Anda di halaman 1dari 55

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Registrasi

1. Pasien dari poli

Pasien membawa FPPL (Formulir Permintaan Pemeriksaan

Laboratorium) dari dokter kemudian melakukan pembayaran terlebih dahulu di

kasir. Pasien akan mendapatkan No. sampel dan ID Pasien.

2. Pasien UGD dan rawat inap

a Petugas meminta FPPL pasien yang akan diambil sampelnya pada perawat

b Petugas laboratorium melakukan pengambilan sampel di ruang UGD atau

mengambil sample yang telah ada

c Petugas membawa FPPL ke ruang registrasi untuk memasukkan data pasien

3. Pasien umum (APS)

a Pasien datang ke laboratorium dan memilih pemeriksaan yang akan

dilakukan

b Data pasien akan di input pada computer

4. Cara registrasi data pasien pada computer :

a Pilih menu atau icon registrasi

b Masukkan kata sandi

c Pada monitor, pilih menu pendaftaran

d Tentukan tanggal, No sampel, dan ID pasien dengan menekan tombol enter


e Apabila pasien UGD atau pasien umum, No. ID pasien belum terlihat maka

tekan tombol keyboard Esc

f Isikan data pasien yang meliputi :

1) Nama

2) Alamat

3) No. telepon

4) Jenis kelamin

5) Tanggal lahir

6) Umur

7) Pengirim (dokter yang meminta)

g Tentukan tarif yang dikenakan, pilih jenis pemeriksaan, dan tekan Enter

hingga biaya muncul

h Jika pasien rawat jalan, sertakan nominal bayarannya, jika pasien rawat

inap/UGD, nominal bayarnya dikosongkan

i Klik Enter sampai kwitansi muncul

j Print hasil kwitansi

B. Prosedur Pengambilan Sampel

a. Pengambilan sampel darah

1) Persiapan Pasien

2) Sebelum pengambilan darah, ditanya apakah penderita sudah makan atau

belum.

3) Dianjurkan tidak minum obat selama pemeriksaan.


4) Pengambilan darah dianjurkan tidak berada ditempat selang infuse atau di

tempat fraktur

5) Cara Pengambilan Darah :

a) Pasien dipersilahkan duduk atau tiduran ( anak kecil / balita)

b) Petugas memakai handscoon

c) Darah pasien diambil dari pembuluh darah vena mediana

cubiti. Pasang tourniquet pada lengan kira-kira 4 jari dari lekukan lengan.

d) Permukaaan kulit diusap dengan alkohol swab dengan diameter lingkaran

± 5 cm, biarkan mengering.

e) Dengan menggunakan spuit 3 cc/ 5 cc (sesuai kebutuhan pemeriksaan)

pembuluh darah ditusuk menggunakan spuit, lubang jarum harus

menghadap ke atas dan darah mulai dihisap sesuai kebutuhan, kemudian

turniquet dilepas dan ujung jarum di tutup dengan alkohol swab. Cabut

jarum spuit kemudian bekas tusukan ditekan.

f) Tutup luka bekas tusukan dengan hansaplast

g) Darah yang diperoleh dialirkan perlahan-lahan dalam tabung

b. Cara Pengeluaran Dahak :

1) Cara Pengeluaran Dahak

a) Dahak ditampung secukupnya padat tempat bersih dan kering.

b) Meminta pasien untuk mengeluarkan dahak yang terdapat disaluran

pernafasan, lakukan pada pagi setelah bangun tidur.

c) Apabila dahak sulit dikeluarkan, pasien supaya minum air putih

hangat.
d) Beri penjelasan pada pasien bahwa yang dikeluarkan adalah dahak,

bukan air liur/ ludah .

e) Apabila pasien belum juga bisa mengeluarkan dahak, konsultasikan ke

dokter, apakah perlu diberi obat mucolitik, atau bila diperlukan

lakukanlah nebulizer.

2) Untuk Pemeriksaan ZN / BTA :

a) Bahan ditampung pada tempat bersih dan kering .

b) Bahan yang digunakan adalah dahak bukan darahnya.

3) Untuk pemeriksaan Cultur Sputum :

a) Bahan ditampung pada tempat steril.

b) Bahan adalah dahak

c) Tanpa pengawet.

c. Pemeriksaan Urine Rutin (UL) :

1) Sebaikmya digunakan urine pagi, tetapi dapat juga urine sewaktu .

2) Tempat urine bersih, kering dan tertutup

3) Dibutuhkan kira – kira 20 ml.

4) Stabil bila < dari 1 jam, bila lebih kemungkinan bakteri bisa tumbuh

5) Di ambil pada porsi urin tengah

C. Prosedur Pemeriksaan Sampel

1. Pemeriksaan Kimia Klinik

a. Pemeriksaan Kimia Darah (Automatis)

1) Tujuan

Untuk mengukur kadar zat organik yang terlarut dalam darah.


2) Prinsip Kerja

Sampel di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

Lalu dipipet serum sebanyak 300 µl kemudian diletakkan pada rak

khusus, di masukkan pada alat. Alat akan memproses hasil, dan hasil

terhubung langsung ke komputer.

3) Parameter Pemeriksaan

a) SGOT

b) SGPT

c) Bilirubin

d) Gamma GT

e) Alkali Fosfatase

f) Protein Total (rasio albumin/globulin)

g) Ureum

h) Kreatinin

i) Glukosa

j) Kolesterol Total

k) Low-density lipoprotein (LDL)

l) High-density lipoprotein (HDL)

m) Trigliserida (TG)

4) Alat dan bahan

a) Sampel darah (serum)

b) Sentrifuge

c) Rak
d) Roche Cobas Integra 400 Plus

e) Mikropipet

f) Tabung sampel warna putih

g) Blue tip

5) Prosedur Pemeriksaan

a) Pra-analitik

(1) Dilakukan registrasi di loket.

(2) Dilakukan identifikasi joblist/blanko pemeriksaan.

(3) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.

(4) Dilakukan pengambilan sampel darah.

(5) Dilakukan checklist pengiriman sampel.

b) Analitik

(1) Sampel darah dalam tabung tutup merah disentrifuge selama 10

menit.

(2) Jika serum sudah terbentuk, pipet serum tersebut sebanyak 300

mikroliter kemudian dimasukkan kedalam kuvet berwarna putih.

Letakkan kuvet tersebut pada rak yang kosong.

(3) Lalu catat nomor rak dan posisi sampel tadi pada blanko

pemeriksaan.

(4) Masukkan rak ke dalam alat.

(5) Masukkan data pasien dengan memilih menu “Order”.

(6) Lalu masukkan ID pasien serta nama pasien dan No. Lab.

(7) Pilih parameter pemeriksaan.


(8) Tekan “save”, lalu pilih no rak yang digunakan serta posisi

sampel pada rak, kemudian klik “start”.

(9) Tunggu hasil pemeriksaan keluar dengan menekan “Result”.

c) Pasca Analitik

(1) Catat hasil pemeriksaan pada blanko pemeriksaan.

(2) Lalu print hasil pemeriksaan.

(3) Verifikasi hasil pemeriksaan

(4) Berikan hasil pemeriksaan kepada pasien. Jika pasien UGD atau

rawat inap, antarkan hasil pemeriksaan ke lantai 1 atau lantai 2

(nurse station).

6) Running Control Alat Kimia darah

a) Keluarkan bahan control dan diamkan hingga sesuai dengan suhu

ruangan.

b) Pipet bahan control sampai habis,pindahkan ke dalam tube putih

kemudian letakkan pad arak 20 uratan tabung ke-5.

c) Masukkan ke dalam alat

d) Pengoprasian dalam computer:

(1) Klik menu order

(2) Pilih QC kemudian pilih PCCC1

(3) Centang semua pemeriksaan

(4) Klik save kemudian atur rak 20 tabung ke-5

(5) Klik start dan tunggu hasilnya


b. Pemeriksaan Elektrolit

1) Tujuan

Untuk mengetahui kadar ion-ion yang terlarut dalam darah yang

merupakan penunjang keseimbangan cairan tubuh.

2) Prinsip

Pada dasarnya alat yang menggunakan metode ISE untuk

menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion yang

tidak diketahui nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya.

Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi dengan elektrolit

sampel.Membran merupakan penukar ion, bereaksi terhadap perubahan

listrik ion sehingga menyebabkan perubahan potensial membran.

3) Parameter Pemeriksaan

a) Natrium

b) Kalium

c) Chloride

4) Alat dan Bahan

a) Sampel darah (serum)

b) Sentrifuge

c) Cup sampel

d) Electrolyte KLITE 3

e) Mikropipet

f) Yellow tip

5) Prosedur Pemeriksaan
a) Pra-analitik

(1) Dilakukan registrasi di loket.

(2) Dilakukan identifikasi joblist/blanko pemeriksaan.

(3) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.

(4) Dilakukan pengambilan sampel darah

(5) Dilakukan checklist pengiriman sampel.

b) Analitik

(1) Running Sample :

Sebelum sampel dirunning sambungkan terlebih dahulu alat

pada aliran listrik lalu tekan tombol power yang terdapat di

belakang alat.

(a) Pada menu utama test a sample tekan angka 1 lalu tekan Yes.

(b) Pilih serum test lalu tekan Yes.

(c) Muncul “Lift probe to aspirate” , apabila ingin memasukan

nomor ID pasien tekan angka 1 lalu masukkan ID pasien lalu

tekan Yes .

(d) Buka penutup probe, masukkan probe kedalam sample serum

hingga ujung probe terendam lalu tekan Yes.

(e) Setelah probe selesai menghisap sample “press probe down”

bersihkan probe dari sisa serum sample dengan menggunakan

tissue bersih, tutup kembali penutup probe.

(f) Print out hasilakan keluar 30 detik.

(g)
(2) Running Control :

(1) Pada menu utama test sample tekan angka 1 lalu tekan Yes.

(2) Tekan tombol NO sebanyak 3x hingga di layar tertulis QC test

(angka 4) lalu tekan Yes.

(3) Lalu pilih QC level berapa yang akan di kerjakan, tekan Yes.

(4) Buka penutup probe, masukan probe kedalam vial control lalu

tekan Yes.

(5) Print out hasil control akan keluar 30 detik.

(6) 1 vial control berisi ml/1000 ul, alat electrolyte klite 5

menghisap control sebanyak 85 ul sisa dari serum control di

vial “ jangan di buang “ pindahkan kedalam sample cup, lalu

tutup rapat, beri label control level berapa atau copot list

control yang ada di vial control lalu tempelkan di ample cup,

simpan control untuk dapat digunakan kembali.

(3) Maintenance :

De proteneizing dan conditioning akan di lakukan oleh tekhnisi.

(4) Trouble / Masalah :

(a) Apabila layar menampilkan pesan “ contoh K, Na drift “

lakukan calibration 2 point secara manual, masukke menu

utama, pilih calibration, pilih 2 calibration.

(b) Apabila setelah alat di calibration masih tetap “ NO CALL A “

ada 2 kemungkinan yang terjadi :

 Reagent pack habis.


 Ada jalur sample yang mampet

Untuk mengecek reagen pack habis atau tidak, cabut

selang CALL A di multiplexer ( jalur selang call A ) apabila

reagent call A, berarti ada jalur sample yang mampet dan

harus di lakukan pembersihan.

c) Pasca Analitik

(1) Catat hasil pemeriksaan pada blanko pemeriksaan.

(2) Lalu print hasil pemeriksaan.

(3) Verifikasi hasil pemeriksaan.

(4) Berikan hasil pemeriksaan kepada pasien. Jika pasien UGD atau

rawat inap, antarkan hasil pemeriksaan ke lantai 1 (nurse station).

c. Pemeriksaan Kimia Urine (Urinalisa)

1) Tujuan

Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal atau infeksi saluran

kemih.

2) Alat dan bahan

a) Sampel urin

b) Verify strip reagen

c) Tabung

d) Rak tabung

e) Centrifuge

f) Mikroskop

g) Object glass
h) Cover glass

3) Prosedur

a) Pra-analitik

(1) Dilakukan registrasi di loket .

(2) Dilakukan identifikasi joblist/blanko pemeriksaan.

(3) Dilakukan persiapan pengambilan sampel.

(4) Dilakukan pengambilan sampel darah

(5) Dilakukan checklist pengiriman sampel.

b) Analitik

(1) Makroskopis :

(a) Volume

(b) Bau

(c) Warna

(d) Kekeruhan

(e) Buih

(2) Kimiawi

Pemeriksaan kimia urine berdasarkan reaksi biokimia yang juga

disebut cara kimia kering atau tes carik celup, banyak digunakan di

laboratorium klinik. Pemeriksaan kimia urine dilakukan dengan cara

visual. Pada pemeriksaan ini menggunakan reagen strip yang

dicelupkan ke dalam urine lalu diamati perubahan warna yang

terjadi pada strip dan membandingkannya dengan grafik warna

standar.
No Parameter Nilai Normal

.
1 Leukosit Negatif (-)
2 Nitrit Negatif (-)
3 Bilirubin Negatif (-)
4 Urobilinogen Negatif (-)
5 Keton Negatif (-)
6 pH 5,0 – 6,5
7 Specific Gravity (SG) 1,010 – 1,030
8 Blood Negatif (-)
9 Protein Negatif (-)
10 Glukosa Negatif (-)
(3) Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menggunakan sampel

sedimen urine yang sudah di centrifuge.

(a) Tujuan

Untuk melihat unsure organic dan anorganik yang

terlarut dalam urine.

(b) Parameter

 Sel Epitel (Epitel Cell)

 Leukosit

 Eritrosit

 Cast (Silinder)

 Bact (Bakteri)

 Kristal Kalsium Oksalat

 Kristal Triple Posfat

 Kristal Asam Urat

 Kristal Sistin
 Kristal Leusin dan Tirosin

 Kristal Kolesterol

d. Pemeriksaan HbA1c

1) Tujuan

Untuk mengetahui kadar gula darah pasien dalam kurun waktu 12

minggu kebelakang.

2) Prinsip

Prinsip Pemeriksaan HbA1C adalah mengukur kadar HbA1C dalam

serum pasien dengan mendeteksi imunoflouresent pencahayaan atas

kuantitas konsentrasi sampel.

3) Cara Kerja

a) Masukkan darah sebanyak 5µl atau 25µl control ke dalam R1.

Homogenkan 10 kali.

b) Inkubasi selama 2 menit (diamkan), kemudian homogenkan lagi R1

sebanyak 3 kali.

c) Teteskan 25µl atau 50µl control ke cartridge, biarkan meresap

sempurna 10 detik

d) Teteskan 25µl W1 ke cartridge, biarkan meresap sempurna 10 detik

e) Baca hasil dengan Epithod®616

4) Interpretasi Hasil

a) Orang Normal : 4,0-6,0 %

b) OM terkontrol baik : kurang dari 7%

c) OM terkontrol lumayan : 7,0-8,0 %


d) OM tidak terkontrol : > 8,0 %

Nilai hasil rujukan dapat berlainan pada setiap laboratorium tergantung

dari metode yang digunakan.

2. Pemeriksaan Hematologi

a. Pemeriksaan Darah Lengkap

1) Tujuan

a) Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan hematologi pada alat

Sysmex XN – 1000.

b) Dapat memberikan hasil akurat terkait pemeriksaan hematologi

khususnya darah lengkap.

2) Metode Pemeriksaan

a) Fluorescence Flow Cytometri : White Blood Cell (WBC)

b) Impedance Hidrodinamic : Platelet dan RBC

c) SLS Free Cyanide : Hemoglobin

3) Prinsip

Sampel darah EDTA yang masuk pada alat akan mengalami

pengenceran (dilusi) sebanyak dua kali. Pada pengenceran yang

pertama untuk pemeriksaan WBC (Fluorescence Flow Cytometri) dan

Hemoglobin (SLS Free Cyanide), sedangkan pengenceran kedua untuk

pemeriksaan Platelet dan RBC (Impedance Hidrodinamic).

4) Cara Kerja

a) Sampel : Darah EDTA


b) Cara Menghidupkan Alat :

(1) Nyalakan UPS, monitor, komputer dan printer.

(2) Pastikan tombol ON dan OFF pada instrument (buka cover

depan) dan sampel (bagian kiri dan belakang sampel) dalam

posisi ON.

(3) Masukkan user name alat atau logn instrument yaitu Login

name: Lab dan password dikosongkan kemudian tekan OK.

(4) Tunggu beberapa saat hingga instrument READY.

(5) Note : Pastikan nilai background sesuai dengan yang

ditentukan.

c) Cara Memeriksa Sampel :

(1) Cek status indicator LED pada instrument dan sampel sudah

dalam kondisi ready dan lampu pada alat berwarna hijau.

(2) Lakukan order data pasien dengan Klik Worklist.

(3) Klik Regist, kemudian masukkan Sample No, Rack and Position,

Jenis test, Sample comment (nama petugas yang melakukan

pemeriksaan), Sample ID, first name and last name (nama

pasien), Age (Umur) dan sex (Jenis kelamin), Ward Master

(Nama Ruangan/ Asal pasien), Name doctor (Nama dokter yang

mengirim pemeriksaan). Kemudian Klik OK (Jika hanya terdapat

1 sampel).
(4) Jika terdapat 2 atau lebih sampel, lakukan seperti langkah

diatas kemudian Klik Continous Registration. Dan input data

pasien seperti langkah diatas untuk pasien selanjutnya.

(5) Letakkan sampel yang telah dihomogenisasikan dengan

menggunakan rak sampel pada rack tray alat Sysmex XN –

1000.

(6) Hasil secara otomatis akan melakukan print out hasil

pemeriksaan.

(7) Catat hasil nilai HGB, WBC, PLT dan HCT pada lembar blanko

data pasien

d) Cara Mencetak Hasil :

(1) Klik Explorer, kemudian cek nama pasien

(2) Klik Initial.

(3) Klik Output dan pilih Report.

(4) Alat otomatis akan melakukan Print out hasil .

(5) Note : Untuk pasien Rawat jalan hasil print out diprint 1x.

Sedangkan untuk pasien dari UGD dan Rawat Inap di print 2x

untuk menjadi arsip dengan menggunakan kertas yang memiliki

bolongan pada pinggirannya.

e) Cara Mematikan Alat

(1) Untuk mematikan instrument, letakkan cell clean pada rak posisi

ke-10, kemudian letakkan diatas sampler.

(2) Computer akan mati secara otomatis


(3) Lalu matikan tobol power yang ada pada instrument.

f) Cara Mengganti QC Lama di Alat Sysmex XN-1000

(1) Pilih menu QC File

(2) Block QC level 1 sampai level 3

(3) Pilih File >> Back up >> pilih folder Back Up QC >> OK

(4) Tunggu proses back up sampai selesai

(5) Hapus data QC dari level 1 sampai level 3

(6) Selesai

g) Cara Menggantikan QC Baru di Alat Sysmex XN-1000

(1) Pastikan tersedia material QC yang terbaru

(2) Masukkan CD-ROM yang berisikan data QC (level 1 – level 3)

(3) Pilih menu Regist

(4) Pada menu “Lot Information File” pilih material QC sesuai yang

akan diinput

(contoh : level 1)

(5) Klik Read Assay File >> OK

(6) Lakukan Untuk QC level 2 dan 3

(7) Selesai

b. Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)

1) Tujuan

a) Untuk mengetahui cara prosedur pemeriksaan LED


b) Untuk mengetahui kecepatan RBC dalam mengendap

2) Metode Pemeriksaan

Metode yang digunakan adalah metode Westergreen

3) Prinsip

Menggunakan sampel darah EDTA dan dicampur dengan larutan

NaCl dengan perbandingan 1:4, kemudian dimasukkan kedalam pipet

Westergreen lalu diamkan selama 1 jam, kemudian dicatat berapa lama

waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pengendapan RBC/eritrosit per

jam.

4) Alat dan Bahan

a) Alat yang digunakan :

(1) Set Aquisel P-3 pipet dan tube

(2) Stopwatch

b) Bahan yang digunakan :

Darah EDTA

5) Cara kerja

a) Pipet sampel darah EDTA dan masukan ke dalam Aquisel tube

sampai tanda batas.

b) Homogenkan sampel darah yang sudah dimasukkan ke dalam tube.

c) Lalu masukan pipet Aquisel P-3 ke dalam tube dan darah akan

otomatis masuk ke dalam pipet.

d) Diamkan selama 1 jam, dan dicatat berapa lama waktu yang

dibutuhkan dalam melakukan pengendapan RBC/eritrosit per jam.


6) Interpretasi hasil

a) Laki – laki : 0 – 15 mm/jam.

b) Perempuan : 0 – 20 mm/jam.

c. Pemeriksaan Hemostasis

1) Pemeriksaan PT

a) Tujuan

Untuk mengetahui fungsi atau faal hemostasis tubuh serta

kelainan yang terjadi pada fungsi hemostasis terutama pada

defisiensi factor koagulasi. Pemeriksaan faal hemostasis sangat

penting dalam mendiagnosis diastesis hemoragik sebagai penyaring

sebelum proses pelaksanaan operasi.

b) Prinsip

Dengan penambahan tromboplastin jaringan dan ion calsium

pada plasma sitrat, akan terbentuk bekuan gel yang padat dalam

waktu tertentu.

c) Alat dan Bahan

(1) Alat Sysmex CA 50

(2) Micropipet 50 µl dan 100 µl

(3) Yellow tip

(4) Plasma

d) Cara Kerja

(1) Hidupkan Instrumen, tekan tombol power di sebelah kanan

(2) Lakukan Persiapan Reagen Inovin :


- Tambahkan 4 ml aquadest ke dalam vial reagen.

- Bila sudah tercampur rata, tuang ke dalam sampel cup.

- Masukkan ke dalam inkubator alat suhu 37˚C selama 30 menit

dan reagen siap digunakan.

- Stabil setelah direkonstitusi 8 jam pada suhu 37˚C.

(3) Daftarkan No. ID pasien dan pilih pemeriksaan yang akan

dikerjakan

(4) Lakukan Prosedur pemeriksaan PPT :

- Masukkan 50 µl sampel ke dalam reaction tube, kemudian

masukkan ke dalam well dan tekan tombol “START” (hitung

mundur 180 detik).

- Masukkan 100 µl reagen inovin

(5) Hasil akan muncul di layar.

(6) Matikan Alat dengan menekan tombol power di sebelah kanan

alat.

e) Interpretasi Hasil

Normal : 9,7 – 13,1 detik

2) Pemeriksaan APPT

a) Tujuan

Untuk mengetahui fungsi atau faal hemostasis tubuh serta

kelainan yang terjadi pada fungsi hemostasis terutama pada


defisiensi factor koagulasi. Pemeriksaan faal hemostasi sangat

penting dalam mendiagnosis diastesis hemoragik sebagai penyaring

sebelum proses pelaksanaan operasi.

b) Prinsip

Pada Plasma sitrat ditambahkan dengan reagen actived trombo

plastin, kemudian ditambahkan CaCl2 akan terjadi bekuan gel.

c) Alat dan Bahan

(1) Alat Sysmex CA 50

(2) Micropipet 50 µl dan 100 µl

(3) Yellow tip

(4) Plasma

d) Cara Kerja

(1) Hidupkan Instrumen, tekan tombol power di sebelah kanan

(2) Lakukan Persiapan Reagen Patromtin SL / Actin FS / FSC :

- Kocok dahulu lalu tuang ke dalam sampel cup conical, reagen

siap digunakan (biarkan suhu kamar).

- Reagen stabil setelah dibuka :

 Patromtin SL : 2 – 25˚C selama 14 hari

 Actin FS / FSL : 15 – 25˚C selama 7 hari

(3) Lakukan Persiapan Reagen CaCl2 :

- Masukkan reagen CaCl2 ke inkubator suhu 37˚C selama 10

menit (siap digunakan).


- Setelah 15 menit di inkubator keluarkan reagen CaCl2 di suhu

ruangan, reagen siap digunakan (maksimal 15 menit pada suhu

ruangan).

- Jika reagen CaCl2 masih tersisa di sampel cup conical

inkubasi kembali, di inkubasi selama 10 menit dan siap

digunakan.

(4) Daftarkan No. ID pasien dan pilih pemeriksaan yang akan

dikerjakan

(5) Lakukan Prosedur Pemeriksaan APPT :

- Masukkan 50 µl sampel dalam reaction tube, kemudian

masukkan ke dalam well lalu tekan “START” (hitung mundur 60

detik).

- Masukkan 50 µl reagen APPT (hitung mundur 180/240 detik)

- Masukkan 50 µl reagen CaCl2, dan baca hasil.

(7) Hasil akan muncul di layar.

(8) Matikan Alat dengan menekan tombol power di sebelah kanan

alat.

(6) Interpretasi Hasil

Normal : 23,9 – 39,8 detik

d. Pemeriksaan Golongan Darah

1. Tujuan :
Untuk mengetahui cara prosedur pemeriksaan golongan darah

dengan benar.

2. Metode Pemeriksaan

ABO dan Rhesus

3. Prinsip :

Adanya reaksi antigen (anti sera) dengan antibodi yang akan

membentuk suatu aglutinasi.

4. Alat :

a) Batang pengaduk

b) Kertas golongan darah

5. Bahan :

b) Sampel Darah

c) Anti – A ( berwarna biru)

d) Anti – B (berwarna kuning)

e) Anti – AB (berwarna merah muda/ tidak berwarna)

f) Anti – D (Rhesus) (biasanya tidak berwarna)

6. Cara kerja :

a) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan

b) Teteskan 1 tetes masing – masing antisera pada kertas slide

c) Tambahkan 1 tetes darah atau sekitar 10 μl diatas kertas slide

d) Campur darah dan antisera dengan menggunakan batang pengaduk,

kemudian di goyang – goyangkan

e) Amati ada atau tidaknya reaksi aglutinasi yang terbentuk


7. Interpretasi Hasil :

Anti – Anti –
Anti- AB Anti- O Golongan Darah
A B

+ - + + Goldar A/ Rh +

- + + + Goldar B/ Rh +

+ + + + Goldar AB/Rh +

- - - + Goldar O/Rh +

3. Pemeriksaan Imunoserologi

a. Pemeriksaan Rapid Test

1) Pemeriksaan Antigen SARS-CoV-2

a) Tujuan

Untuk mendeteksi adanya Antigen Spesifik dari SARS COV-2 di dalam

tubuh

b) Prinsip

Jika tubuh seseorang terinfeksi SARS COV2 maka antigen virus akan

berikatan secara spesifik dengan antibodi pada rapid test sehingga

memunculkan warna pada garis tes (T) rapid test.

c) Sampel

Swab (usapan) orofaring dan nasofaring.

d) Cara Kerja

(1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

(2) Swab pasien pada bagian hidung maupun tenggorokan

(3) Campurkan dengan buffer/reagen yang tersedia. Homogenkan.


(4) Buang alat swab pada tempat limbah yang telah tersedia

(5) Teteskan campuran buffer ke cartridge

(6) Tunggu hasil inkubasinya selama 15 menit

(7) Baca hasilnya

e) Interpretasi Hasil

(1) Positif: Terbentuk 2 garis pada garis C dan T

(2) Neģatif : Terbentuk 1 garis saja pada garis C

2) Pemeriksaan Anti HP (Helycobacter Pylori)

a) Tujuan

Untuk mendeteksi adanya Helycobacter pylori pada lambung

b) Prinsip

Pemeriksaan Anti -H.pylori lgG mendeteksi antibody IgG terhadap

H. pylori dalam darah sehingga terjadi reaksi antara antigen dan

antibody pada strip, dimana bila kadarnya meningkat dapat

mengindikasikan adanya infeksi H.pylori di mukosa lambung.

c) Alat dan Bahan

(1) Mikro pipet

(2) Tip disposable

(3) Strip Anti HP

(4) Buffer Anti HP

(5) Serum

d) Cara Kerja

(1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


(2) Tulis nomor sampel pada stik

(3) Pipet serum atau plasma sebanyal 100ul (4 drop) pada well (S)

pada casset atau dapat pula dengan menggunakan whole blood 50

ul (2 drop) ditambah dengan 1 tetes buffer

(4) Inkubasi 10 menit pada suhu kamar

(5) Baca reaksi pada casset (strip)

e) Interpretasi Hasil

(1) Positif : Terbentuk 2 garis pada garis C dan T

(2) Neģatif : Terbentuk 1 garis saja pada garis C

(3) Invalid : Terbentuk garis pada garis T atau tidak terbentuk garis

pada kedua garis C dan T

3) Pemeriksaan HBsAg

a) Tujuan

Untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis pada serum pasien

b) Prinsip

Imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada

bantalan sampel bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan

anti HBs (antibodi), Campuran ini selanjutnya akan bergerak


sepanjang strip membrane untuk berikatan dengan antibodi spesifik

pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan garis warna

c) Alat dan Bahan

(1) Mikro pipet

(2) Tip disposable

(3) Strip HBsAg

(4) Serum

d) Cara Kerja

(1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

(2) Siapkan serum dalam tabung reaksi

(3) Keluarkan strip HBsAg dari kemasannya

(4) Pipet 100 ul (3 drop) sampel serum atau plasma pada tabung reaksi

(5) Inkubasi strip (arah kebawah) pada sampel serum atau plasma

sampai batas garis dibawah panah selama 10 menit

(6) Amati hasil tes yang terjadi

e) Interpretasi Hasil

(1) Positif : Terbentuk 2 garis pada garis C danT

(2) Negatif : Terbentuk 1 garis saja pada garis C

(3) Invalid : Terbentuk garis pada garis T atau tidak terbentuk

garis pada kedua garis C dan T.

4) Pemeriksaan Anti HCV

a) Tujuan
Untuk mendeteksi antibodi virus hepatitis C pada serum atau

plasma manusia

b) Prinsip

Pemeriksaan dimulai dengan persiapan sampel yang baik dan

ditambahkan dengan sampel pengencer yang sudah disediakan.

Antigen konjungasi koloid emas (HCV) yang terdapat dalam sampel

akan bereaksi dengan antibodi HCV dalam serum atau plasma dan

membentuk antibodi kompleks konjugasi atau HCV. Campuran

tersebut akan bermigrasi ke strip tes, antibody kompleks konjungasi

atau HCV akan ditangkap oleh protein yang mengikat antibodi,

pergerakannya pada membrane akan membentuk tes pita yang

berwarna.

c) Alat dan bahan

(1) Mikro pipet

(2) Tip disposable

(3) Strip tes Anti HCV

(4) Serum

d) Cara Kerja

(1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

(2) Pipet serum atau plasma sebanyak 10 ul (1 drop) pada well

(3) Tambahkan 20 ul (2 drop) buffer pada well yang telah diteskan

serum atau plasma terlebih dahulu

(4) Inkubasi selama 10 menit


(5) Baca reaksi yang terjadi pada strip

e) Interpretasi Hasil

(1) Positif : Terbentuk 2 garis pada garis C dan T

(2) Negatif : Terbentuk 1 garis saja pada garis C

(3) Invalid : Terbentuk garis pada garis T atau tidak

terbentuk garis pada kedua garis C dan T

5) Pemeriksaan IgM Anti HAV

b. Tujuan

Untuk mendeteksi adanya antibody IgM terhadap virus hepatitis A

dalam tubuh.

c. Prinsip

Adanya antibodi IgM anti-HAV dalam sampel akan bereaksi

dengan antigen HAV yang melapisi membran uji dan akan bermigrasi

secarakromatografi di sepanjang membran dan membentuk kompleks

antigen antibodi yang ditunjukkan dengan terbentuknya garis warna

pada membrane uji.

d. Alat dan Bahan :

(1) Mikro pipet

(2) Tip disposable

(3) Strip tes HBs

(4) Serum

e. Cara Kerja

(1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


(2) Buka aluminium pembungkus, ambil strip dan tube berisi reagen

dari kemasan.

(3) Pipet sampel serum sebanyak 50 ul dan masukan ke dalam tube

berisi reagen, lalu homogenkan.

(4) Kemudian pipet sebanyak 5 ul dari tube tersebut ke strip tes.

(5) Teteskan buffer sebanyak 2 tetes.

(6) Lalu tunggu sampai hasil keluar

(7) Baca garis yang terbentuk.

f. Interpretasi Hasil

(1) Positif : Terbentuk 2 garis pada garis C dan T

(2) Negatif : Terbentuk 1 garis saja pada garis C

(3) Invalid : Terbentuk garis pada garis T atau tidak terbentuk

garis pada kedua garis C dan T.

b. Pemeriksaan Widal Slide

1) Tujuan

Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap Salmonella typhi dan

Salmonella paratyphi.

2) Prinsip

Reaksi antara antigen Salmonella sp yang terdapat pada reagen

widal dengan antibody Salmonella sp yang terdapat pada serum pasien

3) Alat dan bahan

a) Slide test
b) Mikropipet

c) Btang pengaduk

d) Serum

e) Antigen Salmonella typi O

f) Antigen Salmonella paratypi A-C

g) Antigen Salmonella paratypi B-O

h) Antigen Salmonella typi H

i) Antigen Salmonella paratypi A-H

j) Antigen Salmonella paratypi B-H

k) Tissue

4) Cara kerja

a) Teteskan 20 ul serum pada slide dengan menggunakan mikropipet

sesuai dengan banyaknya antigen yang digunakan

b) Tambahkan 1 tetes antigen pada masing-masing serum campur

hingga homogen dengan batang pengaduk

c) Goyangkan slide selama 3 menit, amati adanya aglutinasi

5) Interpretasi hasil

a) Positif : Terbentuk Aglutinasi

b) Negatif : Tidak terbentuk Aglutinasi

4. Pemeriksaan Imunologi

1) Tujuan

Untuk pemeriksaan imunologi secara otomatis


2) Prinsip

Prinsip imun vidas adalah alat yang di gunakan untuk pemeriksaan

imunologi yang mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu

sampel dalam menggunakan prinsip modifikasi ELISA yang pembacanya

berdasarkan flouresensi (ELFA)

3) Parameter

a) T4/FT4

b) TSH/TSHs

c) HBsAg kuantitatif

d) HBeAg

e) Anti-HBe

f) HS Troponin-1

4) Alat dan Bahan

a) Mikro pipet

b) Tip disposable

c) Reagen strip

d) SPR

e) Serum

5) Cara kerja

a) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b) Menyalakan Vidas

(1) Nyalakan UPS

(2) Tekan Power Switch yang terdapat pada bagian belakang alat
(3) Hidupkan monitor, printer, dan CPU. Inisialisasi 3 menit

(4) Tekan CONTROL+ALT+DELETE

(5) Log In dengan username "LabTech" dan password

(6) "Lab_Tech" Setelah muncul menu Windows, tunggu 30-45 menit alat

melakukan warming up

(7) Matikan alat kemudian nyalakan kembali. Lakukan langkah ulang

nomor b-f dan alat siap digunakan.

(8) Klik icon VIDAS. Tunggu sampai muncul tampilanmenu utama Vidas.

c) Pipet serum sebanyak 100 ul untuk pemeriksaan FT4 dan 200 ul untuk

pemeriksaan TSH.

VIDAS VOLUME
WAKTU
TEST SAMPEL
HBSAg
150 µl 60 min
Ultra
HBE Ag 150 µl 90 min
Anti HBE 150 µl 90 min
Troponin I 200 µl 20 min
T4 100 µl 40 min
TSH 200 µl 40 min
PSA 200 µl 60 min
CKMB 250 µl 30 min

d) Masukkan serum yang telah dipipet ke dalam reagen strip sesuai dengan

jenis pemeriksaan yang diminta. Masing- masing parameter pemeriksaan

memiliki reagen strip nya sendiri

e) Mendaftar Sampel Pasien

(1) Klik icon SECTION PREPARATION AND LOADING

(2) Masukkan NO. ID pasien, pilih parameter pada kolom ASSAY


(3) Kemudian klik "CREATE" atau tekan tombol F10

(4) Ulangi langkah b-c untuk menginput data sampel pasien berikutnya.

f) Running Parameter

(1) Klik icon SECTION PREPARATION AND LOADING

(2) Sampel pasien yang sudah diinput masuk kedalam menu

"PREDIFINED"

(3) Klik NOMOR SEQUENS KOLOM PREDEFINED,

(4) kemudian klik ikon Vidas yang digunakan untuk running parameter,

Vidas 1 atau Vidas2

(5) Klik tombol "RUN"

(6) Lampu section hijau indicator RUNNING, hijau berkedip-kedip hasil

selesai, warna merah indicator error.

(7) Tunggu hingga pemeriksaan selesai. Pada monitor biasanya terdapat

waktu kapan proses pemeriksaan itu selesai.

g) Mematikan Alat Vidas PC

(1) Pastikan tidak ada assay yang sedang running

(2) Tidak ada reagen didalam strip sections dan SPR Blocks

(3) Printer sudah standby

(4) Tutup menu Vidas PC dengan mengklik ikon X

(5) Tampil menu BIOMERIEUX QUESTION

(6) Matikan computer dengan mengklik START, kemudian pilih

SHUTDOWN

(7) Pilih SHUTDOWN, klik OK


(8) Matikan monitor, printer, Vidas Module, dan UPSs

5. Pemeriksaan Bakteriologi

a. Kultur Urine.

1) Tujuan

Menentukan ada tidaknya dugaan infeksi saluran kemih dan

mengidentifikasikan jenis bakteri aerob yang ditemukan.

2) Langkah Kerja Pemeriksaan Kultur Urine

a) Hari Pertama

(1) Tanam sampel Urine pada media NAP

(2) Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C

b) Hari Kedua

(1) Lakukan pewarnaan gram pada bakteri yang tumbuh pada media

NAP

(2) Jika ditemukan bakteri Bacil Gram (-) atau Coccus Gram (+), maka

dilanjutkan menanam ke media MHA

(3) Koloni yang ditanam di media MHA adalah koloni yang tumbuh di

kuadran IV, atau Kuadran III. Kuadran II dan I dianggap Bakteri

kontaminan.

(4) Lakukan uji senstitivtas dengan menambahkan disk antibiotic pada

media MHA

(5) Lakukan Uji Oksidase Jika ditemukan bakteri Gram (-)

(a) Jika Hasil Oksidase (+) maka di uji pada API 20 NE


(b) Jikas Hasil Oksidase (-) maka di uji pada API 20 E

(6) Lakukan Uji Katalase Jika ditemukan coccus Gram (+)

(a) Jika Hasil Katalase (+) maka di uji pada API Staph (0,5 Mc

Farland)

(b) Jikas Hasil Katalase (-) maka di uji pada API Strep (2 Mc

Farland)

c) Hari Ke Tiga

(1) Ukur diameter disk antibiotic pada media MHA

(2) Membaca Hasil Uji API

(3) Pelaporan Hasil

b. Kultur Pus / Abses

1) Tujuan

Membiakkan dan mengidentifikasi jenis bakteri yang terdapat dalam

sampel.

2) Langkah Kerja Pemeriksaan Kultur Urine

a) Hari Pertama

(1) Tanam sampel PUS/Abses pada media NAP

(2) Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C

b) Hari Kedua

(1) Lakukan pewarnaan gram pada bakteri yang tumbuh pada media

NAP

(2) Jika ditemukan bakteri Bacil Gram (-) atau Coccus Gram (+), maka

dilanjutkan menanam ke media MHA


(3) Koloni yang ditanam di media MHA adalah koloni yang tumbuh di

kuadran IV, atau Kuadran III. Kuadran II dan I dianggap Bakteri

kontaminan.

(4) Lakukan uji senstitivtas dengan menambahkan disk antibiotic pada

media MHA

(5) Lakukan Uji Oksidase Jika ditemukan bakteri Gram (-)

(a) Jika Hasil Oksidase (+) maka di uji pada API 20 NE

(b) Jikas Hasil Oksidase (-) maka di uji pada API 20 E

(6) Lakukan Uji Katalase Jika ditemukan coccus Gram (+)

(a) Jika Hasil Katalase (+) maka di uji pada API Staph (0,5 Mc

Farland)

(b) Jikas Hasil Katalase (-) maka di uji pada API Strep (2 Mc

Farland)

c) Hari Ke Tiga

(1) Ukur diameter disk antibiotic pada media MHA

(2) Membaca Hasil Uji API

(3) Pelaporan Hasil

6. Pemeriksaan BTA

a. Tujuan

Untuk menemukan adanya kuman basil tahan asam (BTA) dalam

sputum(dahak) penderita.

b. Prinsip
Mycobacterium tuberculosis mempunyai sifat tahan terhadap

penghilangan warna dengan asam dan alcohol. Oleh karena itu disebut

pula basil tahan asam (BTA). BTA akan memberikan warna merah,

berbentuk batang dalam sediaan mikroskopis dahak dengan pewarnaan

Ziehl Neelsen.

c. Metode Pemeriksaan

Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.

d. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan :

a) Lidi

b) Kaca objek yang bersih tidak berminyak dan tidak bergores

c) Pensil kaca

d) Lampu spiritus

e) Pinset

f) Rak pewarna

g) Rak pengering

h) Mikroskop binokuler

i) Timer

2) Bahan yang digunakan :

a) Dahak/Sputum

b) Kit pewarnaan Ziehl Neelsen

(1) Larutan carbol fuchsin 1%.

(2) Larutan asam alcohol 3%


(3) Larutan ethylene blue 0,1%

c) Eter alcohol

d) Minyak Imersi

e. Prosedur Pemeriksaan

1) Pra Analitik

a) Cek jenis permintaan pemeriksaan pada job list.

b) Pengelolaan Sputum

(1) Siapkan Wadah untuk pengumpulan sputum

Syarat wadah yang dipakai :

(a) Bersih dan kering serta bermulut lebar (diameter 4-5 cm)

(b) Bertutup ulir minimal 3 dan dapat menutup rapat

(c) Bahan kuat dan tidak mudah bocor

(d) Transparan

(2) Pengumpulan sputum

Pengumpulan sputum dilakukan dengan cara S-P-S

(sewaktu-pagi-sewaktu) dan volume sputum yang diperlukan

masing-masing 3-5 ml.

(a) Dahak sewaktu hari 1 : Dahak pertama diambil saat

pasien berkunjung, beri pot dahak pada saat pasien pulang

untuk keperluan pengumpulan dahak pagi hari berikutnya.


(b) Dahak pagi : Pasien mengeluarkan dahak kedua

pada pagi hari setelah bangun tidur dan membawa contoh uji

dahak ke laboratorium.

(c) Dahak sewaktu hari 2 : Kumpulkan dahak ketiga (dahak

sewaktu) di laboratorium pda saat pasien kembali ke

laboratorium pada hari kedua saat membawa dahak pagi.

(3) Cara pengambilan dahak

(a) Pasien diminta untuk berkumur dengan air sebelum

mengeluarkan dahak

(b) Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur.

(c) Pada saat pengeluaran dahak pasien dalam posisi berdiri,

tetapi bila tidak memungkinkan diminta duduk agak condong

ke depan.

(d) Paien diminta untuk tarik napas dalam 2-3 kali dan setiap kali

hembuskan napas dengan kuat.

(e) Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat

dan masukkan ke dalam pot dahak.

(f) Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya.

(g) Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun.

(h) Bila perlu hal diatas dapat diulang sampai mendapatkan

dahak yang berkualitas baik dan volume yang cukup (3-5ml).

 Bagi pasien yang sulit mengeluarkan dahak, dapat diatasi

dengan cara :
 Anjurkan olahraga ringan lalu tarik napas dalam

beberapa kali dan bila terasa mau batuk, napas ditahan

selama mungkin lalu dibatukkan.

 Malam hari sebalum tidur danjurkan banyak minum air

hangat atau menelan 1 tablet GG ( gliseril guaiakolat)

200 mg.

(i) Dahak yang keluar ditampung dalam wadah yang disediakan.

Bersihkan bagian mulut wadah, kemudian baru ditutup

( stelah diperiksa bhwa yang ditampung benar-benar- dahak

bukan ludah)

 Wadah diberi label yang berisi nama, alamat, tanggal

pengambilan, serta nama dikter pengirim.

(4) Pemeriksaan kelayakan sputum

(a) Kulaitas spesimen dahak

 Dahak mukoid ( dahak berlendir dan kental)

 Dahak mukopurulen (dahak kental berwarna kuning

kehijauan)

 Dahak purulen (kental dan lengket)

 Dahak bercampur darah

(b) Saat dahak diterima

 Periksa kualitas dahak :

o Volume

o Konsistensi
 Periksa identitas label pada pot dahak, sesuai dengan

data pada formulir permintaan pemeriksaan

laboratoruium.

 Apabila semua data telah lengkap, dahak siap diperiksa

dilaboratorium.

 Bila specimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan

dengan:

o Mengambil bagian yang paling mukopurulen/ kental

kuning kehijauan.

o Diberi catatan bahwa “specimen tidak memenuhi

syarat/air liur”.

2) Analitik

a) Melakukan pemeriksaan BTA

(1) Cara pembuatan sediaan apusan darah

(a) Kaca objek diberi nomor kode pasien pada sisi kanan kaca

objek

(b) Plilih bagian dahak yang kental atau warna kuning kehijauan

atau daa perkejuan atau ada nanah atau darah. Ambil sedikit

bagian tersebut dengan memakai lidi.

(c) Ratakan (coiling) dengan gerakan spiral kecil-kecil diatas

kaca objek dengan ukuran sekitar 2-3 cm. Apusan dahak

jangan terlampau tebal atau terlampau tipis. Keringkan pada

suhu kamar selama 15-30 menit. Jangan membuat gerakan


spiral bila sediaan dahak sudah kering karena kan

menyebabkan aerososl.

(d) Lidi bekas pakai dimasukkan kedalam wadah yangberisi

caieran desinfektan natrium hipoklorit 0,5 % sebelum

dimusnahkan.

(e) Kemudian rekatkan/fiksasi. Gunakan pinset atau penjepit

kayu untuk memegang kaca. Pastikan apusan menghadap ke

atas. Lewatkan diatas nyala api Bunsen dengan cepat

sebanyak 3 kali. Pemanasan yang berlebihan akan merusak

hasil. Setelah itu sediaan langsung diwarnai dengan

pewarnaan Ziehl Neelsen.

(2) Cara pewarnaan Ziehl Neelsen

Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke

atas pad arak yang ditempatkan di atas bak cuci tau baskom.

Jika mewarnai lebih lebih dari 1 sediaan, beri jarak minimal 1 jari.

Genangi seluruh permukaan sediaan dengan larutan carbol

fuchsin 1%.

(a) Panasi sediaan secara hati-hati di atas nyala api (bisa

menggunakan Bunsen atau sulut api, sulut api dibuat dari

kawat baja yang ujungnya dililit kain kasa yang diikat kawat

halus celupkan ke dalam spiritus/alkohol sebelum dinyalakan)

hingga muncul uap (jangan sampai mendidih). Lalu biarkan

menjadi dingin selama 5-10 menit.


(b) Bilas dengan air mengalir, jangan sampai ada percikan air

mengenai sediaan lain.

(c) Miringkan sediaan menggunakan penjepit/pinset untuk

membuang air pada sediaa.

(d) Genangi permukaan sediaan dengan asam alcohol 3%

sampai warna merah carbol fuchsin pada sediaan tidak

tampak lagi.

(e) Bilas dengan air mengalir, jangan sampai ada percikan air

mengenai sediaan lain.

(f) Genangi kembali permukaan sediaan dengan methylene blue

0,1% dan diamkan selam 30 detik – 1 menit.

(g) Bilas dengan air mengalir, jangan sampai ada percikan air

mengenai sediaan lain.

(h) Keringkan sediaan pada rak pengering dalam suhu kamar.

3) Cara pembacaan

a) Sediaan yang sudah diwarnai dan sudah kering diperiksa di bawah

mikroskop.

b) Gunakan lensa objektif 10x untuk menetapkan focus dan

menemukan lapang pandang.

c) Teteskan 1 tetes minyak imersi diatas sediaan, aplikator minyak

imersi tidak boleh menyentuh kaca objek.


d) Putarlah lensa objektif ke pembesran 100x dengan hati-hati ke atas

sediaan apus. Sesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel terlihat

jelas.

e) Carilah basil tahan asam yang oleh pewarnaan berwarna merah,

berbentuk batang langsing sedikit bengkok, bergranular atau tidak,

terpisah atau berpasangan tatu berkelompok dengan dasar berwarna

biru.

f) Periksalah sediaan dengan memperhatikan jumlah kuman, paling

sedikit dalam 100 lapangan pandang tau dalam waktu sekitar 10

menit dihitung dari ujung kiri ke ujung kanan.

g) Setelah pemeriksaan mikroskopis selesai, semua alat-alat dan

bahan-bahan terkontaminasi direndam dengan desinfektan sebelum

dimusnahkan.

4) Pasca Analitik

a) Pelaporan Hasil Pemeriksaan

Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan secara sistimatik dengan menggunakan

skala International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases (IUALTD), sebagai

berikut:

Apa yang terlihat Hasil Keterangan


Tidak ditemukan BTA / 100 LP Negatif Negatif
Ditemukan 1-9 BTA / 100 LP Scanty Tulis jumlah BTA
Ditemukan 10 – 99 BTA 100 LP 1+ 1+
Ditemukan 1 – 10 BTA setiap 1 LP
2+ 2+
(minimal 50 LP)
Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 LP
3+ 3+
(minimal20 LP)
7. Pemeriksaan Molekuler TCM COVID-19

a. Tujuan

Untuk mengetahui bahwa pasien tersebut terinfeksi virus SARS-CoV-2

dengan cara mendeteksi RNA dari virus SARS-CoV-2 menggunakan

cartridge khusus dengan waktu yang lebih cepat.

b. Prinsip

Pemeriksaan menggunakan metode TCM dilakukan secara otomatis

dan terintegrasi menggunakan realtime PCR dengan cartridge sekali pakai,

sehingga kontaminasi silang antar specimen dapat diminimalkan

c. Alat dan Bahan :

1) Sampel Receiver

2) Test Base

3) centrigde transfer

4) Dakron Swab

5) hasil swab nasal pasien

6) Alat ID Now

d. Cara Kerja

1) Persiapan alat

a) Gunakan sarung tangan yang bersih

b) Biarkan semua sampel dan peralatan uji mencapai suhu kamar

c) Periksa apakah pellet reagen terlihat di bagian bawah tabung reaksi

sebelum memasukkan base test ke alat ID NOW (jangan gunakan bse

test jika pellet tidak terlihat di bagian bawah setiap tabung reaksi)
2) Tahapan kerja

a) Nyalakan alat ID NOW dengan cara menekan tombol power di

samping alat.

b) Pilih menu Run Tes untuk melakukan pemeriksaan sampel

c) Masukkan identitas pasien baik dengan nama/RM/nomor

laboratorium,lalu klik √.

d) Masukkan blue sampel receiver ke dalam blue tempat blue sampel

receiver.

e) Tunggu sampel receiver melakukan pemanasan, jangan pindahkan

sampel receiver saat alat mulai melakukan proses pemanasan.

f) Alat swab (dakron) yang sudah dilakukan prosedur swab hidung,

tenggorokan atau nasofaring langsung dimasukkan ke dalam sampel

receiver setelah diberikan intruksi dari alat, sebelum itu lepaskan segel

foilnya

g) Tekan centrigde transfer berwarna putih ke dalam sampel receiver biru

sampai terdengar bunyi klik. Saat centrigde terpasang dengan benar

maka,indikaor orange dalam centrigde akan naik.

h) Kemudian lepaskan dan hubungkan centrigde transfer ke base test.

Saat centrigde terpasang dengan benar maka,indikator orange dalam

centrigde akan turun.

i) Alat ditutup, jangan buka penutup sampai muncul “test complete” pada

layar alat.
j) Hasil test akan keluar dilayar yang menunjukan hasil positif atau pun

negative menandakan tes telah selesai.

k) Tekan print untuk mencetak hasil test, lalu tekan menu test untuk

kembali ke layar utama.

l) Untuk mematikan alat tekan tombol powor yang terletak di pojok kanan

belakang alat.

3) Prosedur Quality Control Alat ID NOW

a) Klik menu QC

b) Klik COVID-19

c) Pilih tes QC yang akan dijalankan positif QC test atau negative QC test

d) Konfirmasi tes

e) Konfirmasi jenis pengujian agar sesuai dengan sampel QC yang

diinginkan, yang berisi COVID-19 test, positif QC test atau negative QC

test, QC sampel ID, dan N/A. Kemudian klik OK setelah itu ikuti

petunjuk yang ada pada layar.

4) Interpretasi Hasil

Ketika tessudah selesai maka, hasil akan terlihatpada layar alat.

a) COVID-19 Positif

Hasil yang positif tidak menutup kemungkinan terdapat infeksi

atau ko-infeksi virus lain dalam sampel

b) COVID-19 Negatif

Hasil negative tidak menutup kemungkinan ko-infeksi dengan

pathogen lain.
c) RNA virus COVID-19 tidak ditemukan

Ulangi pengujian sampel menggunakan sampel baru. Jika

diproleh hasil yang tidak valid berulang kali, hasil harus dikonfirmasi

dengan metode lain sebelum melaporkan hasil.

8. Pemeriksaan IchromaTM PSA

a. Tujuan

Tes PSA adalah tes darah yang sering digunakan untuk skrining kanker

prostat, baik pada pria yang sudah merasakan gejala maupun yang belum

sebagai salah satu cara deteksi dini penyakit ini. Tes ini mengukur jumlah

Prostat Specific Antigen (PSA) dalam darah Anda.

b. Metode Pemeriksaan

Tes ini menggunakan metode sandwich immunodetection.

c. Prinsip

Antibodi detektor dalam buffer berikatan dengan antigen dalam sampel,

membentuk kompleks antigen-antibodi, dan bermigrasi ke matriks

nitroselulosa untuk ditangkap oleh antibodi amobil lainnya pada strip tes.

Semakin banyak antigen dalam sampel membentuk kompleks antigen-antibodi

yang lebih banyak dan menyebabkan intensitas sinyal fluoresensi yang lebih

kuat pada antibodi detektor, yang diproses oleh instrumen untuk tes ichroma"

untuk menunjukkan konsentrasi PSA dalam sampel.

e. Alat dan Bahan :

1. Sampel whole blood / serum

2. Centrigde
3. Chip ichromaTM APS

4. pipet transfer

5. buffer detection

6. yellow tip

f. Cara Kerja

a) pengumpulan dan pengolahan sampel

Jenis sampel untuk ichroma PSA adalah darah utuh/serum/plasma

manusia.

1. Disarankan untuk menguji sampel dalam waktu 24 jam setelah

pengumpulan. Serum atau plasma harus dipisahkan dari bekuan

darah dengan sentrifugasi dalam waktu 3 jam setelah pengambilan

darah lengkap. Jika penyimpanan lebih lama diperlukan, misalnya :

jika tes tidak dapat dilakukan dalam waktu 24 jam, serum atau piasma

harus segera dibekukan di bawah-20 C. Penyimpanan beku sampel

hingga 3 bulan tidak mempengaruhi kualitas hasil.

2. Namun, sampel darah utuh tidak boleh disimpan dalam freezer.

3. Setelah sampel dibekukan, sampel harus dicairkan satu kali dan

hanya untuk satu pengujian, karena pembekuan dan pencairan

berulang dapat mengakibatkan perubahan nilai pengujian.

4. Sampel darah kapiler harus dikumpulkan sebagai berikut:

- Posisikan tangan dengan telapak menghadap ke atas. Darah

biasanya harus diambil dari jari tengah atau jari manis tangan
yang tidak dominan. Terapkan tekanan intermiten ke arah

ujungnya.

- Bersihkan ujung jari dengan kapas alkohol. Biarkan jari benar-

benar kering karena darah tidak akan menetes jika tempat

tusukan lembab karena sisa alkohol di ujung jari dapat

mengencerkan sampel darah dan mempengaruhi hasil tes.

- Pegang jari dan tusuk ujung jari dengan menekan kuat lanset steril

baru pada posisi tidak di tengah.

- Seka tetesan darah pertama dengan bola kapas kasa steril.

- Pijat jari ke arah ujungnya untuk membentuk setetes darah baru.

Darah akan mudah keluar jika jari dipegang lebih rendah dari siku.

- Pegang gagang pipa kapiler dan sentuhkan mulut kapiler hingga

meneteskan darah

- .Biarkan darah mengisi tabung kapiler sepenuhnya.

- Kadang-kadang mungkin perlu untuk memijat jari lagi untuk

setetes darah tambahan untuk mengisi tabung kapiler.

b) Tahapan kerja

1. Sambungkan alat pada aliran listrik .

2. Periksa isi ichroma PSA: Sealed Cartridge, Detection Buffer Tubes,

ID Chip dan Capillary Tubes.

3. Pastikan nomor lot kartrid cocok dengan nomor chip ID serta buffer

deteksi.
4. Simpan kartrid yang tertutup rapat (jika disimpan dalam lemari es)

dan tabung penyangga deteksi pada suhu kamar selama minimal

30 menit sebelum pengujian.

5. Tempatkan kartrid pada permukaan yang bersih, bebas debu, dan

rata.

6. Nyalakan instrumen untuk tes ichroma dengan menekan tombol

power.

7. Tekan tombol 'Pilih' pada instrumen untuk tes ichromaM.

8. Klik “single test” ( untuk pemeriksaan tunggal ). Jika sampel lebih

dari satu klik “multi test”.

9. Masukkan Chip ID ke port chip ID instrumen untuk pengujian

ichromaTM. Lalu klik next.

10. Masukan ID pasien. Kemudian Klik next

11. Pipet sampel sebanyak 75 ul (serum manusia/plasma/kontrol)

menggunakan pipet transfer ke tabung yang berisi buffer deteksi.

12. Tutup penutup tabung penyangga deteksi dan campur sampel

secara menyeluruh dengan mengocoknya sekitar 10 kali.

(Campuran sampel harus segera digunakan.)

13. Pipet 75 ul campuran sampel dan tuangkan ke dalam lubang

sampel pada kartrid.

14. Biarkan kartrid berisi sampel pada suhu kamar selama 15 menit.

Pindai kartrid yang berisi sampel segera setelah waktu inkubasi


berakhir. Jika tidak, itu akan menyebabkan hasil tes yang tidak

tepat.

15. Untuk memindai kartrid yang diisi sampel, masukkan ke dalam

wadah kartrid instrumen untuk tes ichroma". Pastikan orientasi

kartrid yang benar sebelum mendorongnya sepenuhnya ke dalam

wadah kartrid, Tanda panah telah ditandai pada kartrid .

16. Tekan tombol 'Pilih' pada instrumen untuk tes ichroma untuk

memulai proses pemindaian.

17. Instrumen untuk tes ichromaTM akan segera mulai memindai

kartrid yang diisi sampel.

18. Baca hasil tes di layar tampilan instrumen untuk tes ichromaTM.

c) Prosedur Quality Control Alat IchromaTM.

1.Tes kontrol kualitas adalah bagian dari praktik pengujian yang baik

untuk mengkonfirmasi hasil yang diharapkan dan validitas

pengujian dan harus dilakukan secara berkala.

2. Pengujian kontrol harus dilakukan segera setelah membuka lot

pengujian baru untuk memastikan kinerja pengujian tidak berubah.

3. Uji kendali mutu juga harus dilakukan setiap kali ada pertanyaan

mengenai keabsahan hasil uji.

4. Bahan kontrol tidak disediakan dengan ichromaTM PSA. Untuk

informasi lebih lanjut mengenai mendapatkan bahan kontrol,

hubungi Divisi Penjualan Boditech Med Inc. untuk bantuan.

(Silakan lihat instruksi untuk penggunaan bahan kontrol.)


d) Interpretasi Hasil

1. Instrumen untuk tes ichromaTM menghitung hasil tes secara

otomatis dan menampilkan konsentrasi PSA sampel uji dalam satuan

ng/mL.

2. Batas (nilai referensi): 4,00 ng/mL. Jika hasil tes di atas 4,00 ng/mL,

harap segera hubungi dokter Anda untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Hasil tes di bawah 4,00 ng/mL tidak sepenuhnya menyingkirkan

kemungkinan gangguan prostat.

3. nilai normal :

- 0,1-100 ng/mL (untuk serum/plasma)

- 0,5-100 ng/mL (untuk darah lengkap)

Anda mungkin juga menyukai