Anda di halaman 1dari 20

Mekanika Teknik I

IV. BALOK SEDERHANA


BENTANG TUNGGAL STATIS TERTENTU

Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar : Menghitung gaya-gaya dalam pada konstruksi
batang statis tertentu
Indikator : - Menghitung besarnya semua jenis reaksi di
tiap tumpuan dengan berbagai jenis pem-
bebanan pada Balok Sederhana Bentang
Tunggal Statis Tertentu.
- Menghitung besarnya gaya-gaya dalam pada
struktur batang statis tertentu dengan ber-
bagai jenis pembebanan pada Balok Seder-
hana Bentang Tunggal Statis Tertentu.
- Menggambarkan diagramnya di seluruh
bagian struktur batang statis tertentu dengan
berbagai jenis pembebanan pada Balok
Sederhana Bentang Tunggal Statis Tertentu.

Deskripsi Singkat
Bab ini berisi tentang perhitungan dan penggambaran diagram
gaya-gaya dalam pada balok sederhana bentang tunggal statis tertentu.

Materi
A. Pendahuluan
Konstruksi batang adalah suatu konstruksi yang terdiri atas satu
atau lebih batang yang dapat menerima gaya normal, gaya lintang, dan
momen lentur. Suatu konstruksi dikategorikan sebagai struktur statis

67
Mekanika Teknik I

tertentu jika nilai gaya-gaya luar yang bekerja pada struktur tersebut
dapat ditentukan dengan persamaan kesetimbangan statis (equations of
static equilibrium). Adapun yang dibahas dalam bab ini adalah konstruksi
batang yang masih termasuk dalam struktur statis tertentu, dalam
perhitungan analisisnya dapat diselesaikan cukup dengan menggunakan
tiga persamaan kesetimbangan, yaitu jumlah gaya–gaya yang bekerja
pada arah horizontal adalah nol atau ∑H = 0 , jumlah gaya–gaya yang
bekerja pada arah vertikal adalah nol atau ∑V = 0, dan jumlah momen
gaya adalah nol atau ∑M = 0.
Konstruksi batang atau biasa disebut balok merupakan bagian dari
konstruksi bangunan yang biasanya menerima beban berupa beban lentur
(arah beban tegak lurus dengan sumbu batang) dan mengalami lendutan
akibat dari momen lentur. Posisi balok yang umum adalah horizontal,
walaupun juga ditemui balok yang berposisi miring, misalnya balok
tangga.

L
L

Gambar 93. Konstruksi Batang Satu Bentang

RH

Rv Rv
Gambar 94. Struktur Balok

Balok sederhana tunggal adalah konstruksi balok yang terdiri dari


satu bentang, dengan satu tumpuan sendi di salah satu ujungnya dan
tumpuan rol di ujung yang lain. Tumpuan sendi dimaksudkan agar
tumpuan mampu menerima gaya dalam berbagai arah, menahan
pelengkungan, dan mencegah bergesernya balok dari tempatnya.

68
Mekanika Teknik I

Tumpuan rol digunakan agar balok dapat bergerak bebas dalam arah
memanjang dari balok. Dengan demikian, perubahan pada arah
memanjang akibat pelengkungan balok dan perubahan panjang akibat
perubahan temperatur dapat dinetralisir karena tumpuan rol tidak
memberikan perlawanan terhadap gerakan dari balok. Apabila salah satu
tumpuannya bukan rol, misalnya kedua tumpuan sendi, maka akan terjadi
tegangan yang sangat tinggi pada balok tersebut. Sebaliknya, jika kedua
tumpuan itu rol, maka balok akan terlepas dari tumpuannya.
Batang yang ditunjukkan pada gambar 94 dibebani dengan gaya P.
Reaksi yang terjadi pada perletakan ada tiga, yaitu RH, RV1, dan RV2.
Sistem gaya tersebut adalah statis tertentu karena terdapat tiga persamaan
kesetimbangan yang tersedia dan persamaan-persamaan tersebut cukup
untuk menentukan ketiga variabel (dalam hal ini gaya-gaya reaksi) yang
belum diketahui nilainya.

B. Balok sederhana tunggal dengan beberapa beban terpusat


Struktur balok sederhana tunggal yang dibebani dengan beberapa
beban titik diilustrakan dalam gambar 95 berikut.

P3
P2
P1
RAH A B
C D E

RAv RBv

Gambar 95. Balok sederhana tunggal dengan bebarapa beban terpusat


Gaya lintang dan momen yang terjadi pada balok sederhana
tunggal yang dibebani dengan bebarapa beban terpusat (gambar 95) akan
mengikuti sifat-sifat berikut ini:
1. Besarnya gaya geser/gaya lintang akan berubah di tiap lokasi atau
titik pembebanan, sehingga bentuk diagram gaya geser akan
tetap/rata di antara dua gaya yang bersebelahan.
2. Diagram momen akan berbentuk poligon dengan sisi-sisi poligon
berubah arah di tiap titik pembebanan.

69
Mekanika Teknik I

3. Momen maksimal terjadi pada tempat terjadinya gaya geser nol


(0).
4. Besarnya momen pada suatu titik sembarang akan sama dengan
luasan diagram gaya geser dari tumpuan sampai dengan posisi
titik sembarang tersebut.
5. Selisih momen antar dua titik akan sama dengan luasan gaya
geser di antara dua titik yang ditinjau tersebut.

Contoh kasus:
Sebuah balok berpenampang persegi, di tumpu pada kedua
ujungnya, dan bermuatan beberapa beban terpusat seperti pada gambar
96. Tentukan reaksi pada kedua tumpuan; momen pada tiap titik
penampang dan momen maksimum; gaya geser dan gaya geser
maksimum; serta gambar lukisan diagram momen dan geser.

P3=3 kN
P2=2 kN
P1=1 kN

A B
1,25m C D E
2,5m
3.75m

L=5m
Gambar 96. Contoh Kasus Balok sederhana tunggal dengan
bebarapa beban terpusat
Penyelesaian:
Menghitung reaksi tumpuan :
Mencari reaksi di tumpuan A
ΣFx = 0
RAH = 0
Σ MB = 0
RAV . 5 + RAH . 0 - P1 . 3,75 – P2 . 2,5 – P3 .1,25 = 0
RAV . 5 + 0 - 1 . 7,5 – 2 . 2,5 – 3 . 1,25 = 0
RAV . 5 = 12,5

70
Mekanika Teknik I

12,5
RAV 
5
RAV = 2,5 KN
Mencari reaksi di tumpuan B
Σ MA = 0
- RBV . 5 + P3 . 3,75 + P2 . 2,5 + P1 . 1,25 = 0
- RBV . 5 + 3 . 3,75 + 2 . 2,5 + 1 . 1,25 = 0
RBV . 5 = 17,5
17,5
RBV 
5
RBV = 3,5 KN
Kontrol kesetimbangan :
ΣFY = 0
RAV + RBV – P1 – P2 – P3= 0
2,5 + 3,5 – 1 - 2 - 3 = 0 → Terpenuhi
Menghitung gaya geser pada tiap titik penampang
DA = RAV = 2,5 kN
DB = RBV = 3,5 kN
DC = RAV – P1 = 2,5 – 1 = 1,5 kN
DD = RAV – P1 – P2 = 2,5 – 1 - 2 = - 0,5 kN
DE = RAV – P1 – P2 – P3 = 2,5 – 1 – 2 - 3 = -3,5 kN
Jadi, gaya geser maksimum terletak di titik B, yaitu sebesar 3,5 kN
Menghitung momen pada tiap titik penampang
MA = 0 ( tumpuan sendi )
MB = 0 ( tumpuan rol )
MC = RAV . l AC
= 2,5 . 1,25
= 3,125 kNm
MD = RAV. l AD – P1 . l CD
= 2,5 . 2,5 – 1 . 1,25
= 5 kNm

71
Mekanika Teknik I

ME = RAV . l AE – P1 . l CE – P2 . l DE
= 2,5 . 3,75 – 1 . 2,5 – 2 . 1,25
= 4,375 kNm
Jadi, momen maksimum terletak di titik D, yaitu sebesar 5 kNm.
Gambar Diagram Benda Bebas, SFD dan BMD dari balok tersebut
adalah sebagai berikut.

Gambar 97. Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal dengan Beberapa Beban Terpusat

72
Mekanika Teknik I

C. Balok sederhana Bentang tunggal dengan beban merata

RAV = q.L/2 RBV = q.L/2

Gambar 98. Balok Sederhana Tunggal dengan Beban Merata

Apabila sebuah balok sederhana dengan dua tumpuan di ujung-


ujungnya dibebani dengan beban terbagi merata di sepanjang balok, maka
beban yang diterima oleh kedua tumpuan tersebut akan sama besarnya.
Jika beban merata q terbagi merata di atas balok, maka besar beban
seluruhnya adalah Q, yaitu besarnya beban merata q dikalikan panjang
bentang balok:
Q = q. L
Masing-masing tumpuan akan memberikan reaksi vertikal sebesar
separuh dari total beban tersebut:
RAV = RBV = Q/2
Pada balok sederhana tunggal yang dibebani dengan beban merata,
gaya lintang dan momen yang terjadi pada balok tersebut akan mengikuti
sifat-sifat berikut ini.
a. Besarnya gaya geser akan terus berubah di sepanjang balok,
sebanding dengan besarnya beban merata, sehingga bentuk
diagram gaya geser akan berupa garis miring.
b. Diagram gaya geser berbentuk dua luasan segitiga yang sama
besarnya, dengan tanda (+ ; - ) yang berlawanan
c. Diagram momen akan berbentuk parabola
d. Momen maksimal terjadi di tengah bentang, pada posisi gaya
geser nol (0)
Cara penggambaran parabola pada diagram momen dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Sistem titik potong
Penggambaran parabola dengan sistem titik potong (gambar
99) mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

73
Mekanika Teknik I

(a) Tentukan posisi titik A (tumpuan A), titik B (tumpuan B), titik C
(tengah-tengah balok, lokasi momen maksimal), dan titik D
(momen maksimal). Garis C-D sebagai garis sumbu parabola.
(b) Gambarkan garis A-D dan garis B-D.
(c) Gambarkan beberapa garis i-i sejajar dengan garis C-D,
memotong garis A-D dan B-D di titik E majemuk.
(d) Pada titik A dan titik B, gambarkan garis A-T dan B-T yang
sejajar dengan garis C-D.
(e) Dari tiap-tiap titik E, gambarkan garis yang sejajar dengan garis
A-B, memotong garis A-T maupun B-T di titik F majemuk.
(f) Gambarkan garis yang menghubungkan masing-masing titik F
dengan titik D, memotong garis i-i di titik G majemuk. Titik-titik
G tersebut adalah titik-titik pada parabola.
(g) Gambarkan parabola yang melewati semua titik G majemuk.

Gambar 99. Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya Dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal Dengan Beban Merata

74
Mekanika Teknik I

2. Sistem garis singgung


Penggambaran parabola dengan sistem garis singgung (gambar
100) mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
(a) Tentukan posisi titik A (tumpuan A), titik B (tumpuan B), titik C
(tengah-tengah balok, lokasi momen maksimal), dan titik D
(momen maksimal). Garis C-D sebagai garis sumbu parabola.
(b) Tentukan titik E, dengan jarak D-E sama dengan jarak C-D.
(c) Buat garis singgung A-E dan B-E.
(d) Bagi garis singgung A-E dan B-E menjadi beberapa bagian yang
sama ukuran dan jumlahnya antara sisi A-E dan sisi B-E.
(e) Beri nomor pada masing-masing titik pembagi tadi dengan angka
yang berkebalikan urutannya antara sisi A-E dan sisi B-E.
(f) Gambarkan garis penghubung antara angka-angka yang sama
dari garis singgung A-E dan garis singgung B-E. Garis-garis
penghubung tersebut menjadi garis singgung parabola.
A C B

1 h 3

2 D 2

3 h 1

Gambar 100.BENDING MOMENT


Bending Moment DiagramDIAGRAM
(BMD) Balok(BMD)
dengan Beban Merata
dengan Sistem Garis Singgung

Contoh kasus:
Sebuah balok berpenampang persegi, di tumpu pada kedua
ujungnya, dan bermuatan beban merata seperti pada gambar 101.
Tentukan reaksi pada kedua tumpuan; momen pada tiap titik penampang
dan momen maksimum; gaya geser dan gaya geser maksimum; serta
gambar lukisan diagram momen dan geser.

75
Mekanika Teknik I

q=2 kN/m’

RAH A B
1,25m C D E
2,5m
7,5m

RAv L=5m RBv

Gambar 101. Contoh Kasus Balok Sederhana Bentang Tunggal


dengan Beban Merata

Penyelesaian:
Menghitung reaksi tumpuan:
RAH = 0
Karena tidak ada beban horizontal yang bekerja, maka reaksi arah
horizontal bernilai nol (0), sehingga tidak terdapat gaya normal.
RAV = RBV = ½ Q = ½ q.L
Q = q. L
=2.5
Q = 10 kN
Sehingga RAV = RBV = ½ . 10 = 5 kN
Kontrol kesetimbangan :
ΣFY = 0
RAV + RBV – Q = 0
5 + 5 – 10 = 0 → Terpenuhi
Menghitung gaya geser pada tiap titik penampang:
DA = RAV = 5 kN
DB = RBV = 5 kN
DC = RAV - q. l AC = 5 – 2 . 1,25 = 2,5 kN
DD = RAV - q. l AD = 5 – 2 . 2,5 = 0 kN
DE = RAV - q. l AE = 5 – 2 . 3,75 = -2,5 kN

76
Mekanika Teknik I

Jadi, gaya geser maksimum terletak di titik A dan B, yaitu sebesar


5 kN.
Menghitung momen pada tiap titik penampang:
MA = 0 ( tumpuan sendi )
MB = 0 ( tumpuan rol )
MC = RAV . l AC – q . l AC . ½ . l AC
= 5 . 1,25 – 2 . 1,25 . ½ . 1,25
= 6,25 - 1,5625
MC = 4,6875 kNm
MD = RAV. l AD – q . l AD . ½ . l AD
= 5 . 2,5 – 2 . 2,5 . ½ . 2,5
= 12,5 – 6,25
= 6,25 kNm
ME = RAV . l AE – q . l AE . ½ . l AE
= 5 . 3,75 – 2 . 3,75 . ½ . 3,75
= 18,75 – 14,0625
= 4,6875 kNm
Jadi, momen maksimum terletak di titik D, yaitu sebesar 6,25
kNm.
Gambar diagram benda bebas, SFD dan BMD dari balok tersebut
adalah sebagai berikut.

77
Mekanika Teknik I

Gambar 102. Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal dengan Beban Merata

D. Balok sederhana Bentang tunggal dengan beban segitiga


Beban segitiga pada balok dibedakan menjadi dua macam, yaitu
beban segitiga dua muka simetris, dan beban segitiga satu muka.
1. Beban segitiga dua muka simetris

Gambar 103. Balok Sederhana bentang tunggal dengan beban segitiga

78
Mekanika Teknik I

Pada balok sederhana dengan beban berbentuk segitiga dua muka


simetris, besarnya reaksi vertikal di kedua tumpuan adalah sama, yaitu
masing-masing separuh dari resultan beban segitiga.
Jika beban q adalah beban puncak segitiga dua muka simetris di
atas balok, maka besar beban seluruhnya adalah P, yaitu besarnya beban
merata q dikalikan panjang bentang balok dibagi dua:
q.L
P=
2
sehingga besarnya reaksi tumpuan adalah:
RAV = RBV = P/2
Besarnya gaya geser di ujung balok (tumpuan A) sama dengan
RAV, dan di ujung satunya (tumpuan B) sama dengan RBV. Bentuk
diagram gaya geser di antara dua tumpuan tersebut berbentuk parabola,
dengan gaya geser bernilai nol (D = 0) tepat di tengah-tengah balok.
Diagram momen dari balok sederhana dengan beban segitiga dua
muka simetris ini juga berbentuk parabola, tetapi cara penggambarannya
berbeda dari bentuk parabola diagram momen pada balok dengan beban
merata. Rincian cara penggambaran diagram momen balok dengan beban
segitiga dua muka simetris dapat dilihat pada gambar 104.

79
Mekanika Teknik I

Gambar 104. Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal dengan Beban Segitiga

2. Beban segitiga satu muka

A B

Gambar 105. Balok Sederhana bentang tunggal


dengan beban segitiga satu muka

Reaksi yang terjadi pada masing-masing tumpuan pada balok yang


dibebani beban segitiga satu muka (gambar 105) akan berbeda. Jika
beban q adalah beban puncak segitiga satu muka di atas balok, posisi
beban puncak q di atas salah satu tumpuan balok, maka besar beban
seluruhnya adalah P, yaitu besarnya beban merata q dikalikan panjang
bentang balok dibagi dua.
q.L
P
2

80
Mekanika Teknik I

Sedangkan besarnya reaksi tumpuan adalah:


RAV = 1/3 P
RBV = 2/3 P
Besarnya gaya geser di ujung balok (tumpuan A) sama dengan
RAV, dan di ujung satunya (tumpuan B) sama dengan RBV. Bentuk
diagram gaya geser di antara dua tumpuan tersebut berbentuk parabola,
dengan gaya geser D = 0 berada pada titik tertentu yang berjarak kurang
dari 2/3 dari bentang balok.
Diagram momen dari balok sederhana dengan beban segitiga satu
muka juga berbentuk parabola, penggambarannya dapat dilihat pada
gambar 106.

Gambar 106. Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal dengan Beban Segitiga Satu Muka

81
Mekanika Teknik I

E. Balok sederhana Bentang tunggal dengan beban campuran

q1 P q2

A B

Gambar 107. Balok sederhana bentang tunggal dengan beban campuran

Pada kondisi nyata di lapangan, sangat mungkin suatu balok


menerima beban yang memiliki bentuk lebih dari satu, atau disebut beban
campuran. Beban campuran atau beban kombinasi adalah beban titik atau
beban terpusat bekerja bersamaan dengan beban merata, baik beban
merata penuh maupun beban segitiga pada satu balok (gambar 107).
Dasar perhitungan pada pembebanan kombinasi adalah menentukan
reaksi tumpuan dengan pertolongan dalil momen. Dengan lukisan gaya
geser atau dengan cara analitis menentukan posisi garis gaya geser
melalui atau memotong garis nol sebagai posisi terjadinya momen
maksimal. Contoh kasus seperti pada balok gambar 108 berikut.

P1=2T P2=5T
1,5m
q1=2T/m q2=2T/m

A B
C D E
1,5m 3m

6m

Gambar 108. Contoh kasus Balok sederhana bentang tunggal


dengan beban campuran

Penyelesaian:
Menghitung reaksi tumpuan:
Reaksi di tumpuan A:
a) Reaksi horizontal
RAH = 0

82
Mekanika Teknik I

Karena tidak ada beban horizontal yang bekerja, maka reaksi


arah horizontal bernilai nol (0), sehingga tidak terdapat gaya
normal.
b) Reaksi vertikal
Σ MB = 0
RAV . 6 - P1 . 4,5 - P2 . 1,5 - q1 . 1,5 . 5,25 - q2 . 3 . 1,5 = 0
RAV . 6 - 2 . 4,5 - 5 . 1,5 - 2 . 1,5 . 5,25 - 2 . 3. 1,5 = 0
RAV . 6 = 41,25
41,25
RAV 
6
RAV = 6,875 T
Reaksi di tumpuan B
Σ MA = 0
- RBV . 6 + P2 . 4,5 + P1 . 1,5 + q2 . 3 . 4,5 + q1 . 1,5 . 0,75 = 0
- RBV . 6 + 5 . 4,5 + 2 . 1,5 + 2 . 3 . 4,5 + 2 . 1,5 . 0,75 = 0
RBV . 6 = 54,75
54,75
RBV 
6
RBV = 9,125 T
Kontrol kesetimbangan :
ΣFY = 0
RAV + RBV – P1 – P2 – q1. l 1 – q2. l 2 = 0
6,875 + 9,125 – 2 – 5 – 2x1,5 – 2 x 3 = 0 → Terpenuhi
Menghitung gaya geser pada tiap titik penampang:
DA = RAV = 6,875 T
DC1 = RAV – ql. l AC = 6,875 – 2 . 1,5 = 3,875 T
DC2 = DC1 – P1 = 3,875 – 2 = 1,875 T
DD = DC2 = 1,875 T
DE1 = DD - q2. l DE = 1,875 – 2 . 1,5 = -1,125 T
DE2 = DE1 – P2 = -1,125 – 5 = -6,125 T
DB = DE2 - q2. l EB = -6,125 – 2 x 1,5 = -9,125 T = -RBV

83
Mekanika Teknik I

Jadi, gaya geser maksimum terletak di titik B, yaitu sebesar 9,125 T


Menentukan posisi gaya geser nol (0) :
DD D E1

x l DE  x
1,875 1,125

x 1,5  x
1,875 . ( 1,5 – x ) = 1,125x
2,8125 = 3 x
2,8125
x
3
x = 0,9375 m ( dari titik D )
Menghitung momen pada tiap titik penampang:
MA = 0 ( tumpuan sendi )
MB = 0 ( tumpuan rol )
MC = RAV . l AC – q1 . l AC . ½ . l AC
= 6,875 . 1,5 – 2 . 1,5 . ½ . 1,5
= 10,3125 – 2,25
MC = 8,0625 Tm
MD = RAV. l AD – q1 . l AC . ( ½ . l AC + l CD) – P1 . l CD
= 6,875 . 3 – 2 . 1,5 . ( ½ . 1,5 + 1,5 ) – 2 . 1,5
= 20,625 – 9,75
= 10,875 Tm
ME = RAV. l AE – q1 . l AC . ( ½ . l AC + l CE ) – P1 . l CE –
q2 . l DE. ½ . l DE
= 6,875 . 4,5 – 2 . 1,5 . ( ½ . 1,5 + 3 ) – 2 . 3 – 2 . 1,5 .
½ . 1,5
= 30,9375 – 19, 5
= 11,4375 Tm

84
Mekanika Teknik I

Mencari momen maksimum (pada posisi gaya geser nol) :


Mmax = RAV. l AX – q1 . l AC . ( ½ . l AC + l CX ) – P1 . l CX
= 6,875 . 3,9375 – 2 . 1,5 . ( ½ . 1,5 + 2,4375 ) – 2 . 2,4375
= 27,07 – 9,5625 – 4.875
= 12,6325 Tm
Gambar Diagram Benda Bebas, SFD dan BMD dari balok tersebut
adalah sebagai berikut.

Gambar 109. Diagram benda bebas dan Diagram Gaya-gaya dalam Balok
sederhana bentang tunggal dengan beban campuran

Jadi, momen maksimum terletak di antara titik D dan E, yaitu tepat pada
posisi gaya geser nol (0) dengan besarnya momen adalah 11,75 Tm.

Daftar Bacaan Tambahan


Bambang Sulistyo Budhi. 2003. Pedoman Perkuliahan Mekanika
Teknik I. Surakarta: PUSBANGJARI UNS
Frick Heinz. 1979. Mekanika Teknik 1. Yogyakarta: Kanisius
Khurmi,R.S. 1977. Strength of materials. New Delhi: S. Chand &
Company LTD

85
Mekanika Teknik I

Nielsen Stuart, S. 1997. Introductory Structural Analysis. Nieko


Technical Publishing
Todd J.D. 1984. Teori dan Analisis Struktur. Erlangga: Jakarta

Pertanyaan Kunci
Sebutkan syarat-syarat suatu struktur dikatakan sebagai balok
sederhana bentang tunggal statis tertentu!

Soal
Hitung dan gambarkan diagram gaya-gaya dalam dari balok
sederhana bentang tunggal berikut ini.

P1=2T q2=2T/m
P2=5T
A 45° B
C D E
1,5m 3m

6m

Tugas
Hitung dan gambarkan diagram gaya-gaya dalam dari balok
sederhana bentang tunggal berikut ini!

P2=5T
1,5m
q1=2T/m q2=2T/m
P1=2T
A 45° B
C D E
1,5m 3m

6m

86

Anda mungkin juga menyukai