Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PARASITOLOGI

Fasciolopsis buski

Disusun Oleh :

Aldiha Shobariana (P3.73.34.1.19.004)


Virda Agita Mayang Sari (P3.73.34.1.19.045)

Dosen Pembimbing :

Dewi Inderiati S.Si,. M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT, atas
limpahan karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan tugas makalah tentang “TREMATODA USUS (Facciolopsis buski)”
dengan baik dan lancar. Adapun dalam penyusunan makalah ini kami menyadari
bahwa penyusunan masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Bekasi, 16 Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 4
C. Rumusan Masalah 4
BAB II Pembahasan 5
A. Pengertian Fasciolopsis buski 5
B. Taksonomi 5
C. Morfologi 5
D. Siklus Hidup 6
E. Patologi 7
F. Gejala Klinis 8
G. Distribusi Geografis 8
H. Diagnosis 8
I. Pencegahan 8
J. Pengobatan 8
BAB II Penutup 9
A. Simpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trematoda (Cacing Daun) adalah cacing yang termasuk ke
d a l a m filum platyhelmintes dan hidup sebagai parasit. Berbagai hewan
yang dapat berperan sebagai hospes definitif cacing trematoda antara
lain; kucing, anjing, kambing, sapi, babi, tikus, burung, luak, harimau,
dan manusia. Pada u m u m n y a c a c i n g t r e m a t o d a d i t e m u k a n d i R R C ,
K o r e a , J a p a n , F i l i p h i n a , Thailand, Vietnam, Taiwan, India, dan Afrika.
Berbagai spesies ditemukan di Indonesia seperti Fasciolopsis buski di Kalimantan,
Echinostoma di Jawa dan Sulawesi, serta Heterophyidae d i j a k a r t a .
Dalam membahas trematoda tentang trematoda usus (Fasciliopsis buski)
dimana perlu di ketahui bahwa Trematoda usus yang berperan dalam kedokteran
adalah dari keluarga fasciolidae, echinostomatidae dan heterophyidae. dalam daur
hidup trematoda usus tersebut, seperti pada trematoda lain, diperlukan keong
sebagai hospes perantara I, tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista,
berlanjut menjadi redia dan serkaria.
Serkaria yang di bentuk dari redia ,kemudian melepaskan diri untuk keluar
dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air. Tujuan akhir serkaria tersebut
adalah hospes perantara II, yang dapat berupa keong jenis yang lebih besar,
beberapa jenis ikan air tawar atau tumbuh - tumbuhan air. Manusia mendapatkan
penyakit cacing daun karena memakan hospes perantara II yang tidak di masak
sampai matang.
C a c i n g d e w a s a h i d u p d i d a l a m   tubuh hospes definitif. Telur
diletakkan di saluran hati, rongga usus, paru,  pembuluh darah atau di
jaringan tempat cacing hidup, dan telur biasanyakeluar bersama tinja, dahak
atau urin. Pada umumnya telur berisi sel telur, hanya pada beberapa
spesies telur sudah mengandung mirasidium (M) yang mengandung bulu
getar. Di dalam air telur menetas bila sudah mengandung mirasidium
(telur matang). Telur matang sekitar 2-3 minggu. Pada beberapa spesies
termatoda, telur matang menetas bila ditelan keong (hospes parantara) dan
keluarlah mirasidium yang masuk ke dalam jaringan keong.

3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis akan bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud dengan Trematoda?


b. Apa yang dimaksud dengan Fasciolopsis buski ?

C. Tujuan
a. Menjelaskan yang dimaksud dengan Trematoda.
b. Menjelaskan yang dimaksud dengan Fasciolopsis buski.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fasciolopsis buski      


      
Fasciolopsis buski adalah salah satu trematoda usus yang bersifat hermaprodit yang
dapat menimbulkan penyakit fasciolopsiasis. Hospes definitif parasit ini adalah
manusia, babi, kadang-kadang anjing, hospes intermedier 1 nya keong air,
sedangkan hospes intermedier 2 nya adalah tumbuhan air.

B. Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Echinostomida
Famili : Fasciolidae
Genus : Fasciolopsis
Spesies : Fasciolopsis buski

C. Morfologi

Cacing dewasa yang di temukan pada manusia mempunyai ukuran


panjang 2-7,5cm dan lebar 0,8-2,0 cm. Bentuknya agak lonjong dan tebal.
Biasanya kutikulum di tutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang. Duri-duri
tersebut sering rusak karena cairan usus.batil isap berukuran kira-kira ¼ ukuran
batil isap perut. Saluran pencernaan terdiri dari prefaring yang pendek, faring
yang menggelembung, eshofagus yang pendek, serta sepasang sekum yang tidak
bercabang, dengan dua indentansi yang khas. Dua buah testis yang bercabang
cabang letaknya agak tandem di bagian posterior dari cacing. Vitelaria letaknya
lebih lateral dari sekum, meliputi badan cacing setinggi batil isap perut sampai
keujung badan. Ovarium bentuknya agak bulat. Uterus berpangkal pada ootip,

5
berkelok-kelok kearah anterior badan cacing, ukuran bermuara pada atrium
genital,pada sisi anterior batil isap perut.

Telur berbentuk agak lonjong berdinding tipis transparan, dengan sebuah


operculum yang nyaris terlihat pada sebuah kutubnya, berukurang panjang 130-
140 mikron dan lebar 80-85 mikron. Setiap ekor cacing dapat mengeluarkan
5000-48000 betir telur sehari.

D. Siklus Hidup

6
Telur-telur Fasciolopsis buski dalam air bersuhu 70 derajat sampai 32
derajat C, menetas setelah 3-7 minggu. Mirasidium yang bersilia keluar dari telur
yang menetas, berenang bebas dalam air untuk masuk ke dalam tubuh hospes
perantara I yang sesuai. Biasanya hospes perantara I tersebut adalah keong air
tawar, seperti genus Segmentina, Hippeutus dan Gyraulus. Dalam keong,
mirasidum tumbuh menjadi sporokista yang kemudian berpindah ke daerah
jantung dan hati keong.
Bila sporokista matang menjadi koyak dan melepaskan banyak radia
induk.dalam radia di bentuk banyak radia anak,yang pada giliranya membentuk
serkaria,sarkaria ini seperti mirasidum yang dapat berenang bebas dalam air,
berbentuk seperti kecebong , ekornya melurus dan meruncing pada ujungnya,
berukurang kira-kira 500 mikron dengan badan agak bulat dengan berukuran 195
mikron x 145 mikron. Badan sarkaria ini mirip cacing dewasa yaitu mempunyai
batil isap kepala dan batil isap perut. Mirasidum atau serkaria yang dalam batas
waktu tertentu belum menemukan hospes, akan punah sendiri. Serkaria dapat
berenang dengan ekornya, atau merayap dengan menggunakan batil isap. Serkaria
tidak menunjukan kecenderungan memilih tumbuh-tumbuhan tertentu untuk
tumbuh menjadi metaserkaria yang berbentuk kista.
Tumbuh-tumbuhan yang banyak di hinggapi metaserkaria adalah Trapa,
Eliocharis, Eichornia dan Zizania. Laporan peneliti-peneliti lain menyatakan
bahwa tumbuh-tumbuhan seperti Nymphoea lotus dan Ipomoea juga di hinggapi
metaserkaria. Bila seorang memakan tumbuh-tumbuhan air yang mengandung
metaserkaria tanpa di masak sampai matang, maka dalam waktu 25 sampai 30 hari
metaserkaria tumbuh menjadi dewasa dan dalam waktu 3 bulan di temukan
telurnya dalam tinja.

E. Patologi
Cacing dewasa fasciolopsis buski, melekat dengan perantara batil isap
perut pada mukosa usus muda seperti duodenum dan jejunum. Cacing ini
memakan isi usus, maupun permukaan mukosa usus. Pada tempat pelekatan
cacing tersebut terdapat peradangan, tukak (ulkus), maupun abses. Apabila terjadi
erosi kapiler pada tempat tersebut, maka timbul pendarahan.
Cacing dalam jumlah besar dapat menyebabkan sumbatan yang
menimbulkan gejala ileus akut. Pada infeksi berat, gejala intoksikasi dan
sensitisasi oleh karena metabolic cacing lebih menonjol, seperti adema pada muk,

7
dinding perut dan tungkai bawah. Kematian dapat terjadi karena keadaan merana
(exhaustion) atau intoksikasi.
F. Gejala Klinis
 Peradangan akibat perlekatan cacing pada mukosa usus
 Ulserasi yang agak dalam pada luka
 Abses dengan sakit di daerah epigastrium
 Mual
 Diare ringan sampai berat
 Pada infeksi yang berat dapat terjadi oedem dan ascites
 Anemia ringan dengan lekositosis dan eosinofilia sampai 35%

Gejala klinis ini kemungkinan diakibatkan oleh toksin dari cacing. Gejala-
gejala pada umumnya terjadi pada pagi hari dan menghilang bila penderita diberi
makan. Cacing bisa didapatkan sampai usus besar, kadang dapat menyebabkan
stasis usus atau obstruksi karena jumlah cacing yang cukup banyak.

G. Distribusi geografis
Fasciolopsis buski adalah cacing trematoda yang sering di temukan pada
manusia dan babi di RRC. Cacing ini juga dilaporkan dari berbagai negara seperti
Taiwan, Vietnam, Thailand, India dan Indonesia.

H. Diagnosis
Untuk menunjukan adanya penderita fasiolopsiasis namun diagnosa pasti
dengan menemukan telur dalam tinja atau menemukan cacing dewasa dalam tinja
atau muntahan. Morfologi telur Fasciolopsis buski hendaknya dapat bedakan dari
telur cacing Fasciola hepatica, Gastrodiscoides hominis atau
Echinochasmusperfoliatus.

I. Pencegahan
Pencegahan fasciolopsiasis dapat dilakukan dengan cara memasak tumbuhan
air sebelum dimakan, serta jangan buang air besar sembarangan terutama di lokasi
perairan yang ditumbuhi tumbuhan air.

J. Pengobatan
Obat-obatan untuk trematoda usus hampir sama, yaitu tetrakloretilen,
heksilresorsinol, dan praziquantel.

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam membahas trematoda tentang trematoda usus (fasiliopsis buski)
dimana perlu di ketahui bahwa Trematoda usus yang berperan dalam kedokteran
adalah dari keluarga fasciolidae, echinostomatidae dan heterophyidae. dalam daur
hidup trematoda usus tersebut,seperti pada trematoda lain, diperlukan keong
sebagai hospes perantara I, tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista
,berlanjut menjadi redia dan serkaria.
Fasciolopsis buski adalah cacing trematoda yang sering di temukan pada
manusia dan babi di RRC. Cacing ini juga dilaporkan dari berbagai negara seperti
Taiwan, Vietnam, Thailand, India dan Indonesia.
Cacing dewasa yang di temukan pada manusia mempunyai ukuran panjang
2-7,5cm dan lebar 0,8-2,0 cm. Bentuknya agak lonjong dan tebal. Biasanya
kutikulum di tutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang. Duri-duri tersebut
sering rusak karena cairan usus.batil isap berukuran kira-kira ¼ ukuran batil isap
perut.

B. Saran
Makalah ini telah disusun dengan sebaik mungkin, namun masih ada hal-hal
yang masih kurang untuk dijelaskan. Diharapkan kepada pembuat makalah
selanjutnya bisa mengembangkan dan menambahkan lagi hal-hal yang dirasa
perlu agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.UI.ac.id/Penelitian_distibusi_trematoda
2. http://www.wikipedia.co.id/trematoda-usus
3. Drs. Salim, Ahmad.”Teori Keperawatan dan Ilmu kedokteran”. Bintang
Timur. Jakarta selatan. Edisi ke 4. Tahun 2006
4. Sumber : https://medlab.id/fasciolopsis-buski/.

10

Anda mungkin juga menyukai