Anda di halaman 1dari 2

ISLAM DAN EKONOMI

Islam adalah agama yang sangat kompleks dalam mengatur para penganutnya.
Termasuk pembahasan ekonomi dalam agama. Dalam bukunya, ashgar ali engineer yang
berjudul islam pembebasan, islam mempunyai konsep adl dan ihsan dalam membatasi
penganutnya dalam melakukan praktek ekonomi. Sebagaimana mana telah disebut diatas,
penerapan adl dan ihsan ini adalah kuci pertama agar kita tidak jatuh dalam lingkaran
ekonomi kapitalisme global yang bertentangan dengan konsep kemasyrakatan maupun
perekonomian dalam islam yang harus adil dan bebas eksplotasi. Manusia terus-terusan
disetir dan kendalikan untuk meningkatkan konsumsi sehingga sifat spiritual dan moral terus
berkurang dan keadaan masyarakat barat telah membuktikan hal ini. Di indonesia, praktek
ekonomi kapitalis secara berangsur-angsur digunakan dalam praktek perekonomiannya.
Pengapusan barang-barang bersubsidi dari pemerintah dan nilai rupiah yang mengikuti pasar
internasional yang makin lama makin turun nilai kursnya memperkuat adanya praktek
kapitalisme dalam perekonomian indonesia. Rekam jejak kapitalisme diindonesia dapat kita
lihat munculnya saat mulai memasuki era pemerintahan orde baru. Pada saat itu kebijakan
orba lebih berpihak kepada barat dan menjauhi ideologi sosialis, hal tersebut membuat
hubungan indonesia dengan negara barat menjadi sangat baik sehingga mulai masuklah arus
modal asing yang masuk ke indonesia dan hutang ke luar negeri pun sangat cepat meningkat.
Tercatat besaran hutang indonesia saat ini terhitung sebesar 394,6 miliar dolar as atau jika
dirupiahkan menjadi 7.496,7 triliun. Sesuai dengan pengertiannya bahwa praktek kapitalisme
membuat yang terjebak didalamnya akan terus dijadikan objek yang konsumtif dan itu terjadi
pada indonesia saat ini. Dampak bagi masyarakat juga sangat jelas, dengan alasan
modernisasi dan mengikuti perkembangan zaman kita banyak dicekoki oleh banyak inovasi
pasar yang sebenarnya tidak jauh juga fungsinya dengan barang lama kita. Contoh kecil
adalah penjualan Handphone, walaupun fungsi utamanya adalah untuk berkomunikasi,
namun dengan permainan kapitalisme global kita dipaksa untuk membeli dengan embel”
inovasi mereka yang tentunya dengan harga yang melambung jauh lebih mahal.

Selain itu agama juga menaruh perhatiannya terhadap martabat manusia. Percuma jika
melakukan kebaikan seperti bersedekah tetapi disisi lain mengesampingkan martabat
manusia. Islam sangat melarang hal itu karena bertentangan dengan konsep persamaan
manusia dalam islam. Sama halnya dengan membangun lembaga untuk bersedekah, disisi
lain ia menggunakan lembaga tersebut untuk riya. Lebih lanjut, ashgar ingin menjelaskan
tentang zakat dan riba yang dilakukan agar konsep persamaan manusia terealisasikan dalam
kehidupan nyata, bukan pada konsep pemikiran belaka sehingga hal ini akan membawa
perubahan yang adil dalam masyarakat. Masalah riba juga banyak disalahpahami dan praktek
tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari ekonomi kapitalis yang harus dipahami sebagai
bentuk eksploitasi bukan hanya masalah bunga semata. Praktek riba tersebut sering kita temui
prakteknya dalam bank konvesional. Adanya bank syariah juga tidak berarti tidak adanya
praktek riba didalamnya, terkadang bank syariah hanya menjadi label islamisasi dari sistem
konvensional yang didalamnya terdapat praktek kapitalisme. Semakin tidak terkontrolnya
arus perekonomian dan tuntutan akan modernisasi maka kita sendirilah yang akan
menentukan bagaimana kita menyikapinya. Kembali ke kata kunci awal bahwa dalam
melakukan praktik ekonomi, agama mempunyai dua kunci dalam membatasi setiap apa yang
akan kita lakukan, yaitu dengan adl dan ihsan. Praktek kapitalisme tidak akan terwujud bila
kita merealisasikan dua unsur tersebut dalam kehidupan kita. Selebihnya itu terserah kita
sendiri dalam menjalankannya.

Anda mungkin juga menyukai