Anda di halaman 1dari 29

KYAI HAJI AHMAD SANUSI :

SEJARAH HIDUP DAN PEMIKIRANNYA DALAM


MEMPERJUANGKAN KEPENTINGAN AGAMA, BANGSA,
NEGARA DAN MASYARAKAT
Oleh :
MUNANDI SALEH

ABSTRAKSI
Kyai Haji Ahmad Sanusi seorang putra Sukabumi sosok ulama kharismatik yang
pernah berkiprah di panggung nasional di era 1920-an sampai dengan 1950-an,
pernah menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia. Namun kiprah dan perjuangan yang telah beliau lakukan nyaris
terlupakan oleh sejarah dan masyarakat Sukabumi pada khususnya serta
masyarakat Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya, sehingga tidak
mengheran-kan banyak kaum generasi muda Sukabumi khususnya dan Jawa
barat serta Indonesia pada umumnya tidak begitu mengenal sosok ketokohan K.H.
Ahmad Sanusi, kalaupun mereka mengenal hanyalah sebatas nama jalan dan
nama pendiri Pesantren Syamsul’Ulum Gunungpuyuh yang ada di wilayah Kota
Sukabumi. Oleh karena itu, untuk mengingatkan dan mengenang kembali kiprah
dan perjuangan K.H. Ahmad Sanusi dalam pentas sejarah perjuangan Republik
Indonesia, maka penulis mencoba membuka kembali ingatan kolektif masyarakat,
Sukabumi, Jawa Barat dan Indonesia untuk mengenal kembali mengenai sejarah,
pemikiran dan gagasannya dalam memper-juangkan kepentingan Agama,
Bangsa, Negara dan Masyarakat ber-dasarkan file arsip-arsip sejarah guna
menjadi pendorong untuk masyarakat Sukabumi dan Jawa Barat dalam
mendukung pengajuan kembali K.H. Ahmad Sanusi untuk ditetapkan mendapat
Gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Kata Kunci : K.H. Ahmad Sanusi, Pemikiran, Perjuangan, Bangsa, Negara dan
Masyarakat

A. Pendahuluan kat sebagai salah satu perintis


.H. Ahmad Sanusi, se- kemerdekaan oleh Pemerintah

K orang putra Sukabumi


ya-ng pernah berkiprah
di panggung nasional di era
1920- an sampai dengan 1950-
Republik Indonesia dan menda-
pat anugerah penghargaan Bintang
Maha Putera Utama pada tanggal
12 Agustus 1992 dan Bintang
an, per- nah menorehkan tinta Maha Putra Pradana pada tangal
emas da- lam sejarah perjuangan 12 Agustus 2006 dari Presiden
kemerde- kaan Republik Republik Indonesia.
Indonesia. Sehingga tidak heran
apabila beliau diang-
Jurnal At-Tadbir STAI Syamsul’Ulum Volume 27 No.1 Juli 2018 64
Sebagai anggota BPUPKI 5 Ibid, hlm.132.
6 Ibid, hlm.133.
Nomor urut 2 (dua) dengan po-
sisi duduk pada kursi nomor urut
36 (Tiga puluh enam)1 bersama-
sama Mr. Syamsuddin (sama-
sama asli orang Sukabumi), pe-
ngurus Jawa Hokokai (Kebangkitan
Jawa) mewakili Masyumi bersama -
sama K.H. Wahid Hasyim2,-
Pengurus Masyumi (Majelis Syuro’
Muslimin Indonesia) bersama-
sama K.H. Abdul Halim3, angota
KNIP (Komite Nasional Indonsia
Pusat)4, anggota Dewan Penashat
Daerah Bogor (Giin Bogor
Shu
Sangi Kai)5, Wakil Residen Bogor
(Fuku Syucokan)6, bahkan di
wila- yah Keresidenan Bogor
(Bogor Syu)
beliau yang membentuk : Tentara

1 Saafroedin Bahar, dkk., Risalah Si-


dang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUP-KI), Panitia Persiapan Kemer-
dekaan Indonesia (PPKI) : 28 Mei
1945
– 22 Agustus 1945, (Sekretariat
Negara Republik Indonesia, Jakarta,
1995), Cet.ketiga, ed.III, hlm. xxv dan
xxvii.
2 Miftahul Falah., Riwayat Perjuangan
K.H. Ahmad Sanusi. (Masyarakat Se-
jarawan Indonesia Cabang Jawa Barat
bekerja sama dengan Pemerintah
Kota Sukabumi, 2009), hlm.134.
3 Ibid, hlm.132.
4 Ibid, hlm.158, dan Mohammad
Iskandar., Kiyai Haji Ajengan Ahmad
Sanusi. (Pengurus Besar Persatuan
Ummat Islam, Jakarta, 1414 H/1993
M), hlm.23.
Jurnal At-Tadbir STAI Syamsul’Ulum Volume 27 No.1 Juli 2018 65
PETA (Pembela Tanah Air)7,
BKR (Badan Keamanan Rakyat)
Suka- bumi8, dan KNID (Komite
Nasi- onal Indonesia Daerah)
Kotapraja Sukabumi.9
Namun kiprah dan perjua-
ngan yang telah beliau lakukan
nyaris terlupakan oleh sejarah
dan masyarakat Sukabumi pada
khususnya serta masyarakat
Jawa Barat pada umumnya,
sehingga tidak mengherankan
banyak kaum generasi muda
Sukabumi khusus- nya dan Jawa
barat pada umum- nya tidak
begitu mengenal sosok
ketokohan K.H. Ahmad Sanusi,
kalaupun mereka mengenal hanya-
lah sebatas nama jalan yang ada
di wilayah Kota Sukabumi.
Oleh karena itu, untuk meng-
ingatkan dan mengenang kem-
bali kiprah dan perjuangan K.H.
Ahmad Sanusi dalam pentas se-
jarah perjuangan Republik Indo-
nesia, sehingga menjadi pendo-
rong untuk masyarakat Sukabumi
dalam mendukung pengajuan
kembali K.H. Ahmad Sanusi un-
tuk dikukuhkan menjadi pahla-
wan nasional, maka penulis akan
memaparkan secara singkat pe-
mikiran dan perjuangan-nya
K.H. Ahmad Sanusi dalam
kancah pergerakan Nasional.
7 Ibid, hlm.139.
8 Ibid, hlm.159.
9 Ibid, hlm.160.

Jurnal At-Tadbir STAI Syamsul’Ulum Volume 27 No.1 Juli 2018 65


B. Pembahasan Dilihat dari silsilah keluarga,
1. Riwayat Hidup Ahmad Sanusi masih keturunan
Syaikh Haji Abdul Muhyi
a. Masa Kecil (1888 – 1905) 13
Pamijahan seorang Waliyullah
Ahmad Sanusi dilahirkan yang berada di daerah Pamijahan
pada 12 Muharram 1306 H ber- Tasikmalaya yang berasal dari
tepatan dengan tanggal 18 Gersik Jawa Timur.
September 1888 M10 di Kampung
Ahmad Sanusi dibesarkan di
Cantayan Desa Cantayan Kecama-
tan Cantayan Kabupaten Sukabumi lingkungan keluarga yang Islami
(daerah tersebut dulunya berna- di pesantren Cantayan sampai
ma Kampung Cantayan Desa Can- usia 16 tahun dan belajar tentang
tayan Onderdistrik Cikembar, pengetahuan agama Islam lang-
sung kepada orangtuanya.
Distrik Cibadak, Afdeeling Suka-
bumi)11 putra ketiga dari delapan b. Menuntut Ilmu ke berbagai
bersaudara pasangan K.H. Abdur- Pesantren (1905 – 1910)
rohim (Ajeungan Cantayan, Pim-
Ahmad Sanusi mulai me-
pinan Pondok Pesantren Cantayan)
langlang buana ke berbagai pe-
dengan Ibu Empok.12
santren untuk mencari, menimba
10 Dalam batu nisan tertera tanggal 03 dan mendapatkan wawasan keil-
Muharram 1306 H, Bandingkan an- muan serta untuk mencari dan
tara Miftahul Falah dalam buku mendapatkan keberkahan (taba-
Riwayat Perjuangan K.H. Ahmad
Sanusi, hlm. 8-9, dengan Mohammad
rukkan) dari para Ulama yang
Iskandar, dalam buku Kiayi Haji berpengaruh yang ada di pulau
Ajengan Ahmad Sanusi. Hlm.2, Su- jawa (Jawa Barat) selama 4,5
lasman, K.H. Ahmad Sanusi : tahun. Ulama dan pesantren yang
Berjuang dari Pesantren Hingga pernah ia kunjungi,diantaranya:
Parlemen dalam
Irfan Safrudin (at all), di buku Ulama- 1) Ajengan Soleh
ulama Perintis : Biografi Pemikiran dan 2) Ajengan Anwar
Keteladanan.hlm.142, dan Asep Pesantren Selajambe (Cisaat Su-
Mukhtar Mawardi., Haji Ahmad
Sanusi dan Kiprahnya dalam Pergolakan
kabumi), lamanya nyantri sekitar
Pemikiran KeIslaman dan Pergerakkan 5 bulanan;
Kebangsaan di Sukabumi 1888 – 1950.
Hlm.86-87.
11 Miftahul Falah, Op.Cit., hlm.8-9. 13 Muchtar Effendi, Garis Besar Keturunan
12 Munandi Shaleh, K.H. Ahmad Sanusi : Syeh Abdul Muhyi : Pamijahan Tasikmalaya
Pemikiran dan Perjuangannya dalam Jawa Barat. (diterbitkan sendiri,
Pergolakan Nasional, (Jelajah Nusa, Sukabumi, 1998), hlm.1A, 1B, 1C, 1D,
Tanggerang Selatan, 2016), Edisi 2E, 4F.
Pertama, Cet.4, hlm.3.
3) Ajengan Muhammad Siddiq; 13) Mama Ajengan R.Suja’i
Pesantren Sukamantri (Cisaat (Mama Gudang)
Sukabumi), lamanya nyantri se- Pesantren Gudang (Tasikmalaya),
kitar 2 bulanan; lamanya nyantri sekitar 10 bula-
4) Ajengan Sulaeman nan;
5) Ajengan Hafidz 14) Ajengan Affandi
Pesantren Sukaraja (Sukaraja Pesantren Babakan Selaawi
Sukabumi), lamanya nyantri se- Baros Sukabumi.
kitar 5 bulanan;
Setelah melanglangbuana ke
6) Ajengan Cilaku (Mama Cila-ku)
berbagai pesantren, Pada tahun
Pesantren Cilaku (Cianjur) untuk 1909, akhirnya Ahmad Sanusi kem-
belajar ilmu Tasawwuf, lamanya bali ke Sukabumi dan masuk ke
nyantri sekitar 10 bulanan; Pesantren Babakan Selaawi.
7) Ajengan Ciajag (Mama Ciajag)
Pesantren Ciajag (Cianjur), lama- Dipesantren inilah Ahmad
nya nyantri sekitar 5 bulanan; Sanusi mengakhiri masa lajang-
8) Ajengan Ahmad Syatibi nya setelah bertemu dengan seo-
(Mama Kaler) rang gadis yang bernama Siti
9) Ajengan Mohammad Qurtubi Djuwariyah putri dari Ajengan
(Mama Kidul) Affandi yang akhirnya ia menika-
Pesantren Gentur Warung Kon- hi gadis tersebut.14
dang (Cianjur), lamanya nyantri c. Masa Mukim di Mekkah al-
6 bulanan; Mukarramah (1910-1915)
10) Ajengan Buniasih (Mama
Beberapa bulan kemudian
Buniasih)
pada tahun 1910 Ahmad Sanusi
Pesantren Buniasih (Cianjur),
beserta istri berangkat ke
lamanya nyantri sekitar 2 bula-
Mekkah al-Mukarromah untuk
nan;
menunai- kan ibadah haji ke
11) Ajengan Keresek (Mama
Baitullah. Selanjutnya setelah
Keresek)
selesai menu- naikan ibadah Haji
Pesantren Keresek Blubur Lim-
ia beserta istri tidak langsung
bangan (Garut), lamanya nyantri
pulang ke kam-
sekitar 6 bulanan;
12) Ajengan Sumursari (Mama
SumursarI) 14 Lihat : Miftahul Falah, Op.Cit.,
Pesantren Sumursari (Garut), lama- hlm.16., dan Munandi Shaleh, K.H.
nya nyantri sekitar 4 bulanan; Ahmad Sanusi : Pemikiran dan
Perjuangannya dalam Pergolakan
Nasional. (Tanggerang Selatan, Jela-
jah Nusa, 2016), edisi pertama, ceta-
kan keempat, hal. 2-3.
pung halaman, namun mereka ber-
1) K.H Abdul Halim (Tokoh
mukim di Mekkah al-Mukarro- Pendiri PUI Majalengka);
mah selama 5 (lima) tahun untuk 2) Haji Abdul Muluk (Tokoh SI);
memperdalam, mematangkan dan
3) K.H Abdul Wahab Hasbullah
menambah wawasan keilmuan
(Tokoh pendiri NU);
serta pengalaman dengan melaku-
4) K.H Mas Mansyur (Tokoh
kan kontak baik kepada para
Muhammadiyyah), dll.
ulama tingkat Nasional dan Inter-
nasional maupun kepada para Bergumul dengan dengan pemiki-
tokoh pergerakan Nasional dan ran para Tokoh Pan Islamisme
Internasional yang sedang mu- dunia, diantaranya :
kim di Mekkah al-Mukarramah 1) Jamaluddin al-Afghani;
dan Timur Tengah. 2) Muhammad Abduh;
3) Sayid Rasyid Ridho, dll.
Para ulama dan tokoh per-
gerakan baik yang ia kunjungi Ahmad Sanusi selain Ilmu
untuk ditimba ilmunya maupun Agama yang Ia pelajari dan dala-
untuk dijadikan teman diskusi mi juga Ia mempelajari dan men-
dan ikut serta dalam pergumulan dalami Ilmu-ilmu umum seperti
pemikiran para tokoh Pan Isla- Ilmu Fisika, Ilmu Kimia, dll.
misme dunia saat itu yang sedang Ahmad Sanusi ikut terlibat de-
berkembangan pesat di Mekkah ngan jaringan ulama (Muslim
al-Mukarramah, yaitu : terpelajar) di Haramain (Mekkah
Dari Kalangan Ulama, diantaranya : dan Madinah), Ia melakukan per-
1) Syeikh Saleh Bafadil; gumulan pemikiran dengan para
2) Syeikh Maliki; intelektual Arab pada zaman
3) Syeikh Ali Thayyib; liberal (1798-1939), seperti Jama-
4) Syeikh Ahmad Khatib Al- luddin al-Afghani, Muhammad
Mingakabouwi; Abduh, Sayyid Rasyid Ridho,dll.
5) Syeikh Zaeni Dahlan; Bahkan di tahun 1913, ketika
6) Syeikh Said Jawani; Ahmad Sanusi masih berada di
7) Syeikh Haji Muhammad Haramain, Ia menjadi salah seo-
Junaedi; rang anggota Partai Syarekat Is-
lam Indonesia. Fakta-fakta ini me-
8) Syeikh Haji Abdullah Jawawi;
nandakan bahwa adanya keterli-
9) Syeikh Haji Raden Muh.
batan Ahmad Sanusi dalam Ko-
Mukhtar bin ‘Atharid al-
neksi Ulama di Asia Tenggara.15
Bughuri, dll.
Dari Kalangan Kaum Pergerakan, 15 Usep Abdul Matin, K.H. Ahmad Sanusi
diantaranya : (1888-1950): His Religio-Intellectual
Discourse, and His Work Collection.
Selama 5 (lima) tahun ber- ’ahnya berbeda dengan gaya me-
mukim di Mekkah Ahmad Sanusi ngajar Kiyai lain pada umumnya,
memanfaatkan waktu tersebut sehingga materi yang disampai-
dengan sebaik-baiknya, sehingga kan dapat diterima relative dengan
menurut tradisi lisan yang ber- mudah oleh santri dan jama-
kembang di kalangan para Ulama ’ahnya, maka tidak heran dalam
Sukabumi, bahwa: saking menda- kurun waktu kurang lebih empat
lamnya ilmu beliau, maka seba- tahun sejak kepulangannya dari
gai wujud penghargaan dan pe- Mekkah, nama Ahmad Sanusi
ngakuan ketinggian ilmu beliau dengan cepat di kenal oleh
dari para Syaikh yang ada di masyarakat, sehingga mendapat
Mekkah, Ahmad Sanusi menda- julukan Ajengan Cantayan. Julu-
pat kesempatan untuk menjadi kan ini diberikan oleh masya-
Imam Shalat di Masjidil Haram. rakat yang pertama ditunjukan
Bahkan salah seorang Syaikh sam- kepada ayahnya, selanjutnya ke-
pai mengatakan bahwa jika sese- pada Ahmad Sanusi.17
orang yang berasal dari Sukabumi
hendak memperdalam ilmu ke- e. Mendirikan Pesantren Genteng
agamaannya, ia tidak perlu pergi (1921)
jauh-jauh ke Mekkah karena di Sistem mengajar yang dila-
Sukabumi telah ada seorang guru kukan oleh Ahmad Sanusi dengan
agama yang ilmunya telah men-
cukupi untuk dijadikan sebagai 17 Sulasman, K.H. Ahmad Sanusi :
guru panutan yang pantas di Berjuang dari Pesantren Hingga
ikuti (Sulasman, 2007:25).16 Parlemen dalam buku Irfan Safrudin
(at all), Ulama-ulama Perintis : Biografi
d. Mengabdi di Pemikiran dan Keteladanan. (MUI Kota
Pesantren Cantayan (1915- Bandung, 1429 H/2008 M}, Cetakan
1921) I, hlm.143. Lihat Proses Verbal Haji
Ahmad Sanusi tanggal 7 Oktober
Pada bulan Juli 1915, Ahmad 1919, salinan dalam R.A. Kern
Sanusi kembali ke kampung ha- No.278,KITL V; Laporan Rahasia
lamannya untuk membantu ayah- Mantri Polisi Sukabumi tanggal 20
nya mengajar di pesantren Canta- Agustus 1935 No. Rahasia Salinan
dalam Mailr Geheim No.953 geh/37,
yan. Gaya mengajar yang ia te-
ARA; Selain sebutan Kiai, dalam
rapkan kepada santri dan jama- arsip kolonial ini ditemukan juga
sebutan “ Ajengan Cantayan “ dan “
Dalam Lektur Keagamaan (Jakarta, Ajengan Genteng “. Sebutan ajengan
Puslitbang Lektur Keagamaan Badan pada kenyataannya banyak
Litbangdan Diklat Departemen digunakan masyarakat Sukabumi un- tuk
Agama RI, 2009) Vol.7 No.1, hal. 148. menyebut Kyai Ahmad Sanusi.
16 Ibid, hlm.22.
menggunakan bahasa yang seder- dampak terhadap semakin banyak-
hana dan menerapkan Metode nya masyarakat dari berbagai
Halaqah, dengan didukung oleh daerah untuk mengikuti penga-
kemampuan berpidato yang luar jian tersebut, karena disamping
biasa dan dengan semakin ber- menarik dari isi materi yang di-
tambah ketenarannya karena per- sampaikannya juga simpati terha-
nah ditangkap oleh pemerintah dap perjuangannya.
Kolonial Belanda18, sehingga ber-
Melihat kondsi seperti itu,
18 K.H. Ahmad Sanusi sewaktu mukim ayahnya menyarankan kepada
di Mekkah al-Mukarrah, pernah di Ahmad Sanusi untuk mendirikan
datangi oleh H. Abdul Muluk ang- sebuah pesantren. Sesuai dengan
gota SI yang mengajak Ahmad Sanu-si
untuk bergabung menjadi anggota-
saran ayahnya, maka pada tahun
nya. Setelah membaca Statutennya, 1921, ia mendirikan sebuah pe-
maka ia menyatakan masuk menjadi santren di Kampung Genteng,
anggota SI. Kemudian setelah ia me- Distrik Cibadak Afdeeling Suka-
ngabdi di Pesantren Cantayan dikun- bumi. Maka julukan untuk Ahmad
jungi oleh H. Sirodj, Presiden SI Sanusi bertambah pula, tidak hanya
Sukabumi untuk menjadi Advisure dijuluki Ajengan Cantayan juga
SI, beliau menyatakan kesediannya
dengan mengajukan beberapa per-
dijuluki Ajengan Genteng.
syaratan. Namun dalam perjalanan f. Memberikan Pencerahan Ke-
ketika persyaratan-persyaratan terse- ilmuan Kepada Masyarakat
but tidak dipenuhi, maka Ahmad
Sanusi menyatakan keluar dari SI.
(1921-1928)
Hanya setiap ada rapat SI ia suka Karena kedalaman ilmu dan
menghadiri, sehingga oleh penguasa
luasnya pengetahuan yang ia
ia masih di anggap anggota SI. Lihat
Miftahul Falah, Riwayat
miliki, maka tidak heran banyak
Perjuangan masalah-masalah yang dibahas
K.H. Ahmad Sanusi. (MSI Cabang secara tuntas oleh Ahmad Sanusi
Jabar bekerjasama dengan Pemkot baik masalah yang berhubungan
Sukabumi, 2009), hlm.26. Selanjutnya
dengan masalah pemikiran ke-
Penangkapan ini berkaitan dengan
Peristiwa anggota SI Afdeeling B, agamaan yang berkembang saat
yaitu merupakan perlawanan ma- itu termasuk yang menyangkut
syarakat Cimareme pada tahun 1919 gerakan-gerakan pembaharuan,
yang dipimpin oleh H. Hasan maupun masalah-masalah yang
sebagai tokoh masyarakat yang
melakukan penolakan untuk menjual
padinya sebanyak empat pikul per- hingga terjadi peristiwa berdarah
bau kepada Pemerintah Kolonial dengan ditembaknya H. Hasan oleh
Belanda, yang mana perlawanan ter- Tentara Belanda. (Ekadjati, et. al.,
sebut diikuti oleh masyarakat sekitar- 1990 : 190 – 200).
nya dan anggota SI afdeeling B, se-
berhubungan dengan kemasyara- hadap dirinya. Ahmad Sanusi
katan dan kenegaraan. Sehingga menunjukkan dirinya sebagai ula-
dalam kurun waktu tiga tahun ma produktif dalam menulis
memimpin Pesantren Genteng, pe- kitab-kitab21. Kitab yang ia tulis
mikiran-pemikiran keagamaannya
kebanyakan permintaan dari ma-
diterbitkan dalam beberapa buah syarakat untuk membahas dan
kitab19. Dengan demikian, maka mengkaji permasahan yang ber-
pemikirannya lebih dikenal lagi kembang di masyarakat dengan
oleh khalayak ramai dan sekali- berdatangannya para mujadid
gus menambah harum nama Ah- yang membahas tentang khilafiyah
mad Sanusi dimasyarakat luas. dalam keagamaan.
g. Masa Pembuangan (1928-1934)
Pada tahun 1931 para pengi-
Pada bulan Agustus 1927 kutnya mengadakan pertemuan
dekat Pesantren Genteng terjadi di pesantren Babakan Cicurug
insiden pengrusakan rel kereta yang dipimpin oleh K.H. Muh.
api dan dua jaringan kawat te- Hasan Basri. Materi yang dibahas
lepon yang menghubungkan Su- yaitu membicarakan berbagai per-
kabumi, Bandung dan Bogor. soalan keagamaan dan kemasya-
Peristiwa ini dijadikan sebagai rakatan, lebih-lebih dengan mun-
bukti Pemerintah Hindia Belanda culnya berbagai kritikan dari ke-
untuk menangkap dan menahan- lompok mujaddid tentang masalah
nya. Dengan alasan itulah ia khilafiyyah. Dalam pertemuan
mendekam di Penjara Cianjur se- inilah muncul gagasan yang di-
lama 9 (Sembilan) bulan sampai sepakati bersama untuk mendi-
bulan Mei 1928, terus dipindah- rikan sebuah organisasi yang diberi
kan ke Penjara Kota Sukabumi nama Al-Ittihadiyatul Islamiyyah
sampai November 1928.20 Selanjut-
nya sejak bulan November 1928
Ahmad Sanusi diasingkan atau
dibuang ke Tanah Tinggi Senen 21 Kitab-kitab atau majalah yang ditulis
Batavia Centrum. oleh Ahmad Sanusi, jumlahnya ra-
tusan sebagaimana yang dilaporkan
Di tempat pengasingan, ia oleh dirinya pada pemerintah militer
tidak berpangku tangan malahan Jepang pada tahun 1942. Adapun
hikmah diasingkan ke Batavia sebagian judul-judul Kitab atau ma-
Centrum, berdampak positif ter- jalah yang ia tulis dan terbitkan baik
dalam bahasa Arab, Sunda maupun
Melayu (Indonesia), dapat dilihat
19 Ibid., hlm.144.
20
pada buku : Miftahul Falah, ibid.,
Miftahul Falah., Op.Cip., hlm.47-48.
hlm.59-80.
(AII)22. Kesepakatan tersebut di- kota.24 Maka Ahmad Sanusi ber-
sampaikan kepada Ahmad Sanusi sama keluarganya menuju Kota
di Batavia Centrum dan setelah di- Sukabumi, awalnya tinggal di
pelajari secara seksama, akhirnya Cipelang Gede, selanjutnya ia
ia menyetujui berdirinya organi- menempati sebuah rumah di De
sasi tersebut. Sesuai dengan saran- Vogel Weeg No.100 Desa
nya agar mengadakan kembali Gunungpuyuh (sekarang Jalan
pertemuan untuk penyusunan Bhayangkara No.33 Kelurahan/
kepengurusan, maka pada tanggal Kecamatan Gunungpuyuh Kota
20-21 November 1931, disepaka- Sukabumi) yang tempatnya tidak
tilah dalam pertemuan tersebut begitu jauh dari perbatasan Kota
bahwa Ahmad Sanusi dikukuhkan Sukabumi dengan Kabupaten
sebagai Ketua AII.23
Sukabumi.
h. Menjadi Tahanan Kota (1934-
Pada akhir tahun 1934,
1942) Ahmad Sanusi mendirikan Pondok
Pada tanggal 3 Juli 1934, Pesantren Gunungpuyuh yang
Gubernur Jenderal de Jonge lokasinya berada di belakang
mengeluarkan keputusan me- rumahnya, dalam perkembangan
ngembalikan Ahmad Sanusia ke berikutnya Pondok Pesantren
Sukabumi dengan status tahanan ter- sebut diberi nama :
Pergoeroean Syamsoel
’Oeloem. 25
22 AII singkatan dari Al-Ittihadiyatul
Islamiyyah (Persatuan Ummat Islam),
i. Menuju Indonesia Merdeka
berdiri pada bulan November 1931,
yang Pengurus Besarnya berkedudu-
(1942-1945)
kan di Djakarta Batavia Centrum. Pada tahun 1942 Jepang
Pada tahun 1943 AII beserta ormas
me- nguasai Sukabumi dengan
Islam lainnya dibubarkan oleh
peme- rintah militer Jepang. Pada meng- ambil alih kekuasaan
tanggal 1 Pebruari 1944 AII pemerintah kolonial Belanda
dihidupkan lagi dengan merubah melalui mobi- lisasi militernya,
Anggaran Dasar dan namanya, yaitu setelah menda- pat bantuan dari
: Persatoean Oemmat Islam
Ahmad Sanusi yang
Indonesia (POII), selanjutnya pada
tahun 1947 nama POII disesuaikan memerintahkan anggota AII dan
dengan ejaan Suwandi menjadi PUII. BII26 untuk menunjukkan
Pada tanggal
5 April 1952 PUII berfusi dengan
Perikatan Ummat Islam (PUI) Maja- 24Ibid., hlm.88.
lengka menjadi Persatuan Ummat 25Ibid., hlm.118-119.
Islam (PUI). 26 BII singkatan dari Barisan Islam
23 Miftahul Falah, Op. Cit., hlm.78. Indonesia. Organisasi kepanduan
anderbouw dari AII. Awalnya
bernama BAII (Barisan Al-Ittihadi-
pusat-pusat pertahanan Hindia oleh pemerintah militer Jepang.
Belanda di Sukabumi. Persyaratan tersebut dikabulkan
Pada 1 Pebruari 1943, diadakan oleh pemerintah militer Jepang
latihan Ulama yang diselenggara- yang akhirnya AII hidup kem-
kan oleh pemerintah militer Jepang bali, dengan merubah AD/ART
bertempat di Kantor Masjoemi dan nama yaitu menjadi Per-
Jalan Imamura No.1 Jakarta. satoean Oemmat Islam Indonesia
Ahmad Sanusi menjadi instruktur (POII).
dalam kegiatan tersebut bersama-
Pada bulan Januari 1944,
sama H. Agus Salim, Dr. Amrullah,
untuk menyebar luaskan rasa
dan lain-lain.27
Nasionalisme dikalangan masya-
Pada bulan Oktober 1943, rakat, maka ia menjadi kepengu-
Ahmad Sanusi diangkat menjadi rusan Jawa Hokokai (Kebangkitan
anggota Dewan Penasehat Dae- Jawa) mewakili Masyumi28 ber-
rah Bogor (Giin Bogor Shu Sangi sama-sama K.H. Wahid Hasyim
Kai). Namun sebelum menyata- dan Djoenaedi (Indonesia Mer-
kan bersedia ia mengajukan per- deka, 10 Juli 1945).
saratan kepada pemerintah militer
Jepang, diantaranya agar AII di- Sejak Mei 1944, Ahmad
hidupkan kembali, karena sebe- Sanusi diangkat menjadi wakil
lumnya semua organisasi yang POII dalam Masyumi, bahkan ia
lahir pada jaman pemerintah duduk di jajaran kepengurusan
kolonial Belanda di bubarkan Masyumi.29
Pada tanggal 2 November
1944, pemerintah militer Jepang
yatul Islamiyyah) didirikan pada akan mengangkat Mr.R. Syam-
bulan November 1939 pada saat AII
melakukan Kongres (Muktamar) III
suddin30 untuk menjadi Walikota
di Bandung. Pada tanggal 24-29
Desember 1940 di Cianjur, BAII 28 Masyumi singkatan dari Maslis Syuro’
mengadakan Muktamar I bersama- Muslimin Indonesia yang dibentuk
sama dengan AII Mukktamar IV dan pada jaman Jepang sebagai peng-
Zainabiyah (Wanita AII) Muktamar ganti MIAI (Majelis Islam ‘Ala
II. Salah satu hasil dari Muktamar
BAII, yaitu merubah nama dari BAII Indonesia) yang dibubarkan oleh pe-
menjadi BII. Lihat, S. Wanta dalam merintah militer Jepang pada tahun
1943. Organisasi ini merupakan
buku seri IX : Kelembagaan Pemuda
orga- nisasi yang mewadahi Ormas
dan Organisasi Pelajar Persatuan Ummat
Islam. Miftahul Falah., Op. Cit.,
Islam, (Pengurus Besar Persatuan
Ummat Islam, 1991), hlm.11-13. hlm.130.
29 Ibid., hlm.132.
27 Miftahul Falah., Op. Cit., hlm.131. 30 Mr.R. Syamsuddin, dilahirkan di

Sukabumi pada tanggal 1 Januari


Sukabumi (Shicho), sebelum di- giliran ia diangkat menjadi Wakil
angkat meminta persetujuannya Residen (Fuku Syucokan) Bogor.31
terlebih dahulu Ahmad Sanusi.
Selanjutnya, satu bulan kemudian Sesuai dengan harapan pe-
merintah pada saat itu di Kere-
sidenan Bogor (Bogor Syu),
Ahmad Sanusi membentuk tent-
1908, Sekolah ELS (Europesche ara PETA (Pembela Tanah Air),
Lagere) di Sukabumi tahun 1926, yang disepakati oleh para alim
AMS (Algemene Middelbare School) ulama se-wilayah Bogor (Bogor
di Bandung tahun 1929, RH Shu) ketika mengadakan perte-
(Rechtoge School) Univ. Leiden
muan di Pesantren Gunungpuyuh.
Bagian Hukum, diploma 1935. Putra
dari Hoofd Penghulu Sukabumi, Selanjutnya untuk menjadi ko-
K.H.R. Ahmad Juwaeni (Tokoh Ula- mandannya disiapkanlah beberapa
ma Pakauman, yang senantiasa di orang kiyai, diantaranya K.H.
kritisi oleh Ahmad Sanusi sekaitan Acun Basyuni dan K.H. Abdullah
dengan tugas-tugas ulama pakau-
man diantaranya pengumpul Zakat, bin Nuh.32
Infak, Shodaqoh, dll. yang dianggap Pada tanggal 1 Maret 1945,
oleh Ahmad Sanusi tidak sesuai-
/menyimpang dari ajaran Islam Saiko Shikikan (Panglima militer
yang sebenarnya). Syamsudin terta- tertinggi), Jenderal Kumakici
rik dengan pemikiran Ahmad Sanu- Harada mengumumkan pemben-
si, akhirnya ia termasuk menjadi mu- tukan Dokuritsu Junbi Cosakai
rid dan pengikut Ahmad Sanusi
bahkan menjadi anggota AII. Pada
(Badan Penyelidik Usaha-usaha
tahun 1938 menjadi Loco Burgemeester Persiapan Kemerdekaan). Pada
(Wakil Walikota) Sukabumi, tahun 28 Mei 1945 BPUPKI diresmikan
1940 Anggota Dewan Rakyat Jakarta, oleh pemerintah militer Jepang di
tahun 1944 menjadi Walikota Gedung Chou Sangi In, Ahmad
(Syicho) Kota Sukabumi (Sukabumi Sanusi menjadi anggota BPUPKI
Syi), 1 oktober 1945 dikukuhkan
Nomor urut 2 (dua) dengan
menjadi Walikota Sukabumi oleh
BKR Sukabumi pimpinan K.H. Acun posisi duduk pada kursi nomor
basyuni dan KNID Kota Praja urut 36 (Tiga puluh enam)
Sukabumi yang diketuai oleh Dr. bersebalahan dengan R. Soekarjo
Abu Hanifah, dan jabatan terakhir Wirjopranoto.33
menjadi Duta Besar Indonesia di
Pakistan juga menjabat Ketua
Umum PB PUII pengganti Ahmad
Sanusi yang telah meninggal pada 31 Ibid., hlm.133.
tahun 1950. Lihat Saafroedin Bahar, 32 Ibid., hlm.139.
dkk., Op.Cit., hlm.608 dan Miftahul 33 Saafroedin Bahar, dkk., Op.Cit., hlm.
Falah.,Op.Cit., hlm.133 dan 160. xxv dan xxvii.
j. Perjuangan pada oleh KNIP.34 Malahan karena
Masa sebagai anggota KNIP, pada saat
Kemerdekaan (1945-1950)
Pemerintah RI sepakat dengan
Pada tanggal 17 Agustus NICA untuk menandatangani
1945, Indonesia merdeka yang perjanjian Renville pada tahun
diproklamirkan oleh Bung Karno 1948, yang salah satu perjanji-
dan Bung Hatta. Ahmad Sanusi annya bahwa pejabat pemerintah
saat itu berada di Pesantren RI harus Hijrah ke Yogyakarta,
Gunungpuyuh, karena sejak sidang karena Jawa Barat telah jatuh ke
BPUPKI usai pada tanggal 16 Juli tangan pasukan Belanda, maka ia
1945 dan setelah terbentuknya hijrah Yogyakarta beserta pejabat
PPKI (Panitia Persiapan Kemer- pemerintah RI lainnya.35
dekaan Indonesia) pada tanggal
Setelah terbentuk BKR di
7 Agustus 1945, maka ia kembali
Nasional dan Jawa Barat, maka di
kepesantren untuk mengajar
daerah-daerah terbentuk pula
san- tri dan masyarakat yang
BKR termasuk di Kota dan
senan- tiasa menunggu dengan
kabupaten Sukabumi, maka tidak
setia untuk mendapatkan
heran apabila Ahmad Sanusi ber-
pencerahan tentang ilmu-ilmu
serta para tokoh masyarakat dan
ke-Islaman, kenegaraan,
alim ulama Sukabumi memben-
kebangsaan, dan lain- lain.
tuk pula BKR Sukabumi dengan
Pada tanggal 22 Agustus komandannya ditunjuk Ajengan
1945, sidang PPKI telah berhasil Acun Basyuni (Anggota AII dan
membentuk dam menetapkan Komandan BII yang bermarkas di
KNIP (Komite Nasional Indonesia Pesantren Gunungpuyuh)36
Pusat) sebagai lembaga pembantu
kepresidenan sampai terbentuk- Sedangkan KNID (Komite
nya MPR hasil Pemilu, dan BKR Nasional Indonesia Daerah) pada
(Badan Keamanan Rakyat) yang tanggal 27 Agustus 1945, setelah
bertugas membantu korban perang KNID Keresidenan Bogor terben-
dan menjaga ketertiban serta tuk, maka ia beserta segenap to-
keamanan umum. koh masyarakat Sukabumi mem-
Pada tanggal 29 Agustus
1945, Ahmad Sanusi dipilih men- 34 Miftahul Falah., Op. Cit., hlm.158, dan
jadi salah satu anggota KNIP, Mohammad Iskandar., Kiyai Haji
sehingga ia meninggalkan kembali Ajengan Ahmad Sanusi. (Pengurus
pesantren untuk menghadiri Besar Persatuan Ummat Islam,
Jakarta, 1414 H/1993 M), hlm.23.
kegiatan-kegiatan yang di adakan 35 Miftahul Falah., Op.Cit., hlm.161.

36 Ibid., hlm.159.
bentuk KNID Kotapraja Sukabumi
Islam) yang renacananya sudah
dengan Ketuanya dr. Abu Hanifah
dirintis sejak tahun 1935. Namun
(Direktur Rumah Sakit St.
sang pencipta berkehendak lain,
Ludwina Bunut pada saat itu)37
maka dalam usia 63 (enampuluh
Pada tahun 1949, ada satu tiga) tahun ia telah mendahului,
keputusan politik yang sangat dipanggil oleh sang illahi dengan
subtantif yang ia ambil demi ke- tenang di Pesantren Gunungpuyuh.
utuhan NKRI dan mengedepan- Adapun cita-citanya tersebut
kan kepentingan bangsa dan Ne- ditindaklanjuti oleh murid dan
gara, yaitu menolak Darul Islam shahabatnya Mr. Syamsuddin
yang diproklamirkan oleh S.M. (Wakil Ketua Umum POII) yang
Kartosuwiryo, sebab apa yang masih menjabat Duta Besar
digariskan oleh Kartosuwiryo se- Indonesia di Negara Pakistan,
bagaimana yang tertera dalam namun ia juga setelah membuat
Anggaran Dasar Darul Islam, di- surat tentang keinginan untuk
nilai banyak yang tidak sesuai melanjutkan cita-cita Ahmad
dengan ke-Islaman, seperti ada- Sanusi ke K.H. Abdul Halim
nya hak veto yang di pegang oleh ternyata begitu surat sampai ke
sang Imam (Kartosuwiryo). Sikap tangan K.H. Abdul Halim, ia
ini nampaknya di ikuti pula oleh dipanggil oleh yang maha kuasa
hampir seluruh pengikutnya dan di Jakarta. Kemudia cita-cita ter-
bekas santri-santrinya, termasuk sebut dilanjutkan oleh anak, adik
oleh K.H. Yusuf Tauzirie dari dan santri, Ahmad Sanusi, sehingga
Pesantren Cipari Garut, padahal terwujud pada tanggal 5 April
Yusuf Tauzirie sebelumnya merupa- 1952 di Bogor.
kan teman dekat Kartosuwiryo,
khususnya sewaktu mereka sama- 2. Pemikiran
sama aktif di PSII.38 a. Pemikiran Kebangsaan
Ahmad Sanusi bersama sa- Semenjak ia berkenalan de-
habatnya K.H. Abdul Halim dari ngan H. Abdul Muluk, K.H. Abdul
Majalengka bercita-cita ingin me- Wahab Hasbullah, K.H. Mas
nyatukan organisasi POII (Persa- Manshur, K.H. Abdul Halim, dan
tuan Oemmat Islam Indonesia) tokoh-tokoh Islam yang lain serta
dan POI (Perikatan Oemmat bergumul dengan pemikiran para
Tokoh Pan Islamisme dunia di
37
Mekkah al-Mukarromah, maka
Ibid., hlm.160.
38 Mohammad Iskandar., Op.Cit., pemikirannya tentang kebangsa-
hlm.23. an (nasionalisme), kemerdekaan,

Jurnal At-Tadbir STAI Syamsul’Ulum Volume 27 No.1 Juli 2018 76


dan lain-lain mulai tertanam de- Hukum Islam, akan tetapi sudah
ngan baik dalam jiwa dan jati memperlihatkan jiwa kebangsa-
dirinya, sehingga ketika SI (Syari- annya (nasionalisme).40
kat Islam) diserang oleh surat
kaleng yang memburuk-burukkan
tentang SI, maka ia tampil di b. Pemikiran Kenegaraan
muka untuk membela, yang ma-
na pembelaannya dituangkan da- Pemikirannya tentang kon-
lam sebuah buku yang berjudul: sep bentuk Negara dan wilayah
Nahratoeddarham.39 Dalam buku- Negara, hal ini terungkap dalam
nya itu ia menjelaskan bahwa sidang BPUPKI pada tanggal 10-
organisasi ini, sesuai dengan isi 11 Juli 1945 :
dari statuennya (Anggaran 1) Tentang Bentuk Negara
Dasar), bertujuan hendak Ketika sidang BPUPKI digelar
melepaskan ke- tergantungan pada tanggal 10 Juli 1945,
bangsa pribumi dari bantuan agenda yang dibicarakan adalah
bangsa asing. Hal ini menandakan Bentuk Negara. Mr. Soesanto
bahwa Ahmad Sanusi tidak hanya (mewakili kelompok Aristok-
sebatas menegakkan rasi) mengusulkan, agar ben-
tuk Negara itu berbentuk Ke-
rajaan. Usulan ini ditentang
39 Kitab : Nahratoeddarham (Suara oleh Prof. Muhammad Yamin
Singa Wilayah) yang diajukan untuk
(Kelompok Nasionalis), meng-
mencegah serangan oleh para peng-
hianat yang ditujukan terhadap SI. hendaki bentuk Negara itu
Ditulis oleh Ahmad Sanusi sewaktu berbentuk Republik. Maka
di Mekkah al-Mukarramah untuk Ahmad Sanusi ikut bicara un tuk
menjawab surat tanpa identitas menengahi kedua pengusul
(surat kaleng) yang isinya menuduh tersebut dengan menjelaskan
Syarikat Islam bukanlah organisasi
plus minus bentuk Kerajaan
yang berlandaskan Islam. Kitab ter-
sebut ia kirim ke K.H. Moehammad dan Republik dari persfektif
Basri dari Cicurug. Selanjutnya K.H. al-Qur’an, sehingga beliau
Bisri mengirimkan draft kitab ter- berpendapat bahwa sebaiknya
sebut ke K.H. Moechtar dan me- Negara Indonesia itu sesuai
nurutnya draft kitab tersebut sudah dengan kondisi yang ada ber-
ada catatan-catatan tambahan. Na-
mun sayang sebelum Kitab tersebut
bentuk Imamat yang dipimpi-
sampai kembali ke tangan Ahmad nan oleh Iman, dengan kata
Sanusi, pemerintah kolonial Belanda
telah menemukan kitab tersebut dan
menganggap berbahaya sehingga
melarang untuk disebarluaskan. 40 Ibid., hlm 26.
Miftahul Falah., Op.Cit., hlm.24-26.
lain berbentuk Republik yang Papua, Timor Portugis, dan
diimpin oleh soerang Presiden.41 pulau-pulau sekitarnya.42
2) Tentang Batas Wilayah Negara c. Pemikiran Kemasyarakatan
Dalam Sidang BPUPKI pada Setelah pulang dari Mekkah
tanggal 10 Juli 1945, agenda al-Mukarramah, pemikiran menge-
acara selain membahas bentuk nai keummatan, ia implementa-
Negara juga Wilayah Negara. sikan dengan memimpin organi-
Setelah pembahasan bentuk sasi Al Ittihadiyatul Islamiyyah
Negara usai rapat ditunda un- (AII), yang berubah menjadi Per-
tuk istirahat. Kemudian dalam satuan Ummat Islam Indonesia
sidang lanjutan, Ahmad Sanusi
(PUII) dan melakukan fusi de-
mengusulkan untuk pemba- ngan Perikatan Ummat Islam (PUI)
hasan penetapan batas Negara,
dari Malajengka yaqng dipim-
agar dibahas oleh panitia. Da-
pinan oleh K.H. Abdul Halim
lam sidang berikutnya tanggal
(teman seperjuangannya sewaktu
11 Juli 1945, ia mengusulkan
mukim di Mekkah al-Mukarromah)
agar pembahasan batas wilayah
menjadi Persatuan Ummat Islam
Negara agar ditunda terlebih
(PUI). Organisasi ini oleh Ahmad
dahulu menunggu Indonesia
Sanusi dimanfaatkan untuk sarana
merdeka hal ini sesuai dengan
dakwah, pendidikan dan per-
perspektif hadits bahwa Ra- juangan. Semangat perjuangan un-
sulullah SAW memerintahkan tuk membebaskan dari kebodo-
kepada sahabat bahwa untuk han, ketertindasan, kemiskinan,
menentukan batas wilayah penjajahan, dan lain-lain dalam
jangan dilakukan terlebih da- konteks pergerakan nasional, di-
hulu menunggu peperangan bangun dengan dikemas dalam
usai. Namun akhirnya kepu- pembahasan tafsir al-Qur’an.43
tusan diambil dengan pemu- Hal ini senantiasa ia ungkapkan
ngutan suara, sehingga yang dalam berbagai event, baik me-
menang adalah pendapat yang lalui kitab karangannya, pengajian
menentukan terlebih dahulu santri dan umum maupun diskusi
tentang batas wilayah Indonesia
Hindia Belanda dulu ditambah
dengan Malaya, Borneo Utara, 42 Ibid.,hlm.131, 157-158,160.
43 Tafsir-tafsir al-Qur’an yang ia tulis,
diantaranya : Radlatul Irfan Fi
Ma’rifatil Qur’an, Maldjauttolibin,
41 Saafroedin Bahar, dkk., Op.Cit., Tamsiyatul Muslimin, Silahul Irfan,
hlm.23-25. dan lain-lain. Lihat dan cari di
Miftahul Falah, Op. Cip., hlm.60-63.
dan kegiatan lainnya, sehingga berupa Rencana Pernyataan Ke-
semangat juang dikalangan bangsa merdekaan yang merupakan cikal
Indonesia khususnya masyarakat bakal Pembukaan UUD.
Sukabumi tertanam dengan kokoh,
kuat dan konsisten. Betapa pun Sukarno meya-
kinkan peserta rapat Dokuritsu
d. Pemikiran Keagamaan Zjunbi Tjoosakai agar menerima
Pemikiran dan pemahaman- hasil kerja Panitia Perancang Sem-
nya dalam mengenai ilmu ke- bilan Orang (kemudian dikenal
Islaman, lebih-lebih ilmu tafsir, sebagai Panitia Sembilan)
mantik, dan lain-lain bahkan ia sebagai kompromi terbaik antara
hafal al-Qur’an 30 Juz, maka tidak golongan Islam dengan golongan
heran apabila ada masalah yang kebang- saan, pro kontra tetap
berkaitan dengan masalah pemi- muncul juga.
kiran keagamaan yang berkem- Keberatan muncul terutama
bang saat itu termasuk yang me- terhadap rumusan: “Ketuhanan
nyangkut gerakan-gerakan pem- dengan kewajiban menjalankan
baharuan, kezumudan maupun syariat Islam bagi pemeluk-pe-
masalah-masalah lain yang me- meluknya.”
resahkan masyarakat, ia jawab
dengan baik secara lisan maupun Mula-mula Latuharhary dan
tulisan. Banyak kitab-kitab yang kawan-kawan menyatakan kebe-
ditulisnya dalam berbagai disiplin ratannya atas rumusan tersebut.
ilmu mampu menjawab harapan Keberatan Latuharhary dijawab
masyarakat dan menjawab per- oleh H. Agus Salim dan K.H.
masalahan tersebut. Abdul Wahid Hasjim. Kepada
Latuharhary dan pihak-pihak
e. Penyelamat Sidang BPUPKI lain yang keberatan, Kiai A.
Pada 13 Juli 1945 dimulai Wahid Hasjim mengatakan: “Ini-
Rapat Besar BPUPKI guna men- lah rumusan hasil kompromi yang
dengarkan laporan dan mengesah- bisa dicapai.”
kan hasil kerja Panitia Perancang Menurut putra Hadratus
Undang-Undang Dasar. Rapat ber-
Syaikh K.H.M. Hasjim Asj’ari itu,
langsung maraton dari 13 sampai
jika ada yang menyebut rumusan
16 Juli, sejak pagi hingga hampir
“Ketuhanan dengan kewajiban
tengah malam.
menjalankan syari’at Islam bagi
Selaku Ketua Panitia Peran- pemeluk-pemeluknya” terlalu ta-
cang UUD, Ir. Sukarno melaporkan jam; ada juga yang berpendapat
hasil kerjanya kepada Rapat Besar sebaliknya: terlalu tumpul. Bahkan
ada yang bertanya kepada Kiai
Wahid: “Apakah dengan rumu- “supaya permusyawaratan ber-
san lunak seperti itu orang Islam jalan tenang, dengan memancar-
sudah boleh berjuang menceburkan
kan pikiran ke sebelah kanan dan
jiwanya untuk negara Indonesia ke kiri, ke luar dan kembali.”
yang akan didirikan ini?” Sanusi mengingatkan rapat BPUPKI
Jika Latuharhary dan kawan- agar jangan mengambil keputu-
kawan keberatan dengan keselu- san dengan tergopoh-gopoh.
ruhan rumusan, Ketua Muham- Sesudah mengingatkan pe-
madiyah Ki Bagus Hadikusumo serta rapat Dokuritsu Zjunbi
meminta agar kalimat “bagi Tjoosakai agar berlindung kepada
pemeluk-pemeluknya” dihapus, se- Tuhan masing-masing, Sanusi
hingga sila pertama rumusan Pia- mengusulkan kepada ketua rapat
gam Jakarta 22 Juni 1945 berbunyi:
agar suasana rapat didinginkan
“Ketuhanan dengan kewajiban dulu. Usul Sanusi segera ditangkap
menjalankan syari’at Islam.” oleh Radjiman. Dan rapat BPUPKI
Demikian kerasnya perde- malam itu ditunda sampai besok
batan, K.H. Abdul Kahar Moe- pagi.
dzakkir yang mendukung Ki Ba- Sesudah rapat ditunda se-
gus, sampai menggebrak meja. Ki suai saran Sanusi, malam itu Ketua
Bagus sendiri bahkan memulai Panitia Sembilan, Bung Karno,
salah satu pembicaraannya de- bergerilya melakukan pendekatan
ngan kata-kata: “Saya berlindung kepada para anggota BPUPK dari
kepada Allah terhadap syetan kedua kalangan Islam dan kebang-
yang merusak.” Tidak syak lagi, saan.
suasana rapat memanas. Ketua
Dengan pendekatan yang
rapat, Dr. K.R.T. Radjiman Wedyo-
diningrat, menawarkan voting un-
dilakukan Bung Karno hingga
tuk menghindari kemacetan per- “hampir datang waktu subuh,”
sidangan. hasil kerja Panitia Sembilan pun
keesokan harinya diterima oleh
Di tengah suasana rapat rapat besar Dokuritsu Zjunbi
besar BPUPKI yang makin panas Tjoosakai. “Dengan suara bulat
dan menunjukkan tanda-tanda diterima Undang-Undang Dasar
bakal berujung pada jalan buntu, ini,” ujar Radjiman Wedyo-
Ajengan Sanusi tampil bijak. diningrat seraya mengetukkan
Seraya menolak voting yang di- palu.
tawarkan Radjiman, Sanusi me-
minta dengan sungguh-sungguh Jasa Ajengan Sanusi mendi-
nginkan suasana, dengan interupsi-
nya yang jernih, niscaya tidak g. Menjadi :
mungkin dicoret dari sejarah. 1) Ketua Umum Pengurus Be-
Tanpa interupsi Ajengan Sanusi, sar AII (POII atau PUII);
rapat besar BPUPKI bisa 2) Instruktur pada Pelatihan
berakhir tanpa menghasilkan Ulama yang diselenggara-
UUD. kan oleh pemerintah militer
Dengan prestasi gemilang Jepang;
menyelamatkan sidang BPUPKI, 3) Anggota Dewan Penasehat
aneh jika masih ada yang ke- Daerah Bogor (Giin Bogor
beratan menjadikan Ajengan Sanusi Shu Sangi Kai);
menjadi Pahlawan Nasional. Pa- 4) Pengurus Jawa Hokokai
dahal sahabat karib Sanusi yang (Kebangkitan Jawa);
bersama-sama mendirikan PUI 5) Pengurus partai Masyumi;
dan sama-sama menjadi anggota 6) Wakil Residen (Fuku Syuco-
BPUPI, K.H. Abdul Halim (1887- kan) Bogor;
1962) sejak 2008 sudah dikukuh- 7) Anggota BPUPKI (Dokuritsu
kan sebagai Pahlawan Nasional.44 Junbi Cosakai);
8) Anggota KNIP.
f. Membidani lahirnya :
1) Tentara PETA (Pembela h. Pendiri :
Tanah Air) di wilayah Ke- 1) Pimpinan Pondok Pesantren
residenan Bogor; Genteng;
2) BKR (Badan Keamanan Rak- 2) Pimpinan Pondok Pesantren
yat) Sukabumi, yang nanti- Gunungpuyuh;
nya merupakan cikal bakan 3) AII yang berubah menjadi
TNI (Tentara Nasional Indo- POII (PUII) dan fusi dengan
nesia); POI (PUI) Majalengka men-
3) KNID (Komite Nasional In- jadi Persatuan Ummat Islam
donesia Daerah) Kotapraja (PUI) pada tanggal 5 April
Sukabumi, yang nantinya 1950;
menjadi DPRD (Dewan 4) Organisasi anderbauw AII,
Perwakilan Rakyat Daerah) seperti BII, Zaenabiyyah,
Kota Sukabumi. IMI, dan lain-lain;
5) GUPPI (Gabungan Usaha Per-
44 Dikutip dari tulisan Lukman Hakiem, baikan Pendidikan Islam).
Sekretaris Majelis Pakar Parmusi
dalam http: i. Penghargaan :
//www.Obsessionnews.com/kolom 1) Perintis Kemerdekaan dari
/ajengan-ahmad-sanusi-penyelamat- Pemerintah Republik Indo-
sidang bpupki. nesia;
2) Bintang Maha Putra Utama buah Masjid Raya Provinsi
dari Presiden Republik In- Jawa Barat yang terletak di
donesia; Jalan Jalur Lingkar Selatan
3) Bintang Maha Putra Pradana Cibolang Sukabumi, yaitu
dari Presiden Republik In- Masjid Raya Raudhotul Irfan.
donesia;
j. Sikap dan pendirian untuk
4) Namanya di abadikan : kepentingan Bangsa dan
a) Oleh Pemerintah Kota Negara :
Sukabumi : 1) Ditahan oleh pemerintah
(1) menjadi nama salah Kolonial Belanda tanpa ada
satu jalan di Kota Su-
putusan dan dimasukkan
kabumi, yang meng-
ke penjara di Cianjur dan
hubungkan antara
penjara di Kota Sukabumi
jalan Cigunung sam-
selama kurang lebih 2
pai dengan Degung,
(dua) tahun;
yaitu Jalan K.H.A.
2) Di dibuang/diasingkan ke
Sanusi;
Batavia Centrum kurang
(2) menjadi nama termi-
lebih selama 5 (lima)
nal Type A di
Sukabumi, yaitu Ter- tahun;
minal Type A K.H. 3) Jadi tahanan Kota di
Ahmad Sanusi. Sukabumi, kurang lebih se-
b) Oleh YASPI Pondok Pe- lama 5 (lima) tahun;
santren Syamsul’Ulum 4) Ikut Hijrah ke Yogyakarta,
Gunungpuyuh Sukabumi, sebagai konsekwensi anggo-
menjadi nama Auditori- ta KNIP yang mematuhi
um yang terletak di perjanjian Renville tahun
Kompleks Pondok Pesan- 1948 antara Pemerintah
tren Syamsul’Ulum Gu- Indonesia dengan Pemerin-
nungpuyuh Sukabumi, tah Kolonial Belanda;
yaitu Auditorium K.H. 5) Menolak DI/TII yang di-
Ahmad Sanusi. pimpin oleh S.M. Kartosu-
5) Hasil buah karyanya yang wiryo, dan tetap setia ke-
monumental yakni Tafsir pada NKRI;
Raudlotul Irfan Fii Ma’- C. Kesimpulan
rifatul Qur’an, diabadikan
Sebagaimana telah di pa-
oleh Gubernur Jawa Barat
parkan terdahulu, Ahmad Sanusi,
(Dr.K.H. Ahmad Heriawan,
yang dilahirkan di lingkungan
Lc, M.Si) menjadi nama se-
keluarga pesantren, dari sejak
kecil kehidupannya senantiasa
diwarnai dengan nilai-nilai ajaran
teng, Ajengan Betawi, dan Aje-
keislaman, lebih-lebih ayahnya ngan Gunung puyuh.
seorang Ulama yang memiliki
dan memimpin sebuah pesantren Ahmad Sanusi sewaktu di
di Cantayan dan berpengaruh di Mekkah al-Mukarromah selain be-
wilayah Sukabumi, membentuk lajar ilmu-ilmu ke-Islaman kepa-
karakter Ahmad Sanusi menjadi da ulama Mekkah al-Mukarromah
seorang manusia yang berjiwa juga ia belajar ilmu-ilmu umum
Agamis dan senantiasa menjadi seperti ilmu kimia, ilmu fisika,
panutan bagi masyarakat diseki- matematika, ilmu falak, dll. Ke-
tarnya. pada kaum cendekiawan yang
ada di Mekkah al-Mukarromah
Ia tidak pernah mengecap juga ia berteman dan berkomu-
pendidikan formal, yang kala itu nikasi dengan tokoh-tokoh per-
Pemerintah Kolonial Belanda telah gerakkan nasional dan internasi-
menerapkan Politik Etis (Politik onal serta germumul pula dengan
balas budi) bagi penduduk Hindia pemikiran para tokoh Pan Isla-
Belanda. Namun pendidikan yang
misme dunia, yang hasilnya me-
ia dapatkan hanya pendidikan di munculkan semangat kebangsaan
pondok pesantren, yaitu : pertama -
dan tumbuhnya semangat
tama ia mendapat pengetahuan perjua- ngan untuk
tentang ilmu-ilmu ke-Islaman dari kemerdekaan.
ayahnya sendiri selama sekitar 16
tahunan, kemudian mencari pe- Ahmad Sanusi ketika men-
ngalaman ke daerah lain juga untuk jalani hidup dan kehidupannya,
medapatkan tabarukkan dari para syarat dengan dinamika dan roman-
ulama yang ia kunjungi, ia belajar tika kehidupan. Sepulangnya dari
ke berbagai pesantren yang ada Mekkah al-Mukarromah mulailah
di Sukabumi, Cianjur, Garut dan muncul berbagai dinamika dan
romantika hidup, ia begitu disukai
Tasikmalaya selama 4,5 tahunan,
oleh kawan dan disegani oleh
selanjutnya ia belajar dan mukim
lawan. Dengan kedalaman ilmu
di Mekkah al-Mukarromah selama 5
yang ia miliki serta jelas, tegas
tahunan. Hanya dengan waktu
dan lugas dalam menyampaikan
sekitar 9,5 tahunan, ia telah men-
ajaran Islam, sehingga hanya dalam
jadi seorang ulama yang mum-
kurun waktu 4 tahunan dalam
puni dalam berbagai ilmu ke-
usia 31 tahun ia sudah mendapat
Islaman, sehingga ia mendapat ju-
julukan Ajengan, konsekwensi bagi
lukan dari masyarakat sebagai
orang yang memiliki pengaruh
Ajengan Cantayan, Ajengan Gen-
dimasyarakat, akan muncul per-
masalahan baru khususnya dari
fihak yang tidak menyukainya, kulu Sukabumi, Majelis Umum
sehingga mengantarkan ia dipe- Kabondanas Cipelang Gede Suka-
riksa oleh Wadana Distrik Ciba- bumi, dan Majelis Umum Cijeng-
dak Raden Karnabrata yang me- kol Cianjur, sehingga tidak heran
wakili Pemerintah Kolonial Belan- apabila ia mendapat reaksi dalam
da untuk melakukan pemeriksaan
bentuk hambatan, tantangan dan
tentang sebuah kitab yang pernah gangguan yang begitu keras dari
ia tulis sewaktu masih bermukim fihak lawan, yang ujung-ujung-
di Mekkah al-Mukarromah yang nya mengantarkan Ahmad Sanu-
bernama Nahratoeddagham, kitab si ditahan ke Penjara Cianjur dan
ini berisi sebagai wujud pembe- Nyomplong Sukabumi serta di-
laan Ahmad Sanusi terhadap Orga- internir/dibuang ke Batavia Cen-
nisasi Sarikat Islam yang sedang trum. Selama ditempat pembua-
menggelorakan semangat perjua- ngan, Ahmad Sanusi tidak ting-
ngan kemerdekaan untuk melepas- gal diam, waktu luang yang ada
kan diri dari belenggu penjajahan ia pergunakan untuk mengarang
sebagaimana yang tercantum dalam dan menulis berbagai Kitab,
Setatuennya (Anggaran Dasar SI). maka banyak karangan yang ia
Kitab tersebut telah lama ia tulis, buat beredar di masyarakat, se-
ketika dituduhkan kepadanya, ia hingga pemikiran dan gagasan-
menolak bahwa kitab itu bukan nya masih terus mengalir dan
murni karangannya, karena isinya dapat diikuti oleh masyarakat
sudah tidak utuh lagi sebagai- luas.
mana yang ia tulis, malahan sudah
banyak tulisan dan catatan baru Selain mengarang Kitab,
yang merubah subtansi permasa- waktu luangnya itu ia perguna-
lahan yang disampaikan, sehing- kan pula untuk berkomunikasi
ga menurutnya sudah bukan asli dengan tokoh-tokoh pergerakkan
tulisannya, hal ini sebagaimana nasional, sehingga ia menambah
termuat dalam Proses Verbal. pengalaman, wawasan dan penge-
tahuannya tentang arti sebuah
Semenjak ia mendirikan kemerdekaan dan kebangsaan,
Pesantren Genteng, penetrasi pen- yang patut di tumbuh kembangan
cerahan keilmuan mulai digen- serta digelorakan dalam kehidupan
carkan oleh Ahmad Sanusi, baik nyata di masyarakat. Hal inilah
melalui lisan maupun tulisan, de- yang pada nantinya akan menjadi
ngan membuat bulletin bulanan modal dasar bagi Ahmad Sanusi
dan mendirikan beberapa majelis untuk berkiprah dipentas pang-
untuk pengajian masyarakat, di- gung nasional.
antaranya Majelis Umum Ciku-
Sewaktu Ahmad Sanusi kem-
merasa kehilangan oleh tokoh
bali ke Sukabumi, ia tidak bisa yang menjadi tumpuan, tempat
melanjutkan dan menghidupkan bertanya, tempat berkeluh kesah
kembali Pondok Pesantren yang baik tentang Ilmu Agama maupun
ada di Genteng, karena ia masih masalah kemasyarakatan, yang
berstatus tahanan kota artinya ia pada akhirnya dapat terobati de-
masih menjadi tahanan Pemerin- ngan berdirinya organisasi tersebut,
tah Kolonial Belanda, sehingga ia sehingga organisasi AII ini khusus-
harus tinggal di wilayah Kota untuk nya di wilayah priangan barat
memudahkan pengawasan bagi memiliki pengikut dan pendukung
Pemerintah Kolonial Belanda. Per- yang tidak sedikit.
tama kali Ahmad Sanusi tinggal
di lokasi Majelis Umum yang per- Karya Ahmad Sanusi berda-
nah ia dirikan yaitu di Daerah sarkan pengakuannya berjumlah
Kebondanas Cipelang Gede Su- 126 kitab dengan perincian 102
kabumi, tidak lama kemudian ia kitab berbahasa sunda dan 24
pindah ke Gunungpuyuh menem- kitab berbahasa Melayu (Indone-
pati rumah di Jalan De Vogelweg sia), karya ini ditulisnya di 4
Nomor 100, yang selanjutnya ia (empat) tempat, yaitu pertama
mendirikan pertama kali Masjid ketika ia mengajar di Pesantren
Nurul ’Ulum kemudian Pondok Cantayan, kedua ketika ia berada
Pesantren Syamsul’Ulum Gunung- di pesantren Genteng, ketiga ke-
puyuh Sukabumi yang letaknya tika ia berada di tempat pembu-
tidak jauh dari rumahnya yaitu angan di Batavia Centrum, dan ke-
berada dibelakang rumah yang ia empat ketika ia berada di pesantren
tempati Untuk mengekpresikan Gunungpuyuh Sukabumi, selanjut-
salah satu pemikiran dan gagasan- nya sewaktu Ia di mewawancari
nya. oleh A.M. Sipahoetar pada tahun
1946, karyanya telah mencapai
Ahmad Sanusi beserta para
hampir 200 (Dua ratus) judul
pendukung dan pengikutnya men-
Kitab, kemudian menurut penga-
dirikan suatu organisasi yang di-
kuan keluarganya sampai de-
beri nama Al-Ittihadiyatoel Islamiy-
ngan tahun 1950, karangan lain-
yah (AII) di Batavia Centrum, nya masih ada yang belum terca-
organaisasi ini menjadi suatu alat tat baik yang masih dalam ben-
perjuangan untuk menyampaikan
tuk manuskrif (tulisan tangan),
pemikiran dan gagasannya tentang
yang belum tercetak, maupun
arti sebuah kemerdekaan, kebang-
saan, Ke-Islaman, dan lain-lain se- yang sudah tercetak (print book),
hingga masyarakat yang asalnya jumlahnya diperkirakan sekitar
400-an judul kitab, namun kitabnya

Jurnal At-Tadbir STAI Syamsul’Ulum Volume 27 No.1 Juli 2018 85


masih berada di tangan perora- lokal, regional dan nasional mem-
ngan, atau di perpustakaan negeri berikan warna tersendiri. Sikap
Belanda, atau tempat-tempat lain, dan pendiriannya baik mengenai
yang tentunya memerlukan peneli- keagamaan maupun kehidupan
tian lebih lanjut. berbangsa dan bernegara menang-
Adapun Murid-muridnya ke- gung berbagai konsekwensi, sehing-
tika ia mengajar di Pesantren ga dengan sikap dan pendirian-
Cantayan, ketika ia mengajar di nya itu ia disukai oleh kawan
Pesantren Genteng dan ketika ia dan dibenci oleh lawan. Kawan
mengajar di pesantren Gunung yang menyukai mengantarkannya
puyuh menyebar ke berbagai untuk masuk dan mendekati ke
daerah baik di Jawa Barat maupun pusat kekuasan, begitupun lawan
daerah lainnya di Indonesia, de- yang membenci berupaya agar ia
tidak bisa berbuat apa-apa bahkan
ngan berbagai profesi ada yang
kalau perlu masuk ketempat
menjadi Ulama, ada yang menjadi
pesakitan seperti yang pernah ia
Ajengan Pendiri dan Pimpinan
alami pada saat masuk penjara di
Pondok Pesantren, ada yang men-
Nyomplong Sukabumi dan Cianjur
jadi Militer, ada yang menjadi
serta di internir ke Batavia
Politisi ada yang menjadi Pengu-
Centrum. Selanjutnya dalam mem-
saha, ada yang menjadi Penguasa, perjuangkan untuk kepentingan
ada yang menjadi Pendidik, dan bangsa dan negara, Ahmad Sanusi
lain-lain. Ini menandakan bahwa senantiasa mengedepankan kepen-
Ahmad Sanusi, dalam mendidik tingan Agama, Bangsa, Negara
santri-santrinya ia bekali dengan dan Masyarakat diatas kepen-
berbagai disiplin ilmu artinya tidak
tingan pribadi dan golongan.
hanya Ilmu-Ilmu Agama akan te-
tapi ilmu-ilmu lainpun ia ajarkan, Ketika masyarakat Sukabumi
sehingga kelak apabila para santri- membutuhkan perlindungan dari
nya kembali ke masyarakat, dapat kekejaman pemerintahan militer
berkiprah sesuai dengan peluang, Jepang, ia tampil seolah-olah me-
kesempatan dan skill yang dimiliki, lakukan kerja sama dengan jepang,
sehingga ia bisa hidup dan ber- sehingga ia manfaatkan kerja sama
manfaat minimal bagi dirinya dan tersebut untuk mengeksplorasi
masyarakat yang ada sekitarnya kelebihan Jepang dalam bidang
maksimalnya menjadi pemimpin militer, ikut serta dalam kegiatan
bangsa dan negara. pemerintahan pada jaman Jepang
berkuasa sebelum menyerah kese-
Pemikiran dan Perjuangan kutu, dan melindungi masya-
Ahmad Sanusi dalam pergolakan rakat dari tindakan kesewenang-
wenangan Pemerintahan Militer negatif begitupun sebaliknya bagi
Jepang, sehingga banyak santrinya masyarakat yang bisa mengikuti
yang terlatih dalam bidang dan menerima pemikiran dan
militer yang pada akhirnya gagasannya akan menjadi kawan,
menjadi pe- juang kemerdekan pengikut setia, bahkan menjadi
bahkan menjadi petinggi militer pendukung utama ketika Ahmad
pada pemerinta- han Republik sanusi membutuhkan dukungan
Indonesia. dan pembelaan baik secara moril
Ahmad Sanusi, selain me- maupun materiil [].
ngajar ngaji bagi para santri dan
masyarakat, ia juga memperjuang-
kan kesejahteraan masyarakat DAFTAR PUSTAKA
dengan mendirikan perkopera-
sian, meningkatkan kualitas guru Bahar, Saafroedin, dkk., Risalah
dengan mendirikan IMI (Ikatan Sidang Badan Penyelidik Usaha-
Madaris Islamiyyah), menyiapkan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indone-
kader bangsa dengan mendirikan sia (BPUPKI), Panitia Persiapan
kepanduan BII (Barisan Islam Kemerdekaan Indonesia (PPKI) : 28
Indonesia), memberdayakan perem- Mei 1945 – 22 Agustus 1945,
Sekretariat Negara Republik Indo-
puan dengan mendirikan Zaena-
biyyah, dan memperbaiki kualitas nesia, Jakarta, 1995.
pendidikan dengan mendirikan Falah, Miftahul., Riwayat Perjua-
GUPPI (Gabungan Usaha Perbai- ngan K.H. Ahmad Sanusi. Masyara-
kan Pendidikan Islam), mempra- kat Sejarawan Indonesia Cabang
karsai lahirnya PETA (Pembela Jawa Barat bekerja sama dengan
Tanah Air) di keresidenan Bogor, Pemerintah Kota Sukabumi, 2009.
membentuk BKR dan KNID di Iskandar, Mohammad., Kiayi Haji
Sukabumi, dan lain-lain. Pengaruh
Ajengan Ahmad Sanusi. Pengurus
pemikiran dan gagasan Ahmad
Besar Persatuan Ummat Islam
Sanusi baik pada masyarakat mau-
pun pada pemerintahan, melahir-
(PUI), Jakarta, 1414 H/1993 M.
kan sikap yang pro dan kontra. Mawardi, Asep Mukhtar., Haji
Hal ini bisa dimengerti karena Ahmad Sanusi dan Kiprahnya dalam
Ahmad Sanusi pada saat melahir- Pergolakan Pemikiran KeIslaman
kan pemikiran dan gagasannya dan Pergerakkan Kebangsaan di
kadangkala jauh kedepan melam- Sukabumi 1888 – 1950. Program
paui batas di jamannya, sehingga Magister Ilmu Sejarah Progra,
bagi masyarakat yang belum bisa PascaSarjana Universitas Dipeno-
menerima pemikiran dan gagasan- goro, Semarang, 2011.
nya akan memberikan reaksi
Noer, Deliar., Gerakan Moderen Anonimous, ar-Rud’iyyah fii
Islam di Indonesia. LP3ES, Jakarta, Majwibda’i adh-Dhawaabit al-
1982. Qonthuuriyyah. Kantor Cetak dan
Safrudin, Irfan, (at all)., Ulama- Toko Kitab al-Ittihad, Tanah Tinggi
ulama Perintis : Biografi Pemiki- Batavia, t.t.
ran dan Keteladanan. MUI Kota
Arifin, Zaenal., Dakwah dan Jihad:
Bandung, 1429 H/2008 M.
Tela’ah Perjuangan Dakwah K.H.
Shaleh, Munandi., K.H. Ahmad Ahmad Sanusi Sukabumi 1888 –
Sanusi: Pemikiran dan Perjuangan- 1950. Tesis Strata Dua (S.2)
nya dalam Pergolakan Nasional. dalam Program Pascasarjana
Jelajah Nusa, Tanggerang Selatan, Prodi Komumikasi dan Penyia-
2016. ran Islam Universitas Islam As-
Suryanegara, Ahmad Mansur., Syafi’iyah, Jakarta, 1434 H/2012 M
Api Sejarah 1 & 2 : Buku yang Bahar, Saafroedin, dkk., Risalah
akan Mengubah Drastis Pandangan Sidang Badan Penyelidik Usaha-
Anda tentang Sejarah Indonesia. Usaha Persiapan Kemerdekaan
Salama- dani, Bandung, 2010. Indonesia (BPUPKI), Panitia
., Menemukan Seja- Persiapan Kemerdekaan Indonesia
rah: Wacana Pergerakan Islam di (PPKI): 28 Mei 1945 – 22 Agustus
Indonesia. Penerbit Mizan, Bandung, 1945, Sekretariat Negara Republik
1995.
Indonesia, Jakarta, 1995.
Wanta, S., Kelembagaan Pemuda
Benda, Harry J., Bulan Sabit dan
dan Organisasi Pelajar Persatuan
Matahari Terbit: Islam Indonesia
Ummat Islam, Seri IX. Pengurus pada Masa Pendudukan Jepang.
Besar Persatuan Ummat Islam, Terjemahan Dhaniel Dhakidae.
Majalengka, 1991.
Pustaka Jaya, Jakarta, 1980.

Persatuan Ummat Islam : Gerakan Burhanudin, Jajat., Ulama & Ke-


Aliran Modern, Seri VIII. Pengurus kuasaan: Pergumulan Elite Muslim
Besar Persatuan Ummat Islam, dalam Sejarah Indonesia. Mizan,
Maja- lengka, 1991. Bandung, 2012.

Amir, Mafri., Literatur Tafsir Indo- Bruinessen, Martin Van., Kitab


nesia. Mazhab Ciputat, Jakarta, 2013. Kuning, Pesantren dan Tarekat:
Tradisi-tradisi Islam di Indonesia.
Anonimous., Sejarah Singkat Persatuan Mizan, Bandung, 1995
Ummat Islam (PUI)., PW PUI Jawa
Barat, Bandung, 1427 H/2006 M.

Jurnal At-Tadbir STAI Syamsul’Ulum Volume 27 No.1 Juli 2018 88


Dasuki, H.A. Fafizh, dkk., Irsan, Abdul., Budaya & Perilaku
Ensiklopedi Islam Jilid 1, PT. Ichtiar Politik Jepang di Asia. Grafindo,
Baru Van Hoeve, Jakarta, 1993. Jakarta, 2007.
Dhofier, Zamakhsari., Tradisi Iskandar, Mohammad., Kiayi Haji
Pesantren: Studi tentang Pandangan Ajengan Ahmad Sanusi. PB PUI,
Hidup Kyai. LP3ES, Jakarta, 1982. Jakarta, 1414 H/1993 M.
Djaelani, Abdul Qodir., Peran dan ., Kyai Haji Ahmad Sanusi:
Kontribusi Umat Islam Kepada NKRI. Biografi Singkat Guru dan Pejuang
Yayasan Pengkajian Islam Pedesaan (Suatu Penelitian Awal).,
Madinah Munawwarah, Jakarta, Fakultas Sastra Indonesia, 1991.
2013.
., Para Pengemban Amanah:
Effendi, Djohan., Pembaruan Tanpa Pergulatan Pemikiran Kiai dan
Membongkar Tradisi: Wacana Ke- Ulama di Jawa Barat 1900-1950.Mata
agamaan di Kalangan Generasi Muda Bangsa, Jogyakarta, 2001.
NU Masa Kepemimpinan GUS DUR.
Kompas, Jakarta, 2010. Iskandar, Yoseph, dkk., Per-
tempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur
Effendi, Muchtar., Garis Besar 1945-1946. PT. Sukardi LTD,
Keturunan Syeh Abdul Muhyi: Jakarta, 1997.
Pamijahan Tasikmalaya Jawa Barat.
diterbitkan sendiri, Sukabumi, Jaya, Ruyatna., Sejarah Sukabumi.
1998. Yayasan Pendidikan Islam (YPI),
Sukabumi, 2002.
Falah, Miftahul., Riwayat Per-
., Sejarah Perguruan
juangan K.H. Ahmad Sanusi.
Syamsul’Ulum Gunungpuyuh
MSICabang Jabar bekerja sama
Suka- bumi.YASPI, Sukabumi, 2002.
dengan Pemerintah Kota
Sukabumi, 2009.
Fajarani, Annisa., Peranan Pergoeroean
Sjamsoel Oeloem dalam Memperta-
hankan Kemerdekaan Republic Indonesia
di Sukabumi (1945-1946). Skripsi
Sarjana Pendidikan dalam Program
Studi Pendidikan Sejarah Jurusan
Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial UNY, Yogyakarta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai