Konduksi
Konveksi Radiasi
Oleh:
IR. SUGIYANTO, MT
1
BAB I. PERPINDAHAN PANAS
(Heat Transfer)
Definisi perpindahan panas: yaitu berpindahnya energi panas
dari satu tempat ke tempat lain yang disebabkan oleh
perbedaan temperatur (temperature gradient) atau suhu.
Pada umumnya terdapat tiga proses perpindahan panas,
yaitu perpindahan panas secara:
1. KONDUKSI (HANTARAN)
2. KONVEKSI (ALIRAN)
3. RADIASI (SINARAN)
1. PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI
Q
Perpindahan panas
logam secara konduksi terjadi
T1 T1 > T2 T2 pada benda padat
2
Mekanisme perpindahan panas konduksi sering digunakan
sebagai eksperimen untuk mengetahui nilai konduktivitas
panas dari gas atau cairan (liquid). Peralatan terdiri dari 2
buah Plate yang dipisahkan dengan jarak L. Temperatur Plate
bagian bawah dijaga tetap atau konstan T0 dengan cara
didinginkan. Temperatur Plate bagian atas dijaga tetap atau
konstan T1 dengan pemanas elektrik. T1 > T0
Energi per satuan waktu (Q) dari pemanas elektrik yang
mengalir pada Plate bagian atas selalu diukur untuk
mengetahui energi yang digunakan.
isolasi isolasi
T1 > T0
Temperatur, T1
Gas atau liquid L
Temperatur, T0
x ΔT = T1 - T0 3
isolasi isolasi
T1 > T0
Temperatur, T1
Gas atau liquid L
Temperatur, T0
x ΔT = T1 - T0
Q k (T ) Q k T1 T0
A L A L
ΔT/L
Grafik Fluks Panas Q/A dengan ΔT/L 4
T1 > T2 Untuk arah x, maka perpindahan
dx
panas konduksi dapat ditulis:
x1
x12
dT
Q kA
x2
A
T1
dx
dT
T T2 Tanda negatif (-) untuk memenuhi
Q
hukum termodinamika, bahwa
panas mengalir dari temperatur
x
Profil temperatur tinggi ke temperatur rendah.
dT
: Perbedaan temperatur sepanjang dx
dx
Keterangan:
Q : Laju perpindahan panas (Watt ; BTU/h)
A : Luas penampang (m² ; ft2)
k : Konduktivitas panas bahan (W/m °C ; BTU/h ft 0F)
T : Temperatur (°C ; 0F)
x : tebal benda (m ; ft)
5
Jika luas penampang (A), tebal bahan material (x) dan
konduktivitas panas (k) tidak terpengaruh oleh perubahan
temperatur, maka laju perpindahan panas adalah:
T2 T1
dT kA
Q kA Q
dx x
kA
T1 T2 tentang konduksi panas.
Disebut hukum FOURIER
Q
x
Perpindahan panas (Q) per satuan luas penampang (A)
disebut Fluks panas (q).
q T1 T2
Q k
A x
6
KONDUKTIVITAS PANAS
Konduktivitas panas bahan/material adalah sifat dari material
tersebut untuk dapat mengalirkan panas. Material dapat
bersifat konduktor atau isolator.
Konduktivitas panas (k) material pada temperatur = 0°C = 273K
MATERIAL LOGAM
MATERIAL KONDUKTIVITAS PANAS
W/m 0C BTU/h ft 0F
Perak (murni) 410 237
Tembaga (murni) 385 223
Aluminium (murni) 202 117
Besi (murni) 73 42
Baja karbon 43 25
Baja krom nikel 16,3 9,4
7
Konduktivitas panas (k) material pada temperatur = 0°C = 273 K
MATERIAL BUKAN LOGAM
MATERIAL KONDUKTIVITAS PANAS
W/m 0C BTU/h ft 0F
Pasir kuarsa 41,6 24
Magnesit 4,15 2,4
Marmer 2,5 1,5
Batu pasir 1,83 1,06
kayu 0,17 0,096
Wol gelas (glass wool) 0,038 0,022
8
Konduktivitas panas (k) material pada temperatur = 0°C= 273 K
9
Konduktivitas panas (k) material pada temperatur berbeda
400
200
300
BTU/h ft 0F
W/m 0C
200
100
100
Baja karbon
10
Konduktivitas panas (k) material pada temperatur berbeda
11
Konduktivitas panas (k) material pada temperatur berbeda
0,4
0,6
0,3
0,4
0,2
BTU/h ft 0F
W/m 0C
0,2
0,1
Minyak ringan
0
0 1000F 2000F 3000F 4000F 5000F
12
Konduktivitas panas (k) material pada temperatur berbeda
0,5 0,3
0,4
0,2
0,3
BTU/h ft 0F
W/m 0C
0,2
0,1
0,1
CO2
0 0 2000F 4000F 6000F 8000F 10000F
dT
aT b
Q dT
q k
A dx dx
14
Integral dari T1 ke T2 pada arah x, maka:
T2
a T2 T1
q T2 T1 b
2 x
Sedangkan: k1 = aT1 + b dan k2 = aT2 + b
Konduktivitas panas material rata-rata:
k 2 k1 aT2 b aT1 b a T
T1 b
2
2 2 2
Kesimpulan: konduktivitas panas material tidak
konstan dapat diambil nilai rata-ratanya.
15
CONTOH SOAL:PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI
T1 > T 2 1. Sebuah lempengan pelat tembaga ukuran 1 m
x 2 m, tebal 3 cm. Pada sisi kiri dan kanan pelat
A temperaturnya tetap T1 = 400°C dan T2 = 100°C.
T1
Tentukan fluks panas (q) dan laju perpindahan
T2
Q panas (Q) yang melintasi tembaga tersebut, jika
nilai konduktivitas panas tembaga dianggap
x tetap, k = 380 W/m°C.
PENYELESAIAN:
Luas penampang permukaan, A = 1 m x 2 m = 2 m²
Tebal pelat tembaga, x = 3 cm = 0,03 m
W
T1 T2 2
Fluks panas (q): q
Q k
A x m
q
380
400 100 3800000 2
W
0,03 m 16
T1 > T2 Laju perpindahan panas Q:
Q q A 3800000 x 2 7600000Watt
A
T1
T2 Q 7,6 MW 1 Watt = 3,4121 BTU/h
Q
T T1 T2
Qx 3000 (0,025)
T 37,50 C
kA 0,210
Jika T1= 200°C, berapa besar temperatur T2 ?
Termasuk ke dalam golongan apakah bahan di atas?
Apakah bersifat konduktor atau isolator? Jelaskan!
18
T1 > T 2 3. Sebuah lapisan asbes (glasswool), mempunyai
tebal x = 13 cm dan perbedaan temperatur sisi
T1
A kiri dan kanan, ∆T = 85°C, k = 0,035 W/m°C,
T2 hitung fluks panas dan laju perpindahan
Q
panasnya, jika A = 4 m2.
x PENYELESAIAN:
Q q A 23 x 4 92Watt
udara
Udara bebas
Pelat panas Q
Keterangan:
Q : Laju perpindahan panas konveksi (Watt ; BTU/h)
h : Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m² °C ;
BTU/h ft2 0F)
A : Luas penampang permukaan (m² ; ft2)
∆T : Perbedaan temperatur (°C ; 0F)
TW : Temperatur dinding pelat panas (°C ; 0F)
Tf : Temperatur fluida pendingin (°C ; 0F)
21
Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi oleh
sifat dari fluida yang dapat memindahkan panas. Viskositas
(kekentalan) dapat mempengaruhi kecepatan fluida mengalir.
Disamping itu perpindahan panas secara konveksi juga
dipengaruhi oleh konduktivitas panas, panas spefisik dan
kerapatan massa (density) dari fluida tersebut.
22
CONTOH SOAL:PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
1. Pelat baja ukuran 50 x 75 cm mempunyai temperatur
permukaan dinding tetap = 250°C. Udara temperatur = 20°C
bertiup di atas pelat tersebut. Bila koefisien perpindahan
panas konveksi = 25 W/m² °C, hitung laju perpindahan panas
konveksi yang terjadi antara pelat dengan udara.
Udara Tf PENYELESAIAN:
TW
TW = 250°C dan Tf = 20°C
Luas penampang,
Pelat panas A = 0,5 (0,75) = 0,375 m²
Qkond
k A
dT
dx
h A Tw T f A Tw Ts
4 4
28
TUGAS (HOME WORKS)
1. Sebuah dinding pelat panas mempunyai luas penampang
A = 1 m² dilapisi isolasi setebal 2,5 cm dengan konduktivitas
panas, k = 1,4 W/m°C. Temperatur dinding dalam isolasi
yang bersinggungan dengan pelat panas = 315°C,
temperatur udara luar = 38°C. Permukaan luar isolasi
melepaskan panas ke lingkungan dengan cara konveksi.
Hitung koefisien perpindahan panas konveksi pada bagian
luar isolasi agar temperatur luar isolasi < 41°C. Gambarkan
dinding pelat dan isolasi serta aliran perpindahan panas.
29
SISTEM SATUAN SATUAN DASAR:
SISTEM INTERNASIONAL (S I)
NAMA UNIT DIMENSI SIMBOL
massa kilogram M kg
panjang meter L m
waktu detik (second) T s
SATUAN TURUNAN:
NAMA UNIT SIMBOL DIMENSI SATUAN
gaya kgm/s2 N MLt-2 Newton
kecepatan m/s - LT-1 -
percepatan m/s2 - LT-2 -
density kg/m3 - ML-3 -
tekanan kgm/s2/m2 (N/m2) Pa ML-1 T-2 Pascal
energi kgm2/s2 (Nm) J ML2T-2 Joule
daya kgm2/s3 (J/s) W ML2T-3 Watt
30
AWALAN SISTEM SATUAN S I:
FAKTOR SATUAN SIMBOL
1012 Tera T
EKIVALEN SATUAN:
109 Giga G N/m² Pascal (Pa)
106 Mega M kgm/s² Newton (N)
10³ Kilo k Nm Joule (J)
10² Hekto h Nm/s Joule/s (J/s)
101 Deka da Joule/s Watt (W)
10-1 Desi d 1 cm³ 1 cc
10-2 Centi c 103 N/m2 1 kPa
10-3 Mili m 105 N/m2 1 bar
10-6 Mikro µ 106 N/m2 1 Mpa
10-9 Nano n 100 kPa 1 bar
10-12 Piko p
31
CONTOH FAKTOR KONVERSI SISTEM SATUAN
BESARAN FIFIK NO. S I KE BRITISH BRITISH KE S I
Panjang L 1 m = 3,2808 ft 1 ft = 0,3048 m
Luas A 1 m2 = 10,7639 ft2 1 ft2 = 0,092903 m2
Volume V 1 m3 = 35,3134 ft3 1 ft3 = 0,028317 m3
Kecepatan v 1 m/s = 3,2808 ft/s 1 ft/s = 0,3048 m/s
Density ρ 1 kg/m3 = 0,06243 lb/ft3 1 lb/ft3 = 16,018 kg/m3
Gaya F 1 N = 0,2248 lb 1 lb = 4,4482 N
Massa m 1 kg = 2,20462 lb 1 lb = 0,45359 kg
Tekanan p 1 N/m2 = 0,000145 lb/in2 1 lb/in2 = 6894,76 N/m2
Energi panas q 1 kJ = 0,94783 BTU 1 BTU = 1,05504 kJ
Aliran panas Q 1 W = 3,4121 BTU/h 1 BTU/h = 0,29307 W
Fluks panas Q/A 1 W/m2 = 0,317 BTU/h ft2 1 BTU/h ft2 = 3,154 W/m2
Konduktivitas k 1 W/m 0C = 0,5778 1 BTU/h ft 0F = 1,7307
panas BTU/h ft 0F W/m 0C
Energi/massa Q/m 1 kJ/kg = 0,4299 BTU/lb 1 BTU/lb = 2,326 kJ/kg
32
BAB II PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI
Keadaan stedi satu dimensi
Keadaan stedi: tidak ada perubahan temperatur menurut
waktu atau kondisi temperatur konstan.
Keadaan satu dimensi adalah perpindahan panas dianggap
hanya berlangsung satu arah.
T0 Ti
Sisi Q dT k
Sisi
luar
dalam q k
H=6m q A dx L
To = 400C Ti = 600C q
0,6
40 60 40 2
W
L = 0,3 m 0,3 m
34
CARA LAIN:
To Ti Ti To
Q dT k k
q k
A dx L L
q
0,6
60 40 40 2
W
0,3 m
Luas permukaan panas.
A = W x H = (7 x 6) m = 42 m2
Sisi
Kehilangan panas total melalui
Sisi dalam dinding adalah sama dengan laju
luar
H=6m q perpindahan panasnya (Q).
Q = q A = 40 (42) = 1680 W
To = 400C Ti = 600C
L = 0,3 m
35
2. Sebuah kawat tembaga diameter d = 20 mm, panjang 1 m
digunakan sebagai pemanas air. Permukaan luar dari
tembaga terjadi perpindahan panas konveksi, h = 6 W/m2 K.
Tentukan kehilangan panas konveksi, jika temperatur
permukaan kawat Tw = 800C , temperatur sekitar, Ts = 200C.
Jika diasumsikan kawat adalah benda hitam, tentukan
kehilangan panas radiasi.
q
PENYELESAIAN:
Ts = 200C
Fluks panas: qconv. = h (Tw – Ts)
d = 20 mm
qconv. = 6 (80 – 20) = 360 W/m2
L= 1 m
Kehilangan panas konveksi dari kawat:
Tw = 800C
Laju perpindahan panas radiasi
benda hitam per satuan luas:
Qrad
A
4 4
8 4
4 W
Tw Ts 5,67 x 10 353 293 462 2
m
Untuk panjang kawat 1 m, maka: A d L
38
Perpindahan panas konduksi pada plat:
1667 0,012
T2 T1 T1 T2 100
k qt
qkond 98,750 C
t k 16
Pada permukaan plat yang tidak diisolasi, perpindahan
panas terjadi oleh karena konveksi dan radiasi.
q T14 T f4
q h T1 T f T T 1
4
f
4
h
T T
1 f
T1 = 98,750C = 371,75K
Tf = 200C = 293K
h
1667 5,67 x10 8 371,754 2934 W
12,7 2
371,75 293 m K
39
DINDING DATAR RANGKAP
Dinding rangkap terdiri dari
material dengan tebal xA , xB dan xC
Konduktivitas panas material
A adalah: kA , kB dan kC
Q Temperatur T1 , T2 , T3 dan T4 adalah
A
B temperatur pada sisi-sisi bahan/
C
material. T1 > T2 > T3 > T4
1 2 3 4 Perpindahan panas konduksi
Profil temperatur
keadaan stedi, satu dimensi:
T2 T1 T3 T2 T4 T3
Q kA A kB A kC A
xA xB xC
bahan A bahan B bahan C
40
Analogi dengan tahanan listrik,
R: tahanan bahan
RA RB RC
A T1 T2 T3 T4
Q
Q
A
B
xA xB xC
C
kA A kB A kC A
1 2 3 4
Profil temperatur
Tmenyeluruh
B
FA Q
Q
A C E
R th
D G
RB
RA RE
Q T1 RC RF
RD
T2 T3 T4 RG T5
42
CONTOH SOAL: KEADAAN STEDI SATU DIMENSI
1. Tebal dinding pelat tembaga, x1= 2,5 cm
luas A = 1 m², dilapisi bahan/material asbes
Q A tebal x2 = 5 cm. Konduktivitas panas
tembaga, k1 = 385 W/m°C dan asbes,
1 2
k2 = 0,04 W/m°C. Bila ∆T = 560 °C, hitung
laju perpindahan panas yang terjadi.
x1 x2 PENYELESAIAN: x1 = 2,5 cm = 0,025 m
(1) tembaga
(2) asbes x2 = 5 cm = 0,05 m
Laju perpindahan panas yang terjadi:
T
Q
x1 x2
k1 A k 2 A
43
Laju perpindahan panas:
T
Q
x1 x2
Q A
1 2 k1 A k 2 A
560
x1 x2 Q 448 Watt
0,025 0,05
(1)
(2)
tembaga
asbes
385 (1) 0,04 (1)
44
2. Lempengan tembaga, kc = 375 W/m°C,
xc = 0,003 m diproteksi dari korosi oleh 2
4000C SS copper
buah lempengan Stainless steel masing-
SS 1000C
masing xs= 0,002 m, ks = 17 W/m°C. Jika
temperatur sisi kiri dan kanan adalah
4000C dan 1000C, tentukan distribusi
xs xc xs
temperatur pada tembaga dan tentukan
fluk panas pada dinding.
PENYELESAIAN:
Penurunan temperatur terbesar terjadi pada bahan stainless
steel (SS) oleh karena nilai ks lebih kecil dibandingkan nilai kc,
sehingga stainless steel lebih bersifat isolator dibandingkan
dengan material tembaga.
Bahan tembaga hampir 400 100
isotermis, temperatur rata-rata:
Tav 250 0
C
2
45
T
Fluk panas (q) dari gabungan
4000C tembaga dan SS dapat diperkirakan
copper hanya terjadi pada lempengan SS
ΔTS SS
setebal = 2 x 0,002 m = 0,004 m
ΔTc
q T2 T1
SS ΔTS k
1000C
xs xc xs x x
q
17
100 400 1275 2
kW
0,004 m
Perhitungan perpindahan panas secara akurat dengan
menyertakan perhitungan bahan tembaga, pertama harus
ditentukan ΔTs dan ΔTc. Fluk panas (q) pada 3 lempengan
adalah sama besar, maka:
46
Fluk panas (q) pada 3 lempengan adalah sama besar:
q T s T c
T ks kc
4000C xs xc
copper
k / x c
ΔTS SS
Ts T c
k / x s
ΔTc
SS ΔTS
1000C Sedangkan, 4000C – 1000C = ΔTc + 2 ΔTs
xs xc xs x
k / x c
400 100 Tc 2 T c
k / x s
400 100 Tc 1 2
k / x c
k / x s
47
300 Tc 1 2
375 / 0,003
30,18 Tc
17 / 0,002
T
300
4000C
copper
Tc 9,940 C atau 9,94 K
ΔTS SS 30,18
ΔTc 300 9,94
ΔTS
Ts 1450 C atau 145 K
SS 2
1000C
xs xc xs x Tembaga sisi kiri, T = 400 – 145 = 2550C
Tembaga sisi kanan, T = 255 - 9,94 = 2450C
Fluks panas dapat diperoleh dengan hukum Fourier,
diambil lempengan stainless steel, maka:
49
SILINDER DINDING TUNGGAL
Keadaan stedi satu dimensi
Aliran panas dianggap
berlangsung menurut arah radial,
Q
hal tersebut terjadi untuk pipa
T0 yang sangat panjang dibanding
dengan diameternya, sehingga
r0 Ti r
L koordinat ruang untuk
i
menentukan sistem ini hanya
diameter atau radius silinder.
Radius dalam silinder: ri
Radius luar silinder: r0
Panjang silinder: L
Temperatur bagian luar silinder: T0
Temperatur bagian dalam silinder: Ti
50
Penurunan rumus:
Ambil elemen kecil sebesar dr
Q
dengan radius: r
T0
dr
r
Luas permukaan elemen kecil,
L Ar = 2 π r L
r0 Ti r
i
dT
Qr k Ar Ar = 2 π r L
dr
Jadi,
T0
dT dT
Qr 2 k L r
dr
Qr T 2 k L r dr
i
51
T = Ti pada r = ri
T = T0 pada r = r0
Q T0
dr
Perpindahan panas yang terjadi,
2 k L Ti To
r
Q
L
r0 Ti r
i
r0
ln
Analogi listrik (sistem ri
silinder tunggal):
Q
T0
r0
Ti
Rth ln
Rth ri
Jadi tahanan panas/thermal adalah:
2 k L
52
SILINDER DINDING RANGKAP
Silinder dinding rangkap 3 dari
Q
bahan A, B dan C. Konduktivitas
panas bahan: kA , kB dan kC.
r2
T1
r1 r3 Temperatur: T1 sampai T4
T2 A Radius: r1 sampai r4
r4
T3
B
T4
C Laju perpindahan panas pada
Q silinder dinding rangkap 3 :
2 k A LA T1 T2 2 k B LB T2 T3
Q ......
r2 r3
ln ln
r1 r2
53
Q Analogi dengan tahanan listrik,
R: tahanan bahan
r2 RA RB RC
r1 r3 T1 T2 T3 T4
T1 Q
T2 A
r4
T3
r2 r3 r4
ln ln
B
T4 ln
C r1 r2 r3
Q 2 k A LA 2 k B LB 2 kC LC
Penyelesaian perpindahan panas Q secara serentak pada
SILINDER dinding rangkap 3 adalah:
Q
T1 T4
r2 r3 r4
ln
r ln
r ln
r
1 2 3
2 k A LA 2 k B LB 2 kC LC
54
Q
SILINDER DINDING RANGKAP
2 L T1 T4
Q
r2 r3 r4
ln ln ln
r1 r2 r3
kA kB kC
55
CONTOH SOAL: KEADAAN STEDI SATU DIMENSI
Pipa baja tebal 1 cm, kb = 19 W/m°C mempunyai diameter luar
= 4 cm, dibungkus dengan isolasi bahan asbes setebal 3 cm
dengan ka = 0,2 W/m°C. Temperatur fluida pada dinding dalam
pipa = 600°C dan pada bagian luar isolasi = 100°C. Tentukan
laju perpindahan panas setiap 1 m panjang pipa, hitung
temperatur dinding pipa baja bagian luar.
Q PENYELESAIAN:
baja
T1 = 600°C , T3 = 100°C
r2
r1 Tebal dinding baja, x1= 1 cm
r3
T1 Tebal asbes, x2 = 3 cm
T2
d2 = 4 cm atau r2 = 2 cm
T3 asbes
r1 = r2 – x1 = 2 – 1 = 1 cm
Q r3 = r2 + x2 = 2 + 3 = 5 cm
56
Laju perpindahan panas dinding
Q
baja
silinder rangkap 2 :
r2 2 L T1 T3
r1 Q
r3 r2 r3
ln ln
T1
r1 r2
T2
T3 asbes kb ka
Q
2 1 600 100
Q
2 5
ln ln
1 2
19 0,2
2 1 500
Q 680 W
0,0364 4,581 57
Temperatur dinding pipa baja bagian luar:
Q
2 L T1 T2
baja
Q
r2 r2
r1
r3
ln
T1
r1
T2
kb
2 L 600 T2
T3 asbes
Q 680
0,0364
3768 6,28 T2 24,752 = 3.768 – 6,28 T2
680
0,0364 6,28 T2 = 3.743
dT
Q k A
Q
dr
dT
Q 4 k r 2
dr
59
Q Laju perpindahan panas (Q) bentuk bola:
T0
ri
dT
Q 4 k r
Ti 2
r0 T0
Ti
dr
Q T = Ti pada r = ri
T = T0 pada r = r0
4 k Ti T0
Q
1 1
ri r0
60
TUGAS (HOME WORK)
Sebuah pipa baja mempunyai diameter
dalam d1 = 100 mm dan tebalnya 5 mm,
r3
konduktivitas panas 50 W/m°C mengalirkan
T2 air temperatur 50°C. Pipa dibungkus isolasi
Tx
r2 bahan asbes dengan konduktivitas panas
T1 r1 0,5 W/m°C setebal 50 mm. Bila temperatur
dinding isolasi bagian luar = 40°C, tentukan
panas yang menerobos dinding per meter
Q panjang pipa selama satu hari. Tentukan
juga temperatur dinding pipa bagian luar,
jika dianggap tidak ada udara yang
terjebak.
61
KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS MENYELURUH
1. Dinding datar Gabungan perpindahan panas
konduksi dan konveksi.
Analogi listrik untuk gabungan
konveksi konduksi dan konveksi:
TA
A Q
h2
Kond. TA T1 T2 TB
Fluida A
T1 T2
h1
Q 1 x 1
Fluida B
TB h1. A k.A h2 . A
x konveksi
Perpindahan panas yang terjadi:
1
U
1 x 1
h1 k h2
63
CONTOH SOAL: U DINDING DATAR
Refrigerator didesain untuk operasi dengan udara, temperatur
di bagian dalam = - 200C dan bagian luar = 250C. Koefisien
perpindahan panas konveksi bagian luar dan dalam adalah 8
W/m2 K dan 12 W/m2 K. Dinding dalam Refrigerator dibuat
dari plastik tebal 3 mm, k = 1 W/m K dan bagian luar dari
Stain steel tebal 1 mm, k = 16 W/m K. Daerah antara plastik
dan stain steel diisi material isolasi, k = 0,035 W/m K. Tentukan
tebal isolasi tersebut untuk mengurangi kehilangan panas
karena konveksi sampai 15 W/m2.
plastik
isolasi
steel PENYELESAIAN
Perpindahan panas:
dalam luar
T = - 200C
Q T = 250C
Q A U T A 1m2
hi = ho =
12 W/m2K 8 W/m2K
U: koefisien perpindahan
panas menyeluruh 64
Koefisien perpindahan panas menyeluruh dinding
datar tunggal:
1
U
1 x 1
h1 k h2
Koefisien perpindahan panas menyeluruh dinding datar
rangkap (kasus soal di atas):
1
U
1 xp xi xs 1
hi kp ki ks ho
1
1 X p Xi Xs 1
U
hi k p ki k s ho
65
q 15 W
U 0,333 2
T 25 20 m K
1
1 X p Xi Xs 1
U 0,333
hi k p ki k s ho
1 X p Xi Xs 1 1
U
hi k p ki k s ho 0,333
1 1 X p X s 1
X i ki
0,333 hi k p k s ho
1 1 0,003 0,001 1
X i 0,035 0,098 m 98 mm
0,333 12 1 16 8
66
KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS MENYELURUH
2. Silinder (pipa) Analogi listrik untuk gabungan
TB
konduksi dan konveksi:
Q
TA T1 T2 TB
ri
r0 T1
TA L
1 r0 1
ln
T2 ri
hi Ai h0 A0
2 k L
2 k L T1 T2
Q hi Ai TA T1 h0 A0 T2 TB
r0
ln
ri
67
Penyelesaian secara menyeluruh:
Q
TA TB
r0
ln
1 ri 1
hi Ai 2 k L h0 A0
Atau: Q = U A ∆Tm
69
KEADAAN STEDI SATU DIMENSI
Tebal isolasi kritis
Isolasi digunakan untuk mengurangi kerugian panas
dan sebagai faktor keamanan.
TS Jari - jari dalam isolasi = r1
h
Jari - jari luar isolasi = r2
ri
r0 Luas permukaan luar isolasi,
A0 = 2 π r0 L
k
Q
Ti TS
Analogi dengan
tahanan listrik:
r0 1
ln
ri A0 .h
2 k L
70
2 L Ti Ts
Tebal isolasi kritis
Laju perpindahan panas: Q r0
ln
ri 1
k r0 . h
dq
0 kondisi perpindahan panas maksimum
dr0
1 1
2 L Ti Ts
2
k r0 h r0 k
0 2 r0
r0 h
ln
ri 1
k r0 h
71
Tebal isolasi kritis
72
CONTOH SOAL: TEBAL ISOLASI KRITIS
Pipa d = 5 cm mengalirkan air panas, temperatur bagian luar
pipa = 200°C, dibungkus isolasi asbes (k = 0,17 W/m °C).
Temperatur lingkungan = 20°C dan koefisien perpindahan
panas konveksi = 3,0 W/m²°C. Hitung jari - jari isolasi kritis
dan laju perpindahan panas bila dibungkus pada jari - jari
kritis dan bila tanpa isolasi, panjang pipa = 1 m
h
TS PENYELESAIAN:
k = 0,17 W/m °C
ri
r0 h = 3,0 W/m² °C
Jari-jari isolasi kritis:
k
k 0,17
r0 0,0567 m 5,67 cm
h 3
73
Diameter pipa, di = 5 cm, ri = 2,5 cm
Perpindahan panas pada jari-jari kritis isolasi:
2 L Ti Ts 2 (1) 200 20
Q Q 106 W
r0 5,67
ln ln
ri 1 2,5 1
k r0 h 0,17 5,67 3
Qx kA
T Qs Qv A dx
x
A
T
Qx
Qx+dx
dU c A dx
t
T T T
x dx Qx dx kA A k k dx
x x dx x x x
Qs: sumber panas, Qv: energi panas per satuan volume 75
Persamaan menjadi:
T T T T
kA QV A dx c A dx A k k dx
x t x x x
T T
atau k Qv c SATU DIMENSI
x x t
Untuk kasus tiga dimensi:
Arah sumbu x:
Qy+dy
T
Qx k dy dz
Qz
dz x
dx
T T
Qx Qx+dx Qx dx k k dx dy dz
x x x
dy
T T
2
Qz+dz
Qs QV dx dy dz
k ( dy dz ) dx
x x
2
Qy
76
Qy+dy
Qz Arah sumbu y:
dz T
dx Qy k dx dz
y
Qx Qx+dx
T T
dy Qy dy k k dy dx dz
y y y
Qz+dz
Qs QV dx dy dz T 2T
Qy k (dx dz ) 2 dy
y y
Arah sumbu z:
T
Qz k dx dy
z
T T
Qz dz k k dz dx dy
z z z
T 2T
k (dx dy ) 2 dz
z z 77
Perubahan energi dalam:
T
dU c dx dy dz
t
Dengan cara yang sama seperti kasus satu dimensi, maka
untuk tiga dimensi, laju perpindahan panas total adalah:
T T T T
k k k Qv c
x x y y z z t
k m2
difusi panas
c s
78
k
difusi panas
c
Semakin besar nilai alpa (α), maka makin cepat panas
berdifusi atau membaur ke dalam bahan material.
79
Laju perpindahan panas total tiga dimensi adalah:
2T 2T 2T Qv c T
2 2 2
x y z k k t
1. Untuk perpindahan panas Q tetap dan keadaan stedi
satu dimensi, maka persamaan perpindahan panas arah
sumbu x menjadi:
d 2T
2
0
dx
2. Untuk perpindahan panas Q tetap, keadaan stedi satu
dimensi dengan sumber panas Qs maka persamaan
perpindahan panas arah sumbu x menjadi:
d 2T Qv
2
0
dx k
80
1. DINDING DATAR DENGAN SUMBER PANAS
Untuk perpindahan panas Q tetap,
Qv keadaan stedi satu dimensi dengan sumber
panas Qs persamaan perpindahan panas
arah sumbu x:
T0
2
d T Qv
2
0
Tw Tw dx k
L L
Kondisi batas, T = TW pada x + L
x Qv 2
x=0 T x C1 x C2
2k
Jika temperatur TW masing-masing sisi sama, jadi C1 = 0
Jika temperatur T0 ada di dinding tengah, jadi C2 = T0
81
Qv 2
T x T0
Qv 2k
T T0
2
Qv 2 x
T0 T T0 x dan
2k TW T0 L
Tw Tw
Jumlah panas yang dibangkitkan = rugi
L L panas permukaan
dT
2 k A Qv A 2 L
dx x L
x
x=0
DINDING DATAR DENGAN SUMBER KALOR:
Temperatur TW masing-masing sisi sama, temperatur T0
ada di dinding tengah:
Qv L2 T TW x
2
T0 TW 1
2k T0 TW L 82
CONTOH SOAL: SUMBER PANAS (DINDING DATAR)
1. Arus listrik I = 34000 A mengalir merata pada lempengan
pelat baja, x = 1,25 cm dan lebar, y = 10 cm. Temperatur
dinding tidak merata, sisi kiri 950C dan sisi kanan 800C.
Tentukan distribusi temperatur dan besar serta posisi
temperatur maksimum pada lempengan baja. Hitung jumlah
panas yang dibangkitkan per meter panjang pelat dan aliran
panas dari masing-masing permukaan. (k baja = 54 W/m0K,
ketahanan baja, R = 12 x 10-6 Ohm cm)
PENYELESAIAN: T1 = 950C dan T2 = 800C
Persamaan perpindahan panas terjadi satu
T
1,25cm dimensi dengan sumber panas merata:
Q1 Q2 d 2T Qv
T1 2
0
T2 dx k
x Konduktivitas panas baja, k = 0,054 kW/m0K 83
Energi panas yang dibangkitkan dari arus
listrik per satuan volume adalah: Qv = R i2
T Besar i adalah jumlah arus per satuan luas
1,25cm
pelat baja.
Q1 Q2
I 34000 A
T1
i 2710
A 1,25 10
T2
cm 2
x
Qv 12 10 6
W kW
2710 88,78 3 88780 3
2
cm m
Persamaan diferensial perpindahan panas satu dimensi
dengan sumber panas merata:
d 2T Qv
2
0
dx k 84
Penyelesaian menjadi:
d 2T 88780 d 2T
2
0 2
1644000 0
dx 0,054 dx
Integral persamaan di atas, didapat:
T = - 822000 x2 + Ax + B
T Konstanta A dan B dapat ditentukan dari
1,25cm
kondisi batas sistem. Pada x = 0, T1 = 950C.
Q1 TMAKS Q2
Jadi B = 95
T1
T2 Untuk x = 1,25 cm = 0,0125 m, maka T2 = 800C.
Persamaan di atas menjadi:
x
i 80 = - 822000 (0,0125)2 + A (0,0125) + 95
80 822000 0,0125 95
2
A 9075
0,0125
85
Jadi persamaan variasi temperatur
T arah sumbu x menjadi:
1,25cm
Q1 TMAKS Q2
T = - 822000 x2 + 9075 x + 95
T1 Persamaan kwadrat, distribusi temperatur
T2
lempengan pelat baja berbentuk parabola.
i
x Temperatur maksimum didapat, jika diferensial
persamaan, T = - 822000 x2 + 9075 x + 95
terhadap arah x = 0.
dT
1644000 x 9075 0
dx
Lokasi atau posisi x pada temperatur maksimum adalah:
9075
x 0,00552 m 0,552 cm
1644000
86
Besar atau nilai temperatur maksimum adalah:
Tmak = - 822000 (0,00552)2 + 9075 (0,00552) + 95 = 1200C
T1
T2
dT
x 1644000 x 9075
i dx 87
Dari persamaan di atas, untuk x = 0,0125 m:
dT
16440000,0125 9075 11475
T
1,25cm
Q1 TMAKS Q2
dx
0
Q2 0,054 0 0,1 x1 m 11475
T1 kW C
T2
x
2
62 kW
mC m
Jumlah total aliran panas dari masing-masing permukaan:
Q = Q1 + Q2 = 49 kW + 62 kW = 111 kW
x
2T 1 T 1 2T 2T QV c T
2 2 2
r r r r 2
z k k t
Untuk perpindahan panas Q tetap, keadaan stedi satu dimensi
dengan sumber panas Qs maka persamaan perpindahan panas
koordinat silinder menjadi:
d 2T 1 dT
2 0
dr r dr 90
SILINDER PEJAL
Persamaan perpindahan panas
TW koordinat silinder pejal adalah:
k
d 2T 1 dT
r Qv L 2 0
T0
dr r dr
94
Laju perpindahan panas:
T1 TC1 TC1 TC 2 TC 2 T2
Q k1 A k2 A
x1 1 x2
hc A
T Profil
T1 TC1 temperatur 1
: tahanan kontak panas
TC2 T2 hc A
x
1 c 2
hc: koefisien kontak
Q
T1 T2
x1 1 x2
k1 A hc A k 2 A
95
SISTEM KONDUKSI-KONVEKSI (SIRIP)
dT
Laju perindahan panas konduksi: Q k A
dx
Laju perindahan panas konveksi: Q = h A (dT)
Terdapat 2 macam cara menaikkan laju perpindahan panas:
1. Menaikkan koefisien perpindahan panas konveksi (h),
2. Menaikkan luas permukaan perpindahan panas (A).
• Untuk menaikkan koefisien perpindahan panas konveksi (h),
diperlukan pompa atau Fan untuk membuat aliran fluida
menjadi turbulen.
• Untuk menaikkan luas permukaan perpindahan panas (A),
dengan cara merubah ukuran bahan atau material dari
bentuk dinding datar atau silinder menjadi lebih besar
sehingga mempunyai luas permukaan yang besar pula. 96
Penambahan permukaan yang diperluas (extended surface),
yaitu dengan cara penambahan SIRIP (Fins).
Material sirip harus dibuat dari material dengan konduktivitas
yang tinggi (tembaga, aluminium, baja karbon) sehingga
memudahkan untuk bersifat konduktor.
Skematik pipa atau pelat bersirip pada Alat penukar panas
97
MACAM-MACAM BENTUK SIRIP
98
MACAM-MACAM BENTUK SIRIP
99
PERSAMAAN PENYELESAIAN SIRIP (FINS)
Ambil elemen kecil sirip setebal dx.
dQconv. Energi masuk sisi kiri Qx = energi
keluar sisi kanan Qx+dx + energi
t
As hilang oleh konveksi Qconv.
Ac
w
Keseimbangan energi, didapat:
Qx Qx+dx
Qx Qx dx dQconv
dasar
dx
x
L
dT dQx
Qx k AC Qx dx Qx dx
dx dx
dQconv h dAs T T
dQx
Qx Qx dx h dAs T T
dx 100
dQx
Qx Qx dx h dAs T T
dx
dQx
dx h dAs T T Qx Qx
dx
dQx dT
dx h dAs T T 0 Qx k AC
dx dx
dT
k Ac dx h dAs T T 0
dx
:k
dT
dx dAs T T 0
h
Ac
dx k
101
Persamaan menjadi:
d dT h dAs
Ac T T 0
dx dx k dx
d 2T 1 dAc dT 1 h dAs
T T 0
dx 2
Ac dx dx Ac k dx
dasar
d 2T 1 h dAs dx
2
T T 0 x
dx Ac k dx
L
102
Luas permukaan sirip, As = P (x)
dAs
dQconv.
P: keliling sirip P
As
t
dx
Ac
w Persamaan umum sirip menjadi:
Qx Qx+dx
dasar
d T hP
dx 2
x
2
T T 0
k Ac
L
dx
P: keliling sirip, P = 2w + 2t
Luas penampang sirip, Ac = w t
Jika, T T
hP
m
2
Penyelesaian secara umum sirip: k Ac
d 2
2 m 2 0 C1 e mx
C2 e mx
dx 103
SIRIP BULAT (LUAS PERMUKAAN SERAGAM)
d2
Qconv. Luas penampang sirip, Ac
As Ac 4
QX d
L P: keliling sirip, P d
x
d2
Dari persamaan umum sirip:
2
m 2
0
dx
C1 e mx
C2 e mx
104
Kasus 1: sirip sangat panjang, temperatur ujung sirip sama
dengan temperatur fluida sekitar, maka KONDISI BATAS
sirip adalah:
Untuk x , maka T T
Untuk x 0, maka T T0
Qconv.
As Ac
QX d Sedangkan, T T
L
x Untuk x , maka T T 0
Untuk x 0, maka T0 T 1
T T mx
Persamaan sirip menjadi: e
0 T0 T
Panas yang dilepaskan sirip (kasus 1) dapat dihitung:
Q h P k Ac 0
105
Kasus 2: Ujung sirip diisolasi sempurna, maka:
dT
Qconv. 0
A A dx
s c
QX d Penyelesaian persamaan sirip adalah:
L
d
0 pada x L
x
dx
cosh mL x
Jadi, 0 C1 C2
0 cosh mL
Panas yang dilepaskan sirip (kasus 2) dapat dihitung:
Q h P k Ac 0 tanh mL
106
EFISIENSI SIRIP
panas aktual yang dipindahkan
f
panas yg dipindahkan jika seluruh sirip pada suhu dasar
Qf h P k Ac T0 T 1 k Ac 1
f
Q f mak h Af T0 T L hP mL
Q dengan sirip
f
Q tanpa sirip Q dengan sirip
T0 T0
Q tidak ada sirip
Ab
Ab
Q fin Q fin
fin
h Ab T0 T
Persamaan efektivitas sirip:
Qno fin
h P k Ac T0 T kP
fin
h Ab T0 T h Ac
108
EFEKTIVITAS SIRIP
1. Nilai konduktivitas panas material sirip (k) setinggi
mungkin (tembaga, aluminum dan baja karbon).
Aluminium lebih disukai karena murah, ringan dan tahan
terhadap korosi.
2. Nilai P/Ac setinggi mungkin (sirip dari pelat tipis).
Qconv.
A A
s c
QX d
L
x
Qbase Q fin
111
CONTOH SOAL 1: SIRIP
Sirip aluminium, k = 200 W/m0C, tebal t = 4 mm dan
panjang L = 100 mm terpasang pada dinding (lihat gambar).
Temperatur pada dasar = 3000C, temperatur sekitar = 500C,
h = 20 W/m2 0C. Hitung panas yang dilepas, jika w = 40 mm.
PENYELESAIAN:
T
T0 3000 C , T 500 C
h Qconv.
t
As
Ac
Keliling sirip:
Q w P = 2w + 2t = 2 (0,04 + 0,004) = 0,088 m
dasar
112
Diselesaikan dengan metode ujung
T h Qconv. sirip diisolasi.
t Kasus ujung sirip diisolasi:
As
Ac
t 4
Q w Lc segiempat L 100 102mm
dasar
2 2
x
hP hP
m m
L 2
k Ac k Ac
hP 20 0,088
m 7,416
k Ac 200 0,00016
Panas yang dilepaskan sirip (ujung diisolasi):
Q h P k Ac 0 tanh mLc
113
Panas yang dilepaskan sirip (ujung diisolasi):
Q h P k Ac 0 tanh mLc
T h Qconv.
t
As
Ac hP
Q w m
k Ac
dasar
x
L Q m k Ac 0 tanh mLc
114
T h Qconv.
Jika w dianggap 1 m, maka:
P = 2w + 2t
t
As = 2 (1) + 2 (0,004) = 2,088 m2
Ac
Q w Ac = w t = 1 (0,004) = 0,004 m
dasar
hP 20 2,088
m 7,225
200 0,004
x
L
k Ac
Panas yang dilepaskan sirip ujung diisolasi:
Q h P k Ac 0 tanh mLc
Q m k Ac 0 tanh mLc
Q 7,225 2000,004300 50 tanh 7,225 x 0,102
Q 1445 tanh 0,737 906,5W
115
CONTOH SOAL 2: SIRIP
Bandingkan distribusi temperatur sirip berbentuk batang
berdiameter d = 2 cm, panjang L = 10 cm di dalam lingkungan
konveksi h = 25 W/m2 0C untuk 3 buah material berbeda, yaitu
tembaga k = 385 W/m0C, Aluminium k = 200 W/m0C dan baja
karbon, k = 40 W/m0C. Bandingkan juga aliran panas dan
efisiensi sirip.
PENYELESAIAN: d = 2 cm = 0,02 m, L = 10 cm = 0,1 m
Keliling sirip:
T
P d 0,02 0,06283 m
h
Qconv.
As Ac
T Luas penampang sirip:
d2
0 d
QX
Ac 0,7854 0,02
2
L
x 4
Ac 0,00031416 m 2
116
hP h P 25 0,06283 5000
m
2
k Ac k Ac k 0,00031416 k
Tabel perbandingan 3 buah bahan material
BAHAN K hP m mL
W/m0C k Ac
Tembaga 385 12,99 3,604 0,3604
x = 0,08 m 0,7495
e 3,604x 0, 02 0,93
0 x = 0,1 m 0,6974
Aluminium
d = 2 cm = 0,02 m
0,6
L = 10 cm = 0,1 m
0,4
Baja karbon
0,2
0
0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
m
119
FAKTOR KOREKSI PANJANG SIRIP
d 2
Lc silinder L 10 cm 10,5 cm 0,105 m
4 4
Tabel perbandingan nilai hPkAc dari bahan berbeda
BAHAN k hPkAc m m Lc
BAHAN m Lc Efisiensi
121
TUGAS (HOME WORK)
Sirip aluminium radial, k = 180 W/m K dipasang pada silinder
kompresor udara. Panjang sirip L = 100 mm, lebar w = 30 mm
dan tebal, t = 5 mm. Ujung sirip diisolasi (adiabatik) dan ho =
15 W/m2K. Perpindahan panas konveksi Q = 1 kW terjadi
pada udara sekitar Tf = 200C. Tentukan jumlah sirip yang
diperlukan, jika temperatur pangkal sirip, Tb < 1200C.
t = 0,005 m
W = 0,03 m
L = 0,1 m
122
BAB III PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI
KEADAAN TAK STEDI
Keadaan tak stedi adalah pada saat kondisi temperatur belum
mencapai keseimbangan, hal tersebut terjadi pada saat kondisi
pemanasan/pendinginan. Contoh: pemanasan atau
pendinginan dinding refractory pada Daput tinggi (furnace).
Untuk menghitung aliran panas pada kondisi tak stedi
didasarkan pada distribusi temperatur material pejal/solid
fungsi dari waktu.
Misal bola baja pejal dengan temperatur tinggi dan merata (T)
dimasukkan ke dalam bak besar berisi air dingin atau
ditempatkan di ruangan terbuka dengan temperatur Ts, maka
tahanan bagian dalam bola baja untuk mengalirkan panas
lebih kecil dibandingkan antara permukaannya dengan air
dingin sehingga diperlukan waktu untuk mencapai temperatur
keseimbangan. Distribusi temperatur di dalam bola baja
bergantung nilai konduktivitas panas bahan bola dan kondisi
perpindahan panas konveksi permukaan ke lingkungan.
123
h Bola baja pejal mempunyai volume (V), luas
TS
k permukaan (A), konduktivitas panas baja (k),
V A ρ c density baja (ρ) dan panas spesifik baja (c).
T Temperatur awal baja (T) dan ditempatkan
Temperatur
pada kondisi lingkungan dengan temperatur Ts
merata dan koefisien perpindahan panas konveksi (h).
h A T Ts
dT
dQ c V Jika, θ = T – Ts
dt
d hA
dt
cV
124
d hA
dt Kondisi batas, pada kondisi awal
cV t = 0 maka θ = θ0 = T0 - Ts
h A t h V k A
h S t
2
t 2
c V k A c V k S
hS t
Bi dan 2 Fo
k S
Bi Fo
Persamaan e
pendinginan menjadi: 0 127
KAPASITAS PANAS TERGABUNG
Kapasitas panas tergabung: yaitu jika temperatur benda
dianggap merata di seluruh bagian.
Angka Biot (Bi): Biot adalah ilmuwan yang menganalisis
bahwa kapasitas panas tergabung dapat digunakan jika
memenuhi angka Biot < 0,1
V
h
Bi A V
S maka Bi
hS
k A k
Angka Fourier (Fo): merupakan perkalian antara difusi
panas (α) dengan waktu (t) dan dibagi satuan S2
t V
Fo 2 S
S A
128
Grafik hubungan antara angka Bi, Fo dan θ/θ0
1
0,01 hS
Bi
k
0,1
0,1
0
0,25
0,01
0,5
1
0,001
0 5 10 15 20
t
Fo 2
S
129
Difusi panas (α) material pada temperatur berbeda
k
Difusi panas, α (m2/s) x10 6
c
Misal: material tembaga pada temperatur , T = 300K,
maka nilai difusi panas (α) = 112 x 10-6 (m2/s)
131
CONTOH SOAL: KEADAAN TIDAK STEDI
1. Sebuah bola baja pejal mempunyai diameter d = 5 cm dan
temperatur awal merata T0= 4500C. Bila bola tersebut
ditempatkan pada lingkungan dengan temperatur TS = 1000C
dan koefisien perpindahan panas konveksi h = 400 W/m² 0C ,
hitung waktu yang diperlukan bola baja tersebut untuk
mencapai temperatur 1500C.
Data-data bola baja : Density, ρ = 7850 kg/m³.
Panas spesifik, c = 490 J/kg0C
Konduktivitas panas, k = 50 W/m0C
3 3
A: luas permukaan bola
A 4 r 2 4 (0,025) 2 0,00785 m2
h V 4000,0000654
Bi 0,06665 0,1 OK
Ak 0,0078550
hA
T TS
cV
t
Persamaan pendinginan:
e
T0 TS
133
hA
4000,00785
0,01248
c V 78504900,0000654
Massa bola, m = ρ (V) = 7850 (0,0000654) = 0,5134 kg
h A 400 0,00785
0,01248
mc 0,5134490 TS
T0
Temperatur akhir bola baja, T = 150°C
Temperatur
merata
Persamaan pendinginan menjadi:
150 100
e 0, 01248t 0,142857 e 0,01248t
450 100
134
0,142857 e 0,01248t TS
ln 0,142857 = - 0,01248 t T0
Temperatur
- 1,9459 = - 0,01248 t merata
1,9459
t 156 s
0,01248
135
2. Sebuah bola pejal alumunium, dipanaskan di dalam air
hangat. Tair = 400C dan temperatur awal alumunium, Tal =
200C, koefisien perpindahan panas konveksi, h = 600 W/m2K
Untuk material aluminium, k = 200 W/mK,
200C c = 900 J/kgK, dan ρ = 2750 kg/m3.
d = 12 cm
Tentukan temperatur pusat bola
ALUMUNIUM dalam waktu 20 detik
V
0
Air, 40 C
h
PENYELESAIAN: Cek angka Biot Bi
A
4 k
V: volume bola V r 3
3
A: luas permukaan bola A 4 r 2
V 4 r 3 r S
r
Bi
hS
S
A 3 4 r 2
3 3 k
d = 12 cm r = 6 cm = 0,06 m 136
h S h r 600 0,06
Bi 0,06 0,1 OK
k k 3 2003
T TS
hA
t A 3 4 r 2 3
T0 TS
e cV
V 4 r 3
r
hA h3 600 320
t t 0,2424
cV cr 2750 9000,06
T 40 0 , 2424 T 40 0,785
e
200C
20 40 20 40 d = 12 cm
3 3
h A 600 0,04523920
t 0,2424
2,48875 900
200C
m c d = 12 cm
T 40 0 , 2424 T 40
e 0,785 Air, 400C
20 40 20 40
0,5
1
0,001
0 5 10 15 20
t
Fo 2
4,675
Fo 4,675 S Bi 0,06
140
3. Sirip aluminium, N = 9 buah, (k = 175 W/m K, c = 900 J/kg K
dan ρ = 2700 kg/m3). Ukuran sirip, panjang, L = 60 mm, lebar w
= 40 mm dan tebal, t = 1 mm. Jarak antar sirip, s = 3 mm.
Temperatur pangkal sirip, Tb = 600C dan temperatur udara Tf =
200C dan h = 12 W/m2K. Tentukan perpindahan panas konveksi
sirip, efektivitas dan efisiensi sirip, jika persamaan temperatur
T dengan jarak x dari pangkal sirip adalah:
TTf
T T cosh m L x
b f
sinh mL
PENYELESAIAN:
Fluks panas total = fluks panas
dari bagian tak bersirip +
bagian yang bersirip.
Q Qu Q f 141
Fluks panas dari bagian tak bersirip
Qu Au h Tb T f
Qu w s N 1 h Tb T f
Qu 0,04 x 0,0039 112 60 20
Qu 0,46W
Untuk sirip tunggal:
dT
Q f k Ac Ac: luas penampang setiap sirip
dx x 0
T T cosh m L x
Dari persamaan: T T f
b f
sinh mL
dT sinh m L x
Didapat: m Tb T f
dx cosh mL 142
sinh mL
Jadi, Q f k Ac dT k Ac m Tb T f
dx x 0 cosh mL
1
hp
Q f k Ac m Tb T f tanh mL m
2
1
kAc
k 2 Ac 2 h p 2
Q f Tb T f tanh mL
k A
c
Q f hpkAc Tb T f tanh mL
1
2
EFEKTIVITAS SIRIP:
Laju perpindaha n panas sirip Qf
f
Laju perpindaha n panas tidak ada sirip h Ac Tb T f
2,03
f 106
12 0,0000460 20
144
EFISIENSI SIRIP
panas aktual yang dipindahkan
f
panas yg dipindahkan jika seluruh sirip pada suhu dasar
Qf
f
h As Tb T f
As = w L + w L + L t + L t
= 2L (w + t)
= 2 (0,06) (0,04 + 0,001)
= 0,00492 m2
Qf 2,03
f 0,86
h As Tb T f 120,0049260 20
145
TUGAS (HOME WORKS)
1. Sebuah kubus baja pejal mempunyai panjang sisi = 100 mm
dan temperatur awal seragam = 500°C. Baja tersebut tiba-
tiba ditempatkan di lingkungan dengan temperatur = 40°C
dan koefisien perpindahan panas konveksi = 270 W/m² °C,
hitung waktu yang diperlukan kubus baja pejal tersebut
untuk mencapai temperatur 80°C.
• Data - data baja: density = 7.800 kg/m³, panas spesifik,
c = 500 J/kg°C, konduktivitas panas, k = 50 W/m°C.
146
KONDUKSI KEADAAN TAK STEDI
ALIRAN PANAS TRANSIEN PADA BENDA PADAT SEMI
TAK BERHINGGA
Benda padat semi tak berhingga berada pada temperatur awal
T1 kemudian secara tiba-tiba temperatur permukaan
diturunkan/dinaikkan menjadi T0.
Persamaan diferensial distribusi
temperatur sepanjang (x) dan
T0 waktu tertentu (t), maka T (x , t):
T
Q0 kA 2T 1 T
2
T1
x x 0
x x
k
x difusi panas
c
Kondisi batas sistem: T (x , 0) = T1 dan T (0 , t) = T0 untuk t > 0
147
Dengan menggunakan transformasi Laplace, maka persamaan
distribusi temperatur di atas dapat ditulis sebagai berikut:
T x ,t T0 x
erf
T1 T0 2 t
x
erf Fungsi kesalahan Gauss, dilihat pada Tabel
2 t
k A T0 T1
Aliran panas pada permukaan adalah: Q0
t
k A T0 T1
Aliran panas sepanjang x adalah: Q0
x
148
CONTOH SOAL: KEADAAN TIDAK STEDI
1. Sebuah balok baja pejal besar mempunyai temperatur awal
merata T1= 30°C. Bila permukaan balok diberikan fluks panas
sehingga menaikkan temperatur permukaan T0 = 250°C, hitung
temperatur pada kedalaman 2,8 cm setelah waktu 30 detik dari
kasus di atas.
Difusi Panas baja, α = 1,4 x 10-5 m2/s
Konduktivitas panas baja, k = 45 W/m°C
PENYELESAIAN: Kedalaman, x = 2,8 cm = 0,028 m.
Waktu, t = 30 detik
T x ,t T0 x
Persamaan distribusi temperatur: erf
T1 T0 2 t
t
0,04
2
38 s
48,4 x10 5 0,355
Waktu yang diperlukan (t), 2
k A T0 T1 Q0 k T0 T1
Q0
t A t
152
Aliran panas total yang dikeluarkan pada permukaan dengan
integrasi persamaan berikut:
Q0 k T0 T1
A t
k T0 T1 t
t
dt 2k T0 T1
Q0
A 0 t
1
221570 200
Q0 38 2
6 J
21,2 x10 2
8,4 x10
5
A m
153
BAB IV PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat
berupa panas laten (latent) atau sensibel (sensible).
Panas laten: panas yang menyertai proses perubahan fasa
dan temperaturnya tetap, contoh: proses penguapan air
menjadi uap di Boiler pada temperatur telah tetap.
Panas sensibel: panas yang berkaitan dengan kenaikan atau
penurunan temperatur dan belum terjadi perubahan fasa,
contoh: pemanasan air pada tekanan atmosfir dan
temperatur < 100°C (belum berubah fasa)
Vx
ANGKA REYNOLD, Re x
V : kecepatan aliran (m/s)
Vx
Re x x : jarak dari tepi depan (m)
: viskositas kinematik (m²/s)
: viskositas dinamik (Ns/m2)
ρ : kerapatan massa (density) kg/m3
156
ALIRAN DI ATAS PELAT RATA
Penentuan jenis aliran:
Rex < 5 x 105 ALIRAN LAMINER
Rex > 5 x 105 sampai 106 ALIRAN TRANSISI
Rex > 5 x 106 ALIRAN TURBULEN
157
LAPISAN BATAS LAMINER DI ATAS PLAT RATA
Aliran laminer
vm Penyederhanaan analisis:
y
1. Aliran fluida stedi dan
v incompressible.
δ
2. Tidak terdapat perubahan
tekanan arah tegak lurus pelat.
Pelat rata
x 3. Viskositas tetap.
Jika fluida mengalir laminer di atas pelat rata, maka
kecepatan aliran pada permukaan pelat = 0. Aliran fluida
dibedakan menjadi dua buah daerah, yaitu daerah yang
mempunyai kecepatan aliran V pada jarak δ sampai 0 pada
dinding pelat disebut daerah lapisan batas dan daerah diluar
lapisan batas (δ) disebut daerah aliran bebas.
158
Aliran laminer
vm
Tebal lapisan batas = δ
y
Pada permukaan dinding pelat, tebal
v lapisan batas δ = 0 dan berkembang
δ sesuai dengan arah aliran (x).
Pelat rata
Tegangan geser aliran (τ) adalah
x proporsional dengan dV/dt.
Tegangan geser,
dV dV
dy dy
: viskositas dinamik Jadi tegangan geser (τ) = 0
: viskositas kinematik pada daerah diluar lapisan
batas dan maksimum pada
: density daerah dinding pelat.
159
Aliran laminer
vm Profil kecepatan pada lapisan
batas laminer sepanjang x dari
y
v
tepi depan dapat didekati dengan
δ rumus:
3
V 3 y 1 y
Vm 2 2
Pelat rata
x
Vx Vx
Angka Reynold: Re x Re x
Tegangan geser aliran pada dinding pelat (τw):
Vm2
w f f : koefisien gesek
2
162
TABEL HARGA R BEBERAPA GAS
163
TABEL SIFAT-SIFAT UDARA (1 ATM)
T (K) ρ (kg/m3) c(J/kg K) μ (kg/m s) k (W/m K) Pr
100 3,6010 1026 0,6924 0,009246 0,770
150 2,3675 1010 1,0283 0,013735 0,753
200 1,7684 1006 1,3289 0,018090 0,739
250 1,4128 1005 1,4880 0,022270 0,722
300 1,1774 1006 1,9830 0,026240 0,708
350 0,9980 1009 2,0750 0,030030 0,697
400 0,8826 1014 2,2860 0,033650 0,689
450 0,7833 1020 2,4840 0,037070 0,683
500 0,6423 1030 2,6710 0,040380 0,680
164
Sifat-sifat air jenuh
165
CONTOH SOAL: TEBAL LAPISAN BATAS
Udara 150C dan tekanan 1 atmosfer mengalir di atas pelat
rata dengan kecepatan aliran = 8 m/s. Temperatur pelat rata
adalah 1150C. Hitung tebal lapisan batas sepanjang x = 0,6 m
dari tepi depan. Prediksi titik perpindahan dari aliran laminer
menjadi turbulen. Hitung gaya geser per meter lebar pelat.
PENYELESAIAN:
15 115
Temperatur rata-rata: T f 650 C
2
Udara pada Tf = 650C = 338 K, p = 1 atm, didapat:
Density, ρ = 1,046 kg/m3
Viskositas dinamik, μ = 2,021 x 10-5 kg/m s
V x 1,04680,6
Re x 248430 laminer
2,021x10 5
166
Tebal lapisan batas pada aliran laminer di atas pelat rata
sepanjang x dari tepi depan:
Aliran laminer
4,64 4,64x
vm
y x Re x Re x
v
δ 4,640,6
0,005585 m 0,5585 cm
248430
Pelat rata
x
Perpindahan dari aliran laminer
menjadi turbulen jika Rex > 500.000
Titik perpindahan dari aliran laminer menjadi turbulen.
167
Aliran laminer Koefisien gesek rata-rata:
vm
y 1,328 1,328
v
f 1
0,5
0,00266
δ 2
248430
Re x
wA f
V 2
A 0,00266
1,046 82
0,6 x1 0,0534 2
kgm
2 2 s
w A 0,0534 N
168
TUGAS (HOME WORK)
169
LAPISAN BATAS TURBULEN DI ATAS PLAT RATA
turbulen
transisi vm
laminer
y
vm
δ
δ δb
Pelat rata
x
Vm Re x 0,1
Tebal lapisan batas sub lapisan laminer:
7
b Vb 186
Vm Re x 0, 7
Vm: kecepatan rata-rata aliran.
Vb: kecepatan aliran sub lapisan laminer
171
Tebal lapisan batas sepenuhnya turbulen dari tepi depan
di atas pelat:
0,381
1
0, 2
0,381 Re 0,381 Re x 5
x Re x 0, 2 x
x
x
Tebal lapisan batas mengikuti pertumbuhan laminer
sampai Rex = 5 x 105 sampai dengan turbulen:
1
1
0,381 Re x 10256 Re x
5
x
Persamaan di atas berlaku untuk daerah aliran turbulen di
atas pelat rata dengan angka Reynold: 5 x 105 < Rex < 107
172
CONTOH SOAL: TEBAL LAPISAN BATAS TURBULEN
Udara 200C dan tekanan 1 atmosfer mengalir di atas pelat
rata dengan kecepatan aliran = 35 m/s. Pelat dipanaskan pada
keseluruhan panjangnya hingga 600C. Panjang pelat = 75 cm.
Hitung tebal lapisan batas turbulen pada ujung pelat, jika a)
aliran sepenuhnya turbulen dari tepi depan pelat b) dari titik
transisi pada Rex = 5 x 105 .
PENYELESAIAN:
20 60
Temperatur rata-rata: Tf 400 C 313K
2
Udara pada Tf = 400C = 313 K, p = 1 atm, didapat:
Density, ρ = 1,128 kg/m3
Viskositas dinamik, μ = 2,007 x 10-5 kg/m s
Panjang pelat, x = 75 cm = 0,75 m
173
Bilangan Reynold:
V x 1,128350,75
Re x 1.475.336 turbulen
2,007 x10 5
174
LAPISAN BATAS PANAS LAMINER DI ATAS PELAT RATA
Jika pelat rata dipanaskan atau didinginkan untuk mencapai
temperatur merata pada dinding pelat (Tw), maka terjadi
perbedaan temperatur pada fluida di atas pelat rata.
Aliran laminer Tebal lapisan batas panas = δt
Ts
y Temperatur dinding pelat = Tw
δt Temperatur fluida = Ts
x Tw Pada dinding pelat, kecepatan aliran
qw
Pelat rata fluida = 0, perpindahan panas
berlangsung secara konduksi.
θ = T - Tw s Ts Tw 2 t 2 t
176
Vs Ts
Perkembangan lapisan
Lapisan batas
kecepatan
batas panas sepanjang
Profil pelat rata.
δ temperatur
Lapisan δt pada x
batas panas Kondisi batas:
xa Tw δt = 0 pada x = xa
x
Bagian mulai
dpanaskan
1
Jika pelat dipanaskan 3
3
t 1 a
x 4
sebagian, penyelesaian 1
akhir tebal lapisan batas 1,075 Pr 3
1
x
panas (δt):
1
3
3 Pr: adalah angka Prandtl
t 1 xa
4
1
Pr 1 3 (Ludwig Prandtl) nama
1,026 x orang Jerman.
177
Angka Prandtl : Pr
k
difusi panas
c
c c c c
Pr Pr
k k k k
Parameter fluida:
kg
: viskositas dinamik ...
ms ρ : density fluida (kg/m3)
c : panas spesifik fluida ...
J
: viskositas kinematik (m²/s)
kg K
W
k : konduktivitas panas fluida ...
mK
178
Jika pelat dipanaskan keseluruhan, penyelesaian akhir tebal
lapisan batas panas (δt):
t 1 t 1
1
Pr 3
1,075 Pr 13 1,026
Untuk menentukan koefisien perpindahan panas konveksi
sepanjang x, digunakan rumus Nusselt (Wilhelm Nusselt) yang
banyak berkontribusi dalam hal peprindahan panas konveksi.
hx x
Nu x
k
Jika pelat dipanaskan sebagian, bilangan Nusselt adalah:
1
3
3
1 1 x 4
Nux 0,332 Pr Re x 2 1 a
3
x
179
Jika pelat dipanaskan keseluruhan, bilangan Nusselt adalah:
1 hx x
1
Nu x
Nux 0,332 Pr Re x
3 2
k
Jika pelat dipanaskan dari tepi depan sepanjang ℓ, maka rata-
rata nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h) adalah:
1
h hx dx Jadi, h = 2 hx dan Nu = 2 Nux.
0
Perpindahan panas konveksi per satuan luas atau fluks
panas (qw):
qW h Tw Ts
Q
A
180
Jika Fluks panas (qw) pada pemukaan dinding konstan, maka
bilangan Nusselt lokal adalah:
1 qw x
Nux 0,453 Pr Re x
1
Nu x
k Tw Ts
3 2
qw
Beda temperatur rata-rata
Tw Ts k
sepanjang pelat adalah: 1 1
3
0,6795 Pr Re 2
183
Udara pada Tf = 43,50C = 316,5 K, p = 1 atm, didapat:
hx x 1 1
Nu x Nux 0,332 Pr Re x
3 2
k
Pada x = 20 cm = 0,2 m
Nu x k 44,70,02749 W
hx 6,15 2 0
x 0,2 m C
184
Rata-rata nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h):
W
h 2hx 2 x 6,15 12,3 2 0
m C
Laju perpindahan panas konveksi per satuan luas penampang
atau Fluks panas (q):
Pada x = 20 cm = 0,2 m
Nu x k 63,20,02749 W
hx 4,345 2 0
x 0,4 m C
185
Rata-rata nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h):
W
h 2hx 2 x 4,345 8,69 2 0
m C
Laju perpindahan panas konveksi per satuan luas penampang
atau Fluks panas (q):
186
TUGAS (HOME WORK)
187
LAPISAN BATAS PANAS TURBULEN DI ATAS PELAT RATA
Aliran turbulen
Vs Ts
turbulen
y V δ
Sub lapisan
laminer
x
Pelat rata Tw
2
St x Pr 0,185log Re x 2,584 107 Re x 109
3
188
Perpindahan panas rata-rata untuk 5 x 105 < Rex < 107 aliran
turbulen di atas pelat rata adalah:
2
0, 2 1
St x Pr 0,037 Re x
3
850 Re x 5 x105 Re x 107
Nux
Sedangkan: St x
Re x Pr
Jadi bilangan Nusselt adalah:
hx x
1
Nux Pr 0,037 Re x 850
3 0 ,8
k
Untuk fluida cair mempunyai viskositas yang harus
diperhitungkan, maka bilangan Nusselt adalah:
hx x
Nux 0,036 Pr 0, 43
Re x 920
0 ,8
s
k w 189
CONTOH SOAL: LAPISAN BATAS PANAS TURBULEN
Udara 200C dan tekanan 1 atmosfer mengalir di atas pelat
rata dengan kecepatan aliran = 35 m/s. Pelat dipanaskan pada
keseluruhan panjangnya hingga 600C. Panjang pelat = 75 cm
dan lebar pelat = 100 cm. Hitung perpindahan panas dari pelat
tersebut.
PENYELESAIAN:
20 60
Temperatur rata-rata: T f 400 C 313K
2
Udara pada Tf = 400C = 313 K, p = 1 atm, didapat:
Panas spesifik, c = 1007 J/kg 0C, Pr = 0,7
Viskositas dinamik, μ = 2,007 x 10-5 kg/m s
Konduktivitas panas, k = 0,02723 W/m 0C
Luas pelat, A = 0,75 m x 1 m = 0,75 m2
190
Bilangan Reynold:
V x 1,128350,75
Re x 1.475.336 turbulen
2,007 x10 5
1
Nux 0,7 0,037 1475336
3 0 ,8
850 2800
Rata-rata nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h):
Nu x k 28000,02723 W
hx 100 2 0
x 0,75 m C 191
Laju perpindahan panas konveksi dengan luas
penampang (A) pada aliran turbulen di atas pelat rata:
Q h A Tw Ts
192
ALIRAN DI DALAM PIPA Sub lapisan
laminer
m Gd
Jika kecepatan
G V Re d
massa: A
194
Untuk aliran fluida di dalam pipa dapat terdiri dari:
1. Fluida COMPRESSIBLE (mampu dimampatkan), yaitu
fluida jenis gas.
2. Fluida INCOMPRESSIBLE (tak mampu dimampatkan),
yaitu fluida jenis cair (liquid).
Pada fluida INCOMPRESSIBLE, jika fluida mengalir, maka
dapat berlaku hukum BERNOULLI.
Pada kondisi titik 1 dan 2
V2
p
Z C p1 V1
2
p2 V2
2
2g Z1 Z2
2g 2g
V : kecepatan aliran (m/s) g = gravitasi bumi (m/s2)
Z : ketinggian dari referensi (m)
p = tekanan (N/m2)
ρ : kerapatan massa (density – kg/m3)
195
CONTOH SOAL: APLIKASI HUKUM BERNOULLI
Air temperatur 200C mengalir pada pipa (lihat gambar), debit
aliran massa = 8 kg/s. Diameter pipa pada potongan 1 dan 2 = 3
cm dan 7 cm. Tentukan peningkatan tekanan statik antara
potongan 1 dan 2, jika aliran dianggap tanpa gesekan.
2 PENYELESAIAN:
1 Luas penampang aliran:
d2
d1
d1 2
0,032
A1
4 4
d2 2
0,07
2 A1 0,0007069 m 2
A2 0,003848 m 2
4 4
Density air temperatur 200C , ρ = 1000 kg/m3.
Laju aliran massa fluida, m VA
196
Kecepatan aliran fluida,
m 8 m
V1 11,32
A1 10000,0007069 s
m 8 m
V2 2,08
A2 10000,003848 s
2
Hukum BERNOULLI
1
2 2
d2 p1 V1 p2 V2
d1 Z1 Z2
2g 2g
Z1 = Z2
p2 p1
1
2g
V1 V2
2 2
p2 p1
2g
V 1
2
V2
2
p2 p1
1000
29,81
kg
N
11,32 2,08 6310 2 61900 2
2 2
m m 197
ANALISIS ALIRAN DI DALAM PIPA
Sub lapisan
ℓ
laminer
Vs
d
0,0288 Re d
198
Sub lapisan
ℓ
laminer
y Vr
Vm
Vm2 f
16
w f f : koefisien gesek Re d
2
201
RUMUS PRAKTIS PERPINDAHAN PANAS
KONVEKSI PAKSA
ALIRAN DALAM PIPA
Energi total (Q),
Q
Q = m c (Tm2 – Tm1)
mc
Aliran d
Panas yang diperlukan (Q),
1 Tm1 dx 2 Tm2
x
L Q = h A (Tw – Tm)
202
Penyelesaian kasus aliran di dalam pipa, dapat menggunakan
eksperimen Nusselt.
h d0
LAMINER, Red < 2000,
Nud 4,364
k
Nud 0,023 Pr Re d
n 0,8
204
Rumus empirik sederhana untuk aliran masih laminer pada
pipa disarankan oleh Sieder dan Tate untuk menggunakan
rumus Nusselt:
1 0 ,14
d
Nud 1,86Pr Re d
1 3
3
L w
Sifat-sifat fluida ditentukan pada temperatur rata-rata (Tm)
dan untuk μw ditentukan pada temperatur dinding pipa.
205
CONTOH SOAL: KONVEKSI PAKSA
Udara temperatur 2000C, tekanan 2 atm dipanaskan pada saat
mengalir pada pipa berdiameter 1 in dan kecepatan aliran
udara 10 m/s. Hitung perpindahan panas per satuan panjang
pipa jika terdapat kondisi fluks panas konstan pada dinding
pipa yang ditahan pada temperatur 200C di atas temperatur
udara. Tentukan tambahan temperatur rata-rata udara dalam
panjang 3 m pipa.
PENYELESAIAN: Udara temperatur , Tm = 2000C = 473K.
Udara dinding pipa, Tw = 2200C = 493K.
p = 2 atm = 2 (1,01325 x 105) N/m2
R = 287 Nm/kg K, d = 1 in = 0,0254 m
Density udara:
p 2 1,01325 x105 kg
1,493 3
RT 287473 m 206
Temperatur rata-rata udara = 2000C = 473K, didapat
sifat-sifat udara:
Panas spesifik, c = 1025 J/kg 0C, Pr = 0,681
Viskositas dinamik, μ = 2,57 x 10-5 kg/m s
Konduktivitas panas, k = 0,0386 W/m 0C
Angka Reynold:
Vd 1,493100,0254
Re d 14756 turbulen
2,57 x10 5
Nud 0,023 Pr Re d
n 0,8
n = 0,4 pemanasan
Nud 0,023 Pr
0, 4 0 ,8
Re d
207
Nud 0,023 0,681 14756 42,67
0, 4 0,8
hd
h
k Nud 0,038642,67
64,85
W
Nud
k d 0,0254 m 2 0C
Q
L mc Tm
L
208
Menghitung tambahan temperatur rata-rata udara
sepanjang 3 m pipa:
Q
L mc Tm
L
m 1,493 0,0127 2 10 0,007565 kg / s
209
TUGAS (HOME WORK)
Perpindahan panas konveksi paksa, air pada temperatur
600C, mengalir pada pipa berdiameter 1 in dengan
kecepatan aliran = 2 cm/s. Hitung temperatur air keluar
dari pipa, jika panjang pipa = 3 m dan temperatur
dinding pipa ditahan pada temperatur 800C.
210
CONTOH SOAL: ANGKA PRANDTL
1. Hitung angka Prandtl dari AIR pada temperatur berbeda
dan berikan kesimpulannya.
a. Air pada temperatur 200C,
3 kg
: viskositas dinamik 1,002 x10
ms
J
c p : panas spesifik 4183
kg K cp cp
k : konduktivitas panas 0,603
W Pr
mK k k
b. Air pada temperatur 900C,
2
kg m J W
965 3 ; 3,22 x10 7
; c p 4208 ; k 0,676
m s kg K mK
ρ : kerapatan massa (density)
: viskositas kinematik (m²/s)
211
PENYELESAIAN:
a. Air pada temperatur 200C,
3 kg J W
1,002 x 10 ; c p 4183 ; k 0,603
ms kg K mK
c p 1,002 x103 4183
Pr 6,95
k 0,603
b. Air pada temperatur 900C,
2
kg m J W
965 3 ; 3,22 x10 7
; c p 4208 ; k 0,676
m s kg K mK
Pr
cp
cp
9653,22 x107 4208
1,93
k k 0,676
KESIMPULAN: Untuk air, perbedaan temperatur sangat
mempengaruhi nilai angka Prandtl.
212
CONTOH SOAL: ANGKA PRANDTL
2. Hitung angka Prandtl dari UDARA pada temperatur
berbeda dan berikan kesimpulannya.
a. Udara pada temperatur 200C, tekanan 1 bar.
J 5 kg J W
R 287 ; 1,563 x 10 ; c p 1005 ; k 0,02624
kg K ms kg K mK
cp cp P 100000 kg
Pr 1,19 3
k k R T 287 x 293 m
3
1,46 x 106 T kg 2
110 T m s
214
J W
c p 0,917 2,58 x 10 4 T 3,98 x 10 8 T 2 ; k 0,03186
kg K mK
kg K
2,18 x105 1007,7
cp
Pr 0,689
k 0,03186
KESIMPULAN:
Untuk udara, perbedaan temperatur tidak signifikan
mempengaruhi nilai angka Prandtl.
215
CONTOH SOAL: ANGKA PRANDTL
3. Hitung angka Prandtl dari beberapa jenis logam cair
pada temperatur berbeda dan berikan kesimpulannya.
a. Air raksa (mercury) pada temperatur 200C,
kg J 3 W
1520 x 10 6
; c p 139 ; k 0,0081 x 10
ms kg K mK
kg J W
420 x 10 6
; c p 1369 ; k 86
ms kg K mK
KESIMPULAN:
Untuk logam cair dan oli mesin pada temperatur berbeda,
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai angka
Prandtl.
218
2. Hitung angka Reynold dan tentukan jenis aliran (Laminer
atau Turbulen) dari soal-soal berikut.
a. Air laut mengalir di dalam pipa.
kg km 3 kg
1000 3 ; 1,3 ; 1,3 x 10 ; d 0,5m
m h ms
b. Piringan kompresor, r = 0,3 m berputar, n = 3000 rpm
pada udara dengan tekanan 5 bar dan temperatur 1000C
3
1,46 x106 T 2
kg
110 T ms
c. Laju aliran massa gas CO2 = 0,05 kg/s pada temperatur
400K mengalir di dalam pipa, d = 20 mm = 0,02 m.
3
1,56 x106 T 2
kg
233 T ms 219
PENYELESAIAN:
a. Air laut mengalir di dalam pipa.
kg km 3 kg
1000 3 ; 1,3 ; 1,3 x 10 ; d 0,5m
m h ms
1,3 x 103
d 1000 x 3600 x 0,5
Red 138888 turbulen
1,3 x 10 3
221
c. Laju aliran massa gas CO2 = 0,05 kg/s pada temperatur
400K mengalir di dalam pipa, d = 20 mm = 0,02 m.
.
.
d 2
4m
m A 4
d2
. .
d 4 m d 4m
Red
d
2
d
3
1,56 x 106 400 2
5 kg
1,97 x10
233 400 ms
4 0,05
.
Red
4m
1,6 x 10 5
turbulen
d 0,021,97 x10 5
222
TUGAS ( HOME WORK)
Hitung angka Nusselt dan berikan kesimpulan terhadap
ke empat soal berikut ini: 20 mm
a) Aliran gas, Pr = 0,71, μ = 4,63 x 10-5 kg/m s
dan cp = 1175 J/kg melewati sudu turbin
dengan panjang 20 mm, koefisien perpindahan
panas rata-rata, h = 1000 W/m2 K
Sudu turbin
223
c) Daya 1000 W dari pemanas Ts = 200C
panjang 1,5 m dan lebar 0,6 m
1,5 m
mempunyai temperatur permukaan
0,6 m
= 800C memanasi secara radiasi dan
konveksi di ruangan dengan
T = 800C
temperatur 200C (k = 0,026 W/m K)
dan asumsi benda hitam.
T1 = 340C T2 = 300C
d) Udara 40C (k = 0,024 W/m K) mengalir
di dinding tinggi 3 m dan tebal 0,15 m
terbuat dari Brick (k = 0,3 W/m K). Q
L= 3 m
Temperatur dinding bagian dalam = 340C
dan dinding bagian luar 300C. k = 0,3 W/mK
W = 0,15 m
224
BAB V PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Suatu benda ditempatkan di dalam ruang tertutup dan
temperatur dinding ruang penutup lebih rendah dari
temperatur benda, maka temperatur benda tersebut akan
turun, walaupun ruang tersebut hampa. Proses pemindahan
panas terjadi hanya karena perbedaan temperatur dan tanpa
bantuan zat perantara disebut perpindahan panas radiasi.
Radiasi panas yaitu radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan oleh benda karena temperaturnya.
Untuk benda hitam sempurna, perpindahan panas radiasi:
Q = σ A (T14 – T24)
σ : konstanta Steffan Boltzman = 5,669 x 10-8 (W/m² K)
A : luas penampang (m²)
T : temperatur absolut (K)
225
SIFAT-SIFAT RADIASI
Jika energi radiasi menimpa suatu permukaan benda,
maka sebagian dari radiasi tersebut dipantulkan (refleksi),
sebagian diserap (absorbsi) dan sebagian yang lain
diteruskan (transmisi).
Radiasi Bagian yang dipantulkan
dipantulkan
datang disebut refleksivitas (r)
Bagian yang diserap disebut
absorbsivitas (a)
Benda diserap
Bagian yang diteruskan
diteruskan disebut transmisivitas (t)
r+a+t =1
226
DAYA EMISI
Daya emisi adalah energi yang dipancarkan benda per
satuan luas per satuan waktu.
Ruang tertutup hitam Hitam sempurna, seluruh radiasi
sempurna
yang menimpa dapat diserap.
Energi diserap benda = q A a
EA
Energi dipancarkan benda = E A
qAa
EA=qAa
Benda
A: luas penampang, E: daya emisi
q: fluks panas radiasi, a: absorpsivitas
Jika benda di dalam ruang tertutup diganti dengan benda
hitam sempurna, sedangkan bentuk dan ukurannya sama,
maka semua radiasi yang datang diserap, sehingga a = 1
227
Jadi, Eb A = q A (1) Eb: daya emisi benda hitam
E A q Aa E
atau a (absorpsivitas)
Eb A q A1 Eb
Perbandingan antara daya emisi suatu benda dengan daya
emisi benda hitam pada temperatur sama adalah merupakan
absorpsivitas benda tersebut (a) dan disebut EMISIVITAS (Є).
E
a
Eb
Daya emisi benda hitam: Eb = σ T4
228
FAKTOR BENTUK/PANDANGAN RADIASI
Perpindahan panas secara radiasi dipengaruhi oleh faktor
bentuk/pandangan dari benda yang saling bertukar panas.
T2
dA2 F1-2: fraksi energi dari benda 1
T1 ‡ T2
A2 mencapai benda 2
r
F2-1: fraksi energi dari benda
T1 Benda
hitam
2 mencapai benda 1
A1 dA1 Fm-n: fraksi energi dari benda
m mencapai benda n
dA
temperatur sama, maka tidak
2
T ‡T
1
r
2
A terjadi pertukaran panas.
2
Q1-2 = - Q2-1
A1 F12 σ (T14 – T24) = - A2 F21 σ (T24 – T14)
A1 F12 = A2 F21
230
CONTOH SOAL: RADIASI
Di dalam Boiler, panas diradiasikan dari panas pembakaran
T1 (area = A1) ke dinding pipa bolier T2 (area = A2) dan
dinding furnace T3. Jika diasumsikan dinding furnace
diisolasi sempurna, maka buktikan:
1
A1 F13T14 A2 F23T24 4
Persamaan temperatur: T3
A F AF
2 23 1 13
Persamaan radiasi total:
A1F13 A2 F23 4 4
Q2 A1F12
T1 T2
A2 F23 A1F13
Hitung perpindahan panas radiasi ke pipa, jika T1 = 17000C,
T2 = 3000C, A1 = A2 = 12 m2 dan faktor bentuk masing-
masing = 0,5
231
PENYELESAIAN: Panas yang menimpa permukaan
2 PIPA dinding pipa boiler (Q2) terdiri dari
panas dari pembakaran (Q1) dan dari
DINDING
adiabatik dinding furnace (Q3).
Jadi, Q2 = Q12 + Q32
3
Dinding furnace 3 diisolasi sempurna
1 FUEL
(adiabatik), maka: Q32 = Q13
Jadi, A3 F32 σ (T34 – T24) = A1 F13 σ (T14 – T34)
A3 F32 T34 – A3 F32 T24 = A1 F13 T14 – A1 F13 T34
(A3 F32 + A1 F13 )T34 = A1 F13 T14 + A3 F32 T24
A F T 4
A F T 4
T3
4 1 13 1 3 32 2
A3 F32 A1F13 232
2 PIPA
A1F13T1 A3 F32T2
4 4
DINDING T3
4
adiabatik
A3 F32 A1F13
3 Dari A3 F32 = A2 F23, maka:
1 FUEL 1
A1 F13T14 A2 F23T24 4
OK
T3
A2 F23 A1 F13
Q2 = Q12 + Q32
Q2 = A1 F12 σ (T14 – T24) + A3 F32 σ (T34 – T24)
Atau,
Q2 = A1 F12 σ (T14 – T24) + A2 F23 σ (T34 – T24)
233
Q2 = A1 F12 σ (T14 – T24) + A2 F23 σ (T34 – T24)
Masukkan nilai T34, maka:
A1F13T1 A3 F32T2 4
4 4
Q2 A1F12 T1 T2 A2 F23
4 4
T2
A3 F32 A1F13
4 4 4 4
A F T A F T A F T A F T
Q2 A1F12 T1 T2 A2 F23
4 4 1 13 1 3 32 2 3 32 2 1 13 2
A3 F32 A1F13
4 4
A F T A F T
Q2 A1F12 T1 T2 A2 F23
4 4 1 13 1 1 13 2
A3 F32 A1F13
Q2 A1F12 T T A2 F23 T T
4 4
A1F13 4
4
A3 F32 A1F13
1 2 1 2
234
Q2 A1F12 T T A2 F23 T T
4 4 A1F13
4 4
A3 F32 A1F13
1 2 1 2
A2 F23 A1F13
Q2 A1F12 T T T T
4 4
4
4
A3 F32 A1F13
1 2 1 2
A2 F23 A1F13
Q2 T T A1F12
1
4
2
4
OK
A3 F32 A1F13
Perpindahan panas radiasi ke pipa adalah:
8
Q2 5,67 X 10 1973 573 6
6 x6
4
7,4
68
x10 6
W
66
235
FAKTOR BENTUK/PANDANGAN RADIASI
A2 D Radiasi benda berbentuk piringan:
x Ambil elemen kecil dx, jari-jari x:
dA2 Luasan elemen kecil dx adalah:
dx
θ2 dA2 = 2π x dx, θ1 = θ2
R
r
θ1 2 x dx
d A1 FdA1 A2 d A1 cos 12
A2
r 2
A1
R
dan cos 1
dA1
r R x
2 2
R2 x2
D/2 2
2 R x dx
d A1 FdA1 A 2 d A1
D R2 x2
236
D/2
2 R 2 x dx
A2 D d A1 FdA1 A 2 d A1
D R x
2 2
x
dA2
dx Penyelesaian persamaan
θ2
Integral di atas, didapat:
R
r
θ1 2
D
FdA1 A2
A1 4R 2 D 2
dA1
237
Grafik Faktor bentuk : luas
penampang benda, A2 > A1
238
Grafik Faktor bentuk : luas
penampang benda, A2 > A1
239
Grafik Faktor bentuk : luas
penampang benda, A2 > A1
240
Grafik Faktor bentuk : luas
penampang benda, A2 > A1
241
GRAFIK FAKTOR BENTUK
247
GRAFIK FAKTOR BENTUK
Y 0,5
1
D 0,5
x 1
2
D 0,5
F1-2 = 0,36
248
Temperatur masing-masing pelat:
x
Y T1 T1 = 1000°C + 273 = 1273K
D
T2 = 500°C + 273 = 773K
T2
Luas penampang,
A = 1 x 0,5 = 0,5 m²
Perpindahan panas radiasi:
Q = A1 F12 (Eb1 – Eb2)
249
RADIASI SURYA
Radiasi surya (solar radiation) adalah radiasi panas dengan
panjang gelombang tertentu. Intensitas sangat tergantung
dengan kndisi atmosfer, sudut timpa sinar matahari
terhadap bumi.
Menurut eksperimen, jika bumi berada pada jarak rata-
ratanya terhadap matahari, maka pada batas luar atmosfer
iradiasi surya adalah 1395 W/m2 dan angka tersebut disebut
konstanta surya (solar constant).
Tidak seluruh energi pada konstanta surya dapat mencapai
bumi, karena terdapat penyerapan panas (absorbsi) oleh gas
karbon dioksida (CO2), uap air (H2O) pada atmosfer, kadar
debu dan zat pencemar lainnya.
254
255