Anda di halaman 1dari 7

KD 3.

4 PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERBASIS KEARIFAN


LOKAL

Nama kelompok : Muhammad Hilqiya (19)


Muhammad Rayhan Maulidan (20)
M.Wachid Agus Bian Toro (21)
 Asal Usul Suku Bawean
Suku Bawean, dikenal juga Boyan atau Babian, suku ini terbentuk karena terjadi
percampuran antara orang bugis, makasar, banjar, madura dan jawa selama ratusan tahun di
pulau Bawean. Masyarakat Melayu Malaka dan Malaysia lebih mengenal dengan
sebutan Boyan daripada Bawean dan dalam pandangan mereka Boyan berarti sopir dan tukang
kebun (kephun dalam bahasa Bawean), karena profesi sebagian masyarakat asal Bawean adalah
bekerja di kebun atau sebagai sopir. Orang-orang Bawean merupakan satu kelompok kecil dari
masyarakat Melayu yang berasal dari Pulau Bawean yang terletak di Laut Jawa antara dua pulau
besar yaitu Pulau Kalimantan di utara dan Pulau Jawa di selatan. Pulau Bawean terletak sekitar
80 mil ke arah utara Surabaya, dan masuk kabupaten Gresik. Pulau Bawean terdiri atas
dua kecamatan, yaitu kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak. Diponggo adalah salah
satu kelurahan dari 30 kelurahan di pulau Bawean yang bahasanya berbeda jauh dari desa-desa
yang lain. Masyarakat Diponggo berbahasa semi Jawa, hal mana merupakan warisan dari
seorang ulama wanita yang pernah menetap di desa itu, yaitu waliyah Zainab, yang masih
keturunan Sunan Ampel.
Sulit untuk menentukan waktu yang tepat kedatangan orang-orang Bawean ke Malaka karena
tidak ada bukti dan dokumentasi sejarah mengenai kedatangan mereka Tidak ada catatan resmi
mengenai kedatangan mereka di Malaka. Berbagai pendapat yang dikemukakan tidak bisa
menunjukkan waktu yang tepat. Pendapat pertama mengatakan bahwa ada orang yang bernama
Tok Ayar datang ke Malaka pada tahun 1819. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa orang
Bawean datang pada tahun 1824, kira-kira semasa penjajahan Inggris di Malaka, dalam catatan
Pemerintah Koloni Singapore pada tahun 1849  terdapat 763 orang Bawean dan itu terus
bertambah jumlahnya . Sedangkan dalam catatan Persatuan Bawean Malaysia pada tahun 1891
terdapat 3.161 orang Bawean yang tersebar di Kuala Lumpur, Johor Bharu, Melaka, Seremban
dan Ipoh. Pendapat yang ketiga mengatakan orang Bawean sudah ada di Malaka sebelum tahun
1900 dan pada tahun itu sudah banyak orang Bawean di Malaka. Masyarakat Bawean umumnya
tinggal di kota atau daerah yang dekat dengan kota, seperti di Kampung Mata Kuching, Klebang
Besar, Limbongan, Tengkera dan kawasan sekitar Rumah Sakit Umum Malaka. Jarang ditemui
orang Bawean yang tinggal di kawasan-kawasan yang jauh dari kota dan jumlah orang Bawean
yang terdapat di Malaka diperkirakan tidak melebihi seribu orang.
Selain di Malaka, orang Bawean juga tersebar di Lembah Klang, seperti di
kawasan Ampang, Gombak, Balakong dan juga Shah Alam. Mereka membeli tanah dan
membangun rumah secara berkelompok. Di Gelugor, Pulau Pinang terdapat sekurang-kurangnya
2 keluarga besar orang Bawean. Mereka menggunakan bahasa Melayu dialek Pulau Pinang
untuk bertutur dengan orang bukan Bawean. Anak-anak mereka yang lahir di Malaysia telah
menjadi warga negaraMalaysia.[8] Perantau-perantau yang datang dari tahun 90-an ada yang telah
menerima status penduduk tetap. Orang Bawean terkenal dengan keahlian membuat bangunan
dan rumah. Ada juga yang menjadi usahawan kecil seperti sub-kontraktor pembersih bangunan
dan peniaga runcit.
Selain di negara Malaysia dan Singapura orang-orang Bawean juga bermigrasi
ke Australia dan Vietnam[9][10]. Mereka memasuki Australia sekitar tahun 1887[11] melalui jalur
Singapura dan menetap di pulau Christmas. sebagian besar di antara mereka menyebar di
Australia Barat diperkirakan terdapat tidak kurang dari 500 keturunan orang Bawean termasuk
dari perkawinan campur dengan keturunan orang melayu, Kokos, Jawa, India, Arab, Eropa, dan
sebagainya. Sedangkan orang Bawean di Vietnam tersebar di Ho Chi Minh City kedatangan
mereka di Vietnam diperkirakan sekitar tahun 1885. Di antaraketurunan mereka yang lahir di
Singapura, Vietnam dan Pulau Krismas sudah tidak lagi bisa berbahasa Bawean, bahkan yang
lahir di daratan Australia tidak bisa pula berbahasa Melayu, walau mereka mengerti. Orang-
orang Bawean yang tinggal di negara tersebut kecuali yang tinggal di Vietnam masih menjalin
hubungan dengan kerabatnya yang ada di Pulau Bawean.
 Sistem kepercayaan

Agam islam merupakan agama Mayoritas masyarakat Bawean. Sedangkan agama lain
merupakan masyarakat pendatang. Penyebaran Agama Islam di Bawean terjadi pada awal abad
ke-16 yang dibawa oleh Maulana Umar Mas'ud. Sampai saat ini, Makam beliau merupakan
tujuan peziarah lokal maupun dari luar Bawean. Makamnya terletak di wilayah Sangkapura di
pantai selatan pulau tersebut. selain itu juga terdapat ulama wanita di pantai utara, tepatnya di
desa Diponggo terletak di atas dataran tinggi. Ia merupakan penyebar agama islam di Diponggo,
namanya Waliyah Zainab.

 Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bawean yang memiliki kemiripan dengan bahasa
Madura. Meskipun bahasanya yang mirip, tapi adat dan budaya sukus Bawean sangat berbeda
dengan Madura. Mereka juga tidak mau disebut sebagai orang Madura karena perbedaan
kebudayaan. Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura karena kata-kata
dasarnya yang berasal dari bahasa ini.
 Mata Pencaharian

Masyarakat Pulau Bawean sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.
Sementara bahasa yang banyak dituturkan adalah Bahasa Bawean. Bahasa ini memiliki
kemiripan dengan Bahasa Madura. Kemiripan itu bisa diibaratkan dengan Bahasa Indonesia dan
Bahasa Malaysia. Sebagai sebuah pulau, Bawean memiliki banyak keunikan yang tidak bisa
dijumpai di daerah lain. Merdeka.com menghimpun hal-hal menarik yang hanya bisa dijumpai di
Pulau Bawean.

 Sistem Kekerabatan :

     Di pulau Bawean, mayoritas penduduknya kebanyakan perempuan, dikarenakan para laki-
lakinya sebagian besar bekerja di pulau-pulau lain. Orang Bawean, memiliki jiwa perantau yang
sudah menjadi tradisi bagi mereka, bahkan semacam "keharusan' bagi para laki-laki Bawean.
Menurut mereka kalau belum pernah merantau ke tempat lain berarti belum dewasa.

Orang Bawean memiliki jiwa merantau yang sangat kuat, sehingga mereka juga tersebar
kemana-mana, termasuk ke Malaysia, Singapore bahkan sampai ke Australia.

 Pengetahuan
Kebudayaan suku bangsa Bawean mengalami perkembangan dari segi sistem mata
pencaharian, sebab pola pikir masyarakat bawean untuk memenuhi kebutuhan hidup sudah
terbangun sejak lama dari nenek moyang mereka yang senang merantau demi menyeimbangkan
kehidupan mereka. Dan sebab itu pola pikir orang Bawean sampai saat ini masih terus berlanjut
masa demi masa untuk mencukupi hidupnya, disamping itu faktor religi juga mendorong mereka
untuk tambah yakin dengan apa yang mereka kerjakan demi untuk bisa menyempurnakan agama
mereka untuk mendidik anaknya dan selanjutnya mereka bisa haji. dari tulisan Melalatoa, penulis
ingin menunjukkan eksistensi masyarakat Bawean dengan sistem mata pencaharian sebagai
perantau.

 Kesenian
Setiap suku bangsa di Indonesia, memiliki kesenian yang unik dan berbeda-beda. Sama
halnya dengan suku Bawean. Di bawah ini adalah kesenian dari masyarakat Bawean.

1.Kercengan
Kesenian ini biasa dipertunjukkan sewaktu acara Perkawinan. Masyarakat Madura
menyebut nama kercengan dengan Hadrah. Penari berbaris sebaris atau dua baris. Pemain
kompang dan penyanyi duduk di barisan belakang. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu
salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Pemain dari kesenian kercengan terdiri dari laki-laki
dan perempuan.

2.Cukur Jambul
Cukur jambul merupakan adat istiadat yang diperuntukkan pada bayi yang telah genap
usianya 40 hari. Cukur jambul diiringi dengan bacaan berzanji bersama paluan kompang.
3.Pencak Bawean
Pencak Bawean sering ditampilkan dalam acara hari besar seperti hari kemerdekan 17
agustus maupun acara perkawinan orang bawean. Pencak Bawean mengutamakan keindahan
langkah dengan memainkan pedang.

4.Dikker
Alunan puji-pujian dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW disertai dengan
permainan terbang.

5.Mandiling
Ini merupakan kesenian sejenis tari-tarian yang disertai dengan pantun.
Makanan khas:

1.Koncok-koncok.

2. Lumpang

3.Kerupuk ikan Bawean

4. Kella Celok

5.Empek- empek Bawean.
6. Petis Bawean

7. Posot- posot Bawean. 

Anda mungkin juga menyukai