Anda di halaman 1dari 12

Makalah pemeriksaan

‘’ drop hand ‘’

DISUSUN OLEH :
1. INTAN PERMATASARI (PO714241151016 )
2. IRMA YUNITA (PO714241151017)
3. SITTI FATIMA L. LASURADJI (PO714241151037)
4. ULFAJUMIATUN (PO714241151041)
5. WAODE ANANDA WULANSARI (PO714241151043)
6. WAHYUDDIN (PO714241151044)

POLTEKKES KEMENKES MAKASAR


JURUSAN FISIOTERAPI
2017

KATA PENGANTAR

1
Assalamu AlaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana ia telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Salam serta salawat
tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, dimana beliau
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang sekarang ini.

Dalam makalah ini kami membahas tentang “ BABY SPA ”. Makalah ini berisikan
teks yang otentik, yaitu teks yang bersumber dari berbagai buku dan materi di internet yang
kemudian direhap sesuai dengan pengetahuan yang kami peroleh. Oleh karena itu apabila ada
kesalahan penulisan dan kesalahan rehap mohon maaf yang sebesar – besarnya, karena itulah
batas kemampuan kami.

Ucapan” TerimaKasih” kepada semua pihak yang telah membantu kami atas
terselesainya tugas makalah ini. Mudah - mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca khusunya dalam materi pembahasan tentang kulit.

Kelompok 4

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.................................................................................... .i

DAFTAR ISI.................................................................................................. .ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... ............3
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Drop Hand.............................................................................3


B. Anatomi dan Fisiologi ............................................................................3
C. Etiologi....................................................................................................3
D. Patofisiologi .............................................................................................4
E. Tanda dan gejala..... ................................................................................4
F. Pemeriksaan Drop Hand...........................................................................5
G. Pemeriksaan fungsi dasar......................................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dengan semakin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakai jalan,
jumlah kendaraan, maupun jumlah pemakai jasa angkutan dengan bertambahnya jaringan
jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu
lintas semakin banyak. Beberapa trauma jatuh sering dialami akibat kecelakaan lalu lintas
seperti fraktur ataupun dislokasi dan cedera – cedera lain seperti jatuh dari ketinggian,
kecelakaan kerja, dan cedera olah raga.
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu faktor penyebab dari banyaknya
terjadinya fraktur. Fraktur merupakan masalah kesehatan yang menimbulkan kecacatan
paling tinggi dari semua trauma kecelakaan kendaraan bermotor. Salah satu contoh dari
fraktur tersebut adalah fraktur humerus. Fraktur ini dapat terjadi karena trauma secara
langsung maupun secara tidak langsung. Jika kulit diatasnya masih utuh disebut fraktur
tertutup, sedangkan jika salah satu dari rongga tubuh tertembus disebut fraktur terbuka
(Appley, 1995). Fraktur proksimal humerus biasanya terjadi setelah jatuh pada lengan yang
terentang. Jenis cidera ini pada orang muda mungkin menyebabkan dislokasi bahu dan
kadang-kadang terjadi fraktur dan dislokasi. Ada beberapa komplikasi dari fraktur proksimal
humerus, salah satunya adalah cidera pada saraf perifer (Garrison, 2001). Salah satu
komplikasi dari fraktur humerus adalah drop hand.
Drop hand merupakan kelumpuhan saraf radialis yang menyebabkan kelumpuhan
semua kelompok otot ekstensor pergelangan tangan, jari-jari dan supinator lengan bawah
(Maqsood dkk, 2008).
Tingkat gangguan akibat terjadinya drop hand digolongkan dalam berbagai tingkat,
yaitu impairment seperti nyeri, keterbatasan luas gerak sendi (LGS) dan penurunan kekuatan
otot. Functional limitation yaitu kesulitan saat membuka dan menggerakan jari-jari dan
pergelangan tangan. Participation restriction yaitu keterbatasan dalam melakukan interaksi
sosial.

B. Rumusan Masalah

4
1. Apa pengertian drop hand
2. Apa anatomi dan fisiologi drop hand
3. Apa penyebab atau etiologi drop hand
4. Bagaimana patofisiologi drop hand
5. Apa saja tanda dan gejala drop hand
6. Bagaimana cara pemeriksaan drop hand
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian drop hand
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi drop hand
3. Untuk mengetahui etiologi drop hand
4. Untuk mengetahui patofisiologi drop hand
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala drop hand
6. Untuk mengetahui cara pemeriksaan drop hand

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI DROP HAND


Drop hand merupakan kelumpuhan saraf radialis yang menyebabkan kelumpuhan semua
kelompok otot ekstensor pergelangan tangan, jari-jari dan supinator lengan bawah (Maqsood
dkk, 2008). Tingkat gangguan akibat terjadinya drop hand digolongkan dalam berbagai
tingkat, yaitu impairment seperti nyeri, keterbatasan luas gerak sendi (LGS) dan penurunan
kekuatan otot.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


a. Anatomi tulang-tulang tangan
Tulang-tulang tangan terdiri dari tulang-tulang pergelangan tangan (ossa
carpi), tulang-tulang telapak tangan (ossa metacarpi) dan ruas-ruas jari tangan
(phalangis digitorom manus) (Syaifuddin, 1997).
b. Anatomi otot-otot lengan dan tangan
Otot-otot yang dijelaskan yaitu pada otot-otot lengan dan tangan yang disarafi
oleh nervus radialis yang mengalami kelemahan yang menyebabkan drop hand
dextra yang terdiri dari otot-otot lengan bawah grup otot bagian posterior dan otot-
otot bagian superficial (Dalley, 2013).
c. Persarafan N. Radialis
Nervus radialis berasal dari fasiculus posterior plexus brachialis. Pada fossa
cubiti nervus radialis bercabang menjadi radialis profundus dan radialis
superficialis yang mensarafi kulit bagian ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah
(Snell, 1998).

Nervus radialis berasal dari fasiculus posterior plexus brachialis. Pada fossa cubiti
nervus radialis bercabang menjadi radialis profundus dan radialis superficialis yang mensarafi
kulit bagian ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah (Snell, 1998). Nervus radialis adalah
cabang terbesar dari pleksus brachialis. Mulai pada tepi bawah muskulus pektoralis minor
sebagai lanjutan dari trunkus posterior pleksus brachialis. Berasal dari radiks spinalis
servikalis V sampai thorakal I sesudah meninggalkan aksila, saraf ini melilit pada lekukan
spiral (musculospiral groove) pada humerus dan menempel erat pada tulang bersama cabang
profunda dari arteri barchialis. Setelah mencapai septum muskularis lateralis sedikit dibawah
insersio muskulus deltoideus, pada tempat ini dengan landasan tulang humerus saraf ini dapat
diraba.

Pada fossa antekubiti, pada bagian depan bawah lengan atas setinggi kondilus lateralis
humerus, saraf ini membagi diri dalam dua cabang terminal yaitu : cabang motoris profundus
(nervus interosseus posterior) dan cabang kutaneus superfisialis. Percabangan ini biasanya
terletak pada bagian proksimal lengan bawah, tetapi dapat bervariasi dalam jarak 4 sampai
4,5 cm di- bawah epikondilus lateralis. N. Interosseus posterior menembus muskulus

6
supinator untuk mencapai sisi posterior lengan bawah dan memberi persarafan motorik
cabang kutaneus mencapai superfisial kira-kira 10 cm di atas pergelangan tangan. Turun
sepanjang sisi lateral lengan bawah dan berakhir dengan memberi persarafan sensorik kekulit
dorsum tangan,ibu jari, telunjuk dan jari tengan (Chusid 1990).

Cabang sensorik nervus radialis biasanya mempersarafi sisi posterior lengan atas,
lengan bawah,tangan dan jari-jari kecuali kelingking dan sisi ulnar jari manis,tetapi karena
ada anstomosis dan persarafan yang tumpang tindih, maka distribusi sensoriknya ini sulit
ditentukan. Jika ada terdapat maksimal pada daerah dorsum ibu jari dan telunjuk (Chusid,
1990).

C. ETIOLOGI
Etiologi dari drop hand antara lain adalah fraktur humerus, fraktur collum
radius, dislokasi bahu, pembentukkan callus di sekitar fraktur, penekanan karena
pemakaian kruk, pukulan yang keras pada lengan, tuberkulosis tulang, tumor, neuritis
infeksiosa (Maqsood dkk, 2008).

D. PATOFISILOGI
Salah satu akibat dari trauma adalah fraktur. Pada ossa humeri dapat terjadi
fraktur pada daerah proksimal, dimana daerah tersebut merupakan daerah
perlengketan dari nervus radialis. Pada kondisi fraktur fragmen tulang menekan
nervus radialis yang mengakibatkan nervus radialis terjepit. Secara tidak langsung
penggunaan internal fiksasi dapat mengakibatkan ischemic jaringan saraf sehingga
saraf radialis mengalami gangguan.

E. TANDA DAN GEJALA KLINIS


Tanda dan gejala drop hand yaitu nyeri, kaku sendi dan kelemahan otot
ekstensor wrist ( Ran, 2003; Maqsood dkk, 2008 ).

7
PEMERIKSAAN DROP HAND
I. ANAMNESIS

a. Anamnesis Umum
Nama pasien : Ny. Pristy Tauristi
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Agama : Islam
Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : jalan gambir No.18 Yogyakarta
.
b. Anamnesis Khusus

Pasien merasakan lemah pada telapak tangan kiri,telapak tangan tidak bisa
digerakan ke atas setelah melakukan pemasangan pen. pada tanggal 1 februari 2014
pasien melakukan operasi pemasangan pen karena patah tulang pada tangan kirinya.
Sehari setelah operasi pasien merasakan telapak tangannya lemah tidak bisa diangkat
keatas.

Kemudian pada tanggal 7 februari 2014 pasien datang berobat ke RSUP Dr


Sardjito Yogyakarta dan dirujuk ke poli fisioterapi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

II. PEMERIKSAAN FISIK


a. Tekanan darah : 100/80 mmHg
b. Denyut nadi : 76 x/menit
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Temperatur : 36 ℃
e. Tinggi badan : 158 cm
f. Berat badan : 65 kg
III. INSPEKSI
A. Statis
a) Keadaan umum pasien terlihat baik, ekspresi wajah pasien tidak nampak menahan
sakit, dan tidak ada kelainan posture
b) Tidak nampak ada oedem maupun atropi pada daerah sekitar tangan kiri, serta tidak
ada perubahan warna kulit pada daerah sekitar tangan kiri
c) Pada telapak tangan kiri terlihat layu, elbow tampak fleksi, tampak menggunakan
elastic bandage pada tangan kiri.
B. Dinamis
a) Pada saat akan mengangkat telapak tangan kanan dan melakukan gerakan fleksi dan
ekstensi elbow pasien terlihat kesulitan .

IV. PALPASI
a) Spasme otot ekstensor carpi radialis pada tangan kiri

8
b) Suhu pada jaringan sekitar tangan kiri relatif sama dengan suhu jaringan sekitar
tangan kanan
c) Tidak ada oedem pada tangan kiri

PEMERIKSAAN FUNGSI DASAR

9
 Pemeriksaan nyeri

Dengan menggunakan VDS didapatkan hasil

 nyeri diam 3
 nyeri tekan 4
 nyeri gerak 5

 Pemeriksaan LGS wrist menggunakan Goniometer didapatkan hasil S = 00 – 300 –


450.

 Pemeriksaan sensibilitas

Dilakukan pada daerah yang di persarafi oleh nervus radialis, didapatkan hasil untuk
tes panas-dingin: normal, tajam-tumpul: normal.

10
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan sebagai berikut :
1. fisioterapi pada kondisi drop hand belum mampu meningkatkan kekuatan otot dengan
hasil terapi belum adanya peningkatan kekuatan terjadi pada otot pronator dan
supinator, dorsi fleksi wrist, palmar fleksi, fleksor finger, dan ektensor finger.
2. fisioterapi pada kondisi drop hand belum mampu meningkatkan lingkup gerak sendi
wrist dengan hasil belum adanya peningkatan lingkup gerak sendi. Pada sendi bidang
sagital sendi wrist untuk gerak aktif. Pada pemeriksaan lingkup gerak sendi wrist
untuk gerak pasif juga sama halnya dengan gerak aktif.
B. SARAN

Hendaknya pembaca, penulis dan peserta diskusi tidak hanya mengkaji masalah ini
dalam proses belajar saja atau dalam proses diskusi ini tetapi juga dapat dipelajari
kembali dirumah dengan membuka kembali makalah ini atau dengan buku yang berkaitan
dengan materi di dalam makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Appley. Graham dan Solomon, Louis. 1995. Ortopedi Fraktur Sistem Apley. Edisi Ketujuh.

Chusid, J. G. 1990. Neuro Anatomi Korelatif dan Fungsional, Gajah Mada Press. Yokyakarta

Garrison, Susan. 2001. Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitasi Fisik. Hipokrates: Jakarta.

Keithl. Moore and Atrhur F. Dalley. 2013. Anatomi berorientasi jilid 3. Erlangga: Jakarta

Kisner, Carolyn and Lynn Alien Colby, 2007; Therapeutik Exercise Foundation and Technique; F.
A Davis Company, Philadelphia.

12

Anda mungkin juga menyukai