yang memegang kendali ekonomi disana, mereka yang berkuasa disana yang
ditakutkan bukan seruan nabi untuk tidak menyembah berhala, melainkan ketakutan akan
gerakan revolusioner sosial-ekonomi nabi yang ditakutkan mengganggu kenyaman mereka
selama ini.ketimpangan sosial yang terjadi pada saat menjadikan kenyamanan sendiri bagi
kaum kaum burjois tersebut, disisi lain mereka telah kehilangan akan kemanusiaan mereka
menjadikan manusia tidak lebih berharga ketimbang uang. Dan hal tersebut sudah banyak
dikonsumsi oleh pemikiran masyarakat kita sendiri. Mereka berlomba lomba untuk unjuk gigi
dihadapan tuhan, sedangkan tetangga mereka yang kelaparan ditinggalkan. Berlomba lomba
untuk pergi ke tanah suci tanpa disadari sanak saudara sendiri bertarung melawan permasalah
ekonomi masing-masing. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kondisi sosial ekonomi
membuat wajah islam hanya berfokus terhadap urusan urusan manusia dengan tuhannya.
Seperti dikatakan oleh penulis, ashgar said, bahwa pengertian kafir bukan berbicara tentang
permasalahan penyembahan selain Allah, melainkan pengertian kafir menurut beliau adalah
orang yang dengan sengaja menolak pandangannya dari masalah sosial. Ini juga yang
membuat nabi bukan hanya mendakwahkan islam lewat teologi ilahiah, lebih dari itu beliau
juga ingin mengangkat derajat manusia dengan misi masyarakat tanpa kelas.permasalahan
lain yang paling banyak didebatkan adalah masalah jihad, yang seringkali diartiakn bahwa
islam dengan segala dalih ketuhanannya memaksa orang orang dengan cara kekerasan. Pada
awal permulaan nabi berdakwah, pengikutnya hanya sedikit dan jika belaui mendapat
ancaman akan dakwahnya beliau lebih memilih untuk hijrah dari pada memerangi orang kafir
berbeda halnya jika dihadapkan dengan situasi penindasan akan kaum-kaum lemah atau
minoritas, dirampas hak-haknya, diserang atau disakiti barulah nabi akan berperang melawan
kaum tersebut. Dalam surat al-baqoroh sudah jelas, bahwa alla berfirman dalam ayat 256
yang berbunyi “la ikraha fiddin” yang artinya tidak ada paksaan dalam beragama. Islam tidak
mengajarkan memaksa dalam berjihad tapi islam mengajarkan teologi dalam berjihad seperti
yang digaungkan oleh muhammad abduh sebagai teologi pembebasan.

Segabaimana yang telah dijelskan diawal bahwa islam bukan hanya sekedar berbicara
hubungan horizontal antara manusia dengan tuhannya, melainkan juga berbicara tentang
hubungan vertikal yaitu manusia dengan sesama manusia. Dalam pengertian konsep islam
dan negar misalnya, bahwa islam tidak pernah mengatur konsep tentang negara melainkan
islam mengatur secara ketat tentang konsep masrakat yang ada didalam negara tersebut. Kita
ambil contoh konsep masyarat sebelum islam datang, klan quraisy adalah kelompok yang
paling besar dan sangat dominan dimakkah yang pada saat itu didominasi oleh beeberapa
klan yang bertempat disana. Meskipun banyak suku yang bertempat tinggal disana, mereka
tidak mempunyai struktur pemerintahan yang jelas, jika kita bandingan dengan kondisi saat
ini yang disetiap negara pasti ada pemimpin seperti presiden, raja atau sebagainya. Makkah
pada saat itu tidak mempunyai unsur tersebut, yang ada hanyalah mala’ yaitu perwakitlan dari
suku-suku di daerah tersebut. Mendapat berbagai penolakan dan rintangan di makkah
membuat nabi hijrah ke madinah dan berhasil membuat suatu konsep pemimpin waktu itu
dengan didukung oleh dua suku yang ada disana, yaitu suku aus dan khazraj. Yang mana
konsensus tersebut dikenal dengan piagam madinah. Berada dilingkungan yang sarat akan
perbedaan tidak membuat misi nabi menjadi gagal. Beliau tetap membebaskan diantara suku
suku itu tetap menjalankan tradisi mereka. Dan perlu dicatat, sekali lagi tidak menggunakan
unsur paksaan dalam agama. Namun masih banyak yang salah memahami akan konsep jihad
dalam islam. Meskipun secara bahasa jihad berarti berusaha keras, bukan berarti dalam
beragama kita menggunakan paksaan didalamnya. Namun pemahaman yang dimaksudkan
adalah perang melawan kekerasan, kezhaliman dan penindasan. Tidak heran jika pada masa
nabi, nabi menggunakan pengertian tersebut untuk berperang bukan malah paksaan untuk
merubah keyakinan. Contoh yang ada di indonesia beberapa waktu lalu, perdebatan tentaang
jihad sampai membawa kekerasan dalam penerapannya yang mana pada saat itu sedang ramai
topik tentang organisasi HTI, suatu organisasi dengan lantang menggaungkan semangat jihad
untuk memberantas masalah kemungkaran, padahal sudah jelas, jihad itu buat suatu paksaan
untuk merubah keyakinan melainkan suatu perlawanan terhadap penindasan, kedzaliman dan
perampasan hak-hak kemanusiaan.

Semakin lama waktu berjalan tentunya semakin pesat pula zaman dengan
perkembangaannya. Perkembangan zaman yang pesat juga memaksa masyarakat untuk
mengembangkan pikiran untuk selalu berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Namun,
perkmebangan zaman tidak menjadi tolak ukur perubahan itu baik atau tidak, nyatanya
banyak kita rasakan bahwa dampak negatif yang dirasakan lebih banyak dari pada dampak
positif yang diberikan. Contoh adalah penggunaan nuklir untuk perang, yang mana
dampaknya bisa dirasakan sampai berpuluh-puluh tahun dengan pencemaran lingkungannya,
penggunaan bahan plastik dalam penggunaan berbagai produk makanan dan barang yang bisa
sampai 500 tahun bisa terurai, dan masih banyak lagi permaslahaan modernisasi yang masih
minim jalan keluar. Namun agama mempunyai rumusan untuk sedikit meminimalisir hal
tersebut. Dengan konsep aql-ilm-amal-hikmah. Konsep berfikir dengan memikirkan
konsekuensi apa yang terjadi jika kita membuat sebuah keputusan. Dengan al-quran sebagai
landasan berpijak dan berpikir maka saya rasa tidak akan banyak permasalahan yang akan
muncul ke permukaan. Jika kita senantiasa menjalankan agama dengan penuh semangat dan
bervariasi, bukan tidak mungkin hidup akan lebih terintregsikan dengan agama itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai