Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

CEREBRAL PALSY (CP) DI KLINIK TUMBUH KEMBANG PEDIATRIC AND


NEURODEVEPMENTAL THERAPY CENTER (PNTC), COLOMADU,
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Oleh;
Ian Rossalia Pradita Puteri1), Farida Arintasari2)
1)
Staf Pengajar DIII Kebidanan UNRIYO, Email : bonjem040811@gmail.com
2)
Staf Pengajar DIII Kebidanan UNRIYO, Email : faridaarintasari@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Anak CP menampakkan gejala kesulitan dalam hal motorik halus (menulis
atau menggunakan gunting), masalah keseimbangan dan berjalan, atau mengenai gerakan
involunter (tidak dapat mengontrol gerakan menulis atau selalu mengeluarkan air liur) dan
jika sudah mencapai derajat berat akan mengakibatkan tidak mampu berjalan dan
membutuhkan perawatan yang ekstensif dan jangka panjang (Saharso, 2016). Tujuan
Penelitian ini untuk mengetahui Faktor – factor yang mempengarui Gangguan Tumbuh
kembang Cerebral Palsy (CP)
Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian
ini factor faktor yang mempengaruhi terjadinya CP sebagai variabel bebas dan Kejadian CP
sebagai variabel terikat diukur secara bersamaan Sampel diambil dari populasi aktual dengan
teknik purposive sampling.. Orang Tua yang memeriksakan anakanya atau menterapikan
anaknya di Klinik Tumbuh Kembang PNTC, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah pada
bulan Mei 2018 dan memenuhi kriteria oleh peneliti dijadikan sebagai responden.
Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-40 tahun
sebanyak 24 responden (60%),Pendidikan orang tua tamat Diploma IV atau S1 sebanyak 27
(68%), Jenis kelamin adalah anak laki laki sebanyak 28 orang (70%), Yang mengalami gejala
pada factor pranatal adalah 33 responden (83%) sebanyak 26 responden (65%) mengalami
gejala factor intranatal, 23 responden ( 58%) mengalami factor post natal.Dan dari Uji
Hipotesis dengan regresi logistic diperoleh OR factor prenatal 2,108, OR factor Perinatal
2,189 dan OR Faktor Post Natal 1,225, dengan confendence Interval 95% dengan factor
Faktor Eksternal batas bawah 1,189 batas atas 3,737, sedangkan untuk Faktor Post Natal
batas bawah 1,050 dan batas bawah 1,430, nilai N Observasi 40 orang, nilai -2 log likehood
32,356, dan nilai Negelkerker R2 dengan nilai 56,2%, dengan taraf signifikansi untuk Faktor
Eksternal 0,005<0,05 dan untuk Faktor Post Natal 0,016<0,05
Kesimpulan : Ada Pengaruh Faktor Pranatal, intranatal, dan Post Natal terhadap terjadinya
gangguan Cerebral Palsy

Kata Kunci: Cerebral Palsy, Faktor-faktor Penyebab, Gangguan Tumbuh Kembang

18
FACTORS AFFECTING DEVELOPMENT DISORDERS CEREBRAL PALSY (CP)
IN THE GROWTH CLINIC OF PEDIATRIC AND NEURODEVEPMENTAL
THERAPY CENTER (PNTC), COLOMADU, KARANGANYAR,
CENTRAL JAVA

By;
Ian Rossalia Pradita Puteri1), Farida Arintasari2)
1)
DIII Midwifery Teaching Staff at UNRIYO, Email: bonjem040811@gmail.com
2)
D III Midwifery Teaching Staff at UNRIYO, Email: faridaarintasari@gmail.com

ABSTRACT

Background: Children CP exhibits symptoms of difficulty in fine motor skills (writing or


using scissors), balance and walking problems, or about involuntary movements (unable to
controlwriting movements or always drooling) and if it has reached a severe level it will
result in nobeing able running and requires extensive and long-term care (Saharso, 2016)
Objective: To find out the factors that influence Cerebral Palsy Developmental Disorders
(CP)
Research method: Analytical observational study with cross sectional approach. In this study
the factors that influence the occurrence of CP as independent variables and CP events as
dependent variables are measured simultaneously Samples are taken from the actual
population with purposive sampling technique . Parents who check their children or treat
their children at the PNTC Growth Clinic, Colomadu, Karanganyar, Central Java in May
2018 and fulfilled the criteria by the researchers as respondents.
Results: The results of the study showed that the majority of respondents aged 20-40 years as
many as 24 respondents (60%), Education of parents graduated Diploma IV or S1 as many
as 27 (68%), Gender was a boy of 28 people (70%) , Those who experienced symptoms in
prenatal factors were 33 respondents (83%) as many as 26 respondents (65%) experienced
symptoms of intranatal factors, 23 respondents (58%) experienced post natal factors. And
from the Hypothesis Test with logistic regression OR obtained prenatal factors 2,108, OR
Perinatal factor 2,189 and OR Christmas Post Factor 1,225, with 95% Interval confence with
External Factor lower limit 1,189 upper limit 3,737, while for Christmas Post Factor lower
limit 1,050 and lower limit 1,430, N value Observation 40 people, -2 log value likehood
32,356, and the value of Negelkerker R2 with a value of 56.2%, with a significance level for
External Factors 0.005 <0.05 and for Post natal Factors 0.016 <0.05
Conclusion: There are effects of pranatal, intranatal, and post natal factors on the
occurrence of cerebral palsy disorders

Keywords: Cerebral Palsy, Causes, Growth Growth Disorders

19
PENDAHULUAN gangguan perilaku (Wedati, 2010).
Cerebral palsy atau CP adalah Gangguan gerak kronis dan postur tubuh
penyebab umum dari cacat fisik pada anak. pada anak CP akan menyebabkan
Gangguan ini dapat menyebabkan penurunan fungsi, ketidakmampuan untuk
kecacatan pada fungsi kognitif dan gerak menjalankan aktivitas sehari-hari, masalah
dari yang ringan sampai efek yang berat belajar dan kehidupan sosialnya (Engel et
(Dickinson et al., 2017). CP dapat al., 2015).
memiliki dampak yang luar biasa pada Anak CP juga mengalami berbagai
kapasitas anak untuk melakukan kegiatan macam masalah sosial dan emosional,
sehari-hari seperti kemampuan untuk seperti penolakan oleh teman, depresi,
berjalan atau berpakaian (Mc Carth et al., frustasi, cemas dan marah sehingga
2012). Anak CP menampakkan gejala mempengarugi kualitas hidup anak CP
kesulitan dalam hal motorik halus (menulis (Viehweger et al., 2008). Masalah-masalah
atau menggunakan gunting), masalah tersebut tentu saja mempengaruhi kualitas
keseimbangan dan berjalan, atau mengenai hidup anak CP (Lim-Yee dan Wong,
gerakan involunter (tidak dapat 2009). Kualitas hidup anak CP merupakan
mengontrol gerakan menulis atau selalu hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh
mengeluarkan air liur) dan jika sudah berbagai faktor (Engel et al., 2015). Faktor
mencapai derajat berat akan seperti hambatan lingkungan, fungsi atau
mengakibatkan tidak mampu berjalan dan dampak keluarga, fungsi fisik, kesulitan
membutuhkan perawatan yang ekstensif perilaku, dan kesehatan umum secara
dan jangka panjang (Saharso, 2016). signifikan mempengaruhi kualitas hidup
Gangguan gerakan pada CP sering anak dengan disabilitas (Law et al., 2014).
disertai dengan gangguan sensasi, persepsi, Dalam penelitian Russo, et al (2008)
kognisi komunikasi, perilaku, terkadang yang berjudul selfesteem,
disertai serangan epilepsi dan masalah self concept and quality of life in children
muskuloskeletal sekunder (Rosenbaum, with hemiplegic cerebral palsy
2016). Anak CP termasuk salah satu jenis menunjukkan hasil bahwa anak-anak CP
anak berkebutuhan khusus yang memiliki memiliki harga diri, konsep diri, dan
kelainan atau kecacatan karena kerusakan kualitas hidup yang lebih rendah
otak dan mengakibatkan berbagai dibandingkan dengan anak normal.
gangguan seperti gangguan gerak, Menurut Bulan (2009) hal yang dapat
gangguan bicara, pendengaran, mengganggu kualitas hidup seseorang
penglihatan, kecerdasan, sosial, emosi, dan adalah timbulnya suatu penyakit pada

20
proses maturasi fisik dan psikososial. teman sebaya. Dukungan sosial adalah
Kualitas hidup yang baik bukan hanya bentuk tingkah laku yang menumbuhkan
dilihat dari sejahtera secara ekonomis, perasaan nyaman dan membuat individu
tetapi juga sejahtera secara psikologis dan percaya bahwa individu dihormati,
sosial (Seviyana, 2009). Menurut Primardi dihargai, dicintai dan bahwa orang lain
dan Nurochman (2010) seseorang bersedia memberikan perhatian dan
memiliki kualitas hidup yang baik jika keamanan Orford cit Pratiwi (2011).
dapat menjalankan fungsi dan perannya Dalam aktivitas sehari-harinya anak
dalam kehidupan sehari-hari sesuai tahap CP perlu mendapat dukungan sosial dari
perkembangannya. Penelitian Wilkins et al lingkungan sekitarnya untuk menunjang
(2014) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial dengan tujuan
kualitas hidup anak diantaranya adalah meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam
gangguan tingkah laku pada saat balita, setiap perkembangan kehidupan manusia
keadaan kesehatan, gangguan psikologis dukungan sosial memberikan peranan
ibu, dukungan sosial, kesehatan mental penting (Hanan, 2002). American
ibu, dukungan keluarga, dan pengasuhan Association on Intellectual and
orang tua. DevelopmentalDisabilities (AAID) cit
Penelitian yang dilakukan Gaskin Nurlailiwangi et al (2011) mengatakan
(2015), menunjukkan bahwa orang dewasa bahwa dukungan sosial penting untuk
dengan CP mengalami mood yang buruk, tahap perkembangan individu difabel,
rendah diri, dan dukungan sosial yang karena dukungan sosial dapat
rendah. Individu dengan CP memiliki meningkatkan fungsi adaptif individu,
harga diri dan rasa memiliki yang tinggi membantunya mandiri, keterampilan
jika mereka diterima dan didukung oleh bermasyarakat yang baik, dan
orang lain (Gaskin dan Morris, 2008). meningkatkan kesehatan.
Menurut Shelly et al (2008) orang Jumlah anak CP secara global
dengan disabilitas dapat memiliki kualitas berkisar antara 1 -1,5 per 1000 kelahiran
hidup yang baik dengan pemahaman yang hidup dengan insiden meningkat pada
tepat tentang kecacatan dan dukungan kelahiran prematur (Merlina et al., 2017).
sosial yang kuat. Sementara itu menurut Sampai saat ini CP masih merupakan
penelitian lain yang dilakukan oleh Mc penyebab terbanyak kecacatan pada anak-
Manus et al (2008) melaporkan bahwa anak (Gunarwati, 2017). Angka kejadian
kualitas hidup anak CP dipengaruhi CP tampaknya masih tidak banyak
kesehatan fisik serta dukungan sosial dan berubah atau mungkin lebih meningkat

21
sedikit selama 30 tahun terakhir (Saharso, Palsy (CP) di di Klinik PNTC, Colomadu,
2016). Menurut Riskesdas tahun 2016, Karanganyar, Jawa Tengah. Dengan
persentase anak usia 24-59 bulan yang jumlah sampel 40 responden. Lokasi
menderita CP di Indonesia mencapai 1,9 penelitian Penelitian ini dilaksanakan di
%. Di Kota Karanganyar, angka kejadian Klinik Tumbuh Kembang PNTC,
CP belum dapat diketahui secara pasti. Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di ipada bulan Juni - Sptember 2018, Tehnik
Klinik Pediatric And Neurodevepmental analisis berupa: univariat,
Therapy Center (PNTC) didapatkan data Uji statistik yang digunakan pada
salah satu klinik yang berada di kawasan analisisbivariabel adalah chi square dan
Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah pada analisis multivariabel adalah regresi
yang salah satunya adalah mendidik anak logistik, dengan derajat kemaknaan yang
dengan CP. Menurut pengamatan dan dipakai adalah 95 persen, dan p<0,05.
informasi yang didapat peneliti dari
direktur atau pengelola klinik PNTC rata- HASIL
rata riwayat dari kejadian CP di klinik 1. Deskripsi Hasil Penelitian
tersebut adalah pada saat hamil terkena a. Karakteristik bidan ini meliputi umur,
virus dan akhirnya menyebabkan kelahiran pendidikan, dan lama bekerja yang
fetus dengan CP. Dari latar belakang akan dijabarkan sebagai berikut :
tersebut maka peneliti tertarik untuk 1) Usia
melakukan penelitian mengenai Faktor – Berdasarkan karakteristik
factor yang menyebabkan terjadinya responden menurut umur
Celebral Palsy di klinik tumbuh kembang didapatkan hasil bahwa dari jumlah
PNTC tersebut 40 Responden yang menjadi
responden, sebagian besar anak
METODE PENELITIAN berumur 2 - <4 tahun sebanyak 24
Pada penelitian ini factor faltor yang orang (60%), sedangkan 6
mempengaruhi terjadinya Cerebral Palsy responden (15%) yang berumur 0-
(CP) sebagai variabel bebas dan Kejadian <2 tahun, dan 10 Responden (25%)
Cerebral Palsy (CP) sebagai variabel berumur 4- <6 tahun.
terikat diukur secara bersamaan 2) Pendidikan
(Taufiqurrohman, 2013), Populasi dalam Hasil penelitian berdasarkan
penelitian ini adalah Orang Tua Anak Usia pendidikan responden didapatkan
0 sampai 6 Tahun yang terkena Cerebral hasil sebagian besar responden

22
telah tamat Diploma IV/S1 Diagram 2. Distribusi
sebanyak 27 responden (68%), dan Responden berdasarkan Faktor
yang tamat Strata 2 sebanyak 11 Perinatal Klinik Tumbuh Kembang
responden (27%), sedangkan yang Pediatric And Neurodevemental
masih Diploma III sebanyak 2 Therapy Center (PNTC), Colomadu,
responden (5%). Karanganyar, Jawa Tengah)
3) Jenis Kelamin 80
65
Sebagian besar pasien adalah 60
laki laki yaitu sebanyak 28 orang 40 35

(70%), sedangkan sisanya yang 20


perempuan sebanyak 12 resonden 0
(30%). Berpengaruh tidak berpengaruh

b. Faktor Pranatal yang mempengaruhi faktor Perinatal

tumbuh kembang Cerebral Palsy d. Faktor Postnatal yang mempengaruhi


(CP). tumbuh kembang Cerebral Palsy
Diagram 1. Distribusi (CP).
Responden berdasarkan Faktor Diagram 3. Distribusi
Pranatal Klinik Tumbuh Kembang Responden faktor Post natal Klinik
Pediatric And Neurodevemental Tumbuh Kembang Pediatric And
Therapy Center (PNTC), Colomadu, Neurodevemental Therapy Center
Karanganyar, Jawa Tengah) (PNTC), Colomadu, Karanganyar,
100 83 Jawa Tengah
80
60 80
40 17 58
20 60
0
40
Berpengaruh Tidak
17
berpengaruh 20

Faktor Pranatal 0
Berpengaruh tidak berpengaruh
c. Faktor Perinatal yang mempengaruhi faktor Post Natal
tumbuh kembang Cerebral Palsy (CP)
.

23
2. Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel OR Signifikansi Confendence Interval 95%
(p) Batas Bawah Batas Atas
Pra natal 2,108 0,005 1,189 3,737
Peri natal 2,189 0,012 1,566 3,022
Post Natal 1,225 0.016 1,050 1,430
N Observasi : 40
-2 log likehood : 32,356
Negelkerker R2 : 56,2%

a. Pengaruh antara faktor Pranatal Tabel 3. Pengaruh faktor pranatal di


dengan Gangguan tumbuh Klinik Tumbuh Kembang Pediatric And
kembang Cerebral Palsy di Klinik Neurodevemental Therapy Center (PNTC),
Tumbuh Kembang Pediatric And
Neurodevemental Therapy Center
(PNTC), Colomadu, Karanganyar,
Jawa Tengah
Tabel 2. Pengaruh faktor Pranatal di
Klinik Tumbuh Kembang Pediatric And
Neurodevemental Therapy Center (PNTC), c. Pengaruh Faktor Post Natal dengan
ganggun Tubuh Kembang Cerebral
Palsy (CP) di Klinik Tumbuh
Kembang Pediatric And
Neurodevemental Therapy Center
(PNTC), Colomadu, Karanganyar,
Jawa Tengah.
Tabel 4. Pengaruh faktor Postnatal di
Klinik Tumbuh Kembang Pediatric And
b. Pengaruh antara faktor Perinatal Neurodevemental Therapy Center (PNTC),
dengan Gangguan tumbuh
kembang Cerebral Palsy (CP) di
Klinik Tumbuh Kembang Pediatric
And Neurodevemental Therapy
Center (PNTC), Colomadu,
Karanganyar, Jawa Tengah.

24
d. Faktor faktor yang berpengaruh statistik signifikan (p = 0.005; OR
terhadap gangguan tumbuh = 2,108; CI 95% = 1,189 hingga
kembang Cerebral Palsy (CP) di 3,737). untuk variable post natal
Klinik Tumbuh Kembang Pediatric didapatkan nilai OR didapatkan
And Neurodevemental Therapy sebesar 2,108.
Center (PNTC), Colomadu, e. Faktor perinatal kemungkinan
Karanganyar, Jawa Tengah berpengaruh 2,189 kali. Pengaruh
Berdasarkan hasil regresi tersebut secara statistik signifikan
logistic berganda pada tabel 5.12 (p = 0.012; OR = 2,189; CI 95% =
untuk mengetahui Pengaruh antara 1,566 hingga 3,022). Untuk
Faktor Pra Natal, Faktor Perinatal variable post natal didapatkan nilai
dan faktor post natal dengan OR didapatkan sebesar 2,108 hal
gangguan tumbuh kembang ini berarti bahwa hasil uji diketahui
Cerebral Palsy (CP), Berdasarkan bahwa faktor post natal 1,225 kali
nilai Koefisien Determinasi atau lebih tinggi. Pengaruh tersebut
Nagelkerger R Square diketahui secara statistik signifikan (p =
sebesar 0,562, hal ini dapat 0,016 ; OR = 1,225 ; CI 95% =
dijelaskan bahwa pengaruh 1,050 hingga 1,430)
variable Faktor Pra Natal, Faktor f. Berdasarkan Hasil uji Hosmer and
Perinatal dan faktor post natal Lemeshow didapatkan nilai
memberi pengaruh gangguan signifikansi sebesar 0,659 atau
tumbuh kembang Cerebral Palsy lebih dari 0,05 hal ini dapat
(CP) sebesar 56,2% sedangkan disimpulkan bahwa model
pengaruh faktor lain 43,8%. persamaan regresi logistic
Berdasarkan nilai OR pada berganda yang dibuat layak atau fit
masing-masing variable penelitian, dan dapat diinterpretasikan. Dapat
hasil analisis regresi logistic juga dibuat model persamaan
berganda tersebut dapat dijelaskan regresi sebagai berikut :
tentang pengaruh masing-masing Log = a+b1X1+b2X2+ b3X3
variable terhadap gangguan Dengan ketentuan bahwa X1
tumbuh kembang Cerebral Palsy adalah faktor Pranatal, X2 Faktor
(CP). Faktor Pranatal Perinatal dan X3 adalah faktor
kemungkinan berpengaruh 2,108
kali. Pengaruh tersebut secara

25
post natal, maka dapat dibuat dalam mendidik anak dengan stimulasi
persamaan sebagai berikut : yang benar, sehingga anak berkembang
Log = sesuai dengan harapan oran tua

20,589+2,108X1+2,189X2+1,225X3 (saadah,2014)

Berdasarkan persamaan Berdasarkan hasil penelitian

tersebut, maka dibuat suatu analisa didapatkan hasil sebagian besar

bahwa jika keadaan faktor Pre responden telah tamat Diploma IV/S1

Natal yang tinggi (1) Faktor sebanyak 27 responden (68%). Dalam

Perinatal yang tinggi (1) dan hal ini tingkat pendidikan orang tua

mempunyai faktor post natal (1) sangatlah dibutuhkan dalam stimulasi

maka terjadinya gangguan tumbuh tumbuh kiembang anak..

kembang Cerebral Palsy (CP) Pendidikan adalah suatu usaha untuk

sebesar 23,922 kali lebih besar mengembangkan kepribadian dan


kemampuan di dalam dan di luar

PEMBAHASAN sekolah dan berlangsung seumur hidup.

1. Karakteristik responden Pendidikan mempengaruhi proses

Berdasarkan hasil penelitian belajar, makin tinggi pendidikan

didapatkan hasil bahwa dari jumlah 40 seseorang makin mudah orang tersebut

responden sebagian besar responden untuk menerima informasi. Dengan

berumur 20-40 tahun sebanyak 24 orang pendidikan tinggi maka seseorang akan

(60%), sedangkan 16 responden (40%) cenderung untuk mendapatkan

yang berumur 41-60 tahun. Hal ini informasi, baik dari orang lain maupun

sesuai dengan teori menurut Erikson dari media massa. Semakin banyak

(1967) dalam buku Hurlock (2012), informasi yang masuk semakin banyak

menyatakan bahwa selama usia madya pula pengetahuan yang didapat tentang

(40-60 tahun) orang akan menjadi lebih tumbuh kembang anak. (Prohealth,

mampu merawat dan menstimulasi anak 2009).

karena tingkat penyesuaian terhadap Hal ini diperkuat oleh teori

hidup pada usia madya dapat dinilai Sukmadinata (2013), bahwa orang yang

dengan menggunakan dua kriteria, yaitu berpendidikan tinggi akan memberikan

prestasi dan kepuasan. respon yang lebih rasional terhadap

Biasanya dalam usia madya ini informasi yang datang dan akan berpikir

manusia akan lebih sukses dan siap sejauh mana keuntungan yang mungkin

26
akan mereka peroleh dari gagasan menghambat pertumbuhan dan
tersebut. perkembangan anak)
Berdasarkan hasil penelitian 3. Faktor Perinatal dengan terjadinya
didapatkan hasil sebagian besar anak gangguan tumbuh kembang Cerebral
responden berjenis kelamin laki laki Palsy
yaitu sebanyak 70%) atau 28 orang , Berdasarkan hasil penelitian
sesuai dengan teori handayani (2013) didapatkan bahwa sebagian besar
dimana mengatakan bahawa Saat masih responden 26 responden (65%)
bayi dan anak-anak, masa pertumbuhan menyatakan bahwa faktor Perinatal
anak wanita lebih cepat dibandingkan sangat berpengaruh dengan terjadinya
dengan anak laki-laki sehingga tidak gangguan tumbuh kembang cerebral
heran jika anak wanita akan lebih cepat palsy. Data yang didapat tersebut
berbicara dan berjalan dibandingkan dapat disimpulkan bahwa faktor
dengan anak laki-laki. Dimana Perinatal berpengaruh dengan
gangguan tumbuh kembang akan terjadinya gangguan tumbuh kembang
banyak terjadi pada anak laki laki. cerebral palsy.
Sampai saat ini penyebab pasti
2. Faktor Pranatal yang mempengaruhi Cerebral Palsy belum diketahui.
Tumbuh kembang Cerebral Palsy Beberapa penelitian mengemukakan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa penyebab Cerebral Palsy
didapatkan bahwa sebagian besar merupakan multifaktor. (Anonim,
responden 33 responden (82,5%) 2012) Cerebral Palsy bukanlah
menyatakan bahwa faktor Pranatal merupakan suatu penyakit tersendiri,
sangat berpengaruh dengan terjadinya melainkan merupakan kumpulan
gangguan tumbuh kembang cerebral gejala dari abnormalitas pengendalian
palsy. Data yang didapat tersebut dapat fungsi motorik yang disebabkan oleh
disimpulkan bahwa faktor Pranatal kerusakan yang terjadi pada waktu
berpengaruh dengan terjadinya awal kehidupan (terutama proses
gangguan tumbuh kembang cerebral persalinan).
palsy. Dugaan yang paling mungkin
Teori Potter P (2015) mengatakan adalah bahwa Cerebral Palsy terjadi
bahwa apabila faktor Pranatal secara karena kegagalan dalam pengelolaan
umum terjadi atau dialami sebelum persalinan yang mengakibatkan
kelahiran dapat mempercepat mau pun asfiksia pada otak bayi. (Soetjiningsih,

27
2012) Berdasarkan meta analisis yang Palsy terhadap tumbuh kembangnya
dilakukan di Amerika, apabila terdapat salah satu dari
chorioamnionitis mempengaruhi indikasi faktor post natal, dengan kata
terjadinya Cerebral Palsy dengan RR lain dalam berjalannya waktu akan
4,7 (95 % CI 1,3 – 16,2). menjadi mungkin anak akan
Penelitian lain menyebutkan antara mengalami gangguan tumbuh
lain : kejadian Cerebral Palsy kembang Cerebral Palsy (Narendra,
menurun apabila gestational age 2012).
meningkat (dari 63,9 per 1000 5. Faktor terhadap gangguan tumbuh
kelahiran hidup pada < 28 minggu kembang
menjadi 0,9 per 1000 kelahiran hidup Hasil penelitian menunjukan
pada > 37 minggu) 3 (Joseph & bahwa Berdasarkan nilai Koefisien
Alexander, 2013), kelahiran kembar Determinasi atau Nagelkerger R
mempengaruhi kejadian Cerebral Square diketahui sebesar 0,562, hal ini
Palsy dengan OR 6,5 (95 % CI 4,4 – dapat dijelaskan bahwa pengaruh
9,3) (Liu et al, 2015), infeksi maternal variable Faktor prenatal, Perinatal dan
yang menyebabkan demam ( > 38o C) Postnatal memberi pengaruh terhadap
pada saat melahirkan meningkatkan gangguguan tumbuh kembang
kejadian CP 9 kali lipat ( OR 9,3; 95 Cerebral Palsy sebesar sebesar 56,2%
% CI 2,4 – 8,4) (Grether & Nelson, sedangkan pengaruh factor lain 43,8%.
2017). Ketiga variable tersebut
4. Faktor Post natal dengan terjadinya berpengaruh secara bersamaan
gangguan tumbuh kembang Cerebral terhadap gangguan tumbuh kembang
Palsy oleh responden. Namun dalam hasil
Berdasarkan hasil penelitian penelitian didapatkan bahwa faktor
didapatkan hasil bahwa dari 40 Prenatal cenderung lebih berpengaruh
responden didapatkan hasil sebanyak terhadap gangguan tumbuh kembang
23 responden (58%) mempunyai daripada faktor Perinatal dan
mengatakan factor post natal Postnatal dimana dibuktikan dengan
berpengaruh dengan terjadinya hasil penelitian yang menunjukan
gangguan tumbuh kembang Cerebral faktor Prenatal sebesar RO = 2,108,
Palsy Faktor Perinatal sebesar RO = 2,189
Bayi yang terlahir secara normal sedangkan untuk post natal sebesar RO
akan bisa terjadi gangguan Cerebral =1,225.

28
SIMPULAN DAN SARAN kesehatan misalnya Dinas Kesehatan.
Sebagian besar bidan sudah Dinas Kesehatan Kota Surakarta
melaksanakan IMD dengan baik, namun hendaknya selalu menganjurkan
masih ada beberapa bidan yang belum puskesmas –puskesmas yang berada pada
menerapkan IMD dengan baik. Penerapan Wilayah Kota Surakarta untuk
IMD yang dilakukan oleh bidan tidak meningkatkan pelayanan dengan
hanya dipengaruhi oleh pengetahuan bidan meningkatkan pelatihan-pelatihan yang
tentang IMD. Selain itu ada faktor lain sudah terprogram yang lebih kepada
yang berpengaruh terhadap pengetahuan tenaga kesehatan yang bernaung dibawah
seseorang, yaitu yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta,
pengalaman, hubungan sosial dan paparan sedangkan Puskesmas-Puskesmas Wilayah
media massa seperti majalah, TV, dan Kota Surakarta hendaknya selalu
buku. Namun demikian pengetahuan meningkatkan pelayanan dengan
merupakan domain yang sangat penting pengadaan kotak saran atau melalui
untuk terbentuknya tindakan seseorang. customer service karena pelayanan
Berdasarkan pengalaman dan penelitian berkaitan dengan pemasaran Puskesmas-
terbukti perilaku yang didasari dengan Puskesmas di Kota Surakarta, Sebagai
pengetahuan akan lebih langgeng daripada sarana atau bahan pertimbangan Bidan di
perilaku yang tidak didasari dengan Puskesmas Kota Surakarta untuk
pengetahuan. menambah pengetahuan, sikap tentang
Sedangkan sikap menggambarkan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
suka atau tidak suka seseorang terhadap agar meningkatkan pelayanan dalam
objek. Sikap membuat seseorang bidangnya dan menyukseskan program
mendekati atau menjauhi objek lain. Pada Managemen laktasi.
umumnya sikap yang positif akan
mendukung perilaku yang baik pula. DAFTAR PUSTAKA
Ball dan Bindler. (2013). Pediatric
Namun demikian, selain dipengaruhi oleh
nursing: Caring for children. New
sikap, penerapan juga didasari oleh faktor Jersey: Pearson Education Inc.
predisposisi lainnya yaitu pengetahuan,
Friedman .(2013). Family of nursing:
kepercayaan, keyakinan dan nilai. Theory and practice. Coonecticut:
Appleton & Lange.
Saran untuk mendukung suksesnya
IMD meliputi fasilitas dan sarana Handayani, N. (2008). Ibu bekerja dan
dampaknya bagi perkembangan
kesehatan serta faktor pendorong yang
anak. Jakarta : EGC.
meliputi sikap dan perilaku petugas

29
Hastono, S. P. (2016). Basic data analysis Fundamental keperawatan: Konsep,
for health research. Tidak proses, dan praktek. Jakarta: EGC.
Dipublikasikan. Depok: FKM\-UI.
Redjeki,S. (2015). Kemampuan dan
Markum, dkk. (2011). Ilmu kesehatan kepuasan ibu terhadap pendidikan
anak jilid 4. Jakarta: Bagian ilmu kesehatan mengenai stimulasi
kesehatan anak. perkembangan anak usia toddler.
Jakarta : EGC
National Institute of Child Health and
Human Development Early Child Saadah, N. (2014). Penelitian perbedaan
Care Research Network. (2010). The tumbuh kembang balita usia 3- 18
Relation of care to cognitive and bulan yang menggunakan buku KIA
language development. dengan yang tidak menggunakan
buku KIA. http : // www . jiptunair.
Journal of Child Development, 71(4), 977 co.id
Potter, P dan Perry,A.G. (2015).

30

Anda mungkin juga menyukai