Prosedur Tindakan Nebulizer
Prosedur Tindakan Nebulizer
I. Pendahuluan
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol
secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang
ultrasonik. Mengenai nebulizer dan penguapan merupakan suatu cara pemberian obat
melalui inhalasi / pernafasan. Fungsinya sama dengan seperti dengan pemberian obat lainnya
namun mempunyai daya effectivitas lebih tinggi dibandingkan melalui mulut / oral. Sebagai
contoh yang biasa nya penyembuhan flu selama 1 minggu" dengan terapi nebulizer
sembuh dalam beberapa hari. Kerja terapi penguapan adalah obat-obat tersebut
dilarutkan dalam bentuk cairan yang d i i s i k a n k e n e b u l i z e r . N e b u l i z e r
m e n g u b a h p a r t i k e l m e n j a d i u a p y a n g d i h i r u p s e h i n g g a langsung menuju paru-
paru dan mampu menghancurkan dahak / slem / plegm.
Nebulizer yang merupakan alat terapi inhalasi, dianggap efektif meringankan batuk-pilek
dan gejala asma pada anak, baik asma sebagai reaksi alergi maupun akibat infeksi saluran napas.
Pada anak dengan down syndrom, serebral palsi dan kelainan motorik lain yang menyebabkan
kemampuan pembersihan diri tidak optimal sehingga lendir di saluran napas menumpuk dan
mengganggu sistem respirasi- terapi inhalasi dengan nebulizer akan membantu.
1
menyebabka sesak, sehingga jaringan tubuh kekurangan oksigen. Dalam kondisi normal, cilia
atau bulu getar di saluran napas membentuk sistem pertahanan tubuh yang berfungsi mendorong
lendir ke atas kerongkongan, untuk dikeluarkan lewat hidung atau mulut, atau bisa juga ditelan
dan disalurkan ke lambung, guna dibuang lewat feses. Bila mekanisme ini terganggu, maka
napas anak jadi berat, ia perlu dibantu dengan terapi inhalasi, sesuai dengan anjuran dokter.
IV. Waktu penggunaan
Nebulizer digunakan saat serangan sesak nafas datang, baik akibat alergi, asma, serta
batuk dan pilek berat. Diharapkan pada pemakaian pertama sudah terlihat perubahan pada
kondisi anak sesak napas. Namun bila dalam 2-3 kali pemakaian anak belum juga membaik,
segera bawa ke rumah sakit. Karena, terutama penyakit asma, bila hanya diatasi di rumah
cenderung akan berkembang semakin parah.
Pemakaian nebulizer menyasar bagian tenggorokan ke bawah yang mengalami sumbatan
lendir dan menyebabkan sesak napas. Oleh karenanya, pada kasus batuk pilek ringan yang
normal terjadi selama 5-10 hari, dan anak masih bisa beraktivitas seperti biasa, penggunaaan
nebulizer tidak diperlukan. Cukup penuhi kebutuhan cairan anak dengan memberinya minum air
putih dan makan buah-buahan.
1. Spesifikasi yang tepat. Untuk pemakaian di rumah, belilah nebulizer kecil. Saat ini tersedia
model dan karakter untuk anak yang lucu.
2. Resep obat dan pelarutnya. Jenis obat cair yang akan diubah menjadi gas mesti sesuai resep
dokter. Pada anak asma umumnya golongan salbutamol, yakni ekspetoran untuk
mengencerkan dahak dan steroid untuk meredakan radang saluran napas. Sedangkan
pelarutnya adalah Natrium chlorida fisiologis atau NaCl 0,9%.
3. Penyuluhan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan nebulizer. Rakit alat
sesuai petunjuk pada kemasan. Pada wadah yang disediakan, larutkan satu ampul obat dengan
NaCl sehingga menjadi 0,5 ml obat cair. Pasang wadah obat di nebulizer. Selesai pemakaian,
keringkan seluruh bagian nebulizer, dan simpan di wadah bersih untuk pemakaian
selanjutnya.
4. Perawatan sebelum, ketika dan pasaca-terapi, Sebelum menggunakan nebulizer, anak
mesti dalam kondisi tenang dan dapat bernapas dengan baik (tidak sedang menangis atau
bergerak aktif) mengamuk) sehingga obat yang dihirup bekerja optimal. Lakukan inhalasi
sebelum jadwal makan dan minum untuk menghindari makanan masuk ke paru-paru.
Posisikan anak setengah duduk, (bila terpaksa, boleh juga memposisikannya berbaring,
duduk atau berdiri asal obat tidak tumpah). Pasang sungkup inhalasi sesuai ukuran pada
mulut dan hidung. Nyalakan nebulizer 5 menit. Setelah itu lepas sungkup, bersihkan cairan
hidung anak, dan tepuk ringan dada dan punggungnya untuk meluruhkan lendir yang
menempel di saluran napas. Setelah pemakaian, ajarkan anak kumur-kumur untuk
membersihkan sisa obat yang tertinggal, guna menghindari perkembangan dan infeksi jamur
di rongga mulut.
2
Umumnya terapi inhalasi dengan nebulizer aman digunakan untuk segala kalangan usia.
Namun dalam beberapa kasus, ada tubuh yang meresponnya dengan debaran jantung, gelisah
dan sulit tidur setelah pemakaian karena kondisi jantung lemah. Selain itu, bisa juga terjadi
sensitif pada kulit seperti gatal-gatal dan kemerahan di sekitar mulut. Bila ini terjadi, dokter
akan mengurangi dosis obat, dan dalam beberapa kasus akan dihentikan pemakaiannya.
1. Ketika bernafas, lebih dari 60 kali permenit (ini sudah termasuk cepat) atau lebih dari 45 kali
bila sudah diatas 1 tahun.
2. Hidung anak kembang kempis dalam bernafas
3. Terdapat cekungan antara perut dan dada membentuk segitiga cekung, artinya anak sudah
bernapas berat dan menggunakan otot bantuan untuk bernafas.
4. Terdengar suara dalam tarikan nafasnya
5. Nafas berhenti dalam hitungan, atau istilahnya memiliki jeda lebih dari 20 detik.
Ventolin inhaler adalah obat inhalasi yang dapat digunakan untuk mengatasi sesak nafas akibat
brokospasme (penyempitan bronkus) akut. Obat ini mengandung Albuterol atau lebih dikenal
dengan Salbutamol sebagai bahan aktifnya. Obat salbutamol dalam ventolin inhaler sangat
bermanfaat sebagai obat pereda asma ringan, sedang atau berat. Dengan onset kerja yang cepat,
obat ini sangat cocok digunakan pada pengelolaan dan pencegahan serangan asma.
Dalam satu kemasan Ventolin inhalaer terkandung salbutamol 100 mcg dalam setiap hembusan,
bisa digunakan hingga 200 dosis (kali).
Salbutamol adalah obat yang termasuk golongan stimulan beta-2-adrenergik yang memiliki kerja
yang selektif pada beta-2-reseptor di otot bronkus dan pada dosis terapinya tidak memiliki kerja
atau hanya sedikit sedikit kerja pada beta-1-adrenoreseptor di jantung.
arena mekanisme kerja ini maka obat ini relatif aman digunakan sebagai bronkodilator. Obat ini
memiliki durasi kerja sekitar 4-6 jam pada kebanyakan pasien.
3
2. Sebagai pencegahan pada keadaan bronkospasme yang dipicu allergen atau latihan fisik
Kontraindikasi
Ventolin Inhaler tidak dapat digunakan pada beberapa kondisi berikut:
1. Pasien yang diketahui memiliki riwayat alergi terhadap Ventolin inhaler atau komponen
obatnya
2. Pasien yang diketahui memiliki alergi terhadap obat yang memiliki struktur kimia
menyerupai Ventolin Inhaler seperti levalbuterol, metaproterenol, terbutalin
3. Pasien yang memiliki kadar Kalium dalam darah yang rendah Pasien yang memiliki
penyakit, penyakit jantung, penyakit darah tinggi, gangguan iram jantung, diabetes,
hipertiroid, dan epilepsy
4
5. Bronkodilator sebaiknya tidak menjadi satu-satunya atau pengobatan utama pada pasien
dengan asma berat atau tidak stabil. Pasien-pasien ini juga memerlukan kortikosteroid
inhalasi atau kortikosteroid oral Pada asma akut berat, efek hipokalemia dapat meningkat
apabila pengobatan dilakukan bersamaan dengan derivatif xanthine, steroid, dan diuretik.
Oleh karena itu disarankan untuk memonitor kadar kalium serum.
6. Kasus kelainan bawaan pernah dilaporkan pada pemakaian obat oleh ibu hamil, namun
hal ini belum dapat dipastikan, karena ibu tersebut menggunakan sejumlah obat pada saat
bersamaan. Oleh karena itu penggunaan obat selama kehamilan harus dengan
pertimbangan manfaat yang lebih besar dibandingkan risiko yang mungkin ditimbulkan
Obat Ventolin Inhaler mungkin dapat disekresikan ke dalam ASI, dan tidak diketahui
apakah obat berbahaya bagi bayi baru lahir. Oleh karena itu penggunaan obat selama
menyusi harus dengan pertimbangan manfaat yang lebih besar dibandingkan risiko yang
mungkin ditimbulkan.
5
LEMBAR KINERJA NEBULIZER PADA ANAK
3 Pengawasan pasien
a. Awasi kondisi pasien dengan
mengukur kembali TTV
b. Beritahu orang tua pasien
bahwa perasat sudah selesai
dilaksanakan
Keterangan :
Mojokerto, 2021
Pembimbing