Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TESIS
Oleh
TESIS
Oleh
Telah Diuji
Pada Tanggal : 15 Juli 2016
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
ABSTRAK
Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontrasi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem syaraf simpatis. Rasa nyeri kini dapat di
kurangi dengan metode relaksasi hypnobirthing yang bertujuan untuk membuat
proses melahirkan menjadi sesuatu yang membahagiakan tanpa adanya rasa sakit
yang berlebihan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing
terhadap lama persalinan kala I Fase Aktif dan Nyeri Pesalinan pada Ibu Bersalin di
Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai tahun 2016.
Jenis penelitian menggunakan True Experimental Designs dengan jenis
Posttest – Only Control Designn. Populasi perlakuan adalah seluruh ibu bersalin yang
bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai yang sudah
mendapat sugesti hypnobirthing pada saat melakukan senam hamil. Populasi kontrol
adalah ibu bersalin yang bersalin di Klinik Harapan Ibu Kecamatan Medan Denai
yang tidak mendapat sugesti hypnobirthing. Sampel berjumlah 25 untuk kelompok
perlakuan dan 25 kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji t-independent.
Hasil penelitian menunjukkan Ada pengaruh hypnobirthing dengan lama
proses persalinan kala I Fase Aktif pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan
nilai p<0,005. Ada pengaruh hypnobirthing dengan tingkat nyeri persalinan kala I
Fase Aktif pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan nilai p<0,005.
Disarankan pada tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat meningkatkan
pemahaman dan keterampilan tentang teknik hypnobirthing agar dapat melakukan
pertolongan persalinan yang aman, lancar dan relatif lebih cepat hypnobirthin.
ABSTRACT
Pain in childbirth is a uterus contraction pain which can cause the increase in
the activity of sympathetic nervous system. Today, pain can be reduced by using
hypnobirthing relaxation method which is aimed to make the process of childbirth
become relaxed without severe pain. The objective of the research was to find out the
influence of hypnobirthing on the length of birthing period I Active Phase and
Childbirth Pain in childbirth women in Klinik Bersalin.
The research used True Experimental Design with Posttest – Only Control
Design. The treatment population was all childbirth women who had gotten
suggestive hypnobirthing in Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni. The control population
was childbirth women who did not get suggestive hypnobirthing. The samples were
25 respondents for treatment group and 25 respondents for control group. The data
were analyzed by using independent t-test.
The result of the research showed that there was the influence of
hypnobirthing on the length of the process of childbirth in the period I Active Phase
in primapara and multipara childbirth women at p-value < 0.005. There was the
influence of hypnobirthing in childbirth pain of period I Active Phase in primapara
and multipara childbirth women at p-value < 0.005.
It is recommended that health care providers, especially midwives, increase
the understanding and skill in hypnobirthing technique so that the process of
childbirth can be safe, smooth, and fast since. the initial pregnancy by providing.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
Karunia Nya sehingga penulis dapat mengerjakan tesis yang ber judul “Pengaruh
Persalianan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan
Penulis menyadari bahwa ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya
bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada Pembimbing
pertama yaitu Prof. Drs. Heru Santoso, Ms. PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing,
dan kepada Drs. Tukiman, M.KM selaku Pembimbing kedua, dimana kedua
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. Prof. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Utara.
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi, dukungan,
Penulis juga menyadari bahwa proposal tesis ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang mendukung sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis menyerahkan semua kepada Allah SWT untuk memohon Ridho-Nya, semoga
tesis penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan kesehatan.
RIWAYAT HIDUP
Medan pada tanggal 24 Juni 1989 beragama Islam, penulis anak pertama dari satu
bersaudara dengan status sudah menikah dan anak dari pasangan Januari Buulolo dan
Juniati Caniago.
Athfal tahun 1994-1995 Sekolah Dasar Negeri No 060816 Medan pada tahun 1995 –
2001. Pada tahun 1993 – 1996, penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 3
Medan. Pada tahun 2001 – 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 10
Medan. Pada tahun 2004 – 2007, penulis melanjutkan kuliah D-III di Akademi
Kebidanan Sehat Medan. Pada tahun 2008 – 2011, penulis melanjutkan kuliah D-IV
Bidan Pendidik di RS.Haji Medan , dan pada tahun 2011 sampai tahun 2012 penulis
bekerja di Akademi Kebidanan Hang Jebat Dumai. Selanjutnya pada tahun 2012
sampai tahun 2013 penulis bekerja di Akademi Kebidanan Senior. Pada tahun 2012
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
LAMPIRAN ......................................................................................................... 89
DAFTAR TABEL
4.2. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I Fase
Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan
Klinik Harapan Ibu Medan Denai ............................................................. 68
4.3. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I Fase
Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan
Klinik Harapan Ibu Medan Denai dengan Lama Persalinan .................... 69
4.4. Uji Normalitas Data Lama Persalinan Primipara di Klinik Bersalin Eka
Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai ..................................................... 69
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematan Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,
Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 100.000 kelahiran hidup,
Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2014).
disepakati dan berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali. Target yang telah
ditentukan oleh SDGs mengenai AKI yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Posisi perempuan yang lebih baik. Revolusi mental diperluakan dalam mempercepat
oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu dan transportasi merupakan
hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus resiko tinggi. Melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan tindakan yang paling tepat dalam
mengidentifikasi secara dini sesuai dengan risiko yang dialami oleh ibu persalin
(Saifuddin, 2011).
Persalinan merupakan kejadian fisiologi dan normal yang dialami oleh wanita.
Persalinan yang tidak dapat ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses
Power atau kekuatan ibu merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi
persalinan untuk berlangsung lama. Kala I yang lama disebabkan karena tidak
kehabisan tenaga. Dampaknya adalah bahwa kontraksi uterus semakin tidak adekuat
2006).
Persalinan lama adalah persalianan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk
primipara, dan lebih dari 18 jam untuk multipara. Masalah yang terjadi pada
persalinan lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung lebih
dari 12 jam tetapi bayi belum lahir, dilatasi serviks di kanan garis waspada pada
Menurut data SDKI 2012 sebanyak 53% ibu tidak mengalami komplikasi
pada saat melahirkan, terjadi persalinan lama sebanyak 12%, perdarahan berlebihan
9%, demam 7%, komplikasi kejang 2% dan ketuban pecah dini lebih lebih dari 6 jam
17%. Faktor yang mempengaruhi lama persalinan adalah kondisi psikologi yang
meliputi persepsi ibu pada rasa nyeri dan cemas saat persalinan.
Rasa nyeri pada persalianan adalah nyeri kontrasi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem syaraf simpatis. Nyeri yang hebat pada
tekanan darah, kenaikan denyut jantung, dan kenaikan laju pernafasan, dan apabila
tidak segera diatasi, maka keadaan ini akan meningkatkan rasa kekhawatiran,
kecemasan, tegang, takut dan stress. Peningkatan konsumsi glukosa tubuh pada ibu
bersalin yang mengalami rasa kekhawatiran, kecemasan, tegang, takut dan stress
ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan, maupun selama persalinan.
Kecemasan yang dirasakan umumnya mulai dari kekhawatiran tidak bisa menjaga
takut sakit saat persalinan, takut bila nanti dijahit perineum, bahkan yang lebih parah
lagi ibu takut terjadi komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat menimbulkan
Bila ibu bersalin merasa cemas dan takut menghadapi proses persalinan, maka
hormon adrenalin akan keluar dan dapat menghambat pelepasan oksitosin yang
diperlukan untuk kemajuan persalinan. Begitu ibu menjadi tenang dan rileks,
oksitosin akan mengalir dan akan muncul endorphin yang dapat menghilangkan rasa
Salah satu upaya untuk menghilangkan rasa nyeri saat melahirkan bisa
membangun persepsi positif dan rasa percaya diri serta menurunkan ketakutan,
kecemasan dan ketegangan, dan panik sebelum, selama dan setelah persalinan. Salah
kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para wanita hamil mampu melalui
masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancer, dan nyaman
(tanpa rasa sakit), dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi
yang di kandungnya.ketika wanita yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot
tubuhnya, termaksud otot rahim, akan mengalami relaksasi yang membuat proses
rasa sakit berlebihan. Teknik hypnosis yang dipraktikkan di dalam kelancaran proses
mungkin belum dikenal seperti sekarang. Saat itu salah satu fungsi hypnosis adalah
menjawab kekhawatiran dan ketakuatan ibu hamil dengan menghadapai rasa sakit
saat proses persalinan. Akhirnya, self- hypnosis di dalam meredakan rasa sakit ini
dicoba untuk diterapkan dalam hal mengurangi rasa sakit di saat melahirkan secara
menghadapi proses persalinan. Sebuah studi oleh Fuchs et al (2009) dilakukan pada
138 ibu hamil yang menderita mual muntah sangat parah kemudian dilakukan
hypnobirthing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 138 ibu hamil, 87 ibu hamil
dilakukan hypnobirthing dan hasil 62 (71,3%) ibu hamil bebas dari rasa mual dan
muntah, 24 (27,6%) ibu hamil bebas dari rasa mual dan muntah meskipun bertahap,
(2010) menemukan bahwa rata–rata lama kala satu pada primigravida dengan
jam) dengan perbedaan 7,14 jam. Jadi lama kala satu lebih singkat dengan
dapatkan hasil analisis bahwa rata – rata lam persalinan pada ibu bersalin tanpa
diberikan hypnobirthing adalah dengan kemajuan persalinan 100 menit dan rata – rata
ibu bersalin dengan hypnobirthing adalah 66,7 menit. Nilai p 0.038 berarti bahwa ada
Dari survey awal yang telah dilakukan pada bulan February 2016 di Klinik
Eka Sri Wahyuni kecamatan Medan Denai di dapatkan bahwa dari 20 ibu bersalin
dan singkat, 8 ibu bersalin (45,5%) merasa nyeri dalam kategori ringan setelah
penerapan hypnobirthing, Klinik Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai sudah
melukan tenik hypnobirthing selam kurang lebih 5 tahun terhitung sejak tahun 2010
dan hasilnya dapat membantu ibu bersalin dalam mengatasi rasa nyeri pada saat
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
beta di dalam otot uterus dan menghambat kontraksi dan memperlambat persalinan
sehingga ibu bersalin membutuhkan kondisi yang rileks dan nyaman. Saat kondisi
tenang dan relaks, alam bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh dan
menghasilkan anestesi atau pembiusan yang alami pada ibu, yaitu hormone endorfin.
Hypnobirthing terbukti efekti dalam untuk memberikan rasa nyaman pada saat
persalinan.
sosialisasi serta kompetensi dasar untuk tenaga kesehatan dalam mempelajarin tekni
hypnobirthing. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa iu hamil dan bersalin
Persalinan Kala I Fase Aktif dan Tingkat Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka
1.2. Permasalahan
Berdasarkan hasil penelitian dan survey awal yang dilakukan peneliti, maka
Hypnobirthing Terhadap Lamanya Proses Persalinan Kala I Fase Aktif dan Tingkat
Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka SriWahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun
2016”.
Proses Persalinan Kala I Fase Aktif dan Tingkat Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka
1.4. Hipotesis
Kala I Fase Aktif dan Tingkat Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka Sri Wahyuni
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya
3. Bagi Responden
Hasil penelitian dapat menjadi bahan dalam penerapan ibu untuk melaksanakan
dialamin ibu dapat berlangsung dengan cepat, aman dan nyaman bagi ibu dan
bayinya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Jaringan
konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan dapat lahir di luar kandungan melalui
jalan lahir atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan normal adalah bayi
lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai
alat bantu serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomy) (Anggraeni,
2012).
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang belangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
2. Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
prostalglandin.
1. Abortus / keguguran
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu atau bayi dengan berat badan
2. Partus Immaturus
Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 22-28 minggu atau bayi dengan
3. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 dan 37 minggu atau bayi dengan berat
1. Gravida
2. Primigravida
3. Para
4. Nuli para
5. Primi para
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali
Wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (sampai 5 kali)
Wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup utau mati.
adalah:
a. Power
b. Passage
Terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir keras (tulang):
4. Bagian lunak
Bagian jalan lahir lunak terdiri dari segmen bawah rahim (SBR) yaitu serviks,
vagina, juga otot-otot, jaringan ikat dan ligament-ligamen yang berfungsi mnyokong
interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan
posisi janin. Kerana plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia diangggap juga
sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang
Primipara Multipara
Rata-rata Upper normal Rata-rata Upper normal
Fase laten 8 jam 16 jam 5 jam 10 jam
Fase aktif 6 jam 8 jam 3 jam 6 jam
Kala I 14 jam 24 jam 8 jam 16 jam
Kala II 60 menit 2,5 jam 30 menit > 60 menit
Dilatasi
cervix rate Kurang 1,2/jam adalah Kurang 1,5 cm/jam adalah
selama fase abnormal abnormal
aktif
Sumber: Oxorn, 2010
a. Fase laten
b. Fase aktif
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Fase aktif
- Periode akselerasi :
- Periode deselarasi
10 cm atau lengkap.
Pada fase ini akan timbul kontraksi, mulai dari kontraksi yang kecil dan sebentar
sampai kontraksi yang makin kuat, sering, dan teratur. Kontraksi diawali dengan
berikutnya, sampai kontraksi yang makin kuat dan lama dengan selang waktu
Pada fase pembukaan ini juga mulai terjadi penipisan pada segmen bawah rahim,
yang diikuti oleh keluarnya lender yang bercampur darah, sampai ke tahap
normal dimulai dengan keluarnya lender bercampur darah, terbukanya jalan lahir,
dan yang kemudianan diikuti oleh pecahnya ketuban. Jika proses ini berjalan
dengan baik (ketuban pecah terlebh dahulu), persalinan ini dapat dikatakan
normal.
2. Kala II
Kala II adalah kal pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir.
c. Perenium menonjol
3. Kala III
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluran plasenta. Setelah bayi
lahir, kontraksi lahir istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi 2 kali sebelumnya. Beberapa
saat kemudian, timbul his pelepasaan dan pengeluaran uri, ditandai dengan tali
pusat bertambah panjang. Dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta, terdorong ke
dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
semfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasaanya berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-
4. Kala IV
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan
observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama.
c. Kontraksi uterus
d. Terjadi perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlah tidak melebihi 400-500 cc.
Lama persalinan adalah apabila persalinan yang telah berlangsung lebih dari
14 jam tanpa kelahiran bayi dimana fase laten berlangsung lebih dari 8 jam dan
dilatasi serviks dikanan garis waspada pada partograf (Saifuddin, 2010). Sebab-sebab
1. Power
His (kontraksi ritmis otot polos rahim), kekuatan mengejan ibu, kontraksi rahim
berirama teratur dan involunter serta mengikuti pola yang berulang. Setiap
dan sebaliknya E2 dan F2α mencegah penimbunan dan pengikatan oleh ATP pada
Jalan lahir yang paling penting dan menentukan persalinan adalah pelvis minor,
yang terdiri dari susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan
jaringan ikat yang kuat. Yang dikatakan dengan jalan lahir adalah pelvis minor
atau panggul kecil. Panggul kecil ini terdiri atas: pintu atas panggul, bidang
Keadaan janin meliputi letak, presentase, ukuran atau berat janin, ada tidaknya
kelainan anatomik mayor. Pada beberapa kasus dengan anak yang besar dengan
ibu DM, terjadi kemungkinan kegagalan persalinan bahu karena persalinan bahu
yang berat cukup berbahaya, sehingga dapat terjadi asfiksia. Pada letak sungsang
4. Psikis Ibu
Pada ibu hamil trimester III selalu dihinggapi perasaan takut yang lebih
menghadapi proses persalinan. Apabila keadaan tersebut tidak dapat diatasi oleh
ibu, maka pada saat menjelang persalinan biasanya ibu akan mengalami
flight) yang dipicu oleh melimpahnya hormon katekolamin serta dipicu oleh
katekolamin janin, serta meningkatnya persepsi wanita yang negatif. Selain itu
persalinan lama adalah respon stress dan ini menempati urutan paling atas di
Hypnobirthing banyak memberi manfaat karena melatih ibu hamil untuk selalu
rileks, bersikap tenang dan menstabilkan emosi. Kondisi ibu yang tidak
persalinan. Kondisi stress pada ibu dapat mengakibatkan otot tubuh terutama
otot-otot yang berada di jalan lahir menegang, kaku dan keras sehingga sulit
mengembang. Semakin ibu stress maka persalinan akan menjadi semakin lama.
5. Penolong
yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari
pelatihan asuhan persalinan dan harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan
bagi semua ibu bersalin disetiap tahapan persalinan oleh setiap penolong
persalinan dimanapun hal tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran bayi dapat
terjadi di rumah, puskesmas, ataupun rumah sakit. Penolong persalinan bisa saja
Bidan, perawat, dokter umum atau spesialis obstetrik. Jenis asuhan yanga akn
dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2011).
Penolong adalah faktor yang sangat memengaruhi terjadinya kematian ibu adalah
persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih sekitar 76%, artinya masih
banyak pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dengan cara
2010,Yenni, 2015).
Sedangkan dari kelima faktor tersebut, peran hypnobirthing termasuk pada psikis
ibu. Dimana hypnobirthing memberi sugesti agar ibu lebih rileks dalam
sehingga proses janin keluar menjadi tidak terhambat. Dengan kondisi rileks ibu
dapat mengendalikan rasa nyeri dan kemampuan olah nafas perut, menyebabkan
ibu menjadi memiliki cukup energi untuk mengejan dan melakukan proses
2.2. Hypnobrithing
menuju persalinan dan sesudahnya. Kata Hypnobrithing sendiri berasal dari kata
membuat proses melahirkan menjadi sesuatu yang membahagiakan, tanpa rasa sakit
belum sekeren sekarang. Saat ini, sudah umum bahwa salah satu fungsi Hypnosis
adalah meredakan rasa sakit tanpa keterlibatan obat-obatan. Akhirnya, self Hypnosis
di dalam meredakan rasa sakit ini di coba untuk diterapkan dala hal menanggulangi
teknik otohipnosis (self hypnosis), yaitu upaya alami menanamkan niat positif/ sugesti
persalinan. Dengan demikian, setiap ibu hamil dapat menikmati indahnya masa
memiliki potensi untuk menjalani proses melahirkan secara alami, tenang, dan
nyaman (tanpa rasa sakit). Program ini mengajak ibu hamil untuk menyatu dengan
gerak dan ritme tubuh yang alami saat menjalani proses melahirkan, membiarkan
tubuh dan pikiran untuk bekerja, serta meyakini bahwa tubuh mampu berfungsi
(reprogramming) rekam negative dalam pikiran bawah sadar dengan program positif.
Dengan demikian, rekaman yang “terpatri” dalam pikiran bawah sadar bahwa
sakit(nyaman).
taku, panic, tegang, dan tekanan – tekanan lain yang menghantui calon ibu selama
metode ini lebih kea rah pendampingan dengan menanamkan sugesti positif kepada
calon ibu akan tetap nyaman, tenang, dan bahagia (Rizema, 2016)
Metode Hypnobrithing memliki banyak manfaat, baik bagi calon ibu maupun
janin yang dilahirkan. Secara umum, manfaat bagi calon ibu (Rizema, 2016) adalah
sebagai berikut :
1. Mengatasi reaksi-reaksi perubahan dari dalam pada saat hamil, seperti mual,
Sedangkan manfaat yang akan diperoleh janin dari metode ini adalah sebagai
berikut ;
1. Gerakan tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang merupakan dasar dari
perkembangan jiwa.
2. Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon
a. Selama Kehamilan
1. Mengatasi rasa tidak nyaman selama hamil dan rasa sakit saat melahirkan
3. Membantu janin terlepas dari kondisi lilitan tali pusat, bahkan bias
kepala)
4. Membuat kondisi ibu hamil menjadi tenang dan damai selama kehamilannya.
Ketenangan dan rasa damai sang ibu akan dirasakan janin sehingga ia pun
b. Menjelang Persalinan
persalinan yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri, dan sakit saat
persalinan.
2. Mampu mengontrol sensasi sakit rasa sakit pada saat kontraksi rahim.
c. Saat Persalinan
tubuh.
d. Setelah Persalinan
suatu kondisi istirahat tubuh dan jiwa (pikiran, kemauan, dan perasaan).
selam masa kehamilan sampai proses persalinan. Salah satu cara agar mengetahui
Teknik relaksasi ini dikembangkan oleh Dr.Tb, Erwin Kusuma, SpKJ. Sebuah
teknik yang sangat sederhana, tetapi bermakna. Teknik ini berdasarkan pada
pemahaman akan penciptaan manusia dan alam semesta sehingga bermakna untuk
semua tipe learning channel. Ada lima jenis learning channel yang sering digunakan,
1. Tipe visual akan lebih mudah mencapai relaksasi melalui proses membayangkan.
3. Tipe kinestetik lebih mudah rileks melalui proses merasakan. Misalnya dengan
Jika ibu hamil rajin melatih diri untuk berada dalam kondisi tenang/ rileks, ia
dengan mudah melakukan penyesuaian dengan alam semesta. Suatu kondisi yang
2011).
terapi relaksasi hypnobirthing, calon bunda harus berada dalam keadaan rileks
mungkin. Untuk bias mencapai kondisi tersebut, ada tiga belas langkah atau tahap
yang harys dilakukan oleh calon bunda. Ketiga belas langkah tersebut membutuhkan
Langkah pertama yang harus calon bunda lakukan untuk mencapai kondisi rileks
adalah menghilangkan semua tekanan dan beban dalam diri calon bunda. Seberat
apapun tekanan itu, calon bunda harus bias menghilangkan. Hal itu tentu saja
mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, calon bunda pasti bias melakukannya jika
Salah satu cara yang dilakukan untuk menghilangkan tekanan itu adalah dengan
fokuskan pikiran calon bunda ke berbagai bagian tubuh, misalnya dari kepala ke
ibu jari. Fokuslah pada setiap bagian selama 5-15 detik dan pastikan benar-benar
anggota tubuh, calon bunda tidak perlu melakukan bantuan dengan bantuan mata,
tetapi cukup dengan membayangkanyan saja. Dengan demikian, calon bunda akan
2. Mata Tertutup
Langkah kedua yang harus dilakukan oleh calon bunda adalah menutup mata.
Tujuannya adalah untuk mengurangi masukan yang tidak diinginkan pada otak.
Sebab, mata yang terbuka akan membuat calon bunda melihat berbagai hal yang
dapat mengganggu fokus calon bunda. Menutup mata adalah cara yang paling
cepat dan jitu untuk menghilangkan berbagai hal yang tidak diinginkan tersebut.
Sebab, calon bunda dapat menghilangkan sekitar 80% dari input eksternal otak
Langkah yang ketiga adalah mengatur posisi mata. Pengaturan posisi mata adalah
cara yang bagus untuk membantu membawa pikiran ke suatu ke adaan mental
yang tenang. Bila calon bunda menengadah, bagian visual dalam otak akan
terangsang. Itulah sebabnya banyak orang melihat keatas ketika mereka mencoba
Tujuan dari pengaturan mata ini adalah untuk mencapai kondisi yang sangat
rileks. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada dua hal yang perlu calon bunda
lakukan. Pertama, angkatlah bola mata calon bunda ke atas lebih banyak tetapi
atas, otak calon bunda akan mulai memproduksi sejumlah besar gelombang otak
alpha. Pada mulanya, calon bunda mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman. Itu
wajar dan tidak perlu dipaksakan. Bila calon bunda merasakannya, maka
istirahatlah sejenak dan ulangi lagi beberapa menit kemudian. Lakukanlah latihan
ini sampai calon bunda benar-benar nyaman dengan pengaturan bola mata ini.
Kedua, tutup kelopak mata dan rasakan perasaan santai yang dalam.
Selanjutnya, calon bunda harus fokus pada beats atau denyut nadi cepat. Beats
akan calon bunda peroleh setelah melakukan terapi gelombang otak (brainwave).
Sebab, fokus pada beats adalah cara terbaik untuk masuk pada kondisi meditasi.
Agar lebih mudah, calon bunda harus melakukannya di sebuah ruangan tertutup
5. Menghitung Mundur
Pada tahap ini, calon bunda perlu menghitung mundur sejumlah angka, misalnya
10, 50, 100, dan lain-lain. Hitunglah mundur angka-angka tersebut di dalam
pikiran saja, tanpa harus mengucapkannya. Ini adalah cara yang tepat untuk
membuat rileks tubuh dan membantu memfokuskan pikiran calon bunda. Setiap
selesai menghitung satu angka, calon bunda harus menyisipkannya dengan kata-
Mundur Atau Pada Hitungan Nol Aku Benar-Benar Santai”. Bila calon bunda
ingin mencapai kondisi rileks dan fokus, maka calon bunda dapat
6. Visualisasi
mencapai kondisi rileks dengan cepat. Karena itu, visualisasi adalah cara yang
bagus untuk mengalihkan pikiran calon bunda. Inilah langka keenam yang harus
Langkah ketujuh adalah bernapas melalui abdomen (perut). Ini juga penting
dilakukan calon bunda untuk mencapai kondisi rileks dan fokus. Untuk
melakukannya, cobalah calon bunda meletakkan satu tangan di dada dan yang
lainnya di perut. Bila calon bunda menarik napas, tangan diperut calon bunda
harus naik sementara tangan pada dada harus tetap seperti semula tanpa tergeser.
maka calon bunda akan semakin rileks. Selain itu, bernapas secara merata juga
bunda merasa teknik ini sangat mudah untuk dilakukan, namun bila calon bunda
melihat fakta yang terjadi, maka calon bunda akan mengubah pikiran tersebut.
Sebab faktanya, banyak orang yang bernapas secara tidak merata. Artinya, banyak
lama dan kemudian menghebus napas dengan waktu yang sangat cepat, atau
sebaliknya. Bila calon bunda bisa menyesuaikan waktu keduanya, maka calon
langkah berikutnya adalah santai. Maksudnya, calon bunda harus dengan napas
calon bunda sendiri. Pertama-tama, calon bunda harus mengambil napas dalam-
dalam melalui perut pada setiap napas sedikit lebih santai. Rileks pada saat
membuang napas akan lebih mudah jika calon bunda bernapas dengan lambat dan
panjang. Perlu calon bunda ketahui, setiap napas harus bisa menciptakan sedikit
Dari pernapasan kita beralih lagi pada mata. Langkah kesepuluh yang perlu calon
bunda kuasai adalah membuat rileks kelopak mata. Kelopak mata yang rileks
akan membuat pikiran calon bunda tertipu sehingga pikiran juga rileks. Bila calon
bunda berhasil, maka kondisi rileks yang dicapai calon bunda akan semakin
dalam
Langkah kesebelas dalah membiarkan rahang calon bunda turun. Perlu calon
bunda ketahui, rahang adalah tempat yang tepat bagi tubuh untuk
maka hal itu akan mengurangi ketegangan sehingga kondisi rileks pun tercapai.
Kondisi rileks tidak akan bisa tercapai bila tubuh merasa tegang. Karena itu, pada
langkah kedua belas ini, calon bunda harus melatih agar tubuh tidak tegang. Cara
untuk membuat tubuh agar tidak tegang adalah dengan melemaskan bagian-
bagian tubuh mulai merasa tegang. Misalnya, bila calon bunda merasa kaki mulai
tegang, maka lemaskanlah bagian tersebut. Bila tangan atau lengan yang terasa
sebuah tempat paling santai atau menyenangkan yang pernah calon bunda
datangi, atau calon bunda impikan. Biasanya, membayangkan tempat yang seperti
itu dapat membantu calon bunda lebih rileks. Sebab, memikirkan tempat seperti
itu dapat membuat tubuh dan pikiran calon bunda tertipu sehingga tubuh pun
Itulah tiga belas tahapan yang harus calon bunda lakukan dalam terapi relaksasi.
Jika calon bunda sukses menjalankan ketiga belas tahapan tersebut, maka calon
bunda akan berada dalam keadaan yang sangat rileks. Dengan begitu, calon bunda
pun telah berhasil melakukan satu bagian utama dari hypnobirthing, yakni
relaksasi(Rizema, 2016)
hypnobirthing yang lebih spesifik lagi. Seperti yang telah calon bunda ketahui,
relaksasi hypnobirthing menuntun kondisi rileks pada semua anggota tubuh, mulai
dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bila dibagi secara khusus, maka akan diperoleh
beberapa jenis relaksasi yang harus dilakukan dalam hypnobirthing, yakni relaksasi
otot, wajah, napas, pikiran, dan lain-lain. Semua itu merupakan langkah-langkah
dalam relaksasi hypnobirthing. Karena itu, berikut saya coba uraikan mengenai cara
1. Relaksasi Otot
terjadi pada otot-otot di seluruh anggota tubuh kita. Bagi calon bunda, relaksasi
otot sangat penting dilakukan. Sebab, setiap calon bunda psti memiliki otot yang
tegang. Ketegangan ini banyak tersimpan di area sekitar leher, tengkuk, bahu kiri
dan kanan, serta punggung. Untuk itu, calon bunda perlu merilekskan otot-otot
Menurut Lanny Kuswadi (2011), ada beberapa langkah atau tahap yang harus
kepala, lalu tengadahkan. Gerakan kepala kiri, lalu ke kanan. Selanjutnya, putar
kepala perlahan searah jarum jam, lalu puta berlawan arah secara perlahan.
b. Persiapkan posisi yang paling nyaman. Anda bisa duduk, berbaring, atau
lainnya
c. Kencangkan otot-otot tubuh, mulai dari telapak kaki hingga wajah. Rasakan
Demikian tahap relaksasi otot yang dapat. Anda lakukan untuk melakukan
bahas pada teknik relaksasi di atas. Jadi, dengan melakukan empat langkah
tersebut, calon bunda telah melakukan relaksasi otot. Dan, relaksasi otot ini sangat
penting bagi kemudahan calon bunda dalam persalinan dan juga dapat mengatasi
2. Relaksasi Wajah
Setelah melakukan relaksasi otot, langkah ke dua yang harus dilakukan adalah
relaksasi wajah. Tujuannya adalah untuk membuat bagian tubuh lain juga
mengalami kondisi rileks. Setelah menguasai seni relaksasi wajah, rahang calon
bunda akan benar-benar rileks dengan mulut sedikit terbuka. Calon bunda akan
Berikut adalah beberapa langkah yang dapatcalon bunda lakukan untuk melakukan
relaksasi wajah :
b. Pusatkan perhatian calon bunda pada otot-otot di dalam dan di sekitar mata.
c. Begitu terasa otot-otot mata rileks secara alami, rasakan ketenangan mengalir
dari kedua kening, turun ke kelopak mata, ke tulang pipi, dan sekeliling rahang.
d. Biarkan rahang bawah sedikit rileks sehingga gigi atas dan gigi bawah terpisah.
Kelopak mata akan terasa lebar ketika pipi dan rahang rileks.
e. Bawa rileks mata ke dalam keadaan seolah-olah kelopak mata tidak dapat
bergerak lagi.
g. Ketika memperaktikan tekni ini, calon bunda akan merasa leher, bahu, dan siku
turun. Bayangkan bahu terbuka ke luar dan kedua tangan tergantung rileks dari
siku. (Rizema,2016)
3. Relaksasi Napas
Selain wajah, relaksasi dalam hypnobirthing juga harus dilakukan pada napas.
Untuk melakukan relaksasi napas ini. Anda perlu memperhatikan napas yang
keluar dan masuk lewat hidung. Napas yang rileks adalah napas perut yang lambat
dan teratur. Untuk itu, seperti pernah saya jelaskan sebelumnya, perlahan-lahan
hembusan akan membuat diri saya semakin tenang”. Ini merupakan salah satu cara
4. Relaksasi Pikiran
Relaksasi yang berikutnya yang harus dilakukan calon bunda adalah relaksasi
pikiran. Setelah semua otot tubuh, wajah, dan napas berhasil dirilekskan, mata
pikiran calon bunda juga perlu dirilekskan untuk mencapai kondisi yang benar-
benar rileks. Untuk melakukanya, calon bunda dapat mengunakan mata sebagai
berikut adalah tips-tips praktik agar calon bunda siap menjalani persalinan tanpa rasa
calon bunda. Ada tigateknik bernapas yang harus dilatihn calon bunda guna
Teknik pernapasan pertama yang harus dikuasai calon bunda dalam terapi
pernapasan ini dengan cepat, calon bunda dapat menggunakan media relaksasi
yang ada. Misalnya, rekaman, music, pendamping, dan lain sebagainya. Tekni
ini dipakai untuk relaksasi saat menghadapi kontraksi selam persalinan. Dengan
menguasainya, maka calon bunda dapat mencapai kondisi rileks saat persalinan
dengan kondisi rileks itu, maka rasa nyeri persalinan pun dapat ditekan
seminimal mungkin.
melahirkan. Teknik pernapasan ini berupa tarikan napas panjang, tenang, pelan
yang langsung memfokuskan calon bunda pada bayi yang membantu pada
setiap kontraksi.
Teknik pernapasan lanjut ini hanya bisa dilakukan bila calon bunda telah
benar-benar menguasai teknik pernapasan yang lain (tidur dan lambat) karena
teknik ini akan bisa dilakukan apabila ibu benar-benar dalam keadaan rileks.
b. Endorphin massage
Endorphin massage adalah teknik sentuhan dan pemijatan. Endorphin massage ini
sangat penting bagi ibu hamil, teknik ini dapat membantu memberikan rasa tenang
dan nyaman, baik disaat menjelang maupun di saat proses persalinan akan
berlangsung.
Pijat perineum juga disebut pijat perineal. Pijat ini melibatkan gerakan menarik
perineum kea rah bawah dank e arah luar sebagai persiapan kelahiran. Penelitian
mata, tidak perlunya episiotomy, dan intervensi medis seperti forsep atau vakum
pijat perineum memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengurangi kejadian
trauma di saat melahirkan. Dengan kata lain, pijat perenium dapat mengurangi
d. Latihan Kegel
persalinan adalah latihan kegel. Latihan kagel atau latihan otot dasar panggul yaitu
latihan dalam bentuk seri untuk membangun kembali kekuatan otot dasar panggul.
Saat proses persalinan berlangsung, terutama saat bayi akan keluar, calon bunda
2.3 Nyeri
akibat kerusakan jaringan yang akut dan potensial (Judha, dkk.2012). Coffery
sebagaimana dikutip oleh Potter & Perry (2005), menyatakan nyeri adalah segala
sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika
Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahan tubuh manusia, yaitu
suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for the study of plain
yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara actual atau
potensial atau menujukkan adanya. Nyeri merupakan mekanisme proteksi bagi tubuh
(Guyton,1995).
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar kea rah paha. Kontraksi ini menyebabkan
adanya membukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini
persalinan, namun tidak demikian halnya dengan serviks wanita primipara yang
kontraksi uterus yang dirasakan pada primipara lebih besar daripada multipara,
terutama pada akhir kala I dan permulaan kala II persalinan. Wanita dengan usia
muda mengalami nyeri tidak berat seperti yang dirasakan pada wanita dengan usia
Berbagai data menyebutkan bahwa ras, budaya dan etnik berpengaruh terhadap
cara orang mengekspresikan rasa nyeri pada saat persalinan. Ekspresi nyeri
3. Mekanisme Koping
Setiap manusia mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi stress akibat nyeri
yang dialaminya. Namun ketika nyeri menjadi sesuatu yang mengancam integritas
individu maka akan sulit bagi individu tersebut untuk mengontrol rasa nyerinya.
Dalam hal ini, peran bidan adalah mengobservasi bagaimana ibu dapat
seperti hypnobirthing.
Kecemasan ringan dan sedang sebenarnya akan berefek positif terhadap ibu
yang akan dialaminya. Akan tetapi pada kecemasan berat akan menyebabkan
Cemas dan takut menyebabkan peningkatan tegangan otot dan gangguan aliran
darah menuju otak dan otot. Hal tersebut menyebabkan tegangan pada otot pelvis,
kontraksi uterus yang terganggu dan hilangnya tenaga pendorong ibu selama kala
II persalinan. Ketegangan yang lama akan menyebabkan kelelahan pada ibu dan
rasa nyerinya.
6. Kelelahan
Ibu bersalin yang kelelahan tidak akan mampu menoleransi rasa nyeri dan tidak
mampu menggunakan koping untuk mengatasinya karena ibu tidak dapat fokus
akibat dari relaksasi yang diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri tersebut.
Kelelahan juga menyebabkan ibu merasa tersiksa oleh kontraksi sehingga tidak
lebih banyak disebabkan oleh gangguan istirahat dan kurang tidur, kurangnya
cairan dan kalori yang dikonsumsi, serta ketidak mampuan ibu dalam mengelola
memfasilitasi istirahat ibu antara lain hipnotis dan akupressur. Selain metode
tersebut, perlu diperhatikan juga intake cairan dan kalori ibu serta perubahan posisi
7. Lama Persalinan
Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stress dan kelelahan lebih lama
sehingga rasa nyeri akan meningkat. Lamanya waktu persalinan bisa disebabkan
oleh bayi yang besar atau kelainan pada pelvis yang mengakibatkan rasa nyeri dan
Waktu persalinan bervariasi pada setiap orang. Semakin lama waktu persalinan,
Posisi supinasi pada ibu bersalin menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu,
kontraksi uterus yang tidak efektif dan menyebabkan sindrom hipotensi supinasi.
Sindrom tersebut disebabkan oleh penekanan uterus dan fetus pada vena cava
inferior dan aorta abdomen yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen pada
bayi. Dengan demikian, perlu adanya ambulasi pada ibu bersalin untuk
Posisi oksiput posterior pada bayi menyebabkan penekanan oksiput bayi pada area
sacrum ibu di setiap kontraksi yang mengakibatkan nyeri pada daerah punggung
ibu, dimana nyeri tersebut tidak hilang pada saat bebas kontraksi. Posisi oksiput
posterior bayi menyebabkan persalinan lama, sedangkan nyeri punggung ibu dapat
menurun apabila bayi dapat melakukan rotasi menjadi posisi oksiput anterior dan
menyebabkan beralihnya aliran darah dari rahim dan plasenta dan organ-organ lain
yang tidak penting untuk penyelamatan segera ke organ-organ yang penting dalam
reaksi melawan atau menghindar, seperti jantung, paru-paru, otak dan otot rangka.
menyebabkan persalinan lama, cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stress
berkepanjangan.
Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang
darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan
terdapat berbagai metode pengolahan nyeri persalinan terkini yang dibenarkan untuk
mengatasinya, dalam hal ini disebutkan sebagai metode alternative atau metode
alami. Prinsipnya tetap sama, yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga bias merasa
1. Hypnobirthing
a. Pengertian Hypnobrithing
Hypnosis adalah suatu proses sederhana agar kita berada pada kondisi rileks,
Sebagai mahluk rohani manusia mempunyai jiwa dengan tenaga bawah sadar
dan raga dengan tenaga sadar. Contoh tenaga bawah sadar, adalah” Jika ibu
penderitaanlah yang didapat, jika berpikir bahwa persalianan itu sakit maka
c. Afiarmasi/Niat
dibutuhkan niat/afirmasi ibu sebagai suatu program yang direkam jiwa oleh
tenaga bawah sadar, dimana niat tersebutharus positif dan dimulai saat ini.
d. Manfaat Hypnobrithing
• Hipnoterapi ini bias mengurangi rasa nyeri saat persalinan hingga 100
persen jika tidak ada sel yang rusak, namun jika ada sel yang rusak maka
2. Akupunktur
a. Pengertian
titik-titik tertentu di kulit untuk mengobati berbagai penyakit, telah dikenal sejak
1. Induksi persalinan/partus.
2. Mengurangi mual/muntah.
4. Kontrol nyeri
3. Akupresur
Waterbirth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air. Sang ibu yang
akan melakukan proses persalinan memasuki air kolam saat mulut rahim sudah
tahap pembukaan 6.
otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi
sirkulasi.
Cara yang tepat untuk menjelaskan seberapa berat nyeri seseorang. Alat bantu
terbaik untuk mendiagnosa pasien adalah gambar tentang tipe, durasi dan lokasi
nyeri.
1. Intensitas nyeri.
Mintak individu tingkatan nyeri pada skala verbal. Misalnya”, tidak nyeri, sedikt
nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, hebat atau sangat nyeri atau dengan membuat skal
mengunakan skal 0-10 yang bermakan 0 = tidak nyeri dan 10=nyeri sangat hebat.
2. Karakteristik nyeri
Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri
ditusuk, terbakar, sakit nyeri atau supervisial, atau seperti di gencet) (Judha,2012).
Alat bantu lain yang digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri
klien :
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
7–9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
memukul.
Skor
Kategori
0 1 2
Muka Tidak ada ekspresi Wajah Sering dahi tidak
atau senyuman menyeringai,dahi konstan, rahang
tertentu,tidak berkerut,menyendiri memegang, dagu
mencari perhatian gemetar
Kaki Tidak ada posisi Gelisah,resah dan Menendang atau
atau relaks memegang kaki disiapkan
Aktivitas Berbaring, posisi Gelisah,resah dan Menekuk,kaku
atau relaks memegang atau menghentak
Menangis Tidak menangis Merintih atau Menangis keras,
(saat bangun merengek,kadang- berpekik atau
maupun saat tidur) kadang mengeluh sedang, sering
mengeluh
Hiburan Isi relaks Kadang-kadang hati Kesulitan untuk
tentram dengan menghibur atau
sentuhan, memeluk, kenyamanann
berbicara untuk
mengalihkan
perhatian
Total skor 0 – 10
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
7–9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
memukul.
Menurut Wong dan Baker (1998), pengukuran skala nyeri menggunakan Face
Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum
untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”. Skala
deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif.
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis
yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang
sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai
“nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan
meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Penolong
persalinan juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan
seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan
klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numeric
(Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi
kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala
paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS
adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi ibu kebebasan penuh
keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik
pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Maryunani,
2010).
Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan
tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila ibu dapat
membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala
deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi
menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai
untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot yang berperan dalam proses persalinan
secara optimal yang meliputi latihan pernafasan, relaksasi, visualisasi, avirmasi dan
menyebabkan kala I lama seperti power, passage, passanger, psikologi dan penolong.
yang lebih dalam dari relaksasi untuk mengurangi stress serta ketakutan dan
dan sakit saat bersalin. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan, pikiran) dan
raga mencapai relaksasi, masukkan sugesti positif yang akan terekam dalam alam
bawah sadar. Sehingga saat persalinan ibu akan menghadapinya dengan tenang.
Rasa nyeri pada kala I terjadi karena adanya rangsangan yang dihantarkan
melalui saraf pada leher rahim dan rahim pada saat persalinan. Saat kontraksi rahim,
kepala bayi terdorong keluar sehingga terjadilah peregangan pada mulut rahim. Rasa
sakit pada saat kontraksi rahim dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian
menyebar kebagian bawah perut. Kontraksi rahim yang kuat menimbulkan rasa nyeri
yang hebat. Menurut Denidya (2011) rasa nyeri saat melahirkan bisa disebabkan oleh
ketakutan. Tetapi rasa nyeri dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali
Kondisi psikologis ibu yang tidak mendukung seperti terlalu cemas, khawatir,
takut sangat berpengaruh pada fungsi tubuh secara fisik. Pada saat ibu merasa cemas
dan takut pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi atau menyempit sehingga
aliran darah keseluruh tubuh akan terhambat atau berkurang. Hal ini akan sangat
berpengaruh pada fungsi organ-organ yang terlibat dalam persalinan menjadi tidak
berfungsi dengan baik. Tenaga mengejan menjadi kurang kuat, dorongan dari dalam
tubuh juga menjadi tidak kuat sehingga proses persalinan menjadi lama. Stres yang
berlebihan pada ibu hamil akan mengakibatkan kadar pregnanolone dalam tubuh
dapat berlangsung dengan cepat bahkan komplikasi pada saat persalinan menjadi
lebih sedikit.
kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan indentifikasi masalah, kerangka
hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang telah
sedangkan variabel dependen adalah lamanya proses persalinan Kala I Fase aktif
sebagai berikut:
Teknik hypnobirthing
BAB 3
METODE PENELITIAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Designs dengan jenis The
yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol) yang
X O1
---------
O2
Keterangan :
X = Hypnobirthing
Pengaruh perlakuan = O1 : O2
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan
Denai, dengan pertimbangan klinik ini memiliki metode hypnobirthing sebagai klinik
53
perlakuan sedangkan klinik kontrol adalah klinik Harapan Ibu di jalan rawa cangkuk
dengan mempertimbangkan bahwa klinik Harapan Ibu memiliki fasilitas, tempat dan
jenis pertolongan persalinan sesuai dengan APN (Asuhan Persalinan Normal), sama
seperti klinik Eka Sri Wahyuni sehingga dapat mempermudah peneliti untuk
Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2016.
3.3.1. Populasi
untuk kelompok perlakuan adalah ibu bersalin yang bersalin di Klinik Bersalin Eka
Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai yang sudah mendapat sugesti hypnobirthing
saat kunjungan ANC dan memilih persalinan dengan hypnobirthing. Populasi untuk
kelompok kontrol adalah ibu bersalin yang bersalin dan tidak mendapat sugesti
hypnobirthing.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Suatu penelitian dapat menggunakan seluruh objek atau
hanya mengambil sebagian dari keseluruhan populasi. Sampel yang baik adalah
Sampel untuk kelompok perlakuan adalah ibu bersalin yang bersalin di Klinik
Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai yang sudah mendapat sugesti
kontrol adalah ibu bersalin di Klinik Harapan Ibu di jalan rawa cangkuk II di Medan
Denai yang tidak mendapat sugesti hypnobirthing serta bersedia menjadi responden.
yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam
Perhitungan besar sampel pada dua populasi digunakan formula rumus besar
sampel untuk uji hipotesis data kontinu sebagai berikut (Lemeshow, 1991) :
Rumus :
Jika diasumsikan bahwa dengan Hypnobirthing, lama persalinan kala I lebih cepat
maka rata-rata awal (µ1) adalah pada kelompok kontrol sedangkan rata-rata yang
Shravage besar sampel yang diperlukan jika peneliti akan melakukan penelitian
dengan tingkat kemaknaan 99% dan kekuatan uji penelitian 95% adalah sebagai
berikut :
Diketahui
µ1 = 7,42 menit
µ2 = 5,02 menit
Jadi sampel yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian adalah 25 orang untuk
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode
lama kala I persalinan pada ibu kelompok perlakuan dan ibu kelompok kontrol.
demografi yaitu nama (inisial), umur, paritas, dan pendidikan responden melalui
wawancara. dan dalam pengambilan data primer, peneliti mengobservasi lama proses
persalinan Ibu inpartu fisiologis yang diberi hypnobirthing oleh tenaga kesehatan
yang terlatih yaitu bidan Eka Sri Wahyuningsi dengan mengikuti panduan
hypnobirthing yang sudah diajarkan kedalam lembar observasi (partograf). dan ibu
di lembar partograf.
Cara pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
responden.
3. Pada saat pasien kala I fase aktif peneliti melakukan pengisian partograf dengan
metode observasi.
4. Pasien diberikan jadwal saat melakukan teknik hypnobirthing yaitu pada minggu
terampil yaitu Bidan Eka Sri Wahyuni, SST, M.Kes. dan kelompok control ibu
inpartu yang tidak diberikan hypnobirthing juga dibantu oleh tenaga terampil yaitu
ibu Hasnah.
Instrumen penelitian ini adalah alat untuk memperoleh data dari suatu
penelitian. Instrumen penelitian ini meliputi: lembar observasi yang berisi data
identitas responden yang meliputi: nama, umur, paritas dan pendidikan, data tentang
responden yang mendapat teknik hypnobirthing atau tidak serta data tentang lamanya
proses persalinan yang didapat dari partograf untuk melihat kemajuan proses
persalinan kala I. Cara pemberiannnya yaitu sesuai dengan prosedur standar baku
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang
sudah baku berdasarkan literature sehingga tidak perlu lagi di ujivaliditas dan
reliabilitas. Alat ukur kemajuan persalinan yang digunakan adalah Partograf yaitu
1. Editing
Editing atau pengecekan data dilakukan ditempat pengumpulan data, jika ada
kekurangan data dapat dilengkapi. Dalam penelitian ini kegiatan editing adalah
2. Coding
Kegiatan coding dilakukan dengan memberikan tanda atau kode pada masing-
masing hasil pengukuran variabel. Dalam penelitian ini kegiatan coding yaitu
3. Tabulating
memasukkan data hasil penelitian yang telah diberi kode kedalam tabel untuk
4. Entering
2007). Dalam penelitian ini kegiatan entry data adalah memasukkan data
5. Cleaning
Apakah ada kesalahan atau tidak (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini
kegiatan cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah di entry yaitu lama
kala I Fase Aktif yang diberikan hypnobirthing dan yang tidak diberikan
Analisis univariat dari variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
lama kala I fase aktif pada kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan
hypnobirthing. Dalam analisis ini dicari nilai maksimal, minimal, mean dan standar
dibandingkan ibu multipara, sehingga ibu primipara akan merasa stress atau takut
dalam menghadapi persalinan. Hal inilah yang akan membuat persalinan menjadi
lama.
variabel bebas (hypnobirthing) terhadap variabel terikat (lama persalinan Kala I). data
penelitian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk. Setelah itu untuk
Hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilk didapatkan hasil bahwa data
berdistribusi normal karena signifikan > α = 0,05 (0,090 > α = 0,005) sehingga
analisis dilakukan dengan independent t test. Apabila p value < α – 0,05 maka Ho
ditolak, yang berarti ada pengaruh pemberian Hypnobirthing dengan lama persalinan
kala I fase aktif dan nyeri pada ibu bersalin di klinik Eka SriWahyuni. Apabila p
value < α = 0,005 maka Ho diterima, yang berarti ada pengaruh pemberian
Hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif dan nyeri pada ibu bersalin di
Apabila p value < α = 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh
hypnobirthing terhadap lama persalinan kala I fase aktif dan tingkat nyeri pada ibu
bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai. Apabila p
value > α = 0,05 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada pengaruh hypnobirthing
terhadap lama persalinan kala I fase aktif dan tingkat nyeri pada ibu bersalin di
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan
Klinik Bersalin Harapan Ibu Kecamatan Medan Denai
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh teknik
hypnobirthing terhadap lamanya proses persalinan kala I Fase Aktif dan Tingkat
Nyeri pada Persalinan di Klinik Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai tahun
2016. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 50 ibu bersalin yang terbagi
hypnobirthing yaitu di Klinik Eka Sri Wahyuni dan 25 orang kelompok kontrol yang
Merah Nomor 411 A Medan, berdiri pada tahun 2008. Pemilik Klinik Bersalin
tersebut adalah Bidan Eka Sri Wahyuni, M.Kes lulusan S2 Ilmu Kesehatan
Klinik bersalin eka sri wahyuni memiliki latar belakang dan metode dalam
proses terbesar dalam hidup yang dapat menjadi sebuah pengalaman yang selalu
enemengherankan jika banyak calon ibu yang khawatir tentang proses persalinan
apalagi ketika mereka baru memiliki bayi untuk pertama kalinya berdasarkan latar
64
terbaik bagi ibu dan keluarga, demi tercapainya pengalaman yang positif dalam
Birth” yang lembut, ramah jiwa dan minim trauma tidak hanya bagi “Ibu” tetapi juga
“Bayi” dan keluarga, juga meminimalkan rasa nyeri persalinan bahkan tanpa rasa
nyeri demi generasi yang tidak hanya selamat tapi juga sehat berkualitas.
dengan rasa sakit yang minimal dan bahkan tanpa rasa sakit),
persalinan yang nyaman, lancar dengan rasa sakit yang minimal bahkan tanpa
rasa sakit, melalui proses persalinan yang lembut dan minim trauma bagi ibu
maupun bayinya),
6. Hypnobirthing for Obstetric and Gynaecology Case (Program ini dapat sangat
membantu memperbaiki kasus dalam kehamilan, mulai dari kasus bayi sungsang,
myoma/kista),
7. Hypnofertility (Program ini ditujukan bagi para pasangan yang ingin hamil dan
8. Natural and Gentle Birth (Persalinan normal dan alami, dimana sudah banyak
10. Hypnobreastfeeding (ditujukan untuk ibu menyusui agar ASI lancar dan ibu bisa
relaktasi),
variabel yang diteliti yakni data demografi ibu inpartu meliputi umur, paritas,
pendidikan dan mencari mean, dan standar deviasi lamanya proses persalinan.
paritas. Jenis data yaitu data kategori digunakan untuk menjelaskan jumlah dan
persentase. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Kelompok Kelompok
Karakteristik Jumlah
Perlakuan Kontrol
Ibu Inpartu
f % f % f %
1. Umur
19 - 24 6 12,0 3 6,0 3 6,0
25 - 30 30 60,0 18 36,0 12 24,0
31 - 36 14 28,0 4 8,0 10 20,0
2. Paritas
Primipara 28 56,0 15 30,0 13 26,0
Multipara 22 44,0 10 20,0 12 24,0
3. Pendidikan
Menengah 39 78,0 19 38,0 20 40,0
Tinggi 11 22,0 6 12,0 5 10,0
Jumlah 50 100 25 100 25 100
rentang umur 25-30 tahun yaitu sebanyak 30 orang (60,0%) dari 50 orang sampel.
Paritas responden didominasi oleh multipara sebanyak 28 orang (56,0%), dan rata-
rata pendidikan terakhir responden adalah Menengah sebanyak 39 orang (78%). Dari
responden berada pada rentang usia 25-30 tahun sebanyak 18 orang (36%), paritas
responden sebagian besar adalah primipara sebanyak 15 orang (30%), dan sebagian
Sedangkan pada 25 orang kelompok yang tidak diberi perlakuan, sebagian besar
responden berada pada rentang usia 25-30 tahun juga sebanyak 12 orang (24,0%),
paritas responden sebagian besar adalah Primipara sebanyak 13 orang (26,0%), dan
(40,0%).
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I
Fase Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan
Denai dan Klinik Harapan Ibu Medan Denai
Variabel N %
Paritas Multipara (anak)
2 13 59,1
3 8 36,4
4 1 4,5
Intensitas Nyeri
Primipara
Sedikit Nyeri 1 3,6
Agak Nyeri 9 32,1
Nyeri Mengganggu 11 39,3
Nyeri Sangat Mengganggu 7 25,0
Multipara
Sedikit Nyeri 3 13,6
Agak Nyeri 7 31,8
Nyeri Mengganggu 9 40,9
Nyeri Sangat Mengganggu 3 13,6
Berdasarkan tabel 4.2 dikektahui paritas ibu pada lama persalinan multipara
diperoleh ibu yang mempunyai 2 anak sebanyak 13 anak sebesar 59,1%, 3 anak
sebanyak 8 anak sebesar 36,4% dan 4 anak sebanyak 1 anak sebesar 4,5%. Intensitas
nyeri pada ibu bersalin primipara menunjukkan bahwa sedikit nyeri sebanyak 1 orang
sebesar 3,6%, agak nyeri sebanyak 9 orang sebesar 32,1%, nyeri mengganggu
sebanyak 11 orang sebesar 39,3%, dan nyeri sangat mengganggu sebanyak 7 orang
sebesar 25,0%, sedangkan intensitas nyeri pada ibu bersalin multipara diperoleh
bahwa sedikit nyeri sebanyak 3 orang sebesar 13,6%, agak nyeri sebanyak 7 orang
sebesar 31,8%, nyeri mengganggu sebanyak 9 orang sebesar 40,9% dan nyeri sangat
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I
Fase Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan
Denai dan Klinik Harapan Ibu Medan Denai dengan Lama
Persalinan
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai rata-rata lama persalinan primipara pada
ibu bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan Klinik
Harapan Ibu adalah 5,02 Jam dan nilai SD 1,87 jam dengan nilai minimum 4,6 jam
Nilai rata-rata lama persalinan multipara pada ibu bersalin di Klinik Bersalin
Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan Klinik Harapan Ibu adalah 3,38 Jam
dan nilai SD 1,17 jam dengan nilai minimum 3,08 jam dan maksimum 6,20 jam.
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Lama Persalinan Primipara di Klinik Bersalin
Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai
Variabel p Keterangan
Lama persalinan primipara 0,939 Normal
Lama persalinan multipara 0,212 Normal
Uji normalitas dilakukan dengan uji Shapiro Wilk yang bertujuan untuk
dengan angka signifikan p > 0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel
4.4 diperoleh lama persalinan Primipara dengan nilai p=0,939 artinya data lama
persalinan primipara berdistribusi normal, dan lama persalinan Multipara dengan nilai
Hasil uji t-independent test, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak Pengaruh
Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai, dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Lama Persalinan
Hypnobirthing
n Mean SD P
Primipara
Dilakukan 15 4,13 1,709 0,005
Tidak dilakukan 13 8,04 1,542
Multipara
Dilakukan 10 2,76 0,967 0,018
Tidak dilakukan 12 5,91 1,094
lama persalinan primipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata lama persalinan primipara
pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 8,04 jam lebih tinggi
daripada rata-rata lama persalinan primipara pada kelompok ibu yang dilakukan
nilai p=0,018. Rata-rata lama persalinan multipara pada kelompok ibu yang tidak
dilakukan hypnobirthing sebesar 5,91 jam lebih tinggi daripada rata-rata lama
persalinan multipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar 4,76
jam.
Hasil uji t-independent test, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh
pendidikan dengan lama persalinan primipara dan multipara di Klinik Bersalin Eka
Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai, dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Lama Persalinan
Hypnobirthing
N Mean SD P
Primipara
Pendidikan
Menengah 22 9,31 1,782 0,122
Tinggi 6 7,96 1,987
Multipara
Pendidikan
Menengah 17 5,31 0,946 0,595
Tinggi 5 5,64 1,871
lama persalinan dengan nilai p=0,122 (p>0,05) yaitu rata-rata pendidikan menengah
9,31 jam lebih tinggi dibanding rata-rata pendidikan tinggi 7,96 menit.
persalinan dengan nilai p=0,595 (p>0,05) yaitu rata-rata pendidikan menengah 5,31
jam lebih rendah dibanding rata-rata lama persalinan ibu pendidikan tinggi 5,64 jam.
Hasil uji t-independent test, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak Pengaruh
Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai, dapat dilihat pada Tabel 4.7.
lama persalinan primipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata tingkat nyeri persalinan
primipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 4,67 lebih
rendah daripada rata-rata nyeri persalinan primipara pada kelompok ibu yang
nilai p=0,000. Rata-rata tingkat nyeri persalinan multipara pada kelompok ibu yang
tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 3,70 lebih rendah daripada rata-rata tingkat
nyeri persalinan multipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar
6,50.
Berdasarkan uji korelasi Pearson, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak
hubungan umur dan pengetahuan dengan lama persalinan primipara dan multipara,
Tabel 4.8. Hasil Uji Korelasi Berdasarkan Hubungan Umur dengan Lama
Persalinan Primipara dan Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik
Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai
Variabel P R
Primipara
Umur 0,162 0,101
Multipara
Umur 0,442 0,174
Pada tabel 4.8 di atas diperoleh bahwa lama persalinan primipara tidak
berhubungan dengan umur (p=0,162) dengan nilai r = -0,272, artinya tidak ada
hubungan umur dengan lama persalinan primipara dan namun korelasinya lemah
(r<0,5), dan pada lama persalinan multipara tidak berhubungan dengan umur
(p=0,442) dengan nilai r= 0,174 tidak ada hubungan umur dengan lama persalinan
PEMBAHASAN
dengan lama persalinan primipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata lama persalinan
primipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 8,04 jam
lebih tinggi daripada rata-rata lama persalinan primipara pada kelompok ibu yang
p<0,05. Sedangkan pada variabel perancu umur tidak memiliki pengaruh terhadap
lama persalinan.
tinggi dibandingkan dengan ibu bersalin multipara. Dimana tingkat kecemasan dan
dan kurangnya persiapan mental pada ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu
lebih tinggi. Cemas, panik, dan takut justru dapat membuat otot-otot rahim semakin
menegang dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit yang tidak terkontrol akan
74
menguasai teknik pernafasan dengan baik dapat menghadirkan rileks sehingga proses
Hal ini sesuai dengan penelitian Yanti (2010) bahwa dalam fase persalinan
menyebabkan perasaan ibu bersalin semakin cemas dan rasa cemas tersebut
menyebabkan rasa nyeri semakin intens demikian pula sebaliknya. Sensasi nyeri yang
diderita ibu bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot rahim
berkontraksi dengan tujuan untuk mendorong bayi yang ada didalam rahim keluar.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Aprilia dan Ritchmond (2011) yang
dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan, sehingga ibu
hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinan dengan cara yang alami, lancar,
dan nyaman (tanpa rasa sakit). Hal yang lebih penting adalah untuk kesehatan jiwa
Salatiga diperoleh nilai p=0,011, hal ini berarti ada pengaruh pemberian
hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin, dengan
perbedaan rerata (mean difference) sebesar -1,600 dan perbedaan waktu bersalin
antara kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan adalah antara -2,800 sampai -
0,400.
menunjukkan ada perbedaan tingkat stres yang dialami ibu yang akan melahirkan
perbedaan tingkat stres yang dialami ibu yang akan melahirkan dengan melakukan
pada ibu yang mengikuti hypnobirthing tergolong agak rendah sebesar 17,200 dan
rata-rata stres ibu yang tidak mengikuti hypnobirthing tergolong agak tinggi sebesar
27,457.
Adanya rasa nyeri yang berlebihan lebih disebabkan adanya rekaman di alam
bawah sadarnya. Bayangkan saja, semua orang selalu mengatakan bahwa melahirkan
itu sakit sekali, kontraksi otot rahim pada saat persalinan adalah sebagai upaya
membantu terbukanya jalan lahir. Karena kontraksi itu, leher rahim akan menjadi
lunak, menipis, dan mendatar, kemudian menarik leher rahim. Saat itulah kepala janin
menekan mulut rahim sehingga membuka jalan lahir. Bila ibu sudah terbiasa
relaksasi, jalan lahir akan lebih mudah terbuka. Keuntungan lain dari teknik ini
persalinan. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Selanjutnya dikatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
(Notoatmodjo, 2005).
Hal ini sesuai dengan pendapat Hawari (2006), informasi tentang kesehatan
persalinan kala I yang disebabkan karena tidak atau kurangnya memperoleh informasi
yang kuat. Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat mengetahui persalinan kala I
maka ibu akan merasa cemas dan gelisah, kalau ibu sudah memiliki pengetahuan
mengenai persalinan, biasanya ibu akan lebih percaya diri dalam menghadapi
persalinannya.
respon endokrin yang menyebabkan retensi natrium, ekskresi kalium dan penurunan
glukosa yang dibutuhkan oleh kontraksi uterus. Respon-respon ini juga menyebabkan
distress fisik dan inefektif persalinan lebih menyebabkan ketakutan dan rasa tidak
Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan
yang baik tentu akan dapat melakukan persiapan baik secara fisik maupun mental
baik dari tenaga kesehatan maupun melalui media cetak dan media elektronik
tentang metode hipnosis pada ibu hamil dan bersalin berdampak pada sikap ibu yang
kemudian akan berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam melakukan metode hipnosis.
Persalinan dengan metode hipnosis yang disebut hypnobirthing harus berfokus untuk
bersemangat dan siap menyongsong persalinan yang normal alami dalam keadaan
sadar dan terjaga, serta bebas dari rasa takut dan nyeri yang ditimbulkannya. Hal ini
terjadi karena hipnosis yang digunakan lebih menekan pada penanaman sugesti saat
otak telah berada dalam kondisi rileks, jadi lebih pada penanaman mindset ibu bahwa
lama persalinan multipara dengan nilai p=0,018. Rata-rata lama persalinan multipara
pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 5,91 jam lebih tinggi
daripada rata-rata lama persalinan multipara pada kelompok ibu yang dilakukan
dibandingkan dengan lama persalinan pada ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing.
Hasil penelitian pada uji multivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh hypnobirthing
terhadap lama persalinan multipara. Sedangkan pada variabel perancu atau variable
multipara.
mempunyai pengalaman dalam hal melahirkan dan lebih siap mental dibandingkan
dengan ibu bersalin primipara. Namun, Persalinan dengan metode hipnosis yang
persalinan yang normal alami dalam keadaan sadar dan terjaga, serta bebas dari rasa
takut dan nyeri yang ditimbulkannya. Hal ini terjadi karena hipnosis yang digunakan
lebih menekan pada penanaman sugesti saat otak telah berada dalam kondisi rileks,
jadi lebih pada penanaman mindset ibu bahwa persalinan adalah bukan peristiwa
yang menyakitkan.
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
Pada saat bersalin, hormon stres, seperti adrenalin, berinteraksi dengan reseptor-beta
sehingga ibu bersalin membutuhkan kondisi yang rileks dan nyaman. Saat kondisi
tenang dan relaks, alam bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh dan
menghasilkan anestesi atau pembiusan yang alami pada ibu, yaitu hormon endorfin.
Hipnobirthing terbukti efektif dalam untuk memberikan rasa nyaman pada saat
persalinan.
tenang, dan relaks yang membuat nyaman. Saat kondisi tenang dan relaks, maka
secara otomatis otak akan mengalirkan hormon endorfin yang mengurangi rasa sakit
dan memberi rasa nyaman dan relaks. Namun, apabila rasa panik, takut, atau stres
saat persalinan semakin menguat, maka otak akan mengalirkan zat yang menutup
luar biasa pula sakit yang akan dirasakan. Hypnobirthing akan membawa ibu untuk
sama sekali tidak memikirkan dan merasakan nyeri yang ditimbulkan oleh kontraksi
rahim. Kontraksi adalah hal alami yang pasti terjadi selama persalinan. Namun,
hypnobirthing mampu membuat ibu tetap rileks dan tidak panik sehingga tanpa terasa
nyeri proses kelahiran berjalan lancar dan tiba-tiba saja tangis bayi sudah terdengar.
Ketika dalam keadaan rileks, alam bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh
dan menghasilkan anestesi atau pembiusan yang alami pada ibu yaitu hormon
5.3. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif pada
Ibu Bersalin Primipara dan Multipara
pada ibu bersalin primipara lebih banyak ibu yang mengalami intensitas nyeri
sedangkan pada ibu bersalin multipara lebih banyak yang mengalami intensitas nyeri
(54,5%).
Berdasarkan hasil uji stastitik didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara teknik hypnobirthing terhadap tingkat nyeri persalinan primipara dan multipara
di Klinik Eka Sri Wahyuning Kecamatan Medan Denai Tahun 2016, dimana nilai p
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indria Astuti
(2015), tentang pengaruh metode Hypnobirthing terhadap tingkat nyeri dan kemajuan
persalinan pada ibu bersalin di BPM Kota Cimahi. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa rata-rata lama persalinan pada ibu bersalin tanpa diberikan hypnobirthing
adalah dengan kemajuan persalinan 100 menit dan rata-rata ibu bersalin dengan
hynobirthing adalah 66,7 menit. Nilai p 0.038 berarti bahwa ada pengaruh
dapat memberikan dukungan mental yang berdampak positif bagi keadaan psikis ibu,
yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. Pada saat bersalin, hormon
stres, seperti adrenalin, berinteraksi dengan reseptor-beta di dalam otot uterus dan
membutuhkan kondisi yang rileks dan nyaman. Saat kondisi tenang dan relaks, alam
bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh dan menghasilkan anestesi atau
pembiusan yang alami pada ibu, yaitu hormon endorfin. Hipnobirthing terbukti
tinggi dibandingkan dengan ibu bersalin multipara. Dimana tingkat kecemasan dan
dan kurangnya persiapan mental pada ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu
lebih tinggi. Cemas, panik, dan takut justru dapat membuat otot-otot rahim semakin
menegang dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit yang tidak terkontrol akan
menguasai teknik pernafasan dengan baik dapat menghadirkan rileks sehingga proses
Pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu Ibu dengan Ibu yang lain,
demikian pula antara persalinan pertama dan persalinan berikutnya pada Ibu yang
sama ataupun pada Ibu yang berbeda. Dengan semakin dekatnya jadwal persalinan
terutama pada persalinan pertama, maka timbul perasaan cemas ataupun takut.
Meskipun ibu sangat menantikan kelahiran sang bayi, di sisi lain timbul kekhawatiran
apakah ibu bisa menjalani persalinan tanpa suatu halangan tertentu. Salah satu
kecemasan para ibu dalam menghadapi proses persalinan adalah ketakutan terhadap
rasa nyeri, apalagi pada ibu yang belum pernah melahirkan sebelumnya. Untuk
persalinan pertama timbulnya kecemasan ini sangat wajar karena segala sesuatunya
Hal ini sesuai dengan penelitian Hariani (2012), yang menyatakan bahwa
paritas berhubungan secara signifikan terhadap nyeri persalinan di BPM Ny. Laila,
karena nilai probabilitas menunjukkan 0,000<0,05. Hal ini disebabkan karena adanya
faktor yang memengaruhi rasa nyeri pada persalinan antara lain intensitas nyeri dan
lamanya kontraksi rahim, regangan jalan lahir bagian bawah, umur dan banyaknya
Hal ini juga didukung dari beberapa penelitian yang diambil, diantaranya
nyeri berat sebanyak 54% dan mengalami nyeri ringan sebanyak 46%. Penelitian
Munawaroh (2009), menyatakan bahwa pada ibu multipara mengalami nyeri berat
sebanyak 37% dan mengalami nyeri ringan sebanyak 63%. Penelitian Purwati (2007),
Klinik 24 Jam Pucong Anom Semarang menunjukkan intensitas nyeri berat 40%,
Pada ibu bersalin, nyeri yang dirasakan dibagian perut, pinggang, punggung
dan menjalar ketulang belakang. Ibu merasakan sesak nafas saat persalinan dan
menghindari berbicara dengan orang lain ketika proses persalinan. Oleh karena rasa
nyeri yang hebat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh ibu seperti
tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat, laju pernafasan meningkat,
kehilangan banyak cairan tubuh dan kelelahan yang sangat berat. Hal inilah yang
dapat memperburuk kondisi ibu saat bersalin, sehingga proses persalinan menjadi
lebih lama.
intensitas nyeri yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas rasa
nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan tingkatan intensitas atau
merujuk pada skala nyeri. Emosi pada ibu bersalin dapat meningkatkan stres atau rasa
takut ibu, yang secara fisiologis dapat meningkatkan kontraksi uterus sehingga
meningkatkan nyeri yang dirasakan. Saat ibu dalam kondisi inpartu mengalami stres,
maka tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara dari stres tersebut
hormon adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat
persalinan, jika ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan,
berbagai respon tubuh yang muncul antara lain uterus menjadi semakin tegang
sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot terus berkurang karena arteri
mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tidak tertahankan.
memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Begitu nyeri persepsi semakin intens,
kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga terjadi siklus nyeri-stres-nyeri dan
seterusnya sehingga ibu bersalin tidak mampu lagi bertahan. Faktor lain yang dapat
memengaruhi persepsi nyeri persalinan antara lain adalah umur, pendidikan, sosial
ekonomi, paritas, ukuran bayi maupun presentasi dan sebagainya. Tingkat nyeri
selama persalinan meningkat jika wanita tersebut gelisah dan takut serta pengetahuan
6.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ada pengaruh hypnobirthing dengan lama proses persalinan kala I Fase Aktif
pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata lama
sebesar 8,04 jam lebih tinggi daripada rata-rata lama persalinan primipara pada
kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar 4,13 jam. Sedangkan rata-
rata lama persalinan multipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan
hypnobirthing sebesar 5,91 jam lebih tinggi daripada rata-rata lama persalinan
multipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar 2,76 jam.
2. Ada pengaruh hypnobirthing dengan tingkat nyeri persalinan kala I Fase Aktif
pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata tingkat
Sedangkan rata-rata tingkat nyeri persalinan multipara pada kelompok ibu yang
tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 3,70 lebih rendah daripada rata-rata tingkat
85
102
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
sebesar 6,50.
6.2. Saran
Bagi tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat meningkatkan pemahaman dan
Bagi peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan batasan paritas
3. Bagi Responden
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Y. 2014. Gentle Birth Balance, Persalianan Holistic Mind, Body, And Soul.
Bandung: PT Mizan Pustaka.
Aziz, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Dep.Kes, R.I. 2004. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DepKes RI.
87
Hariani, W.F. 2012. Skripsi Hubungan Umur dan Paritas dengan Nyeri Persalinan
pada Ibu Bersalin di Bidan Praktek Mandiri Ny.Laila Banyuwangi.
Surakarta: Pascasarjana.
Judha , M. Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta.
Muha Medika.
Rachmat, M., 2012. Buku Ajar Biostatistika Aplikasi pada Penelitian Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Lampiran 1
Lampiran 2.
Saya yang bernama Dewi Ramadani Buulolo adalah mahasiswa Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh Hypnobirthing
Terhadap Lama Persalinan Kala I FaseAktif Dan NyeriPersalinanPada Ibu Bersalin
Di Klinik bersalin Eka Sri wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2015.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir
di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu bersalin untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisikuesioner dengan
memberikan tanda checklist dengan jujur dan apa adanya. Jika ibu bersalin bersedia,
mohon menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan dari ibu.
Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara peneliti, ibu bersalin dan
pimpinan klinik. Identitas ibu bersalin dan semua informasi yang diberikanakan
dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Atas kerjasama
yang baik saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2016
Peneliti Responden
(Dewi Ramadani) ( )
Nomor Responden :
Umur : Tahun
Pendidikan : 1. Pendidikan Rendah (SD/SLTP sederajat)
2. Pendidikan Menengah (SLTA sederajat)
3. Pendidikan Tinggi (D-I, D-III, D-IV, S1 sederajat)
Paritas : Primipara
Multipara
Lembar observasi intensitas nyeri :
Skor
Kategori
0 1 2
Muka Tidak ada Wajah Sering dahi tidak
ekspresi atau menyeringai,dahi konstan, rahang
senyuman berkerut,menyendiri memegang, dagu
tertentu,tidak gemetar
mencari perhatian
Kaki Tidak ada posisi Gelisah,resah dan Menendang atau
atau relaks memegang kaki disiapkan
Aktivitas Berbaring, posisi Gelisah,resah dan Menekuk,kaku
atau relaks memegang atau menghentak
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1 - 3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4 – 6: Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7 – 9: Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas
panjang dan distraksi.
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
Lampiran 4
Alat Pantau Lamanya Kala I Persalinan Dengan Menggunakan Patgoraf
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 19-24 6 12,0 12,0 12,0
25-30 30 60,0 60,0 72,0
31-36 14 28,0 28,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menengah 39 78,0 78,0 78,0
Tinggi 11 22,0 22,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Primipara 28 56,0 56,0 56,0
Multipara 22 44,0 44,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 4 8,0 8,0 8,0
SMA 35 70,0 70,0 78,0
DIII 3 6,0 6,0 84,0
DIV 1 2,0 2,0 86,0
S1 7 14,0 14,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Jumlah Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 13 59,1 59,1 59,1
3 8 36,4 36,4 95,5
4 1 4,5 4,5 100,0
Total 22 100,0 100,0
Crosstabs
Umur * Hypnobirthing
Crosstab
Hypnobirthing
Dilakukan Tidak Dilakukan Total
Umur 19-24 Count 3 3 6
% of Total 6,0% 6,0% 12,0%
25-30 Count 18 12 30
% of Total 36,0% 24,0% 60,0%
31-36 Count 4 10 14
% of Total 8,0% 20,0% 28,0%
Total Count 25 25 50
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 3,771a 2 ,152
Likelihood Ratio 3,865 2 ,145
Linear-by-Linear Association 1,885 1 ,170
N of Valid Cases 50
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00.
Pendidikan * Hypnobirthing
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2,505a 4 ,644
Likelihood Ratio 2,945 4 ,567
N of Valid Cases 50
a. 8 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.
Pendidikan * Hypnobirthin
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,117a 1 ,733
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,117 1 ,733
Fisher's Exact Test 1,000 ,500
Linear-by-Linear ,114 1 ,735
Association
N of Valid Cases 50
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,117a 1 ,733
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,117 1 ,733
Fisher's Exact Test 1,000 ,500
Linear-by-Linear ,114 1 ,735
Association
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Paritas * Hypnobirthing
Crosstab
Hypnobirthing
Dilakukan Tidak Dilakukan Total
Paritas Primipara Count 15 13 28
% of Total 30,0% 26,0% 56,0%
Multipara Count 10 12 22
% of Total 20,0% 24,0% 44,0%
Total Count 25 25 50
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,325a 1 ,569
Continuity Correctionb ,081 1 ,776
Likelihood Ratio ,325 1 ,569
Fisher's Exact Test ,776 ,388
Linear-by-Linear ,318 1 ,573
Association
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Group Statistics
Std. Error
Paritas N Mean Std. Deviation Mean
Lama Persalinan Primipara 28 9,0239 1,87547 ,35443
Multipara 22 5,3850 1,17024 ,24950
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lama Persalinan (Jam) 28 4,60 8,05 5,0239 1,87547
Valid N (listwise) 28
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lama Persalinan (Jam) 22 4,08 6,20 3,3850 1,17024
Valid N (listwise) 22
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Paritas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Lama Primipara ,147 28 ,122 ,958 28 ,320
Persalinan Multipara ,177 22 ,073 ,885 22 ,015
a. Lilliefors Significance Correction
Group Statistics
Std. Std. Error
Hypnobirthing N Mean Deviation Mean
Lama Persalinan Dilakukan 15 4,1353 1,70936 ,44135
(Jam) Tidak 13 8,0492 1,54254 ,42782
dilakukan
Group Statistics
Std. Std. Error
Hypnobirthing N Mean Deviation Mean
Lama Persalinan Dilakukan 10 4,7600 ,96759 ,30598
(Jam) Tidak dilakukan 12 5,9058 1,09424 ,31588
Group Statistics
Std. Error
Hypnobirthing N Mean Std. Deviation Mean
Tingkat_Nyeri Dilakukan 15 4,67 1,175 ,303
Tidak Dilakukan 13 7,23 1,092 ,303
Uji T-Test Lama Persalinan dari Latar Belakang Pendidikan Ibu Primipara
Group Statistics
Kode Std. Std. Error
Pendidikan N Mean Deviation Mean
Lama Persalinan Menengah 22 9,3118 1,78226 ,37998
(Jam) Tinggi 6 7,9683 1,98772 ,81148
Correlations
Lama Persalinan
Umur (Jam)
Umur Pearson Correlation 1 -,272
Sig. (2-tailed) ,162
N 28 28
Lama Persalinan (Jam) Pearson Correlation -,272 1
Sig. (2-tailed) ,162
N 28 28
Correlations
Lama Persalinan
Umur (Jam)
Umur Pearson Correlation 1 ,174
Sig. (2-tailed) ,440
N 22 22
Lama Persalinan (Jam) Pearson Correlation ,174 1
Sig. (2-tailed) ,440
N 22 22
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,683a ,466 ,399 1,45380
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44,245 3 14,748 6,978 ,002a
Residual 50,725 24 2,114
Total 94,970 27
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan
b. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10,663 2,826 3,773 ,001
Umur -,117 ,118 -,166 -,994 ,330
Pendidikan -1,590 ,763 -,354 -2,085 ,048
Hypnobirthing 2,243 ,564 ,607 3,979 ,001
a. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Hypnobirthing, Umur, Kode . Enter
Pendidikan
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,601a ,361 ,255 1,01015
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,391 3 3,464 3,395 ,041a
Residual 18,367 18 1,020
Total 28,759 21
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan
b. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,310 2,902 ,451 ,657
Umur ,021 ,090 ,046 ,236 ,816
Pendidikan ,977 ,555 ,358 1,761 ,095
Hypnobirthing 1,428 ,481 ,622 2,970 ,008
a. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)