Anda di halaman 1dari 6

DISUSUN DALAM MEMENUHI TUGAS

ETIKA KEILMUAN

MAKALAH

OLEH
EKO SAPTO NURROCHMAT
NIM. 230525806933

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
SEPTEMBER 2023
A. KONSEP DASAR FILSAFAT ILMU.
Filsafat ilmu memiliki tiga cabang kajian yaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi.
1. Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada.
Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik
secara jasmani maupun secara rohani. Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-
landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan
itu biasanya kita sebut dengan Metafisika.
Selain Metafisika juga terdapat sebuah asumsi dalam aspek ontologi ini.
Asumsi ini berguna ketika kita akan mengatasi suatu permasalahan. Dalam asumsi
juga terdapat beberapa paham yang berfungi untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tertentu, yaitu: Determinisme (suatu paham pengetahuan yang sama
dengan empiris), Probablistik (paham ini tidak sama dengan Determinisme, karena
paham ini ditentukan oleh sebuah kejadian terlebih dahulu), Fatalisme (sebuah paham
yang berfungsi sebagai paham penengah antara determinisme dan pilihan bebas), dan
paham pilihan bebas. Setiap ilmuan memiliki asumsi sendiri-sendiri untuk
menanggapi sebuah ilmu dan mereka mempunyai batasan-batasan sendiri untuk
menyikapinya. Apabila kita memakai suatu paham yang salah dan berasumsi yang
salah, maka kita akan memperoleh kesimpulan yang berantakan.

2. Epistemologi
Epistemologi, (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos
(kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat,
karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering
diperdebatkan dan dibahas dalam bidang safat, misalnya tentang apa itu pengetahuan,
bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan
keyakinan.
Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari
ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera
dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode
positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.
3. Aspek Aksiologi
Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk apa ilmu itu
digunakan. Menurut Bramel, dalam aspek aksiologi ini ada Moral conduct, estetic
expresion, dan sosioprolitical. Setiap ilmu bisa untuk mengatasi suatu masalah sosial
golongan ilmu. Namun, salah satu tanggungjawab seorang ilmuan adalah dengan
melakukan sosialisasi tentang menemuannya, sehingga tidak ada dengan hasil
penemuan tersebut. Dan moral adalah hal yang paling susah dipahami ketika sudah
mulai banyak orang yang meminta permintaan, moral adalah sebuah tuntutan.
Ilmu bukanlah sekadar pengetahuan (knowledge). Ilmu memang berperan
tetapi bukan dalam segala hal. Sesuatu dapat dikatakan ilmu apabila objektif, metidis,
sistematis, dan universal. Dan knowledge adalah keahlian maupun keterampilan yang
diperoleh melalui pengalaman maupun pemahanan dari suatu objek. Sains merupakan
kumpulan hasil observasi yang terdiri dari perkembangan dan pengujian hipotesis,
teori, dan model yang berfungsi menjelaskan data-data.

B. SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI


- SAINS
(science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. Sunddan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan
pengetahuan dan proses.Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah
kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan prosesyang tidak dapat dipisahkan.
"Real Science is both product and process, inseparably Joint"(Agus. S. 2003: 11) Sains
sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukanpenyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkandata, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini
tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala
alam dapat berbentuk kuantitas
- INOVASI
Inovasi merupakan setiap ide atau pun gagasan baru yang belum pernah ada
atau pun diterbitkan sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya berisi terobosan-terobosan
baru mengenai sebuah hal yang diteliti oleh sang inovator (orang yang membuat
inovasi). Inovasi biasanya sengaja dibuat oleh sang inovator melalui berbagai macam
aksi atau pun penelitian yang terencana.
Sebuah ide, gagasan, atau pun teori hanya bisa digolongkan ke dalam sebuah
inovasi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Khas
Ciri utama dari sebuah inovasi adalah khas. Inovasi harus memiliki ciri khas
sendiri yang tidak dimiliki atau pun ada pada ide atau pun gagasan yang sudah ada
sebelumnya. Tanpa ciri khas yang spesifik, sebuah ide atau pun gagasan tidak
dapat digolongkan menjadi sebuah inovasi baru.

2. Baru
Ciri ke dua dari sebuah inovasi adalah baru. Setiap inovasi harus lah merupakan
ide atau pun gagasan baru yang memang belum pernah diungkapkan atau pun
dipublikasikan sebelumnya.

3. Terencana
Ciri ketiga dari sebuah inovasi adalah terencana. Sebuah inovasi biasa nya sengaja
dibuat dan direncanakan untuk mengembangkan objek-objek tertentu. Dengan
kata lain, setiap inovasi yang ditemukan pada dasar nya merupakan kegiatan yang
sudah direncanakan sejak awal.

4. Memiliki Tujuan
Ciri terakhir yang harus ada pada inovasi adalah memiliki tujuan. Seperti yang
telah dijelaskan di poin yang sebelumnya, inovasi merupakan aktivitas terencana
untuk mengembangkan objek-objek tertentu (tujuannya adalah mengembangkan
objek – objek tertentu).
- TEKNOLOGI
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperluka aspekn bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi
alat-alat sederhana.
C. SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL
DITINJAU DARI ASPEK EPISTEMOLOGI, ONTOLOGI DAN AKSIOLOGI
Bahan Pengganti Tembok Batu Bata dengan Tembok Panel Pracetak dengan
Tulangan Batang bambo untuk Daerah Rawan Gempa
Filosofinya mengapa dinding tembok yang terbuat dari batu bata diganti dengan
dinding panel
Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi
dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan perlakuan khusus,
seperti didaerah gempa dan bangunan gedung bertingkat. Pembuatan dinding dengan bata merah yang
dikerjakan di lapangan menimbulkan dampak yang tidak baik di lapangan seperti pekerjaan lama, boros
tenaga kerja, memiliki berat jenis tinggi dan berbahaya ketika terjadi gempa. Untuk itu maka dibuatlah
alternatif pengganti dinding/tembok batu kali/batu bata dengan menggunakan dinding panel yang lebih
tipis ringan dan memiliki kekuatan yang tidak kalah dari dinding/tembok yang dibuat dari batu kali
ataupun dari batu bata, bahkan kekuatan dari dinding panel ini bisa melebihi dari bahan – bahan tersebut
diatas.
Dinding panel adalah salah satu dari perkembangan teknologi dibidang beton pracetak
(precast). Dinding pracetak (precast) bukanlah suatu elemen struktur, yang mana dalam
pemakainnya diupayakan memiliki berat yang relatif ringan sehingga tidak memberikan
beban yang berlebih bagi struktur bangunan. Dinding panel pada umumnya dibuat secara
fabrikasi secara massal menggunakan campuran beton normal (air, agregat halus, agregat
kasar, dan semen) dan diberikan tulangan di dalamnya. Tulangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah anyaman bambu. Bambu memang merupakan tanaman yang kuat. Wajar
apabila bambu dijadikan sebagai kandidat untuk menggantikan baja tulangan.
Manfaat menggunakan dinding panel antara lain meringankan system pondasi
keseluruhan bangunan, kedap suara dengan adanya selular (lubang-lubang partikel di dalam
panel) yang membantu menurunkan volume suara dibadingkan dengan tembok biasa atau
dengan gypsum board, ukuran dinding panel beton bias dipesan sesuai dengan kebutuhan
untuk ketebalan 4 - 12 cm dan panjangnya 275 – 300 cm, kualitas dinding beton yang lebih
baik dan kuat dibandingkan dengan dinding berbahan bata menjadi salah satu alasan
pemilihan beton, pemasangan pada bangunan lebih mudah dan waktu yang dibutuhkan relatif
lebih cepat dibanding dinding konvesional dari bahan batu bata. Dari beberapa manfaat
dinding panel, maka dinding panel tetap lebih memiliki kelebihan dibandingkan dengan
dinding konvesional dari bahan batu bata. Dinding umumnya mengalami retak, lembab dan
kerapuhan untuk dinding panel ini bisa mengatasi semuanya. Kelebihan dinding panel ini
lebih ringan dan tipis.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Barendra Agni Anji Jaya (2013) yang meneliti
tinjauan kuat lentur dinding panel menggunakan anyaman bambu dengan styrofoam sebagai
pengganti agregat, didapatkan hasil nilai kuat lentur dinding panel lebih tinggi dari kuat lentur
pasangan batu bata. Sehingga mampu menahan getaran gempa karena lebih lentur dan ringan.

Kesimpulan
Ditinjau dari ketiga aspek yaitu epistemology, ontology serta axiology disimpulkan
bahwa munculnya inovasi baru dari pemasangan dinding konvesional menjadi dinding panel
cetak pratekan dengan tulangan bambu memberi kemudahan kepada para pekerja konstruksi
dalam memasang dinding panel. Dengan menghadirkan material yang kuat, ekonomis yang
bisa digunakan di daerah rawan gempa.

Anda mungkin juga menyukai