Anda di halaman 1dari 4

“Perbedaan pengelolaan air tanah antara indonesia dan

india”

Diajukan Sebagai Syarat Pengajuan Outline Judul Skripsi

Oleh:

NPM 5118500

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang nomer 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, maka terjadi perubahan kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya air.
Reformasi pada pengelolaan tata kelola sumber daya air di indonesia didasarkan
pada Pengelolaan yang terpadu antar setiap jenis sumberdaya air (air hujan, air
permukaan, dan airtanah) tidak lagi terfragmentasi; Pengelolaan bersifat
desentralisasi, daerah kabupaten/kota berwenang mengelola sumberdaya
nasional (termasuk sumberdaya air) yang tersedia di wilayahnya; Peran
pemerintah pusat dari regulator dan sekaligus operator yang sentralistik menjadi
sebagai regulator, pembuat kebijakan, perencanaan nasional, pembinaan,
konservasi dan standarisasi nasional, dan menyerahkan pelaksanaan kebijakan
dan pengambilan keputusan pengelolaaan kepada pemerintah daerah, serta
melibatkan para stake holders, akar rumput di daerah, dan sektor swasta;
Pengelolaan yang tidak hanya menitikberatkan pada pemanfaatan sumberdaya
air, tetapi juga menjamin keberlanjutan (sustainability) ketersediaan sumberdaya
air dalam ruang dan waktu tertentu, baik jumlah maupun kualitasnya. Aspek
hukum dan kelembagaan memegang peran sangat penting dalam
penyelenggaraan pengelolaan airtanah. Pranata hukum dan kelembagaan yang
baik adalah yang tidak mengingkari asal-usul dan sifat alamiah airtanah.
Dukungan komitmen yang nyata dari semua pihak terkait, kelembagaan, aspek
hukum, pemerintah, swasta dan masyarakat serta dukungan teknis yang memadai
menjamin terlaksananya konsep pengelolaan airtanah secara total. Siklus
pengelolaan seharusnya tetap diimplementasikan untuk evaluasi efektivitas
pengelolaan airtanah. Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan
pengelolaan airtanah di Indonesia adalah terbatasnya sumberdaya airtanah di
alam yang disertai dengan meningkatnya pemanfaatan airtanah. Peningkatan
pemanfaatan sumberdaya airtanah di kota-kota besar di Indonesia telah
melampaui batas kemampuan cadangan airtanah itu sendiri. Ditambah dengan
keterbatasan pelayanan air bersih oleh Pemerintah yang sangat terbatas dan
belum dapat menjangkau seluruh kebutuhan air domestik bagi masyarakat, telah
mendorong pengambilan airtanah secara tidak terkontrol. Akibatnya di pusat-
pusat pengambilan airtanah terjadi degradasi kuantitas, kualitas dan bahkan
lingkungan airtanah secara signifikan. Kerusakan lingkungan di daerah imbuhan
airtanah karena penggundulan hutan dan alih fungsi lahan menjadi areal kebun
sayur atau palawija, bahkan menjadi pemukiman berikut fasilitas pendukungnya
telah menyebabkan turunnya kemampuan resapan air.
Jika kita berkaca pada Negara yang memiliki luas areal terbesar dengan sarana
irigasi yang berasal dari air tanah yaitu India (39 juta ha), kemudian perlu di
teliti terkait dengan kebijakan pengelolaan sumberdaya air di negara tersebut.
India merupakan negara yang mengkonsumsi air tanah terbesar yaitu 210 milyar
m3 per tahun. Pada tahun 2010, di India luas areal tanam yang menggunakan air
tanah untuk irigasi meningkat 5 kali lipat dibandingkan tahun 1960.Pada skala
global, irigasi menggunakan air tanah lebih banyak dibandingkan pengguna lain,
untuk penggunaan rumah tangga hanya sekitar 8%, sementara irigasi
menghabiskan sekitar 70% dari total penggunaan air tanah, bahkan di daerah
lahan kering dapat menghabiskan sekitar 90%. Di Indonesia peranan air tanah
makin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama untuk
memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak (common goods), seperti
air minum, rumah tangga, industri, irigasi, pertambangan, perkotaan dan lainnya,
serta sudah menjadi komoditi ekonomis bahkan di beberapa tempat sudah
menjadi komoditi strategis. Diperkirakan 70% kebutuhan air bersih penduduk
dan 90% kebutuhan air industri berasal dari air tanah. Maka dari itu kita
memerlukan komparasi kebijakan antara indonesia dengan india, negara yang
lebih dahulu memaksimalkan sumber daya air tanah untuk kebutuhan hidup
masyarakatnya. Dengan demikian penulis mengambil judul “perbandingan
pengelolaan air tanah indonesia-india”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan kebijakan pengelolaan sumberdaya air tanah indonesia
dengan india ?
2. Bagaimana implikasi Undang-undang nomer 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah terhadap daya dukung pengelolaan sumber daya air tanah di indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui komparasi kebijakan pengelolaan sumber daya air tanah
indonesia dengan india
2. Untuk mengidentifikasi efektivitas penerapan uu no 22 tahun 1999 terhadap
pengelolaan sumber daya air tanah di indonesia
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat
digunakan oleh program studi ilmu hukum untuk senantiasa
meningkatkan kualitas promosi dan meningkatkan citra positif program
studi pendidikan Hukum
2. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
penelitian berikutnya dan menambah teori-teori baru untuk penelitian yang
sejenis.

Anda mungkin juga menyukai