Anda di halaman 1dari 3

UAS

MANAJEMEN PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Dr. dr. Lili Indrawati, M.Kes

Nama : Made Ayu Meita Wulandari A


NPM : 206080034
Kelas : XXXII A

1. Dalam konteks pelayanan RS pada masa pandemi, kegiatan apa saja yang menurut
anda merupakan daerah kritis? Tindakan preventif dan protektif apa yang dapat
dilakukan?

Jawab :

Kegiatan pelayanan di RS pada masa pandemi, yang merupakan daerah kritis :

1. Loket pendaftaran  antrian pengunjung dan pasien tanpa melakukan social


distancing atau menjaga jarak.
2. Rawat jalan atau poliklinik  antrian pasien menunggu giliran ke ruang pemeriksaan
tanpa menjaga jarak tempat duduk, saat melakukan pemeriksaan antara dokter atau
perawat dan pasien penggunaan APD belum sesuai.
3. Rawat Inap  ruang perawatan pasien khusus Covid dan non covid, penunggu
pasien yang jumlahnya banyak, pengunjung pasien yang datang untuk menjenguk,
4. Keterbatasan kompetensi tenaga medis tentang covid 19
5. Pelayanan di kamar operasi  menunda pelayanan yang bersifat elektif

Preventif dan protektif yang dilakukan :

1. Pada loket pendaftaran menerapkan sistem pendaftaran dan antrian secara online, di
ruang tunggu memberikan jarak antar tempat duduk pengunjung
2. Melakukan pengecekan suhu tubuh dan screening awal pengunjung yang datang ke
RS
3. Membatasi jumlah pengunjung dan penunggu pasien, dengan satu pasien satu
penunggu
4. Rumah sakit memberikan pelayanan pada pasien Covid-19 dan melengkapi semua
kelengkapan penanganan kasus Covid-19 serta alat pelindung diri (APD). Hal ini
berlaku bagi semua petugas Kesehatan sesuai kriteria masing-masing ruang
pelayanan/risiko pelayanan.
5. Rumah sakit menunda pelayanan elektif, dengan tetap memberikan pelayanan yang
bersifat gawat darurat dan membutuhkan perawatan segera untuk penyakit-penyakit
selain Covid-19.
6. Mengembangkan pelayanan jarak jauh (telemedicine) atau aplikasi online lainnya
dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan keluarga pasien yang memerlukan.
7. Dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang berusia di atas 60 tahun dan
memiliki penyakit penyerta, dianjurkan untuk bekerja di rumah dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi informasi (telemedicine).
8. Memisahkan alur pasien rawat inap khusus Covid dan non Covid
9. Membatasi jumlah penunggu pasien rawat inap satu pasien, satu penunggu
10. Memberikan pelatihan kepada staf tentang Covid 19 dan prosedur pelepasan dan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang benar,

2. Scene 4
A is assertive. The request is specific, non hostile and open to negotiation.
Pada kasus scene 4, A merupakan perilaku asertif dimana A mengkomunikasikan apa
yang dia inginkan yaitu ingin agar ibunya datang bertemu dengannya, namun yang
datang adalah adiknya dan ingin menghabiskan waktu dengannya, perilaku A tetap
menghargai keinginan B tanpa menyakiti hatinya.

Perilaku asertif merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang


diinginkan, dirasakan dan dipikirkan secara jujur, tidak menyakiti orang lain dan tidak
menyakiti diri sendiri serta kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Perilaku asertif
adalah perilaku yang mengarah langsung kepada tujuan, jujur, terbuka, penuh percaya
diri, dan teguh pendiriannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain.
Asertivitas merupakan konsep yang agak samar untuk didefinisikan sebab berada
di antara dua perilaku ekstrim yang bertentangan yaitu perilaku pasif dan agresif.
Asertivitas merupakan kemampuan seseorang untuk mengekspresikan diri, pandangan-
pandangan dirinya, dan menyatakan keinginan dan perasaan diri secara langsung, jujur,
dan spontan tanpa merugikan diri sendiri dan melanggar hak orang lain. Dengan
demikian, asertivitas merupakan kemampuan untuk mengungkapkan hak dan kebutuhan
secara positif dan konstruktif tanpa melanggar hak orang lain.
Ciri seseorang yang memiliki perilaku asertif adalah hubungan yang dilakukan
merasa lebih percaya diri, mendapatkan rasa hormat dari orang lain melalui jalinan
komunikasi secara langsung, terbuka, dan jujur. Aspek-aspek asertif antara lain yaitu:
a. Permintaan yaitu kemampuan individu dalam mengemukakan haknya sendiri,
meminta pertolongan dan tanggungjawab orang lain tentang suatu hal.
b. Penolakan yaitu kemampuan individu untuk menolak keinginan, ajakan dan saran
yang tidak sesuai dengan diri sendiri.
c. Pengekspresian diri yaitu kemampuan individu untuk berani mengekspresikan
perasaan dan pikiran secara tepat.
d. Pujian yaitu kemampuan individu dalam memberikan pujian atau penghargaan secara
tulus pada orang lain serta sikap individu yang sewajarnya dalam menerima pujian
dari orang lain.
e. Berperan dalam pembicaraan yaitu kemampuan individu untuk memulai atau
berinisiatif dalam pembiacaraan, ikut serta atau terlibat sekaligus dapat
mempertahankan pembicaraan.
Tujuan perilaku asertif adalah untuk mengkomunikasikan sesuatu pada suasana saling
percaya. Konflik yang muncul dihadapi dan solusi dicari yang menguntungkan semua
pihak. Individu yang asertif memulai komunikasi dengan cara sedemikian rupa sehingga
dapat menyampaikan kepedulian dan rasa penghargaan mereka terhadap orang lain.
Tujuan komunikasi ini adalah untuk mengungkapkan pendapat diri sendiri dan untuk
menyelesaikan masalah interpersonal tanpa merusak suatu hubungan.

Anda mungkin juga menyukai