Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Andy Irfandy

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 040563473

Tanggal Lahir : 01-01-2001

Kode/Nama Mata Kuliah : 4409/Arbitrase, Mediasi, dan Negosiasi

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : 51/UT Tarakan

Hari/Tanggal UAS THE : Senin/12-Juli-2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : 01-01-2001


NIM : 040563473
Kode/Nama Mata Kuliah : 4409/Arbitrase, Mediasi, dan Negosiasi
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : Tarakan

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tarakan,12-Juli-2021

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Berdasarkan kasus tersebut, Metode atau bentuk dari Alternatif Penyelesaian Sengketa, apabila Negosiasi
berakhir dengan kebuntuan, maka dilanjutkan dengan Proses Mediasi. Dalam hal ini mediasi dilakukan oleh
seorang Mediator dengan rentan waktu dimulainya mediasi paling lama 7 (tujuh) hari sejak ditunjuknya
seorang mediator, serta dilakukan paling lama 30 Hari untuk mendapatkan kesepakatan antar kedua belah
pihak dengan ditanda tanganinya kesepakatan yang ada. Adapun hal ini didasarkan pada Pasal 6 ayat 3
sampai Ayat 9 UU No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

2. Dari kasus tersebut, dapat dijabarkan bahwa Negosiasi merupakan proses pengambilan
keputusan/kesepakatan yang umumnya dilakukan melalui pertukaran pendapat/usul dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya pertengkaran dan perselisihan. Dalam melaksanakan proses negosiasi ada beberapa
tahapan yang akan dilakukan oleh seorang negosiator agar negosiasinya berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan keinginan.
Adapun Tahapan pertama yang perlu dilakukan oleh negosiator, yaitu adanya persiapan yang dilakukan
dalam proses negosiasi. Sebelum melakukan negosiasi, para pihak perlu melakukan penetapan lokasi dan
waktu pertemuan serta siapa yang harus menghadiri pertemuan negosiasinya. Pembatasan jangka waktu
pelaksanaan negosiasi juga dapat membantu untuk mencegah perselisihan yang berkelanjutan. Melakukan
persiapan sebelum membahas suatu permasalahan terkait akan membantu menghindari konflik lebih lanjut
dan sangat menentukan kesuksesan keberhasilan dalam bernegosiasi.
Tahap selanjutnya yaitu Tahap Penyusunan dalam tahap ini perlu adanya penyusunan atau langkah-langkah
dari tahap awal dan akhir yang dapat mempengaruhi kualitas negosiasi tersebut. Sehingga akan ada panduan
yang bisa digunakan masing-masing pihak ketika proses negosiasi akan berlangsung. Keterampilan yang
diperlukan dalam tahap ini adalah bertanya, mendengarkan dan mengklarifikasikan. Membuat catatan juga
sangat membantu selama tahap diskusi terutama pada poin yang diajukan dan poin-poin yang perlu
diklarifikasikan.
Setelah itu, Pengumpulan data terkait dengan kepentingan dan sudut pandang dari kedua pihak antara PT.
Cahaya dan PT. Indah yang berselisih yang telah didiskusikan bersama perlu diklarifikasikan. Negosiator
harus mampu membaca karakteristik seseorang dari masing-masing kedua belah pihak sehingga dapat
mengetahui gaya pembicaraan dan sudut pandangnya. Hal itu dimaksudkan agar dimungkinkan untuk
membangun landasan bersama. Pengumpulan data dan klarifikasi merupakan bagian penting dalam proses
negosiasi sehingga tidak perlu terjadi kesalahpahaman yang akan menyebabkan masalah baru.
Tahapan keempat yaitu pilihan strategi. Tahap ini berfokus pada apa yang disebut sebagai hasil “win-win
solution” yang mana saran akan strategi alternatif dan kompromi perlu dipertimbangkan pada poin ini. Kedua
belah pihak merasa telah memperoleh sesuatu yang positif melalui proses negosiasi dan kedua belah pihak
juga merasa bahwa sudut pandang mereka telah dipertimbangkan.
Pada tahap akhir perlu dilakukannya perjanjian dapat dicapai setelah pemahaman tentang sudut pandang dan
kepentingan kedua belah pihak telah dipertimbangkan. Kesepakatan apa pun harus dibuat sangat jelas
sehingga kedua belah pihak tahu apa yang telah diputuskan.
Lalu menerapkan perjanjian yang telah disepakati bersama, sehingga nantinya tidak akan ada masalah
dibelakang karena telah ada kesepakatan baik tertulis ataupun tidak tertulis dalam sebuah negosiasi.
3. - Pada Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi
Di Pengadilan berisi kan tentang Proses mediasi dan segala tahapan yang harus dilakukan, Adapun keharusan
menyelesaikan perkara melalui Mediasi dalam proses penyelesaian perkara perdata didasarkan pada Pasal 2
ayat 1 dan Pasal 4 ayat 1 pada Aturan ini.
- Pada Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur
Mediasi Di Pengadilan, keharusan menyelesaikan perkara melalui Mediasi di atur pada Pasal 2 Ayat 1
yang termaktub “Semua perkara perdata yang diajukan ke pengadilan tingkat pertama wajib untuk
lebih dahulu diselesaikan melalui perdamaian dengan bantuan mediator”
- Sedangkan pada Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Prosedur Mediasi Di Pengadilan, Keharusan melakukan mediasi terdapat dalam Pasal 2 ayat 1 dan
Pasal 4 terkait Pelaksanaan Mediasi sebagai langkah awal dalam peradilan perdata.

4. kewenangan Arbitrase berdasarkan kasus antara PT. Cahaya v PT. Indah, yaitu lembaga arbitrase memiliki
kewenangan untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada
perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Adapun kewenangan
Arbitrase terdapat dalam Pasal 9 ayat 1 yang berbunyi “Dalam hal para pihak memilih penyelesaian sengketa
melalui arbitrase setelah sengketa terjadi, persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu
perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh para pihak.”

Referensi :
- HKUM4409
- UU No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
- Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi Di
Pengadilan
- Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di
Pengadilan
- Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi Di
Pengadilan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai