Membangun Paradigma
Pertanyaan Paradigma
Relativisme :
hukum merupakan
realitas yang di-
Realisme Kritis : ’konstruksi’ bedasar-
hukum adalah kan pengalaman
Realisme Historis :
Realisme Naif : realitas eksternal, sosial-individual,lokal
hukum adalah dan spesifik, karena-
hukum ialah realitas objektif, real, dan Realitas partisipatif : realitas ‘virtual’ yang nya menjadi maje-
eksternal, objektif, dipahami secara
hukum ialah realitas dibentuk oleh nilai- muk dan beragam;
real, dan dapat tidak sempurna atau
subjektif - objektif nilai sosial, politik,
dipahami; yang mungkin saja merupakan
yang diupayakan budaya, ekonomi,
generalisasi bebas dapat dipahami, ‘konstruksi’ mental/
bersama oleh pikiran etnis, dan ‘gender’,
konteks; hukum karena terbatasnya intelektualitas
dan cosmos yang lalu seiring dengan
sebab-akibat; mekanisme manusia, bentuk dan
ada berjalannya waktu
reduksionis dan intelektual manusia; isi berpulang pada
terkristalisasi dan
deterministik realitas diuji secara penganut/ peme-
dianggap real
kritis guna dipahami gang, dapat berubah
sedekat mungkin menjadi lebih
informed dan/atau
sophisticated;
humanis
Modifikasi
Dualis / Objektivis :
Subjektivitas kritis
eksternal objektivitas dalam transaksi
[menjadi kriteria Transaksional /
Dualis / Objektivis : partisipatoris dengan Transaksional /
penentu]; Subjektivis :
cosmos ; Subjektivis :
penelaah dan hukum penelaah dan hukum penelaah dan hukum
merupakan dua penelaah dan hukum penelaah dan ihukum
merupakan dua terkait secara
entitas independen; terkait dalam sebuah terkait secara
entitas yang tidak interaktif;
epistemologi interaktif;
bebas nilai dan sepenuhnya temuan-temuan di-
bebas bias; pengetahuan temuan-temuan di-
independen; ‘eksperiensial’, ’mediasi’ oleh nilai
’cipta’-kan / di –
prosedur ketat; kesesuaian dengan ‘proposisional’, dan yang dipegang
’konstruksi’ bersama;
pengetahuan yang ‘praktis’ yang semua pihak terkait;
temuan berulang fusi antara ontologi
berarti ‘benar’ ada dan komunitas diperluas; fusi antara ontologi
ilmiah kritis; dan epistemologi
temuan di-’upaya’-kan dan epistemologi
temuan berulang bersama
‘mungkin benar’
adanya
Catatan: ‘temuan’ dibaca sebagai ‘keluaran dari relasi penelaah – hukum, sekaligus sebagai unsur pembangun hukum’
@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma
8
Hermeneutis /
Dialektis :
interaksi sesama/
antara penelaah dan
Dialogis/Dialektis : hukum untuk meng-
Modifikasi Partisipasi politis konstruksi hukum ;
Eksperimental / dialog dialektis
Eksperimental / dalam collaborative dengan pemahaman
Manipulatif antara penelaah dan
Manipulatif action inquiry hermeneutis dan
hukum
pertukaran dialektis
konstruksi tersebut
di-’interpretasi’,
dibandingkan, dan
ditandingkan
Konstruksi -
Aksi Kolaboratif : Transformasi melalui Rekonstruksi :
Falsifikasi Hipotesis : Aksi Nyata :
pengutamaan yang melalui interaksi dan
critical multiplism; praktis; ketidakpedulian dan interpretasi realitas
Verifikasi Hipotesis :
triangulasi yang di- penggunaan bahasa kesalahpahaman [hukum] di-konstruksi
utamanya metode dan di-rekonstruksi;
modifikasi; yang membumi di diubah menjadi
kuantitatif
mencakup metode dalam konteks kesadaran bahwa tujuan:
kualitatif eksperiensial yang struktur historis dapat ‘distilasi‘ konstruksi /
dibagi bersama diubah ‘resultante’ konstruksi
/ konsensus
Sifat hukum
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism
Epistemologi yg
diperluas:
Hipotesa yang telah Hipotesa yang tidak pengutamaan Rekonstruksi
Serangkaian
di-verifikasi dan dapat di-falsifikasi pengetahuan praktis; individual yang
wawasan struktural/
diterima sebagai dianggap sebagai disatukan oleh
subjektivitas kritis; historis
fakta fakta yang mungkin konsensus
pengetahuan yang
‘hidup’
Akumulasi hukum
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism
Kriteria kebaikan/kualitas
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism
Kriteria
trustworthiness:
kredibilitas,
Ke-situasi-an historis
Kesesuaian antara transferabilitas,
(nilai-nilai sosial,
Berlandas pada ontologi realisme: pengetahuan dependability, dan
politis, budaya,
‘eksperiensial’, conformability;
validitas internal (isomorphism antara temuan ekonomi, etnis dan
‘presentasional’,
dengan kenyataan); ‘gender’); kriteria authenticity:
‘proposisional’, dan ontologis
validitas eksternal (generalizability); praktis; sebarapa jauh
(mengembangkan
stimulus terhadap
reliability (dalam arti stabilitas); dan menuju ke aksi untuk konstruksi personal),
aksi, terkikisnya
men-’transform’ dunia edukatif (memahami
objektivitas (penelaah pada posisi netral dan kemasa-bodohan dan
dalam rangka konstruksi yang lain),
berjarak terhadap ilmu) kesalah-pahaman,
melayani kemajuan katalitis (men-
serta transformasi
umat manusia stimulasi aksi), dan
struktural
taktis
(memberdayakan
aksi)
Nilai
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism
Etika
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism
Intrinsik;
kecondongan proses Intrinsik;
ke arah ‘revelasi’
Intrinsik; kecondongan proses
atau pencerahan /
ke arah ‘revelasi’
kesadaran untuk kecondongan moral atau pencerahan /
melibatkan nilai-nilai ke arah ‘revelasi’ kesadaran untuk
penelaah; atau pencerahan /
Ekstrinsik; melibatkan nilai-nilai
tentang Paradigma kesadaran untuk penelaah;
kecondongan ke arah disepsi; Participatory ini mengikis
ethical behavior di-’polisi’ secara formal oleh ketidakpedulian dan dalam hal Paradigma
artinya
mekanisme eksternal kesalahpahaman Constructivism ini
penyesesuaian
serta berarti pengayaan
antara pengetahuan
memperhitungkan informasi dan
‘eksperiensial’,
nilai dan ke-situasi-an ‘sofistikasi’ konstruksi
‘presentasional’,
historis tentang ilmu dari
‘proposisional’, dan
penelaah dan para
praktis, dalam
pihak terkait;
komunitas penelitian/
penelaahan
Sikap penelaah/ilmuwan
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism
Pelatihan
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism
Pembelajaran melalui
keterlibatan aktif di
Teknis; dalam proses Re-sosialisasi;
Teknis dan penelaahan; kualitatif dan kuantitatif;
kuantitatif; kuantitatif dan
kualitatif; kompetensi sejarah;
Teori-teori substantif emosional,
Teori-teori substantif personalitas nilai-nilai altruism dan pemberdayaan
demokratis, dan
ketrampilan