Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KE-14

FILSAFAT ILMU DALAM TEKNIK SIPIL

NAMA : YEP EKA FRIYADI


NPM : 2010018312035
JURUSAN : MAGISTER TEKNIK SIPIL
MATA KULIAH : ILMU FILSAFAT
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Prof. Dr. M. ZAIM, M.Hum

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2020

FILSAFAT ILMU DALAM TEKNIK SIPIL


I. PENDAHULUAN

Filsafat etika memiliki arti yang sangat luas, tetapi hampir semua artinya menuju ke
arah yang sama, yaitu kemampuan untuk menarik keputusan atau menentukan suatu
hal itu baik atau buruk. Dewasa ini filsafat etika masih menjadi perdebatan karena
sudut pandang dari tiap orang untuk menentukan hal yang baik dan buruk bisa sangat
berbeda. Ada yang beranggapan bahwa setiap keputusan yang diambil oleh seseorang
yang telah memenuhi persyaratan untuk dapat mengambil suatu keputusan dan
memiliki otoritas akan keputusan tersebut adalah benar adanya. Paham ini
beranggapan bahwa subjek lah yang paling berperan penting. jadi, baik dan buruk
ditentukan oleh siapa yang melakukan. Paham ini kemudian melahirkan aliran -aliran
dalam etika, diantaranya legalisme (etika hukum) bahwa siapa saja yang telah
menuruti hukum adalah benar. Ada yang beranggapan baik dan benar suatu perbuatan
itu memang berasal dari perbuatan itu sendiri. Tidak penting siapa yang berbuat,
ketika perbuatan itu mengandung kebenaran dan kebaikan, maka perbuatan itu benar
adanya. Berlaku jujur itu baik, menolong orang itu benar, tidak peduli siapa yang
melakukannya baik itu pemuka agama maupun pencuri sekalipun.Pandangan terakhir
yang kita bahas adalah ketika perbuatan itu benar dipandang dari baik atau buruk
akibat yang akan terjadi kemudian. Pertanggung jawaban dari suatu perbuatan, hasil
yang akan diperoleh, manfaat dari suatu perbuatan atau keputusan. Dari ketiga
pandangan tersebut, sudah ada kah dalam diri kita? Engineer adalah orang yang
merancang, membangun dan merawat suatu teknologi atau perangkat kehidupan.
Setiap keputusannya dapat mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Berapa banyak
yang sadar ketika sedikit saja kemampuan dari suatu gedung kita kurangi, hal tersebut
akan mengancam nyawa semua orang yang tinggal di dalam gedung tersebut.
Terkadang keputusan yang sulit memang harus dipilih, tetapi pertimbangan matang
dari semua sisi wajib kita pikirkan.

II. FILSAFAT DAN ILMU ETIKA ENGINEERING


Pengetahuan, Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Akal budi dan sifat ingin tahu manusia, memampukan dan mendorongnya untuk
melakukan penelitian : mengkaji fenomena yang terjadi di sekitarnya, melakukan
pertimbangan, mengambil keputusan/kesimpulan dan melakukan evaluasi.

a. Pengetahuan (Knowledge).

Secara normatif, definisi pengetahuan paling tidak meliputi :

1. Fakta, informasi dan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman atau


pendidikan
2. Pemahaman secara teoretis dan/atau praktis suatu bidang (studi), apa yang
diketahui mengenai suatu bidang tertentu atau berkait dengan bidang-bidang
lain secara keseluruhan
3. Fakta, informasi dan kesadaran atau pengenalan yang diperoleh dari
pengalaman menghadapi suatu fakta atau situasi.

Para ahli filsafat masih terus memperdebatkan definisi Pengetahuan, terutama


karena rumusan Pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan
sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)" (“justified true belief”).

b. Filsafat (Philosophy)

Pengujian kritis terhadap dasar rasionalitas dari kepercayaan kita yang paling
fundamental dan analisis logis terhadap konsep-konsep dasar yang digunakan
dalam mengekspresikan apa yang kita percayai. Filsafat dapat juga didefinisikan
sebagai refleksi atas pelbagai pengalaman manusia, atau sebagai upaya
pengenalan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan kemanusiaan secara
rasional, metodikal dan sistematis.

c. Ilmu Pengetahuan (Science)

Kajian sistematik yang menggunakan observasi, eksperimen (percobaan) dan


pengukuran terhadap fenomena alam dan sosial, dan bidang kajian lainnya.
Umumnya Ilmu Pengetahuan dicirikan oleh kemungkinan membuat pernyataan
benar yang didukung oleh sekumpulan bukti atau pengujian. Karena sifat ini,
kebenaran suatu Ilmu Pengetahuan sangat mungkin mengalami
pendefinisian/formulasi ulang/baru.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan :


1. Ilmu Pengetahuan Eksakta : yaitu Ilmu Pengetahuan yang memiliki
pengukuran (measurement) yang pasti (exact). Contoh : Fisika dan Kimia.
2. Ilmu Pengetahuan Deskriptif : Ilmu Pengetahuan yang tujuan utamanya
adalah mengembangkan metode pendeskripsian atau klasifikasi yang
kemudian menjadi acuan yang tepat dalam domain ilmu tersebut. Contoh :
Taksonomi dalam Botani dan Zoologi.
d. Teknologi (Technology)

Teknologi adalah aplikasi Ilmu Pengetahuan terutama untuk tujuan komersial dan
industri. Teknologi sangat erat dengan Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa
(Engineering). Ilmu Pengetahuan menyangkut pemahaman manusia terhadap alam
semesta dan komponen-komponennya, misalnya ruang angkasa, materi, energi,
dan interaksi di antara elemen-elemen tersebut. Rekayasa adalah aplikasi Ilmu
Pengetahuan dalam wujud pembuatan rancangan/disain pelbagai alat demi
kemudahan manusia.Teknologi berkaitan dengan alat dan teknik mewujudkan
rancangan alat-alat yang memudahkan kehidupan manusia. Penemuan (Invention)
pelbagai alat termasuk dalam kajian Rekayasa dan Teknologi.

III.I NOVASI TEKNOLOGI TEKNIK SIPIL

Sejalan dengan berkembangnya ilmu Pengetahuan dan teknologi keteknikan


khususnya di bidang Teknik Sipil (civil engineering), telah banyak kemajuan yang
sangat berarti bagi umat manusia dengan ilmu teknik tercipta sebuah inovasi
konstruksi yang sangat membanggakan, hal ini membuat pekerjaan manusia menjadi
lebih sempurna sehingga korban/kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam dapat
diminimalkan. Sebagai contoh inovasi dalam mendesain/merancang gedung didaerah
rawan gempa/tsunami.

1. Inovasi Bekisting Konvensional Menjadi Bekisting Fiber


Glass Ditinjau dari segi epistimologi
Formwork atau bekisting merupakan cetakan sementara yang digunakan untuk
menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan
dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang
cukup. Adapun fungsi bekisting adalah sebagai berikut :
a. Bekisting menentukan bentuk dari beton yang akan dibuat.
b. Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh
spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran.
c. Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas, dan
dipindahkan.

Ditinjau dari segi ontologi


Bekisting konvensional (bekisting tradisional). Bekisting konvesional adalah
bekisting yang menggunakan kayu ini dalam proses pengerjaannya dipasang dan
dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting
dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu per satu setelah beton
mencapai kekuatan yang cukup. jadi bekisting tradisional ini pada umumnya
hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih
memungkinan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada
elemen struktur yang lain. Bekesting ini tidak dapat digunakan berulang kali
karena bahan dari kayu sehingga mudah hancur maka dari itu bekesting ini
termasuk boros, oleh karena itu memancing engineer untuk berfikir mencari
material baru yangbisa digunakan berulang kali sehingga bisa efisien dari segi
pemanfaatan yang berulang. Proses pembongkarannya pun lebih lama dan
menggunakan tenaga yang cukup banyak.
Bekisting fiberglass. Karena bekesting ini terbuat dari material fiber untuk
pengganti kayu dan dibuat melalui pabrikan sehingga material ini sangat kokoh
karena mutu yang lebih baik dan lebih kuat serta digunakan berulang-ulang dan
lebih mudah dari segi pemasangan dan pembongkaran, serta tidak memerlukan
banyak tenaga untuk pemasangan dan pembongkarannya.

Ditinjau dari segi aksiologi


Ada 3 tujuan penting yang harus dipertimbangkan dalam membangun dan
merancang bekisting, yaitu :
a. Kualitas. Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan
keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi, dan penyelesaian dari
pengecoran dapat dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan.
b. Keselamatan. Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan
faktor keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan atau menyangga
seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya
bagi pekerja dan konstruksi beton.
c. Ekonomis. Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan
biaya dalam proses pelaksanaan dan jadwal demi keuntungan kontraktor dan
owner (pemilik).
Terlihat bekisting fiber banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu
baik dari sisi mutu, biaya, dan waktu. bagi owner dan perencana, bekisting fiber
akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting fiber akan
mempercepat pelaksanaan. Bagi pemerintah dan masyarakat luas, bekisting fiber
akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu
dalam pelestarian lingkungan.
Berikut ini adalah keunggulan bekisting fiber :
a. bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk;
b. pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting;
c. mempercepat waktu pelaksanaan bekisting;
d. tidak berkarat;
e. tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah
dan lingkungan berair;
f. efisien secara biaya;
g. kualitas hasil yang lebih baik;
h. gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah;
i. daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. ada produk yang dapat
digunakan hingga 1000 kali;
j. tahan panas;
k. ringan, kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi;
l. ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi;
m. dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti gergaji;
n. stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang
retak, gampang untuk dibersihkan;
o. tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang
tahan cuaca;
p. sampah sisa material bekisting fiber ini dapat diolah kembali seluruhnya dan
sangat ramah lingkungan.
2. Teknologi Rumah Sederhana Tahan Gempa (C Wahyu Haryo Priyo
Sasongko)

Gempa dan tsunami yang melanda sebagian belahan Afrika dan Asia pada 26
Desember 2004 disusul gempa yang merusak Pulau Nias dan Simeulue,
menggelitik sejumlah ahli teknik konstruksi untuk mengembangkan desain rumah
tahan gempa. Salah satu lembaga pendidikan yang memiliki sejumlah tenaga ahli
teknik, Akademi Teknik Mesin Indonesia Solo, merancang rumah sederhana tahan
gempa yang tergolong murah, dengan teknologi yang cukup mudah diaplikasi
oleh penduduk di daerah rawan gempa. Rumah tahan gempa yang diberi nama
Smart Modula ini tergolong konsep revolusioner untuk konstruksi bangunan serba
guna. Desain rumah ini memiliki fleksibilitas tinggi, mudah dalam
membangunnya, dan cukup kokoh. Konsep knock down atau bongkar pasang
yang cukup sederhana ini juga praktis.

"Ide pembuatan rumah sederhana ini sebenarnya bukan sebagai rumah tahan
gempa, tetapi awalnya pesanan untuk mengganti tenda-tenda darurat saat terjadi
bencana. Konsep awal yang lebih mirip kontainer tergolong gagal karena hasilnya
terlalu berat. Rintisan rumah ini sudah berlangsung sejak lima tahun lalu," tutur
Direktur Akademi Teknik Mesin Indonesia Solo (ATMI) BB Triatmoko SJ.
Konsep ini mengalami stagnasi proses kreatif karena masih saja terpaku pada
konsep pengembangan bentuk kontainer yang baku seperti kubus. Padahal,
kebutuhan saat itu lebih pada bentuk-bentuk yang lebih fleksibel dan tidak kaku,
selain adanya persoalan bobot yang terlalu berat tadi. Lebih kurang tiga bulan
sebelum terjadi gempa, ide mengembangkan rumah sederhana tersebut kembali
tebersit.

Saat itu Triatmoko melihat deretan permukiman kumuh di Jakarta, dari atas
pesawat yang ditumpanginya. Pemikirannya tertumpu pada keinginan untuk
menata permukiman kumuh tersebut tampak lebih rapi, namun tetap murah.
"Rumah tidak hanya sekadar tempat berlindung, tetapi juga cerminan self identity
dari pemiliknya. Rumah juga bisa menumbuhkan self confidence dan mengangkat
harga diri penghuninya. Meski rumah sederhana dikembangkan untuk segmen
rakyat kecil secara massal, tetap saja harus ada standar kualitas yang bisa
dipertanggungjawabkan, tidak dibuat secara asal-asalan," kata Triatmoko.
Persoalan rapi dalam koridor ukuran ini identik dengan presisi dan siku-siku yang
bisa juga memunculkan keindahan estetis, yang memang sudah menjadi tradisi
ATMI. Konsep rumah pengganti tenda itu pun mulai beralih ke rumah murah dan
mulai meninggalkan konsep bentuk kontainer. Saat tragedi tsunami terjadi,
Triatmoko memikirkan inovasi rumah murah yang sederhana ini beralih ke
konsep rumah tahan gempa.

Struktur metal

Struktur kerangka utama rumah tahan gempa ini menggunakan bahan metal utuh,
tepatnya besi kanal C yang relatif ringan. Menurut Triatmoko, awalnya memang
menggunakan besi pipa yang dinilai kuat dan kokoh. Pertimbangan beralih ke besi
kanal C lebih karena besi pipa terlampau berat. Saat menggunakan besi pipa,
proses pembangunan rumah memerlukan orang yang cukup banyak. Bahkan,
untuk mengangkat struktur yang membentang di bagian atas, harus terpaksa
menggunakan derek. Setelah melalui uji coba pembuatan prototipe sebanyak 4-5
kali, dipilih besi kanal C. Dengan struktur dari besi kanal C ini, untuk merakit
struktur kerangka rumah hanya membutuhkan tiga orang. Alternatif bahan metal
dari besi kanal C yang digunakan ada dua jenis, yakni hot deep galvanis dan zing
alumunium (54 persen seng, 46 persen aluminium). Untuk hot deep galvanis, jika
dibiarkan tanpa dilapisi pelindung atau cat, mampu bertahan sekitar 10-15 tahun.
Sementara pada kondisi yang sama, bahan zing alumunium mampu bertahan
hingga 20 tahun.Daya tahan terhadap korosi akan bertambah lama jika kedua
bahan tersebut dilapisi pelindung. Struktur utama rumah ini mampu menahan
gempa karena dihubungkan dengan baut. Lubang baut sengaja dibuat oval
sehingga meski baut dikencangkan, saat ada goncangan yang hebat, masih
memungkinkan struktur ini bergerak fleksibel. Ada semacam ruang yang
memungkinkan adanya pergerakan ke kiri-kanan maupun pergerakan ke atas-
bawah. Struktur utama rumah tahan gempa ini tidak ditanam atau ditopang dengan
fondasi yang memanjang di bawah dinding rumah, tetapi hanya menggunakan
umpak di setiap sudut rumah. Konsepnya mengadopsi model rumah tradisional
adat Jawa yang dibuat dari kayu. Dengan penopang semacam ini, saat terjadi
gempa, relatif bisa fleksibel. Jika menggunakan model fondasi seperti rumah-
rumah konvensional, hampir dipastikan akan mengalami keretakan atau patah saat
dilanda gempa hebat.Struktur ini jauh lebih ringan jika bahan besi kanal C diganti
dengan bahan composite fiber. Untuk mengangkat besi kanal C sepanjang ruas
utama kerangka rumah diperlukan dua orang, sedangkan untuk mengangkat
komponen yang sama dari bahan composite fiber hanya membutuhkan satu
orang.Composite fiber yang lebih banyak dikembangkan di China ini
teknologinya sudah dikuasai ATMI. Pengembangan yang dilakukan ATMI
tergolong berhasil. Keunggulannya, selain tahan korosi dan api serta kekuatannya
relatif sebanding dengan besi kanal C, bahan composite fiber ini juga lentur.
Hanya saja penggunaan composite fiber untuk rumah sederhana tahan gempa ini
membutuhkan biaya yang lebih banyak karena harganya jauh lebih mahal.

Sterofoam

Salah satu keunggulan dari rumah tahan gempa ini adalah material dinding yang
juga knock down. Beberapa alternatif yang ditawarkan antara lain dinding dari
bahan panel sheet metal dengan pelapis akhir powder coating (semacam pelat besi
yang dilapisi pelindung karat), flexon atau beton ringan, dan yumen (serat kayu
yang dipres). Inovasi Atmi terletak pada penggunaan teknologi flexon untuk
dinding. Teknologi ini cukup familiar di kalangan industri perminyakan karena
sering digunakan untuk menambal sumur-sumur bor. Meski demikian,
penggunaan teknologi flexon pada konstruksi rumah memang baru diterapkan
oleh ATMI. Flexon yang digunakan untuk dinding rumah ini terbuat dari
campuran semen dan sterofoam. Ide dasarnya, semen merupakan material yang
kuat dan mempunyai nilai ekonomis yang memadai. Untuk menjawab persoalan
mengurangi beban yang harus ditopang struktur kerangka utama, diperoleh
jawaban dengan menggunakan sterofoam untuk campuran dinding
beton.Ketebalan dinding dari flexon ini hanya 4-5 cm sehingga jauh lebih ringan
dari dinding tembok atau batako yang jauh lebih tebal. Meski tergolong tidak
tebal, kekuatan flexon ini bisa diandalkan, dalam bahasa Triatmoko bisa
dipertanggungjawabkan. Uji tekan yang dilakukan pada flexon ternyata mampu
bertahan dalam tekanan 230 kg per cm². Bahkan dinding flexon ini juga tahan api
dan sudah terbukti mampu bertahan saat diuji dengan oven pada suhu 200 derajat
Celsius selama 12 jam. Mencetak flexon memang bisa dilakukan oleh orang
kebanyakan, asalkan mengikuti komposisi yang dianjurkan ATMI. Persoalannya,
untuk mencampur semen dan sterofoam dibutuhkan cairan kimia atau chemical
untuk mengikat polisteris dari sterofoam dengan semen. Justru chemical inilah
kunci dari teknologi flexon, dan cairan ini murni temuan ATMI. Triatmoko
mengaku, penemuan ini ke depan akan dipatenkan. Penggunaan sterofoam untuk
memperingan persoalan beban ternyata tidak tercetus begitu saja. Alternatif bahan
lain sempat diuji coba oleh ATMI, antara lain kulit gabah, merang, dan serat kayu.
Pilihan jatuh pada sterofoam karena ATMI juga ingin menjawab persoalan
sampah sterofoam yang selama ini tidak bisa dimusnahkan ataupun di daur
ulang.Uniknya, pengadaan streofoam parut yang digunakan untuk campuran
flexon ini melibatkan pemulung. Triatmoko memiliki pemikiran, penggunaan
bahan ini bisa meningkatkan pendapatan pemulung sekaligus mengurangi sampah
sterofoam yang tidak bisa dimusnahkan atau di daur ulang. Teknologi ini juga bisa
dikembangkan untuk atap rumah.Flexon juga memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Sekadar perbandingan, untuk tiap meter persegi tembok bata membutuhkan
biaya Rp 90.000-Rp 100.000. Sementara untuk bahan yumen, pada luasan yang
sama membutuhkan biaya Rp 70.000-Rp 80.000. Dengan menggunakan bahan
flexon, tiap meter perseginya hanya membutuhkan biaya sekitar Rp
35.000.Sayangnya, teknologi ini tidak bisa diterapkan untuk lantai karena kurang
memiliki fleksibilitas. Meski demikian, ATMI menawarkan beberapa alternatif
bahan untuk menjawab persoalan tersebut, antara lain dengan kayu, multipleks,
dan beton cor.

Megaproyek

Jika sejak awal selalu disampaikan mengenai konsep rumah murah, maka orang
akan bertanya-tanya seberapa ekonomiskah rumah rancangan ATMI ini. Sekadar
pembanding, Triatmoko menyampaikan, untuk membangun rumah konvensional
dengan tembok, tiap meter perseginya membutuhkan biaya Rp 1-1,5 juta.
Sedangkan rumah tahan gempa produksi ATMI ini untuk luasan yang sama hanya
membutuhkan Rp 500.000. Untuk membuat rumah tipe 36, ia memperkirakan,
hanya membutuhkan biaya Rp 20-25 juta."Keunggulan lainnya, konstruksi knock
down memungkinkan adanya perluasan bangunan, baik melebar ke samping
maupun ke atas (tingkat). Jadi, penambahan ruang bisa dilakukan seiring dengan
meningkatnya penghasilan si empunya rumah atau kebutuhan karena
bertambahnya jumlah anggota keluarga," tutur Triatmoko.Rumah tahan gempa ini
bahkan sudah teruji. Tiga prototipe yang dibuat di Pulau Breh, Kepulauan Aceh
yang diresmikan sejumlah tokoh agama nasional ternyata mampu bertahan saat
menghadapi gempa susulan. Menurut Triatmoko, dengan kekuatan gempa sebesar
6,1 skala Richter dan 8,3 skala Richter beberapa waktu yang lalu, ketiga rumah
tersebut ternyata masih utuh. Pada bulan April-Juni dibangun lagi sekitar 300
rumah sederhana tahan gempa di pulau tersebut. Tak hanya itu, sejumlah negara
dari Afrika, yakni Mali dan Ghana, sudah mempertanyakan kemungkinan
digunakannya teknologi tersebut di negara mereka. Bahkan, lembaga Selavipe
dari Chili, yang hingga kini telah membangun sejumlah 350.000 rumah sederhana
untuk rakyat miskin, juga tertarik untuk mengembangkan rumah buatan ATMI ini.
(C Wahyu Haryo Priyo Sasongko).

3. Rumah Tahan Gempa (Sutoyo Dirangkum : Bagus Prahutdi)

Jika kita melihat secara geologis, Indonesia terletak pada jalur Ring of Fire. Selain
terletak pada kawasan Ring of Fire. Indonesia juga terletak di Asian Plate
(Lempengan Asia) paling selatan. Atau terapit oleh dua lempengan besar lainnya.
Yakni, Hindia Australia Plate dan Pasific Plate. Jadi seharusnya kita tak perlu
terlalu heran jika banyak sekali gempa dan gempa yang berpotensi tsunami di
Indonesia. Akan tetapi mengapa baru sekarang sering terjadi ? . Hal ini
disebabkan oleh Ring of Fire, serta kekuatan Energi yang dikeluarkan oleh tiga
lempengan besar mengendap selama selang waktu tertentu. Dan akhirnya energi
yang besar itu terlepas, lempengan tidak kuat menahan, dan terjadilah gempa.
Atau kita lebih mengenal kata Subduction, yakni proses lempengan yang
menghujam ke bawah. Subduction sendiri terbagi menjadi dua, yaitu plastis dan
elastis. Subduction Elastis adalah patahan yang sering menyebabkan gempa
terjadi. Indonesia membagi wilayahnya menjadi enam dalam kategori gempa :
Wilayah 1 : 0,03 x gravitasi Wilayah 2 : 0,10 x gravitasi Wilayah 3 : 0,15 x
gravitasi Wilayah 4 : 0,20 x gravitasi Wilayah 5 : 0,25 x gravitasi Wilayah 6 : 0,30
x gravitasi Adapun data gempa yang terjadi di NAD : Tanggal dan waktu :
Minggu, 26 Desember 2004, jam 07.59 WIB Magnitude : 9,0 Skala Richter Pusat
gempa : 3,307° LU 95,947° BT dengan kedalaman 30 KM Di samping itu ada
beberapa syarat suatu gempa yang berpotensi Tsunami, yaitu : Kekuatan gempa di
atas 6,3 SR Pusat gempa berada di lautan Kedalaman dangkal, yakni >40 KM
Terjadi deformasi vertikal Jelas sekali bahwa gempa yang terjadi di Aceh telah
memenuhi syarat di atas, sehingga dapat berpotensi Tsunami. Tanda-tanda
datangnya Tsunami di pantai setelah terjadi gempa di lautan : Air laut yang surut
secara tiba-tiba bau amis yang sangat menyengat. Dari kejauhan tampak
gelombang putih dan suara gemuruh yang sangat keras Sebenarnya fakta yang
menunjukkan pada waktu itu menunjukkan ciri-ciri dan keadaan seperti di atas.
Namun, sebenarnya dapat dihindari untuk korban tsunami yang menelan korban
banyak jika mereka wapada. Hasil penyelusuran di lapangan. Karena pada saat
itu, selang waktu dari terjadinya gempa hingga Tsunami sampai ke pantai terdekat
sekitar 20 menit (Kecepatan Tsunami pada waktu itu ±800 KM/jam atau setara
dengan kecepatan Pesawat Boeing 747). Lalu bagaimana cara mengantisipasi
suatu bangunan agar tahan terhadap gempa (dalam hal ini memang ada bangunan
yang tahan gempa, tetapi tidak ada bangunan yang tahan terhadap Tsunami .
Karena hampir semua bangunan yang ada di Aceh saat itu luluh lantah akibat
Tsunami. Hanya ada puluhan bangunan yang hancur akibat gempa karena
strukturnya kurang kuat atau tanah yang tidak seimbang). Dasar-dasar
Perencanaan bangunan tahan gempa Apa tujuan dibuatnya bangunan yang tahan
gempa? Mencegah timbulnya korban jiwa Mencegah timbulnya kerugian harta
benda Bagaimana pengaruh gempa teradap konstruksi suatu bangunan? Dalam
keadaan statis Suatu bangunan akan memikul beban gravitasi dari : Berat sendiri
(Wt) Beban hidup Dalam keadaan gempa Akibat gempa, terjadi suatu getaran
yang menimbulkan percepatan pada permukaan tanah yang langsung
mempengaruhi konstruksi bangunan dan menimbulkan gaya horizontal pada
bangunan Setelah itu tegantung pada bahan bangunan yang ada pada suatu
bangunan. Karena setiap konstruksi bangunan memakai berbagai macam bahan
yang tentu mempengaruhi kekakuan bangunan tersebut. Kombinasi dari bahan
bangunan tersebut yang menyebabkan perbedaan percepatan pada suatu
bangunan. Jika bangunan tersebut kaku. Maka pergerakannya dapat dipastikan
akan mengikuti gera tanah. Akan tetapi dalam hal ini tidak ada juga bangunan
yang kaku secara sempurna. Tiga macam gaya yang bekerja pada suatu bangunan
saat terjadi gempa : Gaya Inersia Massa x percepatan yang dialami bahan
bangunan. Gaya Inersia menyebabkan terjadinya perpindahan relatif. Gaya
redaman Faktor redam x kecepatan . Gaya redaman ini melawan gaya Inersia yang
terjadi. Gaya redaman juga tergantung pada jenis bahan dan sistem konstruksi.
Gaya pegas Konstanta pegas x perpindahan relatif. Gaya pegas ini berusaha untuk
mengeliminir perpindahan relatif tadi. Dan menimbulkan tegangan-tegangan
dalam unsur bangunan.

Ketahanan suatu konstruksi ditentukan oleh empat faktor :

a. Massa / berat bangunan; semakin berat suatu bangunan, semakin besar pula
persentase keruntuhannya.
b. Kekuatan / mutu bahan bangunan; sebaiknya jika ingin mempunyai bangunan
yang kuat, gunakan bahan-bahan yang bermutu tinggi. Walaupun mahal
sekalipun.
c. Kekakuan konstruksi; semakin kaku, maka semakin susah pula bangunan
akan runtuh saat terjadi gempa.
d. Mutu pelaksanaannya; dalam artian jika kita membangun suatu konstruksi
haruslah sesuai dengan target waktu yang sudah direncanakan. Jika lebih
cepat, maka lebih baik. Tetapi dalam waktu yang singkat itu pula perlu
diketahui bahwa pekerjaan yang telah dilakukan memenuhi standar kerja.

Agar ketahanan suatu konstruksi bangunan kuat dan kokoh. Diperlukan beberapa
langkah dalam pelaksnaannya :

a. Hindari sejauh mungkin penggunaan material yang berat. Hindari mungkin


kekakuan konstruksi yang besar. Sangat bijaksana jika membangun sebuah
konstruksi dengan kekakuan sederhana agar lebih elastis.
b. Penggunaan bahan-bahan yang bermutu tinggi. Pergunakan cara pelaksanaan
konstruksi yang sesuai dengan persyaratan yang diberlakukan. Mutu :
Kesesuaian antara aktualisasi dengan spesifikasi yang direncanakan. Setiap
bagunan juga harus memenuhi standat BMW-S, yakni Biaya-Mutu-Waktu-
Safety ( keamanan )
c. Denah bangunan. Denah bangunan sedapat mungkin berbentuk sederhana.
Sedapat mungkin denah dibuat simetris. Perbandingan antara lebar dan
panjang tidak terlalu besar 0,2 L ≤ B ≤ L ; B : beban ; L : panjang.

IV.PENUTUP

Setelah kita memahami tentang arti filsafat, etika dan ilmu dalam bidang Engineer
khususnya Teknik Sipil. Tentunya kita menyadari bagaimana dari ilmu itu tercipta
suatu Inovasi yang sangat berguna bagi kemajuan umat manusia. Kita sebagai
Engineer dituntut untuk lebih memperhatikan nilai-nilai keselamatan umat manusia
dalam mendesain/merancang sebuah bangunan. Sadarlah bahwa kita semua ini adalah
engineer? Yang merancang kehidupan, yang membentuk kepribadian, yang turut andil
medesain kehidupan kita, orang terdekat kita atau bahkan orang yang tidak kita kenal
pun mendapat imbas dari apa yang kita lakukan, kita putuskan dan kita perbuat.

Kita tidak harus memilih pandangan mana yang paling baik bagi kehidupan kita,
cukup hanya dengan memikirkan terlebih dahulu semua yang kita perbuat, itu akan
memperbaiki kehidupan kita. Filsafat etika wajib bagi seorang engineer dan seluruh
manusia.

Etika rekayasa dalam ilmu teknik sipil yaitu suatu sikap, prilaku atau moral yang baik
yang harus diterapkan oleh setiap orang terutama dalam bidangilmu teknik karena ini
menyangkut banyak pihak dan dapat merugikan banyak pihak terutama dalam bidang
perekayasaan atau perencanaan suatu bangunan teknik sipil.

Anda mungkin juga menyukai