Anda di halaman 1dari 6

Seni Rupa Abad Pertengahan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Seni rupa Abad Pertengahan adalah kumpulan karya dan konsep seni rupa yang muncul sejak
dimulainya abad pertengahan, dengan bersekutunya bangsa-bangsa Germania di bawah Raja
Charmelagne hingga dimulainya masa renaisans.

Karakteristik

Karya seni rupa pada zaman ini memiliki ciri khas, yaitu keterikatan atas otoritas gereja yang
mendominasi pemerintahan dan struktur sosial masyarakat. Ketaatan kepada gereja adalah mutlak.
bahkan tak jarang gereja ikut campur tangan dalam menentukan isi karya yang akan dibuat.

Secara visual, karya seni rupa Abad Pertengahan terlihat datar, dengan pengolahan warna-warna
primer dan pose yang agak kaku. Konsep perspektif pada masa ini sangat jarang ditemukan, atau
kalau pun ada, hanya berupa pengolahan sederhana dengan banyak distorsi. Selain itu, tidak sulit
menemukan material cat emas, emas, batuan berharga, dan gading sebagai bahan utama karya.

Ukuran karya seni rupa pada masa ini kebanyakan besar. Tetapi, tidak seperti pada masa klasik
Romawi, ukuran yang besar tidak dimaksudkan untuk hal monumental, tetapi lebih sebagai pengisi
ruang arsitektur yang pada masa itu cenderung tinggi dan luas dan sebagai wujud kebesaran Tuhan.

MACAM-MACAM SENI RUPA ABAD PERTENGAHAN


Arsitekturdari 313 sampai dengan 1000

Sejarah arsitektur gereja abad pertengahan dimulai pada tahun 313 saat ketika agama Kristen
dinyatakan sebagai agama yang legal.

Setelah Terbebas dari penyiksaan, umat Kristen mulai membangun basilika. Basilika paling bagus dan
besar adalah Gereja St. Sophia di Konstantinopel, yang memiliki gaya khas Byzantium. Gaya
Byzantium tersebut dalam perkembangan selanjutnya berpengaruh ke daerah-daerah dunia Muslim.
Arsitektur Masjid sangat dipengaruhi oleh gaya Byzantium itu. Salah satunya adalah masjid Umar di
Yarusalem. Para arsitek di luar Konstantinopel juga mencoba memodifikasikan gaya Byzantium. Salah
satu contoh adalah Gereja San Vitale, di Ravena, Italia Utara. Kapel ini semula dimaksudkan untuk
mausoleum Karel Agung

Periode Abad Gelap

Selama abad gelap, di Eropa Barat tidak ada gaya khas yang berkembang. Mundurnya peradaban
Romawi berakibat pada melemahnya upaya pengembangan gaya arsitektur orisinal. Kaum barbar,
baik Jerman, Slav, maupun Finno-Ugria, paling banter hanya bisa membuat imitasi gaya arsitektur
Romawi Barat yang tengah merosot itu.

Periode Romanesque
Istilah ini mengacu pada seni yang berkembang di Eropa barat dari sekitar tahun 1000 hingga 1200.
Gereja-gereja yang dibangun dengan gaya baru di segala penjuru Eropa barat mengingatkan kembali
pada basilika-basilika yang dibangun di Roma pada abad IV, V, dan VI. Itulah sebabnya maka gaya
baru ini disebut Romansque. Salah satu gereja gaya Romanesque yang terkenal adalah katedral Pisa,
yang selesai dibangun pada 1093. Contoh lain dari bangunan gaya Romanesque yang perlu dicatat
adalah gereja biara Cluny. Gereja ini diresmikan pada 1131. Gereja Cluny merupakan gereja yanh
sangat besar dan megah.

Arsitektur Gothik

Istilah gothik mengacu pada seni arsitektur, lukis, dan pahat tiga abad terakhir zaman
pertengahan. Istilah ini berasal dari para penulis akhir Abad Pertengahan yang lebih menaruh
perhatian pada kebudayaan Yunani-Romawi daripada kebudayaan abad pertengahan sendiri.
Arsitektur gothik adalah kreasi para genius abad pertengahan. Sebagai gaya dalam seni, gaya Gothik
ini adalah lebih baik jika diperbandingkan dengan gaya-gaya lainnya. Pengaruh arsitektur Gothik lebih
luas daripada gaya Romanesque. Perbedaan utama antara gaya ini adalah bahwa gaya Gothik serba
lancip, sedangkan Romanesque serba bundar. Arsitektur Gothik pertama-tama berkembang di
Prancis tengah, terutama di daerah sekitar Paris. Abad XIII merupakan puncak perkembangan
arsitektur Gothik . selama masa pemerintahan Raja Louis IX (1226-1270) bermunculanlah karya-karya
besar seperti katedral-katedral di Reims, Amiens, Paris, Beauvais, dan yang terbagus adalah katedral
Sainte Chapelle, yang berhadapan dengan Notre Dame di Paris. Meskipun arsitektur Gothik pada
mulanya muncul di sekitar Paris, ini tidak berarti bahwa gaya ini semata-mata milik Prancis. Arsitektur
ini tetap dianggap sebagai hasil dari semangat Kristianitas, karena kristen merupakan agama yang
merambah seluruh kawasan Eropa barat.
Dekorasi Gothik

Ide-ide Gothik bukan hanya tampak pada gaya arsitektur, tetapi juga pada dekorasi seni patung, lukis,
hiasan, serta pada setiap bentuk seni kerajinan, termasuk kerajinan yang terbuat dari besi. Motif atau
corak dekorasi yang mengandung pesan ajaran kristen. Telah lama gereja menampakkan imaji-imaji
tentang Allah Bapa, Kristus, Perawan Maria, para tokoh suci serta malaikat. Penampakan imaji-imaji
itu dimaksudkan untuk mendorong semangat keagamaan umat Kristen.

Seni Pahat: Romanesque dan Gothik

Pahatan menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus serta para santo banyak
dijumpai di gereja-gereja. Selama masa Romanesque penggambaran peristiwa-peristiwa tersebut
kurang tampak hidup. Hasilnya, seni pahat Romanesque tidak tampak naturalistik. Lain halnya
dengan para pemahat Gothik. Sebelum memahat, mereka pahat secara cermat dan naturalistik.
Mereka amati kedetilan lekuk-lekuk anatominya. Barulah mereka mulai memahat. Satu hal yang khas
dalam seni pahat Gothik adalah penampilannya yang kaku.

Seni Lukis

Tembok yang rata biasnya dihiasi dengan fresco gambar yang dilukis dengan air kapur berwarna
yang dipakai pada gips yang basah, sesuai dengan sketsa karbon yang telah dirancang. Bentuk
lukisan terbaik sebelum tahun 1300 adalah karya para miniaturis. Para miniaturis Irlandia terkenal
sebagai ilustator yang piawai, yang membuat hiasan-hiasan yang begitu indah dan kompleks pada
buku-buku para biarawan. Karya-karya mereka mencapai puncak perkembangannya selama periode
Gothik.

Seni Lukis Italia

Karena gaya Gothik merupakan produk Eropa utara, pengaruhnya tidak begitu kuat di Italia. Para
seniman Italia cenderung tetap mempertahankan metode-metode dan konsepsi-konsepsi lama, yang
disebut Greek (Yunani) atau Byzantine (Byzantium). Sama seperti para penganut naturalisme Gothik,
para seniman Italia pada mulanya juga lebih senang menciptakan lukisan-lukisan tentang alam,
seperti binatang, tumbuhan, bunga, dan sebagainya. Oleh karena itu ketika mereka harus membuat
lukisan tentang manusia, hasilnya tampak kaku, dan tidak riil. Dengan kata lain, mereka bersikap
tradisional. Para seniman Italia yang pertama-tama menunjukkan perubahan sikap terhadap
komposisi warna, anatomo, pencahayaan, bayangan, dan animasi adalah Cimabue (1302) dan
muridnya, Giotto (1336) mereka adalah seniman Florence (Firenze). Karya terbesar Giotto dapat kita
lihat di Arena Chapel katedral Padua dan Bardi Chapel Gereja Santa Croce di Florence. Para pelukis
sesudah Giotto cenderung sebagai epigon-epigonnya. Mereka hanya bisa mengikuti model-model
yang telah dirintis Giotto, tetapi tak mampu menandinginya.

Seni Pahat Italia

Seni pahat, seperti halnya seni lukis, mengalami serangkaian perubahanyang sangat berarti dalam
abad XIV. Sebelum tahun 1300, pahatan-pahatan yang menggambarkan manusi tampak kaku. Karya-
karya itu sebagian besar adalah hasil kerja para seniman penganut model Yunani. Ayah dan anaknya
yang bernama Niccola dan Giovanni Pisano menghasilkan pahatan-pahatan pada mimbar besar di
katedral-katedral di Pisa, Siena, dan Pistoia. Karya-karya ini sudah menunjukkan semangat Gothik.
Giotto, selaim pelukis, adalah juga pemahat. Pengaruhnya dalam dunia seni pahat tidak kalah
besarnya dengan pengaruhnya dalam dunia seni rupa. Ketenaranya antara lain karena karya-karya
pahatannya pada panel-panel rendah, yang ia rancang untuk menghiasi menara lonceng Gereja Santa
Maria dan Katedral Florence. Panel-panel karya Giotto tersebut tampak sederhana. Tetapi justru
karena itu, karya-karya tersebut mengundang banyak perhatian. Dan sejak saat itulah para pemahat
meninggalkan metode penggambaran yang serba semarak.

Seni Lukis Flanders

Di Eropa Utara, perintis inovasi dalam dynia seni Lukis adalah para seniman Flanders. Hubert dan Jan
van Eyck bersaudara menunjukkan inovasi itu pada karya-karya miniatur mereka yang menjadi
ilustrasi pada buku-buku agama. Inovasi lainnya yang dipelopori Van Eyck bersaudara ini adalah
penggunaan cat minyak dalam melukis. Kapan tepatnya perintisan inovasi ini dimulai sebenarnya
masih kabur. Setelah Van Eyck bersaudara, pelukis lainnya yang perlu dicatat adlah Rogier van der
Weyden (1464). Ia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menggambarkan insiden-insiden
dramatis, dan mampu membangkitkan emosi yang pedih. Seniman lukis Flanders lainnya lagi yang
perlu dicatat adalah Hans Memling (1494. Ia berasal dari Bruges. Ciri khas dari karyanya adlah
sentuhan yang halus dan sentimentil.

Seni Pahat Flanders

Seni pahat Flanders, seperti halnya seni lukisnya, mencapai puncak perkembangannya pada awal
abad XV. Ciri khas yang menonjol yang dapat kita amati dalam karya-karya besar yang ada adalah
mencuatnya gagasan-gagasan naturalisme, idealisme religius, dan corak penderitaan yang pedih.
Seniman pahat Flanders yang terkemuka adalah Claus Sluter, yang berkerja pada istana Duke Philipe
di Burgundia. Sluter ditugasi untuk mendekorasi biara Carthuisan di Champmol, dekat Dijon, yang
dipersembahkan sebagai mausoleum para pangeran Burgandia.

Seni Musik Abad Pertengahan

Seperti halnya dengan seni lukis, pahat, dan arsitektur, seni musik abad pertengahan diabadikan
untuk gereja. Lagu-lagu dan tari-tarian rakyat sudah barang tentu tetap ada. Namun, karena sebagian
besar bukti karya-karya populer itu sudah lenyap, maka kita tidak dapat merekontruksikannya
dengan baik. Bahkan musik Yunani dam Romawi telah dilupakan orang. Kreasi seni seorang seniman
musik cenderung dilupakan begitu sang seniman tiada. Apalagi seni musik kuno, entah Yahudi, dan
Romawi, yidak tertulis, sehingga cepat hilang. Demikian jugalah seni musik populer atau seni musik
rakyat abad pertengahan. Meskipun begitu kita tidak boleh berasumsi bahwa abad pertengahan
tidak mengenal musik rakyat semacam itu, hanya kaarenaa bukti-bukti historis yang kita dapatkan
semata-mata berkaitan dengan musik gereja. Liturgi atau kebangkitan gereja banyak menggunakan
musik. Pada mulanya para pemimpin gereja tidak suka menggunakan musik dalam kebangkitan
keagamaan. Alasan utamanya adalah karena musik telah menjadi bagian dalam ritus-ritus kaum kafir,
pertunjukan-pertunjukan gladiator, maupun hiburan-hiburan tak bermorak dalam masyarakat kafir.
Namun, meski betapa kerasnya sikap para pemimpin gereja, secara perlahan-lahan musik
menyelinap masuk ke dalam gereja. Inovasi dalam seni musik banyak bermunculan saat puncak abad
pertengahan tiba. Guido dArezzo (1050) melengkapi sistem notasi yang telah dikembangkan pada
masa itu. Ia menggunakan lima garis paralel yang di atasnya terdapat not-not balok untuk menandai
pola titinada. Organ adalah alat musik yang paling penting dalam abad pertengahan. Alat musik ini
telah diketemukan jauh sebelumnya. Selain alat musik tiup, alat musik bersenar juga digunakan.
Oarang Yunani kuno telah mengenal alat musik bersenar yang disebut cithara. Alat ini dimainkan
dengan jari.
Begitu banyak aspek kehidupan akhir abad pertengahan yang menjadi sumber inspirasinya para
seniman Gothik. Dan begitu eratnya kaitan antara kreasi-kreasi kesenimanan mereka dengan apa
yang menjadi puncak-puncak peradaban Abad pertengahan, sehingga periode ini kemudian lazim
disebut Zaman Gothik

Anda mungkin juga menyukai