Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ISBD

KEBUDAYAAN BAWEAN

Disusun oleh :

Munawar - 183600016
Rizky Setyobudi - 183600030
Achmad Aripin - 183600052

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga laporan berjudul
“KEBUDAYAAN BAWEAN” ini dapat tersusun.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis
terima dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis
agar kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya
dan pada khususnya pembaca.

Surabaya, 18 Desember 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya merupakan sebuah hasil dari pemikiran, tingkah laku, adat, norma
dan peraturan yang sudah ada atau terdahulu. Dalam hal ini, Prof. Dr.
Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Setiap budaya
memiliki identitas masing-masing sebagai ciri khas kebudayaan asli mereka.
Indonesia sebagai Negara yang kaya akan kebudayaan masing-masing
tentu memiliki berbagai suku bangsa dari daerah yang berbeda-beda. Banyak suku
bangsa yang ada di setiap daerah di Indonesia. Antara lain yaitu suku aceh, suku
Minangkabau, suku jawa, suku batak, suku betawi, suku dayak, suku Madura,
suku bugis, suku asmat, suku ambon, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Salah satu suku baru yang ada di Indonesia ialah suku Bawean yang
berasal dari asli Gresik. Dimana suku ini hampir mirip dengan suku yang ada di
Madura dan bahasanya pun hampir sama dengan bahasa Madura namun memiliki
percampuran dengan bahasa jawa.
Suku ini baru tercatat di pemerintahan sekitar tahun 2010, jadi masih
tergolong baru dengan yang disebut suku. Hal ini tentu berhubungan dengan pulau
Bawean yang ada di utara pulau jawa. Tentu hal ini menjadikan suku Bawean
terkenal dengan suku yang berasal dari Madura dari pada asli Gresik yang sesuai
dengan asli suku tersebut berasal.

3
BAB II
KEBUDAYAAN BAWEAN

1. Kebudayaan
Mengenal Kebudayaan dan Adat Istiadat Suku Bawean Dari Kabupaten
Gresik Jawa Timur. Suku Bawean merupakan etnis kelompok melayu yang
mendiami pulau Bawean yang terletak di laut jawa antara pulau Kalimantan dan
pulau jawa. Terletak sekitar 80 mil kearah utara Surabaya. Pulau Bawean terdiri
atas dua kecamatan, yaitu kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak.
Terdapat salah satu kelurahan di bawean, yaitu Diponggo yang bahasanya
berbeda jauh dari desa-desa yang lain. Mereka berbahasa semi Jawa yang
merupakan warisan dari seorang ulama wanita yang pernah menetap di desa itu,
yaitu waliyah Zainab, yang kabarnya masih keturunan Sunan Ampel.

1. Sistem kepercayaan
Agam islam merupakan agama Mayoritas masyarakat Bawean. Sedangkan
agama lain merupakan masyarakat pendatang. Penyebaran Agama Islam di
Bawean terjadi pada awal abad ke-16 yang dibawa oleh Maulana Umar Mas'ud.
Sampai saat ini, Makam beliau merupakan tujuan peziarah lokal maupun dari luar
Bawean. Makamnya terletak di wilayah Sangkapura di pantai selatan pulau
tersebut. selain itu juga terdapat ulama wanita di pantai utara, tepatnya di desa
Diponggo terletak di atas dataran tinggi. Ia merupakan penyebar agama islam di
Diponggo, namanya Waliyah Zainab.

2. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bawean yang memiliki kemiripan
dengan bahasa Madura. Meskipun bahasanya yang mirip, tapi adat dan budaya
sukus Bawean sangat berbeda dengan Madura. Mereka juga tidak mau disebut
sebagai orang Madura karena perbedaan kebudayaan. Bahasa Bawean ditengarai
sebagai kreolisasi bahasa Madura karena kata-kata dasarnya yang berasal dari
bahasa ini.

3. Budaya Merantau
Masyarakat Bawean juga terkenal dengan budaya merantau. Mereke
merantau ke Bandar Malaka berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu karena
pada abad 15 dan 16 Bandar Malaka menjadi pusat perdagangan. Mereka
merantau dengan alasan ekonomi maupun tradisi hingga akhirnya terjadi migrasi
ke semenanjung Malaka dan sekitarnya. Pada tahun 1849 jumlah orang Bawean di
Singapura berjumlah 763 dan jumlahnya terus bertambah pada tahun 1957
sebanyak 22.167. Para perantau Bawean pada abad 19 menggunakan kapal

4
jurusan Bawean ke Singapura yang dimiliki oleh pengusaha keturunan Palembang
yang biasa disebut Kemas.

4. Kesenian
Setiap suku bangsa di Indonesia, memiliki kesenian yang unik dan
berbeda-beda. Sama halnya dengan suku Bawean. Di bawah ini adalah kesenian
dari masyarakat Bawean.

a. Kercengan
Kesenian ini biasa dipertunjukkan sewaktu acara Perkawinan.
Masyarakat Madura menyebut nama kercengan dengan Hadrah. Penari berbaris
sebaris atau dua baris. Pemain kompang dan penyanyi duduk di barisan
belakang. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu salawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Pemain dari kesenian kercengan terdiri dari laki-laki dan
perempuan.

b. Cukur Jambul
Cukur jambul merupakan adat istiadat yang diperuntukkan pada bayi
yang telah genap usianya 7 atau 40 hari. Cukur jambul diiringi dengan bacaan
berzanji bersama paluan kompang.

c. Pencak Bawean
Pencak Bawean sering ditampilkan dalam acara hari besar seperti hari
kemerdekan 17 agustus maupun acara perkawinan orang bawean. Pencak
Bawean mengutamakan keindahan langkah dengan memainkan pedang.
Pencak Bawean mengutamakan keindahan langkah dengan memainkan pedang
yang panjang.

Gambar 2.1. Pencak silat Bawean.

5
d. Mandiling
Mandiling adalah seni pantun. Hingga kini, di Bawean masih tetap
eksis dan sering juga dipentaskan. Biasanya, mereka berkelompok. Ada
beberapa orang yang menabuh gendang lonjong dan gong.
Selanjutnya, orang lelaki dan perempuan berhadap-hadaoan dan tampil
menari sambil berpantun jenaka. Kadang pula pementasan ini melibatkan
penonton, sehingga membuat mandiling meriah. Hingga saat ini grup
mandiling yang masih eksis dan terkenal di Bawean berasal dari Desa Daun.

Gambar 2.2. Mandiling

e. Tok - Tok
Sapi-sapi jantan itu dipersiapkan untuk diadu dalam sebuah pagelaran
aduan sapi, yang lazim disebut “tok-tok” oleh masyarakat di Pulau Bawean.
Tok-tok yang menjadi hiburan rakyat ini telah menjadi tradisi turun temurun
sejak lama.
Sapi yang dinyatakan kalah dalam pertarungan biasanya lari hingga
keluar arena. Bahkan terkadang ada yang terluka dan cedera.
Kalau ada yang terluka itu biasa, tapi kalau sampai cedera parah dan sampai
harus disembelih tok-tok di pulau Bawean juga menjadi ajang adu gengsi para
peternak sapi. Mereka merasa bangga jika sapinya keluar sebagai
pemenang. “Biasanya sapi yang selalu menjadi pemenang harganya akan
semakin tinggi.

Gambar 2.3. Tok-tok

6
5. Flora dan Fauna
Di Bawean terdapat spesies rusa yang hanya ditemukan (endemik) di
Bawean, yaitu Axis kuhli. Selain itu di Pulau Bawean juga ditanam manggis,
salak, buah merah, dan durian untuk konsumsi lokal. Puluhan spesies ikan laut
juga terdapat di pantai pulau ini.
Flora Dapat dijumpai digoba (Aglaria abeagnoides), angsana (Pterocarpus
indicus), pangopa (Eugenia lepidocarpa), binong (Tetrameles nudiflora), kenari
(Canarium asperum), aren (Arenga pinnata), jarak (Jatropha curcas), dan lain-lain.
Sedangkan fauna di Pulau Bawean antara lain Rusa Bawean (Axis kuhlii), Babi
hutan (Sus sp), Landak (Hystric brachyura javanica), Kera ekor panjang(Macaca
Fascicularis), Kaluang (Pteropus alecto), Burung pergai (Fregata minor), Burung
Walet (Collocalia fueiphagus), Ayam Hutan (Galus sp), Biawak (Varanus
salvator), Ular Phyton Ular Pohon dan Bungarus Candidus.

Gambar 2.4. Rusa Bawean


a. Rusa Bawean
Rusa bawean (Axis kuhlii) adalah sejenis rusa yang saat ini hanya
ditemukan di Pulau Bawean di tengah Laut Jawa, Secara administratif pulau ini
termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Spesies ini
tergolong langka dan diklasifikasikan sebagai "terancam punah" oleh IUCN.
Populasinya diperkirakan hanya tersisa sekitar 300 ekor di alam bebas. Rusa
Bawean hidup dalam kelompok kecil yang biasanya terdiri atas rusa betina dengan
anaknya atau jantan yang mengikuti betina untuk kawin. Mereka tergolong hewan
nokturnal atau aktif mencari makan di malam hari.

6. Rumah Adat Bawean


Rumah asli Bawean merupakan rumah yang banyak mengapdopsi dari luar
Pulau Bawean dilihat dari struktur bangunannya, yang nantinya bisa di jadikan
Home Stay untuk wisatawan yang akan menginap.

7
Gambar 2.5. Rumah adat bawean

a. Dhurung 
Durung suatu pondokan rumah dari kayu berbentuk panggung
berukuran kecil yang biasa di bangun di depan rumah yang atapnya biasa di
gunakan untuk menyimpan beras atau hasil pertanian lainnya. dan di bawah
di fungsikan tempatan berkumpul, berdiskusi atau bercengkrama melepas
kepenatan. 

8
Gambar 2.6. Dhurung

7. Kerajinan 
Tikar pandan dari Bawean mempunyai corak yang beragam. Tikar pandan
bisa di jadikan kerajinan tas dan tempat pensil yang dapan menambah daya tarik
pembeli wisatawan untuk oleh – oleh.

9
BAB III
WAWANCARA MASYARAKAT ASLI BAWEAN

Kepulauan Bawean termasuk bagian dari Kota Gresik tapi mempunyai


kebudayaan yang tersendiri, salah satunya adalah bahasanya. Kepulauan Bawean
mengerti 2 bahasa yaitu bahasa bawean dan bahasa indonesia. Hasil wawancara
kami kepada salah satu masyarakat bawean menyatakan bahwa bahasa bawean
mempunyai kemiripan dengan bahasa madura, sebagian besar masyarakat disana
menggunakan bahasa bawean untuk berkomunikasi, dan hanya menggunakan
bahasa indonesia dengan pendatang tetapi untuk orang yang sudah berumur 40
tahun keatas terkadang ada yang tidak bisa menggunakan bahasa indonesia.
Kemudian Kepulauan Bawean mempunyai keanekaragam kesenian, salah
satunya orkes mandiling yang merupakan seni pantun yang diiringi musik
gendang dan gong, dimana seorang atau sekelompok laki-laki dan perempuan
yang saling berhadapan sambil menari dan berbalas pantun.
Kepulauan Bawean merupakan daerah yang mayoritas warganya
mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan nelayan, dikarenakan sebagian
besar wilayah Kepulauan Bawean dikelilingi oleh laut dan pantai.
Kepulauan Bawean merupakan salah satu tujuan wisata bagi para
wisatawan dari luar maupun dalam negeri, banyak sekali objek wisata yang tak
kalah indah dibandingkan wisata-wisata lain yang ada di Indonesia, salah satunya
tempat wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung di Kepulauan Bawean
adalah Pulau Gili Noko disana adalah sebuah gundukan pasir di tengah lautan
yang terpisah dengan Pulau Bawean. Tetapi sayangnya kawasan wisata di Pulau
Bawean masih ada orang yang masih kurang peduli dengan lingkungan
sekitarnya, seperti contohnya membuang sampah sembarangan.

10
BAB IV
SOLUSI DARI PERMASALAHAN YANG ADA DI BAWEAN

4.1 Permasalahan
Kepulauan Bawean merupakan salah satu daerah di Indonesia yang
mempunyai banyak kebudayaan dan sudah terkenal sampai negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura, budaya-budaya yang terkenal antara lain lagu
daerah, tok-tok, mandiling, dan lainnya. Tetapi sayangnya Negara Indonesia
sendiri tidak mengenal budaya dari Kepulauan Bawean itu sendiri.

4.2 Solusi
Solusi untuk mengatasi permasalahan diatas menurut kami sebagai berikut :
1. Seharusnya pemerintah lebih mengenalkan Pulau Bawean ke publik,
karena masih banyak orang yang tidak mengenal Pulau Bawean.
2. Menambah dan meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada di Pulau
Bawean agar masyarakat bawean sendiri dapat mengenalkan budayanya
baik itu melalui sosial media.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Suku Bawean adalah suku yang berasal dari pulau jawa tepatnya berada di
daerah Gresik. Keberadaan suku ini sekarang banyak terdapat di pulau Bawean
yang mayoritas penghuninya adalah perempuan. Karena suku Bawean memiliki
kebudayaan merantau dari nenek moyang mereka. Suku ini merupakan gabungan
dari banyak suku di Indonesia, antara lain suku jawa, Madura, bugis, Kalimantan
dan lainnya. Suku ini baru tercatat sebagai suku di Indonesia pada tahun 2010
oleh BPS (badan pusat statistik). Suku ini kebanyakan penduduknya adalah
beragama islam, dan memiliki budaya yang cukup unik, antara lain cukur jambul,
kercengan, pencak bawean, dicker, dan lain-lain.

5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang
sangat bermafaat dan dapat membantu mengenalkan Pulau Bawean terutama
kebudayaannya, yaitu:
1. Perlunya kesadaran kita terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia.
2. Membahas dan mengenalkan budaya bawean dalam bentuk apapun.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Bawean (Diakses pada 12 Desember 2019)

https://m.industry.co.id/read/5854/mengenal-tradisi-aduan-sapi-tok-tok-pulau-
bawean (Diakses pada 12 Desember 2019)

https://kabare.id/berita/melestarikan-tradisi-pencak-silat-bawean (Diakses pada 12


Desember 2019)

https://kebudayaanindonesia.net/dhurung-arsitektur-tradisional-khas-pulau-
bawean/ (Diakses pada 12 Desember 2019)

13

Anda mungkin juga menyukai