Anda di halaman 1dari 17

FILSAFAT HUKUM

Membangun Paradigma

2020 Erlyn Indarti


Guba dan Lincoln (1994); Heron and Reason (1997);
Lincoln, Lynham, dan Guba (2011)
2

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


3

Pertanyaan Paradigma

Ontologis: hakikat realitas Positivism


[hukum]
Epistemologis: relasi Post-positivism
penelaah – realitas [hukum]
Participatory
Metodologis: bagaimana
realitas [hukum] ditelaah Critical Theory
Metodis: penelaahan
realitas [hukum] Constructivism

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


Pertanyaan Positivisme Postpositivisme Participatory Critical Theory Konstruktivisme
Realisme Naif : Realisme Kritis : Realitas partisipatif : Realisme Historis : Relativisme :
realitas eksternal, realitas eksternal, objektif, realitas subjektif - objektif realitas ‘virtual’ yang realitas majemuk dan
objektif, real, dan dapat dan real yang mungkin yang diciptakan bersama terbentuk oleh faktor beragam, bedasarkan
dipahami; generalisasi saja dapat dipahami tetapi oleh pikiran dan cosmos sosial, politik, budaya, pengalaman sosial-
4 bebas konteks; hukum tidak sempurna, karena yang ada ekonomi, etnis dan individual, lokal dan
sebab-akibat; terbatasnya mekanisme ‘gender’, lalu sejalan spesifik, merupakan
reduksionis dan intelektual manusia; dengan waktu ‘konstruksi’ mental/
Ontologi
deterministik realitas diuji secara kritis terkristalisasi dan intelektualitas manusia,
guna dipahami sedekat dianggap real bentuk dan isi berpulang
mungkin pada penganut/
pemegang, dapat berubah
menjadi lebih informed
dan/atau sophisticated;
humanis
Dualis / Objektivis : Modifikasi Subjektivitas Kritis : Transaksional/Subjektivis : Transaksional/Subjektivis :
Penganut / pemegang Dualis / Objektivis : transaksi partisipatoris penganut/pemegang dan penganut/pemegang dan
dan objek observasi/ dualisme surut dan dengan cosmos; objek observasi/ objek observasi/
investigasi adalah dua objektivitas menjadi kriteria epistemologi pengetahuan investigasi terkait secara investigasi terkait secara
entity independen; penentu; eksternal eksperiensial, roposisional, interaktif; temuan di- interaktif; temuan di-’cipta’/
Epistemologi bebas nilai dan bebas objektivitas: kesesuaian dan praktis yang diperluas; ’mediasi’ oleh nilai yang di-’konstruksi’ bersama;
bias; prosedur ketat; dengan pengetahuan yang dipegang semua pihak fusi antara ontologi dan
temuan diciptakan
temuan berulang berarti ada dan komunitas ilmiah terkait; fusi antara ontologi epistemologi
bersama
‘benar’ kritis; temuan berulang dan epistemologi
berarti ‘barangkali benar’;
aproksimasi

Eksperimental / Modifikasi Eksperimental / Partisipasi Politis : Dialogis/Dialektikal : Hermeneutikal/Dialektikal :


Manipulatif : Manipulatif : collaborative action inquiry; ada ‘dialog’ antara ‘konstruksi’ ditelusuri
uji empiris dan verifikasi falsifikasi dengan cara pengutamaan yang praktis; penganut/pemegang melalui interaksi antar dan
research question dan critical multiplism atau dengan objek sesama penganut/
penggunaan bahasa yang
hipotesa; manipulasi dan modifikasi ‘triangulasi’; observasi/investigasi, pemegang dan objek
membumi di dalam
kontrol terhadap kondisi utilisasi teknik kualitatif: bersifat dialektikal: men- observasi/investigasi;
konteks eksperiensial yang
berlawanan; utamanya setting lebih natural, ’transform’ kemasa- dengan teknik
dibagi bersama
metoda kuantitatif informasi lebih situasional, bodohan dan kesalah- hermeneutikal dan
Metodologi
dan cara pandang emic pahaman menjadi pertukaran dialektikal
kesadaran bahwa struktur ‘konstruksi’ tersebut di-
historis dapat diubah dan ’interpretasi’,
karenanya diperlukan aksi dibandingkan, dan
nyata ditandingkan; tujuan:
distilasi ’konstruksi’,
konsensus, atau
@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma ‘resultante konstruksi’
5

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


6

Ontologis : hakikat realitas [hukum]


Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Relativisme :
hukum merupakan
realitas yang di-
Realisme Kritis : ’konstruksi’ bedasar-
hukum adalah kan pengalaman
Realisme Historis :
Realisme Naif : realitas eksternal, sosial-individual,lokal
hukum adalah dan spesifik, karena-
hukum ialah realitas objektif, real, dan Realitas partisipatif : realitas ‘virtual’ yang nya menjadi maje-
eksternal, objektif, dipahami secara
hukum ialah realitas dibentuk oleh nilai- muk dan beragam;
real, dan dapat tidak sempurna atau
subjektif - objektif nilai sosial, politik,
dipahami; yang mungkin saja merupakan
yang diupayakan budaya, ekonomi,
generalisasi bebas dapat dipahami, ‘konstruksi’ mental/
bersama oleh pikiran etnis, dan ‘gender’,
konteks; hukum karena terbatasnya intelektualitas
dan cosmos yang lalu seiring dengan
sebab-akibat; mekanisme manusia, bentuk dan
ada berjalannya waktu
reduksionis dan intelektual manusia; isi berpulang pada
terkristalisasi dan
deterministik realitas diuji secara penganut/ peme-
dianggap real
kritis guna dipahami gang, dapat berubah
sedekat mungkin menjadi lebih
informed dan/atau
sophisticated;
humanis

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


7

Epistemologis : relasi penelaah – realitas [hukum]


Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Modifikasi
Dualis / Objektivis :
Subjektivitas kritis
eksternal objektivitas dalam transaksi
[menjadi kriteria Transaksional /
Dualis / Objektivis : partisipatoris dengan Transaksional /
penentu]; Subjektivis :
cosmos ; Subjektivis :
penelaah dan hukum penelaah dan hukum penelaah dan hukum
merupakan dua penelaah dan hukum penelaah dan ihukum
merupakan dua terkait secara
entitas independen; terkait dalam sebuah terkait secara
entitas yang tidak interaktif;
epistemologi interaktif;
bebas nilai dan sepenuhnya temuan-temuan di-
bebas bias; pengetahuan temuan-temuan di-
independen; ‘eksperiensial’, ’mediasi’ oleh nilai
’cipta’-kan / di –
prosedur ketat; kesesuaian dengan ‘proposisional’, dan yang dipegang
’konstruksi’ bersama;
pengetahuan yang ‘praktis’ yang semua pihak terkait;
temuan berulang fusi antara ontologi
berarti ‘benar’ ada dan komunitas diperluas; fusi antara ontologi
ilmiah kritis; dan epistemologi
temuan di-’upaya’-kan dan epistemologi
temuan berulang bersama
‘mungkin benar’
adanya

Catatan: ‘temuan’ dibaca sebagai ‘keluaran dari relasi penelaah – hukum, sekaligus sebagai unsur pembangun hukum’
@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma
8

Metodologis : bgm realitas [hukum] ditelaah


Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Hermeneutis /
Dialektis :
interaksi sesama/
antara penelaah dan
Dialogis/Dialektis : hukum untuk meng-
Modifikasi Partisipasi politis konstruksi hukum ;
Eksperimental / dialog dialektis
Eksperimental / dalam collaborative dengan pemahaman
Manipulatif antara penelaah dan
Manipulatif action inquiry hermeneutis dan
hukum
pertukaran dialektis
konstruksi tersebut
di-’interpretasi’,
dibandingkan, dan
ditandingkan

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


9

Metodis : penelaahan realitas [hukum]


Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Konstruksi -
Aksi Kolaboratif : Transformasi melalui Rekonstruksi :
Falsifikasi Hipotesis : Aksi Nyata :
pengutamaan yang melalui interaksi dan
critical multiplism; praktis; ketidakpedulian dan interpretasi realitas
Verifikasi Hipotesis :
triangulasi yang di- penggunaan bahasa kesalahpahaman [hukum] di-konstruksi
utamanya metode dan di-rekonstruksi;
modifikasi; yang membumi di diubah menjadi
kuantitatif
mencakup metode dalam konteks kesadaran bahwa tujuan:
kualitatif eksperiensial yang struktur historis dapat ‘distilasi‘ konstruksi /
dibagi bersama diubah ‘resultante’ konstruksi
/ konsensus

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


10

Posisi Paradigma Paradigma


Dalam Issue Tertentu
Sifat hukum Positivism
Akumulasi hukum
Post-positivism
Kriteria kebaikan/kualitas
Nilai Participatory
Etika
Critical Theory
Sikap penelaah/ilmuwan
Pelatihan Constructivism

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


11

Sifat hukum
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Epistemologi yg
diperluas:
Hipotesa yang telah Hipotesa yang tidak pengutamaan Rekonstruksi
Serangkaian
di-verifikasi dan dapat di-falsifikasi pengetahuan praktis; individual yang
wawasan struktural/
diterima sebagai dianggap sebagai disatukan oleh
subjektivitas kritis; historis
fakta fakta yang mungkin konsensus
pengetahuan yang
‘hidup’

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


12

Akumulasi hukum
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Tumbuh dan berubah


Konstruksi yang
melalui proses
semakin informed
Dalam komunitas dialektis seiring dgn
Akresi (tumbuh bertahap): setiap fakta dan sophisticated
penelitian/ revisi historis yang
[termasuk yang mungkin] adalah building block melalui proses
penelaahan yang menyingkirkan
bagi ‘bangunan pengetahuan’ yang terus hermeneutis dan
tertanam/berakar kemasa-bodohan dan
tumbuh; generalisasi dan hubungan sebab- dalam komunitas dialektis manakala
kesalah-pahaman
akibat untuk prediksi dan kontrol praktek beragam konstruksi
sekaligus
berada pada
memperluas
juxtaposition
wawasan

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


13

Kriteria kebaikan/kualitas
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Kriteria
trustworthiness:
kredibilitas,
Ke-situasi-an historis
Kesesuaian antara transferabilitas,
(nilai-nilai sosial,
Berlandas pada ontologi realisme: pengetahuan dependability, dan
politis, budaya,
‘eksperiensial’, conformability;
validitas internal (isomorphism antara temuan ekonomi, etnis dan
‘presentasional’,
dengan kenyataan); ‘gender’); kriteria authenticity:
‘proposisional’, dan ontologis
validitas eksternal (generalizability); praktis; sebarapa jauh
(mengembangkan
stimulus terhadap
reliability (dalam arti stabilitas); dan menuju ke aksi untuk konstruksi personal),
aksi, terkikisnya
men-’transform’ dunia edukatif (memahami
objektivitas (penelaah pada posisi netral dan kemasa-bodohan dan
dalam rangka konstruksi yang lain),
berjarak terhadap ilmu) kesalah-pahaman,
melayani kemajuan katalitis (men-
serta transformasi
umat manusia stimulasi aksi), dan
struktural
taktis
(memberdayakan
aksi)

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


14

Nilai
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Value free / bebas nilai: Value bounded / dibatasi nilai:


nilai tidak disertakan, pengaruh nilai ditolak nilai disertakan, nilai bersifat formatif

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


15

Etika
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Intrinsik;
kecondongan proses Intrinsik;
ke arah ‘revelasi’
Intrinsik; kecondongan proses
atau pencerahan /
ke arah ‘revelasi’
kesadaran untuk kecondongan moral atau pencerahan /
melibatkan nilai-nilai ke arah ‘revelasi’ kesadaran untuk
penelaah; atau pencerahan /
Ekstrinsik; melibatkan nilai-nilai
tentang Paradigma kesadaran untuk penelaah;
kecondongan ke arah disepsi; Participatory ini mengikis
ethical behavior di-’polisi’ secara formal oleh ketidakpedulian dan dalam hal Paradigma
artinya
mekanisme eksternal kesalahpahaman Constructivism ini
penyesesuaian
serta berarti pengayaan
antara pengetahuan
memperhitungkan informasi dan
‘eksperiensial’,
nilai dan ke-situasi-an ‘sofistikasi’ konstruksi
‘presentasional’,
historis tentang ilmu dari
‘proposisional’, dan
penelaah dan para
praktis, dalam
pihak terkait;
komunitas penelitian/
penelaahan

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


16

Sikap penelaah/ilmuwan
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Suara utama yang


terwujud melalui aksi
reflektif secara sadar; Passionate
Pakar dengan special privelege; Instigator [dan
suara kedua dalam fasilitator] participant;
ilmuwan yang disinterested dan distanced; menerangi teori, transformative fasilitator rekonstruksi
informer bagi pembuat keputusan/kebijakan narasi, gerakan, intellectual; multivoice;
dan change agent nyanyian, tarian, dan
‘advokat’ dan aktivis serta orchestrator
bentuk-bentuk
presentasional
lainnya

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma


17

Pelatihan
Positivism Post-positivism Participatory Critical Theory Constructivism

Pembelajaran melalui
keterlibatan aktif di
Teknis; dalam proses Re-sosialisasi;
Teknis dan penelaahan; kualitatif dan kuantitatif;
kuantitatif; kuantitatif dan
kualitatif; kompetensi sejarah;
Teori-teori substantif emosional,
Teori-teori substantif personalitas nilai-nilai altruism dan pemberdayaan
demokratis, dan
ketrampilan

@ ERLYN INDARTI Filsafat Hukum 2020 : 5. Membangun Paradigma

Anda mungkin juga menyukai