( ASIAAT )
KARIER
2007-2011 : Kepala Unit Jaminan Mutu, Direktorat Bina
Program, Ditjen SDA Kementerian PU
2007-2012 : Kasie. Evaluasi Kinerja Wilayah Timur,
Direktorat Bina Program, Ditjen SDA Kementerian PU
2010 : Plt Kepala Seksi Evaluasi Kinerja Wilayah Barat,
Direktorat Bina Program, Ditjen SDA Kementerian PU
2012-2019 : Kepala Bidang Program dan Perencanaan Umum
BBWS Cimanuk-Cisanggarung
2017 : Plt Kabid OP BBWS Cimanuk-Cisanggarung
2017 : Pgs Kepala Satuan Kerja BBWS Cimanuk-Cisanggarung
2017 : Plh Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung KONTAK
2018 : Plt Kabid OP BBWS Cimanuk-Cisanggarung
2019-2020 : Kepala Bidang Program dan Perencanaan Umum BBWS
No. HP : 082241919373
Bengawan Solo
2020 – 2021 : Kepala BWS Kalimantan I Pontianak Email : dwiagus1975@yahoo.com
Apa itu Air Tanah ?
AIR TANAH
= AKUIFER
(WADAH CAT & Non CAT)
+ AIR
Jenis Litologi
Penyusun Akuifer
Bt pasir, Breksi .
Bt Gamping ………….. dst
Apa itu Air Tanah ?
SISTEM AKUIFER
BERPORI
SISTEM AKUIFER
SISTEM AKUIFER
BERCELAH
AKUIFER BEBAS
(Unconfined Aquifer)
TIPE AKUIFER
DAM
Sungai Ephemeral
Sungai Intermitten
Sungai Perenial
KONSEP PENERAPAN
SUB-SURFACE DAM
SEBAGAI ALTERNATIF
PENYEDIAAN AIR
BERWAWASAN LINGKUNGAN
Oleh :
1. Dwi Agus Kuncoro
2. Windarto
PENDAHULUAN
• Seiring dengan laju pembangunan serta pertambahan
penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan air.
• Kebutuhan air untuk air bersih, sanitasi, industri, irigasi perlu
dijamin ketersediaannya terutama pada musim kemarau.
• Tampungan air seperti waduk dan embung telah umum
dibangun di atas permukaan tanah, sebagai bagian dari tata
kelola air permukaan, oleh karena banyaknya problem
pembebasan lahan dan terus meningkatnya kebutuhan air,
maka perlu adanya pemikiran alternatif.
MAKSUD DAN TUJUAN
• Mencari alternatif teknologi untuk penyediaan tampungan
air yang lebih ramah lingkungan dan dapat menjawab
hambatan kondisi sosial masyarakat.
• Subsurface dam skala besar / regional dengan satu sistem siklus airtanah
yang luas.
Pada suatu cekungan air tanah dengan akuifer bebas yang luas dengan lapisan
dasar kedap yang lebih dalam dapat dibuat subsurface dam cascade (bertingkat).
Perencanaan pembuatan cascade subsurface dam harus merupakan satu
perencanaan dalam kesatuan sistem siklus dan hidrolika airtanah
TIPE KONSTRUKSI
• Bedrock kedap yang relatif relatif dangkal,
Untuk bedrock yang dangkal bisa dengan cara, menggali dan membuat lapisan
kedap air vertikal dengan tanah liat, membuat tembok pasangan batu, membuat
tembok beton, membuat tembok dgn teknik sistem urug dengan perkuatan wadah
(SUPW), atau dengan cara grouting
H L
POTENSI
SUBSURFACE
DAM
V
Penentuan lokasi :
1. L <<< L
2. H <<<
3. V >>>
KESIMPULAN (1)
• Manfaat bendungan bawah tanah
1. Menjadi tandon air selama musim kering untuk keperluan air baku (rumah
tangga, pertanian, peternakan, pariwisata);
1. Memperkaya base flow sungai dibagian hulu DAS.
2. Memperkaya kandungan air setempat, agar tumbuhan sekitar subur (back to nature)
3. Memproteksi instrusi air laut (untuk lahan yang dekat pantai)
4. Menaikkan , mempertahanakan muka air tanah dan stabilisasi fluktuasi air baku
untuk pertanian dan kepentingan lainnya
5. Tidak banyak mengganggu kondisi alam dan social
6. Permukaan tanah di daerah genangan Sub Surface Dam, akan subur karena tanah
menjadi lembab akibat air tanah naik secara kapiler akibat pemanan di permukaan
tanah, terutama pada musim kemarau.
KESIMPULAN (2)
• Penerapan Bendungan Bawah Tanah
1. Cocok untuk daerah dengan jenis batuan aluvial dan batu gamping
(limestone)
• Sub Surface Dam dapat dikembangkan di hilir dari sumur artesis, untuk
mempertahankan tekanan pizometrik, sehingga air tanah akan keluar dengan
sendiri.
• Untuk daerah akuifer bebas yang berpotensi Liquefaction, maka perlu dilakukan
penelitian yang lebih mendalam. Apakah memungkinkan pembuatan Sub Surface
Dam Cascade; dapat mereduksi Liquefaction atau minimal melokalisir
Liquefaction ?
KASUS 2 :
Contoh kasus air tanah di
daerah Non CAT
KASUS 2 :
Contoh kasus air tanah di daerah Non CAT
SISI LAIN AIR TANAH
DI DAERAH NON CEKUNGAN
AIR TANAH
Manfaat Ganda :
Mendapatkan Air Tanah Dan
Menghindari Bencana
Oleh :
1. Dwi Agus Kuncoro
2. Windarto
3. Wahyu Wilopo
Kondisi Geologi Permukaan
Kondisi Hidrologi dan Hidrogeologi
Gerakan Tanah
Kondisi Geologi Bawah Permukaan
Konektivitas Hidraulika
Analisis Stabilitas dan Konsep Penanganan Lereng
PENDAHULUAN
out of FAKTA
the box
STUDI PUSTAKA
out of the box
IDENTIFIKASI LOKASI LERENG KRITIS
PEMETAAN GEOLOGI
DAN SURVEI GEOLISTRIK
PENYELIDIKAN GEOLOGI
DAN HIDROGEOLOGI
ANALISIS DATA
DAN
PENYUSUNAN KONSEP PENANGANAN
KONDISI GEOLOGI PERMUKAAN
a b
Singkapan Batuan
a) Satuan breksi tufa
matriks supported
b) Satuan breksi
vulkanik fragmen
supperted c d
c) Satuan
batulempung
d) Kontak antara
breksi vulkanik
dengan
batulempung
GERAKAN TANAH DAN HIDROGEOLOGI
Peta persebaran mata air lokasi Cigintung
Berdasarkan korelasi tersebut diketahui pada lokasi Cigintung terdapat lima satuan batuan, yaitu satuan breksi volkanik
(QVts), satuan batupasir (QVts), satuan batupasir lempungan (QVts), satuan batulempung (QVts), dan satuan
batulempung (Tpwu). Satuan batupasir (QVts), satuan batupasir lempungan (QVts), dan satuan batulempung (QVts),
merupakan hasil lapukan dari Satuan Breksi Tufa Matriks Suppoted dengan tingkat pelapukan yang bervariasi. Satuan
batupasir (QVts) dan satuan batupasir lempungan (QVts) berpotensi menjadi lapisan pembawa air (akuifer) sedangkan
satuan batulempung (QVts) dan satuan batulempung (Tpwu) berpotensi menjadi akuitar pada sistem air tanah di lokasi
tersebut.
KONEKTIVITAS
HIDRAULIKA
Untuk
mengetahui
efektifitas
pemasangan
Kondisi muka air tanah sebelum pemasangan drainase horizontal
subsurface
drainage Muka air tanah
dilakukan
analisis dengan
menggunakan
software
SEEP/W
Kondisi muka air tanah setelah pemasangan drainase horizontal
ANALISIS STABILITAS DAN
KONSEP PENANGANAN LERENG
Muka air tanah
Dengan data
muka air tanah
yg telah
Hasil analisis stabilitas lereng sebelum pemasangan drainase horizontal (Safety factor = 1,13)
disimulasikan
dengan
SEEP/W, Muka air tanah
selanjutnya
dilakukan
analisis
stabilitas lereng
dengan software
SLOPE/W Hasil analisis stabilitas lereng setelah pemasangan drainase horizontal (Safety factor = 1,54)
ANALISIS STABILITAS DAN
KONSEP PENANGANAN LERENG
Outline
02 Ruang Lingkup
03 Tujuan
04 Metodologi
05 Konsep Formula
07 Penutup
08 Learning Point
Gambar : Air Terjun Kedung Kandang, Jogja
PENDAHULUAN (1) Daerah kars dengan litologi berupa batu gamping,
penyebaran airtanah tidak merata seperti pada
akuifer berpori.
V = k ln(R/Ro) …………………………………………………………(1)
dengan :
Analisa formula koreksi topografi untuk menginterpolasi posisi sungai bawah tanah terdiri dari 2 tahap, yaitu :
- Variabel Keputusan :
XSBT, YSBT, ZSBT
Formula koreksi topografi yang dihasilkan pada penelitian ini, masih perlu dilakukan pengujian
lapangan.
Dari hasil pengujian lapangan tersebut (pada point 2) maka dapat disempurnakan formulanya,
terutama pada asumsi pada ketiga variable yang dianggap konstans (tetap).
Selanjutnya formulasi koreksi topografi ini, oleh penulis dinamakan formula Ontorejo Kuncoro.