Anda di halaman 1dari 8

Nilai sosial

Nilai sosial adalah berbagai prinsip, anggapan maupun keyakinan yang berlaku dalam
suatu masyarakat. Nilai ini menjadi pedoman hidup bagi anggota masyarakat dan
dianggap baik dan benar serta wajib dipatuhi. Nilai sosial tidak berbentuk tulisan,
melainkan berbentuk lisan serta diketahui dan disepakati bersama oleh setiap anggota
masyarakat. Pewarisan nilai sosial dilakukan oleh generasi lama ke generasi baru secara
turun-temurun. Dalam suatu masyarakat, nilai sosial dapat sangat beragam dan selalu
berubah mengikuti perkembangan dalam masyarakat itu sendiri. Nilai sosial diperlukan
untuk mengatur hubungan antaranggota masyarakat.[1] Masyarakat akan berperilaku
sesuai dengan norma sosial yang berlaku dan menentukan apa yang benar dan penting
berdasarkan nilai sosialnya.[2] Perwujudan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari
akan membentuk pandangan hidup dan identitas budaya yang menjadi pembeda bagi
suatu masyarakat tertentu dengan masyarakat yang lain.[3]

Sumber

Tuhan, masyarakat, dan individu menjadi sumber utama dari nilai sosial. Penetapan nilai
sosial yang bersumber dari Tuhan dilandasi oleh doktrin agama yang menjadi pedoman
manusia dalam bersikap dan bertindak. Nilai sosial yang bersumber dari masyarakat
merupakan hasil kesepakatan sejumlah anggota masyarakat. Sedangkan nilai sosial yang
bersumber dari individu merupakan hasil rumusan seseorang dalam suatu masyarakat
yang kemudian dijadikan pedoman bagi seluruh anggota masyarakatnya.[4]

Ciri-ciri

Secara umum, nilai sosial memiliki ciri-ciri berikut:[5]

1. Terbentuk melalui interaksi sosial antarmanusia secara terus menerus.


2. Diwariskan melalui proses belajar dalam bentuk sosialisasi, akulturasi, dan
penyebaran kebudayaan.

3. Aturan atau tolok ukur ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial.

4. Nilai yang terkandung bersifat berbeda-beda pada tiap masyarakat dengan


kebudayaan dan peradaban yang berbeda.

5. Memberikan pengaruh dengan tingkatan yang berbeda-beda bagi tindakan


manusia.

6. Memberi dampak positif dan dampak negatif terhadap perkembangan kepribadian


individu yang berperan sebagai anggota masyarakat.

Tolok ukur

Dalam suatu masyarakat, nilai sosial diukur melalui penghargaan yang diberikan terhadap
pemanfaatan nilai tersebut. Tolok ukur ini selalu bersifat sementara dan mengikuti
perkembangan masyarakat. Sifat tetap pada suatu tolok ukur hanya dapat dicapai
apabila sebagian besar atau seluruh anggota masyarakat menerima dan memberikan
penghargaan terhadap suatu nilai.[6] Nilai sosial juga dapat diukur melalui gaya hidup
masyarakat. Perubahan pada gaya hidup berarti adanya perubahan terhadap nilai sosial
pada masyarakat. Gaya hidup ini berubah mengikuti perkembangan zaman dan
perkembangan teknologi.[7]

Nilai sosial menjadi terbatas apabila individu di dalam suatu kelompok sosial tidak
mengadakan interaksi sosial dengan individu lainnya. Kondisi ini dapat terjadi karena
kehilangan kontak dan komunikasi akibat keterbatasan material atau pembatasan jarak
antarindividu yang menyebabkan keterasingan sosial. Individu yang merasa terasing
dapat memiliki pemikiran untuk menyampaikan keinginan dan pendapatnya atau
membatasi dirinya dari komunikasi dengan orang lain.[8]

Pembentukan

Nilai-nilai sosial merupakan sesuatu yang nyata dalam tindakan manusia.[9] Tindakan
individu lebih diatur oleh nilai budaya dibandingkan dengan nilai sosial.[10] Pembentukan
nilai sosial di dalam masyarakat terjadi di dalam individu-individu secara bersama dalam
waktu yang lama.[11] Suatu nilai hanya akan menjadi nilai sosial jika masyarakat
menjadikan nilai tersebut sebagai sebuah kebutuhan hidup.[12] Nilai sosial dapat dibentuk
melalui kebijakan publik dengan memanfaatkan pendidikan, kepemimpinan, dan
hubungan antarmasyarakat. Pembentukan nilai sosial yang baru akan terjadi dengan
cepat jika terjadi perubahan sosial secara menyeluruh di dalam masyarakat.[13]

Jenis-jenis

Berdasarkan sifatnya

Berdasarkan sifanya, nilai sosial dibedakan menjadi:[14]

1. Nilai kepribadian, yaitu nilai yang membentuk kepribadian seseorang dan berasal
dari dirinya sendiri.

2. Nilai kebendaan, yaitu nilai yang diukur dari pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
dengan memanfaatkan usaha manusia.

3. Nilai biologis, yaitu nilai yang berkaitan dengan kesehatan dan sifat biologis
manusia.

4. Nilai kepatuhan hukum, yaitu nilai yang berkaitan dengan undang-undang atau
peraturan negara yang menjadi pedoman tentang hak dan kewajiban bagi setiap
warga negara

5. Nilai pengetahuan, yaitu nilai yang mengutamakan konsep keilmuan sebagai cara
untuk mencari kebenaran.

6. Nilai agama, yaitu nilai yang berkaitan dengan ajaran agama yang dianut oleh
anggota masyarakat yang menjadi pedoman dalam bersikap, berperilaku, mematuhi
perintah, dan menjauhi larangan.

7. Nilai keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan kebutuhan keindahan sebagai
bagian dari kebudayaan.

Berdasarkan tingkat kepentingannya

Bagi setiap manusia, makanan dan minuman memiliki nilai material. Keduanya berguna bagi unsur fisik
manusia.
Berdasarkan tingkat kepentingannya, nilai sosial dapat dibagi menjadi:[15]

1. Nilai material, nilai ini adalah segala sesuatu yang dapat berguna bagi unsur fisik
manusia. Contohnya, makanan, air, serta pakaian. Nilai material relatif lebih mudah
diukur dengan menggunakan alat ukur. Contohnya mengukur isi dengan satuan liter.

2. Nilai vital, nilai ini adalah segala sesuatu yang dapat berguna bagi manusia untuk
melakukan kegiatan dan aktivitas. Contohnya, buku serta alat tulis bagi pelajar atau
mahasiswa, kalkulator bagi auditor, dan motor bagi tukang ojek motor.

3. Nilai kerohanian, nilai ini adalah segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani)
manusia. Nilai kerohanian antara lain sebagai berikut.
Nilai kebenaran yang bersumber dari akal manusia.

Nilai keindahan yang bersumber pada rasa keindahan (estetis). Contohnya,


lagu, lukisan, dan ukiran atau karya-karya seni lainnya.

Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada kodrat manusia, seperti
kehendak dan kemauan. Contohnya menolong orang yang terkena musibah.

Berdasarkan tingkat keberadaannya

Berdasarakan tingkat keberadaannya, nilai sosial dapat dibagi menjadi nilai yang mandiri
dan nilai yang tidak mandiri. Nilai yang mandiri, merupakan suatu nilai yang telah ada
sejak manusia ada dan memiliki sifat khusus. Sedangkan nilai yang tidak mandiri
merupakan nilai yang diperoleh manusia karena ada pihak lain yang membantu
mendapatkannya.[16]

Berdasarkan cirinya

Berdasarkan cirinya, nilai sosial dibedakan menjadi:[17]

1. Nilai yang membudaya, yaitu nilai yang dapat menimbulkan tindakan melalui proses
berpikir yang lama. Nilai ini telah menjadi bagian dari kepribadian bawah sadar.

2. Nilai dominan, yaitu nilai yang memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai-nilai yang lainnya. Suatu nilai dianggap sebagai nilai dominan jika penganut nilai
sangat banyak, dianut dalam waktu yang lama, serta dipertahankan dan dijunjung
tinggi oleh tokoh masyarakat.

Peranan
Peran utama dari nilai sosial adalah mengatur tingkah laku anggota masyarakat sesuai
dengan aturan yang berlaku sehingga timbul ketenteraman. Pencapaian tujuan bersama
dalam masyarakat menjadi mudah dengan adanya ketenteraman. Dalam prosesnya, nilai
sosial berperan sebagai pedoman berperilaku, pengendalian sosial, dan pelindung sosial.
Sebagai pedoman berperilaku, nilai sosial berfungsi mengarahkan individu agar memiliki
perilaku yang seusai dengan harapan masyarakat. Nilai sosial kemudian memberikan
batasan-batasan tingkah laku pada manusia dengan pemberian sanksi atau perasaan
bersalah. Adanya rasa aman yang timbul melalui penerapan nilai sosial kemudian
menjadi pelindung bagi manusia dalam melakukan tindakan apapun tanpa adanya rasa
takut.[18] Nilai sosial juga dapat membentuk kelas sosial dalam stratifikasi sosial. Selain
itu, nilai sosial juga dapat membentuk rasa persaudaraan, kerja sama, dan perilaku yang
baik dalam masyarakat.[19] Keseimbangan antara nilai sosial dan norma sosial dengan
interaksi sosial juga akan membentuk proses akomodasi antarindividu atau
antarkelompok sosial.[20]

Etika bisnis

Kegiatan bisnis tidak dapat dilakukan tanpa adanya penerapan nilai sosial, nilai moral dan
nilai etika. Pemberian bantuan tanpa pamrih merupakan salah satu bentuk nilai sosial
yang diperlukan untuk menciptakan hubungan yang selaras antara perusahaan dan
lingkungan selama kegiatan operasional perusahaan berlangsung. Bisnis merupakan
bagian dari sistem masyarakat yang mengharuskan adanya hubungan timbal balik
dengan lingkungan bisnis. Penertiban dan pengaturan bisnis harus didukung oleh etika
atau norma sosial agar tercipta hubungan yang selaras antara bisnis dan sistem sosial
yang berlaku.[21]

Referensi

1. Suhardi dan Sunarti, S. (2009). Sosiologi 1: Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS (htt
ps://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Suhardi_Sri_Sunarti_20
09.pdf) (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
hlm. 43. ISBN 978-979-068-208-5.

2. Budiati, Atik Catur (2009). Sosiologi Kontekstual: Untuk SMA & MA Kelas X (https://b
sd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kontekstual_Kelas_10_Atik_Catur_Budiati
_2009.pdf) (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
hlm. 29. ISBN 978-979-068-219-1.
3. Widianti, Wida (2009). Sosiologi 1: untuk SMA dan MA Kelas X (https://bsd.pendidik
an.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Wida_Widianti_2009.pdf) (PDF).
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 25. ISBN 978-
979-068-745-5.

4. Sukardi, J.S., dan Rohman, A. (2009). Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA (https://bs
d.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kelas_10_Joko_Sri_Sukardi_Arif_Rohman_
2009.pdf) (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
hlm. 39. ISBN 978-979-068-747-9.

5. Waluya, Bagja (2009). Sosiologi 1 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat


untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (https://bsd.pendidikan.id/
data/SMA_10/Sosiologi_1_Menyelami_Fenomena_Sosial_di_Masyarakat_Kelas_10
_Bagja_Waluya_2009.pdf) (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional. hlm. 28. ISBN 978-979-068-738-7.

6. Ruswanto (2009). Sosiologi: SMA / MA Kelas X (https://bsd.pendidikan.id/data/SMA


_10/Sosiologi_Kelas_10_Ruswanto_2009.pdf) (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 34. ISBN 978-979-068-746-2.

7. Indraddin dan Irwan 2016, hlm. 74.

8. Soyomukti 2014, hlm. 325.

9. Wirawan 2015, hlm. 194.

10. Wirawan 2015, hlm. 186.

11. Indraddin dan Irwan 2016, hlm. 93.

12. Indraddin dan Irwan 2016, hlm. 94.

13. Sudrajat, dkk. (2017). Meneguhkan Ilmu-Ilmu Sosial Keindonesiaan (http://fis.uny.a


c.id/sites/fis.uny.ac.id/files/buku%20Meneguhkan%20ilmu%20sosial%20keindonesi
aan.pdf) (PDF). Yogyakarta: Fakultas Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
hlm. 187–188. ISBN 978-602-60578-2-2.

14. Risdi 2019, hlm. 48-49.

15. Maryati, Kun,. Sosiologi : Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA. 1,
[Schülerband] Kelas X (https://www.worldcat.org/oclc/958874384) . Suryawati,
Juju, (edisi ke-Kurikulum 2013, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah). Jakarta.
ISBN 978-602-254-133-2. OCLC 958874384 (https://www.worldcat.org/oclc/9588
74384) ., hlm. 74: Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik
manusia. Contohnya, makanan, air, dan pakaian. Nilai material relatif lebih mudah
diukur dengan alat ukur.
16. Risdi 2019, hlm. 51.

17. Risdi 2019, hlm. 49-50.

18. Elisanti dan Rostini, T. (2009). Sosiologi 1: untuk SMA / MA Kelas X (https://bsd.pend
idikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Elisanti_Tintin_Rostini_2009.pdf)
(PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 39.
ISBN 978-979-068-744-8.

19. Sudarmi, S., dan Indriyanto, W. (2009). Sosiologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA (http
s://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Sri_Sudarmi_W_Indriyant
o_2009.pdf) (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
hlm. 25. ISBN 978-979-068-209-2.

20. Soyomukti 2014, hlm. 343.

21. Prihatminingtyas, Budi (2019). Etika Bisnis: Suatu Pendekatan dan Aplikasinya
Terhadap Stakeholders (http://repository.unitri.ac.id/282/1/Buku%20etika%20bisni
s%20Budi%20Prihatminingtyas.pdf) (PDF). Malang: CV. IRDH. hlm. 28.

Daftar pustaka

1. Indraddin dan Irwan (2016). Strategi dan Perubahan Sosial (https://sinta.ristekbrin.g


o.id/assets/img/book/_9786024013790.pdf) (PDF). Yogyakarta: Deepublish.
ISBN 978-602-401-379-0.

2. Risdi, Ahmad (2019). Nilai-nilai Sosial: Tinjauan dari Sebuah Novel (http://iqrometro.
co.id/wp-content/uploads/2019/07/buku-nilai-nilai-sosial-tinjauan-dari-sebuah-nov
el-2.pdf) (PDF). Lampung: CV. Iqro. ISBN 978-602-5533-31-0.

3. Soyomukti, Nurani (2014). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan
Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, dan Kajian-Kajian
Strategis (https://iqbalunimed.files.wordpress.com/2018/12/Pengantar-Sosiologi.p
df) (PDF). Sleman: Ar-Ruzz Media. ISBN 978-979-25-4801-3.

4. Wirawan, I.B. (2015). Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma: Fakta Sosial, Definisi
Sosial, dan Perilaku Sosial (https://iqbalunimed.files.wordpress.com/2019/02/teori-t
eori-sosial-dalam-tiga-paradigma.pdf) (PDF). Jakarta: Prenadamedia Group.
ISBN 978-602-9413-63-2.

Lihat pula

Sosiologi
Kebudayaan

Norma

Konflik

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Nilai_sosial&oldid=18671351"


Terakhir disunting 5 bulan yang lalu oleh InternetArchiveBot

Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai