Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG UNIT STROKE


RSUD dr. SOEDONO MADIUN

Disusun Oleh :Kelompok 1

Anthony Wiranata NIM :


201906005
Aulia Ervianti
NIM :
Danang Gumelar W 201906009
Dian Indah P NIM :
Endah Lestari 201906015
Farida Yuli Anggraini NIM :
201906023
Febbyana Emita P
NIM :
Fitri Tri Buanawati 201906029
Ghifari Zhaka W NIM :
Inaha Rahma P 201906030
Pricylia Sofyana R NIM :
201906031
RM Bayu Wicaksono
NIM :
Ulfi Nur Fauziah 201906032
NIM :
201906034
NIM :
201906038
NIM :
201906054
NIM :
201906060
NIM :
201906068

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020LEMBAR
PENGESAHAN

Laporan Managemen Keperawatan di Ruang UNIT STROKE RSUD dr. Soedono

Madiun Dengan ini membuat laporan praktik klinik Profesi Ners, stase

Keperawatan Manajemen tahun 2019/ 2020, sebagai syarat kelulusan.

Telah disetujui dan disahkan pada:

HARI :

TANGGAL :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala
rahmat dan hidyahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Managemen Keperawatan di ruang UNIT STROKE RSUD dr. Soedono Madiun
dengan baik. Tersusunnya laporan ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan
dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soedono Madiun yang telah
memberikan ijin untuk praktek klinik di Rumah Sakit.
2. Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberikan fasilitas
lahan praktek klinik.
3. Ketua Prodi Sarjana Keperawatan dan dosen pembimbing yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah kasus ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah kasus ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.Aamiin.
Wassalamualaikum.wr.wb

Madiun, Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................
Lembar Pengesahan .................................................................................................i
Kata Pengantar .......................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................3
BAB II : PENGKAJIAN DATA
2.1 Visi,Misi dan Motto...................................................................................5
2.1.1 Visi Rumah Sakit.....................................................................................5
2.1.2 Misi Rumah Sakit....................................................................................5
2.1.3 Moto Rumah Sakit...................................................................................5
2.2 Pengumpulan Data...................................................................................5
2.2.1 Ketenagaan (M1-Man)............................................................................5
2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material).......................................................8
2.2.2.1 Fasilitas...............................................................................................8
2.2.2.2 Alat Inventaris.....................................................................................9
2.2.2.3 Inventaris Alat Medik.......................................................................10
2.2.3 Methode Keperawatan (M3-Method)....................................................12
2.2.3.1 Penerapan MAKP di Ruang Unit Stroke..........................................13
2.2.4 Keungan (M4-Money)...........................................................................22
2.2.5 Pemasaran (M5-Market)........................................................................23
2.2.5.1 Pemasaran.........................................................................................23
2.2.5.2 BOR Ruang Unit Stroke RSUD dr.Soedono Madiun.......................24
2.2.5.3 Alos ..................................................................................................26
2.2.5.4 Mutu Keperawatan............................................................................25
2.3 Analisa SWOT.......................................................................................30
2.4 Hasil Analisa SWOT.........................................................................36
ii
2.5 Diagram Layang....................................................................................36
2.6 Identifikasi Masalah..............................................................................38
2.7 Prioritas Masalah...................................................................................38
BAB III : PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian........................................................................................40
3.2 POA (Plan Of Action).................................................................................48
BAB IV : ASUHAN KEPERAWATAN
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................................
Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan di Indonesia di masa depan sampai saat ini masih
berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan
terjadi beberapa perubahan dalam aspek keperawatan. Hal ini dapat dilihat
dari semakin tingginya tuntutan masyarakat yang merupakan tantangan
bagi perawat untuk mengalami perubahan dalam sistem pelayanan.Salah
satu pelaksanaan perubahan yang nyata adalah memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas dan manajerial keperawatan yang andal
(Nursalam, 2015).
Didalam melaksanakan asuhan keperawatan memerlukan
manajemen keperawatan yang merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan
Keperawatan Profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara
professional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien
menuju kearah kesehatan yang optimal (Nursalam (2002) dalam Lilik
(2017)). Masyarakat semakin sadar akan status kesehatannya dan
menuntut untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional dari
petugas kesehatan dengan berbagai macam aplikasinya.
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan
bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa
rencana strategis melalui pendekatan: pengumpulan data, analisa SWOT
dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara
operasional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dan melakukan pengawasan dan pengendalian

1
1
1
1
1
1
1
(Nursalam, 2015).

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 25 sampai 27 Maret


2019 didapatkan bahwa di Ruang Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun,
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan
adalah MAKP tim dengan struktur yang sudah terbentuk. Jenis Model
MAKP tim yang digunakan oleh Ruang Unit Stroke didasarkan orientasi
tugas, perawat primer melaksanakan tugas dan tindakan berdasarkan
kebutuhan klien selama dirawat dirumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah manajemen atau pengelolaan ruangan di Ruang
Unit Stroke RSUD Dr.Soedono Madiun?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa


diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).

1.3.2 Tujuan Khusus


Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan,mahasiswa
mampu:

1. Melaksanakan pengkajian data di Unit Stroke.


2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan prioritas masalah berdasarkan analisa yang telah dibuat.
4. Menyusun rencana strategi (renstra) operasional ruangan

2
2
2
2
2
2
2
berdasarkan hasil pengkajian, meliputi :
a. Sumber Daya Manusia (M1- Man)
b. Sarana dan Prasarana (M2 - Material)
c. Metode Asuhan Keperawatan (M3 – Method), meliputi
1) Penerapan MAKP
2) Penerimaan Pasien Baru
3) Sentralisasi obat
4) Supervisi
5) Timbang Terima.
6) Ronde Keperawatan
7) Discharge planning.
8) Dokumentasi Keperawatan.
9) Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan
Profesional

10) Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan


berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan
Profesiona.
d. Pembiayaan ( M3-Money)
1. Sumber dana
2. Tarif tindakan
3. Tarif akomodasi,adminitrasi dan visite dokter
e. Pemasaran ( M5- Market)
1. Sistem pemasaran
2. BOR (Bed Occupation Rate)
3. ALOS (Averrage long Of Stay
f. Analisa SWOT
g. Identifikasi masalah
3
3
3
3
3
3
3
h. Prioritas masalah

1.4 Manfaat
1. Bagi pasien dan Keluarga
a. Mendapatkan pelayanan yang optimal
b. Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di Unit
Stroke secara optimal.

2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara
perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang
lain dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
3. Bagi rumah sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Unit Stroke yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan profesional.
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT
serta menyusun rencana strategi.
c. Mempelajari penerapan Model Keperawatan Profesional (MAKP).
4. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kritis
dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
b. Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengelolaan perawatan
professional
c. Menerapkan model keperawatan professional MAKP.

4
4
4
4
4
4
4
BAB II
PENGKAJIAN DATA

2.1. Visi, Misi, dan Motto


2.1.1 Visi Rumah Sakit

Menjadi Rumah Sakit pilihan utama seluruh lapisan masyarakat dan


rumah sakit pendidikan yang unggul.
2.1.2 Misi Rumah Sakit

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan yang profesional dan


bermutu serta berorientasi pada kepuasan seluruh lapisan masyarakat.
2. Menyelenggarakan Rumah Sakit Pendidikan dan mengembangkan
budaya ilmiah di bidang kedokteran dan perumahsakitan
2.1.3 Motto Rumah Sakit
Kepuasanmu adalah senyumku.

2.2 PENGUMPULAN DATA

5
5
5
5
5
5
5
2.2.1 Ketenagaan (M1-Man)
1. Penghitungan jumlah tenaga perawat per shift
KLASIFKA JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA
SI PASIEN PASIEN KEPERAWATAN
PAGI SORE MALAM
Total care 6 6 x 0,36 = 6 x 0,3 = 6x 0,2 = 1,2
2,16 1,8
Jumlah 6 3 2 2

1) Waktu perawatan langsung :


Keperawatan total : 6 x 6 jam = 36 jam
Total = 36 jam
2) Waktu perawatan tidak langsung
Jumlah pasien seluruhnya x 1 jam = 6 x 1 jam = 6 jam
3) Waktu pemberian pendidikan kesehatan :
Jumlah pasien x 0,25 jam = Waktu pendidikan kesehatan
6 x 0,25 = 1,5 jam
Total jam keseluruhan :
Waktu perawatan langsung= 36 jam
Waktu perawatan tidak langsung = 6 jam
Waktu pendidikan kesehatan = 1,5 jam
+
Total 43,5 jam
Total perawatan pasien per hari = total jam keseluruhan : jumlah pasien
43,5 : 6 = 7,26 = 7 jam
Total tenaga keperawatan yang dibutuhkan :
Total tenaga perawat + perawat lepas dinas + 2 ( 1 KARU, 1 Katim 1,
dan 1 katim 2 )
(3 + 2 + 2) + 2 + 3 = 12 perawat
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan per hari adalah 12
perawat.

6
6
6
6
6
6
6
Pembagian Dinas Perawat

1) Karu dan perawat primer dinas pagi setiap hari kecuali hari sabtu-

minggu dan tanggal merah.

2) Katim dan perawat pelaksana dinas shif dengan siklus pagi 3 hari,

siang 3 hari, malam 3 hari, dan libur 2 hari.

3) Pengatur ketenagaan

Pagi : 1 Karu, 3 Katim, dan 2 Perawat Pelaksana.

Sore : 1Katim 1 Perawat Pelaksana.

Malam : 1 Katim 1 Perawat Pelaksana.

Tabel 2. Kualifikasi Tenaga Keperawatan di unit stroke RSUD dr. Soedono


Madiun.
No NAMA PENDIDIKAN
1. Heny Marlina, S.Kep.,Ns S1
2. Hendra Listiawan, AMK D3
3. M. Yadi Kriswanto S.Kep.,Ns S1
4. Aulia Cahyani,AMK D3
5. Eka Prasetya, AMK D3
6. Farida Purwaningsih, AMK D3
7. Evi Agustiningtias, S. Kep.,Ns S1
8. Tri Wahyu Dewanti, S. Kep.,Ns S1
9. Noveti Sad Ambarwati, AMK D3
10. Ardiyah, AMK D3
11. Bekti Wulansari, AMK D3
12. Nusyirwanti A. AMK D3
13. Enik Yuanita SMU

7
7
7
7
7
7
7
STRUKTUR ORGANISASI MAKP TIM
UNIT STROKE
KEPALA RUANGAN
Henny Marlina. S. Kep., Ns

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB


M.Yudi Kriswarto, S. Kep., Ns Hendra Listiawan, AMK

PERAWAT PAGI PERAWAT PAGI


Noveti, AMK Aulia Cahyani, AMK

PERAWAT SORE
PERAWAT SORE Bekti Wulansari, AMK
Eka Prasetya, AMK

PERAWAT MALAM PERAWAT MALAM


Triwahyu Dewanti, S.Kep., Ns Ardiyah, AMK 8
8
8
8
8
8
8
a. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan hasil observasi
Kebutuhan tenaga perawat pada ruang UNIT STROKE RSUD
dr. SOEDONO MADIUN pada tanggal 18 Maret 2019 didapatkan
perawat yang dinas tanggal 18 Maret 2019 pagi sejumlah 6 orang, dinas
sore sejumlah 2 orang, dinas malam sejumlah 2 orang dan harian lepas
(libur, ekstra, cuti) sejumlah 2 orang, 1 kepala ruang, 2 katim 1 dan 1
katim 2,sehingga total pegawai yang dinas 12 orang. Sedangkan dari
hasil penghitungan menurut rumus Douglas, tenaga perawat pada
tanggal 18Maret 2019 dengan perhitungan dari jumlah pasien sebanyak
6 pasien, didapatkan hasil bahwa pada tanggal tersebut kebutuhan
tenaga perawat dibutuhkan minimal 12 perawat pada 3 shift. Sehingga
dapat di simpulkan dengan kriteria jumlah pasien 6 dengan tenaga
keperawatan di ruang yang ada sudah mencukupi.
b. Data Pasien Rawat Inap Pasien UNIT STROKE RSUD dr. Soedono
Madiun Tahun 2019
Bulan
No Keterangan
Januari Februari
1. Jumlah tempat tidur 6 6
2. Pasien mati 7 5
3. Pasien hidup 38 36
4. Jumlah pasien masuk 45 41
5. Pasien pindahan 32 32
6. Pasien pulang 5 4
7. BOR 85 85

c. Tingkat Ketergantungan pasien


Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan
tingkat ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien
dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

9
9
9
9
9
9
9
1. Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam sehari

2. Perawatan pasrtial, memerlukan waktu 3-4 jam sehari

3. Perawatan total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari

Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok


menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien dan
mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan, kelompok berdasarkan
teori douglas.
Selain teori Douglas terdapat beberapa teori yang dapat digunakan
untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien seperti teori Ilyas dan
PPNI. Teori Ilyas ini dikembangkan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995.
Metode ini berkembang karena adanya keluhan dari rumah sakit di
Indonesia bahwa metode Gillies menghasilkan jumlah perawat yang
terlalu kecil, sehingga beban kerja perawat tinggi, sedangkan PPNI
menghasilkan jumlah perawat yang terlalu besar sehingga tidak efisien.
Rumus dasar dari metode ini adalah sebagai berikut :
Tenaga perawat = A x B x 365 hari : ( 255 x jam kerja/hari )
Keterangan :
A = jam perawat/24 jam ( waktu perawat yang dibutuhkan pasien )
B = sensus harian ( BOR x jumlah tempat tidur )
365 = jumlah hari kerja selama 1 tahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
= (365-(12hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan )x ¾ ) =
255hari
Jam kerja/hari = 6 jam, didapat dari 40 jam ( total jam kerja/minggu ) :
7 hari
Indeks ¾ merupakan indeks yang berasal dari karakteristik jadwal kerja
perawat dirumah sakit yang dihitung dari setiap 4 hari kerja efektif,

10
10
10
10
10
10
10
dimana perawat mendapat libur 1 hari setelah jadwal jaga malam.
Uraiannya sebagai berikut hari pertama perawat masuk pagi, hari kedua
siang, hari ketiga malam dan hari keempat perawat mendapat libur satu
hari.
Sedangkan untuk teori PPNI penentuan kebutuhan tenaga perawat
dengan mengubah satuan hari dengan mingggu. Selanjutnya jumlah hari
kerja efektif dihitung dalam minggu selanjutnya jumlah hari kerja
efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah
kerja/hari selama 40 jam/minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama
kerj dan libur yang berlaku di Indonesia :
Tenaga perawat = ( A x 52 minggu ) x 7 hari ( TT x BOR ) : hari kerja
efektif x total jam kerja/minggu + 25%
Keterangan :
A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien/hari
52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
TT = tempat tidur
BOR = adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang digunakan
selama periode tertentu ( satu semester/tahun )
Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= ( 365 – ( 52 minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan )
= 289 hari : 7hari/minggu
= 41 minggu
Total jam kerja/minggu = 40 jam
Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktifitas.
2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)
2.2.2.1 Fasilitas
1. Fasilitas petugas kesehatan
a. Kepala ruang berada di sebelah barat nurse station

11
11
11
11
11
11
11
b. Kamar mandi perawat ada 2, kamar mandi pertama berada di
sebelah utara (didalam ruang jaga perawat), sedangkan
kamarmandi ke dua berada di sebelah barat di ruang kepala ruang.
c. Nurse station berada di sebelah timur ruang tindakan.
d. Dapur berada di sebelah barat ruang kepala ruang.
2. Ruang penunjang
a. Ruang tunggu
b. Terdapat spoelhoek.
2.2.2.2 Alat inventaris
Tabel.1 Tabel Alat Inventaris Ruang Unite Stroke RSUD dr Soedono
Madiun
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak Rusak Ket
Ringan Berat
1. Bed 6 6 - -
2. Lemari APD 1 1 - -
3. Kulkas obat 1 1 - -
4. Sofa 3 3 - -
5. Meja ½ Biro 2 2 - -
6. Meja kerja 10 10 - -
7. TV 3 3 - -
8. AC 5 5 - -
9. Kamar mandi perawat 2 2 -
10. Kamar mandi pasien 1 1 - -
11. Kursi lipat 14 12 2 -
12. Almari pakaian ganti 2 2 - -
13. Westafel 2 2 - -
14. Telepon 1 1 - -
15. Lcd monitor computer 1 1 - -
16. CPU 1 1 - -
17. Keybord 1 1 - -
18. Printer 1 1 - -
19. Meja computer 1 1 - -
20. Loker pasien 2 pintu 5 5 - -
21. Loker pasien 3 pintu 3 3 - -

12
12
12
12
12
12
12
22. Loker barang 1 1 - -
23. Rak buku 1 1 - -
24. Kipas angin 1 1 - -
25. Exhouse 1 1 - -
26. Almari B3 1 1 - -
27. Spil kit 1 1 - -
28. Kursi susun 6 6 - -
29. Kursi susun 12 12 - -
30. Kursi penunggu 4 set 4 set - -
pasien stainless
31. FFilling cabinet 3 3 - -

2.2.2.3 Inventaris alat medik


Tabel.2 Tabel Inventaris Alat Medik di Ruang Unit Stroke RSUD dr.
Soedono Madiun.
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Rusak Rusak Ket
Baik
Ringan Berat
1. Manometer O2 14 14 - - -
dinding
2. Jaksen rise 2 2 - - -
3. Termohygro 1 1 - -
4. Termometer 1 1 - - -
5. Infraret 2 1 1 - -
6. Spatel lidah 2 2 - - -
7. Nasal kanul 10 10 - - Sesuai
8. Masker O2 5 5 - - ganti
instalasi
farmasi
9. Bak injeksi 4 4 - - -
10. Bak instrumen 3 3 - - -
11. Kocher 2 2 - - -
12. Gunting perban 2 2 - - -
13
13
13
13
13
13
13
13. Gunting AJ 2 2 - - -
14. Pinset anatomi 2 2 - - -
15. Pinset cirugis 2 2 - - -
16. Klem pean 2 2 - - -
17. Korentang 3 3 - - -
18. Tempat korentang 2 2 - - -
19. Tromol kecil 2 2 - - -
20. Tromol besar 1 1 - - -
21. Tromol sedang 2 2 - - -
22. Cucing 4 4 - - -
23. Bengkok kecil 1 1 - - -

24. Torniquet 1 - 1 - -
25. Laringoskop 1 1 - - -
26. Stetoskop 3 2 1 - -
27. Tensi meter raksa 2 2 - - -
28. Bed pan 2 1 1 - -
29. Urinal 2 1 1 - -
30. Monitor 2 2 - - -
31. Pulse exsimetri 1 - 1 - -
32. Bek valve mask 1 - 1 - -
33. Waskom besar 10 10 - - -
34. Waskom kecil 4 4 - - -
35. Suction 1 1 - - -
36. Infuse pump 2 2 - - -
37. Syring pump 4 4 - - -
38. Matras anti 1 1 - - -
dekubitus
39. Standart Infuse 10 10 - - -
40. Bed pasien 3 8 8 - - -
crananc electric
41. Over Table 8 8 - - -
42. Bedside cabinet 8 8 - - -
43. Troley Injeksi 2 2 - - -
44. Lampu Baca foto 1 1 - - -
45. Timbangan BB 1 1 - - -
46. Almari obat 3 3 - - -
47. Mayo No.3 3 3 - - Merk
48. Mayo No.4 3 3 - - sekarang
49. Mayo No.5 1 1 - - sesuai ganti
dari farmasi
single use
50. 0ksigen transport 1 1 - - -
51. Martil 1 1 - - -
14
14
14
14
14
14
14
52. Troli suction 1 1 - - -
53. Nebulizer 1 1 - - -
54. Penligt 1 1 - - -
55. Reflek harmer 2 2 - - -
56. Garbutala 1 set 4 - - -
57. Troli emergensi 1 1 - - -
58. Lampu uv 1 1 - - -
59. Monitor sentral
terdiri dari
60. Sentral monitor 1 1 - - -
61. Bedside monitor 4 4 - - -
62. Suction sentral 8 8 - - -
63. Vein viewer 1 1 - - -
64. ECG 1 1 - - -
65. BVM 2 2 - - -
66. Emergency kit 1 1 - - -

15
15
15
15
15
15
15
Kuesioner M2 Material

Frekuensi Presentase
No Pertanyaan
Ya tidak ya tidak
1. Apakah lokasi dan denah ruangan 9 3 75% 25%
anda sudah baik?
2. Apakah anda berencana 8 4 67% 33%
merenovasi ruangan?
Jika ya, ruangan apa? (Ruang
Kepala Ruangan, Ruang
Perawatan, Ruang Ganti, Ruang
Tamu, Spoelhoek, Toilet)*
3. Apakah peralatan di ruangan anda 12 0 100% 0%
sudah lengkap untuk perawatan
pasien?
4. Apakah menurut anda perlu untuk 9 3 75% 25%
menambah peralatan perawatan?
5. Apakah jumlah alat yang tersedia 5 7 42% 58%
sudah sesuai dengan rasio pasien?
6. Apakah Anda mengerti cara 12 0 100% 0%
menggunakan semua alat-alat
perawatan?
7. Apakah administrasi penunjang 12 0 100% 0%
yang dimiliki sudah memadai?

Hasil pengkajian dari 12 sampel didapatkan bahwa yang menjawab


“ya” tertinggi dengan presentase 100% terdapat pada no 3, 6 dan 7. Untuk
no 3 dengan presentase 100% dikarenakan jumlah alat diruang Unit Stroke
sudah sesuai dengan yang dibutuhkan dengan kondisi alat yang baik. Untuk
no 6 dengan presentase 100% dikarenakan perawat diruang Unit Stroke
mayoritas berpendidikan D3 keperawatan sebanyak 8 perawat, dan S1
sejumlah 4 perawat. Sedangkan untuk no 7 dengan presentase 100%
dikarenakan mayoritas pasien diruang Unit Stroke memiliki jaminan
kesehatan. Dan yang menjawab “ya” terendah dengan presentase 42%
terdapat pada no 4.dikarenakan semakin banyak alat yang disediakan maka

16
16
16
16
16
16
16
pelayanan semakin maksimal.

2.2.3 METHODE KEPERAWATAN (M3-Method)

Pengkajian tentang metode dilakukan pada tanggal 18 – 20 maret

2019 yang bersumber dari perawat ruangan, petugas administrasi, buku

dokumentasi atau catatan, dan berdasarkan hasil observasi. Berdasarkan

hasil pengkajian di dapat bahwa metode yang digunakan ruang unit stroke

ini adalah metode Tim.Dimana dalam pembagian tugas di atur pleh Kepala

Ruang sesuai kemampuan dan kompetensi petugas dan kondisi pasien.

2.2.3.1 Penerapan MAKP di Ruang Unit Stroke


MAKP yang digunakan di ruang unit stroke adalah dengan MAKP

tim. Model asuhan keperawatan profesional tim merupakan suatu metode

pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional

memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.

1. Kuesioner MAKP

Frekuensi Presentase
No Pertanyaan
ya Tidak ya Tidak
1. Apakah anda mengetahui 12 0 100% 0%
model asuhan keperawatan
yang digunakan perawat di
ruangan saat ini?
2. Apakah Anda 9 3 75% 25%
17
17
17
17
17
17
17
mengerti/memahami dengan
model asuhan keperawatan
yang digunakan saat ini?
3. Menurut Anda, apakah model 10 2 83% 17%
tersebut cocok digunakan di
ruangan Anda?
4. Apakah model yang digunakan 11 1 92% 8%
sesuai dengan visi dan misi
ruangan?
5. Apakah dengan menggunakan 7 5 58% 42%
model saat ini menjadikan
lama rawat inap bagi pasien
semakin pendek?
6. Apakah terjadi peningkatan 10 2 83% 17%
kepercayaan pasien terhadap
ruangan?
7. Apakah model yang digunakan 3 9 25% 75%
saat ini menyulitkan dan
memberikan beban kerja yang
berat bagi Anda?
8. Apakah model saat ini tidak 3 9 25% 75%
memberatkan dalam
pembiayaan?
9. Apakah model yang digunakan 2 10 17% 83%
mendapat banyak kritikan dari
pasien terhadap ruangan?
10. Apakah telah terlaksana 12 0 100% 0%
komunikasi yang adekuat
antara perawat dan tim
kesehatan lain?
11. Apakah kontinuitas rencana 12 0 100% 0%
keperawatan terlaksana?
12. Apakah Anda menjalankan 12 0 100% 100%
kegiatan sesuai standar?
13. Apakah Job Description untuk 11 1 92% 8%
Anda selama ini sudah jelas?
14. Apakah Anda mengenal atau 12 0 100% 0%
mengetahui kondisi pasien dan
dapat menilai tingkat
kebutuhan?
Berdasarkan tabel diatas hasil pengkajian dari 12 sampel
18
18
18
18
18
18
18
menunjukkan bahwa perawat mengetahui model asuhan keerawatan yang

digunakan, komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatan yang lain

sudah adekuat, dan perawat mampu menilai tingkat kebutuhan pasien

sesuai dengan kuesioner no 1, 10,11,dan 14.

2. Timbang terima

Frekuensi Presentase
No Pertanyaan
ya Tidak ya Tidak
1. Berapa kali operan/timbang 12 0 100% 0%
terima dilakukan di ruangan
Anda?*
a. 1 kali, pukul 07.00
b. 2 kali, pukul 14.00
c. 3 kali, pukul 21.00
2. Apakah operan/timbang 6 6 50% 50%
terimatelah dilaksanakan tepat
waktu?
3. Apakah operan/timbang terima 8 4 67% 33%
dihadiri oleh semua perawat yang
berkepentingan?
4. Apakah kegiatan operan/ timbang 12 0 100% 0%
terima dilakukan dan didampingi
oleh penanggung jawab? Jika ya,
siapa yang mendampingi kegiatan
operan/timbang terima?*
a. Kepala ruangan
b. Perawat primer
c. Katim
5. Apakah Anda tahu persiapan apa 12 0 100% 0%
saja yang dipersiapkan dalam
pelaksanaan operan/timbang
terima ?
6. Apakah Anda tahu apa saja yang 12 0 100% 0%
harus disampaikan dalam
pelaporan operan/timbang terima?
7. Apakah ada buku khusus untuk 3 9 25% 75%
mencatat hasil laporan

19
19
19
19
19
19
19
operan/timbang terima?
8. Apakah ada kesulitan dalam 4 8 33% 67%
mendokumentasikan laporan
operan timbang terima?
9. Apakah ada interaksi dengan 11 1 92% 8%
pasien saat operan/timbang terima
berlangsung?
10. Apakah Anda tahu teknik 11 1 92% 8%
pelaporan operan/timbang terima
ketika berada di depan pasien?
11. Apakah diperlukan waktu lama 12 0 100% 0%
untuk mengunjungi tiap pasien?
Jika iya, berapa lama ?*
a. < 5 menit
b. > 5 menit
12. Apakah Anda tahu mengenai 12 0 100% 0%
persetujuan tertulissaat
penerimaan operan/timbang
terima?
Berdasarkan tabel diatas hasil pengkajian dari 12 sampel

menunjukkan bahwa pelaksanaan timbang terima diruang Unit Stroke

sudah terlaksana dengan waktu yang tepat serta didampingi oleh

penanggung jawab timbang terima sesuai dengan kuesioner no 1,4,5,11,

dan 12.

3. Discharge Planing

Frekuensi Presentase
No Pertanyaan
Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah anda mengerti 12 0 100% 0%
tentang perencanaan pulang?
2. Apakah yang anda berikan 7 5 58% 42%
hanya informasi penyakit
pasien saja?
3. Apakah anda bersedia 11 1 92% 8%
melakukan perencanaan
pulang?

20
20
20
20
20
20
20
4. Apakah anda melakukan HE 10 2 83% 17%
saat pasien masuk RS?
5. Apakah sudah ada pembagian 9 3 75% 25%
tugas tentang perencanaan
pulang?
6. Apakah sudah ada pembagian 9 3 75% 25%
tugas yang jelas tentang
perencanaan pulang oleh
kepala ruangan?
7. Apakah sudah ada pemberian 8 4 67% 33%
brosur/leaflet saat melakukan
perencanaan pulang?
8. Apakah selalu menggunakan 10 2 83% 17%
bahasa Indonesia saat
melakukan perencanaan
pulang kepada pasien?
9. Apakah selalu menggunakan 11 1 92% 8%
teknik lisan dalam melakukan
perencanaan pulang?
10. Apakah bahasa yang anda 12 0 100% 0%
gunakan dalam melakukan
perencanaan pulang mudah
dipahami oleh pasien?
11. Apakah setiap selesai 10 2 83% 17%
melakukan perencanaan
pulang, anda melakukan
pendokumentasian?
Berdasarkan tabel diatas hasil pengkajian dari 11 sampel

menunjukkan bahwa perawat memahami tentang perencanaan pulang

pasien dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien tentang

perencanaan pulang sesuai dengan kuesioner no 1 dan 10.

4. Ronde Keperawatan

No Frekuensi Presentase
Pertanyaan
Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah ruangan mendukung 8 4 67% 33%
adanya kegiatan ronde

21
21
21
21
21
21
21
keperawatan ?
2. Apakah anda mengerti 5 7 42% 58%
tentang ronde keperawatan ?
3. Apakah pelaksanaan ronde 4 8 33% 67%
keperawatan di ruangan
sudah optimal?
4. Apakah ronde keperawatan 0 12 0% 100%
dilaksanakan rutin satu
bulan sekali ?
5. Apakah keluarga pasien 0 12 0% 100%
mengerti tentang adanya
ronde keperawatan ?
6. Apakah tim dalam 3 9 25% 75%
pelaksanaan kegiatan ronde
keperawatan telah
dibentuk ?
7. Apakah tim yang dibentuk 4 8 33% 67%
telah mampu melaksanakan
kegiatan ronde dengan
optimal ?
Berdasarkan tabel diatas hasil pengkajian dari 7 sampel

menunjukkan bahwa mayoritas perawat belum memahami tentang ronde

keperawatan, pelaksanaannya juga belum optimal, ronde keperawatan

tidak rutin dilaksanakan dalam satu bulan sekali,belum terbentuknya tim

pelaksana ronde keperawatan sesuai dengan kuesioner no 2,3,4,5,6, dan 7

5. Supervisi

Berdasarkan hasil pengamatan di ruang Unit Stroke di

dapatkan bahwa supervisi dilakukan oleh kepala ruangan langsung

mengamati pelaksanaan tugas keperawatan, selain itu supervisi juga

sudah dilakukan dengan baik oleh managemen keperawatan dengan

baik. Alur supervisi di ruang Unit Stroke :

22
22
22
22
22
22
22
Kepala Sub. Bagian
Keperawatan

Ka. Instalasi Rawat Inap


Supervisi
Kepala Ruangan
Delegasi

Perawat Primer

Perawat Asosiate

Kinerja perawat dan kualitas


pelayanan

Keterangan :
Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi

6. Kuesioner Supervisi

Frekuensi Presentase
No Pertanyaan
ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah anda pernah 6 6 50% 50%
mendapatkan pelatihan dan
sosialisasi tentang supervisi ?
23
23
23
23
23
23
23
2. Apakah supervisi telah dilakukan 2 10 17% 83%
di ruangan ?*
Jika iya, Berapa kali supervisi
dilakukan ?
a. 1x/bulan
b. 2x/bulan
c. Tidak terjadwal
Siapakah yang melakukan
supervisi ?
a. Kepala Ruangan / Wakil
Katim
3. Apakah anda tahu alur supervisi 4 8 33% 77%
yang ada di ruangan ?
4. Adakah ada format baku untuk 3 9 25% 75%
supervisi setiap tindakan ?
5. Apakah hasil dari supervisi 3 9 25% 75%
disampaikan kepada perawat ?
6. Apakah ada tindak lanjut untuk 2 10 17% 83%
setiap hasil supervisi ?
Berdasarkan tabel diatas hasil pengkajian dari 6 sampel

menunjukkan bahwa sebagian perawat belum pernah mendapatkan

pelatihan dan sosialisasi terkait supervise sehingga mengakibatkan

supervisi jarang dilakukan sesuai dengan kuesioner diatas.

24
24
24
24
24
24
24
7. Kuesioner Dokumentasi

Frekuensi Presentase
No Pertanyaan
ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah sudah ada format 10 2 83% 17%
pendokumentasian yang baku
di ruangan ?
2. Apakah anda sudah mengerti 9 3 75% 25%
cara pengisian format
dokumentasi tersebut dengan
benar dan tepat ?
3. Apakah menurut anda format 10 2 83% 17%
yang digunakan ini bisa
membantu (memudahkan)
perawat dalam melakukan
pengkajian pada pasien ?
4. Apakah anda sudah 9 3 75% 25%
melaksanakan
pendokumentasian dengan
tepat waktu (segera setelah
melakukan tindakan) ?
5. Apakah menurut anda model 6 6 50% 50%
dokumentasi yang digunakan
ini menambah beban kerja
perawat ?
6. Apakah menurut anda model 7 5 58% 42%
dokumentasi yang digunakan
ini menyita banyak waktu
perawat ?
Berdasarkan tabel diatas hasil pengkajian dari 6 sampel

menunjukkan bahwa pendokumentasian diruang Unit Stroke sudah

menggunakan format yang baku sehingga memudahkan perawat dalam

melaksanakan pendokumentasian pasien sesuai dengan kuesioner diatas.

25
25
25
25
25
25
25
2.2.4 Keuangan (M4-Money)

Di RSUD dr. Soedono tidak mengizikan untuk melihat data keuangan.

a. Anggaran pengadaan alat dan renovasi

Alur pengajuan anggran pengadaan alat, ruang Unit Stroke

memberikan daftar alat kepada bagian sarana dan prasarana rumah

sakit. Sumber dana tersebut berasal dari DPA RSUD dr. Soedono

Madiun.

b. Pendapatan Karyawan

Setiap bulannyakaryawan diruang mendapatkan dana hak karyawan

berupa tunjangan yang berupa:

1. Gaji disesuaikan dengan status karyawan yaitu:

a. PNS

Untuk memberkan gaji pada karyawan yang berstatus PNS

disesuaikan berdasarkan dengan golongannya.

b. BLUD

Untuk pemberian gaji pada karyawan dengan statua BLUD

disesuaikan dengan peraturan pemerintah daerah propinsi Jawa

Timur.

26
26
26
26
26
26
26
2. Remonerasi

Pemberian remoerasi diberikan sesuai dengan beban karyawan.

Yang diberikan pada karyawan satu tahun sekali.

27
27
27
27
27
27
27
1. Kuesioner (M4 Money)

No Frekuensi Presentase
Pernyataan
Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah anggaran yang 12 0 100% 0%
didapatkan untuk memenuhi
sarana dan prasarana di ruangan
dari atasan ?
2. Apakah alur yang di pakai 12 0 100% 0%
ruangan untuk pengajuan alat
yang diperlukan dengan cara
menulis kebutuhan yang di
butuhkan ?
3. Apakah pendapatan karyawan di 12 0 100% 0%
ruangan sesuai dengan status
PNS di sesuaikan dengan
golongan ?
4. Apakah pendapatan karyawan 112 0 100% 0%
ada tambahan seperti remon atau
intensif ?
Berdasarkan tabel diatas hasil pengkajian dari 4 sampel

menunjukkan bahwa anggaran yang didapatkan dari atasan diruang Unit

Stroke sudah terpenuhi sesuai dengan kuesioner diatas.

2.2.5 Pemasaran (M5-MARKET)

2.2.5.1 Pemasaran

a. Produk

Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di

RSUD dr. Soedono Madiun sebagian besar dari wilayah Jawa Timur

bagian Barat, tetapi ada yang berasal dari luar Jawa Timur. Pendidikan

pelanggan bervariasi mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, RSUD

28
28
28
28
28
28
28
dr. Soedono Madiun merupakan rumah sakit tipe B. Di lain pihak

perawat tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara

langsung untuk mencari pelanggan dalam mencari pelayanan jasa

kesehatan, perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan

memberikan perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di

ruangan layak untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk

mencari pelanggan.

UNIT STROKE dilengkapi dengan peralatan medis yang

menunjang tindakan keperawatan. Perawatan di UNIT STROKE bisa

menggunakan BPJS Mandiri, Non Mandiri serta pasien Umum dan

PBI

2.2.5.2 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang UNIT STROKE RSUD dr.

Soedono Madiun.

BOR menurut Hufiman (1994) adalah “the Ratio of Patient Service

days to inpatient bed count days in a period under concideration”.

Sedangkan menurut Depkes (2005), BOR adalah prosentase pemakaian

tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan

gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit,

nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60%-85%.

Rumus BOR :

Jumlah hari perawatan x 100 %

29
29
29
29
29
29
29
Jumlah tempat tidur x jumlah priode hari

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas

tempat tidur ruang unit stroke yaitu tempat tidur dengan rincian sebagai

berikut :

30
30
30
30
30
30
30
3. Tabel BOR (Bed Occupation Rate di Unit Stroke)

Bulan
No. Keterangan
Januari Februari
1. Jumlah tempat tidur 6 6
2. Pasien mati 7 5
3. Pasien hidup 38 36
4 Jumlah pasien masuk 45 41
5. Pasien pindahan 32 32
6. Pasien pulang 5 4
7. BOR 85 85
Rata-rata BOR di Unite Stroke RSUD dr.Soedono Madiun adalah

sejumlah 85% dimana artinya termasuk kriteria BOR yang ideal.

2.2.5.3 ALOS (Average Long of Stay)


Menurut DEPKES RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien.Indicator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih
lanjut.Secara umum, nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. ALOS
berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 18 – 19 Maret 2019 adalah
sebagai berikut :
ALOS = Jumlah hari perawatan semua pasien yang akan dipulangkan
Jumlah pasien yang keluar (hidup / mati )

2.2.5.4 Mutu Keperawatan


Berikut adalah penerapan beberapa parameter mutu di Ruang Unite

Stroke RSUD dr.Soedono Madiun. Pengukuran keselamatan pasien yang

digunakan di Unite Stroke RSUD dr.Soedono Madiun.

1. Patient Safety

31
31
31
31
31
31
31
a. Medication error (kesalahan pengobatan)

Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat pasien,

tidak tepat obat, tidak tepat waktu pemberian, tidak tepat dosis obat,

tidak tepat cara pemberian dan tidak tepat dokumentasi tidak terjadi

selama periode bulan Maret, pemberian obat dilakukan secara benar

sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter.

Tabel : angka KTD dalam pemberian obat pada bulan maret.


KTD 18,19Maret 2019

Tanggal
No Variabel Total
18 19
1. Jumlah pasien yang terkena 0 0
kejadian tidak diharapkan dalam
pemberian obat
a. Tidak tepat pasien
b. Tidak tepat obat
c. Tidak tepat waktu pemberian
d. Tidak tepat dosis obat
e. Tidak tepat cara pemberian
f. Tidak tepat dokumentasi
2. Jumlah pasien pada hari tersebut 6 6
Angka kejadian KTD = 0%

KNC 18,19 Maret 2019


Tanggal
No Variabel
18 19 Total
1 Jumlah pasien yang terkena 0 0
kejadian tidak diharapkan
dalam pemberian obat
a. Tidak tepat pasien
b. Tidak tepat obat
c. Tidak tepat waktu
pemberian
d. Tidak tepat dosis obat
e. Tidak tepat cara
32
32
32
32
32
32
32
pemberian
f. Tidak tepat dokumentasi
2 Jumlah pasien pada hari 6 6
tersebut

Angka kejadian KNC = 0%

b. Kejadian flebitis
18,19 Maret 2019
Tanggal
No Variabel
18 19 Total
1 Jumlah kejadian flebitis
a. Mechanical 0 0 0
b. Bacterial
c. Chemical
2 Jumlah pasien beresiko flebitis 6 6 12
Angka kejadian flebitis 0%

c. Kejadian dekubitus
18,19 Maret 2019
Tanggal
No Variabel
18 19 Total
1 Jumlah kejadian dekubitus 0 0 0
2 Jumlah pasien beresiko 6 6 12
dekubitus
Angka kejadian dekubitus = 0%

d. Angka kejadian jatuh


18,19 Maret 2019
Tanggal
No Variabel
18 19 Total
1 Jumlah pasien jatuh 0 0 0
2 Jumlah pasien beresiko jatuh 6 6 12
33
33
33
33
33
33
33
Angka kejadian jatuh = 0%

2. Kepuasan pasien
Pelaksanaan evaluasi kami lakukan dengan mempersiapkan

kuesioner yang berisi 10 pertanyaan. Pertanyaan pilihan mencakup:

1) pemberian penjelasan ruangan

2) pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan

3) sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan.

Jawaban pada pertanyaan pilihan terdiri dari 3jawaban

yaitu “Ya”, “kadang - kadang”, “tidak”, adapun indikator kepuasan

klien terhadap pelayanan adalah : dengan kriteria tinggi : 75%-

100%, sedang : 55%-75%, rendah : < 55%.

Berdasarkan hasil pembagian kuisioner menunjukkan bahwa

tingkat kepuasan pasien di Ruang Unit stroke menunjukkan data

sebagai berikut :

Pre MAKP Tanggal 18 Maret 2019

No. Responden Ya Kd Td Jumlah


1 9 1 0 10
2 10 0 0 10
3 8 1 1 10
4 8 2 0 10
5 10 0 0 10
6 10 0 0 10
Jumlah 55 4 1 60
Prosentase 91,7% 6,7% 1,6% 100%
Keterangan :

34
34
34
34
34
34
34
55
Ya : x 100 %=91,7 %
60

4
Kadang : x 100 %=6,7 %
60

1
x 100 %=1,6 %
Tidak : 60

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 91,7 %


pasien mengatakan Ya, dimana setiap responden menjawab 10
pertanyaan dengan total responden sebanyak 6. dan 6,7 % pasien
mengatakan kadang dan 1,6% mengatakan tidak. Dengan indikator
10 pertanyaan yang menjawab “Ya” responden 1 sebanyak 9
pertanyaan, responden 2 sebanyak 10pertanyaan, responden 3 dan
4 sebanyak 8 pertanyaan, responden 5 dan 6 sebanyak 10
pertanyaan. Jadi dari 6 responden menjawab “Ya” sebanyak 55
pertanyaan. Yang menjawab kadang-kadang responden 1dan 3
sebanyak 1 pertanyaan, responden 4 sebanyak 2 pertanyaan, jadi
total yang menjawab kadang-kadang sebanyak 4 pertanyaan. dan
menjawab “tidak” sebanyak 1 responden terhadap mutu pelayanan
asuhan perawatan di UNIT STROKE RSUD Dr. Soedono Madiun.

3. Kuesioner M5 (Pemasaran/ Marketing/Mutu)


1. Perawat selalu memperkenalkan diri kepada pasien/ keluarga
pasien ?
Ya Kadang-kadang Tidak

35
35
35
35
35
35
35
2. Perawat bersikap sopan dan ramah kepada pasien/ keluarga
pasien dalam pelayanan ?
Ya Kadang-kadang Tidak
3. Perawat menjelaskan tujuan dilakukan perawatan pada pasien/
keluarga pasien ?
Ya Kadang-kadang Tidak
4. Apakah ada perawat atau kepala ruangan yang memberikan
informasi mengenai penanggung jawab pasien ?
Ya Kadang-kadang Tidak
5. Perawat memperhatikan keluhan pasien?
Ya Kadang-kadang Tidak
6. Perawat menanggapi keluhan pasien ?
Ya Kadang-kadang Tidak
7. Perawat memberikan keterangan mengenai masalah yang
dihadapi pasien ?
Ya Kadang-kadang Tidak
8. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
pada pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan ?
Ya Kadang-kadang Tidak
9. Perawat menjelaskan resiko atau bahaya suatu tindakan pada
pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan ?
Ya Kadang-kadang Tidak
10. Perawat melakukan cek tekanan darah dan suhu ?
Ya Kadang-kadang Tidak

36
36
36
36
36
36
36
37
37
37
37
37
37
37
2.3 ANALISA SWOT
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan elemen penerapan model MAKP yang meliputi : M1 ;
ketenagaan dan Klien , M2 ; Material dan Machine , M3 ; Methode (Timbang Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi obat,
Supervisi, Dischard planning), M4 : Money, M5 : Mutu, Dokuementasi.
NO. ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
1. M1 (MAN)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength S-W
1. Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan dan 0,2 3 0,6 2,8-2,6 = 0,2
sebanyak 96% perawat telah mengikuti pelatihan
2. Jenis Ketenagaan :
a) S2 Keperawatan : - 0,1 3 0,3
b) S1 Keperawatan+Ners : 4 orang
c) D3 Keperawatan : 8 orang
d) Tenaga Non medis : 1 orang
3. Masa kerja < 10 tahun sebanyak 8 0,2 2 0,4
38
38
38
38
38
38
38
Masa kerja > 10 tahun sebanyak 4
4. Adanya pelatihan perawat 0,1 3 0,3
5. Pembagian tugas sesuai dengan bagiannya 0,2 3 0,6
6. Kepala ruangan menjalankan tugasnya 0,1 3 0,3
7. Ketua tim menjalankan tugasnya 0,1 3 0,3

Total 1 2,8
Weaknes
1. Beban kerja perawat di ruangan cukup tinggi 0,6 3 1,8
2. Sebagian perawat mengikuti MAKP 0,4 2 0,8

Total 1 2,6

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity

39
39
39
39
39
39
39
1. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang 0,2 2 0,6 O-T
yang lebih tinggi 3,1 – 2,4 =
2. Adanya mahasiswa yang praktik di ruangan Unit Stroke 0,1 2 0,2 0,7
3. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi 0,2 3 0,6
perawat 0,3 3 0,9
4. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana
MAKP merupakan suatu penilaian 0,2 4 0,8
5. Jumlah pendapatan sesuai dengan pendidikan
1 3,1
Total
Treathened 0,3 2 0,6
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan 0,3 2 0,6
2. Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,4 3 1,2
3. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan

40
40
40
40
40
40
40
pendidikan tiap tahun 1 2,4
Total

2. M2 (SARANA DAN PRASARANA)


a. Internal Faktor (IFAS) S–W
Strenght 3,0 – 2,1=
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadahi untuk 0,2 3 0,6 0,9
pasien tenaga kesehatan dan keluarga pasien termasuk sarana
prasarana universal precoution untuk perawat.
2. RS pemerintahan tipe B 0,1 3 0,3
3. Terdapat administrasi penunjang (misal buku injeksi buku TT 0,2 3 0,6
buku visite SOP dan lain-lain yang memadai.
4. Tersedianya nurse station. 0,2 4 0,8
5. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana 0,1 2 0,2
penunjang kesehatan sudah ada.

41
41
41
41
41
41
41
6. Lokasi dan denah ruangan baik 0,1 2 0,2
7. Perawat mengerti cara menggunakan alat-alat perawatan 0,1 3 0,3
pasien
Total 1 3,0
Weakness.
1. Adanya alat yang tidak pernah digunakan sesuai kebutuhan 0,5 2 1,0
2. Belum berencana merenovasi ruangan 0,1 2 0,2
3. Berencana menambah peralatan 0,2 2 0,4
4. Alat sesuai dengan rasio pasien 0,1 2 0,2
5. Alat habis pakai selalu tersedia yang dibutuhkan 0,1 3 0,3

Total 1 2,1
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Oportunity O–T
1. Adanya persaingan dengan rumah sakit sekitar. 0,5 3 1,5 3,0 – 1,8 =

42
42
42
42
42
42
42
2. Adanya program pelatihan atau seminar khusus tentang 0.5 3 1,5 1,2
pengoperasian alat.
Total 1 3,0
Treathened
1. Adanya perubahan tentang regulasi 0,4 1 0,4
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,2 3 0,6
kesehatan.
3. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk melengkapi 0,4 2 0,8
sarana dan prasarana.
Total 1 1,8

3 M3 (METHODE)
a. Internal Faktor (IFAS) S –W
STRENGTH 3,8 – 2,6 = 1,2
1. RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan 0,1 4 0,4
kegiatan pelayanan

43
43
43
43
43
43
43
2. Sudah ada Model MAKP yang digunakan 0,2 4 0,8
3. Mempunyai Protap/SOP setiap tindakan 0,1 3 0,3
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat : Perawat dan tim 0,1 3 0,6
kesehatan lain
5. 100 % perawat mau menerapkan MAKP 0,1 3 0,6
6. Adanya pendidikan perawat ners 0,1 3 0,6
7. Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi syarat untuk MAKP 0,1 1 0,1
8. Model MAKP menjadikan semakin pendek lama rawat inap 0,1 2 0,2
9. Perawat dapat menilai kondisi pasien sesuai kebutuhan 0,1 2 0,2

TOTAL 1 3,8
WEAKNESS
1. Pelaksanaan MAKP kasus belum optimal.
2. Kurangnya jumlah tenaga perawat yang membantu optimalisasi 0,2 4 0,8
penerapan model yang digunakan 0,2 3 0,6

44
44
44
44
44
44
44
3. Komplain darin keluarga pasien
4. Ketua tim menegur perawat pelaksaan 0,1 1 0,1
5. Peningkatan kepercayaan pasien 0,1 2 0,2
6. Model MAKP memberatkan pembiayaan 0,1 2 0,2
7. Perawat menjalankan sesuai tugasnya 0,1 1 0,1
8. Job Deskription sudah jelas 0,1 3 0,3
0,1 3 0,3
TOTAL 1 2,6

b. Eksternal Faktor (EFAS) O–T


OPPORTUNITY 2,8 – 3,0 = - 0,2
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan praktik manajemen 0,4 2 0,8
keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat 0,2 3 0,6
Ruangan

45
45
45
45
45
45
45
3. Ada kerjasama antara institusi dengan RS 0,2 4 0,8
4. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 0,2 3 0,6

TOTAL 1 2,8
THREATENED
1. Persaingan dengan Rumah Sakit lain yang semakin ketat 0,2 2 0,4
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap 0,2 3 0,6
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih profesional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 0,2 3 0,6
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 0,2 3 0,6
5. Bebasnya pers yang dapat langsung menyebarkan informasi 0,2 4 0,8
dengan cepat.
TOTAL 1 3,0
a. Internal Faktor (IFAS) S–W
1. TIMBANG TERIMA 3,1 – 2,8 = 0,3

46
46
46
46
46
46
46
Strength
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap 0,2 4 0,8
pagi
2. Timbang terima sudah menggunakan status pasien tidak 0,2 3 0,6
menggunakan laporan
3. Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah 0,1 2 0,2
dilaksanakan adanya kemauan perawat untuk melakukan
timbang terima
4. Timbang terima dilakukan secara langsung melihat keadaan 0,2 3 0,6
klien (validasi keliling ke bed pasien)
5. Timbang terima dihadiri karu, katim, perawat shift malam dan 0,1 4 0,4
pagi
6. Adanya klarifikasisaat timbang terima pasien 0,1 2 0,2
7. Adanya form timbang terima 0,1 3 0,3

47
47
47
47
47
47
47
Total 1 3,1
Weaknes
1. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik, (PP melaporkan 0,3 4 1,2
identitas pasien, keluhan utama, DS, DO, MK, dan Intervensi)
tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan
evaluasi tidak lengkap.
2. Format timbang terima yang mencangkup, nama dan paraf 0,1 2 0,2
perawat pada kedua sfhift telah dilakukan dengan baik
3. Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal, khususnya 0,2 3 0,6
dari shift sore ke malam
4. Timbang terima tidak dilakukan tepat waktu 0,1 2 0,2
5. Mengunjungi masing-masing pasien kurang dari 5 menit 0,2 2 0,4

Total 1 2,8

48
48
48
48
48
48
48
c. Eksternal Faktor (EFAS) O-T
Opportun 3,0 – 2,5 = 0,5
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktik manajement 0,2 4 0,8
keperawatan di ruang tersebut
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa keperawatan 0,2 2 0,4
yang praktik dengan praktek ruangan
3. Adanya Kebijakan RS (bidang keperawatan) tentang timbang 0,6 3 1,8
terima
Total 1 3,0
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan terbaik keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab 0,5 2 1
dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan

49
49
49
49
49
49
49
Total 1 2,5

2. RONDE KEPERAWATAN S-W


a. Internal Faktor (IFAS) 2,8 – 3,4 = -0,6
Strength
1. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya kegiatan 0,3 3 0,9
Ronde Keperawatan
2. Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian khusus 0,1 1 0,1
3. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang 0,3 3 0,9
keperawatan medis
4. Sertifikat perawat sesuai keahliannya 0,3 3 0,9
Total 1 2,8

Weaknes

50
50
50
50
50
50
50
1. Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan 0,4 4 1,6
di ruang Unit Stroke
2. Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata 0,2 3 0,6
3. Kurangnya tenaga keperawatan untuk melakukan ronde 0,2 4 0,8
keperawatan
4. Tim dalam ronde keperawatan belum dibentuk 0,2 2 0,4
Total 1 3,4
b. Eksternal Faktor (EFAS) O-T
Opportunity 2,7 –3,0 = -0,3
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang manajemen keperawatan 0,3 2 0,6
2. Adanya kesempatan dari kepala ruang untuk mengadakan ronde 0,7 3 2,1
keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktik
Total 1 2,7
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,4 4 1,6

51
51
51
51
51
51
51
mendapatkan pelayanan yang baik
2. Persaingan pelayanan antar ruangan semakin kuat dalam 0,6 4 2,4
pemberian pelayanan

Total 1 3,0

3. PENERIMAAN PASIEN BARU


a. Internal Faktor (IFAS)
Strength S-W
1. Komunikasi terapeutik sudah diterapkan dalam melakukan 0,1 2 0,2 3,6 – 2,1 = 1,5
prosedur tindakan
2. Adanya persetujuan antara keluarga pasien dengan petugas 0,2 3 0,6
penerima (perawat)

52
52
52
52
52
52
52
3. Adanya pemberian edukasi terhadap keluarga pasien 0,2 3 0,6
4. Perawat mengerti bagaimana penerimaan pasien baru 0,2 4 0,8
5. Pembagian tugas keperawatan penerimaan pasien baru 0,1 2 0,2
6. Perawat melakukan dokumentasikan pasien baru 0,3 4 1,2
Total 1 3,6
Weaknes
1. Kurangnya sarana dan prasarana membuat beberapa yang 0,5 2 1
seharusnya diberikan menjadi terhambat, seperti leaflet untuk HE
kepada pasien baru
2. Kurang optimalnya dalam pemberian edukasi karena keterbatasan 0,5 3 1,5
kemampuan komunikasi, gangguan kognitif dan tingkat
pendidikapasien
Total 1 2,5 O-T
b. Eksternal Faktor (EFAS) 4,0– 1,6=
Opportunity 2,4

53
53
53
53
53
53
53
1. Adanya keluarga yang mendampingi pasien bisa membantu 0,5 4 2
perawat dan mudah menjelaskan kondisi pasien
2. Adanya mahasiswa praktik yang dapat membantu tugas dari 0,5 4 2
perawat
Total 1 4
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih baik dari masyarakat untuk 0,3 3 0,9
mendapatkan pelayanan terbaik
2. Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,7 1 0,7
kesehatan
Total 1 1,6
4. SUPERVISI
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Supervisi telah dilaksanakan secara rutin 0,3 1 0,3

54
54
54
54
54
54
54
2. Telah ada program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi 0,2 1 0,2
3. Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan supervisi 0,3 1 0,3 S-W
4. Perawat mengerti tentang supervisi 0,2 1 0,2 1– 2=
-1
Total 1 1

Weaknes
1. Kurangnya pengadaan program pelatihan, sosialisasi supervisi 0,3 2 0,6
2. Supervisi belum terstruktur dan tidak semua form tersedia 0,3 1 0,3
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas 0,1 2 0,2
4. Pelaksanaan supervisi belum konsisten 0,3 3 0,9

Total 1 2

55
55
55
55
55
55
55
b. Ekternal Faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa s1 keperawatan yang praktik manajemen 0,3 4 1,2
keperawatan
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak 0,3 4 1,2
melaksanakan tugas dengan baik O-T
3. Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai pedoman untuk DP3 0,4 2 0,8 3,2– 3 =
0,2
Total 1 3,2

Threatened
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan 1 3 3
pelayanan yang profesional
Total 1 3

56
56
56
56
56
56
56
5. DISCHARGE PLANNING
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Tersedianya resume medis untuk pasien pulang 0,2 3 0,6
2. Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning di 0,1 2 0,2
Ruangan untuk pasien pulang (format atau kartu DP)
3. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan 0,2 4 0,8
kepada pasien/keluarga
4. Adanya kartu kontrol obat 0,2 4 0,8
5. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal 0,2 4 0,8
kepada pasien /keluarga selama dirawat atau pulang S-W
6. Perawat mengerti tentang Discharge Planning 0,1 2 0,2 3,4–2,8=
0,6
Total 1 3,4

57
57
57
57
57
57
57
Weaknes
0,3 3 0,9
1. Pelaksanaan discharge planing belum optimal.
0,2 4 0,8
2. Belum tersedianya leaflet pasien pulang

3. Pemberian pendidikan kesehatan belum dilakukan secara 0,2 3 0,6


dokumentasi 0,2 2 0,4
4. Belum adanya PJ tentang operasional Discharge Planning 0,1 2 0,2
5. Dischare Planning tidak disampaikan menggunakan bahasa
yang mudah dan dimengerti oleh pasien
Total 1 2,8

b. Eksternal Faktor (EFAS)


1,5
0,5 3
Opportunity

58
58
58
58
58
58
58
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melakukan praktik 2,0
0,5 4
manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1
1 3,5
keperawatan dengan perawat klinik O-T
Total 3,5-3,0=
0,5

Treathened 1,2
0,4
3
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
0,6
0,2
keperawatan yang profesional 3
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan 1,2
0,4
3
3. Persaingan antar Rumah Sakit yang semakin ketat

3,0
59
59
59
59
59
59
59
1
Total

4. Money (M4)
a. Internal faktor (IFAS) S-W
STRENGTH 2,4 – 2 = 0,4
1. Adanya dukungan pendapatan dari APBD 0,4 2 0,8
Provinsi Jawa Timur 0,4 3 1,2
2. Ada pendapatan dari jasa pelayanan medis 0,2 2 0,4
3. Tiap perawat mendapatkan uang LP
TOTAL 1 2,4

WEAKNESS
1. Jasa insentif dan jasa 0,5 2 1
medik yang diberikan sama untuk semua perawat
2. Adanya perubahan 0,5 2 1
60
60
60
60
60
60
60
pelayanan pasien BPJS 1 2
TOTAL
b. EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) O–T
OPPORTUNITY 0,3 2 0,6 3,4 – 2 = 1,4
1. Pengeluaran sebagian besar dibiayai institusi 0,3 4 1,2
2. Ada kesempatan untuk menggunakan
instrument medis dengan re-use sehingga menghemat pengeluaran 0,4 4 1,6
3. Adanya kerjasama dengan pihak asuransi
kesehatan dan institusi pendidikan 1 3,4
TOTAL
THREATENED
1. adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 1 2 2
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih professional
sehingga membutuhkan pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana 1 2

61
61
61
61
61
61
61
TOTAL

Mutu (M5) S–W


a. Internal faktor (IFAS) 3,4 – 2 = 1,4
STRENGTH 0,2 3 0,6
1. Rumah sakit sudah terakreditasi SNARS
2. Berdasarkan hasil pembagian kuesioner menunjukkan bahwa 0,3 3 0,9
sebagian besar kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan
di rumah sakit menyatakan puas, kadang – kadang dan ada
yang tidak . 0,3 3 0,9
3. Rata-rata BOR ideal 0,2 5 1
4. Adanya variasi karakteristik dari pasien (Umum, BPJS PBI dan
BPJS non PBI)
1 3,4
TOTAL

62
62
62
62
62
62
62
WEAKNESS 1 2 2
1. Terdapat pasien yang kurang puas terhadap pelayanan 1 2
TOTAL O–T
b. Eksternal faktor (EFAS) 3,6 – 3 = 0,6
OPPORTUNITY 0,6 4 2,4
1. Mahasiswa S1 Keperawatan Praktik Manajemen 0,4 3 1,2
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 1 3,6
TOTAL

TREATHENED 0,5 3 1,5


1. Adanya peningkatan standart masyarakat yang harus dipenuhi 0,5 3 1,5
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan 1 3
TOTAL
7. Dokumentasi Keperawatan S-W
1. Internal Faktor (IFAS) 3,4 – 2,7 = 0,7
STRENGTH
63
63
63
63
63
63
63
1. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga 0,2 4 0,8
kesehatan (sarana administrasi penunjang)
2. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR 0,2 3 0,6
3. Format asuhan keperawatan sudah ada 0,2 4 0,8
4. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan 0,2 3 0,6
tanggung gugat
5. Perawat mengerti tentang pendokumentasian yang benar 0,2 3 0,6

TOTAL 1 3,4

WEAKNESS
1. Dari observasi status pasien, pengisian 0,3 3 0,9
dokumentasi tidak lengkap: waktu, nama, dan jam belum
dicantumkan, respon pasien pasca tindakan kurang terpantau 0,2 2 0,4
2. SAK dan SOP belum maksimal 0,2 3 0,6

64
64
64
64
64
64
64
digunakan
3. Pengawasan terhadap sistematika 0,2 3 0,6
pendokumentasian belum dilaksanakan secara optimal 0,1 2 0,2
4. Pendokumentasian tidak tepat waktu
5. Beban kerja menambah karena
dokumentasi 1 2,7
O-T
TOTAL 3,1 – 3,0
2. Eksternal Faktor (EFAS) 0,3 2 0,6 = 0,1

OPPORTUNITY 0,2 3 0,6


1. Adanya program pelatihan
2. Peluang perawat untuk meningkatkan 0,2 4 0,8
pendidikan (pengembangan SDM)
3. Mahasiswa S1 Keperawatan Praktik 0,2 4 0,8
manajemen untuk mengembangkan sistem dokumentasi PIE 0,1 2 0,3

65
65
65
65
65
65
65
4. Kerjasama yang baik antara perawat dan
mahasiswa 1 3,1
5. Adanya sistem MAKP Primer yang
dicoba untuk diterapkan mahasiswa praktek di ruangan
TOTAL 0,75 3 2,25

0,25 3 0,75
TREATHENED
1.Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan tanggung 1 3,0
jawab dan tanggung gugat
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan
TOTAL

66
66
66
66
66
66
66
2.4 Hasil Analisa SWOT

No Uraian Ifas Efas


1. M1 – Ketenagaan 0,2 0,7
2. M2 – Sarana dan Prasarana 0,9 1,2
3. M3 – Metode 1,2 -0,2
4. Timbang Terima 0,3 0,5
5. Ronde Keperawatan -1 0,2
6. Penerimaan Pasien Baru 0,3 0,5
7. Supervisi 0,6 0,5
67
67
67
67
67
67
67
8. Discharge Planning -0,6 -0,3
9. M4 – Money 0,7 0,1
10. M5 – Mutu 0,4 1,4
11. Dokumentasi keperawatan 1,4 0,6

68
68
68
68
68
68
68
69
69
69
69
69
69
69
2.5 Diagram Layang

1
Keterangan
No Uraian IFAS EFAS
M1 – Ketenagaan 0,2 0,7
M2 – Sarana dan Prasarana 0,9 1,2
M3 – Metode 1,2 -0,2
Timbang Terima 0,3 0,5
Ronde Keperawatan -1 0,2
Penerimaan Pasien Baru 0,3 0,5
Supervisi 0,6 0,5
Discharge Planning -0,6 -0,3
M4 – Money 0,7 0,1
M5 – Mutu 0,4 1,4
Dokumentasi keperawatan 1,4 0,6
M1 – Ketenagaan 0,2 0,7

Matriks Kuadran SWOT :


1. Kuadran I (positif,positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya

organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat

dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar

pertumbuhan dan meraih kemajuan serta maksimal.

2. Kuadran II (positif,negatf)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun

menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah diservikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi

yang mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga

diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus

berputar bila hany bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh

1
karenanya oganisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam

strategi taktisnya.

3. Kuadran III (negatif,positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun sangat

berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi,

artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.

Sebab, strategi yang lama dikhawatirkn sulit untuk dapat menangkap

peluang yang ada sekaligus memperbaik ikinerja organisasi.

4. Kuadran IV (negatif,negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi

tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi

bertahan, artinya kondisi internalorgaisasi berada pada pilihan

dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan

strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin

terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya

membenahi diri.

2.6 Identifikasi Masalah


N Identifikasi masalah Masalah Penyebab
o

2
1. Ketenagaan (M1 - Man) Tenaga keperawatan diruang sudah Tidak ada
mencukupi masalah
2. Sarana dan Prasarana (M2 - Peralatan diruangan untuk Tidak
Material) perawatan pasien sudah lengkap ada
masalah
3. Metode (M3 - Method) Kurangnya pelaksanaan ronde mayoritas perawat be
keperawatan, MAKP tim yang memahami tentang ro
belum terlaksana secara maksimal. keperawatan,
pelaksanaannya juga be
optimal, ronde keperaw
tidak rutin dilaksana
dalam satu b
sekali,belum terbentuk
tim pelaksana ro
keperawatan sesuai den
kuesioner ro
keperawatan,
4. Pembiayaan dan Billing (M4 Perhitungan jasa insentif untuk Tidak ada
- Money) masing- masing profesi masalah
berbeda berdasarkan
tanggung jawabnya.
5. Mutu (M5 - Mutu) rata-rata BOR dalam ruangan ideal Tidak ada
masalah

2.7 Prioritas Masalah

Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah CARL


yaitu tehnik yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika data
yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan, kemudahan,
kesiapan, serta pengungkit.Semakin besar skor maka semakin besar
maalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan
prioritas.Penggunaan metode CARL untuk menentapkan prioritas masalah
dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan dalam
menyelesaikan masalah.
Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor
0 – 10. Kriteria CARL tersebut memiliki arti :
1. C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan

3
peralatan)
2. A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak didasarkan pada ketersediaan metode/cara/tehnologi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan.
3. R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motifasi
4. L : Leverage yaitu seberapa besar berpengaruh yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

Nilai total merupakan hasil perkalian : C x A x R x L


No Daftar C A R L Total Urutan
Masalah Nilai

1. M1 2 5 4 5 200 II
2. M2 3 3 3 4 108 V
3. M3 6 5 6 7 1260 I
4. M4 2 4 3 5 120 IV
5. M5 3 3 7 2 126 III

Daftar rumusan masalah berdasarkan prioritas :

1. Kurangnya pelaksanaan

ronde keperawatan di Unit Stroke

2. MAKP tim yang belum

terlaksana secara maksimal

4
3. Kurangnya pelaksanaan

supervisi di ruang Unit Stroke

5
BAB III
STRATEGI PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian
Untuk efektivitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya
umum, kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :

Struktur Organisasi

Ketua : RM.Bayu W

Wakil ketua : Anthony W

Sekretaris : Pricylia S.R

Bendahara : Ulfi N

Penanggung jawab
PJ MAKP : Danang
PJ Penerimaan Pasien Baru : Aulia E
PJ Timbang terima : Farida
PJ Discharge Planning : Dian Indah P
PJ Sentralisasi Obat : Febby
PJ Supervisi : Endah L
PJ Ronde Keperawatan : Fitri T, Inaha
PJ Dokumentasi Kep : Ghifari Z

Dalam pengelolaan ruangan pengorganisasian dalam pembagian peran


yaitu :
Kepala Ruang : RM.Bayu W
Katim 1 : Anthony W
Katim 2 : Pricylia S
Perawat Primer 1 : Danang
Perawat Primer 2 : Farida

6
Perawat Asossiate 1 : Endah , Aulia
Perawat Asossiate 2 : Dian Indah P , Febby

Perawat Assosiate 3 : Fitri T , Ulfi N

Perawat Assosiate 4 : Ghifari Z , Inaha

3.2 M3 ( Method)
3.2.1 Ronde Keperawatan

1. Latar belakang
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh
tim keperawatan, konsultan keperawatan diantaranya (dokter, ahli gizi,
farmasi dan lain-lain). Selain menyelesaikan masalah pasien, ronde
keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan
harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Kepekaan dengan cara berfikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih
melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara
langsung pada kasus nyata. Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang
berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat
ruangan untuk berfikir secara kritis dalam peningkatan keperawatan secara
professional. Dalam pelaksanaan ronde keperawatan juga akan terlihat
kemampuan perawat dalam melaksanakan kerjasama tim kesehatan yang
lain guna untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruang Unit Stroke bahwa
didapatkannya Kurangnya pelaksanaan ronde keperawatan, dan MAKP
tim yang belum terlaksana secara maksimal.

2. Masalah
Dalam ruangan Unit Stroke didapatkan pelaksanaan ronde
keperawatan kurang maksimal karena ronde keperawatan dilakukan dari
intruksi bidang keperawatan pada saat terdapat kasus yang harus

7
dipecahkan secara bersama.

3. Tujuan

1) Tujuan umum

Menyelesaikan masalah-masalah yang belum teratasi di ruang Unit


Stroke RSUD Dr Soedono Madiun
2) Tujuan khusus
a. Menjustifikasikan masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat lainnya
4. Target

Ronde keperawatan dapat dilaksanakan dan berjalan sesuai dengan alur


dan syarat yang dilaksanakannya ronde keperawatan
5. Program kerja
1) Rencana strategi
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan

b. Menentukan pasien dan kasus yang akan dijadikan subjek dalam


ronde keperawatan

c. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan (strategi dan materi)

d. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksaan ronde keperawatan

e. Melaksanakan ronde keperawatan secara bersama-sama dengan


kepala ruang dan tim kesehatan yang lainnya
2) Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Ghifari Z
b. Dokter : Anthony W
c. Farmasi : Ulfi N
d. Ahli Gizi : RM.Bayu W
e. Kepala ruang : Pricylia S.R
f. Perawat primer : Fitri , Inaha
g. Perawat associate : Dian Indah , Farida , Febby

8
3.3 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

1. Latar belakang
Berkembangnya informasi dan teknologi dalam menghadapi era
globalisasi memberikan dampak positif terhadap pola pikir masyarakat
saat ini baik terhadap ekonomi, sosial, politik dan kesehatan. Fenomena ini
dapat dilihat dari semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang optimal. Tingginya tuntutan masyarakat tersebut
merupakan tantangan bagi perawat untuk mengalami perubahan dalam
sistem pelayanan. Perubahan ini merupakan cara untuk mempertahankan
diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era globalisasi.
Salah satu pelaksanaan perubahan yang nyata adalah memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas dan manajerial keperawatan yang andal.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasinya di lapangan
berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan
manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah proses
keperawatan sehingga dapat mengarahkan keperawatan menuju
profesionalisme (Nursalam, 2011). Salah satu sistem pelayanan
keperawatan professional adalah dengan melaksanakan model asuhan
keperawatan professional primer yang merupakan suatu metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
dengan pasien keluar.
Berdasarkan pengkajian yang dilaksanakan di ruang Unit Stroke
menggunakan model asuhan keperawatan professional (MAKP) primer
modifikasi tim. Pengembangan model ini merupakan pengembangan dari
primary nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan melibatkan
tenaga professional dan non prefisional.

9
2. Masalah
MAKP yang digunakan oleh ruang Unit Stroke yang merupakan gabungan
antara model primer dengan tim berjalan baik di ruangan.
3. Tujuan

1) Tujuan umum

Meningkatkan pelaksanaan MAKP yang telah dipilih oleh ruangan


sesuai dengan kaidah MAKP yang standart
2) Tujuan khusus

a. Menganalisis komponen-komponen dari


MAKP yang belum terlaksana optimal di ruangan
b. Membuat perencanaan pengoptimalan pelaksanaan MAKP

c. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan


MAKP yang telah direncanakan
4. Target
1) Penerapan MAKP berjalan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat
2) Komponen-komponen MAKP terlaksana
optimal Kriteria evaluasi
a. Struktur

a) Menentukan penanggung jawab MAKP

b) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP

c) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat

d) Melakukan pembagian peran perawat

e) Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat

f) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat

10
b. Proses

Menerapkan MAKP

a) Tahap uji coba MAKP

b) Tahap aplikasi MAKP


c. Hasil
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP primary nursing sesuai dengan
job description
5. Program kerja
1) Rencana strategis
a. Mendiskusikan bentuk dan penerapan
model asuhan keperawatan professional yang dilaksanakan yaitu
primary nursing
b. Mengajukan proposal MAKP dan
melaksanakan desiminasi awal
c. Melakukan pembagian peran perawat
d. Menentukan diskripsi tugas dan tanggung
jawab perawat
e. Melakukan pembagian jadwal serta
pembagian tenaga perawat
f. Menerapkan model asuhan keperawatan
professional yang sudah ditentukan
2) Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Farida
b. Kepala Ruang : Dian Indah P
c. Perawat Primer 1 : ulfi
d. Perawat Primer 2 : ghifari Z
e. Perawat Asossiate 1 : Aulia , Endah L
f. Perawat Asossiate 2 : Fitri T, Pricylia
g. Perawat Assosiate 3 : Danang , Febby

11
3.4 Perawat Assosiate 4 :Bayu,AnthonyPOA (Plan Of Anction)

Indikator / Target Penanggung


Masalah Tujuan Program / kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab

RONDE Ronde 1. Menyusun proposal kegiatan Didapatkan solusi atas Minggu ke RM.Bayu W
KEPERAWATAN keperawatan ronde keperawatan (strategi masalah pasien yang 4
Belum terlaksananya terlaksana dan materi). dirondekan
metode MAKP Ronde dengan optimal 2. Menyusun SPO dan alur
Keperawatan dan teratur atau format ronde
3. Membuat laporan asuhan
keperawatan
4. Evaluasi
5. Melaksanakan ronde
keperawatan
6. Dokumentasi
M3 (METHOD) Terlaksananya 1. Membuat proposal MAKP Tingkat kepuasan kinerja Minggu ke Anthony W
Metode MAKP 2. Membuat jadwal dinas dan perawat yang baik diukur 3
Tim gabungan Gann Chart kegiatan MAKP menggunakan kuisioner
primer secara 3. Membuat form perhitungan kepuasan pasien, ALOS
optimal tenaga untuk ketergantungan dan BOR pasien
pasien, form perhitungan BOR
dan ALOS
Supervisi Mampu 1. Mengajukan proposal 1. Supervisi dilakukan Minggu ke Endah L
menerapkan pelaksanaan supervisi. sesuai dengan jadwal. 2
supervisi 2. Menentukan tema supervise 2. Supervisi dilaksanakan
keperawatan 3. Membuat form penilaian sesuai dengan tugas dan
dengan benar. supervisi tugas pokok dan fungsi.

12
4. Melaksanakan supervisi
keperawatan bersama-sama
perawat ruangan.
5. Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan supervisi
keperawatan menggunakan
instrumen baku yang telah
ada di ruangan

M2 (SARANA & Mengupayakan 1. Membuat daftar kebutuhan 1.Supervisi dilakukan Minggu ke Fitri T
PRASARANA) terpenuhinya sarana sesuai dengan jadwal. 2
kebutuhan 2.Kepala ruangan mengajukan 2.Supervisi dilaksanakan
fasilitas pengadaan perbaikan dan sesuai dengan tugas dan
pelayanan pengawasan sarana prasarana tugas pokok dan fungsi.
3.Mengusulkan pemasangan 3.Tersedianya kebutuhan
poster tentang edukasi dasar alat habis pakai.
untuk pasien seperti cuci tangan,
batuk efektif

M1 (KETENAGAAN) Meningkatnya 1. Menghitung dan menentukan Rasio kecukupan antara Minggu ke Pricylia
tenaga keperawatan kualitas dan kebutuhan tenaga perawat perawat dan pasien 2
dalam ruangan sudah kuantitas SDM berdasarkan tingkat menurut tingkat
tercukupi ketergantungan pasien ketergantungan pasien
2. Mengusulkan penambahan
tenaga keperawatan

TIMBANG TERIMA
Sesuai pengamatan Timbang terima 1. Menyusun format timbang 1. Timbang terima Minggu ke Farida

13
berdasarkan analisa dilaksanakan terima pasien serta petunjuk dilakukan dnurse 2
SWOT dari teoti dengan efektif teknik pengisiannya dan station dan di klien
timbang terima dan maksimal lebih menekankan pada 2. Isi timbang terima
menggunakan buku aspek keperawatan tentang masalah
operan dan setiap 2. Melaksanakan timbang keperawatan yang sudah
pergantian shif terima setiap pergantian shift dan belum teratasi
dilakukan operan ke 3. Dokumentasi (pembuatan 3. Timbang terima
setiap bed pasien. buku timbang terima) terdokumentasi dengan
baik
Discharge planning Discharge 1. Mengajukan proposal Setiap klien mulai masuk Minggu ke Dian Indah P
planning pelaksanaan discharge sampai pulang sudah 3
dilaksanakan planning mendapatkan discharge
secara optimal 2. Membuat form discharge planning.
dan planningdan juknisnya
terdokumen-tasi 3. Menentukan jadwal
dengan baik. pelaksanaan discharge
planning.
4. Mensosialisasikan dan
melaksanakan discharge
planning.
M5 (MUTU) Kepuasan pasien 1. Perhitungan BOR dan ALOS 1. Kepuasan Minggu ke Inaha
meningkat pasien klien terpenuhi 1
2. Mengusulkan peningkatan 2. Tidak ada
mutu pelayanan terus- komplain dari pasien
menerus sehingga memberi dan keluarga pasien
kesan yang baik pada klien terhadap pelayanan

14

Anda mungkin juga menyukai