Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN AIR DAN LINGKUNGAN BUDIDAYA

Dosen Pengampu : Dr. Moch Nurhudah, M.Sc

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD AL AMIN
56204113188

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2021
Budidaya Ikan Kerapu (Epinephelus tauvina)
Pembesaran ikan kerapu (Epinephelus tauvina) di tambak bapak Elriandi namun
nama usahanya Kerapu Aur Serumpun, tambaknya milik sendiri dan sewa untuk dana
yang dikeluarkan untuk membangun tambak sekitar Rp 300.000.000 pada tahun 2007,
untuk luas tambak sekitar 14.800 m2 dengan luas bangunan 104 m2 dan kapasitas
produksi 11.000 kg.
Tabel 1. Keadaan lahan yang diusahakan

Status Lu Umur Lokasi Jarak ke- (km)


Penguasaan as (th)
Sung Pant Rum
lah
ai ai ah
an
(H
a)
- Milik 0,85 14 Mes 0, 1 0,8
sendiri Ha Tahun jid 01
La
ma
- Sewa 0,43 14 Mes 0, 1 0,8
Ha tahun jid 01
La
ma

Beliau memiliki 6 unit tambak udang kerapu semua tambak di isi dengan ikan
kerapu, biasanya da 2 tambak dipakai untuk budidaya udang vanamei (Litopanaeus
vaname) tapi untuk tahun ini semua di isi ikan kerapu semuanya.
Tabel 2. Luas 6 unit tambak ikan kerapu:

N Lu Berapa Banyak
o as
Panja Lebar Tinggi
ng
1 70 50 1,5 3
meter meter meter unit
2 50 40 1,5 2
meter meter meter unit
3 3 100 1,5 1
meter meter meter unit

Klasifikasi Ilmiah Ikan Kerapu Menurut Ghufran (2001), ikan kerapu dapat
diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut:
Filum : Chordata
Class :Chondrichthyes
Subclass :Ellasmobranchii
Ordo :Percomorphi
Divisi :Perciformes
Famili :Serranidae
Genus :Epinephelussp
Species : Epinepheus sp

Gambar 1. Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina)

A. Morfologi Ikan Kerapu


Menurut wardana (1994) dalamSulaiman (2010), ciri-ciri morfologi ikan kerapu
adalah sebagai berikut:
1). Bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil daripada panjang dan tinggi tubuh.
2). Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat.
3). Mulut lebar, serong ke atas dengan bibit bawah yang sedikit menonjol melibihi bibir atas.
4). Serip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal dan memanjang di mana bagian
yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan yang berjari-jari lunak.
5). Posisi sirip perut berada di bawah sirip dada.
6). Badan ditutupi sirip kecil yang bersisik
Bentuk ikan kerapu (Epinephelus sp ) mirip dengan kerapu lumpur, tetapi
dengan badan yang agak lebar. Masyarakat Internasional menyebutnya
dengan sebutan flower atau carpet cod (Ghufran, 2001 dalamSulaiman, 2010). Ikan
kerapu memiliki mulut lebar serong ke atas dengan bibir bawah menonjol ke atas dan
sirip ekor yang umumnya membulat (rounded). Warna dasar sawo matang, perut
bagian bawah agak keputihan dan pada badannya terdapat titik berwarna merah
kecokelatan, serta tampak pula 4-
6 baris warna gelap yang melintang hingga ekornya. Badan ditutupi oleh sisik kecil,
mengkilat dan memiliki ciri-ciri loreng.
Ikan kerapu dikategorikan sebagai ikan konsumsi bila bobot tubuhnya telah
mencapai 0,5 kg–2 kg per ekor. Selain dijual sebagai ikan konsumsi, ikan kerapu juga
dapat dijual sebagai ikan hias dengan nama grace kelly. Ikan kerapu memiliki bentuk
sirip yang membulat. Sirip punggung tersusun dari 10 jari-jari keras dan 19 jari-jari
lunak.
B. Tingkah Laku Ikan Kerapu
Ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di perairan
karang, di antaranya pada celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan. Jenis
kerapu ini disebut juga polka dot grouper atau hump backed rocked atau dalam bahasa
lokal sering disebut ikan kerapu . Ciri-ciri tubuh adalah berwarna dasar abu-abu
dengan bintik hitam.

Daerah habitatnya meliputi Kepulauan Seribu, Kepulauan Riau, Bangka, Lampung dan
kawasan perairan berterumbu karang. Kerapu Sunu (coral trout) sering ditemukan
hidup di perairan berkarang. Warna tubuh merah atau kecoklatan sehingga disebut juga
kerapu merah, yang warnanya bisa berubah apabila dalam kondisi stres. Mempunyai
bintik-bintik biru bertepi warna lebih gelap. Daerah habitat tersebar di perairan
Kepulauan Karimunjawa, Kepulauan Seribu, Lampung Selatan, Kepulauan Riau,
Bangka Selatan, dan perairan terumbu karang.
C. Mengelompokkan Diri
Ikan kerapu adalah ikan karang yang habitatnya di batu karang dan merupakan
ikan yang bergerombol dan selalu aktif mencari pakan, jika pemberian pakan kurang
terutama pada ukuran panjang di bawah 4 cm, ikan ini akan memakan temannya (Alit,
2010). Bahwa semakin tinggi padat penebaran ikan semakin tinggi pula persaingan
dalam ruang gerak (Stickney & Lovell, 1977 dalamAlit, 2010).
Menurut Endrawati (2008), Hasil pertambahan berat dan panjang ikan kerapu
pada penelitian ini memperlihatkan bahwa perlakuan kepadatan 5 ekor benih ikan per
10 liter air media memberikan hasil yang terbaik, dibandingkan dengan kedua perlakuan
yang lain. Hal ini sejalan dengan hasil pengamatan Nirnama (1998) yang menyatakan
bahwa kepadatan 5 ekor per 10 liter memberikan kesempatan bagi larva ikan kerapu
untuk bergerak mencari mangsa dan mendapatkan pakan yang proporsional dengan
energi yang dikeluarkannya. Pada tingkat kepadatan tersebut kompetisi antar juvenil
ikan kerapu untuk mendapatkan makanan jauh lebih rendah (Akbar & Sudaryanto,
2001). Selain itu juga memberikan kesempatan bagi tubuh larva ikan untuk melalukan
metabolisme yang lebih leluasa.
D. Cara Berkembang Biak
Ikan kerapu bersifat hermaphrodit protogynous (hermaprodit protogini), yang
berarti setelah mencapai ukuran tertentu, akan berganti kelamin (changce sex) dari
betina menjadi jantan. Selain itu ikan kerapu tergolong jenis ikan yang bersifat
hermaphrodit synchroni, yaitu di dalam satu gonad satu individu ikan, terdapat sel seks
betina dan sel seks jantan yang dapat masak dalam waktu yang sama, sehingga ikan
dapat mengadakan pembuahan sendiri dan dapat pula tidak. Ikan kerapu merupakan
ikan berukuran besar, yang bobotnya dapat mencapai 450 kg atau lebih.
E. Persiapan lahan/wadah
Kegiatan pembesaran ikan kerapu lumpur diawali dengan persiapan tambak.
Persiapan tambak terdiri atas pengeringan, pengapuran, dan pengisian air. Bibit ikan
kerapu lumpur yang ditebar berjumlah 5000 ekor pada tambak dengan luas 850 m2.
Untuk bibit ikan kerapu berasal dari daerah Aceh. Pengeringan tambak dengan mesin
pompa air merek 3 dim jet 1000, setelah tambak dikeringkan masuk ketahap rehabilitas
pada tambak memperbaiki pematang yang bocor akibat hama peganggu.
Selanjutnya melakukan pengapuran pada dasar tambak untuk membunuh hama
peganggu didalam tambak dan setelah itu sedot air kembali dari muara. Pemberian
pakan adalah ikan rucah sebanyak 5% dari berat total ikan diberikan setiap hari pada
pukul 8 pagi dan 6 sore, jika sudah berumur 5 bulan hanya diberi satu kali saja alam
satu hari. Ikan rucah pada dasarnya diartikan sebagai ikan bernilai rendah.

Namun demikian defenisi saat ini bergeser, sebab banyak ikan rucah yang diolah
menjadi pakan ikan kerapu. Ikan rucah berasal dari hasil tangkapan nelayan yang tersisa
dan tidak laku dijual karena sudah mengalami busuk pada ikan tersebut. Ikan rucah
disukai oleh pembudidaya ikan kerapu untuk ipakai sebagai pakan ikan kerna harganya
yang relatif lebih murah dan selalu tersedia.
Dosis pemberian pakan ikan rucah sebayak 50-200 kg/hari dan 50-70 ton/siklus.
Serta menggunakan FCR 1:7. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari (pH sekitar
6,8-7,8) (salinitasnya 24-31 ppt), sedangkan untuk pengukuran oksigen terlarut, amonia,
nitrit, dan nitrat dilakukan satu minggu sekali.

Gambar 2. Pemberian Pakan Ikan Rucah

F. Proses pemanenan
Penen ikan kerapu lumpur ini sekitar 8-12 bulan/tahun, sebab jenis ikan kerapu
ini lama pertumbuhannya hampir satu tahun. Untuk jumlah hasil panen bapak elriandi
bisa mencapai 1,500-2.500 Kg/kolam dan dijual kepada malaysia dan china. Proses
pemanenan diawali mengeringkan kolam dan diambil ikan kerapunya dan dimasukkan
keember dalam keadaan hidup, disini ada agen nya untuk ekspor ke malaysia.
Ukuran ikan yang dijual iyalah 600-900 gram. Harga jual ikan kerapu ini sebesar
Rp 70.000-90.000. dikarenakan ini pada masa pandemi ikan dijual dengan harga rendah
sebesar Rp 60.000 itu pun dipanen tidak semua hanya sebagian saja.

Anda mungkin juga menyukai