Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan Gigi
pada Program Studi D-III Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Palembang
Oleh:
SEKAR HARUM PUJI SAFIRA
NIM. 71.25.1.18.020
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q.S Al Baqarah : 286)
“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak
butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu”
(Ali bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN :
Alhamdulilah kupanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
juga kesempatan nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir Karya Tulis Imiah saya
dengan segala kekurangannya. Saya juga mempersembahkan Karya Tulis Imiah ini
untuk :
Kedua orang tua Ayah dan Mama yang telah mengisi dunia saya dengan
begitu banyak kebahagiaan sehingga seumur hidup tidak cukup untuk
menikmati semuanya. Terima kasih atas semua cinta, dukungan dan doa yang
telah ayah dan mama berikan kepada saya.
Saudara-saudari, mas, mbak, dan keluarga terima kasih telah mendukung dan
memberikan nasihat serta motivasi yang membangun untuk selalu bangkit
dan tidak berputus asa
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Jurusan Kesehatan Gigi. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Perbandingan
Efektivitas Sikat Gigi Khusus dan Konvensional Terhadap Penurunan Skor Plak
Pembuatan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
semua pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, M.M, M.Kes selaku Direktur Politeknik
selama perkuliahan.
2. Ibu Ismalayani SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palembang dan sekaligus Penguji III dan Pembimbing I yang
telah membimbing dan memberikan arahan yang bermanfaat sehingga karya tulis ini
4. Ibu drg. Sri Wahyuni, M.Kes. selaku penguji I yang telah banyak memberikan
arahan dan masukan yang bermanfaat bagi penulis selama pembuatan karya tulis
ilmiah
5. Ibu Tri Syahniati, SKM., M.Kes. selaku penguji II yang telah banyak memberikan
v
6. Bapak dr. Dhandi Wijaya yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan
7. Ibu drg. Saluna Deynilisa, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah
8. Semua dosen dan staff karyawan Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kesehatan
Gigi yang telah memberikan ilmu dan pelajaran selama pendidikan perkuliahan.
9. Sahabat-sahabatku (Jeja, Umek, Midut, Rijak, dan Ekik) terimakasih untuk selalu
ada dikala suka maupun duka dan memberikan dukungan serta canda tawa kalian
saling menguatkan
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukannya yang
membangun dari semua pihak sebagai masukan guna penulisan karya tulis ilmiah
selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
2. Bahan .....................................................................................................25
E. Prosedur Kerja atau Cara Kerja ....................................................................25
F. Variabel Penelitian........................................................................................26
G. Analisis Data .................................................................................................27
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................................28
A. Hasil Penelitian .............................................................................................28
B. Pembahasan ..................................................................................................29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................32
A. Kesimpulan ...................................................................................................32
B. Saran .............................................................................................................33
Daftar Pustaka ...............................................................................................................34
Lampiran
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI KHUSUS DAN
KONVENSIONAL TERHADAP PENURUNAN SKOR PLAK PADA
PENGGUNA ORTODONTIK DI SMA MUHAMMADIYAH 1
PALEMBANG
ABSTRAK
Perawatan ortodontik bertujuan untuk mendapatkan susunan gigi yang teratur, kontak
oklusal yang baik sehingga dapat dicapai fungsi oklusi yang efisien, dan estetika
penampilan wajah yang menyenangkan serta hasil perawatan yang stabil. Perawatan
ortodontik cekat dengan komponen alat seperti bracket dan band ortodontik dapat
menjadi tempat plak berakumulasi. Menghilangkan plak yang cukup efektif adalah
dengan pemakaian sikat gigi secara teratur. Efektivitas menyikat gigi tergantung pada
bentuk sikat gigi, metode, frekuensi dan lamanya menyikat gigi. Penelitian ini adalah
penelitian case control yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Palembang
dengan jumlah sampel 40 siswa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Data dianalisis dengan uji T independen dengan interval kepercayaan 95%. Sebagian
besar subjek yang menggunakan sikat gigi khusus memiliki indeks PHP sebelum sikat
gigi dengan kategori sedang dan buruk yaitu masing-masing sebanyak 10 orang (50%)
dengan rata–rata skor plak sebesar 3,49 dan seluruhnya memiliki indeks PHP setelah
sikat gigi dengan kategori baik yaitu sebanyak 20 orang (100%) dengan rata–rata skor
plak menjadi 0,8. Sedangkan pengguna sikat gigi konvensional memiliki indeks PHP
sebelum sikat gigi dengan kategori buruk yaitu sebanyak 13 orang (65%) dengan rata–
rata skor plak sebesar 3,59 dan seluruhnya memiliki indeks PHP setelah sikat gigi
dengan kategori sedang yaitu sebanyak 20 orang (100%) dengan rata–rata skor plak
menjadi 2,25. Hasil uji T independen menunjukkan adanya perbedaan rata-rata indeks
PHP sebelum dan sesudah sikat gigi menggunakan sikat gigi khusus dan sikat gigi
konvensional (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa sikat gigi khusus lebih efektif
menurunkan indeks PHP dibandingkan sikat gigi konvensional.
xii
COMPARISON OF THE EFFECTIVENESS OF SPECIAL AND
CONVENTIONAL TOOTHBRUSHES ON THE REDUCTION IN
PLAQUE SCORES IN ORTHODONTIC USERS AT SMA
MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG
ABSTRACT
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat ortodontik cekat saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat luas.
Masyarakat sering tidak menyadari risiko dari penggunaan alat ortodontik cekat, seperti
masalah kebersihan mulut. Alat ortodontik cekat merupakan alat cekat yang dicekatkan
langsung pada gigi. Alat ortodontik cekat ini tidak dapat di buka oleh pasien dan pada
akhir perawatan pembukaannya dilakukan oleh ahli ortodontik. Pemakai alat ortodontik
cekat lebih sulit untuk memelihara kebersihan mulut selama perawatan. Perawatan
ortodontik dengan komponen alat ortodontik cekat seperti penggunaan bracket dan band
kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Salah satu faktor lokal timbulnya penyakit gigi
adalah plak. Usaha yang paling penting untuk mencegah atau mengurangi pembentukan
Kebersihan mulut yang baik merupakan tantangan bagi pasien ortodontik karena
sehingga merupakan penghalang pada waktu menyikat gigi. Menghilangkan plak yang
cukup efektif adalah dengan pemakaian sikat gigi secara teratur yang bertujuan dengan
untuk memelihara kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut (Wirza dan Ratna Willis,
2019 : 4)
Sikat gigi merupakan salah satu alat mekanis yang dianggap paling efektif untuk
1
2
membersikan gigi. Efektivitas menyikat gigi terutama tergantung pada bentuk sikat gigi,
metode, frekuensi dan lamanya menyikat gigi. Banyak peneliti telah membuktikan
bahwa sebagian besar efektivitas menyikat gigi ternyata tergantung pada bentuk sikat
gigi. Karena itu berbagai bentuk sikat gigi diciptakan, termasuk sikat gigi bagi pemakai
desain khusus yaitu baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada
ke dua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak disekitar bracket. Jika plak ini
periodontal. Apabila tidak dicegah, oral hygiene yang buruk akan membahayakan dan
Kebiasaan menyikat gigi yang baik harus dibentuk pada pemakai ortodontik cekat
karena kontrol plak sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh pengetahuan yang
dimiliki (sikat gigi yang tidak benar masih dilakukan oleh kebanyakan orang). Teknik
menyikat gigi yang tepat sangat penting dalam mencapai kebersihan gigi dan mulut.
Keberhasilannya juga masih tergantung pada pasta gigi, jenis sikat, waktu menyikat,
dan metode menyikat gigi yang digunakan (Wirza dan Ratna Willis, 2019 : 10).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan efektivitas sikat gigi khusus dan sikat gigi konvensional
1 Palembang.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Berapakah skor plak sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi khusus pada
Palembang?
3. Bagaimana efek sikat gigi khusus dan sikat gigi konvenional terhadap
Palembang?
Palembang ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Muhammadiyah 1 Palembang.
4
2. Tujuan Khusus
Palembang
c. Diketahuinya efek sikat gigi khusus dan sikat gigi konvensional terhadap
Palembang
Muhammadiyah 1 Palembang
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi Institusi
3. Bagi Masyarakat
dan sikat gigi konvensional terhadap penurunan skor plak pengguna ortodontik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ortodontik
1. Pengertian Ortodontik
Ortodontik berasal dari bahasa Yunani ”orthos‟ yang berarti normal atau
benar dan ”dontos‟ yang berarti gigi. Cabang ilmu kedokteran gigi ini
Ortodontik merupakan suatu cabang ilmu dan seni kedokteran gigi yang
(Kusnoto, 2014).
Gambar 1. Ortodontik
ortodonti adalah suatu area yang spesifik dari ilmu kedokteran gigi yang
mencakup studi dan supervisi terhadap tumbuh kembang dari gigi geligi dan
struktur anatomi yang terlibat mulai dari lahir hingga dewasa, dan termasuk
5
6
bersifat preventif, korektif yang memerlukan reposisi gigi secara fungsional dan
mekanikal untuk mencapai oklusi yang normal dan profil wajah yang
memuaskan.
memberikan perubahan didalam tulang dengan atau tanpa pergerakan gigi yang
yang teratur, kontak oklusal yang baik, sehingga dapat dicapai fungsi oklusi
yang efisien, dan estetika penampilan wajah yang menyenangkan serta hasil
perawatan yang stabil. Untuk mencapai tujuan tersebut dokter gigi perlu dapat
2. Jenis-Jenis Ortodontik
a. Perawatan dengan alat lepasan (removable appliances), yaitu alat yang dapat
sederhana yang hanya melibatkan kelainan posisi giginya saja. Contoh : Plat
b. Perawatan dengan alat cekat (fixed appliances), yaitu alat yang hanya dapat
dipasang dan dilepas oleh dokter yang merawat saja. Alat cekat ini
B. Plak Gigi
1. Definisi Plak
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan
gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik
8
Herijulianti, dan Nurjannah, 2010). Plak gigi dapat melekat erat pada permukaan
gigi atau permukaan struktur keras lain dalam rongga mulut termasuk pada
restorasi lepasan atau cekat. Plak gigi adalah komunitas mikroba kompleks yang
terbentuk pada seluruh permukaan gigi yang terpapar produk bakteri dalam
rongga mulut. Komunitas mikroba kompleks dapat terdiri dari bakteri hidup,
bakteri yang telah mati serta produk sintesis bakteri, maupun saliva. Plak
mempunyai tampilan klinis berupa lapisan bakteri lunak non kalsifikasi yang
terakumulasi dan melekat pada gigi/objek lain di dalam mulut seperti restorasi,
denture, serta kalkulus, dan dapat terlihat dengan bantuan disclosing agent.
Plak tumbuh pada gigi sebagai biofilm yang terdiri dari komunitas
mikroba beragam dan tertanam dalam matriks host dan polimer bakteri. Plak
rumah dengan mencegah kolonisasi oleh spesies eksogen. Komposisi plak gigi
bervariasi pada permukaan yang berbeda sebagai hasil dari perlekatan secara
biologi dan fisik yang apabila keseimbangan populasi bakteri yang lebih
9
Komposisi plak gigi adalah 80% air dan 20% senyawa padat. Senyawa
padat disusun oleh 40-50% protein, 13- 18% karbohidrat dan 10-14% lemak.
Protein dalam plak gigi disusun oleh berbagai asam amino yang berasal dari
saliva. Karbohidrat, dalam bentuk sukrosa, yang terkandung dalam plak gigi
pemukaan gigi yang berwarna transparan, kemudian bakteri akan menempel dan
hasil metabolisme dan adhesi dari bakteri–bakteri pada permukaan luar plak
Menurut Chetrus dan Ion (2013) fase pembentukan plak dimulai dari
pelicle formation dengan adanya bakteri tipis lapisan bebas dalam beberapa
menempel dalam beberapa jam pada pelikel dan lapisan lendir. Fase ketiga
adalah young supra gingival plaque dengan plak pada supra gingiva terutama
10
terdiri dari gram coccus positif dan batang, gram coccinegatif dan batang. Fase
bakteri anaerob gram negatif. Fase kelima adalah sub gingival plaque formation
yaitu : plak melekat pada gigi dengan sebagian besar bakteri gram positif, gram
deposit selapis tipis dari protein saliva pada permukaan gigi yang dimulai
beberapa detik setelah penyikatan gigi. Lapisan pelikel ini tipis, translusen,
b. Tahap kedua dimulai beberapa detik setelah tahapan kolonisasi awal bakteri
Bakteri dapat terdeposit langsung pada email. Bakteri akan melekat terlebih
akan melekat pada pelikel dan kolonisasi bakteri yang telah terbentuk
pembentukan plak yang diperlukan pada tahapan kedua ini kurang lebih
membutuhkan 2 hari.
inflamasi gingiva setelah 4-7 hari. Kondisi ini akan mengakibatkan bakteri
Faktor yang memengaruhi proses pembentukan plak (Putri, dkk. 2010) yaitu :
a. Lingkungan fisik yang meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan
sekitarnya, struktur permukaan gigi, dimana plak akan jelas terlihat setelah
gigi yang letaknya salah, permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang
buruk, permukaan email yang cacat dan daerah cemento enamel junction
yang kasar.
b. Gesekan oleh makanan yang dikunyah pada permukaan gigi yang tidak
bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak, memengaruhi
pembentukan plak pada permukaan gigi, plak hanya terbentuk jika lebih
besar pada timbulnya karies dan penyakit periodontal, maka akumulasi plak
pembentukan plak gigi, meliputi, tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dan
pembersihan rongga mulut dan gigi dari semua sisa makanan, bakteri beserta
hasil-hasil metabolismenya.
jaringan periodontium.
konvensional.
mulut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah
fisioterapi oral. Alat Fisioterapi Oral adalah alat yang digunakan untuk
membantu membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan dan debris
yang melekat pada permukaan gigi. Sikat gigi merupakan salah satu alat
fisioterapi oral yang digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan
mulut.
Kontrol plak adalah cara sederhana untuk mendeteksi adanya plak pada
larutan disclosing untuk memberi warna pada gigi. Penilaian plak ini dapat
serta dapat juga digunakan untuk memberikan motivasi dan edukasi kepada
pasien (Winatha, 2014). Kontrol plak gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara
atau dapat juga dilakukan dengan menggerakan lidah, pipi, dan bibir (Fatikarini,
2011).
Menjaga kebersihan rongga mulut harus dimulai pada pagi hari, baik
dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Ketika tidur, aliran saliva akan
berkurang sehingga efek buffer akan berkurang, karena itu semua plak harus
benang gigi (dental floss) atau alat-alat interdental lainnya. (Rasinta, 2014)
indeks plak oleh Loe dan Silnes, indeks plak oleh O’Leary, Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley, dan Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi. Indeks plak
yang dipopulerkan oleh O’Leary cukup ideal untuk memonitor kebersihan mulut.
Indeks plak ini menggunakan gambar atau grafik yang dapat menunjukkan lokasi plak
15
sehingga memungkinkan dokter gigi dan pasien untuk melihat kemajuan setelah pasien
melakukan kontrol plak. Indeks PHP oleh Podshadley dan Heley yang dimodifkasi
adalah indeks plak yang memang dibuat khusus untuk pemakai orthodonti cekat
(Sukmawaty, 2010). Indeks PHP pertama kali dikembangkan dengan maksud untuk
menilai individu atau perorangan dalam pembersihan debris setelah diberi instruksi
menyikat gigi
Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak PHP adalah sebagai berikut.
1. Digunakan bahan pewarna gigi yang berwarna merah (larutan disclosing) untuk
2. Gigi yang dilakukan pemeriksaan adalah gigi insisivus sentralis kanan atas, kaninus
kiri atas, premolar dua kiri atas, insisivus sentralis kiri bawah, kaninus kanan
3. Pemeriksaan dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan
membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi beberapa area yaitu, area A : 1/3
gingiva pada bagian mesial, B : 1/3 tengah gingiva, C : 1/3 gingiva pada bagian
distal, D : 1/3 tengah pada bagian mesial, E : 1/3 tengah pada bagian distal, F : 1/3
incisal atau oklusal pada bagian mesial, G : 1/3 tengah incisal atau oklusal, H : 1/3
incisal atau oklusal pada bagian distal, I : Bagian tengah. Pada bagian yang terdapat
plak diberi skor 1, daerah yang tidak ada plak diberi skor 0. Daerah yang terdapat
4. Cara pengukuran untuk menentukan indeks PHP, yaitu dengan rumus berikut. Nilai
5. Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indks plak PHP (Personal
0 = sangat baik
cukup lama oleh karena itu setiap pasien yang menjalani perawatan ortodontik harus
dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial. Retensi plak ini akan
beresiko untuk terjadinya lesi white spot maka meningkatkan kerentanan terhadap
karies dan infeksi periodontal. Bakteri plak pada gigi merupakan etiologi utama
daerah tersebut, karena rasa sakit yang ditimbulkan sehingga akan terjadi akumulasi
plak. Metode oral hygiene yang tepat seharusnya diajarkan dan ditekankan pada
17
pasien saat pemasangan fixed orthodontic. Selama perawatan pasien juga dianjurkan
penumpukan plak sehingga akan didapatkan oral hygiene yang baik. Program oral
hygiene ini menjadi tanggung jawab pasien, orang tua, dan dokter gigi. Setiap ahli
ortodonti atau stafnya harus memotivasi, memberikan instruksi dan bila perlu
dapat dilakukan baik dengan alat ortodontik lepasan maupun alat cekat. Dalam
dengan dokter gigi yang merawat. Pada penderita yang menggunakan alat
Adanya bakteri yang terdapat dalam rongga mulut merupakan flora normal
dalam keadaaan seimbang pada orang yang tidak menggunakan alat ortodontik.
Namun pada pemakai alat ortodontik cekat, keadaannya menjadi berbeda. Alat- alat
yang terdapat dalam rongga mulut, seperti: bracket, hook, band, cleat, arch wire,
elastic, dan lain-lain menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang biak, bakteri
dapat melekat leluasa ditempat tersembunyi pada alat-alat tersebut. Bakteri akan
18
bertambah banyak bila penderita kurang merawat giginya dengan cara menggosok
gigi. Bakteri yang berakumulasi terdapat dalam plak gigi akan melekat erat pada
alat-alat ortodontik, dan tidak akan terlepas bila hanya dengan berkumur-kumur,
harus dibersihkan dengan sikat gigi dan alat bantu tambahan (Welburry 2010).
tertentu maupun kombinasi dari beberapa alat. Upaya membersihkan gigi harus
jaringan lunak. Hal tersebut terjadi karena plak gigi berisi akumulasi bakteri akan
merusak gigi dan membentuk white spot, yang kemudian akan berkembang lebih
lanjut menjadi karies, ini terjadi pada jaringan keras. Sedangkan plak gigi yang
kurang perhatian terhadap jaringan itu maka dapat berkembang lebih lanjut, dan
akan menjadi kalkulus, atau bahkan dapat ditemukan ulkus. Adanya kalkulus
F. Sikat Gigi
Menyikat gigi adalah tindakan untuk membersihkan gigi dan mulut dari sisa
Pada umumnya sikat gigi elektrik mempunyai kepala sikat yang lebih kecil,
dicapai. Sikat gigi ini pertama kali dibuat tahun 1939 di Swiss. Pada tahun
(American Dental Association). Sikat gigi elektrik adalah sikat gigi yang
dan dari segi harga jauh lebih terjangkau. Sikat gigi konvensional terdiri
atas kepala sikat, bulu sikat dan tangkai atau pegangannya. Umumnya
20
kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau
Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras, sedang, dan lunak. Yang
penting diingat bahwa sikat gigi orang dewasa harus berbeda dari sikat gigi
(Sukmawaty 2010).
orthodontic, dikenal sebagai sikat gigi bi-level yang bulu sikat pada
pinggirnya panjang dan bulu sikat pada bagian tengah lebih pendek.
Bulunya dirancang sedemikian rupa agar baris terluar relatif lembut dan
Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan kotoran yang
menempel disela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat
21
gigi biasa. Yang perlu diperhatikan bahwa pasien perlu hati-hati pada
waktu membersihkan plak yang menempel pada kawat agar tidak sampai
A. Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
analitik untuk menganalisis efektivitas sikat gigi khusus dan konvensional terhadap
1. Waktu
2. Tempat
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswa di SMA Muhammadiyah 1
2. Sampel
kelompok yaitu kelompok yang menggunakan sikat gigi khusus dan sikat gigi
23
24
(n-1) x (t-1) ≥ 15
t = Jumlah kelompok
(n-1) x (2-1) ≥ 15
(n-1) x (1) ≥ 15
1n – 1 ≥ 15
n ≥ (15 + 1) / 1
n ≥ 16
Jadi jumlah sampel untuk masing-masing kelompok minimal 16 siswa dan pada
kelompok, yang diambil secara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Alat
1) Lembaran pemeriksaan
2) Alat tulis
3) Kuesioner
25
5) Gelas Kumur
7) Nier bekken
8) Sikat gigi
2. Bahan
a. Disclosing Solution
b. Cotton pellet
c. Pasta gigi
Adapun prosuder kerja atau cara kerja yang akan dilaksanakan, yaitu:
1. Peneliti meminta surat kepada pihak pendidikan jurusan kesehatan gigi untuk
2. Peneliti datang ke sekolah melapor dan meminta izin kepada kepala dan guru
3. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada seluruh responden dan
kepada responden
kuesioner
responden
sikat gigi konvensional dan khusus sesuai dengan kelompok yang telah
ditetapkan
gigi responden
F. Variabel Penelitian
Variabel independen : jenis sikat gigi (sikat gigi khusus dan sikat gigi
konvensional)
G. Analisis Data
Analisis pada penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswa dan siswi SMA
efektivitas sikat gigi khusus dan konvensional terhadap penurunan skor plak pengguna
ortodontik dilihat dari kuesioner dan pemeriksan PHP dengan jumlah sampel sebanyak
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kategori indeks PHP Sebelum dan Setelah Menyikat
Gigi Berdasarkan Jenis Sikat Gigi
Indeks PHP
Variabel
Sebelum Sikat Gigi Setelah Sikat Gigi
Jenis Sikat
Baik Sedang Buruk Baik Sedang Buruk
Gigi
n % n % n % n % n % n %
Khusus 0 0% 10 50.00% 10 50.00% 20 100.00% 0 0.00% 0 0%
Konvensional 0 0% 7 35.00% 13 65.00% 0 0.00% 20 100.00% 0 0%
Sumber : Data Primer,2021
menggunakan sikat gigi khusus memiliki indeks PHP sebelum sikat gigi dengan
kategori sedang dan buruk yaitu masing-masing sebanyak 10 orang (50%) dan
seluruhnya memiliki indeks PHP setelah sikat gigi dengan kategori baik yaitu sebanyak
20 orang (100%). Adapun subjek yang menggunakan sikat gigi konvensional memiliki
indeks PHP sebelum sikat gigi dengan kategori buruk yaitu sebanyak 13 orang (65%)
dan seluruhnya memiliki indeks PHP setelah sikat gigi dengan kategori sedang yaitu
28
29
Tabel 5.2 Hasil Analisis Uji T Independen Perbedaan indeks PHP Berdasarkan Jenis
Sikat Gigi
Sebelum Setelah Selisih Sebelum –
Jenis Sikat Gigi Nilai p
Menyikat Gigi Menyikat Gigi Setelah Sikat Gigi
Khusus 34,95 10,50 2,69
0,000
Konvensional 35,95 30,50 1,35
Dari tabel 5.2 terlihat bahwa rata-rata penurunan indeks PHP pada kelompok
yang menggunakan sikat gigi khusus lebih banyak dibandingkan kelompok yang
menggunakan sikat gigi konvensional (2,69 berbanding 1,35). Hasil uji T Independen
didapatkan nilai p = 0,000 (< 0,05) sehingga H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan
bermakna rata-rata indeks PHP sebelum – setelah sikat gigi menggunakan sikat gigi
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa pengguna sikat gigi khusus memiliki
indeks PHP sebelum sikat gigi dengan kategori sedang dan buruk yaitu masing-masing
sebanyak 10 orang (50%) dengan rata–rata skor plak sebesar 3,49 dan seluruhnya
memiliki indeks PHP setelah sikat gigi dengan kategori baik yaitu sebanyak 20 orang
(100%) dengan rata–rata skor plak menjadi 0,8. Sedangkan pengguna sikat gigi
konvensional memiliki indeks PHP sebelum sikat gigi dengan kategori buruk yaitu
sebanyak 13 orang (65%) dengan rata–rata skor plak sebesar 3,59 dan seluruhnya
memiliki indeks PHP setelah sikat gigi dengan kategori sedang yaitu sebanyak 20 orang
(100%) dengan rata–rata skor plak menjadi 2,25. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara pengguna sikat gigi khusus dan pengguna sikat gigi
konvensional setelah menyikat gigi. Hal tersebut juga tidak terlepas dari waktu yang tepat
Pengguna ortodontik rutin melakukan sikat gigi, namun waktu sikat gigi yang
kurang tempat yaitu pada saat pagi dan sore hari saat mandi, ketidak tepatan waktu
menyikat gigi memengaruhi akumulasi plak, pada waktu survey terilhat jaringan
terjadinya karies dan dapat menimbulkan respon inflamasi pada jaringan periodontal.
Penelitian ini selaras dengan peneltian yang dilakukan Stany,dkk (2013) yang
menyatakan rata-rata karies pengguna ortodontik di Manado sebanyak 1 (satu) gigi dan
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara penggunaan sikat gigi khusus dan sikat gigi konvensional pada indeks
PHP sebelum sikat gigi. Namun tabel di atas juga menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara penggunaan sikat gigi khusus dan sikat gigi
konvensional terhadap indeks PHP setelah sikat gigi yang artinya jenis sikat gigi
sebelum – setelah sikat gigi menggunakan sikat gigi khusus dan sikat gigi konvensional
dimana sikat gigi khusus lebih efektif menurunkan indeks PHP dibandingkan sikat gigi
konvensional. Hal tersebut dikarenakan desain sikat gigi khusus dengan bulu sikat
tengah lebih pendek dibandingkan bulu sikat kiri dan kanannya lebih membantu dalam
membesihkan kotoran yang menempel disela-sela gigi dan kawat yang tidak bisa
dijangkau oleh sikat gigi biasa. Yang perlu diperhatikan bahwa pengguna ortodontik
perlu berhati–hati pada waktu membersihkan plak yang meempel pada kawat agar tidak
sampai merusak kawat giginya. Sedangkan diketahui bahwa sikat gigi biasa memiliki
bentuk kepala sikat yang bervariasi seperti segiempat, oval, segitiga, atau trapesium
31
dengan kekerasan bulu sikat yang bermacam–macam. Hal ini tidak dapat menjamin
menyatakan pemilihan sikat gigi triple headed (sikat gigi khusus ortodontik) mampu
membersihkan permukaan gigi terhadap plak, peneltian ini menunjukan bahwa dengan
sikat gigi biasa derajat kebersihan gigi dan mulut (index PHP) rata-rata memiliki
kriteria sedang, penelitian ini selaras dengan peneltian yang dilakukan Stefany,dkk
(2018) yang menyatakan bahwa penggunaan sikat gigi khusus ortodontik pada
A. Kesimpulan
pada bulan Maret 2021 mengenai perbandingan efektivitas sikat khusus dan
1. Rata–rata skor plak pengguna ortodontik sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi khusus
sebesar 3,49 yaitu kategori buruk sedangkan rata–rata skor plak pengguna ortodontik
setelah meyikat gigi dengan sikat gigi khusus sebesar 0,8 yaitu kategori baik.
2. Rata–rata skor plak pengguna ortodontik sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi
konvensioanl sebesar 3,59 yaitu kategori buruk sedangkan rata–rata skor plak pengguna
ortodontik setelah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional sebesar 2,25 yaitu kategori
sedang.
3. Tingkat kebersihan gigi dan mulut pengguna ortodontik yang memakai sikat gigi
khusus lebih baik dibanding pengguna ortodontik yang memakai sikat gigi
4. Selisih rata–rata sebelum – setelah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus sebesar 2,69
32
33
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pengguna ortodontik harus lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut dan
2. Pengguna ortodontik menyikat gigi dengan teknik dan waktu yang tepat setelah
diberikan penyuluhan
Chetrus, Viorica., dan Ion, I.R. 2013. Dental Plaque-Classification, Formation, and,
Identification. International Journal of Medical Dentistry,3(2):139-143.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
Fatikarini, Indah. & Handajani, Juni. 2011. Pengunyahan Permen Karet Gula dan
Xylitol Menurunkan Pembentukan Plak Gigi. Majalah Kedokteran Gigi, 18(1).
Hayeeteh, Uswah. 2014. Pengaruh Sikat Gigi Triple Headed Terhadap Pembesihan
Plak pada Pemakai Alat Ortodonsi Cekat. Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Herwanda,dkk. 2016. Pengetahuan remaja di SMAN 4 Kota Banda Aceh Terhadap efek
sampinh Pemakaian alat Orthodontic Cekat. (1) 79-84
Mantiri, Stany Cecilia.,dkk. 2013. Status Kebersihan Mulut dan Status Karies Gigi
Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik Cekat. Juornal e-GiGi (eG)., 1(1) : 1-7.
Mitchell, Laura. 2013. Introduction to orthodontics. 4th ed. Oxford: Oxford University
Press; Pp. 197–9.
Oedjani, Santoso dan Oktaviani, Vika. 2016. Perbedaan Indeks Higiene Oral dan Ph
Plak Kelompok Pemakai dan Bukan Pemakai Pesawat Ortodonti Cekat.
Diponegoro Medical Journal.
Pintauli, Sondang., dan Hamada, Taizo. 2008. Menuju gigi dan mulut sehat:
Pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press, 2014: 32-7.
34
35
Pratiwi, Donna. 2009. Gigi Sehat dan Cantik Perawatan Praktis Sehari-hari. Jakarta
Selatan : Buku Kompas
Purnomowati, RR Ratnasari Dyah. 2017. Efektivitas Sikat Gigi Orthodontik dan Sikat
Gigi Konvensional terhadap Nilai OHIS pada Pasien Fixed Orthodontic
Appliance. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik
Putri, Megananda Hiranya.,dkk. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan
Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC; 2013
Sukmawaty, Wirna., dan Damanik, S. 2011. Efek Sikat Gigi Konvensional Dan Sikat
Gigi Khusus Ortodonti Dalam Penurunan Indeks Plak Pasien Ortodonti Piranti
Cekat. Dentika Dental Journal.
Welbury, Richard. Dan Millet, Declan. 2010. Orthodontics & Paediatric Dentistry 2nd
Edition. London: Churchill Livingstone.
Winatha, I Made Bayu Arya. 2014. Penggunaan sikat gigi khusus ortodontik lebih
menurunkan akumulasi plak gigi daripada sikat gigi konvensional pada pengguna
alat ortodontik cekat. www.unmas-library.ac.id. Diakses pada tanggal 26
Desember 2020
Wirza, dan Wilis, Ratna. 2019. Pengaruh Penggunaan Sikat Gigi Khusus Ortodontik
Terhadap Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pemakai Ortodontik Cekat Pada
Siswa Smk Negeri 3 Banda Aceh. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat.
Wulandari, Ni Nyoman Suryati. 2012. Pengaruh berbagai metode motivasi pada skor
oral hygiene index pasien orthodonti cekat di RSGM-P FKG UI. Tesis.
Perpustakaan Universitas Indonesia. Diakses 26 Desember 2020.
L
N
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : PO.71.25.1.18.020
Agama : Islam
Email : sekarhps1414@gmail.com
Alamat : Jalan Lukman Idris RT.15 RW.03 No. 1457 Kec. Sukarami
Riwayat Pendidikan
Nama Pasien :
Umur :
Kelas :
No.Telepon/HP :
penelitian, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan
Peserta Penelitian
(………………………………)
KUESIONER
I. Data Responden
Nama :
Umur : tahun
b. Perempuan
Kelas :
Angkatan :
Telp. / HP :
a. <1 bulan
b. 1 bulan
c. >1bulan
a. Dokter gigi
b. Tukang gigi
b. Mengikuti tren
c. Untuk estetika
a. bulan ini
b. 1 bulan lalu
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
4. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi?
a. 1x/hari
b. 2x/hari
c. ≥ 2x/hari
c. Pagi sesudah sarapan, siang setelah makan siang dan malam sebelum tidur
LEMBAR PEMERIKSAAN
I. Data Responden
Nama :
Umur : tahun
Tanggal Pemeriksaan :
A. Rahang Atas
16 11 26
C C C
D X E D X E D X E
A A A
B. Rahang Bawah
36 31 46
C C C
D X E D X E D X E
A A A
Keterangan:
Skor 1 : Ada plak
Skor 0 : Tidak ada plak
III. Status Kesehatan Rongga Mulut
IP PHP =
= ..........
D (distal), G (1/3) tengah gingiva, M (mesial), C (1/3 tengah), I/O (1/3 tengah
mesial/oklusal)
Skor Kategori
0 Sangat baik
0,1 – 1,7 Baik
1,8 – 3,4 Sedang
3,5 – 5,0 Buruk
Tabulasi Pengguna Ortodontik di SMA Muhammadiyah 1 Palembang
JK Selisih
Berapa Lama Tempat Frekuensi Jenis PHP PHP
Kategori Kategori Sebelum-
No Nama Umur Kelas Menggunakan Memasang Sikat Gigi Sikat Indeks Indeks
P L Sebelum Sesudah Setalah
Ortodontik Ortodontik / Hari Gigi Sebelum Setelah Sikat Gigi
1 Aliyyah Clara Nabilah √ 17 thn XI.IPA.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,3 sedang 0,5 baik 2.8
2 Syifa Bunga √ 16 thn XI.IPA.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,0 sedang 0,3 baik 2.7
3 Siti Ayunisyah Putri Fazrien √ 17 thn XI.IPA.4 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,1 sedang 0,8 baik 2.3
4 Resmaliana √ 17 thn XI.IPA.4 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,3 sedang 0,6 baik 2.7
5 Nur Rahmadina √ 17 thn XI.IPA.7 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,8 buruk 0,8 baik 3
6 Septa Tri Kurniawan √ 17 thn XI.IPA.7 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,1 sedang 1,1 baik 2
7 Muthia Rahmadayanti √ 17 thn XI.IPA.7 > 1 Bulan Dokter Gigi > 2x Khusus 2,8 sedang 0,3 baik 2.5
8 Putri Mayang Sari √ 17 thn XI.IPA.6 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 4,0 buruk 1,0 baik 3
9 Kurnia Rama Danti √ 17 thn XI.IPA 2 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 4,3 buruk 1,1 baik 3.2
10 M. Labib Alfaris √ 17 thn XI.IPA.2 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 4,1 buruk 1,0 baik 3.1
11 Nisrina Febriyanti √ 17 thn XI.IPA.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 4,5 buruk 1,1 baik 3.4
12 Myiskah Andinie √ 17 thn XI.IPA.5 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,8 buruk 0,6 baik 3.2
13 Zuherna Arinda Sari √ 17 thn XI.IPA.5 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,5 buruk 0,8 baik 2.7
14 Ramelia Dwi Putri √ 17 thn XI.IPS.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,6 buruk 1,0 baik 2.6
15 Puteri Jannatul Ma'wa √ 17 thn XI.IPS.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,1 sedang 0,8 baik 2.3
16 Intan Anggraini √ 17 thn XI.IPS.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,3 sedang 0,6 baik 2.7
17 Syahrani Zachra √ 17 thn XI.IPS.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,5 buruk 1,0 baik 2.5
18 Agnes Triani √ 17 thn XI.IPS.4 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Khusus 3,6 buruk 1,1 baik 2.5
19 Noviara Tantry √ 16 thn XI.IPS.4 > 1 Bulan Tukang Gigi 2x Khusus 3,1 sedang 0,6 baik 2.5
20 Noer Indah Sari √ 17 thn XI.IPS.4 > 1 Bulan Dokter Gigi > 2x Khusus 3,1 sedang 1,0 baik 2.1
Total Selisih Sebelum-Setelah Sikat Gigi Khusus 53,8
rata-rata skor plak sebelum manyikat gigi 3,49 buruk
rata-rata skor plak setelah manyikat gigi 0,8 baik
jumlah kategori sangat baik 0 0
jumlah kategori baik 0 20
jumlah kategori sedang 10 0
jumlah kategori buruk 10 0
21 Anisa Wulandari √ 17 thn XI.IPS.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,0 sedang 1,8 sedang 1.2
22 Salwa Nabillah √ 17 thn XI.IPS.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,3 sedang 2,3 sedang 1
23 Berliana Puspa Agustine √ 17 thn XI.IPS.2 > 1 Bulan Dokter Gigi > 2x Biasa 2,8 sedang 2,5 sedang 0.3
24 Ega Agustin √ 17 thn XI.IPS.2 > 1 Bulan Tukang Gigi 2x Biasa 3,6 buruk 2,6 sedang 1
25 Heni Eliyani √ 17 thn XI.IPS.2 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,5 buruk 2,5 sedang 1
26 Niken Tri Agustin √ 17 thn XI.IPS.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 4,1 buruk 2,3 sedang 1.8
27 Natasha √ 17 thn XI.IPS.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 4,3 buruk 2,1 sedang 2.2
28 Windira √ 17 thn XI.IPS.4 > 1 Bulan Beli Online 2x Biasa 4,5 buruk 2,8 sedang 1.7
29 Deswita Ginda Salsabila √ 17 thn XI.IPA.OL > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 4,0 buruk 2,3 sedang 1.7
30 Fadila Putri Agustina √ 17 thn XI.IPA.OL > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,3 sedang 2,0 sedang 1.3
31 Aulia Nurhasanah √ 16 thn X.IPA.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,5 buruk 2,1 sedang 1.4
32 Cherryna Gumayy Vara √ 17 thn X.IPA.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,8 buruk 2,3 sedang 1.5
33 Fatimah Eka Abdatul L. √ 16 thn X.IPA.1 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 4,0 buruk 2,5 sedang 1.5
34 Destri Pertiwi √ 17 thn X.IPA.4 > 1 Bulan Tukang Gigi 2x Biasa 3,6 buruk 2,1 sedang 1.5
35 Jesika Melinda √ 17 thn X.IPA.4 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,3 sedang 2,1 sedang 1.2
36 Anggi Amelia Putri √ 17 thn X.IPA.6 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,5 buruk 2,3 sedang 1.2
37 M. Farrel Wahyu Sakti √ 16 thn X.IPA.6 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,1 sedang 2,5 sedang 0.6
38 Gefira Cahya Fatima √ 16 thn X.IPA.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,0 sedang 1,8 sedang 1.2
39 Keisha Angelina Tompunu √ 16 thn X.IPA.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 1x Biasa 4,1 buruk 2,0 sedang 2.1
40 Tiara Nabila √ 17 thn X.IPA.3 > 1 Bulan Dokter Gigi 2x Biasa 3,6 buruk 2,1 sedang 1.5
Total Selisih Sebelum-Setelah Sikat Gigi Konvensional 26,9
rata-rata skor plak sebelum manyikat gigi 3,59 buruk
rata-rata skor plak setelah manyikat gigi 2,25 sedang
jumlah kategori sangat baik 0 0
jumlah kategori baik 0 0
jumlah kategori sedang 7 20
jumlah kategori buruk 13 0
LAMPIRAN INDEPENDENT T TEST SEBELUM DAN SETELAH (SELISIH)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Jenis Sikat Gigi Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Sebelum-Setelah Biasa .125 20 .200 .969 20 .736
*
Khusus .139 20 .200 .972 20 .797
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
UJI HIPOTESIS
Jenis Sikat Gigi * Kategori PHP Indeks Sebelum Sikat Gigi Crosstabulation
Kategori PHP Indeks Sebelum
Sikat Gigi
Buruk Sedang Total
Jenis Sikat Gigi Biasa Count 13 7 20
% within Jenis Sikat Gigi 65.0% 35.0% 100.0%
Khusus Count 10 10 20
% within Jenis Sikat Gigi 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 23 17 40
% within Jenis Sikat Gigi 57.5% 42.5% 100.0%
Jenis Sikat Gigi * Kategori PHP Indeks Setelah Sikat Gigi Crosstabulation
Kategori PHP Indeks Setelah Sikat
Gigi
Sedang Baik Total
Jenis Sikat Gigi Biasa Count 20 0 20
% within Jenis Sikat Gigi 100.0% 0.0% 100.0%
Khusus Count 0 20 20
% within Jenis Sikat Gigi 0.0% 100.0% 100.0%
Total Count 20 20 40
% within Jenis Sikat Gigi 50.0% 50.0% 100.0%
Test Statisticsa
PHP Indeks
Setelah
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 210.000
Z -5.436
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000
a. Grouping Variable: Jenis Sikat Gigi
b. Not corrected for ties.
Dokumentasi