Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN SOAL NOMOR 3

Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab diukur dalam ruang lingkup laba, maka
pusat ini disebut sebagai pusat laba. Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi, transportasi,
teknik, konsultan, layanan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai
pusat laba. Hal ini dapat dioperasikan kantor pusat dan divisi pelayanan perusahaan, atau dapat
dipenuhi di dalam unit bisnis itu sendiri. Unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan
yang diberikan, dengan tujuan finansial untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi sehingga
pendapatan setara dengan pengeluaran. Seperti yang dilakukan oleh Singapore Airlines dalam
rangka mengurangi biaya dan mengoptimalkan laba, Singapore Airlines membuat pusat labanya
yakni Singapore Airlines Engineering Company dan Singapore Airport Terminal Services yang
memiliki tiga pusat laba di dalamnya yaitu jasa airport, catering dan keamanan.
Namun dari studi kasus diatas muncul pertanyaan dapatkah Singapore Airlines Engineering
Company dan Singapore Airport Terminal Services ke depannya mengalami pertumbuhan yang
cepat dan memiliki basis pelanggan lebih banyak di luar Singapore Airlines tanpa campur tangan
manajemen pusat? Menurut saya hal tersebut tidak bisa dilakukan tanpa adanya campur tangan
Singapore Airlines. Sistem pengendalian manajemen dalam hal ini Singapore Airlines perlu
memberikan campur tangan kepada pusat labanya (Singapore Airlines Engineering Company
dan Singapore Airport Terminal Services) karena laba merupakan ukuran kinerja yang berguna
dan laba memungkinkan manajemen untuk dapat menggunakan satu indikator yang
komprehenshif. Banyak keputusan manajemen pusat yang melibatkan usulan untuk
meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih
besar dalam pendapatan penjualan sehingga menghasilkan laba yang besar. Sehingga atas kasus
ini harusnya Singapore Airlines tetap harus memberikan campur tangan untuk memaksimalkan
laba yang dihasilkan oleh pusat labanya. Kedepannya pusat laba yang dimiliki Singapore Airline
dapat tumbuh dengan cepat jika unit tersebut mampu menjual sejumlah besar hasil produksinya
untuk memenuhi kebutuhan Singapore Airlines dan juga untuk memenuhi permintaan konsumen
luar dengan strategi yang dibuat oleh Singapore Airlines.
Pertumbuhan yang pesat juga dapat terjadi karena ketika unit jasa dikelola sebagai pusat laba,
para manajernya akan termotivasi untuk mengendalikan biaya dengan lebih efisien dan
mengoptimalkan profit. Namun tetap membutuhkan campur tangan manajemen pusat dalam hal
ini Singapore Airlines, karena pusat laba hanya memiliki kewenangan untuk mengendalikan
biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil
keputusan tentang investasi. Campur tangan Singapore Airlines masih diperlukan karena manajer
pusat laba cenderung hanya memperhatikan laba jangka pendek, bukan jangka panjang. Serta
tidak ada jaminan bahwa divisionalisasi pada masing-masing pusat laba akan menjamin
peningkatan laba perusahaan menjadi lebih optimal. Sehingga untuk memperoleh pertumbuhan
yang lebih besar, perlu pengalokasian capital dan sumber daya lain yang diatur dalam kebijakan
manajemen pusat yakni Singapore Airlines.
Selain itu, pertumbuhan dengan cepat dapat dicapai karena organisasi yang pada awalnya bekerja
sama antara fungsi satu dengan lainnya menjadi saling bersaing karena pembentukan laba
diotonomikan ke masing-masing pusat laba sehingga kesadaran laba (Profit Consciousness) lebih
meningkat pada manajer pusat laba, karena ukuran prestasinya adalah laba. Namun campur
tangan Singapore Airlines masih diperlukan karena pusat laba hanya berfokus pada pencapaian
laba jangka pendek karena pusat laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus
dicapai, tanpa memikirkan profit dalam jangka panjang yang masih menjadi kewenangan
Singapore Airlines. Sehingga atas pusat laba masih membutuhkan campur tangan manajemen
pusat.
Pusat laba juga dapat memiliki pelanggan yang lebih banyak melalui ekspansi bisnis yang
dilakukan oleh manajemen. Dalam hal ini perlu dukungan penuh dari manajemen pusat agar
pusat laba dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan tetap mempertahankan efisiensinya.
Manajer organisasi pada pusat laba akan termotivasi untuk mengendalikan biayanya sehingga hal
tersebut menyebabkan konsumennya akan lebih loyal karena konsumen juga termotivasi untuk
membuat keputusan apakah jasa yang diterima telah sesuai serta harga barang/jasanya apakah
bersaing. Dalam hal pengeluaran, pengukuran laba dapat bervariasi mulai dari biaya variabel
yang dikeluarkan pusat laba sampai overhead korporat yang dialokasikan penuh, termasuk pajak
penghasilan. Penilaian-penilaian yang berhubungan dengan pengukuran pendapatan dan biaya-
biaya harus dipertimbangkan tidak hanya berdasarkan teknik akuntansi, melainkan yang lebih
penting lagi adalah berdasarkan pertimbangan perilaku. Kuncinya adalah memasukkan beban
dan pendapatan dalam laporan manajer pusat laba yang dipengaruhi oleh tindakan manajer
tersebut sehingga tetap membutuhkan campur tangan manajemen pusat dalam pengalokasiannya.

Anda mungkin juga menyukai