Anda di halaman 1dari 39

Program Major Project Upaya Mitigasi Bencana Penurunan

Tanah Di 5 Agglomerasi Pantai Utara Jawa

Direktur Pengairan dan Irigasi

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Jakarta, 7 Agustus 2020


REPUBLIK
Tekanan: Pengembangan Kawasan Ekonomi Di Pantura Jawa
INDONESIA

Percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
dilakukan guna meningkatkan daya saing kawasan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dalam rangka
mendukung peningkatan perekonomian nasional.
Untuk itu beberapa Peraturan telah diterbitkan untuk mendukung
percepatan pembangunan ekonomi tersebut diantaranya:
• Perpres No 79 Tahun 2019
• Perpres No 80 Tahun 2019
JABODETABEKPUNJUR • Perpres No 56 Tahun 2018
• Perpres No 60 Tahun 2020
• dll.

CIREBON RAYA KEDUNGSEPUR

PETANGLONG GERBANGKERTASUSILA

WANARAKUTI
BREGASMALANG BANGLOR

2
REPUBLIK
Penurunan Tanah dan Banjir Rob di Pesisir Utara Jawa
INDONESIA

Penurunan Tanah
Penurunan Tanah Penurunan Tanah Penurunan Tanah
1 – 20 cm/tahun Penurunan Tanah
2 – 4 cm/tahun 1 – 4 cm/tahun 1 – 20 cm/tahun
1 – 20 cm/tahun
Penurunan Tanah
Penurunan Tanah
1 – 20 cm/tahun
1 – 5 cm/tahun
Tangerang Bekasi
DKI Jakarta

Indramayu

Cirebon Demak
Pekalongan
Semarang

Surabaya
Banjir Setinggi
5 – 15 cm Banjir Setinggi
30 – 50 cm
Banjir Setinggi
10 – 100 cm Banjir Setinggi
50 – 60 cm
Banjir Setinggi
Dari 34 Kabupaten/Kota di Pantura

11 mengalami penurunan muka


80 cm Banjir Setinggi
tanah rata – 30 - 200 cm
rata sebesar 1 – 15 cm/th

10 Dari 34 Kabupaten/Kota di
Pantura mengalami Banjir rob Penurunan tanah meningkatkan potensi rob
parah setinggi
5 – 200 cm
3
REPUBLIK
Perubahan Garis Pantai di Sepanjang Pantura Jawa
INDONESIA

Warna Biru menggindikasikan adanya


perubahan dari daerah darat menjadi
laut.

Sedangkan warna Hijau mengindikasikan


perubahan daerah laut menjadi daratan

Perubahan garis pantai dapat


mengindikasikan adanya fenomena
abrasi, erosi atau akresi.

Abrasi terjadi di Pekalongan dan Demak.


Di Demak, abrasi telah mencapai 2073 ha
pada periode 1991-2014. Tercatat bahwa
di Cirebon terjadi akresi akibat
sedimentasi dari sungai.
Sumber gambar:
aqua-monitor.appspot.com
deltares

11
Masterplan Penanganan Banjir Yang Cukup Matang
REPUBLIK
INDONESIA
Namun Implementasi Belum Selesai
apakah masterplan masih relevan untuk kondisi depannya?

Masterplan sudah ada sejak 1973 dan Namun hingga kini belum seluruhnya
terus disempurnakan diimplementasikan
REPUBLIK
Tata Guna Lahan: Meningginya Koefisien Limpasan permukaan
INDONESIA

1972 1983 1996

2006 2010 2012

Sumber: Sumber:

Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur, Rustiadi, 2015


Pola Ruang versi revisi 2020

Nama SubDAS C
Kali Angke 0.78
Kali Baru Barat 0.86
Kali Baru Timur 0.77
Kali Buaran 0.90
Kali Cakung 0.62 45,7%
Kali Cipinang 0.85
Kali Grogol 0.86 4,5 1,1
Kali Kramat Jati 0.88 7,1 % %
Kali Krukut 0.84 %
Kali Mookervart 0.84
Kali Pasanggrahan 0.65
Kali Suter 0.74 Sumber:
Sungai Ciliwung 0.51 Data Tataguna Lahan KLHK, 2018; Standar Koefisien Limpasan: SNI 2415: 2016; Jurnal Geomine, Vol 3, Desember 2015

6
REPUBLIK
INDONESIA
Penyebab Banjir Jakarta – Selanjutnya Pantura

Penurunan tanah memperburuk kondisi dan menjadi salah


Pada kondisi normal, sebagian dataran di pesisir telah
satu penyebab banjir dan rob
berada di bawah tinggi muka air laut

Ketika pasang tinggi, air sungai tidak dapat mengalir Akibat Penurunan tanah dan pasang air laut
kelaut dan pemukiman di daerah pesisir mengalami menyebabkan daerah yang terkena rob semakin meluas
limpasan dari back water

Ketika hujan, terbentuk genangan, debit air sungai Kondisi paling buruk adalah ketika pasang tinggi terjadi
meningkat dan muara mengalami back water sehingga dan hujan ekstrem merata di daerah hulu dan hilir yang
melimpas ke kawasan sekitaran bantaran sungai dan mengakibatkan air sungai tidak dapat mengalir ke laut
pesisir pantai

Sumber: Presentasi Entin A. Karjadi, Ph.D. dan Andojo Wurjanto (ITB)

7
REPUBLIK
Penurunan Tanah dengan Banjir Jabodetabek 1 Januari 2020
INDONESIA

Banjir di luar Jakarta Area Land Subsidence


(Andreas et al, 2016)
Banjir 10 - 70 cm Banjir 70 - 150 cm Banjir > 170 cm (Detabek)

Penyebab dan kontribusi penurunan tanah Penurunan tanah tersebar di daerah Jakarta, sebagian
Jabodetabek: Pluit (JICA, 2019)
Tangerang (Provinsi Banten) dan Bekasi (Provinsi Jawa
• pergerakan lempeng tektonik (5%) Periode 2007-2010 = ~ 50 cm Barat).
• tekanan permukaan* (10%) Banjir dengan tinggi > 170 cm terjadi di beberapa
• Ekstraksi air tanah berlebih** (40 – 70%) Periode 2014-2017 = ~ 20 cm
tempat yang juga mengalami Penurunan Tanah Parah:
• Reklamasi lahan* (20 – 50%) Cengkareng Cengkareng, Cilincing, dan Cakung (Jakarta Timur dan
Periode 2007-2010 = ~ 35 cm Jakarta Barat)
* hingga terkonsolidasi Sumber data geospasial :
(Irsyam, 2015) ** dapat dikendalikan Periode 2014-2017 = ~ 10 cm
JICA, 2019 dan BNPB, 2020

12
REPUBLIK
Pengaruh Antropogenic : Penurunan Tanah dan Air Tanah
INDONESIA

Neraca Air VS Penurunan tanah Hasil Uji Boring JICA di


Cengkareng

Hasil identifikasi awal menemukan


bahwa: Pada kedalaman 70 m - 180
m, permukaan air tanah cenderung
menurun (20-35 m).

Nilai rata-rata: penurunan muka tanah 1 Peta Konservasi Air


meter sesuai dengan penurunan muka air
Tanah Tertekan
tanah 20 meter; dan menurut McGuire,
2009: Kerusakan akuifer terjadi ketika Jakarta (Kedalaman
penurunan muka air mencapai 40 meter. 40-140 m) pada tahun
Jadi, jika kita memiliki penurunan lebih dari 2018
2 meter, itu mungkin menjadi indikator Beberapa penelitian dari Balai Konservasi Air Tanah dan Deltares
masalah pada air tanah kita. menyatakan bahwa Penurunan Tanah dapat dikendalikan dengan
Sumber: Dr. Heri Andreas, FGD Ground Water World Bank, mengatur ekstraksi air tanah
21 Juli 2020
REPUBLIK
Neraca Air Kebutuhan Domestik dan Industri Pantura Jawa
INDONESIA

Neraca Air Baku Aglomerasi Pantura Jawa 2024 Persebaran Kawasan Industri
(m3/dtk)
Total Area:
PAB Terbangun Kebutuhan RKI 22 21.963 Ha
Kawasan Keb.Air :
industri 9,92 m3/dtk
5.117
Gerbangkertosusila
55.66
Jabodetabek Indramayu
Cirebon
0.578 Pekalongan Kedungsepur
Pekalongan Raya
2.13
Gerbangkertosusila

5.972
Kedungsepur 5 Kawasan Aglomerasi
19.98
akan mengalami defisit air 32 Total Area:
23.052 Ha 11 Total Area:
5.316 Ha Total Area:

Cirebon Raya
2.902
baku sekitar 163 m3/dtk
tahun 2024
Kawasan Keb.Air :
industri
20,17 m3/dtk
Kawasan
industri
Keb.Air : 14 35.799 Ha
10.86 4,75 m3/dtk Kawasan Keb.Air :
industri 32,08 m3/dtk
Keterangan:
37.46
Jabodetabekpunjur = Eksisting
126.37
= Rencana

Rencana penambahan 13 kawasan industri


DOMESTIK INDUSTRI EKSISTING
seluas
38377 Ha membutuhkan suplai air sekitar
Total Kebutuhan Air Total Kebutuhan Air Penyediaan air baku yang
2024 mencapai 2024 mencapai terbangun baru mencapai 67 m3/dtk dengan tidak mengandalkan air
148,05 m3/dtk 67 m3/dtk 52 m3/dtk tanah sebagai air baku.

Sumber : Olahan data dengan acuan SNI 19-6728.1-2002 (Sumber Daya Air Spasial) 10
Perkembangan Pelaksanaan Program Terpadu
REPUBLIK
INDONESIA
Banjir dan Pengendalian Penurunan Tanah

Pembangunan Tanggul Pantai & Sungai Pengendalian Penurunan Tanah

Sudah dibangun sistem


monitoring well di 2
lokasi 1 Cengkareng
2 Cakung

Dibutuhkan:
Pemasangan 9
ekstensometer, 45
piezometer, dan secara
rutin melakukan
pembaharuan data
ISU STRATEGIS pantauan jarak jauh
melalui LIDAR atau
 Progress pembangunan tanggul pantai dan sungai sangat lambat INSAR
(baru terbangun 12,664 km dalam kurun waktu 3 tahun (2016-Juni
2020))
ISU STRATEGIS
 Kendala:
a. Keterbatasan pendanaan (APBN, APBD, swasta) • Keterbatasan pendanaan untuk pembangunan sistem
b. Belum ada legal basis bagi pihak swasta untuk membangun monitoring land subsidence(APBN & APBD)
tanggul pantai di area kewenangannya (75% tanggul pantai • Sebagian besar kawasan industri dan komersial besar
berada di wilayah private sector) menggunakan air tanah
c. Sosial (pembebasan lahan, relokasi penduduk) • 40% wilayah DKI Jakarta belum terlayani jaringan air bersih
perpipaan

11
Perkembangan Pelaksanaan Program Terpadu
REPUBLIK
INDONESIA
Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
Progress Penyediaan Air Bersih Pengelolaan Limbah dan Sanitasi
Penyediaan Air
No Rencana PDAM Offtacker Progres Kegiatan Progress
Bersih
1 SPAM Jatiluhur I 1 Kab. Karawang Pre-qualifikasi JSS Zona 1 • 4 Paket Konstruksi IPAL dan jaringan perpipaan dalam
(KPBU solicited) 2 Kab. Bekasi untuk penentuan tahap persiapan Tender oleh Kementerian PUPR
5000 lt/dtk 3 Kota Bekasi Badan Usaha • Persiapan Pengadaan konsultan supervisi
4 DKI Jakarta Pemrakarsa JSS Zona 2 DED Review oleh Pemprov DKI Jakarta
2 SPAM Karian- 1 Kota Tangerang Tahap
Serpong Tahap I pembebasan
JSS Zona 5 Basic Design oleh Pemprov DKI Jakarta
(KPBU Unsolicited) 2 Kota Tangerang lahan untuk WTP JSS Zona 6 Dalam tahap lelang konsultan perencana oleh
4600 lt/dtk Selatan Serpong Kementerian PUPR untuk penyusunan DED
3 DKI Jakarta JSS Zona 8 Draft Final OBC telah selesai disusun Desember 2019
3 IPA Hutan Kota 1 Penjaringan, Jakarta Sudah beroperasi
(500 lt/dtk) Utara
IPAL Telah terbangun 6 IPAL Kawasan di Jakarta
Kawasan (kapasitastotal 22.875 m3/hari)
4 IPA Buaran III 1 Jakarta Timur On-going
(3000 lt/dtk)

Isu Strategis:
Isu Strategis: • Diperlukan sistem pengolahan limbah untuk air sungai tercemar
• Kecepatan penyediaan pasokan tambahan air bersih dan 20% greywater yang tidak terolah oleh JSS
(pembangunan SPAM dan IPA) belum mampu mengimbangi
laju peningkatan kebutuhan air (domestik+industri) untuk • Kendala teknis dan sosial dalam penyediaan sambungan rumah.
wilayah DKI Jakarta dan Jabodetabek • 14 zona JSS membutuhkan investasi besar ±95 Triliun (perlu
• Rencana pembangunan 3 Metropolitan di Jawa Barat dukungan APBD)
(Bodebekkarpur, Bandung Raya, Cirebon Raya) akan
mengurangi suplai air baku dari Waduk Jatiluhur untuk Jakarta

12
REPUBLIK
Pemetaan Regulasi: Penanggulangan Penurunan Tanah
INDONESIA

REGULASI TERKAIT PENGENDALIAN ABSTRAKSI


AIR TANAH
• UU 17/2019 tentang SDA
• Permen ESDM 24/2013 tentang Organisasi Tata
Kerja Balai Konservasi Air Tanah
• Permen ESDM 15/2012 tentang Penghematan
Penggunaan Air Tanah
• PerGub DKI Jakarta 156/2012 tentang
Penghematan Energi dan Air
• PerGub 86/2012 tentang Nilai Perolehan Air
Tanah sebagai Dasar Pengenaan Pajak Air
Tanah

REGULASI TERKAIT PENGENDALIAN BEBAN BANGUNAN


• UU 28/2002 tentang Bangunan Gedung
• PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28/2002
• Permendagri 32/2010 tentang Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan
• Permen PUPR 5/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung
• Perda DKI 7/2010 Bangunan Gedung
13
BANJIR JABODETABEK (TIPIKAL PANTURA)
REPUBLIK
INDONESIA STRUKTUR MASALAH DAN WINNING SOLUTION

Akar Kejadian Banjir Jabodetabek Tidak cukup business as usual,


semakin intens perlu winning solution

Frekuensi, Intensitas, Durasi


Perubahan Cuaca Ekstrim Meningkat Hujan Ekstrim
Meningkat
SOLUSI SPONGE CITY
• Sumur resapan & biopori

Iklim
• Membangun cistern (kolam
penampungan air hujan)
Permukaan • Membangun coastal dam untuk air
Kemarau Ekstrim baku dan mengatasi banjir.
Meningkat Air Laut Naik • Membangun layanan air perpipaan
100%.
• Merestorasi situ & wetlands
Penurunan • Merestorasi sungai/kali.
Permukaan Tanah
(7,5 cm/th dan lebih)
terus berlanjut SOLUSI URBAN RENEWAL
Layanan Air Perpipaan • Menata permukiman di kawasan
Baru 63%, tingginya terdampak banjir
pemompaan air tanah Sedimentasi & • Memindahkan permukiman ketempat
Limpasan air yang lebih tinggi

Urbanisasi permukaan
• Membangun kolam retensi
• Membangun sistem polder (drainase,
meningkat tanggul dan pompa)
Terus Orang dengan risiko
banjir dan kawasan Nilai wilayah SOLUSI KELEMBAGAAN &
Meningkat terbangun meningkat meningkat, nilai REGULASI
kerugian tinggi • Kolaborasi lintas pemerintahan
KONSEP SOLUSI INTEGRATED WATER
RESOURCES MANAGEMENT MP
PANTURA
REPUBLIK
MAJOR PROJECT PENGAMANAN PESISIR 5 PERKOTAAN PANTURA JAWA
INDONESIA

ISU KOMPONEN KEGIATAN

Banjir rob parah setinggi ±5-200 cm terjadi di 5 kawasan perkotaan Alat pemantauan penurunan SPALDT permukiman dan
Pantai Utara Jawa tanah terbangun sebesar perkotaan terbangun
104 unit. sebanyak 592.637 KK.
Kualitas air di 10 wilayah sungai di Kawasan Pantai Utara Pulau
Jawa tercemar sedang hingga berat Stasiun pemantuan kualitas Panjang tanggul laut dan
air yang terbangun dan pengaman pantai terbangun
Belum terhubungnya konektivitas JIPS Demak dengan Simpul
Pelabuhan Tanjung Emas beroperasi secara kontinyu sepanjang 110,6 km.
sebanyak 100 unit.
Pemenuhan Air Baku di
Meningkatnya water stress di Pengembangan Wilayah Aglomerasi Tol Semarang – Demak Pesisir dan Ground Water
terbangun sepanjang 27 km. Amnesty
SPASIAL
Tangerang Bekasi
Karawang
Jakarta

Cirebon

Pekalongan
Semarang Surabaya

LEGENDA
Wilayah Rentan Penurunan Muka Tanah,
dan banjir rob
Tanggul Laut dan Bangunan Pengaman Pantai Normalisasi

Jalan Tol Terintegrasi Tanggul Laut Pembangunan Waduk/ Bendung Kegiatan Pengaman Pantai Lainnya
16
Major Project: Pengamanan Pesisir 5 Perkotaan Pantura Jawa
REPUBLIK
INDONESIA Pemantauan Penurunan Tanah and Penggunaan Air Tanah

Target Indicator
Program
2020 2021 2022 2023 2024 Total
Instalasi stasiun pemantauan untuk Penurunan 26 Units 24 Units 16 Units 4 Units 70 Units
Tanah
Jabodetabek 16 Units 16 Units
Cirebon Raya 2 Units 10 Units 12 Units
Pekalongan Raya 10 Units 10 Units
Kedungsepur 8 Units 4 Units 4 Units 16 Units
Gerbang Kertasusila 12 Units 4 Units 16 Units

Target Indicator
Program
2020 2021 2022 2023 2024 Total
Pemasangan sumur pemantauan penggunaan air 26 Units 24 Units 16 Units 4 Units 70 Units
tanah
Jabodetabek 16 Units 16 Units
Cirebon Raya 2 Units 10 Units 12 Units
Pekalongan Raya 10 Units 10 Units
Kedungsepur 8 Units 4 Units 4 Units 16 Units
Gerbang Kertasusila 12 Units 4 Units 16 Units
* has been adjusted to the planning of Covid-19 handling

7
MENCEGAH DAN MENGURANGI RESIKO
REPUBLIK
INDONESIA PENGURANGAN BAHAYA
Zona 1 (Pesisir)
Usulan kegiatan dalam policy matriks: - Area pesisir, perkotaan, sawah, zona pasang surut
- Kepadatan penduduk tinggi-sangat tinggi
1. Pembaruan peraturan zero delta runoff policy berbasis konservasi dan - Kerusakan air tanah tinggi
penampungan air hujan
2. Zero delta runoff policy (Konservasi air hujan lokal dengan desain minimal Zona 2 (Hilir)
100mm/hari) - Area perkotaan
3. Zero delta runoff policy (Menahan air hujan dengan desain minimal - Kepadatan penduduk tinggi
100mm/hari) - Kerusakan air tanah Aman-Rawan
4. Penegakan hukum peraturan tata ruang dan bangunan, termasuk
pendaftaran Sungai, Danau, Embung, Waduk dan pembatalan sertifikat
Zona 3 (Hilir)
tanah - Area perkotaan
5. Penyediaan fasilitas tempat sampah dan peningkatan sistem sanitasi - Kepadatan penduduk rendah-sangat tinggi
- Air tanah aman
WILAYAH HULU BERPERAN LINDUNG DAN
SUMBER AIR
Sebagai Salah Satu Upaya dalam Penanganan Zona 4 (Tengah)
- Area perkotaan-pedesaan
BANJIR, Khususnya BANJIR LIMPASAN - Ketinggian >200m (kemiringan lahan 0-80%)
- Kepadatan penduduk rendah-tinggi
- Air tanah aman (daerah imbuhan air tanah)

Zona 5 (Hulu)
- Luar area perkotaan
- Ketinggian >1000m (kemiringan lahan 0-200%)
Sumber : Bappenas - Kepadatan penduduk rendah
HULU - Masih terdapat hutan (area konservasi)

• Berperan sebagai kawasan


TENGAH
lindung dan sumber air
• Di dalam pola ruang akan • Berperan sebagai kawasan HILIR
penyangga dan resapan air PESISIR
diarahkan sebagai sebagai • Berperan sebagai
kawasan lindung dan • Di dalam pola ruang akan kawasan budidaya • Berperan sebagai lindung pesisir dan
pengembangan budidaya diarahkan sebagai kawasan kawasan budidaya
terbatas dan ketat • Di dalam pola ruang akan
lindung dan pengembangan diarahkan untuk • Di dalam pola ruang akan diarahkan
budidaya terbatas pengembangan budidaya sebagai kawasan lindung perairan dan
Sumber : ATR/BPN
pengembangan budidaya terbatas
18
MENCEGAH DAN MENGURANGI RESIKO
REPUBLIK
INDONESIA PENATAAN RUANG DAN BANGUNAN

Peta Pola Ruang Peta Pola Ruang


Perpres 54/2008 Revisi Perpres 54/2008

B5
B5
B2
B2
B1
B3 B1 No Zona Luas (Ha) Luas (%) No Zona Luas (Ha) Luas (%)
1 B1 159,974.66 22.58 1 B1 243,718.69 34.39
B1
2 B2 106,731.61 15.07 2 B2 134,017.94 18.91
3 B3 98,369.37 13.89 3 B3 86,370.40 12.19
B3
B4/HP 4 B4 161,914.35 22.86 4 B4 91,407.66 12.90
5 B4/HP 38,219.17 5.40 5 B5 90,595.88 12.78
B4 6 B6 6,179.79 0.87
B1 6 B5 66,256.66 9.35
7 B6 2,852.65 0.40 7 B7 2,436.64 0.34
B4 N1
8 B7 443.72 0.06 8 B8 434.50 0.06
N2 9 B7/HP 4,502.27 0.64 9 L1 11,671.82 1.65
10 N1 21,572.18 3.05 10 L3 41,214.30 5.81
11 N2 47,504.71 6.71 11 L4 5.06 0.001
Jumlah 708,341.35 100 12 L5 723.18 0.10
Sumber : ATR/BPN Jumlah 708,775.85 100 Sumber : ATR/BPN
KONSEPSI PERPRES 54/2008 REVISI PERPRES 54/2008
peruntukan non terbangun pada
• Konsep Pola ruang untuk menangani masalah banjir banjir dan macet serta 108,978.10 ha 15.38 % 190,619.97 ha 26.89 %
zona budi daya
isu pengembangan kawasan untuk kegiatan ekonomi
• Penyusunan Pola Ruang didasarkan pada Daya Dukung dan daya tampung peruntukan non terbangun pada
69,076.89 ha 9.75 % 52,886.11 ha 7.46 %
lingkungan zona non budi daya
• Penambahan peruntukan non terbangun (termasuk Ruang Terbuka Hijau)
TOTAL 178,063.99 ha 25.13% 243,506.08 ha 34.35%
19
MENGENDALIKAN DAN MELINDUNGI
REPUBLIK
INDONESIA
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KOMPREHENSIF

1 Situ Danau Eembung Waduk (SDEW) 2 SUNGAI


• PENETAPAN JUMLAH Penetapan Program
SDEW Sebagai Pengendali NORMALISA SI
Banjir di Jabodetabekpunjur SUNGAI di 19 Sungai
SISTEM JARINGAN SUMBER Sebanyak 305 titik. Utama
DAYA AIR • Membangun infrastruktur
pengendali banjir berupa
SISTEM POLDER

SUMBER AIR

AIR PERMUKAAN pada SUNGAI 3 KANAL 4 DRAINASE


PENETAPAN PROGRAM
Penetapan
AIR PERMUKAAN pada SDEW PEMBANGUNAN 5
Pengendalian Banjr
KANAL
Berupa DRAINASE di
AIR TANAH pada CAT (cekungan air tanah) • Kanal Barat
19 Sungai Utama
• Cengkareng Drain
• Kanal Timur
PRASARANA SDA • Cakung Drain
• Cikarang – Bekasi Laut
SISTEM PENGENDALIAN BANJIR

SISTEM JARINGAN IRIGASI 5TANGGUL PANTAI 6 TANGGUL LAUT


Penetapan Pengendalian
SISTEM PENGAMANAN PANTAI Banjir Berupa TANGGUL Penetapan
PANTAI, di SEPANJANG Pengendalian Banjir
KAWASAN PESISIR Dari Laut Dan Hilir
Jabodetabekpunjur Sungai Berupa
TANGGUL LAUT

Sumber : ATR/BPN 20
MENGENDALIKAN DAN MELINDUNGI
REPUBLIK
INDONESIA
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KOMPREHENSIF

Melindungi Kawasan Rendah dengan Sistem Polder

1 • Infrastruktur Sistem Polder


harus dalam kondisi prima.
• Semua komponen tersebut
2 5
1 harus di-OP dengan kaidah
4 best practice dan diterapkan
secara disiplin.
3 *OP = operasi dan pemeliharaan.

1. Sistem tanggul saluran dan tanggul laut kedap air yang kokoh.
2. Saluran Pembuang yang bermuara di laut, dus, EMA nya dikendalikan oleh Pasang Surut Laut yang teratur.
3. Saluran Drainase dalam kawasan Polder harus terpelihara agar dapat mengalirkan air dengan cepat ke kolam penampungan.
4. Kolam Penampungan, lebih besar lebih baik karena berbanding terbalik dengan kapasitas pompa yang diperlukan.
5. Pompa harus terpelihara dan selalu siaga dioperasikan. Pasokan daya harus selalu tersedia. Harus disediakan kapasitas cadangan.

21
MENGENDALIKAN DAN MELINDUNGI
REPUBLIK
INDONESIA
MENGENDALIKAN PENURUNAN TANAH

Pengembangan
Pemantauan Teknologi
Kuantitas Air Konservasi Air Tanah
Tanah
Layanan Rekomendasi
Teknis Pengusahaan Air
Tanah (Pembatasan
debit)
Aman

CAT JAKARTA Pemantauan Muka


Tanah

Daerah Imbuhan Air Tanah Pemantauan Kualitas


Air Tanah

Verifikasi/Monitoring
Berdasarkan PP. 121 Tahun 2015 Tentang Pengusahaan Pengusahaan Air
Sumber Daya Air – Pasal 34 ayat 2 Tanah

“Rekomendasi Teknis pemanfaatan air tanah diberikan Zona


Konservasi
berdasarkan zona konservasi air tanah” Air Tanah

Zona Kritis dan Rusak meluas sejak 2010 hingga saat Sosialisasi Perduli
Air Tanah
ini
Sumber : Badan Geologi 2020

22
PENYEDIAAN AIR BERSIH AGLOMERASI JABODETABEK:
REPUBLIK
INDONESIA PERKIRAAN DEFISIT 22 M3/S PADA 2024

Bendungan SPAM Karian Sub. DKI Jakarta Defisit : 5,11 m3/s SPAM Jatiluhur Bendungan
Karian Phase I (3,2 m3/s) Phase I (4 m3/s) Jatiluhur
Phase II (1 m3/s) Kebutuhan Air : 22,99 m3/s Phase II (4 m3/s)
Perpipaan : 17,88 m3/s
PAB Terbangun
: 13,96 m3/s
SPAM Karian Kebutuhan Air Non Pipa SPAM Jatiluhur
Phase I (2,55 m3/s) Potensi Bendungan : 12,2 m3/s Phase I (0,65 m3/s)
CAT DKI Jakarta 6,11 m3/s
Phase II (4,85 m3/s)
Aglomerasi Sub. Jawa Barat Defisit : 14,53 m3/s

Sub. Banten Defisit : 2,42 m3/s Jabodetabekjur: Kebutuhan


PAB Defisit /
Kebutuh
an Air Potensi Alokasi
Kab/ Air Non Cakupan
• Kebutuhan Air Perpipaan : Kota Perpipaan
Terbangun Surplus
Perpipa
CAT Jatiluhur
Layanan
52,96 m3/s m3/s m3/s m3/s m3/s
m3/s an
Kebutuhan
PAB
Kebutuhan
Potensi Alokasi • PAB Terbangun : m3/s
Kab/ Air Defisit / Air Non Cakupan
Kota Perpipaan
Terbangun
Surplus Perpipaan
CAT Karian
Layanan 30,89 m3/s
m3/s m3/s m3/s
Kab. Defisit
Defisit : 22,07 m3/s
m3/s m3/s
4,49 0,29 6,65 7,67 0,35 37,3%
Bekasi 4,20

Asumsi dasar terkait perhitungan Kab. Defisit


Kab. Defisit I = 1,15 defisit/surplus air perpipaan: 5,82 2,79 13,02 18,47 - 29,4%
Tangerang 6,97 5,24 3,82 5,72 II = 2,45 • Dihitung dari total populasi tahun Bogor 3,03
1,73 2024 dari tiap kab/kota yang
diklasifikasi berdasarkan jenis
48,5% kota/kab
Kab. Defisit
5,34 1,13 2,3 2,4 - 60,1%
• Standar kebutuhan air Cianjur 4,21
Kota Tidak terdapat jaringan I = 0,65 metropolitan 210 LOH; kota besar
Tangerang 1,44 150 LOH; kota medium 100 LOH;
Selatan perpipaan / PDAM II = 1,15
kota kecil 75 LOH (standar Cipta Kota Defisit
1,82 0,45 6,13 1,89 0,3 29.0%
Karya PUPR) Bekasi 1,37
• Perhitungan sudah termasuk angka
NRW dan Cakupan Wilayah
masing-masing kab/kota (Data Kota Defisit
Kota Defisit I = 0,75 3,20 2,32 0,41 0,7 - 90,2%
Kinerja PDAM oleh BPPSPAM PUPR) Bogor 0,88
Tangerang 1,09 0,4 5,93 1,61 II = 1,25
12,8% • PAB digunakan data 2018 PUSATAB
0,69
PUPR
• Bauran disesuaikan berdasarkan Kota Defisit
1,24 0,4 6,32 1,99 - 16,0%
cakupan pelayanan PDAM Depok 0,84
Kab/Kota

15
EXISTING DAN TAMBAHAN AIR BAKU DARI BENDUNGAN
REPUBLIK
INDONESIA
DI PULAU JAWA: 57,87 M3/DT
Air Baku
No. Nama Bendungan Lama Provinsi No. Nama Bendungan Baru Provinsi Air Baku (m3/detik)
(m3/detik)
1. Darma Jawa Barat 0.07 1 Jatigede Jawa Barat 3.5
2 Bajulmati Jawa Timur 0.11
2. Jatiluhur Jawa Barat 16
3 Nipah Jawa Timur 0.11
3. Banyukuwung Jawa Tengah 0.035 4 Logung Jawa Tengah 0.2
4. Cacaban Jawa Tengah 0.035 5 Gondang Jawa Tengah 0.2
6 Sindang Heula Banten 0.8
5. Gembong Jawa Tengah 0.02 7 Kuningan Jawa Barat 0.3
6. Grawan Jawa Tengah 0.01 8 Tugu Jawa Timur 0.01
9 Bendo Jawa Timur 0.37
7. Kedung Ombo Jawa Tengah 1.5
10 Gongseng Jawa Timur 0.3
8. Lodan Jawa Tengah 0.02 11 Tukul Jawa Timur 0.3
9. Penjalin Jawa Tengah 0.3 12 Pidekso Jawa Tengah 0.3
13 Karian Banten 12.8
10. Jatibarang Jawa Tengah 1.05
14 Cipanas Jawa Barat 0.85
11. Wonogiri Jawa Tengah 0.085 15 Leuwikeris Jawa Barat 0.85

12. Sermo Yogyakarta 0.15 16 Semantok Jawa Timur 0.31


17 Bener Jawa Tengah 1.5
13. Ngepeh Jawa Timur 0.5 18 Randugunting Jawa Tengah 0.15
14. Oro-Oro Ombo Jawa Timur 0.01 19 Jelantah Jawa Tengah 0.15
20 Sadawarna Jawa Barat 4.5
15. Wonorejo Jawa Timur 8.02
21 Bagong Jawa Timur 0.45
Total 27.8 22 Jeragung Jawa Tengah 2
Total 30.06

Sumber: Pusat Bendungan PUPR, Februari 2019


24
MEDIUM-LONG TERM : POTENSI COASTAL RESERVOIR UNTUK
REPUBLIK
INDONESIA
PENYEDIAAN AIR BAKU JANGKA PANJANG DI TELUK JAKARTA
Hasil Analisis Kolam Tampungan Air Bersih Pada WLP
Neraca Air Jabodetabek
300 Kapasitas total dari 4 Vol. Tampungan Total 592,41 jt m3
kolam air bersih hanya dengan luas ±6.050 Ha
250
mampu memenuhi 59%
200 kebutuhan air tahun 2070
Debit (m3/s)

150
Qinflow
100 Terjadi defisit air baku 39 m3/s
permukaan pada bulan
50 Kering (Mei-November) Qinflow
21 m3/s
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Ketersediaan Air (m3/s) PDAM Eksisting (m3/s)


Kebutuhan Air 2030 (m3/s) Kebutuhan Air 2040 (m3/s) Qinflow Qinflow
Kebutuhan Air 2045 (m3/s) Kebutuhan Air 2050 (m3/s)
45 m3/s 55,94 m3/s
Kebutuhan Air 2060 (m3/s) Kebutuhan Air 2070 (m3/s)
Sumber : Kajian Tata Kelola Air dalam Konsep Waduk Lepas Pantai di Teluk Jakarta ( ITB, 2019)

Volume Defisit Air Baku 2030-2070 Perbandingan Coastal Reservoir dengan Pengolahan Air Lainnya
No. Tahun Volume Defisit (juta m3)
Coastal Reservoirs Desalinasi Water Recycling
1 2030 - 355.31 Terjadi defisit air baku pada
bulan Kering tahun 2030-2070 Biaya Konstruksi per m3
2 2045 - 714.17 2,67 - 6,01 6,41 - 10,08 5,57 - 8,3
air (US$)
3 2050 - 847.40 sehingga diperlukan
4 2060 - 980.18
tampungan untuk memenuhi Biaya per m3 air (US$)
0,15 - 0,25 0,43 - 1,13 1,44 - 1,53
kebutuhan air.
5 2070 - 1,004.31 Sumber: Shu-qin Yang. 2013. Coastal Reservoirs Strategy and Its Application
Sumber : Kajian Tata Kelola Air dalam Konsep Waduk Lepas Pantai di Teluk Jakarta ( ITB, 2019) 25
REPUBLIK
Waduk Muara untuk Ketahanan Air
INDONESIA

Waduk Muara untuk Ketahanan Air


Waduk Muara adalah sebuah
tampungan air di sebuah Waduk Muara Nusa Dua, Bali
badan air besar untuk • Catchment area: 40,95 km2
• Volume tampungan total:
kebutuhan tertentu
770.000 m3
• Fungsi: Sumber air baku

Manfaat Waduk Muara : Waduk Duri Angkang, Batam


• Catchment area: 79 km2
• Sebagai pelindung pantai • Kapasitas: 107 juta m3
• Menyediakan tampungan air • Mampu menyediakan air
baku baku untuk sistem
• Tanpa pembebasan lahan penyediaan air bersih
• Tanpa alih fungsi lahan subur sampai 3000 liter per detik
• Dapat menghasilkan lahan
tambahan
Marina Barrage, Singapura
• Rendah resiko bencana longsor
• Catchment area: 100 km2
dan gempa bumi
• Kapasitas: 42,5 juta m3
• Mempertimbangkan kondisi
• Fungsi: Sumber air baku,
lingkungan (darat dan laut)
pengendalian banjir,
• Multi-fungsi
sarana rekreasi

27
REPUBLIK
INDONESIA
Rencana Waduk Muara di Muara Cisadane

B
E
A

Jabodetabek

A Kolam Air Bersih B Kanal Pemisah Antar Kolam C Kolam Air Banjir D Water Gate E IPAL
REPUBLIK
Waduk Muara Sebagai Bagian dari Solusi Terintegrasi
INDONESIA

Zona Barat ( Waterfront Aerocity ) Zona Tengah ( Fishery and Tourism City ) Zona Timur ( Port City )

Pemasangan stasiun pemantauan kualitas air dan trashrack di Pemasangan stasiun pemantauan kualitas air dan trashrack di Pemasangan stasiun pemantauan kualitas air dan trashrack di
Sungai Cisadane, Sungai Tahang, dan Kali Prancis Cengkareng Drain, Sungai Ciliwung, dan Banjir Kanal Barat Sungai Cikarang
Pengelolaan air sungai tercemar di hilir Pengelolaan air sungai tercemar di hilir Pengelolaan air sungai tercemar di hilir

Pembangunan Saluran Transversal di Sungai Cisadane ,S. Pembangunan Saluran Transversal di (Cengkareng Drain, S. Pembangunan Saluran Transversal di (Kawasan Berikat
Tahang, dan Teluk Naga, dan Pembangunan Coastal Mookevart,Angke, Penggrahan, Grogol), dan Pembangunan Nusantara, dan Sungai Cikarang), dan Pembangunan Coastal
Reservoir, Serta Pengambilan data Primer (Batimetri, Coastal Reservoir, Serta Pengambilan data Primer (Batimetri, Reservoir, Serta Pengambilan data Primer (Batimetri, Geoteknik,
Geoteknik, Oceanografi) Geoteknik, Oceanografi) Oceanografi)
Pembangunan Sarana Transportasi Jalan Tol dan Rel di Tanggul Pembangunan Sarana Transportasi Jalan Tol dan Rel di Tanggul
Pembangunan Bandara di Teluk Naga
Laut Laut
Pembangunan Sarana Transportasi Jalan Tol dan Rel di Tanggul Pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok
Integrasi dengan Cikarang Bekasi Laut (CBL)
Laut
Revitalisasi dan Relokasi Nelayan di Kamal Muara, Angke, dan Revitalisasi dan Relokasi Nelayan di Marunda, Pantai Makmur,
Revitalisasi dan Relokasi Nelayan di Kelurahan Dadap Kalibaru, dan Segara Makmur

28
Potensi Lokasi Pembangunan Waduk Muara
REPUBLIK
INDONESIA Pantura Jawa

1. Muara Sungai Cisadane 2. Muara Sungai Citarum 3.Pekalongan - Batang 4.Muara Sungai Sayung 5.Muara Sungai Bengawan Solo

S. Bengawan Solo
Muara Citarum Pekalongan
S.Cisadane Batang Sayung

6. Muara Sungai Brantas


Jabodetabek Indramayu

Cirebon
Pekalongan
Kedungsepur Gerbangkertosusila
S. Porong

Usulan Lokasi Waduk Muara

29
REPUBLIK
Manfaat Pembangunan Waduk Muara di Pantura Jawa
INDONESIA

Manfaat Waduk Muara untuk Pembangunan


dan Revitalisasi Pantura Jawa

Pemenuhan Kebutuhan Air Baku (Domestik dan Industri)


Mengurangi Backlog Perumahan
Pembangunan Wilayah Tanpa Mengorbankan lahan
Produktif
F. Daerah Usulan KEK
akan membentuk
C. Konektivitas Pendukung node/hub baru atau
Menghubungkan sektor fokus E. Infrastruktur Pendukung menyatu dengan
dengan infrastruktur pendukung Pelabuhan, Bandar Udara, H. Akses Utama
node/hub eksisting
Energi, dll Menghubungkan Kawasan
industri ke pelabuhan

J. Pengembangan
Subang
Jabodetabek Transportasi public,
Indramayu
Pelabuhan dan Bandara
Peka-
KEK Cirebon
longan KEK
I. Faktor Pendukung
Kedungsepur Gerbangkertosusila
Penyediaan Pembangkit
listrik, Air Bersih, dan
KEK Pengendalian banjir
Pelabuhan Laut dan Bandar Udara
Listrik, Air, dan Serat Optik
B. Pusat Ekonomi A. Konektivitas Utama G. Akses Penghubung
intensitas Tingg Pusat Komersial dan Menghubungkan pusat- D. Kegiatan Ekonomi Pembangunan jalan tol
Pusat Kegitan Perdagangan (Ibukota pusat ekonomi (aktual Sektor yang diprioritaskan dari/ke Pelabuhan/bandara
Lokasi Industri Provinsi dan potensial dalam koridor ekonomi

30
Persiapan Pelaksanaan Major Project Pantura
Peran Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Saat ini dan di masa depan
REPUBLIK
INDONESIA
Pengelolaan Air secara Cerdas (Smart)
Konsep
Tantangan
Sensor dan
1. Penggunaan air yang tidak bertanggung jawab
Alat Ukur
2. Data yang tidak tersedia dan tidak dapat diandalkan
3. Manajemen data secara parsial
4. Ketidakkonsistenan dalam penerapan teknologi baru
Infrastruktur
Kebijakan TIK
Komunikasi

Komponen Arah Kebijakan


Smart Water
Management Sistem peningkatan efisiensi pasokan air dan pengelolaan
air terpadu melalui pemanfaatan teknologi.
(SWM)
1. Sistem pendukung pengambilan keputusan tingkat
Sistem lanjut untuk distribusi dan kualitas air
Sistem
Pendukung
Informasi 2. Konservasi, pencegahan, dan penegakan hukum
Keputusan
pada kualitas air
3. Optimalisasi sistem informasi terkini untuk hidrologi,
Model hidrometeorologi, dan hidrogeologi (SIH3)
HIdrolik 4. Sistem peringatan dini terintegrasi untuk bahaya
terkait air
REPUBLIK
INDONESIA
Smart Water Management

Komponen: Komponen:
Aliran, Tekanan, Kualitas, Komunikasi, Konsumsi, Sistem Informasi Geografis, Sistem Enterprise
Deteksi Kebocoran Resource Planning, Sharing knowledge Platform
dan Comprehensive Information Platform
Peluang saat ini:
• Sistem pemantauan berbasis IP yang lebih
fleksibel seperti pengumpulan alarm, deteksi
dan pencegahan kebocoran, prediksi
permintaan, pengurangan energi,
pemantauan kualitas air, dan aktivitas
penagihan
• Menggunakan kombinasi sistem koneksi radio
dan kabel langsung (Sistem SCADA), GPRS dan
GSM

Komponen:
Data Meteorologi, Data
Geografis dan Data
Pemerintahan

Komponen:
• Optimalisasi konsumsi energi
• Pengelolaan kebutuhan dan kualitas air • Keputusan yang tepat
• Pengelolaan dan deteksi kebocoran berdasarkan data sumber daya
• Kecerdasan dan analisis bisnis air yang tersedia
• Pengelolaan dan perawatan asset • Optimalisasi sistem distribusi air
Titik Awal : Pengamanan Pesisir 5 Perkotaan Pantura Jawa
REPUBLIK
INDONESIA Ketersediaan Data untuk Perencanaan
Ketersediaan data untuk melakukan perencanaan terbatas, tidak terintegrasi dan tidak terkini. Contoh data dari data KMS PTPIN

Nama Data Jenis Data Status terkini Nama Data Jenis Data Status terkini
Hidroklimatologi 1. Angin 2020 Lingkungan 1. Amdal 2017
2. Hujan 2. Biota Laut
3. Daya Tampung beban Pencemaran
Hidrologi 1. Debit 2016
4. Kualitas Air
2. Drainase
5. Peta Ekoregion
3. Pos Hidrologi
6. Standar Lingkungan Hidup
4. Sedimen Sungai
5. Situ dan Waduk Infrastruktur 1. Bangunan Muara 2017
2. Bangunan Pengendali Banjir
Hidrogeologi 1. Air Tanah 2016
3. Desain Tanggul Sungai
4. Infrastruktur Pantai dan sungai
Hidrooceanografi 1. Arus 2017 5. Pelabuhan
2. Gelompang 6. Pipa dan Jaringan Kabel
3. Pasang Surut 7. Polder
4. Sedimen Pantai dan Laut
Sosial Ekonomi 1. Kependudukan 2017
Topografi-Bathimetri 1. Bathimetri 2016 2. Industri
2. Geomteri sungai 3. Permukiman
3. Landuse 4. Pertanian
4. Peta Laut
5. Peta Rupa Bumi Transportas 1. Lalulintas 2017
2. Navigasi Laut
Geoteknik 1. Log Bor 2018 3. Kapal Ikan
2. Land Subsidence 4. Peta
3. Survey Geoteknik
4. Pengeboran Laut
Beberapa catatan tehadap data-data tersebut adalah
Soil 1. Jenis tanah 2019
2. Litologi
pengarsipan dan perekaman data, singkronisasi data geospasial,
kualitas data untuk standar perencanaan, tugas dan fungsi
Quarry atau Material 2017
pengambilan data, regulasi pengaturan data, keterbaharuan data
Regulasi 1. Peraturan, standar dan Perjanjian 2019
dll

7
Saat ini: Kajian dengan Lapan mengenai Pemantauan
REPUBLIK
INDONESIA Penurunan Tanah dengan Citra Satelit

Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). InSAR adalah


metode untuk mengukur perubahan fase sinyal balik antara dua
gambar yang diperoleh di lokasi yang sama dengan perbedaan
waktu.

Ketika ada perubahan lokasi titik di tanah,


sensor mengubah lokasi titik sehingga
mengubah nilai fase gelombang pada
sensor.

Jakarta Pekalongan Semarang

Perubahan pada titik ini dalam vektor vertikal


kemudian diproses lebih lanjut untuk menunjukkan
Penurunan Tanah. Indikasi Penurunan Tanah sebagai
hasil analisis InSAR digunakan sebagai referensi
sebaran penentuan titik pemantauan untuk Monitoring
penurunan tanah dan penggunaan air tanah. Stations
Jakarta Pekalongan Semarang
35
Perkembangan Kajian LAPAN
REPUBLIK
INDONESIA

Saat ini, LAPAN sedang melakukan pemantauan


untuk 5 Wilayah Perkotaan di Pantura dalam kerangka
waktu 2017-2020. Bekerja sama dengan ADB dan ESA,
pemantauan satelit dilakukan di semua wilayah Pantura
dengan kerangka waktu yang lebih lengkap.
Selain mengetahui bidang-bidang yang menjadi
perhatian, penelitian ini dilakukan secara terus menerus
bekerja sama dengan berbagai Kementerian / Lembaga,
Perguruan Tinggi, dan pihak-pihak lain.
Source: Pusat Pemanfaatan Pengindraan Jauh, LAPAN
36
REPUBLIK
Ketersediaan Sistem dan Data di Lapan
INDONESIA

Sistem Peringatan Dini Analisis Pasca Bencana


Pemantauan Berkelanjutan

LAPAN mampu untuk


menyediakan, mengolah, dan
menganalisis perubahan
penggunaan lahan, perubahan
ruang terbuka hijau dan biru,
dan model skenario untuk
perubahan penggunaan lahan
Ketersediaan Data Resolusi
Aplikasi dan Platform Tinggi dan Sangat Tinggi di masa depan.

Source: Pusat Pemanfaatan Pengindraan Jauh, LAPAN 37


Pemanfaatan Pengindraan Jauh dalam
REPUBLIK
INDONESIA Pengelolaan Sumber Daya Air Terintegrasi
Berbagai jenis pemanfaatan teknologi Pengindraan Jauh yang dimiliki oleh LAPAN dapat mendukung
Program Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Terintegrasi:

Pemantauan Bencana Pemantauan Kejadian Analisis Penurunan Pemantauan Perubahan


Tsunami Banjir dan Rob Tanah Berkelanjutan Garis Pantai

Peringatan Dini Berbasis Pemantauan Periode Analisis Perubahan


Pemantauan Mangrove Tutupan Lahan
Satelit Panen
Thank you

Anda mungkin juga menyukai