ABSTRAKSI
Kyai Haji Ahmad Sanusi seorang putra Sukabumi sosok ulama kharismatik yang
pernah berkiprah di panggung nasional di era 1920-an sampai dengan 1950-an,
pernah menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia. Namun kiprah dan perjuangan yang telah beliau lakukan nyaris
terlupakan oleh sejarah dan masyarakat Sukabumi pada khususnya serta
masyarakat Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya, sehingga tidak
mengheran-kan banyak kaum generasi muda Sukabumi khususnya dan Jawa
barat serta Indonesia pada umumnya tidak begitu mengenal sosok ketokohan K.H.
Ahmad Sanusi, kalaupun mereka mengenal hanyalah sebatas nama jalan dan
nama pendiri Pesantren Syamsul’Ulum Gunungpuyuh yang ada di wilayah Kota
Sukabumi. Oleh karena itu, untuk mengingatkan dan mengenang kembali kiprah
dan perjuangan K.H. Ahmad Sanusi dalam pentas sejarah perjuangan Republik
Indonesia, maka penulis mencoba membuka kembali ingatan kolektif masyarakat,
Sukabumi, Jawa Barat dan Indonesia untuk mengenal kembali mengenai sejarah,
pemikiran dan gagasannya dalam memper-juangkan kepentingan Agama,
Bangsa, Negara dan Masyarakat ber-dasarkan file arsip-arsip sejarah guna
menjadi pendorong untuk masyarakat Sukabumi dan Jawa Barat dalam
mendukung pengajuan kembali K.H. Ahmad Sanusi untuk ditetapkan mendapat
Gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Kata Kunci : K.H. Ahmad Sanusi, Pemikiran, Perjuangan, Bangsa, Negara dan
Masyarakat
36 Ibid., hlm.159.
bentuk KNID Kotapraja Sukabumi
Islam) yang renacananya sudah
dengan Ketuanya dr. Abu Hanifah
dirintis sejak tahun 1935. Namun
(Direktur Rumah Sakit St.
sang pencipta berkehendak lain,
Ludwina Bunut pada saat itu)37
maka dalam usia 63 (enampuluh
Pada tahun 1949, ada satu tiga) tahun ia telah mendahului,
keputusan politik yang sangat dipanggil oleh sang illahi dengan
subtantif yang ia ambil demi ke- tenang di Pesantren Gunungpuyuh.
utuhan NKRI dan mengedepan- Adapun cita-citanya tersebut
kan kepentingan bangsa dan Ne- ditindaklanjuti oleh murid dan
gara, yaitu menolak Darul Islam shahabatnya Mr. Syamsuddin
yang diproklamirkan oleh S.M. (Wakil Ketua Umum POII) yang
Kartosuwiryo, sebab apa yang masih menjabat Duta Besar
digariskan oleh Kartosuwiryo se- Indonesia di Negara Pakistan,
bagaimana yang tertera dalam namun ia juga setelah membuat
Anggaran Dasar Darul Islam, di- surat tentang keinginan untuk
nilai banyak yang tidak sesuai melanjutkan cita-cita Ahmad
dengan ke-Islaman, seperti ada- Sanusi ke K.H. Abdul Halim
nya hak veto yang di pegang oleh ternyata begitu surat sampai ke
sang Imam (Kartosuwiryo). Sikap tangan K.H. Abdul Halim, ia
ini nampaknya di ikuti pula oleh dipanggil oleh yang maha kuasa
hampir seluruh pengikutnya dan di Jakarta. Kemudia cita-cita ter-
bekas santri-santrinya, termasuk sebut dilanjutkan oleh anak, adik
oleh K.H. Yusuf Tauzirie dari dan santri, Ahmad Sanusi, sehingga
Pesantren Cipari Garut, padahal terwujud pada tanggal 5 April
Yusuf Tauzirie sebelumnya merupa- 1952 di Bogor.
kan teman dekat Kartosuwiryo,
khususnya sewaktu mereka sama- 2. Pemikiran
sama aktif di PSII.38 a. Pemikiran Kebangsaan
Ahmad Sanusi bersama sa- Semenjak ia berkenalan de-
habatnya K.H. Abdul Halim dari ngan H. Abdul Muluk, K.H. Abdul
Majalengka bercita-cita ingin me- Wahab Hasbullah, K.H. Mas
nyatukan organisasi POII (Persa- Manshur, K.H. Abdul Halim, dan
tuan Oemmat Islam Indonesia) tokoh-tokoh Islam yang lain serta
dan POI (Perikatan Oemmat bergumul dengan pemikiran para
Tokoh Pan Islamisme dunia di
37
Mekkah al-Mukarromah, maka
Ibid., hlm.160.
38 Mohammad Iskandar., Op.Cit., pemikirannya tentang kebangsa-
hlm.23. an (nasionalisme), kemerdekaan,