Anda di halaman 1dari 116

HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN TERHADAP

KUALITAS HIDUP PASIEN PENDERITA JANTUNG


KORONER

Proposal
Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :
MUHAMMAD GUNTUR NOVAL HIDAYAT
NIM : 30901800119

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis

(pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis (Naga, 2012). Pada

keadaan ini, arteri menyempit karena timbunan lemak dalam dinding pembuluh darah. Hal

ini bisa membuat aliran oksigen ke jantung terhambat dan menyebabkan angina, atau rasa

nyeri dan tidak nyaman di bagian dada. Apabila tidak diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan

penyakit jantung koroner (Savitri, 2016).

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang

paling umum terjadi 43% dari total kardiovaskuler dan menyebakan kematian tinggi secara

global. Angka kematian PJK di dunia sebanyak 7,4 juta jiwa dan terus mengalami

peningkatan (WHO, 2012).

Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular

(PTM) (63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh

penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian “dini”

tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara global PTM

penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler salah

satunya adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Pusdatin Kemenkes RI, 2014).

WHO mencatat pada tahun 2015 diperkirakan ada 17,2 juta kematian dari 58 juta

jiwa diseluruh dunia dimana 30% diakibatkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah

yang mengalami peningkatan yang pesat dari pada tahun 2005. Tercatat bahwa jenis

penyakit jantung yang banyak menyebabkan kematian adalah penyakit jantung koroner

yaitu sebanyak 44% (Syailandira, 2015). Dalam buku Notoatmodjo tahun 2011

mengungkapkan bahwa di Amerika jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai lebih dari
3

500.000 jiwa setiap tahunnya. Selain itu, dari hasil berbagai penelitian mengungkapkan

bahwa penderita PJK mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Notoatmodjo, 2011).

Menurut data Riskesdas tahun 2013 di Indonesia prevalensi PJK berdasarkan wawancara

yang didiagnosis dokter sebesar 0,5% atau sekitar 883.447 penderita dan berdasarkan yang

didiagnosis dokter dengan gejala yang mirip penyakit jantung adalah 1,5% atau sekitar

2.650.340 penderita. Prevalensi PJK juga meningkat seiring dengan bertambahnya umur,

tertinggi pada kelompok usia 65-74 tahun yaitu 2% atau sekitar 170.398 penderita untuk

yang didiagnosis dokter, dan 3,6% atau sekitar 306.716 penderita untuk yang didiagnosis

dokter dengan gejala yang mirip penyakit jantung. Dan mengalami sedikit penurunan pada

kelompok usia ≥75 tahun yaitu 1,7% atau sekitar 68.147 penderita yang didiagnosis dokter,

dan 3,2% atau sekitar 128.276 yang didiagnosis dokter dengan gejala yang mirip penyakit

jantung (Riskesdas, 2013).

Untuk provinsi Jawa Tengah berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, penderita

penyakit jantung koroner menduduki urutan kedua dengan estimasi jumlah penderita

sebanyak 2.752 orang berdasarkan yang didiagnosis dokter dengan gejala yang mirip

penyakit jantung (Riskesdas, 2018). Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan di jawa

tengah didapatkan data penderita dengan diagnosis penyakit jantung koroner asli

penduduk setempat pada tahun 2018 yaitu sebanyak 1296 penderita. (rikesda, 2018).

Puskesmas Madiun memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 6 Desa yaitu Desa

Sumberejo, Desa Banjarsari, Desa Nglames, Desa Tiron, Desa Gunungsari, dan Desa Bagi.

Berdasarkan data penderita jantung koroner dari Puskesmas Madiun pada tahun 2017 data

penderita di Desa Sumberejo adalah 6 penderita, di Desa Banjarsari adalah 11 penderita, di

Desa Nglames adalah 12 penderita, di Desa Tiron adalah 25 penderita, di Desa Gunungsari

adalah 6 penderita, dan di Desa Bagi adalah 9 penderita. Selain dari wilayah kerja

Puskesmas Madiun terdapat penderita dari desa lain yang berobat di Puskesmas Madiun
4

yaitu dari Desa Kajang 1 penderita, dan dari Desa Dempelan 1 penderita (Puskesmas

Madiun, 2017).
5

Beberapa ahli sudah mendefinisikan tentang apa itu remaja dan siapa

itu remaja. Menurut Sarlito (2012) bahwa hukum di Indonesia sendiri, pada

hukum perdata sudah memberikan batasan usia 21 tahun (asalkan sudah

menikah dan kurang dari umur tersebut) untuk bisa dikatakan bahwa

seseorang sudah dewasa (pasal 330 KUH perdata). Remaja juga mempunyai

permasalahan yang dapat menjadikan dirinya menjadi lebih dewasa, tetapi

remaja juga dapat terjerumus pada permasalahan yang negative. Selain

permasalahan yang negative ada juga perubahan yang terjadi pada diri remaja

yaitu perubahan emosi. Perubahan emosi pada remaja bisa memicu perasaan

emosi menjadi naik turun sehingga bisa menyebabkan perasaan yang tidak

terkontrol pada diri remaja (Wong, 2009).

Perubahan-perubahan yang sudah dialami pada remaja ialah sumber

dari perkembangan harga diri seseorang, harga diri individu dapat berubah

sesuai dengan perkembangan atau kemajuan zaman, pada masa ini seseorang

dapat mengakui dan menyadari antara kemampuan dan pengakuan sosial

(Purnomo, 2005).

Harga diri merupakan gambaran seseorang terhadap dirinya sendiri,

penilaian individu terhadap dirinya sendiri sebagai respon kepada oranglain

terhadap penghargaan dan, peneriman, penghormatan dan perhatian yang

menunjukkan bahwa dirinya berharga, disayangi, dicintai, dikasihi, berarti,

berhasil dan berguuna terhadap orang lain (Sunaryo,2014; Budi, 1997; Stuart,

2011). Seorang remaja akan mengalami penurunan harga diri pada masa

peralihannya (Wong, 2009; Soetjiningsih, 2004). Pada masa ini akan semakin
6

mengakui bahwa pengakuan dari orang lain yang lebih dewasa dan

pengakuan dari teman sebayanya sangat berarti untuk individu tersebut

(Wong, 2009).

Remaja adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai banyak

permasalahan dalam menghadapi kehidupan. Permasalahan yang dihadapi

remaja cukup luas dan bervariasi, remaja bisa mengakses berbagai informasi.

Lalu mereka akan mempraktekan informasi yang telah didapat dalam

kehidupan sehari-hari, seperti informasi positif maupun negatif. Informasi

negatif yang di dapatkan adalah merokok, tawuran, perilaku bullying dan

penyalahgunaan obat – obatan. permasalahan tersebut dapat terjadi lama dan

singkat (Depkes, 2013).

Perilaku merokok merupakan perilaku seseorang yang sangat tidak

baik yang dilihat dari sudut pandang baik untuk diri sendiri dan orang lain

(Aula, 2010, dalam Fikriyah, samrotul, dan febrijanto, 2012, hlm. 100).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, proporsi

penduduk umur > 15 tahun yang merokok cenderung meningkat, berdasarkan

Riskesdas 2007 sebesar 34,2%, Riskesdas 2010 sebesar 34,7%, & Riskesdas

2013 menjadi 36,3%. Sedangkan perokok di Indonesia meningkat dan

menempati peringkat kedua di dunia mencapai 57%. Perokok di Indonesia

tidak hanya di kalangan dewasa saja, namun kalangan remaja juga ada. Usia

remaja di Sekolah Menengah Atas (SMA) dilaporkan ada peningkatan

perilaku merokok dari 34,2% menjadi 36,3% (Riskesdas, 2013). Sedangkan

perokok di Provinsi Jawa Tengah mencapai 62,7% yang menempati peringkat

ke-5 dari prevalensi perokok tertinggi di Indonesia. (Riskesdas, 2013).


7

Jumlah perokok di dunia mencapai 2,8 miliar orang, dimana setiap

tahun ada 5 juta orang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok

(WHO, 2015). Sedangkan di Jawa Tengah persentase penduduk umur 10

tahun ke atas merokok tiap hari 24,3%. Prevalensi perokok saat ini adalah

30,7% dengan rata-rata jumlah rokok yang dihisap 8,9 batang per hari. Usia

merokok tiap hari yaitu pada rentang usia 15-19 tahun. Penduduk yang

merokok, 83,8% dan merokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah

tangga. (RIKERDAS, 2009).

Dari keterangan-keterangan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kebiasaan

Merokok Remaja laki-laki kelas viii di SMP Negeri 3 Demak”

B. Perumusan Masalah
Masalah penelitian yang dapat diangkat berdasarkan latar belakang

tersebut adalah adakah hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok

remaja?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Harga

Diri Dengan Kebiasaan Merokok Remaja?

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik remaja laki-laki perokok di kelas VIII

SMP 3 Demak

b. Mengidentifikasi harga diri terhadap kebiasaan merokok remaja

c. Mengidentifikasi kebiasaan merokok remaja


8

d. Menganalisis hubungan antara harga diri terhadap kebiasaan

merokok remaja

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan peneliti dan sekaligus

dapat membuktikan adakah hubungan anatara harga diri dengan

kebiasaan merokok remaja

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan


Hasil penelitian dapat memberikan suatu kontribusi terhadap

perkembangan ilmu keperawatan jiwa agar dapat berguna dalam

menunjang penilitian keperawatan jiwa yang selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan kepada

masyarakat terkait dengan harga diri yang berpengaruh terhadap

kebiasaan merokok remaja.


9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Harga Diri (Self esteem)

a. Pengertian harga diri (Self Esteem)

Harga diri yang merupakan penilaian pribadi dari kelayakan

berkaitan dengan kasih sayang positif. Subyek yang tinggi dalam

harga diri, dibandingkan dengan subjek rendah dalam harga diri

ditemukan lebih tegas, fleksibel dan imajinatif dan mampu

menemukan solusi asli untuk masalah (Pervin, 1993).

Harga diri adalah konsep yang terkait dengan kesehatan mental

individu dan merupakan bagian penting dari keseluruhan

kesejahteraan seseorang, pada gilirannya, harus dikaitkan dengan

indikator umum kesejahteraan lainnya seperti kasih sayang positif

dan negatif. Kasih sayang positif mewakili sejauh mana seorang

individu mengalami keterlibatan yang menyenangkan dengan

lingkungan sedangkan kasih sayang negatif yang tinggi

dilambangkan oleh penderitaan subjektif dan keterlibatan yang tidak

menyenangkan (Watson & Clark, 1984). Watson, Wiese, Vaidya dan

Tellegen (1999) menyatakan bahwa afeksi positif dan afeksi negatif

didefinisikan oleh aktivasi efek valensi positif dan negatif masing-

masing (yaitu. Ujung bawah setiap dimensi ditandai oleh

ketiadaannya).

10
11

Harga diri ialah sudut pandang terhadap diri sendiri entah itu

positif ataupun negatif. Dengan kata lain harga-diri ialah bagaimana

individu menggambarkan dirinya sendiri. (Rosenberg,1965). Harga

diri juga dapat berhubungan dengan dimensi spesifik, seperti

kemampuan akademik, kecakapan sosial, penampilan fisik, atau

harga diri kolektif, yaitu evaluasi akan kebernilaian suatu kelompok,

dimana seseorang menjadi anggotanya. Termasuk dalam harga-diri

kolektif ini adalah kelompok etnis atau kelompok agama.

Harga diri ialah penilaian tentang ideal diri seseorang dengan

kenyataan yang didapat secara spesifik. Menurut Santrock harga diri

seseorang merupakan suatu evaluasi diri terhadap dirinya sendiri

baik positif maupun negatif. Penilaian terhadap diri sendiri tersebut

terlihat dari keberadaan atau keberartian dirinya. Dalam evaluasi ini

akan memperlihatkan terhadap seseorang individu bahwa dia mau

menerima dirinya atu tidak (Ariesandi Setyono, 2011).

Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

harga diri adalah suatu penilain untuk diri sendiri yang dapat

mencerminkan bagaimana sikap yang terlihat menolak atau

menerima yang dapat menunjukkan bahwa individu tersebut

mampu,penting, berhasil dan berharga.

b. Karakteristik Self-Esteem

Menurut Coopersmith (dalam efsa 2014), terdapat beberapa

karakteristik individu yang berhubungan dengan self esteem yaitu,


12

1) Physical attribute

Karakteristik ini berhubungan dengan kondisi fisik yang

dimiliki oleh seseorang. Bagaimana seorang individu

memandang dan mengahrgai kondisi fisik yang ada pada

dirinya. Kondisi fisik yang dibahas di sini diantaranya seperti,

tinggi badan, berat badan, warna kulit, dan lain-lain.

2) General capacities, ability, and performance

Karakteristik ini berhubungan dengan kemampuan dan

prestasi individu secara umum. Apakah seorang individu

menghargai prestasi dan kemampuan dirinya atau tidak.

3) Affective state

Karakteristik ini berhubungan dengan kebahagiaan,

kemampuan afeksi, dan kepuasan terhadap diri sendiri. Individu

dengan penilaian diri yang rendah biasanya memiliki

ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan diri, sedangkan individu

dengan penilaian diri yang tinggi memiliki kepercayaan diri

yang positif dan lebih ekspresif.

4) Self values

Karakteristik ini berhubungan dengan bagaimana seorang

individu menilai keberhargaan dirinya seseuai dengan nilai yang

berlaku dan ideal self yang dimilikinya.


13

c. Tingkatan Harga Diri

Menurut Coopersmith (1967) mengulas karakteristik umum

yang tampak pada individu dengan berbagai tingkat self-esteem,

yaitu sebagai berikut:

1) Tingkat self esteem tinggi

Individu yang memiliki self-esteem tinggi akan puas

dengan karakter dan kemampuan dirinya yang ditandai dengan

self-evaluation yang positif sehingga memiliki self-image yang

positif, mampu menerima masukan dari lingkungannya, dapat

melakukan evaluasi secara positif serta memiliki self worth yang

positif dan mampu mengoptimalkan dan mengendalikan self

worth yang dimilikinya (Coopersmith, 1967).

2) Tingkat self esteem sedang

Tingkat self esteem rendah individu dengan self-esteem

rendah adalah individu yang hilang kepercayaan dirinya dan

tidak mampu menilai kemampuan dan atribut-atribut dalam

dirinya (Coopersmith, 1967:71).

d. Aspek-aspek dalam harga diri

Aspek-aspek dalam harga diri menurut Coopersmith (dalam

Andarini, Susandri, dan Rosiana 2012) ada empat aspek yaitu :

1) Power (kekuasaan) adalah suatu kemampuan yang dimiliki

untuk mengatur tingkah laku diri sendiri maupun orang lain.

2) Signifiance (keberartian) adalah suatu kepedulian, perhatian dan

afeksi atau respon seorang individu terhadap orang lain , hal


14

tersebut merupakan suatu penghargaan oranglain terhadap

penerimaan dalam popularitasnya.

3) Virtue (kebajikan) adalah suatu ketaatan dalam mengikuti

etika,moral, dan prinsip prinsip keagamaan untuk menjauhi

peraturan yang dilarang maupun peraturan yang diperbolehkan

di dalam suatu agama yang ditandai dengan ketaatan.

4) Competence (kemampuan) adalah suatu keadaan sukses atau

keberhasilan yang ditandai seseorang individu tersebut dapat

memperoleh prestasi atau pekrjaan yang baik.

2. Kebiasaan Merokok Remaja

a. Definisi

Merokok adalah perilaku seseorang yang berbahaya untuk

kesehatan. Karena menurut badan kesehatan dunia (WHO) rokok

adalah zat adiktif yang mempunyai kandungan kurang lebih 4000

elemen, dimana 200 elemen didalamnya berbahaya untuk kesehatan

(Abadi, 2005, dalam Kumboyono. 2010. hlm. 2). Definisi merokok

juga dikemukakan oleh Armstrong (2007) adalah, menghisap asap ke

dalam tubuh lalu menghebuskannya keluar. Perilaku merokok adalah

perilaku seseorang yang sangat merugikan yang dilihat dari sudut

pandang baik untuk diri sendiri dan orang lain (Aula, 2010, dalam

Fikriyah, samrotul, dan febrijanto, 2012, hlm. 100).


15

b. Tahap-Tahap Remaja Merokok

1) Tahap Prefatory, timbulnya keinginan untuk merokok karena

seseorang mendapatkan suatu gambaran yang menyenangkan

dengan cara mendengar, melihat, dan membaca.

2) Tahap Imitation, tahapan individu sedang memulai mencoba

untuk merokok.

3) Tahap Becoming a Smoker, kecenderungan menjadi perokok

apabila individu mulai merokok sebanyak empat batang dalam

sehari.

4) Tahap Maintenance of Smoking, pada tahap ini merokok sudah

menjadi pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan

untuk mendapatkan efek psikologis yang menyenangkan

(Clearly, 2000).

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi remaja merokok

Menurut Mu’tadin (2002) ada beberapa faktor mengapa remaja

merokok, diantaranya:

1) Pengaruh pola asuh orang tua

Apabila orang tua yang menjadi contoh maka pengaruh

merokok akan lebih kuat. Individu yang berasal dari keluarga

yang tidak bahagia dan orang tuanya tidak memperhatikannya

maka akan mudah sekali terlibat dengan rokok dibanding

individu yang berasal dari keluarga yang bahagia.


16

2) Pengaruh Teman

Masa remaja adalah masa dimana mudah sekali

terpengaruh oleh teman tentang hal yang baru. Semakin banyak

remaja yang mempunyai teman perokok kemungkinan besar

individu tersebut juga perokok.

3) Faktor Kepribadian

Alasan remaja merokok adalah karena adanya rasa ingin

tahu yang tinggi sehingga menyebabkan keinginan untuk

merokok. Konformitas sosial adalah sifat kepribadian yang

bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok).

4) Pengaruh Iklan

Remaja selalu mengikuti perilaku yang ada diiklan karena

melihat di media massa maupun elektronik yang banyak

menampilkan gambar bahwa perokok adalah lambang

kejantanan.

d. Jenis-Jenis rokok

Menurut Mubarok (2012) mengatakan bahwa jenis-jenis rokok

berdasarkan berikut :

1) Jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus

a) Klobot: rokok bahan pembungkusnya merupakan kulit

jagung.

b) Kawung: rokok bahan pembungkusnya merupakan daun

aren.
17

c) Sigaret: rokok bahan pembungkusnya merupakan kertas.

d) Cerutu: rokok bahan pembungkusnya merupakan daun

tembakau.

2) Rokok berdasarkan bahan baku atau isi

a) Rokok putih: rokok yang bahan utama pembuatannya

merupakan daun tembakau yang dicampuri saus.

b) Rokok kretek: rokok yang bahan utama pembuatannya

merupakan daun tembakau dan cengkeh yang dicampuri

saus.

c) Rokok klembak: rokok yang bahan utama pembuatannya

merupakan daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang

dicampuri saus.

3) Rokok berdasarkan proses pembuatannya

a) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang pembuatannya

dengan cara dilinting dengan tangan.

b) Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang pembuatannya

menggunakan mesin. Caranya, bahan-bahan rokok

dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok.

e. Bahaya Merokok

Menurut Mubarok (2012) rokok membuat penikmatnya

menderita banyak penyakit. Berdasarkan penelitian, rokok bisa

menyebabkan gangguan pernapasan, batuk kering, sampai nyeri pada

paru-paru. Selain itu, rokok juga bisa menyebebkan sakit paru-paru,


18

serangan jantung, stroke, kanker, impotensi, dan gangguan

kehamilan.

1) Penyakit jantung

Rokok menyebabkan pengerasan pada pembuluh darah.

Kondisi ini adalah penggumpalan zat lemak di pembuluh darah,

lemak dan plak menyumbat aliran darah dan membuat

penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penyakit

jantung.

2) Penyakit paru

Penyakit paru-paru ini bisa menjadi buruk dan bertambah

buruk dari waktu ke waktu sampai meninggal. Orang-orang usia

40 tahun bisa mendapatkan emfisema atau bronkitis, tapi gejala

biasanya akan lebih buruk di kemudian hari, menurut American

Cancer Society.

3) Kanker paru dan kanker lainnya

Kanker paru2 sudah lama dikaitkan dengan bahaya rokok,

yang juga menyebabkan kanker lain seperti dari mulut, kotak

suara atau laring, tenggorokan dan kerongkongan. Merokok

dikaitkan dengan kanker ginjal, kandung kemih, perut pankreas,

leher rahim dan kanker darah (leukemia).

4) Diabetes

Merokok membuat resiko terjadinya diabetes, menurut

Cleveland Clinic. Rokok juga dapat naik menyebabkan


19

komplikasi dari diabetes, seperti penyakit mata, penyakit

jantung, stroke, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal dan

masalah kaki.

5) Merokok Mempengaruhi Mental Seseorang

Nikotin adalah zat adiktif yang memberikan efek

kecanduan akan mempengaruhi kinerja otak. Pengaruh kinerja

otak ini akan senantiasa mempengaruhi mental individu dengan

mengubah cara individu untuk bertindak. Perubahan cara

berpikir ini dapat menjadi perubahan yang tetap.

6) Merokok Memicu Perubahan Perilaku

Dopamin adalah zat yang terkandung dalam rokok akan

dirasakan efek peningkatannya oleh sebagian besar indiivu yang

merokok sebagai suatu rasa kesenangan pada saat merokok. Hal

ini akan memicu perubahan perilaku individu untuk terus

menghisap rokok agar kesenangan bisa terus dirasakan.

7) Merokok (tidak) Membuat Lebih Tenang

Efek dari dopamin hanya memberikan efek kesenangan

yang bersifat sementara. Hanya dalam beberapa jam saja setelah

merokok individu dapat merasakan stres akibat keinginannya

untuk merokok kembali. rasa stres yang dirasakan pada saat

ingin merokok lebih besar daripada rasa tenang yang dirasakan

saat merokok.  Bila orang mengatakan bahwa merokok

merupakan strategi stres, maka itu adalah sebuah kiasan saja.


20

8) Merokok Menyebabkan Gejala Depresi

Deperesi ialah sakit jiwa yang disebabkan oleh beberapa

faktor seperti lingkungan sosial, kesehatan dan keturunan.

individu yang mengalami depresi lalu melampiaskannya untuk

merokok dapat membuat individu mengalami gejala depresi

yang lebih tinggi. Sudah ditemukan bahwa seseorang yang

merokok dapat berpotensi besar mengalami depresi.


21

B. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga diri: Tingkatan harga diri: Aspek-askpek harga diri:
a. Orang-orang yang berarti atau a. Harga diri tinggi a. Power (kekuasaan)
b. Signifiance (keberartian)
penting b. Harga diri sedang
c. Virtue (kebajikan)
b. Harapan akan peran sosial c. Harga diri rendah d. Competence (kemampuan)
c. Gaya cara mengatasi masalah

Harga diri (self esteem)

Kebisaan merokok

Bahaya merokok :
1. Merokok Mempengaruhi
Mental Seseorang
2. Merokok Memicu
Perubahan Perilaku
3. Merokok (tidak) Membuat
Lebih Tenang
4. Merokok Menyebabkan
Gejala Depresi

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Keterangan :

: tidak diteliti
: diteliti
22

C. Hipotesa

Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian. Hipotesis

untuk menjadi patokan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam

penelitian (Notoatmojo, 2010).

Hipotesa pada penelitian adalah sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok pada

remaja kelas VIII di SMP Negeri 3 Demak.

Ho : Tidak ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok

pada remaja kelas VIII di SMP Negeri 3 Demak.


i

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Harga Diri Kebiasaan merokok

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah sifat yang akan diukur yang memiliki nilai yang

bervariasi antara objek satu ke objek lainnya. (Riyanto, 2011).

1. Variabel Bebas

Penelitian ini variabel bebasnya adalah harga diri.

2. Variabel terikat

Penelitian ini variable terikatnya adalah kebiasaan merokok.

C. Jenis Dan Desain Penelitian

Desain penelitian ini ialah analitik observasional, dimana peneliti

mencari hubungan antar variabel (Nursalam, 2013). Adapun bentuk penelitian

ini ialah kuantitatif dan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana

proses pengukuran variabel dilakukan secara bersamaan. (Notoatmodjo,

2012).
ii

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi yaitu semua objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu peneliti untuk ditetapkan

di pelajari dan di tarik kesimpulan. (Sugiyono, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua dari siswa laki-laki

kelas VII di SMP Negeri 3 Demak.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti yang sudah mencakup seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel saya

menggunakan total sampling.

a. Kriteria inklusi

1) Siswa SMP Negeri 3 Demak

2) Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Demak

3) Siswa yang kooperatif atau mau memberikan respon ketika akan

dilakukan penelitian

b. Kriteria eksklusi

1) Cacat pada salah satu anggota badan, dan memungkinkan tidak

bisa mengisi kuesioner

2) Tidak berangkat saat dilakukan penelitian

3) Siswa SMP Negeri 3 Demak yang bukan kelas VIII

4) Siswa yang tidak sekolah di SMP Negeri 3 Demak


iii

E. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Demak pada bulan September

2018 sampai November 2018. Peneliti memilih tempat ini karena dianggap

mampu mewakili karakteristik responden yang dibutuhkan dalam penelitian

ini.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan pengukuran secara teliti terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2009).

Tabel 3.1. Definisi Operasional


N Definisi Skala
Variabel Cara ukur Hasil ukur
o operasional ukur
1. Variabel Suatu penilaian Menggunakan Skor tertinggi Nominal
bebas : terhadap dirinya kuesioner adalah 10 dan
harga diri sendiri, yang dengan 10 terendah 0
dapat pernyataan Skor
mencerminkan dengan cara selanjutnya
sikap penerimaan ukur dikategorikan
atau penolakan menggunakan menjadi
dan dapat skala gutman, Tinggi : ≥ rata-
menunjukkan dengan skor rata
seberapa jauh jawaban : Rendah : <
individu percaya 1. Tidak rata-rata
bahwa dirinya (skor 0) Atau jika skor
bisa atau mampu, Ya (skor 1) ≥ harga diri
penting, berhasil tinggi
dan berharga < 5 harga diri
rendah
2. Variabel Merokok adalah Diukur Skor kebiasaan Ordinal
terikat: suatu hal yang menggunakan merokok
Kebiasaan berbahaya bagi kuisioner yang dengan nilai
merokok kesehatan tubuh. terdiri dari 10 tertinggi 40.
iv

Karena menurut pertanyaan Penilaian :


badan kesehatan tentang 1.tidak
dunia (WHO) kebiasaan merokok bila
rokok adalah zat merokok dengan skor: 0-10
adiktif yang kriteria skor : 2.perokok
memiliki -selalu : 4 ringan jika
kandungan kurang -sering : 3 skor: 11-20
lebih 4000 -jarang : 2 3.perokok
elemen, dimana -tidak pernah : 1 sedang jika
200 elemen skor: 21-30
didalamnya 4.perokok berat
berbahaya bagi jika skor: 31-40
kesehatan.

G. Instrumen/Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner yang berisi

beberapa pernyataan. Terdiri dari 2 kuesioner yaitu :

1. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan

yaitu :

a. Kuesioner A, berisi mengenai Harga Diri siswa SMP. Peneliti

mengambil kuesioner dari skripsi Aghaina Zahara Fakultas Ilmu

Keperawatan UNISSULA tahun 2015 yang diambil dari teori

Gutman. kuesioner terdiri dari 10 pernyataan dengan cara ukur

jawaban Tidak dan Ya. Skor tertinggi 10 dan terendah 0.

Pengkategorian yang dilakukan adalah tinggi dan rendah.

b. Kuesioner B, berisi mengenai Kebiasaan Merokok. Peneliti

mengambil kuesioner dari skripsi (Mukti,2015). Terdiri dari 10

pertanyaan dengan cara ukur selalu, sering, jarang, tidak pernah.

Selalu : 4, sering : 3, jarang : 2, tidak pernah : 1.


v

c. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur baik dan buruknya

suatu pengukuran dan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian

(Notoatmojo, 2010). Dalam perhitungan uji validitas akan dilakukan

dengan menggunakan sebuah program Komputer yaitu SPSS

(Statistical package for social science). Peneliti tidak melakukan uji

validitas jika kuesioner yang digunakan peneliti sudah baku/sudah

valid. Pada kuesioner kebiasaan merokok sudah dilakukan uji

validitas/reabilitas oleh peneliti sebelumnya dengan hasil r hitung

lebih besar dari r table yaitu (0,757) berarti valid.

d. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah uji yang akan dilakukan untuk mengetahui

instrument penelitian tersebut apakah telah reabel atau tidak

(Notoatmojo, 2010). Perhitungan dalam uji reabilitas adalah

menggunakan prgram dari Komputer yaitu SPSS (Statistical package

for social science). Maka seorang peneliti tidak perlu melakukan uji

reabilitas jika kuesioner yang digunakan sudah reabel.

H. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan

dengan pengisian kuesioner oleh responden mengenai pola asuh orang tua

dan kebiasaan merokok. Langkah-langkah pengumpulan data yaitu sebagai

berikut:
vi

1. Peneliti membuat surat izin survey pendahuluan untuk pihak akademik

SMP 3 Demak.

2. Peneliti mendapatkan surat izin survey pendahuluan kemudian

melakukan survey pendahuluan dengan beberapa siswa laki-laki di SMP

3 Demak.

3. Setelah melakukan survey pendahuluan kemudian melakukan

penyusunan proposal dan melakukan bimbingan dengan pembimbing.

4. Peneliti mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan ujian proposal

dari pembimbing.

5. Peneliti melaksanakan ujian proposal dan dinyatakan telah lolos uji etik

dan diperbolehkan untuk melaksanakan penelitian.

6. Peneliti membuat surat izin penelitian untuk pihak di SMP 3 Demak.

7. Setelah mendapatkan surat izin penelitian selanjutnya peneliti melakukan

penelitian di SMP 3 Demak. Penelitian dilakukan dengan cara

membagikan informed consent dan kuesioner kepada para siswa laki-laki

di kelas VIII sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan

didampingi oleh Bapak/Ibu guru.

8. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tata cara mengisi

kuesioner dan identitas responden. Pengisian identitas hanya

menggunakan inisial hal ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan data

responden.

9. Peneliti melakukan pengumpulan kuesioner yang telah diisi oleh

responden dan melakukan pengolahan data menggunakan SPSS.


vii

10. Penyusunan BAB IV (hasil penelitian), BAB V (pembahasan) dan BAB

VI (penutup).

I. Analisa Data

Pengolahan data meliputi :

1. Editing (pemeriksaan data)

Editing yaitu cara untuk mengkoreksi daftar pernyataan yang telah

dikumpulkan oleh responden. Tujuan dari editing adalah untuk

mengurangi kekurangan yang ada dalam daftar pernyataan.

2. Coding (pemeriksaan kode)

Coding yaitu proses mengklarifikasikan jawaban dari responden ke

dalam kategori.

3. Scoring (pemberian skor)

Scoring yaitu proses penilaian terhadap item – item yang perlu

diberikan penilaian.

4. Tabulating (penyusunan data)

Tabulating merupakan proses untuk membuat tabel. Jawaban

pernyataan dari responden selanjutnya diberi kode dan dimasukkan ke

dalam tabel (Setiawan & Saryono, 2010).

Selanjutnya proses menganalisa data, sehingga dapat ditarik sebuah

kesimpulan. Proses analisa data menggunakan SPSS yaitu :

a. Analisa univariat

Analisa bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara dua variabel. Analisa data yang digunakan adalah uji Mann-
viii

whitney. Analisa univariat dilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik responden

seperti nama, umur, jenis kelamin. Variabel yang dianalisa yaitu

harga diri dan kebiasaan merokok pada remaja.

b. Analisa bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara dua variabel. Analisa data yang digunakan yaitu uji Mann-

whitney.

J. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian meliputi :

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Informed consent ialah lembar persetujuan untuk menjadi

responden yang berisi tentang setuju atau tidaknya seseorang untuk

menjadi responden. Tujuan adanya informed consent adalah untuk

memberitahukan kepada responden tujuan dan dampak dari penelitian

yang sedang dilakukan. Apabila responden setuju maka wajib

menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity ialah pengisian identitas hanya dengan nama insial.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Dalam sebuah penelitian identitas responden dan informasi yang

telah diberikan wajib dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.


ix
x
i

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KEBIASAAN


MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI KELAS VIII
DI SMP NEGERI DEMAK

Skripsi
Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :
SILA NANDA SEPTIAN
NIM : 30901501981

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019

i
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

iii
iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

iv
v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

v
vi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Skripsi, Febuari 2019

ASBTRAK
Sila Nanda Septian
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KEBIASAAN
MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS VIII DI SMP
NEGERI DEMAK
42 halaman + 5 tabel + 2 gambar + 11 lampiran + xiii

Latar belakang: Harga diri adalah gambaran diri seseorang. Sementara Perilaku
merokok merupakan perilaku seseorang yang sangat tidak baik yang dilihat dari
sudut pandang baik untuk diri sendiri dan orang lain. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dengan
kebiasaan merokok.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis survei analitik dengan studi cross sectional
penggumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 108
responden dengan teknik total sampling, data yang diperoleh dan di olah secara
statistik dengan menggunakan mann whitney.
Hasil : Hasil didapatkan bahwa ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan
merokok pada remaja, dengan hasil nilai p value = 0,013 yang berarti lebih kecil
dari 0,05 (p<0,05).

Simpulan : Ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok pada
siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Demak, dengan hasil nilai p value =
0,013 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p<0,05).

Kata kunci : Self esteem, Kebiasaan merokok


Daftar pustaka : 33 (1992-2015)

vi
vii

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM


FACULTY OF NURSING SCIENCE
UNIVERSITY OF ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Thesis, february 2019

ABSTRACT

Sila Nanda Septian

RELATIONSHIP BETWEEN SELF-PRICE WITH THE SMOKING HABITS


OF STUDENTS IN CLASS VIII IN JUNIOR HIGH SCHOOL3 DEMAK
42 pages + 5 tablee + 2 pictures + 11 appendices + xiii

Background: Self-esteem is a picture of a person. While smoking is a person's


behavior that is not very good which is seen from the point of view both for
themselves and others. The results of previous studies indicate a significant
relationship between self-esteem and smoking habits.
Method: This study is an analytic type survey with a cross sectional study of data
collection using a questionnaire. The number of respondents was 108 respondents
with total sampling technique, data obtained and processed statistically using
Mann Whitney.
Results: The results showed that there is a relationship between self-esteem and
smoking habits in adolescents, with the results of the value of p value = 0.013
which means smaller than 0.05 (p <0.05).
Conclusion: There is a relationship between self-esteem and smoking habits in
students of State Junior High School 3 Demak, with the results of p value = 0.013
which means smaller than 0.05 (p <0.05).

Keywords : Self esteem, smoking habits


References : 33 (1992-2015)

vii
viii

MOTTO

“Jangan lupa beribadah, biar skripsimu cepat selesai”

“Dan jangan lupa orang tua, karena doa orang tua setebal skripsimu”

viii
ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, dan karuniaNya, sehingga peneliti telah diberi kesempatan untuk

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri dengan

Kebiasaan Merokok Remaja Laki – Laki Kelas VIII di SMP Negeri

Demak”.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan bimbingan dan saran

yang bermanfaat dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan sesuai dengan yang di rencanakan. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih pada :

1. Iwan Ardian, SKM, M.Kep Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Sultan Agung Semarang.

2. Ns. Tutik Rahayu M. Kep Ka Prodi Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas

Islam Sultan Agung Semarang.

3. Ns. Wigyo Susanto, M.Kep pembimbing I yang dengan sabar memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

4. Hj. Wahyu Endang Setyowati, SKM, M.Kep pembimbing II yang dengan

sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

ix
x

5. Keluarga besar SMP 3 Demak yang telah membantu dan memberikan ijin

untuk melakukan penelitian.

6. Teman – teman seperjuangan FIK Unissula 2015, kakak tingkat, adek tingkat

dan semua orang disekitar saya yang sayang kepada saya yang telah

memberi motivasi yang besar dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen pengajar dan Staf Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan serta bantuan kepada peneliti selama menempuh

studi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga

sangat membutuhkan saran dan kritik demi kesempurnaannya. Peneliti berharap

skripsi keperawatan ini nantinya dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Semarang, 22 Januari 2018

Penulis

x
xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
i

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................
ii

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................


iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..............


v

ASBTRAK........................................................................................................
vi

ABSTRACT.......................................................................................................
vii

MOTTO ..........................................................................................................
viii

KATA PENGANTAR......................................................................................
ix

DAFTAR ISI....................................................................................................
xi

DAFTAR TABEL............................................................................................
xiv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1

xi
xii

A. Latar Belakang Masalah............................................................


1

B. Perumusan Masalah..................................................................
4

C. Tujuan Penelitian......................................................................
4

D. Manfaat Penelitian....................................................................
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................


6

A. Tinjauan Teori...........................................................................
6

1. Harga Diri (Self esteem).....................................................


6

a. Pengertian harga diri (Self Esteem).............................


6

b. Karakteristik Self-Esteem............................................
7

c. Tingkatan Harga Diri..................................................


9

d. Aspek-aspek dalam harga diri.....................................


9

2. Kebiasaan Merokok Remaja..............................................


10

a. Definisi........................................................................
10

b. Tahap-Tahap Remaja Merokok..................................


11

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi remaja merokok.


11

d. Jenis-Jenis rokok.........................................................
12

xii
xiii

e. Bahaya Merokok.........................................................
13

B. Kerangka Teori..........................................................................
17

C. Hipotesa.....................................................................................
18

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................


19

A. Kerangka Konsep......................................................................
19

B. Variabel Penelitian....................................................................
19

C. Jenis Dan Desain Penelitian......................................................


19

D. Populasi Dan Sampel Penelitian...............................................


20

1. Populasi..............................................................................
20

2. Sampel................................................................................
20

E. Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................


21

F. Definisi Operasional..................................................................
21

G. Instrumen/Alat Pengumpulan Data...........................................


22

H. Metode Pengumpulan Data.......................................................


23

I. Analisa Data..............................................................................
25

J. Etika Penelitian.........................................................................
26

xiii
xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................................


27

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian........................................


27

B. Hasil Analisa Univariat.............................................................


27

1. Karakteristik Responden....................................................
27

a. Distribusi responden berdasarkan Usia.......................


27

b. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Harga


Diri..............................................................................
28

c. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan


merokok......................................................................
28

C. Hasil Analisa Bivariat...............................................................


29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................


30

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil...................................................


30

1. Analisa Univariat...............................................................
30

a. Usia.............................................................................
30

b. Harga Diri...................................................................
31

c. Kebiasaan merokok.....................................................
32

2. Hubungan Antara Harga Diri dengan Kebiasaan


Merokok pada siswa SMP..................................................
33

xiv
xv

B. Keterbatasan Penelitian.............................................................
36

C. Implikasi Keperawatan..............................................................
36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................


38

A. Kesimpulan...............................................................................
38

B. Saran..........................................................................................
39

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
40

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Definisi Operasional....................................................................


21Y

Tabel 4.1. Frekuensi responden siswa laki-laki di kelas VIII SMPN 3


Demak. (N=108)..........................................................................
27

Tabel 4.2. Frekuensi Tingkat Harga Diri responden kelasVIII siswa laki-
laki SMPN 3 Demak.(N=108).....................................................
28

Tabel 4.3. Frekuensi Tingkat Kebiasaan Merokok responden kelas VIII


siswa laki-laki SMPN 3 Demak.(N=108)....................................
28

Tabel 4.4. Hubungan antara harga diri dengan kebiasanaan merokok pada
siswa laki-laki kelas VIII di SMPN 3 Demak.(N=108)..............
29

xv
xvi

DAFTAR GAMBAR

YGambar 2.1. Kerangka Teori

Gambar 3.1. Kerangka Konsep.........................................................................


19

xvi
xvii

DAFTAR LAMPIRAN

YLampiran 1. Surat Permohonan ijin survei ke SMP Negeri 3 Dem

Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan ijin survei ke SMP Negeri 3 Demak

Lampiran 3. Surat Keterangan lolos uji Etik

Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 5. Surat Persetujuan Menjadi Responden

xvii
xviii

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian

Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 8. Hasil Olah Data

Lampiran 9. Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 10. Jadwal Kegiatan

Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa dimana berlangsungnya tumbuh

kembang seperti fisik, psikologis dan intelektual. Remaja mempunyai rasa

ingin tahu terhadap sesuatu yang baru dan berani mengambil risiko tanpa ada

pertimbangan (Depkes RI, 2012). Remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari

jumlah penduduk di dunia (WHO, 2014). Berdasarkan Sensus Penduduk

(2010) jumlah penduduk dengan kelompok usia 15 – 19 tahun sebesar 43,5

juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk di Indonesia.

Beberapa ahli sudah mendefinisikan tentang apa itu remaja dan siapa

itu remaja. Menurut Sarlito (2012) bahwa hukum di Indonesia sendiri, pada

hukum perdata sudah memberikan batasan usia 21 tahun (asalkan sudah

menikah dan kurang dari umur tersebut) untuk bisa dikatakan bahwa

seseorang sudah dewasa (pasal 330 KUH perdata). Remaja juga mempunyai

permasalahan yang dapat menjadikan dirinya menjadi lebih dewasa, tetapi

remaja juga dapat terjerumus pada permasalahan yang negative. Selain

permasalahan yang negative ada juga perubahan yang terjadi pada diri remaja

yaitu perubahan emosi. Perubahan emosi pada remaja bisa memicu perasaan

emosi menjadi naik turun sehingga bisa menyebabkan perasaan yang tidak

terkontrol pada diri remaja (Wong, 2009).

1
2

Perubahan-perubahan yang sudah dialami pada remaja ialah sumber

dari perkembangan harga diri seseorang, harga diri individu dapat berubah

sesuai dengan perkembangan atau kemajuan zaman, pada masa ini seseorang

dapat mengakui dan menyadari antara kemampuan dan pengakuan sosial

(Purnomo, 2005).

Harga diri merupakan gambaran seseorang terhadap dirinya sendiri,

penilaian individu terhadap dirinya sendiri sebagai respon kepada oranglain

terhadap penghargaan dan, peneriman, penghormatan dan perhatian yang

menunjukkan bahwa dirinya berharga, disayangi, dicintai, dikasihi, berarti,

berhasil dan berguuna terhadap orang lain (Sunaryo,2014; Budi, 1997; Stuart,

2011). Seorang remaja akan mengalami penurunan harga diri pada masa

peralihannya (Wong, 2009; Soetjiningsih, 2004). Pada masa ini akan semakin

mengakui bahwa pengakuan dari orang lain yang lebih dewasa dan

pengakuan dari teman sebayanya sangat berarti untuk individu tersebut

(Wong, 2009).

Remaja adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai banyak

permasalahan dalam menghadapi kehidupan. Permasalahan yang dihadapi

remaja cukup luas dan bervariasi, remaja bisa mengakses berbagai informasi.

Lalu mereka akan mempraktekan informasi yang telah didapat dalam

kehidupan sehari-hari, seperti informasi positif maupun negatif. Informasi

negatif yang di dapatkan adalah merokok, tawuran, perilaku bullying dan

penyalahgunaan obat – obatan. permasalahan tersebut dapat terjadi lama dan

singkat (Depkes, 2013).


3

Perilaku merokok merupakan perilaku seseorang yang sangat tidak

baik yang dilihat dari sudut pandang baik untuk diri sendiri dan orang lain

(Aula, 2010, dalam Fikriyah, samrotul, dan febrijanto, 2012, hlm. 100).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, proporsi

penduduk umur > 15 tahun yang merokok cenderung meningkat, berdasarkan

Riskesdas 2007 sebesar 34,2%, Riskesdas 2010 sebesar 34,7%, & Riskesdas

2013 menjadi 36,3%. Sedangkan perokok di Indonesia meningkat dan

menempati peringkat kedua di dunia mencapai 57%. Perokok di Indonesia

tidak hanya di kalangan dewasa saja, namun kalangan remaja juga ada. Usia

remaja di Sekolah Menengah Atas (SMA) dilaporkan ada peningkatan

perilaku merokok dari 34,2% menjadi 36,3% (Riskesdas, 2013). Sedangkan

perokok di Provinsi Jawa Tengah mencapai 62,7% yang menempati peringkat

ke-5 dari prevalensi perokok tertinggi di Indonesia. (Riskesdas, 2013).

Jumlah perokok di dunia mencapai 2,8 miliar orang, dimana setiap

tahun ada 5 juta orang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok

(WHO, 2015). Sedangkan di Jawa Tengah persentase penduduk umur 10

tahun ke atas merokok tiap hari 24,3%. Prevalensi perokok saat ini adalah

30,7% dengan rata-rata jumlah rokok yang dihisap 8,9 batang per hari. Usia

merokok tiap hari yaitu pada rentang usia 15-19 tahun. Penduduk yang

merokok, 83,8% dan merokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah

tangga. (RIKERDAS, 2009).

Dari keterangan-keterangan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kebiasaan

Merokok Remaja laki-laki kelas viii di SMP Negeri 3 Demak”


4

F. Perumusan Masalah
Masalah penelitian yang dapat diangkat berdasarkan latar belakang

tersebut adalah adakah hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok

remaja?

G. Tujuan Penelitian

3. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Harga

Diri Dengan Kebiasaan Merokok Remaja?

4. Tujuan Khusus

e. Mengidentifikasi karakteristik remaja laki-laki perokok di kelas VIII

SMP 3 Demak

f. Mengidentifikasi harga diri terhadap kebiasaan merokok remaja

g. Mengidentifikasi kebiasaan merokok remaja

h. Menganalisis hubungan antara harga diri terhadap kebiasaan

merokok remaja

H. Manfaat Penelitian

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan peneliti dan sekaligus

dapat membuktikan adakah hubungan anatara harga diri dengan

kebiasaan merokok remaja

5. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan


Hasil penelitian dapat memberikan suatu kontribusi terhadap

perkembangan ilmu keperawatan jiwa agar dapat berguna dalam

menunjang penilitian keperawatan jiwa yang selanjutnya.


5

6. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan kepada

masyarakat terkait dengan harga diri yang berpengaruh terhadap

kebiasaan merokok remaja.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

D. Tinjauan Teori

3. Harga Diri (Self esteem)

e. Pengertian harga diri (Self Esteem)

Harga diri yang merupakan penilaian pribadi dari kelayakan

berkaitan dengan kasih sayang positif. Subyek yang tinggi dalam

harga diri, dibandingkan dengan subjek rendah dalam harga diri

ditemukan lebih tegas, fleksibel dan imajinatif dan mampu

menemukan solusi asli untuk masalah (Pervin, 1993).

Harga diri adalah konsep yang terkait dengan kesehatan mental

individu dan merupakan bagian penting dari keseluruhan

kesejahteraan seseorang, pada gilirannya, harus dikaitkan dengan

indikator umum kesejahteraan lainnya seperti kasih sayang positif

dan negatif. Kasih sayang positif mewakili sejauh mana seorang

individu mengalami keterlibatan yang menyenangkan dengan

lingkungan sedangkan kasih sayang negatif yang tinggi

dilambangkan oleh penderitaan subjektif dan keterlibatan yang tidak

menyenangkan (Watson & Clark, 1984). Watson, Wiese, Vaidya dan

Tellegen (1999) menyatakan bahwa afeksi positif dan afeksi negatif

didefinisikan oleh aktivasi efek valensi positif dan negatif masing-

masing (yaitu. Ujung bawah setiap dimensi ditandai oleh

ketiadaannya).

6
7

Harga diri ialah sudut pandang terhadap diri sendiri entah itu

positif ataupun negatif. Dengan kata lain harga-diri ialah bagaimana

individu menggambarkan dirinya sendiri. (Rosenberg,1965). Harga

diri juga dapat berhubungan dengan dimensi spesifik, seperti

kemampuan akademik, kecakapan sosial, penampilan fisik, atau

harga diri kolektif, yaitu evaluasi akan kebernilaian suatu kelompok,

dimana seseorang menjadi anggotanya. Termasuk dalam harga-diri

kolektif ini adalah kelompok etnis atau kelompok agama.

Harga diri ialah penilaian tentang ideal diri seseorang dengan

kenyataan yang didapat secara spesifik. Menurut Santrock harga diri

seseorang merupakan suatu evaluasi diri terhadap dirinya sendiri

baik positif maupun negatif. Penilaian terhadap diri sendiri tersebut

terlihat dari keberadaan atau keberartian dirinya. Dalam evaluasi ini

akan memperlihatkan terhadap seseorang individu bahwa dia mau

menerima dirinya atu tidak (Ariesandi Setyono, 2011).

Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

harga diri adalah suatu penilain untuk diri sendiri yang dapat

mencerminkan bagaimana sikap yang terlihat menolak atau

menerima yang dapat menunjukkan bahwa individu tersebut

mampu,penting, berhasil dan berharga.

f. Karakteristik Self-Esteem

Menurut Coopersmith (dalam efsa 2014), terdapat beberapa

karakteristik individu yang berhubungan dengan self esteem yaitu,


8

5) Physical attribute

Karakteristik ini berhubungan dengan kondisi fisik yang

dimiliki oleh seseorang. Bagaimana seorang individu

memandang dan mengahrgai kondisi fisik yang ada pada

dirinya. Kondisi fisik yang dibahas di sini diantaranya seperti,

tinggi badan, berat badan, warna kulit, dan lain-lain.

6) General capacities, ability, and performance

Karakteristik ini berhubungan dengan kemampuan dan

prestasi individu secara umum. Apakah seorang individu

menghargai prestasi dan kemampuan dirinya atau tidak.

7) Affective state

Karakteristik ini berhubungan dengan kebahagiaan,

kemampuan afeksi, dan kepuasan terhadap diri sendiri. Individu

dengan penilaian diri yang rendah biasanya memiliki

ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan diri, sedangkan individu

dengan penilaian diri yang tinggi memiliki kepercayaan diri

yang positif dan lebih ekspresif.

8) Self values

Karakteristik ini berhubungan dengan bagaimana seorang

individu menilai keberhargaan dirinya seseuai dengan nilai yang

berlaku dan ideal self yang dimilikinya.


9

g. Tingkatan Harga Diri

Menurut Coopersmith (1967) mengulas karakteristik umum

yang tampak pada individu dengan berbagai tingkat self-esteem,

yaitu sebagai berikut:

3) Tingkat self esteem tinggi

Individu yang memiliki self-esteem tinggi akan puas

dengan karakter dan kemampuan dirinya yang ditandai dengan

self-evaluation yang positif sehingga memiliki self-image yang

positif, mampu menerima masukan dari lingkungannya, dapat

melakukan evaluasi secara positif serta memiliki self worth yang

positif dan mampu mengoptimalkan dan mengendalikan self

worth yang dimilikinya (Coopersmith, 1967).

4) Tingkat self esteem sedang

Tingkat self esteem rendah individu dengan self-esteem

rendah adalah individu yang hilang kepercayaan dirinya dan

tidak mampu menilai kemampuan dan atribut-atribut dalam

dirinya (Coopersmith, 1967:71).

h. Aspek-aspek dalam harga diri

Aspek-aspek dalam harga diri menurut Coopersmith (dalam

Andarini, Susandri, dan Rosiana 2012) ada empat aspek yaitu :

5) Power (kekuasaan) adalah suatu kemampuan yang dimiliki

untuk mengatur tingkah laku diri sendiri maupun orang lain.

6) Signifiance (keberartian) adalah suatu kepedulian, perhatian dan

afeksi atau respon seorang individu terhadap orang lain , hal


10

tersebut merupakan suatu penghargaan oranglain terhadap

penerimaan dalam popularitasnya.

7) Virtue (kebajikan) adalah suatu ketaatan dalam mengikuti

etika,moral, dan prinsip prinsip keagamaan untuk menjauhi

peraturan yang dilarang maupun peraturan yang diperbolehkan

di dalam suatu agama yang ditandai dengan ketaatan.

8) Competence (kemampuan) adalah suatu keadaan sukses atau

keberhasilan yang ditandai seseorang individu tersebut dapat

memperoleh prestasi atau pekrjaan yang baik.

4. Kebiasaan Merokok Remaja

f. Definisi

Merokok adalah perilaku seseorang yang berbahaya untuk

kesehatan. Karena menurut badan kesehatan dunia (WHO) rokok

adalah zat adiktif yang mempunyai kandungan kurang lebih 4000

elemen, dimana 200 elemen didalamnya berbahaya untuk kesehatan

(Abadi, 2005, dalam Kumboyono. 2010. hlm. 2). Definisi merokok

juga dikemukakan oleh Armstrong (2007) adalah, menghisap asap ke

dalam tubuh lalu menghebuskannya keluar. Perilaku merokok adalah

perilaku seseorang yang sangat merugikan yang dilihat dari sudut

pandang baik untuk diri sendiri dan orang lain (Aula, 2010, dalam

Fikriyah, samrotul, dan febrijanto, 2012, hlm. 100).


11

g. Tahap-Tahap Remaja Merokok

5) Tahap Prefatory, timbulnya keinginan untuk merokok karena

seseorang mendapatkan suatu gambaran yang menyenangkan

dengan cara mendengar, melihat, dan membaca.

6) Tahap Imitation, tahapan individu sedang memulai mencoba

untuk merokok.

7) Tahap Becoming a Smoker, kecenderungan menjadi perokok

apabila individu mulai merokok sebanyak empat batang dalam

sehari.

8) Tahap Maintenance of Smoking, pada tahap ini merokok sudah

menjadi pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan

untuk mendapatkan efek psikologis yang menyenangkan

(Clearly, 2000).

h. Faktor-Faktor yang mempengaruhi remaja merokok

Menurut Mu’tadin (2002) ada beberapa faktor mengapa remaja

merokok, diantaranya:

5) Pengaruh pola asuh orang tua

Apabila orang tua yang menjadi contoh maka pengaruh

merokok akan lebih kuat. Individu yang berasal dari keluarga

yang tidak bahagia dan orang tuanya tidak memperhatikannya

maka akan mudah sekali terlibat dengan rokok dibanding

individu yang berasal dari keluarga yang bahagia.


12

6) Pengaruh Teman

Masa remaja adalah masa dimana mudah sekali

terpengaruh oleh teman tentang hal yang baru. Semakin banyak

remaja yang mempunyai teman perokok kemungkinan besar

individu tersebut juga perokok.

7) Faktor Kepribadian

Alasan remaja merokok adalah karena adanya rasa ingin

tahu yang tinggi sehingga menyebabkan keinginan untuk

merokok. Konformitas sosial adalah sifat kepribadian yang

bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok).

8) Pengaruh Iklan

Remaja selalu mengikuti perilaku yang ada diiklan karena

melihat di media massa maupun elektronik yang banyak

menampilkan gambar bahwa perokok adalah lambang

kejantanan.

i. Jenis-Jenis rokok

Menurut Mubarok (2012) mengatakan bahwa jenis-jenis rokok

berdasarkan berikut :

4) Jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus

e) Klobot: rokok bahan pembungkusnya merupakan kulit

jagung.

f) Kawung: rokok bahan pembungkusnya merupakan daun

aren.
13

g) Sigaret: rokok bahan pembungkusnya merupakan kertas.

h) Cerutu: rokok bahan pembungkusnya merupakan daun

tembakau.

5) Rokok berdasarkan bahan baku atau isi

d) Rokok putih: rokok yang bahan utama pembuatannya

merupakan daun tembakau yang dicampuri saus.

e) Rokok kretek: rokok yang bahan utama pembuatannya

merupakan daun tembakau dan cengkeh yang dicampuri

saus.

f) Rokok klembak: rokok yang bahan utama pembuatannya

merupakan daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang

dicampuri saus.

6) Rokok berdasarkan proses pembuatannya

c) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang pembuatannya

dengan cara dilinting dengan tangan.

d) Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang pembuatannya

menggunakan mesin. Caranya, bahan-bahan rokok

dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok.

j. Bahaya Merokok

Menurut Mubarok (2012) rokok membuat penikmatnya

menderita banyak penyakit. Berdasarkan penelitian, rokok bisa

menyebabkan gangguan pernapasan, batuk kering, sampai nyeri pada

paru-paru. Selain itu, rokok juga bisa menyebebkan sakit paru-paru,


14

serangan jantung, stroke, kanker, impotensi, dan gangguan

kehamilan.

1) Penyakit jantung

Rokok menyebabkan pengerasan pada pembuluh darah.

Kondisi ini adalah penggumpalan zat lemak di pembuluh darah,

lemak dan plak menyumbat aliran darah dan membuat

penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penyakit

jantung.

2) Penyakit paru

Penyakit paru-paru ini bisa menjadi buruk dan bertambah

buruk dari waktu ke waktu sampai meninggal. Orang-orang usia

40 tahun bisa mendapatkan emfisema atau bronkitis, tapi gejala

biasanya akan lebih buruk di kemudian hari, menurut American

Cancer Society.

3) Kanker paru dan kanker lainnya

Kanker paru2 sudah lama dikaitkan dengan bahaya rokok,

yang juga menyebabkan kanker lain seperti dari mulut, kotak

suara atau laring, tenggorokan dan kerongkongan. Merokok

dikaitkan dengan kanker ginjal, kandung kemih, perut pankreas,

leher rahim dan kanker darah (leukemia).

4) Diabetes

Merokok membuat resiko terjadinya diabetes, menurut

Cleveland Clinic. Rokok juga dapat naik menyebabkan


15

komplikasi dari diabetes, seperti penyakit mata, penyakit

jantung, stroke, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal dan

masalah kaki.

5) Merokok Mempengaruhi Mental Seseorang

Nikotin adalah zat adiktif yang memberikan efek

kecanduan akan mempengaruhi kinerja otak. Pengaruh kinerja

otak ini akan senantiasa mempengaruhi mental individu dengan

mengubah cara individu untuk bertindak. Perubahan cara

berpikir ini dapat menjadi perubahan yang tetap.

6) Merokok Memicu Perubahan Perilaku

Dopamin adalah zat yang terkandung dalam rokok akan

dirasakan efek peningkatannya oleh sebagian besar indiivu yang

merokok sebagai suatu rasa kesenangan pada saat merokok. Hal

ini akan memicu perubahan perilaku individu untuk terus

menghisap rokok agar kesenangan bisa terus dirasakan.

7) Merokok (tidak) Membuat Lebih Tenang

Efek dari dopamin hanya memberikan efek kesenangan

yang bersifat sementara. Hanya dalam beberapa jam saja setelah

merokok individu dapat merasakan stres akibat keinginannya

untuk merokok kembali. rasa stres yang dirasakan pada saat

ingin merokok lebih besar daripada rasa tenang yang dirasakan

saat merokok.  Bila orang mengatakan bahwa merokok

merupakan strategi stres, maka itu adalah sebuah kiasan saja.


16

8) Merokok Menyebabkan Gejala Depresi

Deperesi ialah sakit jiwa yang disebabkan oleh beberapa

faktor seperti lingkungan sosial, kesehatan dan keturunan.

individu yang mengalami depresi lalu melampiaskannya untuk

merokok dapat membuat individu mengalami gejala depresi

yang lebih tinggi. Sudah ditemukan bahwa seseorang yang

merokok dapat berpotensi besar mengalami depresi.


17

E. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga diri: Tingkatan harga diri: Aspek-askpek harga diri:
d. Orang-orang yang berarti atau d. Harga diri tinggi e. Power (kekuasaan)
f. Signifiance (keberartian)
penting e. Harga diri sedang
g. Virtue (kebajikan)
e. Harapan akan peran sosial f. Harga diri rendah h. Competence (kemampuan)
f. Gaya cara mengatasi masalah

Harga diri (self esteem)

Kebisaan merokok

Bahaya merokok :
5. Merokok Mempengaruhi
Mental Seseorang
6. Merokok Memicu
Perubahan Perilaku
7. Merokok (tidak) Membuat
Lebih Tenang
8. Merokok Menyebabkan
Gejala Depresi

Gambar 2.2. Kerangka Teori

Keterangan :

: tidak diteliti
: diteliti
18

F. Hipotesa

Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian. Hipotesis

untuk menjadi patokan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam

penelitian (Notoatmojo, 2010).

Hipotesa pada penelitian adalah sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok pada

remaja kelas VIII di SMP Negeri 3 Demak.

Ho : Tidak ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok

pada remaja kelas VIII di SMP Negeri 3 Demak.


BAB III

METODE PENELITIAN

K. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Harga Diri Kebiasaan merokok

Gambar 3.2. Kerangka Konsep

L. Variabel Penelitian

Variabel adalah sifat yang akan diukur yang memiliki nilai yang

bervariasi antara objek satu ke objek lainnya. (Riyanto, 2011).

3. Variabel Bebas

Penelitian ini variabel bebasnya adalah harga diri.

4. Variabel terikat

Penelitian ini variable terikatnya adalah kebiasaan merokok.

M. Jenis Dan Desain Penelitian

Desain penelitian ini ialah analitik observasional, dimana peneliti

mencari hubungan antar variabel (Nursalam, 2013). Adapun bentuk penelitian

ini ialah kuantitatif dan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana

proses pengukuran variabel dilakukan secara bersamaan. (Notoatmodjo,

2012).

19
20

N. Populasi Dan Sampel Penelitian

3. Populasi

Populasi yaitu semua objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu peneliti untuk ditetapkan

di pelajari dan di tarik kesimpulan. (Sugiyono, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua dari siswa laki-laki

kelas VII di SMP Negeri 3 Demak.

4. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti yang sudah mencakup seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel saya

menggunakan total sampling.

c. Kriteria inklusi

4) Siswa SMP Negeri 3 Demak

5) Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Demak

6) Siswa yang kooperatif atau mau memberikan respon ketika akan

dilakukan penelitian

d. Kriteria eksklusi

5) Cacat pada salah satu anggota badan, dan memungkinkan tidak

bisa mengisi kuesioner

6) Tidak berangkat saat dilakukan penelitian

7) Siswa SMP Negeri 3 Demak yang bukan kelas VIII

8) Siswa yang tidak sekolah di SMP Negeri 3 Demak


21

O. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Demak pada bulan September

2018 sampai November 2018. Peneliti memilih tempat ini karena dianggap

mampu mewakili karakteristik responden yang dibutuhkan dalam penelitian

ini.

P. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan pengukuran secara teliti terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2009).

Tabel 3.2. Definisi Operasional


N Definisi Skala
Variabel Cara ukur Hasil ukur
o operasional ukur
1. Variabel Suatu penilaian Menggunakan Skor tertinggi Nominal
bebas : terhadap dirinya kuesioner adalah 10 dan
harga diri sendiri, yang dengan 10 terendah 0
dapat pernyataan Skor
mencerminkan dengan cara selanjutnya
sikap penerimaan ukur dikategorikan
atau penolakan menggunakan menjadi
dan dapat skala gutman, Tinggi : ≥ rata-
menunjukkan dengan skor rata
seberapa jauh jawaban : Rendah : <
individu percaya 2. Tidak rata-rata
bahwa dirinya (skor 0) Atau jika skor
bisa atau mampu, Ya (skor 1) ≥ harga diri
penting, berhasil tinggi
dan berharga < 5 harga diri
rendah
2. Variabel Merokok adalah Diukur Skor kebiasaan Ordinal
terikat: suatu hal yang menggunakan merokok
Kebiasaan berbahaya bagi kuisioner yang dengan nilai
merokok kesehatan tubuh. terdiri dari 10 tertinggi 40.
22

Karena menurut pertanyaan Penilaian :


badan kesehatan tentang 1.tidak
dunia (WHO) kebiasaan merokok bila
rokok adalah zat merokok dengan skor: 0-10
adiktif yang kriteria skor : 2.perokok
memiliki -selalu : 4 ringan jika
kandungan kurang -sering : 3 skor: 11-20
lebih 4000 -jarang : 2 3.perokok
elemen, dimana -tidak pernah : 1 sedang jika
200 elemen skor: 21-30
didalamnya 4.perokok berat
berbahaya bagi jika skor: 31-40
kesehatan.

Q. Instrumen/Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner yang berisi

beberapa pernyataan. Terdiri dari 2 kuesioner yaitu :

2. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan

yaitu :

e. Kuesioner A, berisi mengenai Harga Diri siswa SMP. Peneliti

mengambil kuesioner dari skripsi Aghaina Zahara Fakultas Ilmu

Keperawatan UNISSULA tahun 2015 yang diambil dari teori

Gutman. kuesioner terdiri dari 10 pernyataan dengan cara ukur

jawaban Tidak dan Ya. Skor tertinggi 10 dan terendah 0.

Pengkategorian yang dilakukan adalah tinggi dan rendah.

f. Kuesioner B, berisi mengenai Kebiasaan Merokok. Peneliti

mengambil kuesioner dari skripsi (Mukti,2015). Terdiri dari 10

pertanyaan dengan cara ukur selalu, sering, jarang, tidak pernah.

Selalu : 4, sering : 3, jarang : 2, tidak pernah : 1.


23

g. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur baik dan buruknya

suatu pengukuran dan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian

(Notoatmojo, 2010). Dalam perhitungan uji validitas akan dilakukan

dengan menggunakan sebuah program Komputer yaitu SPSS

(Statistical package for social science). Peneliti tidak melakukan uji

validitas jika kuesioner yang digunakan peneliti sudah baku/sudah

valid. Pada kuesioner kebiasaan merokok sudah dilakukan uji

validitas/reabilitas oleh peneliti sebelumnya dengan hasil r hitung

lebih besar dari r table yaitu (0,757) berarti valid.

h. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah uji yang akan dilakukan untuk mengetahui

instrument penelitian tersebut apakah telah reabel atau tidak

(Notoatmojo, 2010). Perhitungan dalam uji reabilitas adalah

menggunakan prgram dari Komputer yaitu SPSS (Statistical package

for social science). Maka seorang peneliti tidak perlu melakukan uji

reabilitas jika kuesioner yang digunakan sudah reabel.

R. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan

dengan pengisian kuesioner oleh responden mengenai pola asuh orang tua

dan kebiasaan merokok. Langkah-langkah pengumpulan data yaitu sebagai

berikut:
24

11. Peneliti membuat surat izin survey pendahuluan untuk pihak akademik

SMP 3 Demak.

12. Peneliti mendapatkan surat izin survey pendahuluan kemudian

melakukan survey pendahuluan dengan beberapa siswa laki-laki di SMP

3 Demak.

13. Setelah melakukan survey pendahuluan kemudian melakukan

penyusunan proposal dan melakukan bimbingan dengan pembimbing.

14. Peneliti mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan ujian proposal

dari pembimbing.

15. Peneliti melaksanakan ujian proposal dan dinyatakan telah lolos uji etik

dan diperbolehkan untuk melaksanakan penelitian.

16. Peneliti membuat surat izin penelitian untuk pihak di SMP 3 Demak.

17. Setelah mendapatkan surat izin penelitian selanjutnya peneliti melakukan

penelitian di SMP 3 Demak. Penelitian dilakukan dengan cara

membagikan informed consent dan kuesioner kepada para siswa laki-laki

di kelas VIII sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan

didampingi oleh Bapak/Ibu guru.

18. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tata cara mengisi

kuesioner dan identitas responden. Pengisian identitas hanya

menggunakan inisial hal ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan data

responden.

19. Peneliti melakukan pengumpulan kuesioner yang telah diisi oleh

responden dan melakukan pengolahan data menggunakan SPSS.


25

20. Penyusunan BAB IV (hasil penelitian), BAB V (pembahasan) dan BAB

VI (penutup).

S. Analisa Data

Pengolahan data meliputi :

5. Editing (pemeriksaan data)

Editing yaitu cara untuk mengkoreksi daftar pernyataan yang telah

dikumpulkan oleh responden. Tujuan dari editing adalah untuk

mengurangi kekurangan yang ada dalam daftar pernyataan.

6. Coding (pemeriksaan kode)

Coding yaitu proses mengklarifikasikan jawaban dari responden ke

dalam kategori.

7. Scoring (pemberian skor)

Scoring yaitu proses penilaian terhadap item – item yang perlu

diberikan penilaian.

8. Tabulating (penyusunan data)

Tabulating merupakan proses untuk membuat tabel. Jawaban

pernyataan dari responden selanjutnya diberi kode dan dimasukkan ke

dalam tabel (Setiawan & Saryono, 2010).

Selanjutnya proses menganalisa data, sehingga dapat ditarik sebuah

kesimpulan. Proses analisa data menggunakan SPSS yaitu :

c. Analisa univariat

Analisa bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara dua variabel. Analisa data yang digunakan adalah uji Mann-
26

whitney. Analisa univariat dilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik responden

seperti nama, umur, jenis kelamin. Variabel yang dianalisa yaitu

harga diri dan kebiasaan merokok pada remaja.

d. Analisa bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara dua variabel. Analisa data yang digunakan yaitu uji Mann-

whitney.

T. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian meliputi :

4. Informed consent (lembar persetujuan)

Informed consent ialah lembar persetujuan untuk menjadi

responden yang berisi tentang setuju atau tidaknya seseorang untuk

menjadi responden. Tujuan adanya informed consent adalah untuk

memberitahukan kepada responden tujuan dan dampak dari penelitian

yang sedang dilakukan. Apabila responden setuju maka wajib

menandatangani lembar persetujuan.

5. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity ialah pengisian identitas hanya dengan nama insial.

6. Confidentiality (Kerahasiaan)

Dalam sebuah penelitian identitas responden dan informasi yang

telah diberikan wajib dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa laki-laki di kelas VIII SMPN 3

Demak pada tanggal 17 November 2018 dengan responden sebanyak 108

siswa laki-laki. Analisa univariat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana karakteristik responden, sedangkan analisa bivariat dilakukan

untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok

pada siswa kelas VIII SMPN 3 Demak.

B. Hasil Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi responden berdasarkan Usia

Tabel 4.1. Frekuensi responden siswa laki-laki di kelas VIII


SMPN 3 Demak. (N=108)

Variabel Jumlah

27
28

F (%)

12 tahun 8 7,4

13 tahun 66 61,1

14 tahun 31 28,7

15 tahun 3 2,8

Total 108 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa usia

responden mayoritas merupakan 13 tahun yaitu sebanyak 66

responden dengan persentase (61,1%) dan usia responden paling

sedikit ada di usia 15 tahun sebanyak 3 responden dengan persentase

(2,8%).

b. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Harga Diri

Tabel 4.2. Frekuensi Tingkat Harga Diri responden kelasVIII


siswa laki-laki SMPN 3 Demak.(N=108)

Jumlah
Variabel
F (%)

Harga diri rendah 99 91,7


29

Harga diri tinggi 9 8,3

Total 108 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden adalah 99 responden dengan persentase (91,7%) ada pada

kategori Harga Diri Rendah, sedangkan sebanyak 9 responden

dengan persentase (8,3%) ada pada kategori Harga Diri Tinggi.

c. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan merokok

Tabel 4.3. Frekuensi Tingkat Kebiasaan Merokok responden


kelas VIII siswa laki-laki SMPN 3 Demak.(N=108)

Jumlah
Variabel
F (%)

Tidak Merokok 52 48,1

Perokok Ringan 52 48,1

Perokok Sedang 2 1,9

Perokok Berat 2 1,9

Total 108 100,0


30

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak

52 responden dengan persentase (48,1%) ada pada kategori Tidak

Merokok, sebanyak 52 responden dengan persentase (48,1%) ada

pada kategori Perokok Ringan, sebanyak 2 responden dengan

presentase (1,9%) ada pada kategori Perokok Sedang, dan sebanyak

2 responden dengan presentase (1,9%) ada pada kategori Perokok

Berat.

C. Hasil Analisa Bivariat

Analisa data pada penelitian ini menggunakan Mann whitney.

Hubungan antara harga diri dengan kebiasanaan merokok pada siswa laki-laki

kelas VIII di SMPN 3 Demak.

Tabel 4.4. Hubungan antara harga diri dengan kebiasanaan merokok


pada siswa laki-laki kelas VIII di SMPN 3 Demak.(N=108)

Kebiasaan merokok Total P value

Harga diri
Tidak Perokok Perokok Perokok
merokok ringan sedang berat

Tinggi 2 4 1 2 9 0,013
31

Rendah 50 48 1 0 99

Total 52 52 2 2 108

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa tingkat harga diri

tinggi dengan tidak merokok sebanyak 2 responden, dan tingkat harga diri

rendah dengan tidak merokok sebanyak 50 responden. Tingkat harga diri

tinggi dengan perokok ringan sebanyak 4 responden, tingkat harga diri rendah

dengan perokok ringan sebanyak 48 responden. Tingkat harga diri tinggi

dengan perokok sedang sebanyak 1 responden, Tingkat harga diri rendah

dengan perokok sedang sebanyak 1 responden. Tingkat harga diri tinggi

dengan perokok berat sebanyak 2 responden, Tingkat harga diri rendah

dengan perokok berat sebanyak 0 responden.Tingkat harga diri responden

mayoritas memiliki harga diri rendah dengan tidak merokok yaitu sebanyak

50 responden, namun responden yang paling sedikit adalah yang memiliki

tingkat harga diri rendah dengan perokok berat sebanyak 0 responden.

Pada hasil uji statistik Mann whitney diketahui bahwa nilai asymp. sig.

(2-tailed) sebesar 0,013 <0,05. Maka dapat diinterpretasikan bahwa Ha

diterima dan HO ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada

hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok siswa laki-laki kelas

VIII di smpn 3 Demak.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab 5 ini peneliti akan mengetahui hasil penelitian yang telah

dilakukan tentang hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok pada

siswa SMPN 3 Demak dengan teori dan penelitian yang sudah dijelaskan pada

tinjauan teori.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

1. Analisa Univariat

a. Usia

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa

usia terbanyak pada penelitian ini adalah pada usia 13 tahun dengan

jumlah 66 responden dengan persentase (61,1%) dan usia yang

paling sedikit dalam penelitian ini adalah usia 15 tahun sebanyak 3

responden dengan persentase (2,8%).

Usia mulai merokok di Indonesia relatif tergolong muda.

Survey Global Youth Tobacco 2006 menemukan bahwa diantara

siswa usia 13 - 15 tahun 24% laki laki dan 4% perempuan

32
33

mempunyai kebiasaan merokok. diantara mereka yang pernah

mencoba merokok sekitar 1 dari 3 laki laki dan 1 dari 4 perempuan

mencoba merokok untuk pertama kalinya sebelum usia 10 tahun

(WHO, 2009). Enam dari sepuluh perokok usia 13 - 15 tahun

tersebut memmbeli rokok dengan mudah di toko dengan akses dan

ketersediaan yang mudah. dan kencendrungan usia mulai merokok

terus turun ke usia yang lebih muda lagi (Kemenkes, 2004).

b. Harga Diri

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan

hasil terbanyak yaitu harga diri rendah dengan jumlah responden

sebanyak 99 dengan persentase (91,7%), sedangkan hasil

didapatkan lebih sedikit yaitu harga diri tinggi dengan jumlah

sebanyak 9 responden dengan persentase (8,3%).

Harga diri merupakan sebuah nilai tentang ideal diri seseorang

dengan kenyataan yang didapat secara spesifik. Dalam evaluasi ini

akan memperlihatkan individu bahwa dia mau menerima dirinya

atau tidak (Ariesandi Setyono, 2011). Harga diri seorang remaja juga

bermanfaat bagi individu itu sendiri maupun bermanfaat untuk

masyarakat, karena dengan harga diri dapat mengetahui bagaimana

kemajuan pada diri sendiri maupun pada orang lain. Peneliti

berpendapat rata-rata responden mengalami harga diri rendah,


34

didapatkan hasil bahwa responden mengalami harga diri rendah

sebanyak 99 orang dengan persentase (91,7%). harga diri rendah

mengakibatkan responden susah toleransi dengan orang lain, merasa

tidak percaya diri, meremehkan bakat dan minatnya, merasa bahwa

orang lain tidak menghargainya, mudah tersinggung dan susah

menerima kritikan orang lain.

c. Kebiasaan merokok

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil

bahwa sebanyak 52 responden dengan persentase (48,1%) ada pada

kategori Tidak Merokok, sebanyak 52 responden dengan persentase

(48,1%) ada pada kategori Perokok Ringan, sebanyak 2 responden

dengan presentase (1,9%) ada pada kategori Perokok Sedang, dan

sebanyak 2 responden dengan presentase (1,9%) ada pada kategori

Perokok Berat.

Perilaku merokok merupakan perilaku seseorang yang sangat

tidak baik yang dilihat dari sudut pandang baik untuk diri sendiri dan

orang lain (Aula, 2010, dalam Fikriyah, samrotul, dan febrijanto,

2012, hlm. 100). Menurut World Health Organization (WHO)

jumlah perokok di Indonesia yaitu terbesar ketiga di dunia dan


35

jumlah kematian akibat kebiasaan merokok mencapai 400 ribu orang

per tahun (Kemenkes RI, 2012). secara nasional kelompok usia yang

pertama kali merokok di mulai pada usia 12-19 tahun. Data tersebut

juga menunjukkan prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-

laki (65,9%) dibandingkan perempuan (4,2%). Di Indonesia

prevalensi merokok pada usia 15 tahun ke atas yakni pria 63,15%

(naik 1,4% dibandingkan tahun 2001) dan wanita 4,5 % ( tiga kali

lipat di bandingkan tahun 2001). Secara nasional prevalensi perokok

tahun 2010 sebesar 34,7%, Provinsi Maluku Utara berada pada

posisi ke tiga (40,8%) setelah Kalimantan Tengah (43,2%) dan Nusa

Tenggara Timur ( 41,2%). Sedangkan perokok di Provinsi Jawa

Tengah mencapai 62,7% yang menempati peringkat ke-5 dari

prevalensi perokok tertinggi di Indonesia. (Riskesdas, 2013).

2. Hubungan Antara Harga Diri dengan Kebiasaan Merokok pada

siswa SMP.

Hasil statistik yang sudah didapatkan yaitu hubungan antara harga

diri dengan kebiasaan merokok , peneliti menggunakan uji statistik yaitu

Mann whitney. Dari uji yang telah dilakukan didapatkan hasil p value

=0,013 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan

merokok pada siswa SMP.


36

Penelitian ini sejalan dengan penelitian prasetya (2014)

menyatakan bahwa harga diri dengan perilaku merokok mempunyai

hubungan yang signifikan antara dua variable dengan niali 0,024 (p <

0,05) . Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan

antara harga diri dengan perilaku merokok. Artinya semakin tinggi harga

diri remaja semakin tinggi pula perilaku merokok. Begitu pula sebaliknya

semakin rendah harga diri remaja semakin rendah pula perilaku merokok.

Berdasarkan hasil survey Riskesda 2010, umur pertama kali

merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7 %, pada usia 10-14 tahun

sebesar 17,5 %, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3 %, pada usia 20-24

tahun sebesar 14,6 %, pada usia 25-32 tahun sebesar 4,3 % dan pada usia

usia > 30 tahun sebesar 3,9 % (Awi, 2011). Berdasarkan data di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan usia merokok terjadi pada

masa remaja yang mengarah pada perokok yang lebih muda. Ada

beberapa kemungkinan penyebab kenaikan dari usia perokok Vohs

(2003) mengatakan bahwa harga diri yang tinggi pada remaja, tidak

mencegah mereka melakukan perilaku merokok. Ketika ditinjau lebih

dalam lagi melalui aspek-aspek harga diri, yaitu performance self esteem,

social self esteem, dan physical (appearance) self esteem, ditemukan

bahwa remaja yang memiliki harga diri tinggi dapat memicu timbulnya

perilaku merokok.
37

Pertama, indikator pada aspek performance self esteem meliputi

kemampuan intelektual, peroforma hasil belajar, kapasitas diri dan

percaya diri serta keyakinan diriyang tinggi akan memicu terjadinya

perilaku merokok. Menurut Heatherton & Polivy (1991) ketika seseorang

memiliki kemampuan performance self esteem yang tinggi dan indikato-

indikator tersebut terpenuhi dalam diri remaja, mereka tidak takut untuk

berperilaku merokok yang biasanya dianggap negatif oleh orang lain.

Kedua, social self esteem mengacu pada bagaimana seseorang

dapat mempercayai pandangan orang lain menurut mereka. Hal ini dapat

menjadi alas an mengapa remaja berani melakukan tindakan merokok.

Hal ini didukung oleh Markus (1992) menunjukan bahwa remaja

memiliki social self esteem yang tinggi, memiliki ambisi yang kuat, serta

berani melakukan berbagai perilaku baik yang positif ataupun negative

seperti merokok.

Akan tetapi, pada physical self esteem sulit ditemukan adanya bukti

bahwa remaja yang mempunyai harga diri tinggi pada penampilan

memiliki perilaku merokok. Berbagai hasil penelitian menyatakan

bahwa, perilaku merokok biasanya didasari oleh rendahnya harga diri

remaja pada penampilan dirinya ( Foley, 2012, Burrowes, 2013,

Kaufman & Augustson, 2008). Namun berdasarkan hasil penelitian yang

didapatkan oleh penulis hampir semua subjek memiliki harga diri yang

tinggi. Ini telihat dari tingginya skor jawaban yang diberikan pada subjek
38

perilaku merokok, sehingga hal ini perlu ditinjau kembali pada penelitian

selanjutnya.

Dari aspek-aspek ini membuktikan bahwa ketika seseorang

memiliki harga diri yang tinggi, dia akan berani dan nyaman untuk

melakukan berbagai hal ataupun memiliki perilaku yang positif maupun

negative, sepertif perilaku merokok. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa

ada beberapa factor lain diluar aspek harga diri yang dapat memicu

timbulnya perilaku meroko. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Khor

et all. (2006) yang mengatakan adanya faktor seperti modelling dan

pengaruh dari lingkungan keluarga akan memicu terjadinya perilaku

merokok. Penelitian khor ini juga didukung oleh penelitian Moskhi

(2012) yang menyebutkan adanya pengaruh dari lingkungan luar serta

melalui aspek dari mengamati tingkah laku orang sekitar yang merokok.

Sehingga dengan aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa

ketika seseorang memiliki harga diri yang tinggi, dia akan berani dan

nyaman untuk melakukan berbagai hal ataupun memiliki perilaku yang

positif maupun negatif, sepertif perilaku merokok. Akan tetapi, di dalam

penelitian tersebut juga didapatkan hasil responden dengan harga diri

tinggi belum tentu semuanya perokok, namun ada juga faktor lain yang

ada diluar aspek harga diri yang dapat menyebabkan perilaku merokok

seperti faktor modelling dan pengaruh dari lingkungan keluarga yang

keluarga perokok.
39

B. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan

Kebiasaan Merokok. Peneliti juga tidak meneliti secara mendalam atau

melakukan wawancara secara mendalam mengenai harga diri dan kebiasaan

merokok pada siswa SMP, penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dan

tidak memantau secara langsung tentang harga diri dan kebiasaan merokok

pada siswa SMP.

C. Implikasi Keperawatan

1. Implikasi penelitian bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan agar memberikan manfaat bagi

institusi pendidikan khususnya bagi Fakultas Ilmu Keperawatan

UNISSULA di dalam bidang keperawatan jiwa.

2. Implikasi bagi profesi keperawatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam

bidang kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan jiwa dan


40

pendidikan serta dapat menjadi sebuah referensi keilmuan bagi

departemen keperawatan jiwa. Penelitian ini menunjukkan adanya

hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP

juga dapat dimanfaatkan sebagai sebuah literatur untuk pengembangan

penelitian atau riset selanjutnya.

3. Implikasi bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat

berupa informasi pengetahuan bagi masyarakat untuk mengetahui tentang

harga diri dan kebiasaan merokok pada siswa SMP.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Usia responden terbanyak adalah usia 13 tahun sebanyak 66 orang

dengan persentase (61,1%). Sedangkan usia paling sedikit adalah usia 15

tahun sebanyak 3 orang dengan persentase (2,8%).

2. Harga diri terbanyak adalah harga diri rendah dengan jumlah responden

sebanyak 99 orang dengan persentase (91,7%). Sedangkan hasil

didapatkan lebi sedikit yaitu harga diri tinggi dengan jumlah sebanyak 9

responden dengan presentase (8,3%).

3. Kebiasaan merokok sebanyak 52 responden dengan persentase (48,1%)

ada pada kategori Tidak Merokok, sebanyak 52 responden dengan

persentase (48,1%) ada pada kategori Perokok Ringan, sebanyak 2

responden dengan presentase (1,9%) ada pada kategori Perokok Sedang,

dan sebanyak 2 responden dengan presentase (1,9%) ada pada kategori

Perokok Berat.

41
42

4. Ada hubungan antara harga diri dengan kebiasaan merokok pada siswa

SMP, menggunakan uji Mann Whitney di dapatkan hasil p value = 0.013

< 0,05.

B. Saran

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai konsep atau teori tentang harga diri dengan kebiasaan merokok

pada siswa laki-laki di smp, penelitian lanjutan bisa dilakukan untuk

menyempurnakan pembahasan tentang masalah harga diri pada siswa

laki-laki SMP. Penelitian selanjutnya juga dapat berupa penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri dengan kebiasaan

merokok.

2. Bagi institusi pendidikan

Kurangnya suatu pengetahuan masyarakat yang disebabkan oleh

terbatasnya suatu informasi tentang kesehatan remaja di masyarakat

maka instansi pendidikan perlu terlibat di dalam mensosialisasikan


43

masalah yang terkait dengan harga diri dan kebiasaan merokok. Sehingga

dapat menghasilkan remaja yang mempunyai harga diri tinggi dan tingkat

kebiasaan merokok rendah.

3. Bagi SMP 3 Demak

Bagi guru-guru dan wali murid siswa SMP harus menambah suatu

pengetahuan melalui konseling untuk anak didiknya agar tetap bisa

mencegah terjadinya harga diri yang rendah dan kebiasaan merokok yang

tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, 2005, dalam Kumboyono. 2010. hlm. 2


Abernathy, T. J., Massad, L., & Romano, D. L. (1995). The Relationship Between
Smoking and Self Esteem. Journal Adolescence, 30,889-907.
Aula, 2010, Dalam Fikriyah, Samrotul, Dan Febrijanto, 2012, Hlm. 100
Baumeister, R. F., Campbel, D. J., Krueger, J. I., & Vohs, K. D., (2003). Does
high self esteem cause better performance, interpersonal, success,
happieness, or healthier, lifestyles?.psychological science in the public
interst, 4, 22-45.
Burrowes, N. (2013). Body image rapid evidence assement of the literature.
Government equality office. Diunduh pada 28 Juni 2014 dari www.nb-
reseacrh .co.uk.
Carvajal, S. C., Wiatrek, D. E., Evans, R. I., Knee, C. R., & Nash, S. G. (2000).
Psychosocial determinants of the onset and escalation of smoking:
crossectional and prospective findings in multi-ethnic middle school
samples. Juornal of Adolescence Health, 27, 255-265.
Depkes RI. (2012). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2012. Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Badan Litbangkes
2012. Diperoleh Pada Tanggal 25 Oktober 2013 Dari
Http://Www.Diskes.Jabarprov.Go.Id/.
Depkes Ri. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Ri.

Efsa, A. (2014). Hubungan Sensationa Seeking Dengan Self Esteem Pada


Cosplayer (Studi Kotelasioanal Cosplayer di Kota Bandung) Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Heatherton, F. T., & Polivy, J. (1992). Development and validations of scale for
measuring state self esteem. Journal of personality and social psychology,
60, 895-910.
Istiqomah, U. (2003). Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok. CV. Seti – Aji.
Surakarta
Josephs, R. A., Markus, H. R., & Tafarodi, R. W. (1992). Gender and self esteem.
Journal of personality and social psychology, 63, 391-402.
Kementerian Kesehatan RI (2012). Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak
menular. (www.depkes.go.id/.../BULETIN%20P TM...KEMENKES diakses
tanggal 29 Oktober 2013 jam 16.00 WITA)

Mu’tadin, Z. (2002). Remaja Dan Rokok. Internet.Http://Www.E-


Psikologi.Com/Remaja. 050602

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

44
45

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Penzes, M., Czegledi, E., Balazs, P., & Foley, K. L. (2012). Factor associated with
tobacco and the belief about weight control effect of smoking among
Hungarian adolescences. Public Health, 20, 11-17.

Pervin, A. L. (1993). Personality (theory and research). New York: John Wiley &
sons, Inc.
Riset Kesehatan Dasar. (2010). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar (2010). (www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/. ../2010 di
akses tanggal 29 Oktober 2013 jam 16.00 WITA).
Rosenberg, M. (1965). Society and the adolescent self-image. Princeton, NJ:
Princeton University Press.
Santrock, John W. 2007. Remaja, Edisi Kesebelas. Erlangga: Jakarta. 2007.
Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas. Erlangga: Jakarta.
Setyono, A (2011). Harga Diri Kunci Kesuksesan dan Pencapaian Prestasi,
(Surabaya : Sekolah Orang tua) http://digilib.uinsby.ac.id/9083/5/bab2.pdf.
Di unduh pada 28 Agustus 2017
Setiawan, A. & Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta :
Nuha Medika
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, R &D.Bandung:
Cv. Alfabeta.
Tavakolizadeh, J., Moskhi, M., & Moghimiyan, M. (2012). The prevalence of
smoking and its relationship to self esteem among students of azad
university of gonabad. Journal of research & health, 2, 175-190.
Watson, D., Wiese, D., Vaidya, J., & Tellegen, A. (1999). The two general
activation systems of affect: Structural findings, evolutionary
considerations, and psychobiological evidence. Journal of Personality and
Social Psycho1ology, 76, 820-838.
Watson, D., & Clark, L. A. (1984). Negative affectivity the disposition to
experience aversive emotional states. Psychological Bulletin, 96, 465-490.
doi:10.1037/0033-2909.96.3.465
Who. (2015). Who Global Tobacco Report Epidemic 2015.
Http://Www.Who.Int/Tobacco/Global_Report/2015/Summary/En/ ( 02 Mei
2015)
WHO, Global Youth Tobacco Survey Fact Sheet , 2009.
World Health Organization. “World Health Statistic 2014”. (2014). WHO Library
Catalo–guing–in-Publication Data. World Health Organization
Wong. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Egc.2.
46
LAMPIRAN

47
Lampiran 1. Surat Permohonan ijin survei ke SMP Negeri 3 Demak
Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan ijin survei ke SMP Negeri 3 Demak
Lampiran 3. Surat Keterangan lolos uji Etik
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sila Nanda Septian


NIM : 30901501981
Status : Mahasisa Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA Semarang

Dengan ini menyatakan permohonan kepada Siswa/siswi untuk bersedia


menjadi responden penelitian yang akan saya lakukan dengan judul “Hubungan
Mekanisme koping dengan perilaku agresif remaja di SMK Guntur Demak”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Hubungan
Mekanisme koping dengan perilaku agresif remaja di SMK Demak.
Keikutsertaan Siswa dalam penelitian ini adalah sukarela dan tanpa paksaan
dari pihak manapun. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan kerugian bagi Siswa sebagai responden. Peneliti menghargai hak
saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Identitas dan data/informasi yang
saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya.
Demikian surat permohonan ini peneliti ajukan. Terima kasih atas kesediaan
serta kerjasama saudara.

Semarang, 05 Oktober 2018


Peneliti

(Sila Nanda Septian)


Lampiran 5. Surat Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Inisial :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang, atas
nama Sila Nanda Septian dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri dengan
Kebiasaan Merokok Remaja Laki – Laki Kelas VIII di SMP 3 Demak”.
Saya memahami bahwa yang dihasilkan merupakan rahasia dan hanya
dipergunakan untuk keperluan pengembangan ilmu keperawatan dan tidak
merugikan bagi saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini dan akan memberikan pernyataan dan informasi yang sebenar-
benarnya tanpa tekanan dari manapun.

Semarang …............ 2018


Responden,

(………………………..…)
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian

Kuesioner perilaku merokok

A. Data Responden
1. Tanggal pengisian :
2. Nama (Inisial) :
3. Jenis kelamin :
B. Petunjuk
1. Isilah identitas pada lembar kuesioner dengan menggunakan inisial
2. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang sesuai
dengan pernyataan anda.
Pilihan jawaban :
 Selalu
 Sering
 Jarang
 Tidak Pernah
3. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti
4. Jawablah pernyataan dengan jujur dan sesuai dengan kondisi anda
5. Semua jawaban adalah benar selama anda memberikan respon dengan
jujur atau sesuai dengan keadaan anda
serin Tidak
No Pertanyaan Selalu jarang
g pernah
1 Saya memulai merokok setengah jam
setelah bangun pagi setiap harinya
supaya merasa lebih fresh/segar.
2 Saya merokok ditempat-tempat umum,
seperti diangkot/bus, di pasar, dirumah
makan, ditempat rekreasi, dipinggir
jalan.
3 Saya akan tetap merokok walaupun ada
orang yang terganggu dengan asap
rokok saya.
4 Saya merokok bersama teman-teman
saya yang juga merokok.
5 Saya merokok ditempat-tempat pribadi
seperti kamar tidur dan dirumah.
6 Saya merokok di toilet/WC.
7 Saya akan mencari rokok jika saya tidak
merokok dalam seharinya.
8 Saya merokok kurang dari 10
batang/hari.
9 Saya merokok 10 sampai 20 batang/hari
10 Saya merokok lebih dari 20 batang/hari

Sumber : Abror (2013)

A. IDENTITAS DIRI
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Kelas :

B. HARGA DIRI
Bacalah pernyataan dalam table dengan cermat, dan jawablah sesuai dengan
perasaan anda sekarang ini dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban
dan jangan terburu-buru mengisinya.
Keterngan
Ya skor : 1
Tidak skor : 0
Kategori
Harga diri tinggi : ≥5
Harga diri rendah : <5
Tinggi : ≥ rata-rata
Rendah : < rata-rata

No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya sering memikirkan keadaan diri sendiri dan merasa
tidak puas akan keadaan diri sendiri
2. Saya senang membantah dan lebih suka mengasingkan
diri dari orang tua dan orang yang berkuasa
3. Saya susah untuk tersenyum karena memiliki keyakinan
negatif terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan
4. Saya tidak bersemangat, serta tidak memiliki keinginan
dan kemapuan dalam menetapkan dan mencapai tujuan
5. Saya lebih memilih menyendiri daripada bertemu dan
berbaur dengan orang-orang baru
6. Saya mempunyai kesulitan dalam menjamin dan
mempertahankan suatu hubungan persahabatan
7. Saya sulit untuk percaya pada orang lain sehingga
memiliki kesulitan untuk berhubungan dekat dan menjalin
hubungan dengan orang lain
8. Saya lebih suka menhindari sesuatu yang beresiko
9. Saya terkadang melakukan tindakan yang ekstrim dan
melakukan tindak kekerasan
10. Saya sering berbicara negatif terhadap diri sendiri, tidak
berbicara jujur tidak bisa memaafkan kesalahan diri
sendiri dan orang lain, dan kurng memiliki rasa empati
terhdap orang lain

Sumber : Zahara ( 2013 )

Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian


nama umur KUISIONER 1 KODE KUISIONER 2 KODE
A 13 3 2 11 2
A 14 5 1 38 4
H 13 2 2 18 2
F 13 4 2 10 1
N 13 1 2 10 1
A 13 1 2 10 1
A 13 0 2 10 1
A 13 0 2 10 1
D 13 0 2 10 1
A 13 0 2 10 1
R 13 1 2 10 1
A 14 4 2 13 2
W 13 1 2 10 1
A 13 5 1 10 1
V 14 2 2 12 2
A 12 4 2 12 2
M 13 6 1 13 2
R 13 3 2 13 2
N 13 1 2 10 1
N 12 1 2 10 1
A 14 1 2 12 2
F 14 1 2 14 2
A 13 1 2 10 1
T 14 2 2 10 1
M 14 1 2 10 1
H 13 2 2 11 2
B 13 0 2 15 2
A 14 1 2 12 2
S 14 1 2 17 2
N 13 6 1 16 2
R 14 0 2 10 1
T 13 2 2 10 1
A 13 2 2 10 1
E 12 2 2 10 1
S 13 2 2 17 2
A 13 3 2 13 2
M 14 4 2 10 1
D 13 3 2 10 1
T 14 2 2 17 2
D 13 1 2 10 1
E 13 1 2 10 1
A 14 1 2 10 1
R 13 3 2 13 2
E 14 4 2 12 2
T 15 6 1 35 4
A 13 2 2 10 1
A 13 2 2 10 1
D 13 1 2 10 1
W 14 2 2 10 1
C 13 4 2 12 2
F 14 2 2 10 1
B 12 1 2 10 1
R 13 3 2 10 1
R 13 4 2 12 2
I 13 3 2 10 1
S 13 3 2 17 2
A 14 2 2 10 1
H 14 2 2 22 3
T 14 1 2 20 2
T 12 1 2 14 2
F 13 1 2 13 2
B 14 6 1 11 2
H 13 3 2 11 2
A 14 1 2 11 2
Z 13 7 1 18 2
O 13 1 2 10 1
F 15 2 2 10 1
C 13 3 2 10 1
A 13 4 2 12 2
R 14 2 2 17 2
G 14 1 2 18 2
M 13 4 2 10 1
H 13 2 2 10 1
R 14 3 2 16 2
A 13 6 1 28 3
B 13 4 2 10 1
F 12 0 2 13 2
E 13 1 2 10 1
D 13 0 2 12 2
R 13 1 2 10 1
B 14 1 2 10 1
I 13 2 2 11 2
K 14 1 2 11 2
B 14 1 2 10 1
D 14 1 2 10 1
A 13 1 2 10 1
K 13 1 2 10 1
G 13 3 2 20 2
A 13 1 2 12 2
O 15 2 2 11 2
K 13 2 2 12 2
R 14 3 2 11 2
F 13 2 2 11 2
D 13 3 2 11 2
C 13 4 2 13 2
R 13 0 2 12 2
B 13 1 2 11 2
A 12 1 2 10 1
R 13 3 2 11 2
N 13 3 2 12 2
I 13 2 2 12 2
B 13 1 2 10 1
P 13 2 2 10 1
G 13 2 2 11 2
A 12 6 1 10 1
D 14 0 2 10 1
W 14 1 2 11 2
G 13 3 2 10 1

Lampiran 8. Hasil Olah Data

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks
KODING HD N Mean Rank Sum of Ranks
KODING KM TINGGI 9 76.39 687.50
RENDAH 99 52.51 5198.50
Total 108

Test Statisticsa
KODING KM
Mann-Whitney U 248.500
Wilcoxon W 5198.500
Z -2.485
Asymp. Sig. (2-tailed) .013

a. Grouping Variable: KODING HD

Frequencies
Statistics
UMUR
N Valid 108
Missing 108

UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 8 3.7 7.4 7.4
13 66 30.6 61.1 68.5
14 31 14.4 28.7 97.2
15 3 1.4 2.8 100.0
Total 108 50.0 100.0
Missing System 108 50.0
Total 216 100.0

Frequencies
Statistics
UMUR KODING HD KODING KM
N Valid 108 108 108
Missing 108 108 108

Frequency Table
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 8 3.7 7.4 7.4
13 66 30.6 61.1 68.5
14 31 14.4 28.7 97.2
15 3 1.4 2.8 100.0
Total 108 50.0 100.0
Missing System 108 50.0
Total 216 100.0

KODING HD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TINGGI 9 4.2 8.3 8.3
RENDAH 99 45.8 91.7 100.0
Total 108 50.0 100.0
Missing System 108 50.0
Total 216 100.0

KODING KM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK MEROKOK 52 24.1 48.1 48.1
PEROKOK RINGAN 52 24.1 48.1 96.3
PEROKOK SEDANG 2 .9 1.9 98.1
PEROKOK BERAT 2 .9 1.9 100.0
Total 108 50.0 100.0
Missing System 108 50.0
Total 216 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KODING HD * KODING
108 50.0% 108 50.0% 216 100.0%
KM

KODING HD * KODING KM Crosstabulation


Count
KODING KM
TIDAK PEROKOK PEROKOK PEROKOK
MEROKOK RINGAN SEDANG BERAT Total
KODING TINGGI 2 4 1 2 9
HD RENDAH 50 48 1 0 99
Total 52 52 2 2 108

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 27.944a 3 .000
Likelihood Ratio 14.026 3 .003
Linear-by-Linear Association 14.281 1 .000
N of Valid Cases 108

a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,17.

Lampiran 9. Lembar Bimbingan Skripsi


Lampiran 10. Jadwal Kegiatan

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN


Agustus 2018 – April 2019

N Agustus September Oktober November Desember Januari Februari


Kegiatan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Usulan Tema dan Judul                                                            
2 Penyusunan Proposal                                                            
3 Pengumpulan Proposal ke Fakultas                                                            
4 Ujian Proposal                                                            
5 Revisi Proposal                                                            
6 Pengambilan Data                                                            
7 Penyusunan Laporan Hasil                                                            
8 Pengumpulan Skripsi ke Fakultas                                                            
9 Ujian Hasil 1                                                            
Revisi dan Pengumpulan Hasil Akhir
10
Skripsi                                                            
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sila Nanda Septian

Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 05 September 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Rumah : Jalan Nurcahya Rt 06 Rw 08, Demak

Alamat Institusi : Jalan Raya Kaligawe Km. 4, Semarang

No. HP / Email : 089629398815 / silananda76@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 02 Demak tahun 2003 - 2009

2. SMP N 03 Demak tahun 2009 - 2012

3. SMA N 01 Demak tahun 2012 - 2015

4. S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan tahun 2015 - Sekarang

Unissula

Anda mungkin juga menyukai