Kelompok 2 :
1
maka manajemen akan mengakui kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan
periode saat perubahan tingkat kemungkinan tersebut terjadi, kecuali nilainya
tidak dapat diestimasikan secara andal. Pengukuran Besaran kewajiban
kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan
profesional oleh pihak yang berkompeten. Penyajian dan Pengungkapan
Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca , namun demikian perusahaan
harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan
Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca.
b. Pengukuran
Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu
diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten
2
suatu hasil yang tidak menguntungkan, (3) kemungkinan untuk membuat
taksiran yang layak atas jumlah kerugian, dan (4) untuk melaporkan
kerugian dan kewajiban dalam laporan keuangan penyebab perkara
pengadilan harus terjadi pada atau sebelum tanggal laporan keuangan.
b) Pengungkapan Kontinjensi Kerugian Kontinjensi kerugian dan
kewajiban dicatat jika kerugiannya mungkin dan dapat diperkirakan.
Tetapi jika kerugiannya kecil sekali hanya di ungkapkan saja di catatan
atas laporan keuangan.
c) Biaya Garansi dan Jaminan Jaminan / Garansi Produk (warranty or
product guarantee) adalah suatu janji yang dibuat oleh penjual kepada
pembeli untuk meperbaiki kekurangan dalam kuantitas, kualitas, atau kerja
suatu produk. Garansi ini biasanya digunakan oleh perusahaan sebagai
teknik promosi penjualan. Jaminan dan garansi adakalanya diiringi dengan
biaya di masa yang akan datang atau biasa disebut biaya purna jual.
Walaupun jumlah, dan waktu kejadian yang tidak menentu di masa yang
akan datang, perusahaan mungkin ataupun harus mengestimasikan dengan
layak atas perkiraan tersebut. Jumlah kewajiban merupakan taksiran dari
semua biaya yang akan dikeluarkan sesudah penjualan, sesudah
penyerahan dan sejumlah biaya yang terjadi untuk mengoreksi kerusakan
atau kecacatan barang yang disyaratkan menurut ketentuan jaminan.
Terdapat dua pendekatan dalam mencatat kerugian kontinjensi dari suatu
produk yang berupa jamian, yaitu metode kas dan metode akrual.
Dasar Kas : Pengakuan metode ini mensyaratkan bahwa biaya jaminan
dibebankan pada saat terjadinya suatu transaksi. Metode ini merupakan
metode yang diakui dalam perpajakan perusahaan. Seringkali
dibenarkan untuk akuntansi atas dasar kecepatan pemprosesan bila
jaminan jumlahnya tidak material dan waktu jaminan relatif pendek.
Metode dasar kas disyaratkan bila kewajiban tidak diakrualkan dalam
tahun berjalan karena tidak mungkin kewajiban tersebut terjadi dan
jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diperkirakan dengan layak.
3
Dasar akrual : Dapat digunakan apabila pelanggan akan mengajukan
tuntutan berdasarkan jaminan berkenaan dengan produk atau jasa yang
telah dijual dan taksiran yang layak atas biaya yang terlibat
didalamnya. Menurut metode akrual, biaya jaminan dibebankan dalam
biaya operasi pada tahun berjalan. Penggunaan metode akrual
diklasifikasikan lagi menjadi dua pendekatan, yaitu metode beban dan
metode penjualan. Apabila perusahaan tidak memisahkan antara
produk dengan jaminan maka perusahaan dapat menggunakan metode
beban. Namun, apabila perusahaan memisahkan harga antara harga
jual dan jaminan maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan
penjualan. Apabila jaminan merupakan bagian yang terpadu dan tidak
Keterangan Debet Kredit dapat
Kas Rp xxx
Penjualan Rp xxx dipisahkan
(Mencatat penjualan barang dengan
kewajiban jaminan yang diakui) dari
5
Dalam PSAK No. 31 diungkapkan bahwa kontinjensi harus disajikan
sedemikian rupa sehingga bila dikaitkan dengan pos-pos aktiva dan pasiva dapat
menggambarkan posisi keuangan secara wajar. Meskipun kontinjensi ini
merupakan transaksi yang belum memengaruhi keuangan perusahaan, kewajiban
ini harus diakui apabila persyaratan yang telah disepakati dengan pelanggan
terpenuhi. Sistematika penyajian kewajiban kontinjensi ini disusun berdasarkan
urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan. Kewajiban kontinjensi disajikan secara tersendiri
tanpa pos lawan atau dilakukan dengan single entry melalui rekening administratif
yang merupakan pos di luar neraca (off balance-sheet).
Pengungkapan kewajiban kontinjensi juga dikaitkan dengan penerapan
konsep atau azas konservatif atau berhati-hati dalam prinsip akuntansi.
Maksudnya, penyisihan suatu rugi kontinjensi dapat dilakukan pada perhitungan
rugi-laba bila terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan aktiva
atau telah timbul kewajiban pada tanggal neraca dan jumlah kerugiannya dapat
ditaksir secara wajar.
6
DAFTAR PUSTAKA