Metodologi
Metodologi
[B
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
]
B.1
B.1.1
Tanggapan Terhadap KAK
Latar Belakang
Salah satu keberhasilan pembangunan di suatu wilayah adalah tersedianya sarana dan
prasarana transportasi yang baik di daerah tersebut. Selain berperan dalam menunjang
kelancaran kegiatan sosial ekonomi juga akan menunjang perkembangan fisik di daerah yang
bersangkutan. Kabupaten Seluma dengan visi Percepatan Pembangunan Daerah di desa dan
jasa yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik pertumbuhan penduduknya
maupun sarana dan prasarana daerah yang dimilikinya.
Untuk mendukung visi dan misi tersebut maka Pemerintah Kabupaten Seluma selalu berupaya
untuk memberikan layanan yang terbaik kepada warganya yang salah satu diantaranya pada
sarana dan prasarana transportasi. Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan baik pembangunan,
peningkatan serta pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi maka Pemerintah
Kabupaten Seluma melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang memandang perlu
adanya perencanaan yang sistematis dan tepat guna pada kegiatan tersebut di atas, dengan
harapan agar didapat hasil perencanaan matang yang memenuhi persyaratan dan kaidah-
kaidah teknis dan dapat diaplikasikan di lapangan sebagai bagian dari kegiatan pembangunan
transportasi yang berkualitas untuk mendukung geliat dan mobilisasi perekonomian
masyarakat Kabupaten Seluma.
Dalam perspektif pengembangan wilayah, agar pusat kegiatan dan fungsi ruang dapat
beraktifitas dengan baik harus dihubungkan oleh sistem transportasi yang memadai. Sistem
transportasi wilayah tersusun dengan hadirnya jaringan jalan sebagai prasarana yang menjadi
kebutuhan bagi bergeraknya kendaraan. Jalan berfungsi menjadi prasarana yang
memungkinkan alat transportasi bergerak menghubungkan secara spasial antara berbagai titik
atau lokasi dalam suatu wilayah.
Mutu jaringan jalan mencakup kualitas dan kuantitas jalan. Kualitas jalan diukur dari kualitas
konstruksi. Kualitas ini mencakup berbagai standar struktur, material, daya dukung, dimensi,
permukaan, dan geometrinya. Kuantitas jalan mencakup panjang jaringan jalan dalam suatu
wilayah. Semakin baik kualitas dan kuantitas jalan, akan semakin baik pula perannya dalam
menjamin kelancaran pergerakan kendaraan yang membawa barang dan jasa dari tempat asal
ketujuan. Distribusi dan pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, yang pada gilirannya
kesejahteraan masyarakat akan semakin tinggi.
Menyadari hal tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma
khususnya Bidang Bina marga menyadari pentingnya data lengkap jalan kabupaten yang
mutakhir. Database jalan yang pernah dimiliki oleh Bidang Binamarga disusun beberapa tahun
lalu, dan dengan berjalannya waktu terjadi banyak perubahan dan penyesuaian keadaan kondisi
jalan pada saat ini, sehingga sudah kadaluwarsa; oleh karenanya database perlu di-update.
Database adalah kompilasi data dasar tentang potensi dan masalah yang tersimpan secara
sistemik dalam system informasi berbasis GIS. Database ini mencakup nama jalan, panjang,
dimensi, kondisi teknis, dan kualitasnya. Database yang akan disusun dengan system ini akan
mampu menjadi alat manajemen pembangunan jalan, yang memberikan informasi, melakukan
updating, melakukan pencarian, dan memudahkan untuk presentasi.
Menyadari pentingnya database jalan tersebut, Pemerintah Kabupaten Seluma melalui Dinas
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang telah menyediakan anggaran dalam APBD Tahun 2021.
Dalam anggaran yang tersedia tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kabupaten Seluma melalui kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi, akan menyusun
database jalan Kabupaten Seluma.
Tanggapan :
Latar belakang dalam pekerjaan Updating Data Base dan Survey Kondisi Jalan Jembatan di
Kabupaten Seluma cukup jelas. Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Seluma dalam
percepatan pembangunan daerah di desa dan jasa yang mengalami perkembangan yang sangat
pesat, baik pertumbuhan penduduknya maupun sarana dan prasarana daerah yang dimilikinya,
maka Pemerintah Kabupaten Seluma selalu berupaya untuk memberikan layanan yang terbaik
kepada warganya salah satu diantaranya pada sarana dan prasarana transportasi.
Keberadaan jaringan jalan yang memiliki segi kualitas dan kuantitas yang sangat baik akan
semakin baik pula perannya dalam menjamin kelancaran pergerakan kendaraan yang membawa
barang dan jasa dari tempat asal ketujuan sehingga distribusi dan pertumbuhan ekonomi akan
semakin meningkat, yang pada gilirannya kesejahteraan masyarakat akan semakin tinggi.
Oleh karena itu, Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma khususnya
Bidang Bina Marga memerlukan adanya database mengenai nama jalan, panjang, dimensi,
kondisi teknis, dan kualitasnya jalan yang terbaru / ter-update sehingga dapat mengetahui
potensi dan masalah yang tersimpan secara sistemik dalam sistem informasi berbasis GIS.
Database ini akan mampu menjadi alat manajemen pembangunan jalan, yang memberikan
informasi, melakukan updating, melakukan pencarian, dan memudahkan untuk presentasi.
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas teknis jaringan jalan di
Kabupaten Seluma.
2. Maksud kegiatan ini adalah melakukan penguatan database dan survey Kondisi Jalan di
kabupaten Seluma. Penguatan yang dimaksud adalah menyempurnakan dokumen data
jalan yang sudah dimiliki, melakukan updating data kondisi jalan, dan memetakan dalam
GIS.
3. Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersedianya sistem informasi database jaringan Jalan yang
dapat menjadi acuan dasar penetapan perencanaan pembangunan jaringan Jalan secara
cepat dan tepat sehingga dapat mendukung peningkatan/pengembangan sistem jaringan
jaringan Jalan Kabupaten Seluma.
4. Muatan teknis dari perkerjaan ini yaitu untuk memberikan informasi secara detail tentang
kondisi, status, fungsi dan ruas-ruas jaringan - jaringan Jalan Kabupaten Seluma.
Tanggapan :
Maksud dan tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini cukup jelas. Maksud dari pekerjaan ini
adalah menyempurnakan dokumen data jalan yang sudah ada, melakukan updating data kondisi
jalan yang dituangkan dalam bentuk pemetaan GIS. Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini yaitu
tersedianya sistem informasi database jaringan jalan yang dapat menjadi acuan dasar penetapan
perencanaan pembangunan jaringan jalan secara cepat dan tepat sehingga dapat mendukung
peningkatan/pengembangan sistem jaringan jaringan Jalan Kabupaten Seluma.
B.1.3 Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai sebagai hasil dari layanan jasa konsultansi ini adalah sebagai
berikut :
Tanggapan :
Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini terdiri dari lima poin yang telah dijelaskan
didalam KAK dan dapat dipahami dengan jelas oleh tim konsultan.
Lokasi yang direncanakan untuk Pekerjaan Updating Database Dan Survey Kondisi Jalan
Jembatan ini berada di jaringan jalan Jembatan Kabupaten Seluma.
Tanggapan :
Lokasi kegiatan pekerjaan Updating Database Dan Survey Kondisi Jalan Jembatan ini meliputi
seluruh jaringan jalan dan jembatan yang ada di Kabupaten Seluma.
A. Sumber Dana
Sumber Dana dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada Dana APBD Kabupaten Seluma
Tahun Anggaran 2021. Untuk pelaksanaan Pekerjaan ini diperlukan biaya kurang lebih
sebesar Rp. 500.000.000,- Sudah termasuk PPn 10%.
B. Biaya Perencanaan
1. Besar biaya pekerjaan perencanaan mengikuti usulan dari Pengguna Anggaran (PA) /
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma dan yang telah
di setujui oleh DPRD Kabupaten Seluma, yaitu :
a. Besar Biaya Konsultan Perencana merupakan Biaya Tetap dan Pasti termasuk
pajak-pajak yang harus dibayarkan.
b. Ketentuan pembiayaan dan pembayaran lebih lanjut mengikuti dan diatur dalam
surat perjanjian pekerjaan perencanaan/surat perintah kerja yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaaan Konsultan Perencanaan dan Tata cara pembayaran diatur secara
Kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan Konsultan Perencana sesuai
peraturan yang berlaku.
3. Pembayaran biaya Konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan
perencanaan atau sesaui dengan Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak.
Tanggapan :
Sumber dana pekerjaan Updating Database Dan Survey Kondisi Jalan Jembatan berasal dari dana
APBD Kabupaten Seluma Tahun Anggaran 2021 yaitu sebesar Rp. 500.000.000,- dan sudah
termasuk PPn sebesar 10%.
Tanggapan :
Nama pejabat pembuat komitmen dalam pekerjaan Updating Database Dan Survey Kondisi Jalan
Jembatan yaitu Muhammad Saipullah, SE, ST selaku pengguna anggaran yang bertugas di Satuan
Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma.
Kualifikasi Badan Usaha untuk pekerjaan ini adalah Jasa Survey Permukaan Tanah (SP 303) dan
Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi (RE 104).
Tanggapan :
Kualifikasi Badan Usaha yang digunakan dalam pekerjaan ini sudah sesuai dengan judul kegiatan
pekerjaan yaitu Badan Usaha bidang Jasa Survey Permukaan Tanah (SP 303) dan Jasa Desain
Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi (RE 104).
Ringkasan mengenai informasi terkait yang telah diketahui seperti klasifikasi dan kondisi
jalan, kependudukan serta data-data lain yang dianggap perlu dapat berkonsultasi pada
instansi terkait.
2. ALIH PENGETAHUAN
Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Anggaran, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf dilingkungan organisasi Pejabat
Pembuat Komitmen.
Tanggapan :
Sub bab mengenai data dan fasilitas penunjang serta alih pengetahuan dapat dipahami oleh tim
konsultan mulai dari penyediaan tenaga pendamping oleh Pejabat Pembuat Komitmen, fasilitas
penunjang yang disediakan oleh tim konsultan serta data dasar yang digunakan dalam pekerjaan
ini yaitu peta wilayah Kabupaten Seluma dan Rencana Tata Ruang Daerah Kabupaten Seluma.
Data-data pendukung lainnya yang dianggap perlu dapat berkonsultasi dengan instansi terkait.
Selain itu bila dianggap perlu oleh Pengguna Anggaran, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf dilingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.
1. STANDAR TEKNIS
Dalam hal melaksanakan Pekerjaan Penguatan Database Dan Survey Kondisi Jalan, daftar
referensi seperti tersebut di bawah ini ditetapkan dan dipakai sebagai dasar perencanaan,
referensi dimaksud adalah :
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2011 tentang Pedoman Teknis
Sistem Pengelolaan Database Jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota
b. Tata Cara Survey Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota, No. 16/T/BNTK/1990
c. Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.
Selain memperhatikan stá ndar teknis, juga harus memperhatikan Kriteria Umum Bangunan
disesuaikan berdasarkan fungsi dan Kompleksitas Bangunan, yaitu : Persyaratan
Peruntukan dan Intensitas, Persyaratan Struktur, Persyaratan Transportasi.
2. STUDI-STUDI TERDAHULU
Study yang pernah dilakukan pada masing-masing lokasi meliputi survey permulaan,
penentuan lokasi, pengukuran, inventarisasi bangunan yang telah ada dan perencanaan
teknis.
3. REFERENSI HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Survey Kondisi Jalan Jembatan Kabupaten Seluma
adalah sebagai berikut :
Tanggapan :
Referensi yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari 10 referensi hukum yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya serta 3 daftar referensi standar teknis yang menjadi
dasar perencanaan dengan memperhatikan kriteria umum bangunan yang disesuaikan
berdasarkan fungsi dan komoleksitas bangunan. Selain itu studi-studi terdahulu yang pernah
dilakukan pada masing-masing lokasi dapat dijadikan referensi lainnya yang meliputi survey
permulaan, penentuan lokasi, pengukuran, inventarisasi bangunan yang telah ada dan
perencanaan teknis.
Ruang lingkup kegiatan ini adalah meliputi seluruh jaringan sarana dan prasarana infrastruktur
jaringan Jalan yang ada di Kabupaten Seluma. Kegiatan kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
Tanggapan :
Lingkup kegiatan yang harus dilakukandapat dipahami oleh tim konsultan yaitu meliputi seluruh
jaringan sarana dan prasarana infrastuktur jaringan jalan dan jembatan terdiri dari 11 poin
mulai dari pengumpulan data, melakukan survey, melakukan analisa dan evaluasi data hingga
melakukan data reduction dan melaksanakan mapping yang digunakan sebagai basis database
jaringan jalan dan jembatan.
B.1.11 Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan layanan jasa konsultasi ini adalah aplikasi yang
berisi database jaringan Jalan dan Jembatan yang selanjutnya entry data dan operasionalnya
dapat dilakukan oleh staff Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma.
Tanggapan :
Keluaran yang diharapkan dalam pekerjaan Updating Data Base dan Survey Kondisi Jalan
Jembatan Kabupaten Seluma ini adalah aplikasi yang berisi database jaringan jalan dan
jembatan yang selanjutnya entry data dan operasionalnya dapat dilakukan oleh staff Dinas
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma.
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan harus
dipelihara oleh Penyedia Jasa :
Tanggapan :
Data dan fasilitas yang dapat digunakan oleh tim konsultan terdiri dari 3 item yaitu kumpulan
laporan dan data hasil studi serta photografi, akomodasi atau ruang kantor untuk asistensi /
koordinasi serta staf pengawas / pendamping yang telah ditunjuk oleh pengguna jasa.
Konsultan harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang diperlukan,
selain peralatan dan fasilitas yang disediakan dan dipelihara oleh pemberi kerja.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 10
Usulan Teknis
Tanggapan :
Tim konsultan dapat mengajukan usulan barang-barang maupun fasilitas-fasilitas yang dirasa
diperlukan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan pekerjaan dan dituangkan kedalam usulan
biaya. Segala fasilitas dan barang-barang yang digunakan dalam pekerjaan ini dapat digunakan
dan dirawat sebaik mungkin.
Jadwal Waktu Pelaksanaan selama 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender. Jadwal Penugasan
Personil disesuaikan dengan jumlah orang bulan (OB) yang tersedia dalam Dokumen
Pengadaan.
Tanggapan :
Jadwal pelaksanaan pekerjaan Updating Data Base dan Survey Kondisi Jalan Jembatan di
Kabupaten Seluma ini selama 90 (sembilan puluh) hari kalender.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 11
Usulan Teknis
Tanggapan :
Dari uraian diatas mengenai kualifikasi tenaga ahli dapat dipahami dengan jelas bahwa dalam
pekerjaan ini dibutuhkan 1 orang team leader yang memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik
Sipil dan memiliki SKA Ahli Teknik Jalan-Madya dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun, lalu 1
orang tenaga ahli geodesi yang memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil dan memiliki
SKA Ahli Geodesi-Muda dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun. Selain itu dibutuhkan 11
orang supporting staf yang terdiri dari 8 orang surveyor, 1 orang drafter/operator CAD dan 2
orang operator komputer dengan masing-masing berpendidikan minimal SMA/SMK.
Konsultan perencana harus segera menyusun Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan/ program
kerja minimal meliputi :
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 12
Usulan Teknis
Proses Perencanaan
Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Anggaran
(PA) / Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Tanggapan :
Konsultan akan menyiapkan jadwal kegiatan, alokasi tenaga kerja sesuai dengan disiplin ilmu
dan keahliannya serta konsep penanganan pekerjaan perencanaan. Dalam prosesnya tim
konsultan akan menyusun jadwal pertemuan berkala dengan PPK yang akan membahas
mengenai penentuan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan sesuai dengan
keluaran yang telah ditetapkan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu selama
90 (sembilan puluh) hari kalender.
B.1.17 Pelaporan
Setiap laporan harus disusun dalam Bahasa Indonesia dan jenis laporan ditetapkan sebagai
berikut :
N
Jenis Laporan Banyaknya
o
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 13
Usulan Teknis
Tanggapan :
Jenis laporan yang dihasilkan dalam pekerjaan Updating Data Base dan Survey Kondisi Jalan
Jembatan Kabupaten Seluma terdiri dari 3 jenis laporan yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan
Teknis dan Laporan Akhir masing-masing berjumlah 5 buku. Laporan tersebut dibackup
menggunakan harddisk eksternal berkapasitas 1 TB.
Jika diperlukan adanya kerjasama dengan instansi, konsultan harus menguraikan kerjasama
tersebut dalam usulnya serta segala akibat dari kerjasama itu.
Tanggapan :
Persyaratan kerjasama yang tertuang didalam KAK dapat dipahami oleh tim konsultan bahwa
Jika diperlukan adanya kerjasama dengan instansi, konsultan harus menguraikan kerjasama
tersebut dalam usulnya serta segala akibat dari kerjasama itu.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 14
Usulan Teknis
Tanggapan :
Pedoman pengumpulan data lapangan dan persyaratannya dapat dipahami oleh tim konsultan
mulai dari persiapan kegiatan, pemeriksaan alat survey hingga saat pelaksanaan pengukuran di
lapangan yang meliputi pemeriksaan detai lokasi rencana survey jalan, pemeriksaan data
inventarisasi, marking poin GPS, pemotretan kondisi dan situasi jalan jembatan setiap 200 m dan
pengisian kondisi dan inventarisasi pada blanko pengisian yang sudah disetujui oleh pemberi
kerja.
Survei pendahuluan merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi awal (tanpa melakukan
verifikasi secara rinci) mengenai ruang lingkup pada pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilakukan.
B.2.1.1 Persiapan
Persiapan bertujuan untuk menyiapkan alur kegiatan survey pendahuluan. Tahap persiapan ini
harus dilakukan untuk memastikan segala aspek, baik aspek teknis maupun administrasi dapat
terakomodasi sehingga kegiatan survey pendahuluan dapat berjalan dengan lancar.
Di dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai awal dari seluruh rangkaian
kegiatan yang akan direncanakan. Hasil tahap persiapan ini akan sangat mempengaruhi proses
yang dilakukan dalam tahap selanjutnya. Secara umum kegiatan utama pada tahap persiapan
ini, antara lain :
a. Rapat Persiapan
Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama Penyedia harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak
meliputi:
Program mutu;
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 15
Usulan Teknis
Penyediaan peralatan dan personil sesuai dengan kebutuhan seperti termuat dalam KAK
untuk menyelesaikan pekerjaan.
Melakukan koordinasi dan konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak owner yaitu Bidang
Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Seluma untuk melakukan konfirmasi mengenai ruang lingkup pekerjaan dan
ruas jalan yang akan ditangani.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 16
Usulan Teknis
Survei pendahuluan bertujuan untuk mengumpulkan data–data awal yang diperlukan untuk
kebutuhan survei detail yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya. Kegiatan survei
pendahuluan yang akan dilakukan berupa:
a. Koordinasi dengan Instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi/ unsur-unsur serta Petugas
UPTD dan instansi terkait terkait di daerah sehubungan dengan akan dilaksanakannya
survei pendahuluan.
b. Studi terdahulu
Pada tahapan ini tim akan mengumpulkan data-data pendukung dari instansi terkait
seperti: data perencanaan terdahulu, laporan UKL dan UPL (jika ada), data laporan studi
kelayakan (FS), ataupun laporan studi Amdal.
N
Jenis Data Sumber
o
1 Studi Terdahulu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma
Data Jaringan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Seluma
2
Jalan
Studi terdahulu merupakan data-data berupa kajian yang bersifat teknis maupun
penunjang yang didapat dari kegiatan perencanaan sebelumnya.
Data jaringan jalan merupakan data yang memuat informasi mengenai sistem jaringan
jalan. Jaringan jalan ini adalah satu kesatuan ruas jalan yang menghubungkan suatu
zona atau wilayah terhadap zona atau wilayah lainnya.
d. Survei pendahuluan inventarisasi jalan
Tujuan dari survei ini adalah untuk melakukan pengumpulan data mengenai kondisi,
fasilitas jalan.
Survei ini mengacu pada Tata Cara Pelaksanaan Survei jalan yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Data yang akan diperoleh dari survei ini antara lain :
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 17
Usulan Teknis
Tahap antara merupakan tahapan yang dilakukan untuk melakukan pengumpulan data-data
aktual di lapangan. Data-data tersebut digunakan untuk mendapatkan suatu kesimpulan
mengenai kondisi infrastruktur di lapangan.
Sebelum melaksanakan survey ke lapangan maka seluruh peralatan dan biaya yang diperlukan
harus dipersiapkan sehingga pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana. Kendaraan yang akan
digunakan untuk survey harus diperiksa kondisinya; Tripmeter/Odometer kendaraan agar
diperiksa ketepatan serta kelancaran sistem kerjanya; Petugas survei harus yang telah
berpengalaman dan benar-benar memahami prosedur survey serta pengisian formulir;
Formulir survey serta peralatan dan perlengkapan lainnya agar dapat diperiksa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 18
Usulan Teknis
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 19
Usulan Teknis
1. Tidak ada 1.
2. Baik/Aman 2.
Ukuran lubang Kecil diameter < 0,5 m, Besar : diameter > 0.5 m, Dangkal (kedalaman < 5 cm);
Dalam (kedalaman) > 5 cm 3. Berbahaya 3.
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M = Kotamadya; K = Kabupaten
KODE TIPE JALAN KODE MEDIAN KODE TERRAIN KODE GRADE (ALIN, VER) KODE BELOKAN (ALIN, HOR) KODE TATA GUNA LAHAN
1 2 / 1 UD 4 4/2D 1.TIDAK ADA 1. DATAR (F) < 1.0 M 1. DAFTAR (F) (< 5.0 M / KM) 1. LURUS (<.25 RAD/KM) 1. SAWAH/KEBUN/HUTAN
2 2/ 2 UD 5 6/2D 2.DENGAN PENINGGIAN / KERB 2. 1,0 M < BUKIT (R) < 3,0 M 2. BUKIT (R) (5 - 45 M / KM) 2. SEDIKIT BELOKAN (0.25 - 3.50 RAD/KM). 2. PERUMAHAN
3 4 / 2 UD 3. TANPA PENIINGGIAN / KERB 3. GUNUNG (H) 3.0 M 3. GUNUNG (H) (> 45 M/KM) 3. BANYAKNYA BELOKAN (>3,50 RAD/KM) 3. PERINDUSTRIAN
4.PERTOKOAN/PERKANTORAN/PASAR
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 20
Usulan Teknis
No. Jembatan
Nama Jembatan
Tanggal
Pemeriksaan Nama Pemeriksa
a. Survei Deskripsi Ruas (link description) dan Titik Referensi Lokasi (LRP)
Survei Deskripsi Ruas (link description) dan Titik referensi Lokasi (LRP) umumnya
dikerjakan setiap 5 tahun sekali. Survei ini bertujuan untuk pemutakhiran data sebagian
jaringan jalan akibat adanya pekerjaan konstruksi yang baru diselesaikan, seperti
pekerjaan konstruksi pembangunan jalan baru (baik diperkeras maupun tidak diperkeras),
pekerjaan pelebaran jalan, pekerjaan relokasi jalan, pekerjaan rekonstruksi, pekerjaan
penambahan panjang jalan diperkeras. Informasi yang diperoleh dari survei ini harus
digunakan sebagai acuan untuk survei-survei lainnya baik dalam pengumpulan datanya
maupun dalam pemrosesan datanya.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 21
Usulan Teknis
Maksud survei Titik referensi Lokasi (LRP) adalah untuk menetapkan lokasi-lokasi LRP,
jarak antara LRP yang berdekatan dan koordinat GPS semua LRP yang kemudian
membentuk jalan. Ditjen Bina Marga telah menerapkan system LRP berdasarkan Patok Km,
jembatan, dan lain sebagainya sebagai referensi jalan.
Pengguna Jasa akan menyiapkan informasi tentang simpul-simpul ruas jalan yang ada dan
LRP termasuk jarak-jaraknya dalam format digital. Penyedia Jasa harus menggunakan
informasi ini ketika melaksanakan pengumpulan data. Penyedia Jasa harus selalu
mengukur jarak ke LRP untuk setiap pengumpulan data.
Kesalahan pengukuran jarak yang diijinkan adalah 30 meter per ruas jalan. Bila Penyedia
Jasa menemukan perbedaan jarak, Penyedia Jasa dapat mempertimbangkan 2 skenario
berikut:
Bila terdapat perbedaan hasil pengukuran jarak, namun masih dalam batas kesalahan
yang diijinkan, maka hasil pengukuran dapat dikoreksi secara berskala menyesuaikan
dengan panjang total yang diberikan oleh Pengguna Jasa. Faktor skala harus ditetapkan
untuk setiap ruas jalan dan faktor tersebut harus digunakan untuk mengoreksi ukuran
panjang di ruas tersebut.
Bila terdapat perbedaan hasil pengukuran jarak, dan melampaui batasan kesalahan yang
diijinkan, Penyedia Jasa harus mengukur ulang ruas jalan tersebut. Bila survei kedua
mengkonfirmasi hasil survei pertama; maka Penyedia Jasa harus segera
menginformasikan ke Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus menyediakan informasi rinci mengenai alat yang digunakan untuk
mengukur data referensi lokasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi rinci tersebut
mencakup nama alat, fungsi, kapasitas, ketelitian, kondisi, serial number, tahun perolehan.
Pengukur Jarak – instrument transducer pengukur jarak harus dipasang pada roda
kanan kendaraan survei, sehingga hasil pengukuran jarak yang dilakukan akan mewakili
pengukuran pada sumbu jalan. Dengan cara seperti ini, akan mengurangi berkurangnya
ketelitian akibat pergerakan kendaraan pada tikungan. Semua jarak harus diukur
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 22
Usulan Teknis
dengan alat ukur jarak yang memiliki ketelitian 0,1% panjang pengukuran atau lebih
baik.
Semua posisi LRP dan tanda-tanda penting lainnya (misalnya: persimpangan, jembatan,
gorong-gorong, perlintasan Kereta Api) harus dinyatakan dengan jarak dari titik acuan
sebelumnya. Chainage (sta pengukuran) diukur secara menerus mulai dari awal ruas
hingga akhir ruas. Pada setiap simpul, jarak pengukuran harus di set ulang ke 0. Dengan
cara ini, semua jarak dinyatakan sebagai jarak dari simpul sebelumnya.
GPS pengukur koordinat –Koordinat spasial setiap simpul, LRP dan sumbu jalan harus
direkam dan dilaporkan. Koordinat harus diukur dengan GPS yang memiliki ketelitian +
1m pada 90% waktu pengukuran.
Referensi GPS harus dibuat sedekat mungkin dengan sumbu jalan. Referensi altitude
harus dibuat pada permukaan perkerasan jalan, dan Penyedia Jasa harus menyerahkan
data koordinat dengan interval tidak lebih dari 10 meter pada sumbu jalan; interval
harus cukup untuk menempatkan semua fitur yang diperlukan dan informasi geometrik
jalan pada tingkat ketelitian yang ditetapkan. Bila jalur lalu lintas terpisah (divided), data
lokasi sama seperti yang digunakan untuk menetapkan sumbu jalan. Semua sumbu jalan
harus memenuhi topologi yang benar dan lengkap (misalnya: persimpangan jalan harus
saling bersilangan) dan setiap ruas jalan harus memiliki sumbu jalan yang unik.
Di dalam Rencana Mutu kontrak, Penyedia Jasa harus menjelaskan metodologi yang
akan diterapkan dalam menetapkan sumbu jalan. Penjelasan tersebut harus mencakup:
- Tata cara pengumpulan data
- Metoda Real-time atau post-processed differential correction untuk alat GPS
- Koreksi terhadap data anomali (misalnya: kehilangan sinyal GPS, gyro drift over time,
satellite downlink DGPS, differences between measured and GPS-derived lengths,
avoidance of obstacles etc.)
- Pemrosesan data, dan pengintegrasian dengan koordinat hasil survei LRP
Kamera yang dilengkapi dengan GPS – untuk merekam semua fitur jalan termasuk
titik-titik referensi lokasi
Semua lokasi LRP harus ditetapkan, dan umumnya patok Km dapat ditetapkan sebagai
LRP Utama (Primary LRP) atau, bila patok Km hilang, obyek-obyek tetap lainnya seperti
jembatan dapat ditetapkan sebagai LRP Tingkat II (Secondary LRP).
Jarak antar LRP harus diukur dengan tingkat ketelitian 0,1% panjang pengukuran dan
koordinat setiap lokasi LRP diukur dengan GPS (longitude/latitude). Semua LRP harus
diberi tanda yang jelas dan ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat oleh tim survei
berikutnya.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 23
Usulan Teknis
Arah pergerakan dan jumlah LRP harus bertambah/semakin besar sejalan dengan
jumlah patok Km (chainage) yang dijalani. Bila patok Km tidak dijumpai, LRP ditetapkan
sebagai pertambahan jarak dari titik awal hingga titik akhir ruas jalan.
Untuk penyimpanan dalam geo-database Bina marga, semua data yang dikumpulkan
harus diikat menggunakan Location Referencing System (LRS) berikut:
1. Nomor ruas
2. Referensi jarak (chainage/jarak dari titik awal ruas)
3. Koordinat GPS
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 24
Usulan Teknis
Tujuan – adalah mengukur lebar jalur dan lajur lalu lintas, bahu, lajur kendaraan tak
bermotor, median, saluran, dsb, yang merupakan komponen konfigurasi penampang
melintang jalan.
Prosedur – Pengumpulan data inventori dapat dilakukan dengan menggunakan gambar
video atau pencatatan elektronik secara manual untuk mencatat keberadaan dan lokasi
setiap jenis obyek yang ada.
Lebar perkerasan, bahu dan ambang pengaman diukur dengan ketelitian hingga 10 cm
pada awal ruas dan direkam. Jenis perkerasan dan bahu juga harus direkam.
Observasi pada lebar setiap bagian penampang melintang dapat dilakukan melalui
gambar video atau dilakukan secara jalan kaki bila diperlukan. Setiap ada perubahan
pada setiap elemen, lebar setiap elemen pada penampang melintang diukur kembali dan
direkam, termasuk chainage lokasi adanya perubahan.
Bila tidak ada perubahan pada setiap elemen penampang melintang, observasi dapat
dilanjutkan hingga akhir ruas jalan
Atribut data yang dikumpulkan pada survei inventarisasi jalan sebagai berikut:
Tipe jalan
Jenis Permukaan
Lebar perkerasan (m)
Lebar median (m)
Lebar bahu (m)
Lebar saluran samping (m)
Jenis Terrain
Tata guna lahan
Alinyemen: Data RAW GPS yang ada
Kondisi Bahu :
0: TIDAK ADA BAHU
1: BAHU LUNAK
2: BAHU YANG DIPERKERAS
c. Inventori Drainase
Tujuan – mencatat drainase yang ada di sepanjang ruas jalan. Survei ini cukup dilakukan
sekali dan merupakan bagian dari survei inventori penampang melintang. Survei ini tidak
perlu diulang setiap tahun. Jenis data yang dikumpulkan adalah data seksi/menerus.
Prosedur – observasi terhadap drainase dapat dilakukan melalui gambar video atau dengan
berjalan kaki bila perlu:
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 25
Usulan Teknis
Lebar saluran dan jaraknya dari sumbu jalan diukur hingga ketelitian 10cm pada awal
ruas jalan dan direkam. Jenis saluran juga direkam.
Setiap ada perubahan pada lebar atau jenis saluran, lebar atau jenis saluran yang baru
harus diukur kembali dan direkam, termasuk chainage lokasi adanya perubahan.
Bila tidak ada perubahan pada lebar atau jenis saluran pada penampang melintang,
observasi dapat dilanjutkan hingga akhir ruas jalan.
Berikut adalah Jenis Saluran Samping yang umum digunakan:
1. Tanah Terbuka
2. Beton/Pasangan Batu Terbuka
3. Saluran Irigasi
4. Beton/Pasangan Batu Tertutup
5. Tidak Ada
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 26
Usulan Teknis
Setelah format, ketelitian, kelengkapan, dan kewajaran data dapat diterima oleh Pengguna
Jasa, maka Pengguna Jasa akan menerbitkan Berita Acara Penerimaan Data yang dapat
dilakukan secara parsial/bertahap sesuai dengan volume pekerjaan survei yang telah
diselesaikan dan diterima.
Berita Acara Penerimaan Data parsial/bertahap atau akhir harus menjadi salah satu syarat
pembayaran tagihan Penyedia Jasa untuk perioda waktu yang sesuai.
Survei profil jalan dibagi dalam dua jenis survei, yaitu survei profil memanjang (roughness -
ketidakrataan) jalan dan survei profil melintang jalan (rutting - alur)
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 27
Usulan Teknis
Hasil penelitian yaitu didapat empat persamaan korelasi dan yang memiliki Nilai R2
paling besar dengan persamaan dari kedua parameter ini adalah :
IRI = 0.257SDI + 0.790 dengan R2 = 0,825.
Nilai R2 menunjukkan bahwa kedua parameter ini berkorelasi paling kuat.
SDI (Surface Distress Index) adalah sistem penilaian kondisi perkerasan jalan
berdasarkan dengan pengamatan visual dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
usaha pemeliharaan. Dalam pelaksanaan metode SDI di lapangan maka ruas jalan
yang akan disurvei harus dibagi ke dalam segmen-segmen. Penulis mengambil
panjang tiap segmen adalah 100 m.
Tabel B.6 Klasifikasi Tabel SDI
Kondisi
SDI
Jalan
Baik < 50
Sedang 50-100
Rusak Ringan 100-150
Rusak Berat > 150
Sumber : Mulyono (2007)
Peninjauan kondisi perkerasan secara visual meliputi pemeriksaan jenis dan besarnya
kerusakan yang terjadi pada suatu ruas jalan.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 28
Usulan Teknis
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 29
Usulan Teknis
IRI adalah Parameter Ketidakrataan yang dihitung dari jumlah kumulatif naik
turunnya permukaan arah profil memanjang dibagi dengan jarak / panjang
permukaan jalan yang diukur.
Sayer et al. (1986) telah mengembangkan nilai IRI untuk berbagai umur
perkerasan dan kecepatan. Untuk ketidakrataan permukaan jalan baru nilai IRI <
4 m/km yang dapat ditempuh pada kecepatan 100 km/jam dan untuk jalan lama
nilai IRI < 6 m/km dengan kecepatan sekitar 80 km/jam.
Metode pengukuran yang dikenal pada umumnya adalah metode NAASRA (SNI
033426-1994), Rolling Straight Edge, Slope Profilometer (AASHO Road Test),
CHLOE Profilometer, dan Roughometer.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 30
Usulan Teknis
Tabel B.7 Kondisi Permukaan Jalan secara Visual dan Nilai RCI
Terdapat beberapa korelasi antara RCI dengan IRI yang telah dikembangkan
antara lain adalah Sukirman (1999) menyarankan korelasi kedua parameter
tersebut seperti dinyatakan pada persamaan 1.
Pada Gambar diatas terlihat bahwa hampir seluruh data, terlewati oleh garis
persamaan korelasi. Apabila nilai ketidakrataan permukaan mendekati nilai nol,
maka nilai indeks kondisi jalan akan mendekati nilai 10. Hal ini tentunya sesuai
dengan batasan dari nilai indeks kondisi jalan, seperti yang diperlihatkan pada
Tabel E-5. Untuk nilai ketidakrataan permukaan lebih besar dari 25,0 m/km, maka
nilai indeks kondisi jalan akan mendekati nilai nol.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 31
Usulan Teknis
Tabel B.8 Kondisi Permukaan Jalan Secara Visual Dengan Menggunakan Metode RCI
Nilai Perk.
N
Jenis Permukaan Kondisi Ditinjau Secara Visual RCI Nilai
o
IRI
1 Jalan tanah dengan drainase yang jelek, Tidak bisa dilalui 0-2 24-17
dan semua tipe permukaan yang tidak
diperhatikan sama sekali
2 Semua tipe perkerasan yang tidak Rusak berat, banyak lubang dan 2-3 17-12
diperhatikan sejak lama (4-5 tahun atau seluruh daerah perkerasan
lebih)
3 Pen. Mac. lama Latasbum lama, Rusak, bergelombang, banyak 3-4 12-9
Tanah/Batu krikil gravel kondisi baik lubang
dan sedang
4 Pen. Mac. setelah pemakaian 2 tahun, Agak rusak, kadang-kadang ada 4-5 9-7
Latasbum lama lubang, permukaan tidak rata
5 Pen. Mac. baru, Latasbum baru, Tasbutag Cukup, tidak ada atau sedikit 5-6 7-5
setelah pemakaian 2 tahun sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
6 Lapis tipis lama dari hotmix, Latasbum Baik 6-7 5-3
baru, Lasbutag baru
7 Hotmix setelah 2 tahun, hotmix tipis Sangat baik umumnya rata 7-8 3-2
diatas Pen. Mac
8 Hotmix baru (Lataston, Laston) Sangat rata dan teratur 8-10 2-0
(Peningkatan dengan menggunakan lebih
dari 1 lapis)
Alur adalah deformasi permukaan perkerasan aspal dalam bentuk turunnya perkerasan ke
arah memanjang pada lintasan roda kendaraan. Kedalaman alur diukur sebagai deformasi
vertical maksimum pada penampang melintang, baik pada lajur roda atau lajur lalu lintas,
lokasinya diukur dari titik referensi dan tegak lurus sumbu jalan.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 32
Usulan Teknis
Alur dinilai dengan pengukuran profil melintang menggunakan alat profilometer laser. Alat
tersebut harus dapat menghasilkan gambaran penampang melintang dengan lebar
minimum tiga meter, dan data dicatat dan dilaporkan sebagai berikut :
Lebar pengukuran tidak kurang dari 3200 mm
Resolusi vertical 0,5 mm
Jumlah minimum pengukuran setiap profil 13
Jarak antar pengukuran pada profil melintang 200 mm hingga 400 mm
Interval pengukuran kearah memanjang 2-meter atau kurang
Interval pelaporan 20 meter
Data yang dilaporkan: nilai rata-rata dan standar deviasi dari kedalaman alur lajur roda
kiri dan kanan
Pembacaan harus dikoreksi untuk menghilangkan pengaruh suspense kendaraan yang
bergerak dan untuk menetapkan ketinggian referensi untuk pengukuran profil
melintang.
Untuk mengukur alur terdapat beberapa metoda dan alat yang sering digunakan, baik
secara manual atau otomatis, dengan kontak atau tanpa kontak, diakukan pada kecepatan
tinggi atau secara statis; seperti dtunjukkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel B.9 Metoda Pengukuran Profil Melintang (Rutting)
Metoda yang ideal untuk pengumpulan data alur adalah dengan menggunakan profilometer
laser dan pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran profil
memanjang (ketidakrataan). Di beberapa daerah, dimana penggunaan profilometer laser
diperkirakan tidak layak, maka dapat diterapkan metoda manual dengan menggunakan
mistar. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus melengkapi Rencana Mutu Kontraknya dengan
manajemen lalu lintas untuk menjamin keselamatan personil survei dan pengguna jalan
lainnya.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 33
Usulan Teknis
1) Peralatan
Metoda otomatis dalam pengukuran alur menggunakan kendaraan yang dilengkapi
dengan beberapa sensor laser, misalnya sensor ultrasonik atau Profiler Laser Digital
(DLP) pada profilometer dengan multi laser berfungsi seperti benang atau mistar untuk
mengukur alur. Alat-alat tersebut dapat mengukur profil melintang jalan dengan
interval 50mm ketika kendaraan tersebut dijalankan dengan kecepatan normal.
Salah satu metoda validasi yang menggunakan suatu alat pengukuran acuan. Metoda
ini terdiri atas dua pengujian:
Pertama, lima profil melintang diukur dengan profilometer laser dan hasilnya
dibandingkan dengan pengukuran yang independen. Profil yang diukur dapat
berupa permukaan jalan atau profil buatan. Perbandingan ini dilakukan secara
statis, yaitu pengukuran dengan profilometer laser dilakukan dengan kendaraan
tidak bergerak. Pengukuran berikutnya dilakukan dengan kendaraan survei yang
bergerak dengan kecepatan normal, dan hasilnya dibandingkan dengan hasil
pengukuran dengan alat pengukuran acuan seperti alat ukur waterpass, transverse
profile logger, atau mistar. Profil hasil pengukuran profilometer laser yang
mendekati/sama/berimpit dengan profil hasil pengukuran independen, dan
perbandingan dilakukan terhadap kedalaman lajur roda dan alur yang diukur. Sama
seperti metoda validasi pengukuran ketidakrataan (IRI), digunakan analisis regresi
linear. Pengujian dilakukan pada beberapa kecepatan berbeda, untuk membuktikan
bahwa hasil pengukuran dengan profilometer laser tidak terpengaruh oleh
kecepatan kendaraan survei. Metoda ini juga harus dilakukan pengujian
keberulangan (repeatability test), seperti yang diuraikan di bawah ini.
Kedua, membandingan data alur yang diperoleh menggunakan profilometer yang
divalidasi dengan suatu set data acuan yang diperoleh dari alat profilometer lain
yang sejenis.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 34
Usulan Teknis
2) Prosedur
Prosedur survei pengumpulan data alur yang menggunakan alat profilometer laser
sama seperti prosedur survei pengumpulan data ketidakrataan IRI (profil
memanjang).
3) Pelaporan
Data alur jaringan jalan harus dicatat pada interval:
Setiap 200 meter (untuk metoda non-kontak kecepatan tinggi)
Panjang yang mewakili ≤ 1.0 km (metoda survei manual)
Data alur harus dilaporkan dalam bentuk tingkat keparahan (severity) dan sebaran
(extent) untuk lajur roda sebelah kiri (dan untuk lajur lalu lintas, bila ada) untuk setiap
interval pelaporan, sebagai berikut:
Tingkat Keparahan:
Kedalaman alur rata-rata (mm), dibulatkan
Standar deviasi kedalaman alur (mm), dalam satu decimal
Sebaran:
Persentase panjang dengan kedalaman alur maksimum:
- alur ≤ 5 mm
- 5 mm < alur ≤ 10 mm
- 10 mm < alur ≤ 15 mm
- 15 mm < alur ≤ 20 mm
- 20 mm < alur ≤ 25 mm
- 25 mm < alur ≤ 30 mm
- 30 mm < alur ≤ 35 mm
- 35 mm < alur ≤ 40 mm
- alur > 40 mm
Dibulatkan.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 35
Usulan Teknis
Data alur harus diikat terhadap titik referensi pada jaringan jalan, agar bermanfaat
dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan data alur harus secara jelas menyatakan lajur yang disurvei, dan arah dan
kecepatan kendaraan selama survei, serta termasuk tanggal dan cuaca pada saat
survei; dan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil survei
(misalnya: adanya pekerjaan konstruksi jalan, kemacetan lalu lintas, permukaan yang
basah, adanya genangan air di permukaan jalan, kendaraan berpindah lajur karena
hambatan atau menyusul kendaraan lain).
Data alur digunakan sebagai salah satu parameter untuk penilaian Kondisi Perkerasan
Jalan (PCI).
4) Data Format
Format data yang diunggah ke Geodatabase Bina Marga harus sesuai dengan format
yang ditetapkan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Ditjen Bina Marga.
5) Penerimaan
Setelah menerima data dari Penyedia Jasa, Pengguna Jasa akan melakukan audit data
dan/atau verifikasi& validasi terhadap format, ketelitian, kelengkapan, dan kewajaran
data. Penyedia Jasa harus memberikan penjelasan dengan disertai bukti-bukti untuk
setiap permasalahan atau isu yang ada pada data yang diserahkan. Apabila hasil audit
membuktikan adanya ketidaksesuaian atau permasalahan lainnya, maka Penyedia Jasa
harus segera mengambil tindakan perbaikan atau penyelesaian masalah. Tindakan
perbaikan dapat mencakup perbaikan pemrosesan data atau melakukan survei ulang
sebagian atau seluruh ruas jalan yang dipermasalahkan.
Bila dianggap perlu, Pengguna Jasa dapat memeriksa ulang data yang telah diserahkan
ulang, semua biaya yang diperlukan Pengguna Jasa untuk pemeriksaan ulang data
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
Setelah format, ketelitian, kelengkapan, dan kewajaran data dapat diterima oleh
Pengguna Jasa, maka Pengguna Jasa akan menerbitkan Berita Acara Penerimaan Data
yang dapat dilakukan secara parsial/bertahap sesuai dengan volume pekerjaan survei
yang telah diselesaikan dan diterima.
Berita Acara Penerimaan Data parsial/bertahap atau ahir harus menjadi salah satu
syarat pembayaran tagihan Penyedia Jasa untuk perioda waktu yang sesuai.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 36
Usulan Teknis
Pada perkerasan yang cukup tebal retak biasanya dimulai dari atas pada lokasi tensile
tress yang tinggi yang dihasilkan dari interaksi ban dan asphalt binder aging (to-down
cracking). Setalah beban berulang retak memanjang akan saling tersambung
membentuk bersudut banyak dan terbentuk seperti kulit buaya.
Masalah yang timbul : indikasi kerusakan struktural, retak dapat dimasuki air,
roughness, dapat berlanjut menjadi rusak berlobang.
Penyebab yang mungkin : tidak cukup menanggung struktur, yang dapat disebabkan
hal-hal berikut :
Menurunnya karakteristik menanggung beban, pada base, subbase akibat drainese
yang buruk atau kualitas base yang mengandung clay.
Stripping pada dasar hot mix, bagian yang tripping berkontribusi melemahkan
kekuatan perkerasan akibatnya efektif tebal perkerasan berkurang.
Meningkatnya beban (ump beban berlebih dibanding dengan disain)
Tidak memadainya disain struktur perkerasan.
Pelaksanaan yang tidak baik umpamanya pemadatan yang tidak tercapai sesuai
ketentuan.
Perbaikan: kerusakan harus diteliti untuk menentukan akar penyebab termasuk test
pit atau coring untuk mengetahui adanya air dibawah perkerasan, perbaikan umumnya
dengan dua kategori,
Rusak setempat menunjukan subgrade yang lemah, ganti dengan pengalian dan
perbaiki drainasenya, lalu di tambal dengan material baru
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 37
Usulan Teknis
retak yang luas menunjukan kerusakan struktur secara umum, lakukan overlay yang
cukup kuat untuk menanggung beban yang ada.
Bleeding
Deskripsi : suatu film asapal pada permukaan perkerasan, yang biasanya terlihat licin
dan seperti kaca yang seterusnya dapat lengket pada roda kendaraan.
Block Cracking
Deskripsi : retak yang saling terhubung yang membagi perkerasan menjadi beberapa
bagian persegi, blok berukuran kira-kira 0,1 m2 – 9 m2. Blok yang luas diklasifikasi
sebagai retak memanjang dan melintang,. Blok cracking unmumnya terjadi pada bagian
perkerasan yang jarang dilalui lalu lintas.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 38
Usulan Teknis
Masalah : roughness
Kemungkinan penyebab : biasanya disebabkan gerakan lalu lintas (bergerak dan
behenti) dikombinasi dengan low stiffness HMA, disebabkan campuran terkontaminasi,
disain campuran yang salah, produksi yang salah atau penguapan penggunaan aspal
emulsi yang terhambat, kadar air yang berlebihan di subgrade.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 39
Usulan Teknis
Perbaikan: kerusakan yang parah harus dicari akar penyebabnya, trategi perbaiakan
antara lain dengan,
Rusak yang terbatas buang yang rusak dan ditambal
Rusak meluas mengindikasikan kerusakan umum campuran, bongkar dan lapisi
dengan overlay.
Depression (Melendut)
Deskripsi; daerah setempat perkerasan yang lebih rendah dari elevasi yang
sesungguhnya, lendutan ini umumnya terjadi setelah hujan dan air masuk ke tepi
perkerasan.
Masalah yang timbul : roughness, lendutan yang diisi oleh air dapat menyebabkan
vehicle hydroplaning.
Kemungkinan penyebab: settlement subgrade akibat pemadatan yang tidak cukup,
atau ada bagian subgrade yang lemah.
Perbaikan: harus diteliti akar masalah penyebabnya apakah akibat subgrade yang
turun atau sebab lainnya, daerah yang turun dibongkar dan diganti dengan materail
yang baik, lalu tutup dengan tambalan.
Longitudinal Cracking
Deskripsi: retak yang paralel terhadap as jalan atau arah
penghamparan, biasanya jenis fatigue cracking.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 40
Usulan Teknis
Masalah yang timbul: bisa kemasukan air, roughness, indikasi akan terjadi retak buaya
dan kerusakan struktur.
Patching (Tambalan)
Deskripsi : Daerah Perkerasan yang telah
diganti dengan Material baru untuk
memperbaiki Perkerasan Lama.
Masalah : roughness
Kemungkinan penyebab : kerusakan perkerasan
setempat yang dibuang dan ditambal, pemotongan
utilitas
Perbaikan : tambalan sendiri merupakan
tindakan perbaikan, hanya perbaikan sendiri harus
mengingat sebagai struktural atau non struktural.
Potholes (Berlubang)
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 41
Usulan Teknis
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 42
Usulan Teknis
Tidak cukup pemadatan saat pelaksanaan, kepadatan yang tinggi diperlukan untuk
membuat kohesi dalam hotmix, pelepasan mekanis oleh jenis lalu lintas tertentu.
Perbaikan: perkerasan yang reveling harus diteliti akar penyebab kerusakan, umumnya
dibagi dua kategori rusak yang kecil dibuang dan ditambal ulang, rusak yang besar
mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yang rusak dan di overlay.
Rutting (Beralur)
Deskripsi: depresi permukaan perkerasan pada
jejak roda, terjadi jembulan sepanjang sisi yang
beralur tersebut, alur akan nampak setelah turun
hujan dan terisi air, ada dua jenis rutting yaitu
rutting campuran dan rutting subgrade. Ritting
campuran terjadi bila subgrade belum rutting, tetapi terjadi deprise permukaan pada
jejak roda sebagai akibat masalah pemadatan/ disain campuran. Subgrade rutting
terjadi bila menunjukan subgrade depresi akibat beban, dalam hal ini perkerasan settle
pada subgrade yang diikuti oleh depresi permukaan pada jejak roda.
Masalah yang timbul: alur yang terisi air akan menyebabkan vechile hydroplaning,
dapat berbahaya karena akan menarik kendaraan tetap berada pada lajur alur.
Penyebab yang mungkin: deformasi permanen pada suatu lapisan perkerasan atau
subgrade biasanya disebabkan konsolidasi atau pergerakan lateral material akibat
beban lalu lintas, penyebab khususnya adalah:
Kurang pemadatan lapisan hot mix saat pelaksanaan, bila kepadatan awalnya belum
cukup, perkerasan akan terus memadat dibawah pengaruh beban lalu lintas.
Subgrade rutting akibat tidak memadainya struktur perkerasan,
Tidak memadainya perencanaan campuran umpamanya akibat terlalu tingginya
kadar aspal, kebanyakan material filler, tidak memadainya jumlah butiran agregat
yang bersudut. Rutting yang diakibatkan studded tire wear menunjukan masalah
yang sama seperti rutting yang dibicarakan diatas, tetapi hal ini akibat macanical
dislodfing (pengeluaran mekanis) akibat pemakaian bukan deformasi perkerasan.
Perbaikan : rutting yang berat harus
diteliti akar penyebabnya apakah
kurang pemadatan, subgrade rutting, disain campuran
salah atau studded tire wear, ratung yang
kecil < 1/3 inci (7 mm) dalamnya
biasanya dibiarkan saja, sedangkan
yang berat harus diratakan dan di overlay.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 43
Usulan Teknis
Stripping
Deskripsi : hilangnya ikatan antara agregat dan aspal pengikat yang umunya dimulai
pada dasar hotmix dan berlanjut kearah atas, apabila stripping mulai dari permukaan
dan berlanjut ke bawah hal ini dinamakan ravelling.
Masalah yang timbul : menurunnya daya dukung struktural, rutting,
shoving/corugation, ravelling atau craking alligator atau longitudinal.
Penyebab yang mungkin: bottom-up stripping susah dikenali karena merupakan
manifestasi pada permukaan perkerasan itu sendiri akibat bentuk distres yang lainnya
termasuk rutting, shoving/corugation, ravelling, atau cracking, biasanya perlu dilakukan
coring untuk menentukan secara jelas akibat kerusakan tersebut hal ini terjadi akibat
Sifat kimia permukaan agregat yang jelek
air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan akibat air
overlay diatas lapisan existing open graded.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 44
Usulan Teknis
Retak berat lebar (>1/2 inci dan meluas) bongkar dan ganti perkerasan yang retak
dengan overlay.
b. Survey Kerusakan Perkerasan Beton (Rigid Pavement)
Shinkage Cracking
Asumsi Kerusakan Jalan :
1. Lean concrete
Kesalahan:permukaan terlalu kasar, terjadi retak, tidak menggunakan lapis
pemisah
Akibat : proses shrinkage (penyusutan) terganggu
Kerusakan : retak acak
2. Pelat beton
kesalahan : slump terlalu tinggi
akibat : dapat menurunkan mutu beton
kerusakan : kualitas tekstur rendah
kesalahan : pemadatan kurang sempurna
akibat : kepadatan kurang homogen
kerusakan : keropos
Penanganan :
1. Sambungan (joint)
Fungsi : membatasi tegangan dan pengendalian retak yang diakibatkan oleh
penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas.
Jenis sambungan antara lain : sambungan memanjang ; sambungan melintang;
sambungan isolasi
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 45
Usulan Teknis
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 46
Usulan Teknis
Tahap akhir merupakan tahapan analisa data terkait data yang sudah didapatkan di lapangan.
B.2.3.1 Analisa Data Perkerasan dengan Metode Surface Distress Index (SDI)
Dalam menentukan nilai SDI suatu segmen jalan, harus diketahui faktor – faktor kerusakan yang
berpengaruh terhadap nilai SDI tersebut. Adapun faktor kerusakan yang berpengaruh adalah
retak - retak (cracking), bleeding, depression, edge cracking, longitudinal and transverse cracking,
patching and utility cut patching, polished aggregate, potholes, , rutting, shoving, slippage
cracking, swell, weathering and ravelling.
Dari hasil pengamatan tersebut, maka di dapat nilai dari tiap jenis kerusakan yang
diidentifikasi, sehingga untuk menentukan penilaian kondisi jalan didapat dengan cara
menjumlahkan seluruh nilai kerusakan perkerasan yang terjadi dengan bobot yang sudah
ditentukan, dan kemudian akan didapat nilai SDI. Contoh menghitung SDI dapat kita lihat pada
tabel dibawah.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 47
Usulan Teknis
Hasil survei digunakan untuk menghitung nilai Surface Distress Index (SDI) per kilometer. SDI
per km dihitung dengan menjumlahkan hasil survei kondisi per 50 meter, untuk perhitungan
segmen per 50 meter maka parameter jumlah lubang (number of potholes) terlebih dahulu
harus dikalikan 10 sebelum dimasukkan dalam Formula penilaian SDI Number of Potholes.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 48
Usulan Teknis
Dari nilai SDI yang didapatkan, dapat ditentukan kondisi segmen jalan dengan menggunakan
Tabel di bawah ini.
IRI SDI
(m/km) < 50 50-100 100-150 > 150
<4 Baik Sedang Sedang Rusak Ringan
4-8 Sedang Sedang Rusak Ringan Rusak Ringan
Rusak Rusak
8-12 Rusak Berat Rusak Berat
Ringan Ringan
> 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat
Berdasarkan Panduan Suvei Kondisi Jalan Nomor SMD-93/RCS, Jakarta, Direktorat Jenderal
Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (2011), perhitungan nilai SDI dilakukan sebagai
berikut:
a. Menetapkan SDI 1 berdasarkan luas retak (Total Area of Cracks)
1. NONE
2. Luas Retak: < 10 % …. SDI1 = 5
3. Luas Retak: 10 - 30 % .. SDI1 = 20
4. Luas Retak: > 30 % ….. SDI1 = 40
b. Menetapkan SDI2 berdasarkan lebar rata-rata retak (Average Crack Width)
1. NONE
2. Lebar rata-rata retak: Halus < 1 mm........... SDI2 = SDI1
3. Lebar rata-rata retak: Sedang 1 - 3 mm............ SDI2 = SDI1
4. Lebar rata-rata retak: Lebar > 3 mm ....SDI2 = SDI1 * 2
c. Menetapkan SDI3 berdasarkan jumlah lubang (Total No. of Potholes)
1. NONE
2. Jumlah lubang: < 1 / 100 m ……… SDI3 = SDI2 + 15
3. Jumlah lubang: 1- 5 / 100 m ……. SDI3 = SDI2 + 75
4. Jumlah lubang: > 5 / 100 m ……… SDI3 = SDI2 + 225
d. Menetapkan SDI4 berdasarkan bekas roda kendaraan (Average Depth of Wheel Rutting)
1. NONE
2. Kedalaman Rutting: < 1 cm … X = 0.5 .. SDI4 = SDI3 + 5 * X
3. Kedalaman Rutting: 1 - 3 cm ... X = 2.…SDI4 = SDI3 + 5 * X
4. Kedalaman Rutting: > 3 cm … X = 4…SDI4 = SDI3 + 5 * X
Setelah perhitungan SDI dari setiap jenis kerusakan didapat nilai total keseluruhan SDI dengan
mengambil nilai yang terbesar dari SDI1, SDI2, SDI3 dan SDI4. Keunggulannya pemilihan nilai
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 49
Usulan Teknis
yang terbesar adalah untuk memperoleh nilai keamanan tertinggi, sedangkan kelemahannya
adalah biaya yang keluar lebih besar.
1. Analisis data mencakup penilaian kondisi jalan pada setiap ruas jalan;
Perhitungan SDI dilakukan secara akumulasi berdasarkan kerusakan pada jalan. Dari nilai
tersebut dapat ditentukan kondisi jalan seperti yang ditetapkan pada Tabel di bawah ini:
2. Hasil analisis akan menyampaikan rencana jenis penanganan pada setiap ruas jalan
misalnya apakah penanganan dengan Pemeliharaan Berkala, Pemeliharaan Rutin atau
dengan Peningkatan Jalan.
Berdasarkan Bina Marga (2011), hasil penilaian kondisi kerusakan jalan yang diperoleh
dipergunakan untuk menentukan jenis penanganan jalan berupa Pemeliharaan Rutin (nilai
SDI<100), Pemeliharaan Berkala (nilai SDI 100 - 150) dan Peningkatan /Rekonstruksi (nilai
SDI>150). Penentuan jenis penanganan jalan dari hasil penilaian kondisi kerusakan jalan
dan penilaian kondisi permukaan jalan dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini :
SDI
< 50 50-100 100-150 > 150
Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Peningkatan / rekontrsuksi
Pemeliharaan Rutin
Berkala
Sumber : Bina Marga, 2011
Data dan informasi keadaan eksisting lapangan berupa data tipikal penampang jalan dan data-
data pendukung lainnya seperti status, fungsi, kelas, dan daerah di mana jalan itu berada dimuat
pada sebuah gambar stripmap. Stripmap jalan dibuat dalam pembagian segmen per 5 meter
untuk 1 jalur jalan.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 50
Usulan Teknis
Dari stripmap jalan yang sudah dibuat kemudian bisa dilakukan pembuatan skala skala
prioritas untuk rencana penanganan di program Pembangunan, Peningkatan dan
Pemeliharaan/ Rehabilitasi Jalan berdasarkan kebutuhan Kabupaten Seluma.
Penanganan perkerasan akan dilakukan berdasarkan hasil penilaian Surface Distress Index.
Penanganan yang dilakukan terdiri dari 3 jenis penanganan antara lain:
1. Rekonstruksi
Penanganan berupa penggantian seluruh lapis permukaan dan lapis pondasi.
2. Rehab Mayor
Penanganan berupa penambalan (patching) dan penambahan lapis tambah (overlay)
struktural.
3. Rehab Minor
Penanganan berupa penambalan (patching) atau penambahan lapis tambah (overlay) non
struktural.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 51
Usulan Teknis
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 52
Usulan Teknis
B.3.1 Perencanaan K3
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 53
Usulan Teknis
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 54
Usulan Teknis
Penggunaan alat pelindung diri (APD), antara lain pelidung kepala dari
benturan (helmed) pelindung kaki (safety shoes), pencegah jatuh (safety
harness), pelindung mata (google), pelindung
Mengendalikan perilaku pekerja agar disiplin pakai APD (Alat Pelindung Diri)
dari kecelakaan,
Mengendalikan kondisi tempat, alat, bahan, & lingkungan kerja dengan
memasang APK (alat pelindung kerja) a.l: pagar, tangga, barikade, jaring
pengaman dll untuk mencegah kecelakaan.
Setiap orang yang baru masuk pertama kali ke lokasi proyek, apakah pegawai,
pengguna jasa, konsultan, subkontraktor, tamu dsb. harus mendapatkan safety
induction, yaitu penjelasan tentang:
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 55
Usulan Teknis
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 56
Usulan Teknis
A. Sasaran K3
a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko pekerjaannya
masing-masing
B. Program K3
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu,
Spanduk, Poster, pagar pengaman, dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
C. Organisasi K3
Menyediakan Petugas K3 sesuai dengan Struktur Organisasi yang diusulkan.
PENANGGUNG JAWAB K3
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 57
EMERGENCY P3K KEBAKARAN
Usulan Teknis
Dunia juga disebut akan memasuki era baru atau New Normal. Kondisi ini memungkinkan
adanya banyak perubahan tatanan kehidupan manusia yang lebih menitikberatkan pada aspek
kesehatan. Pada intinya, kondisi new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap
menjalankan aktivitas normal dengan memperhatikan penerapan kesehatan guna mencegah
penyebaran COVID-19.
Mengacu pada dua keputusan meneri ini, kami akan merangkum sekaligus menjelaskan
bagaimana protokol kesehatan yang dapat diterapkan perusahaan untuk pekerjaan yang
berkaitan dengan proyek konstruksi.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 58
Usulan Teknis
Sementara sosialisasi tidak langsung dapat dilakukan melalui pemasangan poster pada
tempat yang strategis dan menyebar poster digital mengenai imbauan mencuci tangan
secara teratur, menggunakan masker, menjaga jarak, maupun langkah pencegahan
lainnya.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 59
Usulan Teknis
masuk ke area lapangan. Pengecekan suhu ini sebaiknya juga dilakukan secara teratur,
baik di waktu pagi, siang, dan sore. Jika terdapat pekerja atau pengunjung yang terlihat
kurang sehat dan suhu tubuh tinggi, manajer proyek di lapangan wajib untuk
melarangnya masuk dan membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.
6. Menjaga kebersihan dan higienitas area kerja
Banyak orang yang menghabiskan
kesehariannya di tempat kerja. Untuk itu,
kebersihan dan higienitas area kerja
adalah hal yang utama. Di masa pandemi
COVID-19 ini, pihak perusahaan harus
melakukan pembersihan fasilitas secara
rutin.
Lakukan penyemprotan disinfektan
secara berkala. Pemilihan disinfektan juga harus sesuai dengan persyaratan
perdagangan dari pemerintah setempat, termasuk peraturan-peraturan yang berlaku.
Larutan disinfektan harus dipersiapkan dan digunakan sesuai instruksi dari
Kementerian Kesehatan/departemen kesehatan, termasuk instruksi untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan petugas disinfeksi, penggunaan alat pelindung diri, dan
tidak mencampur disinfektan-disinfektan kimia yang berbeda.
Disinfeksi harus diprioritaskan untuk permukaan-permukaan yang sering disentuh,
termasuk juga permukaan meja, pegangan pintu, laptop, remote control, mouse,
maupun peralatan kerja yang digunakan saat di lapangan.
Selain itu, koordinator proyek di lapangan juga harus mengatur penggunaan alat kerja
masing-masing karyawan. Bila harus bergantian, pastikan peralatan kerja (sharing
tools) telah dibersihkan menggunakan cairan disinfektan.
7. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Adapun alat pelindung diri yang wajib
dikenakan oleh setiap pekerja adalah
masker dan sarung tangan. Jika
memungkinkan, gunakan masker jenis
N95, atau minimal masker kain yang
diganti setiap empat jam sekali. Tentunya,
pihak perusahaan kontraktor harus
berusaha menyediakan masker bagi para
pekerja.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 60
Usulan Teknis
Untuk menjaga aspek kesehatan dan kebersihan area kerja, sediakan juga tempat
pembuangan tertutup untuk membuang bahan-bahan yang telah terpakai agar area
kerja tetap terjaga higienisnya.
8. Melakukan physical distancing di area proyek
Virus COVID-19 dapat menular dengan mudah melalui kontak langsung maupun
percikan/partikel droplet dari penderita. Risiko paparan COVID-19 menurut WHO
adalah adanya kemungkinan kontak erat (di bawah 1 meter) dengan orang-orang
yang telah terinfeksi COVID-19. Untuk itu, sosialisasikan juga mengenai pengaturan
jarak antarpekerja minimal satu meter pada setiap aktivitas kerja.
Pengorganisasian kerja dengan menggunakan panggilan telepon, surat elektronik,
maupun rapat virtual dapat menjadi alternatif cara untuk menjalin komunikasi
antarpekerja.
9. Membatasi jumlah pekerja dan pengunjung di lokasi proyek
Physical distancing atau menjaga jarak akan semakin mudah jika jumlah orang yang
ada di area proyek sedikit. Untuk itu, jumlah pekerja dan pengunjung haruslah
dibatasi. Buatlah kebijakan mengenai pembatasan pengunjung maupun jadwal kerja
karyawan. Meskipun pembatasan jumlah pekerja akan berdampak terhadap jadwal
proyek yang telah ditentukan, keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja tetaplah
harus diutamakan.
10. Menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi karyawan yang terpapar
COVID-19
Menurut Instruksi Menteri PUPR Nomor 2/IN/M/2020, penyelenggaraan jasa
konstruksi dapat diberhentikan sementara jika teridentifikasi:
Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat/zona penyebaran
COVID-19
Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan
(PDP), atau
Pimpinan kementerian/lembaga/instansi/kepala daerah telah mengeluarkan
peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar
Buatlah penilain risiko dan rencana aksi pencegahan dan mitigasi COVID-19
Penggunaan masker medis, jubah sekali pakai, sarung tangan, dan perlindungan mata
untuk pekerja di lingkungan yang berisiko tinggi atau berada di dalam zona merah
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 61
Usulan Teknis
Jangan menugaskan pekerja yang memiliki gangguan kesehatan bawaan, mengandung, atau
berusia lebih dari 60 tahun untuk menjalankan tugas-tugas berisiko tinggi
Pencegahan dan penanganan COVID-19 tidak akan berjalan sukses tanpa dukungan dari
kita semua, termasuk juga organisasi pekerja. Untuk itu, organisasi pekerja memiliki peran
penting untuk ikut berpatisipasi dalam melakukan pencegahan penularan. Organisasi
pekerja juga harus ikut mengawasi dan mengedukasi setiap pekerja agar mengikuti praktik
protokol kesehatan yang telah disusun oleh perusahaan.
Dengan memiliki rencana mitigasi risiko darurat di tempat kerja, maka penyebaran COVID-
19 dapat dengan mudah diatasi. Selain itu, setiap pengawas K3 diharapkan tetap
melakukan pemantauan terhadap kondisi area kerja. Hal ini sangat diperlukan untuk
memastikan bahwa langkah-langkah pengendalian COVID-19 telah dijalankan dengan baik.
Tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan yang dijelaskan dalam kerangka acuan kerja untuk
melaksanakan pekerjaan Updating Data Base dan Survey Kondisi Jalan Jembatan di Kabupaten
Seluma ini terdiri dari dua tenaga ahli termasuk team leader sesuai dengan keahliannya masing-
masing. Kebutuhan tenaga ahli terdiri dari :
Minimal telah berpengalaman dalam bidang jalan atau sejenisnya, berlatar belakang pendidikan
minimal S1 Teknik Sipil dan memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Teknik Jalan – Madya
dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. Tugas Team Leader yaitu :
Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang baik.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 62
Usulan Teknis
Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan data,
pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
Melakukan penelaahan sistem survey jalan yang telah dikembangkan.
Menyusun rencana skala prioritas penanganan jalan.
Minimal tekah berpengalaman dalam bidang jalan atau sejenisnya, berlatar belakang
pendidikan S1 Teknik Sipil dan memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Geodesi – Muda dengan
pengalaman kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. Tugas tenaga ahli geodesi yaitu :
Tenaga pendukung merupakan anggota tim yang bertugas untuk membantu pekerjaan sebagai
surveyor, drafter/operator CAD dan operator komputer dalam pekerjaan Updating Data Base
dan Survey Kondisi Jalan Jembatan di Kabupaten Seluma. Kebutuhan tenaga pendukung terdiri
dari :
1. Surveyor
Anggota tim surveyor terdiri dari 8 (delapan) orang dan berpendidikan minimal SMA / SMK.
Adapun tugas surveyor adalah sebagai berikut :
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 63
Usulan Teknis
Tenaga pendukung sebagai drafter/operator CAD terdiri dari 1 (satu) orang dan berpendidikan
minimal SMA / SMK. Adapun tugas drafter/operator CAD adalah sebagai berikut :
3. Operator Komputer
Anggota tim operator komputer terdiri dari 2 (dua) orang dan berpendidikan minimal SMA /
SMK. Adapun tugas operator komputer adalah sebagai berikut :
B.5 Pelaporan
Kegiatan Updating Data Base dan Survey Kondisi Jalan Jembatan di Kabupaten Seluma terdiri
dari beberapa tahap laporan sebagai berikut :
A. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan ini pada intinya memuat berbagai aspek yang berkaitan dengan
rencana kerja (work plan) Konsultan pada kegiatan awal. Target pengumpulan laporan
pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 hari kalender/bulan sejak SPMK
diterbitkan dan dicetak sebanyak 5 (lima) eksemplar.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 64
Usulan Teknis
B. Laporan Teknis
Laporan ini esensinya memuat tentang paparan fakta beberapa aspek yang ada beserta
analisisnya terkait dengan hasil survey dilapangan mengenai kondisi jalan dan jembatan.
Target pengumpulan laporan teknis harus diserahkan selambat-labatnya : 60 hari
kalender/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
C. Laporan Akhir
Laporan ini berisi rangkuman semua kegiatan Survey yang telah dilaksanakan, pengolahan
data, perhitungan dan analisis beserta asumsi yang digunakan dalam pekerjaan ini. Target
pengumpulan laporan akhir harus diserahkan selambat-lambatnya 90 hari kalender sejak
SPMK diterbitkan dan dicetak sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Hardisk eksternal digunakan sebagai alat penyimpanan data yang berisikan mengenai
pelaporan, dokumentasi hasil survey, data-data temuan dilapangan selama kegiatan
berlangsung dan data-data lainnya. Hardisk ini berkapasitas 1TB dan diserahkan selambat-
lambatnya bersamaan dengan berakhirnya kegiatan Updating Data Base dan Survey
Kondisi Jalan Jembatan Kabupaten Seluma.
Secara normatif arti dari suatu organisasi adalah seluruh rangkaian proses kegiatan untuk
menetapkan dan membagi habis pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan wewenang dan
tugas, serta adanya penetapan hubungan antara unsur pelaksana dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan, pihak penyedia
jasa adalah unsur pelaku secara langsung dalam kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaannya,
penyedia jasa akan berperan untuk membantu Pemerintah dalam bidang penyusunan dan
pengembangan manajemen proyek beserta aplikasinya, pengembangan kelembagaan,
pengawasan kualitas teknis pekerjaan serta melakukan monitoring, evaluasi, akunting, dan
pelaporan dalam seluruh proses pengelolaan proyek tersebut.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 65
Usulan Teknis
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan dan juga aktivitas
intern perusahaan, selain keberadaan tenaga ahli dan staf pendukung, maka dibutuhkan juga
kelengkapan peralatan perkantoran serta perlengkapan survey lapangan. Sebagai pihak
penyedia jasa, dalam pelaksanaan pekerjaan telah menyediakan peralatan yang dimaksud
dengan jumlah cukup dan kondisi peralatan dalam keadaan baik. Peralatan tersebut merupakan
milik sendiri dan berlokasi di tempat (kantor) dengan tahun keluaran yang relatif masih baru.
Dalam pekerjaan, tidak semua peralatan yang tersedia digunakan dalam pekerjaan ini, hanya
beberapa peralatan saja yang dapat digunakan. Adapun peralatan kantor dan survey yang
digunakan dalam pekerjaan ini adalah:
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 66
Usulan Teknis
2. Peralatan Survey yang digunakan yaitu: kamera digital, handycam, GPS, dan lain – lain.
Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender. Setiap tahapan
yang akan dilakukan, diuraikan secara detail berdasarkan komponen-komponen kerja setiap
tahapan dan waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaannya, disusun dalam suatu rangkaian time
schedule.
Secara garis besarnya tahapan yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah
sebagai berikut :
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 67
Usulan Teknis
Bulan Ke-
N
Kegiatan I II III
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan perangkat lunak untuk aplikasi
28 database jaringan Jalan berupa Sistem Informasi
Geografis
Penyiapan dokumen akhir laporan survey kondisi
29
jalan
Pelaporan
30 Laporan Pendahuluan
31 Laporan Teknis
32 Laporan Akhir
33 Pengumpulan Harddisk Eksternal 1TB
Uraian singkat tugas tenaga ahli dan tenaga pendukung yang akan menangani pekerjaan ini,
adalah:
1. Bertanggungjawab kepada
Koordinator Proyek;
2. Merupakan tenaga ahli
yang dipercaya untuk mengerjakan pekerjaan;
3. Melakukan pengkajian
sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing;
4. Bertanggung jawab
terhadap pekerjaan sesuai dengan bidang masing-masing;
5. Bertanggungjawab
terhadap kualitas pekerjaan; dan
6. Melakukan kerjasama tim.
Untuk jelasnya mengenai rekapitulasi tim dalam pekerjaan ini secara lengkap dapat dilihat pada
tabel berikut :
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 68
Usulan Teknis
Jumlah
Tenaga Ahli
No Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing
Bulan
A TENAGA AHLI (PROFESIONAL STAFF)
PT. Kriyasa Lokal Teknik Sipil Team Leader Mengkoordinasikan semua personil yang 3
Abdi terlibat dalam pekerjaan ini sehingga
Nusantara dapat menghasilkan pekerjaan yang baik.
Mempersiapkan petunjuk teknis dari
setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun
penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
Melakukan penelaahan sistem survey
jalan yang telah dikembangkan.
Menyusun rencana skala prioritas
penanganan jalan.
PT. Kriyasa Lokal S1 Teknik Sipil Ahli Geodesi Melakukan penelaahan sistem survey 3
Abdi jalan yang telah dikembangkan.
Nusantara Melakukan pengumpulan data ruas jalan
baik dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy.
Menyusun pekerjaan persiapan
Melaksanakan survey awal
Mengitung sumber daya dan teknologi
Menyusun rencana kerja pekerjaan
geodesi
Melaksanakan pekerjaan geodesi
Menyusun laporan hasil pekerjaan
geodesi
Melakukan koordinasi dengan Tenaga
Ahli lainnya terhadap hasil kajian dan
evaluasi penyusunan informasi database
jalan.
Dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Ketua Tim
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 69
Usulan Teknis
Jumlah
Tenaga Ahli
No Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing
Bulan
B TENAGA PENDUKUNG
PT. Kriyasa Lokal Surveyor Surveyor Melaksanakan Survey Kondisi Jalan 3
Abdi Melaksanakan Survey Inventarisasi Jalan
Nusantara Melaksanakan Pengolahan Hasil
Lapangan
Bertanggung jawab kepada Team Leader;
Membantu melaksanakan entry database
jalan
PT. Kriyasa Lokal Drafter / Operator Drafter / Bertanggungjawab kepada team leader 3
Abdi CAD Operator CAD dan tenaga ahli geodesi
Nusantara Menyiapkan program kerja SIG.
Koordinasi dalam penentuan referensi
yang digunakan dengan direksi
pekerjaan.
Memeriksa data lapangan dan analisis
data dalam penggambaran.
Bertanggung jawab terhadap hasil
pekerjaan pembuatan peta
Pembuatan Peta
Mengikuti staf konservasi ke lapangan
untuk mengecek kondisi di lapangan
dibandingkan kondisi yang dilihat dari
citra satelit.
Bekerjasama dengan tim konservasi
dalam mengumpulkan data GPS terkait
dengan kebutuhan program
PT. Kriyasa Lokal Operator Komputer Operator Membangt 3
Abdi Komputer u Tenaga ahli dalam Pengetikan dan
Nusantara editing Laporan-Laporan Pekerjaan.
Membantu
malakukan Input Data hasil survey.
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 70
Usulan Teknis
Dalam pekerjaan akan terlibat 2 orang tenaga ahli yang terdiri dari team leader dan ahli geodesi
yang berlatar belakang pendidikan Teknik Sipil. Selain tenaga ahli, juga terdapat tenaga
pendukung yang terdiri dari surveyor, drafter/operator CAD dan operator komputer dengan
tujuan untuk mempermudah dan mempercepat penyelesaian pekerjaan sesuai dengan batas
yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
Kontribusi tenaga ahli dalam hal ini, semuanya dilibatkan dalam pekerjaan hingga akhir waktu
pelaksanaan. Untuk lebih jelasnya mengenai jangka waktu keterlibatan tenaga ahli dalam
pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tenaga Pendukung
1 Surveyor 24
2 Drafter / Operator CAD 3
3 Operator Komputer 6
Total OB Tenaga Pendukung 33
Total OB Keseluruhan 39
P e n d e k a t a n d a n M e t o d o l o g i 71