APUNG (KJA)
(Makalah Engineering akuakultur)
Kelompok
A. Latar Belakang
Sungai merupakan perairan mengalir (lotik) yang dicirikan oleh arus yang
searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar 0,1–1,0 m/detik, serta
sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, bentang alam (topografi dan kemiringan),
jenis batuan dasar dan curah hujan. Semakin tinggi tingkat kemiringan, semakin
besar ukuran batuan dasar dan semakin banyak curah hujan, pergerakan air
semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat. Sungai bagian hulu dicirikan
dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair
jernih dan mengalir cepat. Selain itu, sungai juga menjadi habitat bagi salah satu
Ikan betok (Anabas testudineus) juga dikenal dengan beberapa nama lain
seperti betok atau bethik (Jawa), puyu (Malaysia) atau papuyu (bahasa Banjar).
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch,
testudineus) merupakan salah satu ikan air tawar yang penting untuk
Selain karena harga jual yang tinggi serta digemari oleh masyarakat, ikan betok
juga merupakan salah satu ikan yang proses pemeliharaannya cukup mudah dan
hanya membutuhkan modal yang relatif kecil, lahan yang terbatas dan resiko
Indonesia sudah mulai mengembangkan budidaya ikan betok di sungai yang mana
Ikan betok adalah sejenis ikan air tawar yang hidup liar di kali, waduk dan
danau alam. Ikan betok jarang sekali dipelihara sebagai ikan piaraan. Ikan betok
termasuk ikan yang memiliki sifat sebagai ikan pemangsa atau karnivora. Ikan
betok memiliki nama lain yaitu ikan betik (jawa), ikan puyu (melayu) atau ikan
pepuyu (bahasa banjar) dan dalam bahasa Inggris, ikan ini memiliki nama
daratan. Dalam bahasa latin ikan ini memiliki nama Anabas Testudineus. Sekilas
ikan ini mirip dengan ikan mujair dengan warna belang di sepanjang tubuhnya.
Ikan betok memiliki warna agak gelap dengan warna kuning di bagian bawah
Ukuran tubuhnya kira- kira sebesar telapak tangan dengan ukuran maksimal
sepanjang 25 cm.
Kerajaan : Animalia
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Anabas
klasifikasi ikan betok menurut Bloch, 1792 dalam www.fishbase.com dan Kottelat
merupakan bagian dari famili anabantidae. Nama lokal ikan ini yaitu betok
(Jawa), betik (Sumatera), papuyu (Kalimantan). Ikan ini berdasarkan hasil studi
dari Akbar (2008) memiliki habitat utama di rawa, walaupun kadang ditemukan di
danau dan sungai. Hal ini ditunjukkan kelimpahan yang tinggi pada daerah rawa,
segiempat dan terbuat dari bahan kayu, bambu atau besi. Karamba biasanya
diletakkan di perairan seperti sungai, danau, waduk, situ atau saluran irigasi.
Karamba dipancang dengan pasak atau jangkar, dengan posisi terendam sebagian
atau seluruhnya. Karamba yang siap digunakan belum tersedia di pasaran, namun
sebuah sistem budidaya ikan yang dilaksanakan didalam sebuah wadah yang
sawah dan perkebunan serta sarana transportasi air. Sedangkan untuk usaha
budidaya sungai belum banyak warga masyarakat mengunakan keramba sebagai
sebagian kecil aja atau pemanfaatannya belum maksimal. Setiap musim kemarau
anak sungai yang ada tidak pernah mengalami kekeringan, karena sumber air
dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang dibawa oleh induk sungai. Sebaliknya
dimusim hujan, sungai ini tidak pernah meluap karena pergerakan air yang cukup
lancar. Walaupun pergerakan air cukup lancar karena di lahan gambut pH air
ikan yang toleran terhadap keasaman seperti ikan Gabus,ikan Papuyu/betok dan
ikan-ikan lainnya.
Pada daerah rawa gambut ikan yang bisa di budidayakan adalah ikan
sepert ikan gabus,ikan betok atau dalam bahasa Banjar Kalimantan Selatan di
dalam beberapa media, salah satunya adalah media keramba jaring apung.
Budidaya ikan keramba jaring apung bisa di lakukan baik di sungai .Budidaya
ikan keramba jaring apung merupakan salah satu cara budidaya pembesaran ikan
Papuyu yang efisien dan efektif, model sistem budidaya ini telah terbukti lebih
Dengan luasan media yang sempit, kita bisa melipat gandakan hasil panen
ikan tanpa harus menambah biaya yang besar. Pola yang di pakai adalah
pada biaya tinggi namun bisa didapatkan keuntungan yang lebih tinggi pula.Jika
kita kelola dengan benar, sungai mempunyai potensi yang luar biasa dan dapat
menghasilkan uang dalam jumlah besar. Peluang yang sangat baik ini akan
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya ikan tidak
mengalami stres atau kematian akibat perbedaan suhu tersebut. Benih yang
ditebar berukuran 3-4 cm, berat 10 – 20 gr dan padat tebar 200 ekor/m3. Pakan
yang diberikan untuk pembesaran ikan papuyu adalah pakan dengan protein 40%.
bulan dengan tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate sebanyak 80%.
Pakan yang diberikan berupa pelet apung dengan dosis 3 – 4% dari bobot total
ikan. Frekuensi pemberiannya, 3 kali sehari pada pagi, siang dan sore dengan
karamba panjang,tujuan perendaman ini adalah agar bambu lebih awet dan tidak
gampang lapuk.
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Helmy. 2009. Ekobiologi, Habitat dan Potensi Budidaya Ikan Betok
(Anabas testudineus ) di Indonesia: Mini Review. Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Samudra Langsa Aceh
Andri, Wibowo. 2015. Kelangsungan Hdup dan Pertumbuhan Benih Ikan Betok
(Anabas testudineus)yang Di Pelihara dalam Waring dengan Padat Tebar
Berbeda. FISERIES IV - 1 : 38 – 43.
http://ikanjejangkit.blogspot.com/2016/08/keramba-ikan-papuyu.html . Di Akses
Tanggal 18-19 Oktober 2019