DI USULKAN OLEH :
2020/2021
Pertemuan 1
Judul materi : Meningkatkan pengetahuan dan pemahamam orang tua tentang pengasuhan ,
pendidikan dan perawatan anak pada 1000 HPK di Desa Robek, Kecamatan Reok Barat
Kabupaten Manggarai NTT.
Tujuan : Menyediakan ruang peningkatan pengetahuan dan pemahamam orang tua tentang
pengasuhan , pendidikan dan perawatan anak pada 1000 HPK di Desa Robek , Kecamatan Reok
Barat Kabupaten Manggarai NTT
Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan tempat pertama dan utama
anak mengenal pendidikan. Pola pendidikan dan pengasuhan dalam keluarga berpengaruh
secara dominan dalam perkembangan hidup anak di masa depan.
Dalam konteks pendidikan non formal , salah satu upaya yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahamam orang tua tentang pendidikan,
pengasuhan dan perawatan anak adalah melalui kelas orang tua(parenting class)1000 hari
pertama kehidupan.
Kelas orang tua merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesadaran
orang tua / wali akan pentingnya terlibat dalam pendidikan anak, termasuk di dalamnya
adalah mengembangkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
“orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama”( Ki Hajar Dewantara 1935).
1. Agama
2. Social
3. Cinta kasih
4. Perlindungan
5. Ekonomi
6. Pendidikan
7. Pelestarian lingkungan
8. Reproduksi
Keterlibatan peran rang tua dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah dan proses
pemelajaran, untuk mencegah perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma
susila dan nilai moral( Resentra Kemdikbud, hal. 79).
Kelas orang tua merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesadaran
orang tua/wali akan pentingnya terlibat dalam pendidikan anak, termasuk didalamya
adalah mengembangkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
Judul : Membangun kerjasama dengan petugas kesehatan , guru PAUD dan TP-PKK untuk
bersinergi mendorong orang tua mengikuti kegiatan parenting class.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya.
Stunting disebabkan oleh factor multidimensi diantarnya gizi buruk yang dialami
wanita hamil dan bayi , praktik pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya layanan
kesehatan , kurangnya akses keluarga kepada makanan bergizi dan kurangnya air bersih
dan sanitasi(ringkasan stunting ;100 kabupaten / kota prioritas penanganan stunting ,
2017:7). Jika tidak segerah di cegah dan diatasi, anak yang mengalami stunting akan
berisiko memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal , menjadi lebih rentan terhadap
penyakit , dan beresiko pada menurunya tingkat produktivitas.
Upaya pencegahan stunting tidak bisa lepas dari pengetahuan orang tua tentang
stunting .
Dengan pengetahuan yang baik, dapat memunculkan kesadaran orang tua akan
pentingnya pencegahan stunting.
Kesadaran orang tua akan membentuk pola atau perilaku kesehatan terutama
dalam pencegahan stunting seperti dalam pemenuhan gizi mulai dari ibu hamil, gizi anak,
menjaga lingkungan dan sanitasi rumah yang baik , dan perilaku hidup bersih dan
sehat(Harmoko, 2017).
Pertemuan 3
Judul : Membangun kerjasama dan koordinasi dengan kepala desa untuk mengalokasikan dana
desa sesuai juknis yang mendukung kegiatan parenting class.
Kegiatan parenting class akan sangat efektif dan berdaya guna apabila di lakukan
secara berkelanjutan .
Keberlanjutan kegiatan ini dilakukan melalui koordinasi dan kerja sama dengan
kepala desa yang memegang kuasa anggaran pendukung kegiatan parenting class di Desa.
Keberlanjutan juga akan dilakukan melalui koordinasi dan kerja sama dengan
pengelola PAUD untuk memasukkan kegiatan parenting class dalam program tahunan
lembaga PAUD.
Progran parenting yang diberikan pada orang tua akan berpengaruh terhadap pola
asuh orang tua kepada anak. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan
orang tua pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu.
Selanjutnya (Helmawati, 2015) mengatakan lagi bahwa tahapan pembentukan program parenting
antara lain:
1. Melakukan identifikasi kebutuhan orang tua. Setiap orang tua memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbedabeda terhadap anak-anaknya yang menjadi peserta didik di
Lembaga Pendidikan. Ada orang tua yang ingin anak-anaknya bisa cepat membaca, ada
orang tua yang ingin anak-anaknya lebih mandiri, ada orang tua yang ingin anak-anaknya
pandai menyanyi dan menari, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi
kebutuhan orang tua yang beragam tersebut sehingga dapat dikembangkan dan
dituangkan dalam kurikulum Lembaga Pendidikan.
2. Membentuk kepanityaan parenting yang melibatkan komite sekolah sehingga program
parenting yang akan dikembangkan betul-betul dapat menjembatani kebutuhan orang tua
dan kebutuhan sekolah/lembaga Pendidikan.
3. Membuat job deskripsi masing-masing bagian.
4. Menyusun program.
5. Menyusun jadwal kegiatan
6. Mengidentifikasi potensi dan mitra pendukung.
7. Melaksanakan program sesuai dengan agenda.
8. Melakukan evaluasi dan kesepakatan bersama.