Anda di halaman 1dari 6

ISSN.

2621-6779 Jurnal Silva Samalas| 19

KETERGANTUNGAN MASYARAKAT TERHADAP HASIL HUTAN BUKAN KAYU


DALAM KAWASAN HUTAN DESA PIONG KECAMATAN SANGGAR KABUPATEN
BIMA PROPINSI NUSATENGGARA BARAT

Samsudin dan Sad Kurniati Wanitaningsih


Fakultas Ilmu Kehutanan Universitas Nusa Tenggara Barat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumberdaya hasil hutan bukan kayu. Penelitian
dilaksakan di Desa Piong Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima Propinsin Nusa Tenggara Barat dengan
menggunakan metode Wawancara dengan jumlah populasi 285 KK. Dari hasil penelitian menyatakan
bahwa potensi sumberdaya Hasil Hutan Bukan Kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Piong
yang terdapat dalam Kawasan Hutan Desa Piong adalah Madu, Asam (Tamarindus indica), Rotan
(Daemonorops sp), Kunyit (Curcuma Longa), Kemiri (Aleurites Moluccana).

Kata kunci: HHBK, Ketergantungan Masyarakat, Desa Piong

PENDAHULUAN
Hutan sebagai karunia Tuhan Yang Maha semakin hari semakin menurun maka alternatif
Esa yang dianugerahkan kepada bangsa pemecahan masalah terhadap meningkatnya
Indonesia merupakan kekayaan alam yang tak tekanan terhadap rusaknya produktifitas hutan
ternilai harganya yang patut disyukuri. Oleh yang menjadi ketergantungan bagi sumberdaya
sebab itu, karunia yang diberikan-Nya harus hutan adalah dengan mencoba membangun
diurus dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, kembali hutan menjadi hutan yang bisa
sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Yang Maha Esa. Hutan sebagai modal Pembangunan hutan dalam memberikan manfaat
pembangunan nasional memiliki manfaat yang terhadap ketergantungan masyarakat dalam hal
nyata bagi kehidupan bangsa Indonesia, baik tersebut maka perlu dilakukan rehabilitasi hutan
manfaat ekologi, sosial budaya maupun sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No 41
ekonomi, secara seimbang dan dinamis tahun 1999 pasal 40 tentang Rehbilitasi hutan
(Hariyanto, 2009). untuk memulihkan dan meningkatkan fungsi
Untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, hutan sehingga daya dukung, produktivitas
dilindungi dan dimanfaatkan secara hutan tersebut bisa kembali menjadi harapan
berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat.
masyarakat Indonesia, baik generasi sekarang Ketergantungan bagi masyarakat terhadap
maupun yang akan datang. masyarakat hutan hasil hutan bukan kayu pada umumnya bukan
adalah penduduk yang tinggal di dalam dan di merupakan mata pencaharian yang tidak kalah
sekitar hutan yang mata pencaharian dan penting dalam peningkatan ekonomi masyarakat
lingkungan hidupnya sebagian besar bergantung karena selain penghasilan bagi masyarakat juga
pada eksistensi hutan dan kegiatan perhutanan menjadi tambahan bagi masyarakat, maka
(Arief, 2001). dipandang sangat perlu untuk diberikan
Produktifitas Hutan bagi kehidupan pemanfaatan kembali dengan maksimal.
masyarakat sangat penting dalam memberikan Pemanfaatan kawasan hutan masih dilakukan
andil untuk pengembangan sumberdaya hutan. dengan cara sederhana sehingga hasil yang
Karena dalam pengembangan hutan juga diharapkan belum memberikan sumbangan yang
terdapat tekanan yang disebabkan oleh berarti bagi pendapatan masyarakat kawasa
eksploitasi bagi hutan sehinggga mengakibatkan hutan. Masyarakat di sekitar hutan masih
sumberdaya hutan tidak lagi bisa memberikan memanfaatkan hasil hutan untuk memenuhi
manfaat yang optimal bagi kelangsungan hidup kebutuhan hidup masyarakat di Desa Piong
bagi masyarakat disekitarnya, Ketergantungan Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima Propinsi
masyarakat terhadap hasil hutan dalam Nusa Tenggara Barat diperlukan data mengenai
kehidupan dengan melihat kondisi hutan
20 | Jurnal Silva Samalas

peranan kawasan hutan pada masyarakat yang Kegiatan Masyarakat dalam Pemanfaatan
ada di sekitar hutan tersebut. sumberdaya hutan.
Kawasan hutan di desa piong termasuk Secara lebih detail, kuisioner yang
kawasan Hutan Lindung yang memiliki iklim digunakan untuk mengumpulkan data primer
mikro yang selalu hijau, lembab dan basah dari responden digunakan untuk mengukur
sehingga kehidupan flora dan fauna sangat beberapa hal berikut: data jenis manfaat
beragam. Hewan-hewan penghuni Hutan langsung dari hutan dan kegunaannya, bulan
Lindung berupa Mamalia, Burung, Reptil, pemungutan hasil hutan, lokasi pengambilan
Amfibil dan Serangga. Masyarakat sekitar sumberdaya hutan dan bagaimana akses untuk
sangat ketergantungan dalam pengambilan hasil menncapai ke lokasi, cara pengambilan
hutan bukan kayu di desa piong sehingga perlu sumberdaya hutan, jumlah atau periode,
dilakukan penelitian tentang Ketergantungan frekuensi yang dihasilkan dalam setahun, biaya
Masyarakat Terhadap Hasil Hutan Bukan Kayu yang dikeluarkan untuk mendapatkan
Di Desa Piong Kecematan Sanggar Kabupaten sumberdaya hutan, kepemilikan lahan,
Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. kepemilikan ternak, data harga pasar untuk tiap
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan jenis manfat ekonomi langsung yang dihasilkan
untuk mengetahui jenis-jenis hasil hutan bukan dari pemanfatan hasil hutan dan non hutan serta
kayu yang terdapat di Kawasan Hutan Desa pemasarannya serta pendapatan dan pengeluaran
Piong Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima masyarakat.
Propinsi Nusa Tenggara Barat serta Data sekunder di peroleh dari profil catatan
kontribusinya bagi masyarakat setempat. pegawai Kehutanan yang ada di Desa Piong
Kecamatan sanggar Kabupaten Bima Propinsin
Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berkaitan
dengan keadaan kawasan Hutan tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
c. Penentuan Responden
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Penentuan responden dilakukan dengan
Februari 2019 sampai dengan Maret 2019 intensitas sampling 10% dengan jumlah
bertempat di Desa Piong Kecamatan Sanggar responden yang dipilih sebanyak (29) orang
Kabupaten Bima Propinsin Nusa Tenggara Barat Populasi dalam penelitian ini adalah semua
(NTB). masyarakat yang mengambil Hasil Hutan Bukan
Kayu di Desa Piong Berdasarkan Data Kantor
a. Objek dan alat penelitian Desa Piong tahun 2019 berjumlah 285 KK.
Objek yang menjadi sasaran dalam
penelitian adalah masyarakat yang berada di d. Analisis data
sekitar Kawasan hutan Desa Piong Kecamatan Data yang dikumpulkan berupa data hasil
Sanggar Kabupaten Bima Propinsi Nusa wawancara dengan responden yaitu data dalam
Tenggara Barat, Alat yang digunakan dalam bentuk potensi sumberdaya Hasil Hutan Bukan
penelitian ini adalah quesioner (Daftar Kayu dalam kawasan hutan Desa Piong,
pertanyaan) GPS, Camera digital, dan alat tulis selanjutnya ditabulasi dan diolah selanjutnya
menulis yang berisi pertanyaan yang berkaitan dianalisis secara deskriptif.
dengan masalah yang diteliti. Untuk mengetahui kontribusi Hasil Hutan
Bukan Kayu terhadap pendapatan rumah tangga
dalam kawasan hutan di Desa Piong adalah
b. Jenis data aktifitas pemanfaatan Hasi Hutan Bukan Kayu
Data primer di ambil langsung pada oleh masyarakat.
masyarakat yang ada di Desa Pionng Kontribusi sumberdaya Hasil Hutan Bukan
Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima Provinsi Kayu terhadap pendapatan rumah tangga,
Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan melakukan pendapatan rumah tangga berasal dari
wawancara dan observasi terhadap responden pendapatan responden dari pemanfaatan Hasil
dengan menggunakan quesioner. Beberapa data Hutan Bukan Kayu.
primer yang digunakan dalam penelitian ini Untuk mengetahui persentase pendapatan
antara lain: Data mengenai Kondisi Sosial masyarakat dari kegiatan pemanfaatan Hasil
Ekonomi Masyarakat serta data mengenai Hutan Bukan Kayu terhadap total pendapatan

Volume 2, No. 1, Juni 2019


ISSN. 2621-6779 Jurnal Silva Samalas| 21

masyarakat di hitung dengan menggunakan menggambarkan tinggi rendahnya permukaan


rumus: Bumi terhadap permukaan air laut dan terhadap
satu sama lain (Sumardi dkk. 1997:34). Di Desa
k = dh / ( dh + dl ) x 100% Piong Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima
Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menurut
Keterangan : Balai Survei dari Balai Penyuluhan Pertanian
K = Persentase pendapatan dari manfaat hasil hutan Kecamatan Sanggar bahwa topografi sangat
dh = Pendapatan dari manfaat hasil hutan bervariasi yaitu antara 5 % sampai 30 % dan
dl = Pendapatan dari luar manfaat ketinggian tempat dari permukaan air laut antara
hasil hutan
5 sampai 250 m. (Anonim 2015).

c. Iklim
Secara global Iklim di daerah penelitian
termasuk beriklim tropik Sebagaimana daerah
tropis lainnya, Kabupaten Bima, dipengaruhi
HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh tipe iklim D, E dan F (menurut Schmidth
dan Ferguson, 1951). Suhu udara siang hari
a. Gambaran umum wilayah penelitian
antara 28 - 32°C. Terjadi perbedaan suhu udara
Desa Piong Kecamatan Sanggar
yang sangat besar antara siang dan malam hari.
Kabupaten Bima Propinsin Nusa Tenggara Barat
Selain curah hujan tahunan yang relatif kecil,
(NTB) merupakan salah satu dari 6 desa yang
penyebarannya pun tidak merata, dimana bulan
ada di Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima
Mei - Oktober merupakan bulan yang jarang
Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 8 km dari
terjadi hujan. Menurut hasil evaluasi agroklimat
Kecamatan dan sebelah barat Kecamatan
klasifikasi iklim menurut Schimdt - Ferguson,
Sanggar.
iklim di Wilayah KPHP Model Tambora (Desa
Desa Pionng Kecamatan Sanggar
Piong) adalah tipe iklim F (kering), yaitu nilai
Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat
perbandingan (Q) rata - rata bulan kering dibagi
(NTB) terdiri dari 4 Dusun dengan luas wilayah
rata-rata bulan basah nilainya berkisar antara
645,4 hektar yang terdiri dari persawahan dan
1,67 < Q < 3,00 (Anonim 2015).
lahan perkebunan untuk keperluan masyarakat
dalam meningkatkan hasil ekonomi 4 Dusun
d. Tanah
yang ada di Desa Piong Kecamatan Sanggar
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Indonesia
Kabupaten Bima Propinsin Nusa Tenggara Barat
(1965) yang dikeluarkan oleh Lembaga
(NTB) sangat dekat dengan kawasan hutan
Penelitian Tanah Bogor, bahwa jenis tanah yang
BKPH Tambora (Desa Piong) yang terlihat
terdapat di daerah penelitian terdiri dari tanah
bahwa posisi keempat dusun tersebut berada
Komplek Regosol Coklat Kekelabuan dan
dikaki Gunung Sagolo.
Tabel 1 Luas wilayah Desa Piong Kecamatan Litosol dengan tekstur pasir dan kelas tekstur
Sanggar Kabupaten Bima Propinsi Nusa kasar, Komplek Regosol Coklat dan Litosol
Tenggara Barat. dengan tekstur pasir dan kelas tekstur kasar,
No Dusun Luas Persentase (%) Komplek Regosol Kelabu dan Litosol dengan
tekstur lempung berpasir dan kelas tekstur agak
1. Oi Ncama 136,9 11,19 kasar (Anonim 2015).
2. Karama 161,3 25,30 Hal ini tergantung dari kondisi lahanya
3. Sagolo 155,7 23,31 dimana tanah sawah yang beririgasi teknis yang
4. Tampuro 200,5 40,20
dapat ditanami dengan tanaman padi sampai
Jumlah 645,4 100 dengan tiga kali kesamaan tanahnya berkisar
antara agak masam sampai netral, sedangkan
Sumber data : Kantor Desa Piong, 2019
pada tanah–tanah sawah Irigasi setengah teknis
dan tadah hujan serta tegalan keasaman netral
b. Topografi keadaan topsoil antara 0 sampai 1,5 meter
dengan kondisi Drainase baik dan sedang,
Topografi wilayah merupakan gambaran dengan asal pembentukan tanahnya bukan dari
kenampakan permukan bumi atau sebagian abu vulkanik (Anonim 2015).
permukaan bumi. Salah satu faktor penting
dalam topografi adalah relief, yang dapat e. Penduduk
22 | Jurnal Silva Samalas

Berdasarkan data Kantor Desa Piong tahun sangat bergantung terhadap Hasil Hutan Bukan
2019 menunjukan bahwa penduduk Desa Piong Kayu.
berjumlah 285 KK terdiri dari dengan kepadatan Dilihat dari tabel 2 bahwa masyarakat
penduduk 252 jiwa/ha. tidak sebanyak yang mengambil madu, kemiri,
Hasil wawancara dengan 29 responden Kunyit, dan asam. Karena Rotan tidak terlalu
terpilih menyatakan bahwa masyarakat Desa banyak untuk di temukan dan susah peminat
Piong sangat bergantung pada Hasil Hutan pembeli sehingga masyarakat juga sebagian saja
Bukan Kayu dan Kawasan Hutan karena potensi yang memanfaatkan Rotan tetapi dapat juga
sumberdaya Hasil Hutan Bukan Kayu di Desa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat karena
Piong Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima harganya agak tinggi dan dapat ditetapkan
memberikan manfaat yang sangat besar dalam pendapatan rata-rata masyarakat Desa Piong
penghasilan masyarakat Desa Piong pertahunya sebanyak Rp. 4.350.000. sehingga
bisa di pastikan bahwa masyarakat Desa Piong
Tabel 2 Penghasilan Masyarakat Desa Piong sangat bergantung terhadap Hasil Hutan Bukan
Terhadap Hasil Hutan Bukan Kayu Dalam Kawasan Kayu yang terdapat di Desa Piong Kecamatan
Hutan Desa Piong. Sanggar Kabupaten Bima.
No Hasil Jumlah Pendapatan Rata-Rata
Dapat dilihat dari tabel 2. bahwa
Hutan Responden Pertahun
Bukan
masyarakat Desa Piong banyak yang
Kayu memanfaatkan Kunyit (Curcunga Longa) karena
1 Madu 29 178.150.000 6.143.103 keberadaanya banyak dan juga tidak susah untuk
2 Asam 20 19.200.000 960.000 ditemukan dalam kawasan hutan Desa Piong
3 Rotan 10 43.500.000 4.350.000 karena Kunyit tumbuh berkelompok dan juga
4 Kunyit 25 11.100.000 444.000 harganya cukup tinggi sehingga dapat
5 Kemiri 25 69.160.000 2.766.400 menigkatkan nilai ekonomi masyarakat Desa
Piong, sehingga pendapatan rata-rata
Sumber : Data primer setelelah di olah , 2019 masyarakat Desa Piong pertahunya sebanyak
Rp. 444.000. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
f. Hasil Hutan Bukan Kayu masyarakat Desa Piong sangat Kergantung
Tabel 2. menunjukan bahwa masyarakat Terhadap Hasil Hutan Bukan Kayu berupa
Desa Piong banyak yang memaafkan Madu kunyit yang terdapat di hutan Desa piong
hutan (Apis Dorsata). Karena keberadaan Madu Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima.
hutan (Apis Dorsata) di dalam kawasan hutan Dilihat pada tabel 2 bahwa sumberdaya
Desa Piong lebih banyak dan mudah di temukan Hasil Hutan Bukan Kayu yang terdapat di Desa
dan juga tidak terlalu sulit untuk dijual karna Piong berupa kemiri (Aleurites moluccana).
peminatnya sangat banyak dan juga harganya Banyak juga ditemukan di dalam Kawasan
pasaranya tinggi, dan bagus untuk dikonsumsi Hutan Desa Piong, sehigga banyak masyarakat
sendiri sehingga penghasilan masyarakat Desa yang memanfaatkannya untuk memenuhi
Piong dari Hasil Hutan Bukan Kayu berupa kebutuhan hidup dan meningkatkan nilai
Madu hutan (Apis Dorsata). rata-rata ekonomi masyarakat sehingga dapat di tetapkan
pendapatan pertahun mencapai Rp. 6.143.103. pendapatan rata-rata masyarakat Desa Piong
Sehingga Ketergantungan Masyarakat Terhadap pertahunya sebanyak Rp. 2.766.400. Sehingga
Hasil Hutan Bukan Kayu bisa dikatakan sangat bisa disimpulkan bahwa masyarakat Desa Piong
tinggi. sangat Kergantungngan Terhadap Hasil Hutan
Dilihat dari Tabel 2. bahwa Sumberdaya Bukan Kayu.
Hasil Hutan Bukan Kayu berupa Asam
(Tamarindus indica) banyak ditemukan didalam
kawasan hutan Desa Piong sehingga masyarakat KESIMPULAN
Desa Piong banyak yang memanfaatkannya Jenis-jenis Hasil Hutan Bukan Kayu yang
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan terdapat dalam kawasan hutan Desa Piong
meningkatkan nilai ekonomi masyarakat Desa adalah Madu hutan, Kemiri (Aleurites
Piong. Karena asam dapat dijual dan juga dapat Moluccana), Kunyit (Curcuma Longa), Asam
dikonsumsi sendiri sehingga bisa ditetapkan (Tamarindus indica), Rotan (Daemonorops sp).
bahwa pendapatan masyarakat Desa Piong rata- Dengan prosentase ketergantungan untuk Madu
rata pertahun sebanyak (Rp. 960.000). Sehingga hutan 100%, Kemiri (Aleurites Moluccana),
bisa disimpulkan bahwa masyarakat Desa Piong 86,20%, Kunyit (Curcuma Longa) 86,20%,

Volume 2, No. 1, Juni 2019


ISSN. 2621-6779 Jurnal Silva Samalas| 23

Asam (Tamarindus indica) 68,96%, Rotan atau menetap berbicara bahasa setempat
(Daemonorops sp) 34,48%. dan tertutup
Kontribusi hasil hutan bukan kayu pada Departemen kehutanan 2010 Hutan konservasi
penghasilan masyarakat dalam kawasan hutan produksi lindung di laksanankan sesuai
Desa Piong yaitu Madu hutan (Apis Dorsata) dengan fungsinya.
dengan rata-rata Rp. 6.143.103, Rotan Departemen kehutanan 2010 berdasarkan
(Daemonorops sp) Rp. 4.350.000, Kemiri bentunya hasil Hutan dapat di bagi dua
(Aleurites Moluccana) Rp. 2.766.400, Asam hasil Hutan kayu dan bukan kayu.Jakarta
(Tamarindus indica) Rp. 960.000, Kunyit 2010
(Curcuma Longa) Rp. 444.000. Data Demogarafis Desa Piong tahun 2018.
menunjukan jumlah penduduk Desa Piong.
SARAN Departemen Kehutanan RI. 2002. Informasi
Perlu diadakan penyuluhan secara intensif singkat benih Tamarindus indica L. Artikel.
baik dari bidang pertanian maupun bidang Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan.
Kehutanan agar kesadaran masyarakat makin Bandung. No.21.
ditumbuhkan demi kelestarian sumberdaya Harianja A. 2008. Penatausahaan Hasil Hutan
hutan. Di Hutan Rakyat (Kasus Di Kabupaten
Disarankan pula untuk memperhatikan Humbang Hasundutan Dan Samosir).
masukan dari masyarakat berupa usulan agar Dalam Makalah Hasil- Hasil Penelitian.
sikap masyarakat dalam pembatasan Medan. 3 Desember 2008
pengambilan hasil hutan dan kegiatan didalam Hariyanto, M. 2009. Legalitas Hasil Hutan
kawasan hutan lebih baik sehingga kelestarian Bukan Kayu.
hutan tetap terjamin. http://blogmhariyanto.blogspot.com/2009/0
7/legalitas-hasil-hutan-bukan-kayu.html.
DAFTAR PUSTAKA Diakses 16 April 2011.
Heyne, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia.
Anonim 2015. Profil BKPH Tambora Desa Hartati, S.Y., Balittro. (2013). Khasiat Kunyit
Piong. Kabupaten Bima dan Dompu. Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat
Awang, S. A., 2007, Politik Kehutanan Lainnya. Warta Penelitian dan
Masyarakat, Yogyakarta: Kreasi Wacana. Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Puslitbang Perkebunan. 19 : 5-9.
Yogyakarta. Identifikasi Rotan dapat dilihat dari morfologi
Anonimous. 2003. Studi jenis dan Penyebaran daun, batang, bunga dan buah.
Rotan yang Dimanfaatkan Masyarakat https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/
Sumatera Utara. Dinas kehutanan Propinsi material/alami/non-
Sumatera Utara-Lembaga Pengabdian Pada tambang/rotan/mengenal-berbagai-jenis-
masyarakat USU. Medan. rotan-indonesia-2/diakses tanggal 23 april
Arlene, A., Ekstraksi Minyak Kemiri dengan 2019.
Metode Soxhlet dan Karakterisasi Minyak Ide, P. (2011). Health Secret of Tumeric. Jakarta
Kemiri, 2013, Jurnal Teknik Kimia USU 2, : PT. Alex Media Komputindo.
6. Kasmudjo, 2011.Hasil Hutan Non-Kayu.
Balick, M. J. and R. Mendelsohn. 1992. Kepala Dusun Desa Piong Kecematan Sanggar
Assessing the Economic Value of Kabupaten Bima 2017. Hutan desa piong
Traditional Medicines from Tropical Rain merupakan asset penting dalam
Forests. perekonomian masyarakat desa piong.
Dany, 2006. Commodity Notes, Departemen Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
Perdagangan Republik Indonesia, 35/MENHUT-II/2007. Tentang HHBK,
Jakarta. Partomuan, S. (2009). Studi Kimia dan
Darusman, 2006. Tinjauan Ekonomi Hutan Farmakologi Tanaman Kunyit Sebagai
konservasi. Fakultas Kehutanan IPB. Tumbuhan Obat Serbaguna. Agrium.17 :
Bogor 103 -107.
Departemen kehutanan 2008 masyarakat local Laporan HHNK,2013.Hasil hutan non-kayu
adalah masyarakat yang mengembara juga mampu menghasilkan diversitas
perekomian suatu wilayah.
24 | Jurnal Silva Samalas

Salim 2008. Hutan tumbuhan yang cukup luas


hingga kelembapan,cahaya, suhu tidak lagi
menentukan lingkungan nya, Yogyakarta.
Sumarto, 2006 masyarakat Desa di definikan
sebagai masyarakat yang tinggal di dalam
dan di luar hutan.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Dan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Simon, 2006 ketergatungan masyarakat pada
hutan sudah di wariskan oleh nenek
moyang mereka secara turun temurun.
Salaka, F. J., B. Nugroho dan D.r. Nurrochmat.
2012. Strategi Kebijakan Pemasaran Hasil
Hutan Bukan Kayu Di Kabupaten Seram
Bagian Barat, Propinsi Maluku. Jurnal
Analisis Kebijakan Kehutanan.
Sukardi, L., D. Darusman, L. Sundawti,
Hrdjanto, 2008. Karateristik dan faktor
penentu interaksi masyarakat lokal dengan
Taman Nasional Gunung Rinjani Pulau
Lombok. Jurnal agroteksos.
Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa
suplemen makanan dalam bentuk kapsul
(Vitamin-plus).
http://www.lerneindonesisch.info/jamu/kun
yit diakses tanggal 23 2019.
Tjitrosoepomo, G., 1993. Taksonomi Umum.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Undang-undang no 5 tahun 2010 tentang
ketentuan ketentuan pokok kehutanan
jakarta 2010
Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang
kehutanan hasil hutan kayu dan non kayu,.
Undang-Undang No 41 tahun 1999 Pasal 40
tentang Rehbilitasi hutan

Volume 2, No. 1, Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai