Dokumen : QMM-03
Tanggal berlaku : 01-03-2019
No. Revisi : 01
Halaman : 1 of 33
Dokumen Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi – Anritsu XR75 Series ini telah diperiksa dan
disetujui untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Berbagai hal yang tidak tercantum dalam dokumen ini maupun berbagai perubahan yang
kemungkinan terjadi di masa mendatang akan di informasikan ke pihak terkait.
Disetujui oleh:
HALAMAN JUDUL--------------------------------------------------------------------------------------------0
HALAMAN PENGESAHAN---------------------------------------------------------------------------1
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------------------2
BAB I PENDAHULUAN--------------------------------------------------------------------------------3
1.1Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------------3
1.2Tujuan--------------------------------------------------------------------------------------------3
1.3 Landasan Hukum----------------------------------------------------------------------------------4
1.4 Ruang Lingkup-------------------------------------------------------------------------------------4
BAB II PENYELENGGARA KESELAMATAN RADIASI--------------------------------------7
II.1 Struktur Organisasi--------------------------------------------------------------------------7
II.2 Tanggung Jawab dan Kewajiban-------------------------------------------------------------8
II.3 Personil Yang Bekerja di Fasilitas-----------------------------------------------------------11
BAB III DESKRIPSI FASILITAS, PERALATAN GAUGING, DAN PERLENGKAPAN------13
III.1 Deskripsi Fasilitas Untuk Penempatan ANRITSU XR75 SERIES------------13
III.2 Bentuk dan Deskripsi Spesifikasi Alat-----------------------------------------------------14
III.3 Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi Yang Digunakan------------------------15
III.4 Pemantauan Dosis Personil-------------------------------------------------------------16
III.5 Jenis Pemantauan Kesehatan Personil----------------------------------------------17
III.6 Pemantauan Kesehatan Personil------------------------------------------------------17
III.7 Nilai Batas Dosis yang diizinkan (NDB)---------------------------------------------------17
III.8 Perhitungan perkiraan penerimaan dosis personel-----------------------------17
BAB IV PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI-----------------------19
IV.1Prosedur Pengoperasian-----------------------------------------------------------------19
IV.2Prosedur Pengangkutan------------------------------------------------------------------25
IV.3Prosedur Perawatan dan Pemeliharaan---------------------------------------------25
IV.4Prosedur Penggantian Tabung X-Ray-----------------------------------------------------25
IV.5Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi Personil-------------------------------26
IV.6Prosedur Pengelolaan Limbah---------------------------------------------------------------26
IV.7Prosedur Rencana Penanggulangan Kedaruratan------------------------------------27
BAB V REKAMAN DAN LAPORAN---------------------------------------------------------------28
V.1Rekaman----------------------------------------------------------------------------------------28
V.2Laporan------------------------------------------------------------------------------------------29
BAB VI PROGRAM JAMINAN MUTU-------------------------------------------------------30
BAB VII RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT-----------------------31
VII.1Keadaan Darurat / Potensi Kejadian Abnormal----------------------------------31
VII.2Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat-------------------------------------32
VII.3Mekanisme dan Jangka Waktu Pelaporan-----------------------------------------34
BAB I
PENDAHULUAN
Program ini disusun sebagai pedoman dalam rangka upaya keselamatan radiasi
bagi pekerja radiasi, masyarakat, dan lingkungan, saat penggunaan maupun perawatan Mesin
X-Ray ANRITSU XR75 SERIES buatan Anritsu Infivis Co., LTD.. yang digunakan untuk
memeriksa isi dari suatu barang produksi berupa makanan dan minuman untuk melihat ada
tidaknya kontaminasi di dalamnya secara cepat dan akurat. Diharapkan setiap pelaksanaan
operasi alat ini tidak terjadi kecelakaan yang mengarah pada pemaparan radiasi berlebih.
I.2. Tujuan
Program proteksi radiasi ini dibuat sesuai aturan diterapkan dalam Peraturan
Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2009 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Zat
Radioaktif dan Pesawat Sinar-X sebagai pedoman bagi mereka yang akan melakukan
pekerjaan agar dapat berjalan dengan aman, selamat, dan sehat bagi para pekerja itu sendiri,
bagi daerah kerja maupun bagi lingkungan sekitar.
I.3. Landasan Hukum
Penyusunan dokumen program proteksi radiasi yang digunakan pada ANRITSU XR75
SERIES ini mengacu pada beberapa ketentuan yang berlaku, yaitu :
a. Undang Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
b. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 Tentang Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion Dan Bahan Nuklir.
c. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 Tentang Keselamatan Radiasi Pengion
dan Keamanan Sumber Radioaktif.
d. Peraturan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2009 Tentang Keselamatan Radiasi
Dalam Penggunaan Zat Radioaktif dan Pesawat Sinar-X Untuk Peralatan Gauging.
e. Peraturan Kepala BAPETEN No. 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan
Kedaruratan Nuklir.
f. Peraturan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2010 tentang Pemantauan Kesehatan untuk
Pekerja Radiasi.
g. Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 Tentang Proteksi dan Keselamatan
Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pengawas
Tenaga Nuklir
i. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 16 Tahun 2014 Tentang
Surat Izin Bekerja Petugas Tertentu Yang Bekerja Di Instalasi Yang Memanfaatkan
Sumber Radiasi Pengion
I.4. Ruang Lingkup
Penyusunan dokumen program proteksi radiasi yang digunakan pada ANRITSU XR75
SERIES ini merupakan salah satu sarana menjabarkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan keselamatan radiasi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara Indonesia
yang meliputi pengaturan keamanan peralatan, personil, dan lingkungan.
I.5. Definisi
Agar mempermudah pemahaman dan menyamakan persepsi dalam pengertian
yang diperoleh pada dokumen ini maka perlu dijelaskan terlebih dahulu definisi-definisi
kata atau kalimat berikut ini:
1. Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang selanjutnya disebut BAPETEN adalah instansi
yang bertugas melaksanakan pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi terhadap
segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.
2. Keselamatan Radiasi Pengion yang selanjutnya disebut Keselamatan Radiasi
adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan
lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
3. Keamanan Sumber Radioaktif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah akses
tidak sah atau perusakan, dan kehilangan, pencurian, atau pemindahan tidak sah sumber
radioaktif.
4. Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi.
5. Nilai Batas Dosis adalah dosis terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN yang dapat
diterima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa
menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.
6. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.
7. Gauging adalah teknik pengukuran yang memanfaatkan aplikasi teknik nuklir
untuk mengukur tebal, ketinggian, densitas, sebagai kendali mutu atau proses
produk.
8. Pemegang Izin adalah orang atau badan yang telah menerima izin pemanfaatan
tenaga nuklir dari BAPETEN.
9. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan
oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan Proteksi
Radiasi.
10. Petugas Perawatan adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin untuk
melakukan perawatan peralatan Gauging dan berpotensi menerima paparan radiasi.
11. Operator adalah orang yang ditunjuk oleh Pemegang Izin untuk mengoperasikan
peralatan Gauging dan berpotensi menerima paparan radiasi.
12. Intervensi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghindari paparan
atau kemungkinan terjadinya paparan kronik dan Paparan Darurat.
13. Kecelakaan Radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan
operasi, kerusakan, atau kegagalan fungsi alat, atau kejadian lain yang menimbulkan akibat
atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek Proteksi dan Keselamatan
Radiasi.
14. Paparan Darurat adalah paparan yang diakibatkan terjadinya kondisi darurat nuklir
atau radiologik.
BAB II
PENYELENGGARA KESELAMATAN RADIASI
Organisasi proteksi dan keselamatan radiasi merupakan wadah yang terdiri
dari perwakilan setiap personil yang ada di fasilitas atau instalasi yang memanfaatkan Sumber
Radiasi Pengion, dapat berbentuk orang perorangan, komite atau organisasi, bertugas untuk
membantu Pemegang Izin dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Pemegang izin bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keselamatan radiasi dan
wajib melaksanakan keselamatan kerja dengan radiasi, yang dalam pelaksanaannya dibantu
oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan pekerja radiasi.
PEMEGANG IZIN
Direktur
PT. SANGHIANG PERKASA
PETUGAS PERAWATAN
OPERATOR
II.2.2.3. Operator
a. Operator adalah orang yang ditunjuk oleh Pemegang Izin untuk mengoperasikan mesin
X-Ray dan berpotensi menerima paparan radiasi.
b. Tanggungjawab dan kewajiban Operator :
1. mengetahui, memahami, dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan
kerja radiasi;
2. menjalani semua instruksi yang diberikan oleh Pemegang Izin dan/atau Petugas
Proteksi Radiasi;
3. mengoperasikan mesin X-Ray sesuai dengan prosedur kerja dan memperhatikan
prinsip Proteksi Radiasi;
4. menggunakan peralatan pemantau dosis perorangan ketika mengoperasikan
dan berhubungan langsung dengan sumber radiasi; dan
5. melaporkan kepada Petugas Perawatan dan Petugas Proteksi Radiasi apabila ada
kerusakan terhadap:
a. Mesin X-Ray; dan/atau
b. Perlengkapan Proteksi Radiasi
2. Petugas Perawatan
Petugas Perawatan adalah personil yang dianggap mampu oleh pemegang izin untuk
melaksanakan perawatan, analisis kerusakan dan tindakan perbaikan pada peralatan gauging.
Sedangkan pelatihan / training yang didapat Petugas Perawatan diselenggarakan secara in
house Training oleh Pemegang Izin atau oleh pihak lain.
Berikut ini adalah tabel spesifikasi dari mesin x-ray ANRITSU XR75 SERIES.
Klik [Stop] Maka konveyor akan berhenti dan daerah di sekitar [Stop] akan menyala merah
IV.1.4.Registrasi Produk Baru
Jika ingin meregistrasi produk baru, caranya adalah sebagai berikut :
1. Di layar Menu, layar “Product Registration Start” ditampilkan. Inputkan dan atur
parameternya.
2. Pikirkan variasi produk dalam setting, siapkan beberapa master product ( yang
mempunyai dimensi, berat, komponen dan keadaan pack pada saat produk ingin
dijalankan pada line normal), dan tekan [Next]
3. Ketika [Next] ditekan maka tampilan dibawah akan muncul, ikuti instruksi di layar
untuk menyelesaikan “Product Information”, “Conveyor Condition”, “Inspection
criteria/Mask condition”, “X-Ray output”, dan “Rejector operation setting” untuk
menyelesaikan pengaturan yang perlu. Pengaturan yang tidak perlu bisa
dihilangkan dengan cara membersihkan kotak centang.
Pilih item yang akan diatur dan tekan [Next]
4. Pilih produk yang akan diregistrasi, ketika daerah nomor produk dipilih maka layar
berikut akan ditampilkan. Tekan [OK]
5. Masukkan nama produk, ketika daerah nama produk ditekan maka keyboard akan
muncul, masukkan nama produk kemudian tekan [Next]
6. Atur kecepatan konveyor dan metode pengenalan produk. Pilih Packaged atau Bulk
Type pada metode arakan produk. Masukkan kecepatan konveyor pada keyboard yang
muncul
7. Pilih metode pengenalan produk kemudian tekan [Next], metode pengenalan produk
ada 3 macam yaitu : Photocell, Auto Recognition dan keduanya, photocell adalah
pendeteksian produk menggunakan photocell sedangkan auto recognition adalah
tingkat Gray Scale produk.
8. Pilih Item inspeksi dan Item masking dan tekan [Next]
Ketika daerah angka logaritma pendeteksian kontaminasi ditekan maka gambar dibawah
akan ditampilkan. Pilih logaritma yang sesuai dengan produk
IV.1.5. Proses Shutdown (Mematikan Mesin)
1. Pastikan tidak ada benda yang tertinggal didalam ruang inspeksi.
2. Putar Saklar berlawanan arah jarum jam
3. Cabut daya jika perlu
IV.2PROSEDUR PENGANGKUTAN
Pengangkutan Pesawat ANRITSU XR75 SERIES harus dilakukan dengan hati-hati, dengan
pengepakan yang diberi peredam agar kondisi alat aman apabila terkena benturan. Karena
mesin ANRITSU XR75 SERIES ini tidak memancarkan radiasi selama tidak dioperasikan maka
tidak perlu diberi label tanda radiasi tetapi diperlakukan sebagai bahan mudah pecah.
Untuk setiap pengangkutan tidak memerlukan persetujuan pengangkutan dari BAPETEN
untuk dilakukannya pengangkutan karena bukan zat radioaktif.
IV.3PROSEDUR PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Untuk menjamin peralatan selalu siap digunakan dan memenuhi standar
keselamatan radiasi maka pemegang izin harus melakukan pengujian laju dosis bocor
Mesin ANRITSU XR75 SERIES setidaknya 1 kali dalam satu tahun. Hasil uji tidak boleh melebihi
1 μSv/jam di permukaan, apabila hasil menunjukkan lebih dari 1 μSv/jam maka peralatan
tersebut tidak boleh digunakan lagi selanjutnya alat tersebut diamankan, kemudian
diperbaiki atau jika tidak bisa lagi maka dilimbahkan. Selain pengujian kebocoran untuk
memberikan keselamatan pada operator juga dilakukan perawatan seperti berikut :
1. Menjaga kebersihan tempat kerja dan tempat penyimpanan alat tersebut.
2. Membersihkan pesawat dengan kain halus secara teratur.
3. Menjaga kondisi ruangan pada suhu dan kelembaban yang diperbolehkan.
4. Melakukan pemeriksaan kondisi pesawat dan sambungan kabel-kabel.
5. Melakukan pemeriksaan kondisi alat setiap satu minggu sekali, menggunakan Program
yang terintegrasi di dalam software ANRITSU XR75 SERIES
6. Bila ada kerusakan maka segera hubungi PPR untuk selanjutnya dilakukan perbaikan
oleh teknisi dari PT.SAT Nusapersada maupun dari pabrikan pembuat Nordson
DAGE.
IV.4PROSEDUR PENGGANTIAN TABUNG X-RAY
Tabung tabung X-Ray memiliki umur pengoperasian yang ditentukan dari jam atau
lamanya waktu pengoperasian hingga harus dilakukan penggantian tabung X-Ray. Dalam
kasus mesin x-ray SOTUE ini diperkirakan setelah pemakaian selama 15 tahun maka perlu
dilakukan penggantian tabung atau jika ada terjadi hal-hal yang tidak normal pada system
pembangkit x-ray. Proses penggantian harus dilakukan oleh teknisi dari pabrik atau teknisi
yang telah mendapatkan pelatihan khusus. Pada saat penggantian tabung X-Ray harus
dipastikan alat dalam kondisi mati
dan cabut kabel power supply dari sumber listrik untuk memastikan tidak ada arus listrik dan
tidak lupa memperhatikan kondisi lingkungan serta aspek keselamatan dan kesehatan.
IV.7.3Mekanisme Pelaporan
Setiap kejadian keadaan darurat PPR melaporkan kepada Direktur selaku pemegang
ijin, selanjutnya pemegang ijin diharuskan membuat laporan kepada Bapeten, laporan
dapat berbentuk lisan apabila kondisi darurat selanjutnya pemberitahuan secara tertulis
termasuk apabila dilakukan penggantian tabung. PPR selalu membuat laporan sekecil apapun
kejadiannya kepada pemegang ijin, laporan PPR digunakan sebagai dasar untuk tindak lanjut
pelaporan kepada fihak terkait seperti Kepolisian, Instansi terkait setempat ataupun
pemadam kebakaran.
BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN
V.1REKAMAN
Secara periodik dilaksanakan pemantauan, pemeliharaan dan penyimpanan hasil Rekaman
segala kegiatan proteksi dan keselamatan radiasi yang meliputi:
A. Inventarisasi peralatan X-Ray yang meliputi :
1. Data tabung sinar-X serta penggantian tabung sinar-X.
2. data spesifikasi teknik peralatan; dan
3. keluar masuknya mesin x-ray dari dan ke tempat penyimpanan dan personil pelaksana,
dicatat di dalam logbook.
B.Dosis radiasi yang diterima personil.
C.Hasil pemantauan paparan radiasi di tempat penyimpanan, pengangkutan, tempat kerja, dan
di daerah sekitarnya.
D.Pencarian keterangan akibat Kecelakaan Radiasi.
E.Hasil kalibrasi alat ukur radiasi.
F.Pelatihan yang memuat informasi :
1. Nama personil;
2. Tanggal dan jangka waktu pelatihan;
3. Topik yang diberikan; dan
4. Fotokopi sertifikat pelatihan atau surat keterangan
G.Hasil pemantauan kesehatan personil;
H.Perawatan dan perbaikan peralatan;
I. Pergantian tabung; dan
J. Rencana Dekomisioning
V.2LAPORAN
Hasil rekaman dituangkan dalam bentuk tulisan dan diserahkan kepada Kepala
BAPETEN adalah meliputi laporan sebagai berikut :
a. Laporan pelaksanaan program Proteksi dan Keselamatan Radiasi, dan verifikasi
keselamatan penggunaan pesawat sinar-X untuk peralatan Gauging meliputi:
1. Hasil pemantauan paparan radiasi.
2. Penggantian tabung sinar-X
3. Hasil perawatan peralatan yang terkait dengan Keselamatan Radiasi.
b. Laporan pencarian keterangan mengenai Paparan Darurat yang diakibatkan Kecelakaan Radiasi.
Laporan mengenai hasil pemantauan paparan radiasi dan penggantian tabung sinar-X
dilaporkan kepada Kepala BAPETEN paling kurang sekali dalam setahun sedangkan
dalam hal laporan pencarian keterangan mengenai Paparan Darurat yang diakibatkan
Kecelakaan Radiasi dilaporkan secara tertulis kepada Kepala BAPETEN paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah kejadian kecelakaan Radiasi.
BAB VI.
PROGRAM JAMINAN MUTU
Untuk menjamin pelaksanaan program proteksi radiasi dan keselamatan radiasi
maka dilakukan program Jaminan mutu pada pengoperasian mesin X-Ray di PT. SANGHIANG
PERKASA yang meliputi : pemeriksaan alat dan perawatan rutin, mingguan dan bulanan,
maupun tahunan. Hasil pemeriksaan dan perawatan dibuatkan lembar kontrol yang selalu
dilaporkan kepada manager produksi sebagai laporan atau bahan pertimbangan tindak
lanjut yang diperlukan.
BAB VII
RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT (KEJADIAN ABNORMAL)
Catatan :
Setiap terjadi kecelakaan radiasi, wajib segera dilaporkan secara lisan ke Petugas
Proteksi Radiasi untuk selanjutnya dilaporkan ke Pemegang Izin dan ke :