Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dwi Nurwahidin

Kelas : Imam As-Syuyuti Tafaqquh Fid Din Ma’had Al Mubarak Banjarmasin

Tantangan Dakwah Masa Kini

Dalam sejarah peradaban Islam yang panjang, konteks kehidupan selalu


bersinergi dengan berjalanya pemikiran Islam, dari saat masa Rosulullah SAW yang
memiliki metodologi terbaik dalam berdakwah sesuai sebagaimana yang Allah SWT
perintahkan kepada yang baginda dalam mendakwahkan Ad Diinul Islam

Strategi dakwah tentunya memiliki porsi yang berbeda pada zamanya, kita
menilik sedikit pada masa Rasulullah yang dimana saat diawali masa dakwah Rasulullah
terfokus pada Aqidah dan pemahaman ummat yang diawali dari keluarga, kerabat, orang
terdekat Rasulullah sampai saat Allah memerintahkan untuk mendakwahkanya secara
luas kepada masyarakat Makkah pada saat itu.

            
         

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu”. (Ali Imran ; 159)

Namun sebagaimana umumnya dalam berdakwah ialah diakukan oleh


Rosulullah secara lemah lembut, mengajak, mendakwahkan, yang juga diiringi dengan
mulianya dan menawanya ahlak yang ditunjukan Oleh Rosulullah, bagaimana tidak
menjadi dakwah yang menarik ?, orang yang menganggap Rasulullah gila pun terpesona
dengan ahlak yang ditunjukan oleh Nabi, betapa banyak yang masuk dan mengenal
islam itu melalui ahlak Nabi bahkan dalam salah satu ceramah yang disampaikan oleh
Buya Yahya beliau mengatakan bahwa “Islam yang ramah adalah Islam yang diluhurkan
oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Dimana yang sangat kita tahu bahwa pada focus dan muatan dakwah yang
disampaikan oleh Rasulullah adalah penekanan pada penyebaran dan penanaman
pemahaman tentang syariat Islam, lalu apakah sama dengan tantangan yang ada pada
para shahabat ?, tentu berbeda ! muatan dan gerakan dakwah yang disebarkan pun
berbeda, focus para shahabat pun berbeda denga dakwah yang disampaikan Nabi. Abu
Bakar As-Shiddiq misalnya, di masa kekhalifahanya yang singkat selama 2 tahun begitu
banyak problem yang juga harus diselesaikan, ia harus memerangi banyaknya nabi palsu
dan orang yang murtad dari jalan Islam serta orang yang enggan membayar zakar. Umar
Bin Khattab dan Utsman yang suad mulai melaksanakan perluasan dan penyebaran
wilayah Islam, tentu berbeda dengan muatan dakwah yang harus dilakukan Rasulullah.
Dimana semakin berkembangnya zaman ke era modern, maka tantangan dakwah Islam
pun semakin kompleks dan modern pula, begitu juga pada masa sekarang yang tentu
berbeda.

Pada era modern ini tentu seharusnya menjadi masa yang akan memajukan
ummat Islam, mengapa tidak ? begitu banyaknya ilmu pengetahuan yang mudah di
capai dan media yang mampu menghubungkan informasi hanya dengan hitungan detik
saja sehingga persoalan klasik ummat islam seperti pemurtadan atau adanya perseteruan
dengan syiah misalnya hanya menjadi hal klasik yang sudah terus menerus tanpa henti,
karena tantangan dalam berdakwahpun berbeda muatanya untu saat ini.

Ada kalanya tantangan dakwah tersebut ada di tubuh umat Islam itu sendiri,
tantangan pada internal ataupun ta’asub pada ideology tertentu. Ta’sh-shub tersebut
menjadi ancaman serius bagi Gerakan Dakwah. Sebab, secara syar’i, ta’ash-shub adalah
perbuatan jahiliyah yang sangat dibenci. Secara fakta di lapangan, ta’ash-shub pada
ketiga hal tersebut juga telah melahirkan persaingan dan perpecahan di kalngan umat,
khususnya di kalangan antar aktivis Gerakan Dakwah yang berbeda nama dan payung.
Dengan demikian, Gerakan Dakwah akan kehilangan banyak peluang Dakwah dan
interaksi dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk antar sesama aktivis Gerakan
Dakwah yang berbeda nama dan warna. Ini juga merupakan salah satu penyebab yang
memperlambat perkembangan dan pertumbuhan Gerakan Dakwah itu sendiri sehingga
perpecahan dapat terjadi dan beranggapan tantangan dalam berdakwah bukanlah pada
permurtadan atau apapun, melainkan tantanganya adalah dari ummat Islam sendiri yang
notabenya adalah tantangan dan persaingan dakwah antar sesama tubuh umat Islam
yang dianggap nmenyimpang dari kelompoknya.

Kita lihat di beberapa wilayah ada Ustadz hendak mengisi kajian, baru mulai sudah
dibubarkan, bahkan mungkin baru dating namun sudah ditolak kedatanganya. Ada Ustadz
yang dirasa menyimpang menurut kelompoknya, akhirnya baru mau dating ke wilayah
yang mayoritas berbeda pun baru dating sudah kena dampaknya, di Banjarmasin sendiri
misalnya, beberapa waktu yang lalu di salah satu mesjid akan mengadakan Tabligh Akbar
dengan mengundang seorang Ustadz dari luar daerah, namun sayangnya belum hari dating
sudah mendapat respon yang negative dari kalangan yang katakanya mayoritas di Wilayah
ini, dari munculnya surat edaran penolakan, sampai ancaman unjuk rasa atas penulakan
kedatangan ustadz tersebut yang mereka katakan sebagai pemecah belah ummat, secara
jelas padahal sebenarnya siapa yang memecah belah ummat diantara mereka, yang tidak
bias menghargai dan mentoleransi perbedaan yang dibenarkan diantara mereka. Isu inipun
seperti halnya sangat mudah menyebar bahkan muncul pertanyaan terhadap penolakan
yang terjadi “Islam kok gitu ?, Bahkan terlalu kecewanya masyarakat terhadap penolakan
munculah pernyataan “yang mau kajian dibubarkan, yang main judi tuh kok dibiarkan” atau
“katanya paling toleril, kok yang beda pemahaman di ganggu” dan yang maksiat di
diamkan?” serta pernyataan lain yang semisal dengan respon sikap masyarakat yang
mempertanyakan terhadap kelompok mayoritas dan akhirnya banyak masyarakat kita yang
kecewa dengan sikap berlebihan yang diberikan oleh kelompok yang memiliki pemahaman
yang berbeda.

Kita perlu pahami bahwa ta’asub atau fanatic buta yang berlebihan di masyarakat
kita mampu memicu api konflik yang berlebihan yang tentu saja berdampak pada stabilitas
keagamaan dan keibadatan bagi masyarakat kita yang mungkin kurangnya pemahaman
tentang perbedaan dan saling menghargai perbedaan pendapat yang sudah ada sejak zaman
para ulama.

Tantangan dakwah lain yang harus Ummat Islam hadapi juga tantangan Eksternal
modern, dimana proses Imperialisme budaya barat, dimana ini juga merusak pada tatanan
generasi pemuda kita yang lebih hobi nonton K-Pop atau Film Bolliwod ketimbang
mempelajari kehidupan Islam, yang akhirnya mereka lebih hobi dandan ala artis korea,ala
artis India hingga pakaian Islam dirasa kaku dalam masyarakat. Kita sedang beraling
dengan tantangan dakwah gaya baru yang lebih dikenal dengan Ghazwul Fikri yakni
perang pemikiran dengan munculnya berbagai fitnah dan peperangan dunia maya dari
media-media yang ada.

Jika meniti keadaan dan tantangan saat ini, saya teringat akan perkataan Ust Haikal Hasan
bahwa beliau menyampaikan “Ada 2 langkah untuk menghancurkan suatu bangsa, pertama
hancurkan mentalnya, berikan ia liberalisme, beri ia kebebasan. kedua, putuskan mata rantai
pemuda dengan sejarah”.

Ini bukanlah teori terkenal, bukanlah teori pasti yang paten, tetapi paling tidak inilah cara
menghancurkan suatu bangsa melalu pemudanya, dan inilah yang ingin penulis tuangkan.
Pertama,Hancurkan mentalnya, beri ia (pemudanya) kebebasan, beri pemudanya
liberalisme. Saya teringat apa yang pernah dikatakan oleh William Ewart Gladstone (1809-1898),
mantan Perdana Menteri Inggris mengatakan: “Percuma kita memerangi umat Islam , dan tidak
akan mampu menguasasinya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Al-Qur’an.
Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Qur’an dari hati mereka, baru kita akan menang dan
menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad dari pada
seribu meriam. Oleh karena itu tanamkanlah ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan
seks.”

Liberalisme yang diberikan tentu berdampak kepada para pemuda, bagamana tidak ?
liberalisme yang membuat hati mereka terlalu menikmat kesenangan dunia, terlalu membuat cara
berfikir pemuda hanya diukur dengan materi, pemahaman yang menjadikan hati mereka semakin
jauh dengan Al-Qur’an yang menjadikan perang tidak lagi dengan senjata, tetapi perang mental, dan
pemuda kita tidak siap akan itu.

Sesekali saya ingin membahas mengenai perang pemikiran. Bahwa ada perang pemikiran
yang terjadi antara haq dan bathil. Dalam agama yang saya anut pun terjadi perang pemikiran.
Pemikiran Islam dengan pemikiran ala barat. Banyak orang yang tidak menyadari perang ini.

Bagaimana perang ini telah menjatuhkan banyak korban. Dari pihak kami yang kemudian
semakin jauh dari agamanya sendiri. Orang yang kemudian menyatakan menolak pemikiran
agamanya sendiri. Menolak aturan-aturan-Nya karena dinilai tidak sesuai perkembangan zaman.
Menolak jilbab karena dianggap kuno. Dan masih banyak lagi.

Hingga saat ini pun, saya masih melihat kemenangan pemikiran ala barat ini ketimbang
kemenangan pemikiran Islam . Remaja-remaja turunan orang-orang tua yang telah kalah perang.
Yang pemikirannya justru jauh lebih liberal dari orang liberal sekalipun. Agama boleh Islam ,
namun secara pola pikirnya telah sangat jauh dari Islam. Perang ini terus berlangsung hingga saat
ini. Dan ada tiga hal utama yang disasar untuk memperlancar perang ini. Dialah Food-Fun-Fashion.

Dengan aneka jenis Food, makanan yang secara kesehatan merusak, namun harganya
mahal, dan bisa jadi pula kehalalannya dipertanyakan. Islam telah menyatakan bahwa apa yang
dimakan bisa membentuk sesoerang. Makanan yang haram masuk ke dalam tubuh akan merusak
jiwanya. Orang Islam saat ini, kehati-hatian terhadap apa yang dimakan pun semakin sedikit. Tidak
peduli lagi mana halal mana haram, yang penting enak dan bergengsi. Atau bahkan makanan sehari-
hari pun tidak dipertanyakan kehalalannya. Halal tidak hanya sekedar masalah bahan makanannya,
namun juga cara mendapatkan makanan tersebut.

Fun, betapa hiburan masa kini benar-benar telah menjauhkan seseorang dari agamanya.
Lupa waktu, hingga lupa shalat hanya karena sedang jalan-jalan entah dimana atau sedang ada acara
apa. Atau mengakhirkan shalat yang sebenarnya bisa dilakukan ketika nonton acara, padahal
penting mana coba. Jadwal film yang nabrak waktu shalat. Bahkan pertanyakan pada organisasi
atau acara-acara kampus yang tidak peduli waktu shalat. Yang memaksa menunda waktu shalat dan
mengakhirkannya dengan alasan, acara belum beres. Atau sengaja menabraknya.

Fashion. Tidak hanya bicara soal pakaian. Mode. Gadget dan kendaraan sekarang telah
masuk ke jenis barang fashion. Bukan lagi membeli fungsi, namun membeli tampilan. Pakaian
sangat ala barat bisa dilihat di negeri-negeri timur. Bahkan para muslimah pun lebih suka mengikuti
modenya dari pada fashion Islam yang telah dipersepsikan kuno dan ketinggalan zaman.
Perempuan menjadi objek utama perang ini, fashion. Meski laki-laki tidak juga luput, namun
dampak perang pemikiran mengenai fashion ini benar-benar sangat terlihat di kalangan perempuan.

Bagaimana mereka dengan rela hati dan ikhlas membuka bagian tubuhnya. Memperlihatkan
apa yang ada di dalamnya dengan senang hati dan bangga. Maka berbahagialah seluruh laki-laki
brengsek di dunia ini karena mereka tidak perlu repot-repot melakukan apa-apa untuk melihatnya.

“Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik asal ia pernah mendapatkan pengasuhan
seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan
generasi yang rusak pula akhlaknya. Itulah mengapa yang dihancurkan pertama kali oleh Yahudi
adalah wanita.” Ucapan ini dilontarkan oleh Muhammad Quthb, dalam sebuah ceramahnya puluhan
tahun silam. Muhammad Quthb adalah ulama Mesir yang concern sekaligus pemikir ulung abad 20.

Perang ini masih terjadi saat ini. Dari kedua belah pihak. Pihak paling banyak jatuhnya dari
kalangan Islam sendiri. Yang pada akhirnya, Islam dihancurkan justru bukan oleh musuh-
musuhnya, namun oleh orang Islam sendiri. Jika teman-teman pandai mengamati. Betapa banyak
korban yang justru tertawa-tertawa karena merasa senang. Merasa menjadi manusia modern dengan
pemikirannya yang baru. Sesuatu yang telah menjadi pilihan hidupnya dan jalan hidupnya. Akan
lebih sulit memang memerangi saudara sendiri dari pada memerangi musuh yang memang nyata-
nyata adalah musuh.
Orang kafir tahu jika pemuda Muslim jauh dari Al Qur’an maka akan mudah dikalahkan
dan dijajah. maka upaya musuh Islam adalah dengan membuat pemuda muslim terlalaikan dan
meninggalkan al Qur'an, dengan membuat acara-acara hiburan dan hura-hura yg tak ada manfaatnya
bahkan menjerumus pada maksiat. Itulah yg sedang terjadi maka ayolah kita kembali untuk bisa
terus berinteraksi denga Al Qur'an dan mengikuti cara hidup yg telah dicontohkan Rasulullah kita.

Kedua, “Putuskan mata rantai pemuda dengan sejarah”. Inlah yang juga kadang tidak
terlalu diperhatikan, tanpa kita sadari sebenarnya sejarah merupakan spirit of change kekuatan
untuk perubahan, dengan memutar kisah sejarah terkadang mampu menumbuhkan semangat para
pemuda. Sejarah turut berperan dalam pembentukan cara berfikir pemuda, kalaulah sejarah
diceritakan dengan apa adanya niscaya berkobarlah semangat pemuda. Dan sebagaimana yang kita
bahas diawal tadi ini menjadi salah satu tantangan dakwah bagi ummat islam, disaat pemuda saat
ini lebih tak sedikit yang lebih melihat dan meniru budaya barat, sehingga spirit Islam pun
mulai diabaikan. Inilah tantangan dakwah kita saat ini yang juga harus kita perhatikan, dan
juga yang perlu kita perhatikan dari dakwah ini ialah kita tawakkal kepada Allah, karena
hanya dengan izin Allah segala usaha, azam, dan tekad dapat terlaksana.

           

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS Ali Imran
: 159)

Anda mungkin juga menyukai