Anda di halaman 1dari 2

TERM OF REFORMANCE (TOR)

“Ketertindasan Perempuan Dalam Simpul Sejarah”

A. Latar Belakang
Isu mengenai kesetaraan gender menjadi sebuah kajian yang paling banyak digandrungi,
sebab disanalah kita dapat melakukan upaya baik dalam rangka memanusiakan manusia.
Sudah bukan barang yang tabu lagi bahwa kerap kali orang terdekat kita masih gandrung
akan yang namanya budaya patriarki. Tentu hal ini tidak bisa serta merta kita salahkan,
sebab sedari kecil kita sudah banyak mendengar, melihat orang disekitarnya
melanggengkan struktur budaya patriarki tersebut. Sehingga kita perlu menyadari bahwa
hal tersebut akan terus merugikan kaum perempuan. Padahal laki-laki dan perempuan
diciptakan setara untuk patuh kepada Allah SWT dan sebagai khalifah di muka bumi.
Ketika kita membicarakan mengenai manusia maka pada akhirnya kita akan
bertemu dengan pembahasan terkait “hakekat manusia” baik itu terlahir sebagai laki-laki
maupun perempuan. Dalam Islam misalnya, dimana di dalam Al-Quran terdapat dalil-
dalil yang memperkuat adanya relasi yang setara antara laki-laki dan perempuan. Dalam
doktrin Kristen, dimana diciptakannya alam semesta untuk bukti kebaikan Tuhan nya
untuk manusia (tidak memandang jenis kelamin), dan tugas manusia adalah menjaga nya
karena alam semesta merupakan jalan untuk mereka mengenal pada Tuhannya, begitupun
agama lain seperti Budha yang menerangkan bahwa manusia dan alam semesta saling
keterkaitan untuk saling menjaga dan melindungi sebab alam semesta adalah proses yang
harus dilalui manusia untuk menuju nirvana.
Fenomena yang terjadi hari ini tentu tidak sesuai dengan yang seharusnya terjadi
seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Banyak kemudian kita temui sebuah budaya
yang melekat pada aktivitas kehidupan manusia yang melanggengkan ketidaksetaraan.
Tentu budaya patriarki tidak muncul begitu saja dan terjadi secara alamiah, ia di bentuk
dan diciptakan berangkat dari pemikiran manusia yang telah terkonstruk sejak lama.
Sehingga kerap kali kita dipusingkan dengan fenomena sosial yang memposisikan kaum
laki-laki demikian tinggi dalam segala aspek dan dimensi kehidupan ketimbang kaum
perempuan. Sebenarnya sejak kapan proses pemarjinalan terhadap kaum perempuan itu
berlangsung dalam transformasi sosial kita di banyak tempat di muka bumi ini? Mengapa
penyingkiran tersebut terjadi? Kekuatan-kekuatan sosial apa yang bermain di dalam
proses tersebut sehingga cengkeramannya begitu kuat menindas perempuan hingga saat
ini?
Ketika menbincangkan persoalan ketertindasan perempuan, terdapat beberapa pandangan
teori seperti teori determinisme biologis dan teori evolusi. Hal ini tentu sangat penting
untuk disampaikan khususnya kepada kader-kader pergerakan yang sampai hari ini masih
terus mengawal isu tentang kesetaraan gender. yang harapannya dapat menjadi wacana
pengantar untuk mendobrak pemikiran agar tidak lagi bias gender.
B. Target Materi
1. Peserta dapat memahami sejarah penciptaan alam semesta dan hakekat manusia
2. Peserta dapat emmahami sejarah ketertindasan perempuan
3. Peserta dapat memahami pengaruh sistem negra terhadap perempuan

Anda mungkin juga menyukai