PENDAHULUAN
Secara umum, bahasa memegang peran yang amat penting bagi aktivitas
manusia. Dalam era globalisasi ini, keterampilan berbahasa asing dapat dijadikan
sebagai salah satu persiapan untuk meningkatkan kompetensi saat memasuki dunia
kerja. Selain bahasa Inggris, bahasa Mandarin juga menjadi salah satu bahasa yang
paling banyak digunakan di dunia. Rohmatillah (2013: 156) menyatakan saat ini
bahasa Mandarin berada diurutan kedua sebagai bahasa Internasional setelah
bahasa Inggris, hal tersebut didasarkan atas data yang dirilis UNESCO tahun 2008.
Kosakata merupakan hal mendasar yang harus dikuasai ketika mempelajari
suatu bahasa. Seseorang yang memiliki kosakata terbatas akan mengalami kesulitan
untuk mengungkapkan dan menangkap pikiran orang lain. Namun, pembelajaran
kosakata bahasa Mandarin tergolong cukup sulit. Hal ini dikarenakan bahasa
Mandarin tidak memiliki huruf alfabet seperti halnya bahasa Indonesia yang
memiliki 26 huruf alfabet. Setiap karakter dalam bahasa Mandarin mewakili satu hal.
Misalnya, kata “saya” memiliki karakter “我 [wǒ]” dan kata “kamu” ditulis “你 [nǐ]”.
Indonesia menjadi salah satu negara yang telah menyediakan pembelajaran
bahasa Mandarin, seperti halnya di Sekolah Islam Athirah Makassar. Berdasarkan
hasil observasi diperoleh data bahwa siswa kelas VII SMP Islam Athirah 2 Makassar
hanya mengetahui kosakata dasar dalam bahasa Mandarin contohnya kata sapaan
dan selamat tinggal. Oleh karena itu, penelitian ini betujuan untuk memperoleh data
tentang tingkat penguasaan kosakata bahasa Mandarin dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa kelas VII SMP Islam
Athirah 2 Makassar.
Berikut beberapa penelitian terdahulu terkait penguasaan kosakata bahasa
Mandarin. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017), hasilnya
menunjukkan penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa sekolah dasar (SD)
tergolong baik. Kedua, penelitian oleh Laily (2017) menyimpulkan bahwa
penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa sekolah menengah atas (SMA)
termasuk dalam kategori sangat baik. Ketiga, penelitian yang dilakuakn Prima (2017)
diperoleh bahwa mahasiswa semester VI (enam) angkatan 2013 mengalami
kesulitan terhadap kosakata baru yang terdapat pada buku HSK (汉语水平考试
[hànyǔ shuǐpíng kǎoshì]) level IV (empat). Berbeda dengan tiga penelitian
sebelumnya, penelitian ini akan berfokus pada siswa sekolah menengah pertama
(SMP). Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
siswa sekolah menegah pertama (SMP) agar mengetahui tingkat penguasaan
kosakata bahasa Mandarin serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
penguasaan kosakata bahasa Mandarin.
Kosakata
Salah satu kemampuan linguistik yang perlu dikuasai ketika belajar bahasa
ialah kosakata. Usman (2018: 17) mendefinisikan kosakata sebagai sekumpulan kata
dan dipergunakan setiap orang agar dapat mengeluarkan persepsi, pikiran, serta
tanggapan selaku pembicara, pendengar, penulis, ataupun pembaca. Sedangkan
Chaer (2007: 6) menyatakan bahwa kosakata merupakan: (1) seluruh kata yang ada
pada sebuah bahasa; (2) kata-kata yang digunakan tiap orang atau sekelompok
Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin– Suhartatik K., dkk. (23-27) 25
orang pada lingkungan yang sama; (3) kata-kata yang dipergunakan pada aspek
ilmu pengetahuan; (4) jumlah kata pada sebuah bahasa dan diatur berdasarkan
abjad serta dengan beberapa pemaparan artinya, layaknya sebagai suatu kamus; (5)
semua morfem yang pada sebuah bahasa.
Kosakata dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai 词汇 [cíhuì] yang berarti
kata. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Huang (2007: 216)
yaitu “词汇又称语汇,是一称语言里所有的 (或特定范围的) 词和固定短语的总
和 [cíhuì yóu chēng yǔ huì, shìyī zhǒngyǔyán lǐ suǒyǒu de (huó tèdìng fàn wéi de) cí hé
gùdìng duǎnyǔ de zǒnghé]” yang memiliki arti bahwa kata disebut juga dengan
kosakata, adalah jumlah dari semua (atau rentang tertentu) kata dan frasa tetap
pada sebuah bahasa.
Sesuai uraian tersebut, disimpulkan bahwa kosakata ialah kumpulan kata
atau frasa pada bahasa yang dipegunakan seseorang atau sekelompok orang agar
dapat mengeluarkan persepsi, pikiran, dan tanggapan.
Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin
Dasar dalam proses pembelajaran bahasa yaitu kosakata. Oleh karena itu,
penguasaan kosakata akan menentukan tingkat kemampuan seseorang dalam
menggunakan kata-kata dengan baik dan benar. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Nurgiyantoro (2014; 338) yang mengemukakan bahwa semakin banyak
kosakata yang dikuasai, maka akan semakin lancar kemampuan seseorang untuk
memahami atau mengaplikasikan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi baik
lisan ataupun tulisan. Nurgiyantoro (2017: 306) menambahkan bahwa penguasaan
kosakata yang banyak dapat memungkinkan seseorang untuk menerima dan
menyampaikan informasi yang lebih luas dan kompleks. Tarigan (2015: 2)
mengungkapkan bahwa kualitas berbahasa seseorang tergantung pada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinya.
Penguasaan kosakata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan
kosakata siswa meliputi: 1) kata benda (名词 [míngcí]), 2) kata kerja (动词 [dòngcí]),
3) kata sifat (形容词 [xíngróngcí]), 4) kata ganti (代词 [dàicí]), dan 5) kata
keterangan (副词 [fùcí]). Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan
kosakata bahasa Mandarin terdiri atas dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal terdiri empat aspek yaitu minat, motivasi, bakat, dan
inteligensi, sedangkan faktor eksternal juga terdiri atas empat aspek yaitu
sarana/prasana, kualitas guru, metode,dan alat yang digunakan oleh guru.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa kelas VII SMP Islam
Athirah 2 Makassar.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan dua
instrumen penelitian. Pertama, tes penguasaan kosakata terdiri atas 30 butir soal
untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa, dimana
pada setiap jawaban benar akan diberi skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0
26 PHONOLOGIE: Journal of Language and Literature, Vol.1, No.1, December 2020
yang berkaitan dengan tema “kamu dipanggil apa? (你叫什? [nǐ jiào shénme?]) dan
keluarga saya (我的家 [wǒ de jiā])”. Kedua, skala Likert yang dipergunakan memiliki
20 item pernyataan dan berisi empat tingkatan jawaban terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi penguasaan kosakata. Setiap butir pilihan jawaban atas pernyataan
positif diberi bobot 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (kurang setuju), 1 (tidak setuju).
Sementara itu, pernyataan negatif diberi bobot 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3
(kurang setuju), 4 (tidak setuju). Data yang diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan teknik persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel dalam penelitian ini ada dua, sehingga hasil analisis kedua data
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Hasil Analisis Tes Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin
Berdasarkan hasil analisis tes penguasaan kosakata bahasa Mandarin
diperoleh nilai rata-rata kata benda 4,7/6 (78,33 %) dengan kategori cukup, kata kerja
5,4/6 (90 %) memiliki kategori sangat baik, kata sifat 5,1/6 (80%) kategorinya baik,
adapun kata ganti 5,4/6 (90%) berada pada kategori sangat baik, sedangkan kata
keterangan 4,7/6 (78,33 %) termasuk dalam kategori cukup. Sehingga, nilai rata-rata
yang dicapai seluruh siswa adalah 25,3/30 (84,3 %) dan berada dalam kategori baik.
Hasil Analisi Skala Likert
Hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor internal pada aspek minat,
motivasi, dan bakat berada dalam klasifikasi tinggi. Adapun persentase tertinggi
pada aspek minat yaitu 85% (skala Likert no.1), motivasi 85% (skala Likert no.3), dan
bakat 73% (skala Likert no.14 dan 15). Sedangkan pada aspek inteligensi berada pada
klasifikasi sedang dengan persentase 60% (skala Likert no.10). Jadi dapat dikatakan
bahwa bahwa faktor internal pada aspek inteligensi belum terpenuhi dengan baik
sehingga dapat mempengaruhi penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa.
Faktor eksternal pada aspek sarana/prasaran berada dalam klasifikasi sedang
dengan persentase 63% (skala Likert no.19), aspek kualitas guru memiliki persentase
tertinggi yaitu 93% (skala Likert no.7) dan berada pada klasifikasi sangat tinggi. Selain
itu, pada aspek metode dan alat yang digunakan oleh guru keduanya berada dalam
klasifikasi tinggi dengan persentase 75% (skala Likert no.11) dan 78% (skala Likert
no.5). Hal ini berarti bahwa sarana/prasarana menjadi salah satu faktor rendahnya
penguasaan kosakata bahasa Mandarin.
SIMPULAN
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
bahwa tingkat penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa kelas VII SMP Islam
Athirah 2 Makassar termasuk dalam kategori baik.
Hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase penguasaan kata kerja dan
kata ganti dikategorikan baik sekali, kata sifat termasuk dalam kategori baik,
sedangkan kata benda dan kata keterangan termasuk dalam kategori cukup.
Dengan demikian, maka persentase tingkat penguasaan kosakata bahasa Mandarin
siswa secara keseluruhan adalah 84,3% atau 25,3 dari skor maksimal 30.
Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin– Suhartatik K., dkk. (23-27) 27