Anda di halaman 1dari 13

Seni patung

salah satu karya seni patung

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara
memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).

AsiaBerbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di Asia, biasanya dipengaruhi oleh
agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar patung Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan tetapi
penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak situs peninggalan di negara itu. Lihat juga
Angkor Wat. Di Thailand, kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di Indonesia, patung-patung yang
dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan
pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.

Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu
contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh,
India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang
terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.

Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya
patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM)
menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM)
yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan
patung-patung figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan
(abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang
saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian
setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa
perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang
dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang bercorak sosial realis pengaruh
Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre
karya patung komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok mulai berpartisipasi
dalam seni kontemporer Eropa Amerika.

Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah sponsor pemerintah.
Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme,
jenis penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut
haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung
Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah. Patung
kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-
ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat
dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah
seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik.

Eropa

Romawi Yunani Klasik

Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno, Romawi kuno serta peradaban
Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh mereka dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma di
tahun 476 AD, istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang dibuat dengan gaya klasik. Patung-
patung klasik Eropa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
2. Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
3. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik
4. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai model sungguhan.

Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat, didasari pada lamanya tradisi yang
mendukungnya. Tapi adakalanya, ada yang berkeberatan dengan tema ketelanjangan ini, biasanya dari kalangan
fundamentalis moral dan relijius. Contohnya, beberapa patung Yunani koleksi Vatikan dihilangkan penisnya.

Periode GothikMata rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur, Eropa zaman pertengahan
(Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut dengan periode Romanesque. Karya seni patung Gothik awal
adalah dari pengaruh agama Kristen, serta lahir dari dinding gereja dan biara. Patung yang terdapat di Chartres
Cathedral (sekitar th. 1145) di Perancis merupakan karya patung awal zaman Gothik. Di Jerman, terdapat di
Cathedral Bamberg dari tahun 1225. Di Inggris, karya patung hanya terbatas pada yang dipakai pada batu nisan serta
dekorasi non figur (sebagian ini disebabkan karena ikonoklasme Cistercian). Di Italia, masih dipengaruh bentuk-
bentuk zaman klasik, seperti yang terdapat pada mimbar Baptistery di Pisa serta di Siena.

RenaisansPada zaman renaisans, seni patung juga turut dihidupkan kembali, bahkan dalam beberapa kasus lebih
dulu dibandingkan dengan karya seni lain. Salah satu tokoh penting dalam masa ini adalah Donatello, dengan karya
patung perunggunya, David (jangan keliru dengan David-nya Michelangelo). Ini merupakan karya patung awal
zaman Renaisans. Demikian juga dengan Michelangelo yang selain membuat patung David, juga membuat Pietà.
Patung David dari Michelangelo merupakan satu contoh gaya kontraposto dalam menggambarkan figur manusia.
Masih ada beberapa periode dari zaman renaisans ke modernisme yang dipengaruhi oleh perubahan politik, gerakan
kebudayaan atau hal lain, yaitu periode mannerisme, baroque dan neo klasik.

ModernismeAuguste Rodin merupakan salah satu pematung Eropa terkenal dari awal abad 20. Ia seringkali disebut
sebagai seniman patung Impresionis. Seni patung modern klasik kurang berminat pada naturalisme, detail anatomi
atau kostum dan lebih tertarik pada stilisasi bentuk, demikian juga pada irama volume dan ruang. Seiring dengan
perkembangan waktu, gaya seni patung modern klasik kemudian diadopsi oleh dua penguasa totalitarian Eropa:
Nazi Jerman dan Uni Soviet. Sementara di kawasan Eropa lain, gaya ini berubah menjadi bersifat dekoratif/art deco
(Paul Manship, Carl Milles), stilisasi abstrak (Henry Moore, Alberto Giacometti) atau lebih ekspresif. Gerakan
modernis dalam karya seni patung menghasilkan karya Kubisme, Futurisme, Minimalisme, Instalasi dan Pop art.

Seni Patung Kontemporer


Patung domba

Di zaman sekarang dimana seni kontemporer mulai berkembang pesat, patung bisa menjadi semacam 'seni
pertunjukan'. Misalnya di beberapa tempat seperti Tiongkok, Jepang, Kanada, Swedia dan Rusia diadakan festival
patung es yang diselenggarakan secara berkala. Istilah patung kinetik dipakai untuk patung yang dirancang untuk
bisa bergerak. Beberapa seniman yang membuat karya patung kinetik adalah: Marcel Duchamp, Alexander Calder,
George Rickey dan Andy Warhol.

Seni Patung di IndonesiaSeni patung di Indonesia adalah seni yang diciptaan dengan funsinya sendiri - sendiri.
contohnya di Bali patung digunakan untuk bersembahyang berbebeda dengan daerah lain.

Relief

Contoh relief yang dijumpai di kuil Parthenon

Salah satu relief di dinding Candi Borobudur

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya
dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding candi
Borobudur merupakan salah satu contoh yang dipakai untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-
ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil kuno Parthenon juga masih bisa dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan
sejarah Yunani.
Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain,
membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan ada lebih dari 1400 panel relief ini
yang dipakai untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha Gautama.

Yunani kuno

Seniman Yunani biasanya membuat relief yang menggambarkan eksploitasi militer melalui perumpamaan mitologi,
misalnya relief-relief mengenai pertempuran antara bangsa Athena melawan ras Kentaur yang melambangkan
penaklukan kaum berperadaban atas bangsa tak beradab. Orang Yunani juga sering membuat relief tentang para
dewa dan para pahlawan.

RomawiDibandingkan Yunani, bangsa Romawi lebih suka menggunakan gaya dokumenter. Relief Romawi
mengenai adegan pertempuran, contohnya yang ada di Pilar Trajan, dibuat untuk menunjukkan kebesaran Romawi,
dan juga untuk memperlihatkan kostum dan peralatan perang Romawi. Pilar Trajan menceritakan Perang Romawi-
Dakia yang dipimpin oleh kaisar Romawi, Trajan di daerah yang kini dikenal sebagai Romania. Relief tersebut
merupakan salah satu relief Romawi yang paling terkenal dan merupakan pusaka dari dunia kuno yang sangat
artistik. Panjangnya sekitar 650 kaki memutari pilar, dan secara realistis menunjukkan lebih dari 2,500 orang, juga
disertai unsur-unsur lainnya seperti pemandangan alam, hewan, kapal laut, dan berbagai hiasan-hiasan. Relief
tersebut selamat dari penghanucran karena dijadikan pusat untuk patung-patung Kristen.[1]Pada masa Kristen setelah
300 M, dekorasi relief pada pintu dan sarkofagus masih terus dibuat.[2]

SEJARAH SENI UKIR INDONESIA

Ukir ~ Juru ( pandai, tukang )Contoh: Tukang Ukir : Orang yang pekerjaannya mengukirMengukir : Menoreh
( menggores, memahat ) dsb.

untuk membuat lukisan ( gambar ) pada kayu, batu, logam,dsb.


Ukiran : ( ukiran-ukiran ) hiasan yang terukir.
Seni Ukir : seni pahat
PEMAHAMAN TENTANG SENI UKIR INDONESIA
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian
cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai
seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.

Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni sekitar tahun 1500 SM. Pada
zaman itu nenekmoyang bangsa Indonesia telahmembuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain
yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif
geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk
hewan Pada zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM. Bahan
untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan bahan perunggu, emas, perak dan lain
sebagainya. Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologi cor. Motif-motif yang di gunakanpada
masa zaman perunggu adalah motif meander, tumpal, pilin berganda, topeng, serta binatang maupun manusia. Motif
meander ditemukan pada nekara perunggu dari Gunung merapi dekat Bima. Motif tumpal ditemukan pada sebuah
buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin
berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif
topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian
Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis
kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.
Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat
pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran banyak ditemukan pada badan-badancandi dan prasasti-
prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada
senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan
wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos
kepahlawanan, dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi
Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.
Saat sekarang ukir kayu dan logam mengalami perkembangan pesat. Dan fungsinyapun sudah bergeser dari
hal-hal yang berbau magis berubah menjadi hanya sebagai alat penghias saja.pada ukiran kayu meliputi motif
Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai
macam motif yang berasal dari luarJawa.

LEGENDA SENI UKIR JEPARA

Dikisahkan seorang ahli seni pahat dan lukis bernama Prabangkara yang hidup pada masa Prabu Brawijaya
dari Kerajaan Majapahit, pada suatu ketika sang raja menyuruh Prabangkara untuk membuat lukisan permaisuri raja
sebagai ungkapan rasa cinta beliau pada permaisurinya yang sangat cantik dan mempesona.

Lukisan permaisuri yang tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurna dan tentu
saja hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi curiga karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda
alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan bentuknya persis. Dengan suatu tipu
muslihat, Prabangkara dengan segala peralatannya dibuang dengan cara diikat pada sebuah laying-layang yang
setelah sampai di angkasa diputus talinya.
Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang
Gunung di dekat kota Jepara.
Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang
berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat
Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.

Sejarah

1. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, terdapat seorang patih bernama Sungging Badarduwung yang
berasal dari Campa (Kamboja) ternyata seorang ahli memahat pula. Sampai kini hasil karya Patih tersebut
masih bisa dilihat di komplek Masjid Kuno dan Makam Ratu Kalinyamat yang dibangun pada abad XVI.

2. Keruntuhan Kerajaan Majapahit telah menyebabkan tersebarnya para ahli dan seniman hindu ke berbagai
wilayah paruh pertama abad XVI. Di dalam pengembangannya, seniman-seniman tersebut tetap
mengembangkan keahliannya dengan menyesuaikan identitas di daerah baru tersebut sehingga timbulah
macam-macam motif kedaerahan seperti : Motif Majapahit, Bali, Mataram, Pajajaran, dan Jepara yang
berkembang di Jepara hingga kini.

SENI UKIR PAPUA

Bagi suku Asmat, seni ukir kayu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah turun temurun
menjadi suatu kebudayaan yang bukan saja dikenal di Papua dan Indonesia, melainkan sudah ke seluruh dunia. Bagi
setiap turis asing yang berkunjung ke Papua, rasanya kurang lengkap apabila tidak mengenal atau membeli
cenderamata karya ukir suku Asmat dalam berbagai ukuran.
Ciri khas dari ukiran suku asmat adalah polanya yang unik dan bersifat naturalis, dimana dari pola-pola
tersebut akan terlihat kerumitan cara membuatnya sehingga membuat karya ukir suku Asmat bernilai tinggi dan
sangat banyak diminati para turis asing yang menggemari karya seni.
Dari segi model, ukiran suku Asmat memiliki pola dan ragam yang sangat banyak, mulai dari patung model
manusia, binatang, perahu, panel, perisai, tifa, telur kaswari sampai ukiran tiang. Suku Asmat biasanya mengadopsi
pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari sebagai pola ukiran mereka, seperti pohon, perahu, binatang dan
orang berperahu, orang berburu dan lain-lain.
Mengukir adalah sebuah tradisi kehidupan dan ritual yang terkait erat dengan spiritualitas hidup dan
penghormatan terhadap nenek moyang. Ketika Suku Asmat mengukir, mereka tidak sekedar membuat pola dalam
kayu tetapi mengalirkan sebuah spiritualitas hidup

Seni Body Painting

Body Painting adalah seni melukis dengan 'kanvas' kulit/tubuh manusia. Body painting dapat digolongkan menjadi
dua jenis yaitu tattoo (body painting permanen) dan Body Painting temporer. Temporary Body Painting inilah yang
akan ane sajikan disini.

Karena sifatnya yang sementara, body painting biasanya menggunakan cat atau medium lain yang dapat mudah
hilang, baik dengan air, minyak atau media pembersih lainnya. Sama seperti tato body painting pun juga kerap
menyandang predikat negatif dari masyarakat karena sangat erat dan dekat dengan pornografi, karena seringkali
objek seni lukis tubuh ini dalam keadaan yang minim busana.

Untuk pertama kalinya di dunia festival body painting diadakan di Austria tahun 1996 dan akhirnya 12 tahun
kemudian atau tepatnya 2008 Korea mengadakannya di Daegu.

Dunia Body Painting hingga saat ini masih menjadi kontroversi. Body Painting dilekatkan dengan pornografi. Dunia
seni memang kebanyakan hanya menampilkan Sisi keindahan (Ingat!! Keindahan) tidak pandang bulu apakah hal
tersebut termasuk Pornografi atau tidak. Jadi, kalaupun nilai seni ini dikolaborasi dengan nilai pornografi hal ini
tetap masih bisa ditolerir sebatas hal itu masih ditingkat kewajaran.

Body Painting sebenarnya sangat potensial untuk mengundang kontroversi. bukan tidak mungkin karena yang
menjadi subyek dalam hal ini bukan kanvas, tetapi seorang wanita, jika dilihat sepintas wanita yang menjadi subyek
kebanyakan adalah model yang memang seksi, terkait keindahan seperti yg ane paparkan sebelumnya, tapi ini khan
bukan alasan lho untuk menjustifikasi body painting sebagai ladang pornografi berkedok seni.
Pengertian Seni Rupa Tradisional, Modern dan Kontemporer

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.
1.
SENI RUPA TRADISIONAL

Pengertian

Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa
tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup
kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.

Ciri-ciri

*
Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius
maupun seremonial/istanasentris.
*
Terikat dengan pakem-pakem tertentu.

Contoh

Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah, batik, songket,
dan lain-lain.

1.
SENI RUPA MODERN
Pengertian

Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun tetap
berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.

Ciri-ciri

*
Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*
Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.

Contoh

Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era
modern lainnya.

Seniman

Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya
Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.

1.
SENI RUPA KONTEMPORER

Pengertian

Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya
kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi
seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman
sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui.
Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.

Ciri-ciri

*
Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*
Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya,
teater, tari, musik, hingga aksi politik.

Contoh:Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.

Seniman :Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.


Sejarah seni lukis di Indonesia

Seni Rupa

adalah cabang Seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan
rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.

Seni Rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu Seni Rupa murni, kriya, dan desain. Seni Rupa murni mengacu
kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih
menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.

Secara kasar terjemahan Seni Rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni
modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian Seni Rupa murni untuk kemudian
menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts

Program Studi Seni Rupa murni merupakan program studi dibidang Seni Rupa yang awalnya berangkat dari
pemahaman tradisi “Fine-Art”. Sebuah tradisi yang berkembang dari wacana Modernism yang mempunyai struktur
dan bentuknya sendiri, tidak bertujuan praktis (guna keseharian). Suatu bahasa Seni Rupa yang berfungsi sebagai
sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Lingkup pendidikan Program Studi secara garis besa Seni Rupa
Murni rnya memberikan kemampuan (metode) berlatih dan belajar berpikir melalui (secara) Rupa dengan logika
Rupa yang menghubungkan kepekaan dan struktur, proses kreatif dan sistem perancangan serta kaidah estetik dan
teknologi, ditunjang dengan wacana ilmu-ilmu sosial dan kebudayaan.

Kelompok Keahlian (Seni Rupa Visual Arts) adalah kelompok keahlian yang melingkupi wilayah keilmuan dan
keahlian kesenimanan dan estetika Terapan dalam konteks W Seni Rupa ilayah tersebut secara spesifik meliputi
keahlian yang dibagi dalam sub KK, yaitu:

1. Seni Rupa Trimatra (Three dimensional art)


2. Teknik dan material Seni

Sub KK Seni Rupa Dwimatra dan Trimatra tersebut secara lebih khusus lagi tampak dalam pengelompokan idiom
dan medium y Seni Rupa aitu: seni lukis (painting), seni grafis (printmaking), seni patung (sculpture), seni keramik
(ceramic), seni gambar (drawing), fotografi yang sudah cukup establish. Sedangkan beberapa idiom dan medium
yang saat ini mulai dikembangkan adalah seni video (video art), instalasi (installation), seni lingkungan
(enviromental art), performance art.

Sedangkan sub KK Teknik dan material seni adalah keahlian spesifik yang berkaitan dengan kebutuhan akan
pengembangan bahan dan peralatan bagi kepentingan aplikasi kesenimanan dan estetika terapan. Wilayah ini
menjadi penting karena dalam artikulasi karya seni rupa kebutuhan akan teknik dan bahan sangatlah terkait erat.
Misalnya dalam keramik terdapat teknik-teknik handbuilding, casting, dalam grafis terdapat teknik cetak dalam dan
cetak tinggi, dalam patung terdapat teknik cor logam, pahat, dalam lukis terdapat teknik realis,impresionis, dan lain-
lain. Sedangkan dalam konteks material, untuk menyebut beberapa, terdapat material porselen, bonechina dalam
keramik, material kayu, logam dalam patung, material kertas, tinta dalam grafis dan akrilik, cat minyak dalam lukis.
Lebih jauh lagi teknik dan material dalam seni rupa saat ini selalu mengalami perkembangan dan penajaman. Sub
KK ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan akan riset yang terkait dengan kemungkinan-kemungkinan
pengolahan teknik dan material dan mengantisipasi perkembangan teknik dan material dalam seni rupa
Mengenai estetika terapan adalah wilayah yang lebih dekat dengan aspek pengabdian masyarakat. Keahlian-keahlian
di bidang keramik, grafis, lukis, dan patung, selama ini telah diterapkan tidak hanya untuk karya individual sebagai
seniman, melainkan juga menyentuh wilayah aplikatif yang terkait dengan aspek guna masyarakat. Misalnya
beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah pembuatan elemen estetik, monumen, pengembangan kerajinan
keramik, kaca patri, atau gambar untuk kreatifitas. KK  seni rupa uga memiliki kemungkinan startegis dalam
continuing education sebagai satu bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat.

Pada dasarnya pengelompokan sub keahlian dalam KK seni rupa adalah upaya untuk mensinergiskan fungsi KK
sebagai kelompok yang memiliki otoritas keilmuan dan keahlian dalam menjalankan peran penelitian dan
pengabdian masyarakat. Selain itu pertimbangan lain adalah aspek manageable agar mudah dalam proyeksi ke depan
serta mengantisipasi kemungkinan lintas disiplin atau lintas KK.

Pengertian Ornamen Cakupannya.

Banyak para ahli berpendapat bahwa, perkataan ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti
menghiasi, dalam Ensiklopedia Indonesia, ornamen dijelaskan  sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang
lainnya; ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan ( perabot , pakaian, dsb) dan
arsitektur.Ornamen merupakan  komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan sebagai
hiasan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit menyangkut segi-segi keindahaan, misalnya untuk
menambah keindaahan suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam ornamen sering
ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup
( falsafah hidup ) dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-benda yang diterapinya memiliki arti
dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.     Pada perkembangan-
perkembangan lebih lanjut, pemanfaatan ornamen di samping memiliki maksud-maksud tertentu dan pada waktu
yang lebih kekinian ( saat sekarang ) banyak penekannya hanya sekedar sebagai penghias saja, dengan demikian
ornamen betul-betul merupakan komponen produk seni yang di tambahkan atau sengaja di buat  untuk tujuan
sebagai hiasan semata. Dengan demikian jelas bahwa tugas dan fungsi ornament adalah sebagai penghias suatu
objek, dan apabila ornamen tersebut di letakkan atau diterapkan pada benda lain akan memiliki nilai tambah pada
benda tersebut. Apakah akan menambah indah, antik, angker, cantik, dan atau predikat yang lain lagi. Tentunya
dalam cakupan yang sesuai dengan bagaimana dan di mana suatu ornamen harus di gunakan. Ternyata
pengertiannya tidak semudah itu, sebab dalam ornamen menyangkut masalah-masalah lain yang lebih kompleks dan
luas. Karena dalam hubungannya perlu diuraikan tentang motif, atau tema maupun pola-pola yang di kenakan pada
benda-benda seni, bangunan, dan pada permukaan apa saja tanpa memandang kepentingannya bagi struktur dan
fungsinya.Selanjutnya apabila diteliti lebih mendalam dari pembahasan di atas, cakupan ornamen menjadi sangat
luas. Karena sesuatu yang mempunyai tugas menghiasi serta menambah nilai dari benda yang ditempatinya berarti
disebut sebagai ornamen. Pengertian ini akan lebih menyulitkan dalam memahami apabila ingin
mengembangkannya, dan tidaklah sepenuhnya pengertian ornamen tidaklah demikian, sebab ornamen memiliki ciri,
sifat dan karakter yang sangat khusus. Sehubungan dengan itu, coba kita bandingkan persoalan-persoalan berikut ini
dalam sebuah kelompok ornamen, sebuah patung yang berdiri sendiri bisa berubah menjadi suatu unit bila di
letakkan di taman kota atau ditempatkan pada pintu-pintu masuk gedung/bangunan. Begitu juga seandainya sebuah
lukisan yang di pasang pada dinding suatu ruangan/ruang tamu beserta mebel-mebelnya yang begitu serasi,
membuat suasana ruangan tersebut menjadi lebih menarik dan indah. Dari uraian di atas jelas fungsi patung, lukisan
serta mebel-mebel adalah sebagai hiasan pada taman kota, ruang tamu, maupun pintu gerbang, jadi dengan demikian
patung, lukisan, patung dan mebel tadi dapat diartikan sebagai ornamen dari taman Kota, ruang tamu maupun pintu
gerbang tersebut. Namun perlu di ketahui bahwa hal yang demikian itu bukanlah yang di maksud dengan ornamen
sesungguhnya, sebagai mana yang saya maksudkan. Contoh lain, ada sebuah mebel yang di dalamnya terdapat
ukiran-ukiran yang melilit-lilit ke seluruh bagian mebel, atau ukirannya hanya pada beberapa bagian saja. Dalam
kasus ini mudah dijelaskan kedudukan ukiran tadi, yaitu sebagai hiasan atau ornamen dari mebel tersebut. Sejalan
dengan itu, adalah sama persoalannya bila gelang, kalung, liontin di anggap sebagai ornamen dari orang yang
memakainya, padahal di sisi lain benda-benda perhiasan tersebut juga terdapat ornamen yang
menghiasinya.Pengertian di atas agak cukup menyulitkan dalam menarik kesimpulan yang memadai, terlebih lagi
apabila dikaitkan dengan penertian dekorasi. Sebab arti dari dekorasi juga menghiasi, sekalipun demikian dapat di
pahami bahwa pada umumnya pengertian ornamen dengan dekorasi dalam banyak hal terdapat kesamaan, namun
tetap saja ada perbedaan-perbedaan yang signifikan, karena dekorasi dalam banyak hal lebih menekankan pada
penerapan-penerapan yang bersifat khusus, misalnya dekorasi interior, dekorasi panggung. Dalam menanggapi
masalah itu, barangkali akan menjadi lebih terbuka pemikiran kita apabila menyadari bahwa ornamen dapat menjadi
elemen  atau unsur dekorasi, tetapi tidak untuk sebaliknya ( dekorasi sebagai unsur ornamen ). Oleh sebab itu
pengertian ornament akan bergantung dari sudut mana kita melihatnya, dan setiap orang bebas menarik kesimpulan
menurut sudut pandangnya.

Sejarah seni lukis di Indonesia

Seni lukis adalah salah satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah
pengembangan yang lebih utuh dari drawing.

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa
Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran
ini. Awalnya pelukis Indonesia lebih sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal
mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain karena harga alat lukis modern yang sulit dicapai penduduk
biasa.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya
Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda.

Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis
Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.

Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama.

Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung
ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang
mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme
yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah
dan perjuangan menghadapi penjajah.

Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke
bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis
pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era
ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda, namun lebih
sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut masih dipegang hingga saat ini.

Perjalanan seni lukis kita sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh
berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan
modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual
art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni
sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama
itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk
apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi

Seni grafis

adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas.
Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini
yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi
lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara teknis
disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk
engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan
lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil,
bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa
modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi
terbatas.

Seni Patung adalah cabang Seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara
memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas
berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari
perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu Poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula berupa salinan karya
Seni terkenal.

Seni Keramik

adalah cabang seni rupa yang mengolah material Keramik untuk membuat karya Seni dari yang bersifat tradisional
sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya Keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan
produksinya.

Venus of Dolni Vestonice adalah karya Keramik tertua yang pernah ditemukan. Ceramics di Nove and Bassano

Keramik dari awal sangat populer dengan fungsinya sebagai benda dekoratif. Hal ini bisa diketahui daripeninggalan
Republik Venisia pada tahun 400an. Dicatat pula bahwa produksi massal dimulai pada abad 17 di Nove and Bassano
del Grappa. Ashura adalah perusahan terpenting di daerah tersebut

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah
mengalami proses pembakaran.

Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan
logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).

Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku
keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh
struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron
bebas.

Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan
merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat
rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya

Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, di antaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai
daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya  seni masing-masing. Eksistensinya menambah maraknya keindahan
bumi pertiwi, bak mozaik seni budaya di persada nusantara. Kehadiran aneka produk kriya tradisional itu merupakan
potensi yang membanggakan karena didalamnya mengandung kompleksitas nilai dan kompetensi, sesuai tingkat
peradaban dan kehidupan insan pendukungnya sejak jaman prasejarah sampai jaman modern. Sesuai jiwa jamannya,
produk kriya tradisional Indonesia mengandung muatan nilai-nilai sosial, politik, ekonomi, budaya, spiritual, dan
material yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat peradapan, kemajuan pola pikir,
kesadaran, dan kepekaan rasa seseorang, berikut tingkat peradaban dan tataran hidup masyarakat pendukungnya.
Disadari, bahwa nilai-nilai yang di kandung produk Seni Kriya tradisional selalu mengalami perubahan dan
perkembangan, mengalami kontinuitas dan dekontinuitas selaras dengan tuntutan perkembangan jaman, baik yang
terjadi pada masa prasejarah, jaman purba, jaman madia, jaman modern, maupun pada era keterbukaan dan global.
Ketika kehidupan manusia berada pada tataran hidup berpidah-pindah dengan kepercayaan animis dan dinamis,
maka kehadiran Seni Kriya sangat bergayut dengan kondisi-kondisi kehidupan kala itu, demikian pula pada jaman
purba, jaman madia, dan seterusnya.
Kehadiran Seni Kriya dapat dinyatakan sangat erat dengan peri kehidupan itu sendiri, Seni Kriya berasal dari
masyarakat dan kembali untuk kepentingan mereka. Seni Kriya berada di tengah masyarakat sebagai cabang seni
yang membumi dan merakyat. Hal ini bukanlah sejenis slogan semata, tetapi hal itu adalah suatu kenyataan. Seperti
diketahui, hadir pada Seni Kriya semua jenjang kehidupan masyarakat, baik di kalangan ekonomi lemah, ekonomi
menengah, maupun ekonomi kuat. Umumnya masyarakat memerlukan kehadiran Seni Kriya di dalam kehidupan
mereka, terutama sebagai sarana hidup untuk mengangkat harkat dan martabatnya. p Seni Kriya ernah menjadi
perangkat simbol status seseorang, Seni Kriya bisa menjadi produk industri yang memiliki nilai ekonomi, dan Seni
Kriya juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan material maupun spiritual. Meningkatnya sarana hidup, membuka
peluang berkembangnya Seni Kriya guna menjawab berbagai kepentinygan hidup, hal itu mempunyai pengaruh kuat
terhadap eksistensi dan perkembangannya. Seni Kriya yang sangat lekat dengan kebutuhan hidup itu memiliki
peluang dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi unit usaha produksi yang bersifat industrial, sekaligus
menjadi komuditas yang handal di bidang perdagangan. Hal ini terbukti banyak cabang Seni Kriya yang setelah
melalui pembinaan serius berhasil memenuhi tuntutan pasar dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat pendukungnya, bahkan mendatangkan devisa negara.

Anda mungkin juga menyukai