Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PROJECT
“MEMECAHKAN KASUS KETIDAKADILAN HUKUM DI INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU : REVITA YUNI, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


ANGGIANI SIREGAR 2201121019
ANISAH ZAHRA 2201121018
NANDASARI PURBA 2203121016
RIVALDO MANGIRING TUA SIREGAR 2201121011
INNES SINTIA BR PANDIA 2203321056

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS DIK A 20


PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
BAB I

RANGKUMAN

Kasus Mantri Desa

Salah satu kasus ketidakadilan hukum yang ada di Indonesia adalah Kasus
Mantri Desa di pedalaman Kalimantan bernama Misran Pengadilan Tinggi
Samarinda memberikan putusan banding dengan menguatkan putusan PN
Tenggarong yaitu penjara selama 3 bulan kepada Misran pada tahun 2009. Dia
dihukum karena menolong orang yang sedang sakit tetapi dianggap salah karena
bukan dokter. Kecaman pun langsung mengalir dari berbagai kalangan, bahkan dari
kalangan medis sendiri.

"Hakim adalah yang paling dekat dengan lokasi. Harusnya memahami


permasalahan keterbatasan alam dan geografis yang menjadi alasan mantri desa
berpraktek. Jelas ini pengadilan berjalan kurang baik," kata pengamat kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Firman Lubis saat berbincang
dengan detikcom, Jumat (9/4/2010) malam.Kritikan pedas juga dilontarkan
kriminolog yang menilai UU yang menjerat Misran hanya menggunakan kaca mata
Jakarta yang mudah diakses oleh siapapun. Padahal geografis alam Indonesia tidak
bisa sama.
BAB II

PENDAPAT

Menurut kami kasus ini sangat disayangkan karena telah jelas dilihat bahwa
keadaan lokasi di desa tersebut memiliki keterbatasan alam dan geografis, dan jelas
jelas bahwa tenaga medis di desa itu tidak ada karena susah dijangkau oleh dokter,
hal itulah yang menyebabkan mantri desa melakukan praktek. Justru orang yang
patut disalahkan dalam kasus ini adalah departemen kesehatan karena seharusnya
departemen kesehatan seharusnya membuat struktur organisasi untuk mendukung
kesehatan di desa tersebut. Berbicara tentang undang undang kesehatan yang
mengatakan bahwa yang dapat memberikan pertolongan kesehatan tertentu adalah
dokter memang benar, namun jika desa tersebut tidak memiliki dokter? Apakah
mereka harus pasrah dan mati konyol?. Kenyataannya adalah pemerintah tidak
melaksanakan perintah UU untuk menyiapkan tenaga medis sehingga yang terjadi
adalah kriminalisasi profesi mantri atau bidan desa, padahal di Indonesia menteri
desa lah yang berperan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
Maka tidak seharusnya menteri desa tersebut dihukum hanya karena memiliki hati
yang mulia untuk menyelamatkan masyarakat. Jadi menurut kami memenjarakan
Misram bukanlah penyelesaian dari kasus ini, namun seharusnya pemerintah
menempatkan seorang dokter di desa tersebut.

Solusi yang kami berikan adalah masyarakat berdiskusi dengan pemerintah Agar
pemerintah memperhatikan kebutuhan masyarakat, khususnya di bidang medis.
Diharapkan agar setiap daerah pedesaan memilik dokter jika memang beberapa
penyakit hanya boleh diperiksa oleh dokter. Kedua, agar pemerintah
mempertimbangkan segala hal beberapa kali sebelum menghukum, karena
kebutuhan kesehatan masyarakat sangat penting, seperti kasus tersebut, mau tidak
mau pelaku harus menolong masyarakat, jadi pemerintah agar lebih bijak dalam
melakukan sesuatu
BAB III

SOLUSI DARI KASUS MANTRI DESA

1. Integritas Penegakan Hukum harus kuat, tidak terpengaruh dengan godaan


materi.
2. Harus Ada Pengawasan Yang Efektif ;
3. Tidak lagi Melihat Hukum Dari Kontennya tapi Pada Pelaksanaan dan
Manfaat bagi Masyarakat ;
4. Mentalitas Praktisi Hukum Harus Kuat ;
5. Struktur Hukum Harus Jelas dan Tidak Overlapping Kewenangan ;
6. Sarana dan Prasarana Hukum Harus Memadai ;
7. Peraturan Hukum Harus Jelas dan Mudah Dipahami ;
8. Independensi Hakim Harus Jelas dan Tidak Bermasalah ;
9. Proses Peradilan Harus Transparan dan Tidak Bermasalah ;
10.Kesadaran Hukum Masyarakat Harus Tinggi ;
11.Political Will dan Political Action Harus Kuat ;
12.Penegakan Hukum Masih Mengutamakan Substansi bukan Formalnya saja ;
13.Peraturan Perundang Harus Memihak Rakyat ;
14.Kebijakan Diputuskan Harus Bersifat Komperhensif atau Menyeluruh ;
15.Budaya Lama Jangan Terus Dilanjutkan Kecuali Bermanfaat bagi Masyarakat
Luas.
16.adanya sinkronisasi antara sistem hukum dan aparat penegak hukum
terhadap Pancasila sebagai landasan hukum,
17.pemerintah sebagai fasilitator dapat memfasilitasi dengan mengadakan
sosialisasi, pendidikan, serta penyuluhan mengenai hukum bagi warganya,
dan
18.peningkatan pendidikan bagi rakyat miskin oleh pemerintah mengenai
hukum. Dari ketiga solusi tersebut, pemerintah sebagai fasilitator dapat
memfasilitasi dengan mengadakan sosialisasi, pendidikan, serta penyuluhan
mengenai hukum bagi warganya, menjadi solusi yang diprediksikan paling
efektif.

Anda mungkin juga menyukai