Anda di halaman 1dari 31

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342199078

Pendidikan Sains dan Teknologi: transformasi sepanjang masa untuk


kemajuan peradaban

Book · June 2020

CITATIONS READS

0 5,759

1 author:

Feri Noperman
Universitas Bengkulu
12 PUBLICATIONS   11 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Improving employability in higher education View project

Conservation Information System and Technology View project

All content following this page was uploaded by Feri Noperman on 10 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENDIDIKAN
SAINS DAN TEKNOLOGI
TRANSFORMASI SEPANJANG MASA
UNTUK KEMAJUAN PERADABAN

i
Persembahan

Buku ini dipersembahkan untuk Ibu dan Ayahku yang tidak pernah
berhenti mencurahkan kasih sayang, semangat, dan dukungan
hingga usia tua mereka yang telah menginjak kepala tujuh dan
delapan.

Buku ini juga dipersembahkan untuk kedua putriku tercinta

Fazila Sarwa Azzahra


Fadhilah Safiya Annawra
Kerinduan ayah kepada kalian berdua sedikit
tercurahkan dan terobati dengan menulis buku ini.

ii
Pendidikan
Sains dan Teknologi
Transformasi Sepanjang Masa
Untuk Kemajuan Peradaban

Feri Noperman
©2020 - Feri Noperman I ferinoperman@unib.ac.id

Universitas Bengkulu Press


Bengkulu

iii
Pendidikan Sains dan Teknologi:
Transformasi Sepanjang Masa
Untuk Kemajuan Peradaban
Penulis: Feri Noperman
Authorship ©2020 - Feri Noperman
ferinoperman@unib.ac.id

ISBN: 978-602-5830-18-1

18,2 x 25,7 cm Ɩ xvii + 175 halaman

Desain Sampul:
©2020 - Feri Noperman

Desain Lay Out:


©2020 – Feri Noperman

Editor Teks:
Neri Putri Wulandari

Penerbit:
Universitas Bengkulu Press
Anggota IKAPI

Alamat Redaksi:
Gedung B LPPM Universitas Bengkulu
Jl. W.R. Supratman Kelurahan Kandang Limun
Bengkulu 38371
Indonesia
Telepon/fax: (0736) 342584
e-mail: unibpress@unib.ac.id

Cetakan Pertama, Juni 2020

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian


atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun
mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem penyimpanan
lainnya tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.

iv
UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih pertama kali saya sampaikan kepada Rektor


Universitas Bengkulu Bapak Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc. yang telah
berkenan memberikan kata sambutan untuk buku ini. Kata sambutan
tersebut semakin menambah semangat saya untuk terus melanjutkan
kesenangan dalam menulis dan mencurahkan gagasan. Semoga
dukungan dan semangat dari Bapak membuat saya tetap istiqomah di
jalan ini.
Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Bapak Dr. Aceng
Ruyani, M.S. yang telah bersedia memberikan kata pengantar untuk buku
ini. Saya meminta Bapak untuk memberikan pengantar bukan hanya
karena keahllian Bapak sesuai dengan isi buku ini, melainkan juga karena
Bapak telah banyak menginspirasi semenjak saya menempuh pendidikan
sarjana di Program Studi Pendidikan Biologi dulu hingga sekarang. Sejak
itu hingga kini, Bapak telah menjalankan banyak sekali peran dalam
membantu saya berkembang, mulai dari menjadi pembimbing skripsi,
mentor dalam perkuliahan, orang tua, bahkan kalau tidak lancang
menyebutnya, sebagai rekan kerja yang menyenangkan hingga saat ini.
Ucapan terimakasih ini juga disampaikan kepada beberapa dosen
Universitas Bengkulu lainnya yang telah berkenan membaca, memeriksa,
mengomentari, dan memberikan saran perbaikan terhadap draf buku ini.
Pertama kepada Bapak Dr. Lutfi Firdaus yang telah bersedia membaca

v
keseluruhan draf buku ini dalam waktu kurang dari satu hari sehingga
menjadi orang pertama yang memberikan komentar terhadap buku ini.
Berikutnya kepada Bapak Dr. Wasidi yang telah memberikan pandangan
secara komprehensif dan filosofis tentang buku ini. Selanjutnya kepada
Bapak Wiryono, Ph.D yang telah berkenan memeriksa secara detil
penggunaan istilah atau kata sehingga mengurangi kemungkinan
kesalahan penafsiran. Tidak ketinggalan pula kepada Bapak Choerul
Muslim, Ph.D yang telah memeriksa dan mengomentari tentang
pengorganisasian gagasan, sistematika penyajian, alur berpikir, serta
bagian-bagian tambahan seperti glosarium. Terakhir kepada Bapak Agus
Susanta, Ph.D yang telah mengingatkan tentang pentingnya pengenalan
istilah yang disebut di judul pada bagian pendahuluan.
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada mahasiswa
PGSD FKIP UNIB, terutama yang sedang mengambil mata kuliah yang
sedang saya ampu. Tanggapan dan komentar positif mereka terhadap
draf awal buku ini serta desain sampul yang saya buat sangat membantu
meningkatkan tampilan buku ini. Tentu saja ucapan terimakasih tidak
bisa disampaikan kepada mereka satu persatu mengingat jumlah mereka
yang mencapai 123 orang. Untuk mengenali mereka, rasanya cukuplah
dengan menyebut semester dan tahun mereka mengambil mata kuliah
dengan saya yaitu semester 4 tahun ajaran 2019/2020.
Menulis sekaligus mengecek hasil tulisan bukanlah perkara
gampang. Tetap saja dibutuhkan orang lain untuk memeriksa secara
detail setiap huruf, kata, tanda baca, dan kalimat untuk meminimalisir
kesalahan penulisan. Terimakasih saya ucapkan kepada Neri Putri
Wulandari, salah satu alumni PGSD FKIP UNIB, yang telah dengan
sukarela bersedia membaca dan memeriksa berulang-ulang setiap huruf,
kata, tanda baca, dan kalimat sekaligus juga memperbaiki draf akhir buku
ini. Bantuannya sangat berharga dalam meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang tidak perlu. Kesalahan kecil dalam penulisan bisa saja
mengubah makna secara keseluruhan, dan itu bisa menyebabkan
kesalahpahaman. Bantuannya telah meminimalisir kesalahan seperti itu.

vi
KATA SAMBUTAN
Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc.
Rektor Universitas Bengkulu

Secara personal, saya belum mengenal begitu dekat saudara Feri


Noperman ini. Saya menerima permintaannya untuk memberikan kata
sambutan pada buku pertamanya ini karena melihat perjalanan karirnya
yang sangat lekat dengan Universitas Bengkulu yang sekarang sedang
saya pimpin. Selaku pimpinan, saya sangat bangga dengan apa yang telah
dihasilkannya. Ia telah berhasil melakukan tugasnya dengan baik sebagai
seorang tenaga pendidik sekaligus pemikir.
Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada saudara Feri
Noperman yang telah memberikan kontribusi positif bagi institusi. Tidak
dapat dipungkiri bahwa apa yang telah dilakukannya ini dapat
meningkatkan reputasi Universitas Bengkulu sebagai kampus yang
memberikan kebebasan akademik bagi semua civitas akademika
termasuk dalam hal mencurahkan gagasan dan pemikiran. Karya yang
dihasilkannya ni merupakan wujud dari kebebasan seperti itu.
Buku seperti ini memang harus terus dihadirkan dalam rangka
membuka cakrawala berpikir kita semua serta dalam menyikapi berbagai
perubahan-perubahan drastis di era sekarang ini. Walaupun ditulis dalam
bidangnya yaitu pendidikan sains dan teknologi, buku ini tetap saja cocok
dibaca oleh semua kalangan terutama bagi mereka yang konsen
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik di Universitas
Bengkulu, provinsi Bengkulu, maupun di Indonesia pada umumnya.
Harapan saya, upaya saudara Feri Noperman ini tidak berhenti
sampai disini. Mudah-mudahan, buku ini hanya sekedar pemicu awal
untuk menghasilkan karya-karya lain di masa yang akan datang. Mudah-

vii
mudahan kegiatan seperti ini tetap konsisten dilakukannya, yang bukan
hanya bermanfaat bagi karir pribadinya melainkan juga untuk
meningkatkan reputasi Universitas Bengkulu di tingkat nasional maupun
global. Lebih dari itu, semoga kehadiran buku ini juga dapat menjadi
inspirasi bagi akademisi muda Universitas Bengkulu lainnya.
Selamat kepada saudara Feri Noperman yang telah mencapai
salah satu batu pijakan besar dalam karirnya sebagai akademisi. Tetap
semangat dan tetap lanjutkan upaya-upaya konstruktif seperti ini demi
kebaikan kita bersama.

viii
KATA PENGANTAR
Dr. Aceng Ruyani, M.S.
Peneliti Pendidikan Sains

Saya telah menyimak buku ananda Feri Noperman yang berjudul


“PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI: TRANSFORMASI SEPANJANG
MASA UNTUK KEMAJUAN PERADABAN”. Selamat ya! Itu pekerjaan
besar dan luas. Saya sendiri hingga kini hanya menulis beberapa artikel
sempit dan teknis, belum pernah membuat buku. Hanya pernah gotong
royong (dengan mitra) menyusun satu bab dari suatu buku (Chapter 20.
A Comparative Look at Informal Science Education & Environmental
Education in Bengkulu Province, Indonesia & North Carolina, USA).
Ananda Feri ini dahulunya sempat berfikir kritis tentang adanya
dikotomi pada pendidikan biologi di Universitas Bengkulu. Dikotomi
seperti itu merupakan simplilikasi yang biasa di Indonesia. Misalnya
antara sipil dan militer di zaman orde baru. Apakah warga sipil selalu
lebih lembek dari anggota militer? Tampaknya dahulu kala di Eropa dan
Amerika juga ada dikotomi identitas sainstis dan guru sains (Varelas et
al.,2005). Jadi, bila ada yang mempertahankan dikotomi itu pasti dalam
kondisi krisis identitas.
Ketika saya dan kawan-kawan mendirikan Pendidikan S2 IPA saya
mengusulkan konsep-konsep berikut: Science research dan learning
research adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Gagasan
dua sisi mata uang itu kemudian menginspirasi proposal PEER berjudul
“Developing science and learning research capacity of Bengkulu
University in ex situ conservation of Sumatran freshwater and terrestrial
turtles”

ix
Saya mencoba mempertipis garis dikotomi dan krisis identitas
dalam pendidikan sains melalui kegiatan Program Kebun Biologi. Di
kebun biologi dapat berinteraksi beberapa kelompok bidang sains.
Selanjutnya ada kebijakan baru tentang sains di FKIP UNIB, sehingga
kegiatan kebun biologi tidak berlangsung. Tapi semangat dari Kebun
Biologi tetap saya bawa ke Sumber Belajar Ilmu Hayati (SBIH) Ruyani di
Bentiring (Implementation Effort of Informal Science Education in
Bengkulu, Indonesia: A Small Learning Center for Life Sciences). Kegiatan
di SBIH Ruyani hingga hari ini masih berlangsung.
Setelah banyak bermitra dengan USA, dikotomi itu dahulu kala
pada mereka pernah ada, tapi sekarang saya lihat sendiri dikotomi
diantara mereka sudah sangat tipis. Bagaimana di UNIB dan di Indonesia
umumnya?? Untuk mengetahuinya, hal itu mungkin bisa dikaji lebih
mendalam.
Selain dikotomi antara sains dengan pendidikan, atau antara
saintis dengan guru sains, nampaknya muncul juga dikotomi antara
pendidikan sains formal dengan informal. Kebijakan pendidikan sains di
Bengkulu dilakukan secara formal sesuai dengan kurikulum nasional
yang diputuskan oleh pemerintah pusat di Jakarta. Praktik-praktik
formal ini cenderung mengabaikan prinsip pembelajaran pilihan bebas
(the principle of free choice learning). Oleh karena itu, pendidikan sains
informal (informal science education) perlu dikembangkan sebagai
pelengkap untuk meningkatkan kualitas pendidikan sains formal dan
pendidikan konservasi (conservation education).
Pendidikan sains informal adalah pembelajaran yang berkaitan
dengan sains yang terjadi dalam konteks informal, di luar sekolah.
Konteks ini bervariasi mulai dari mengunjungi pusat sains dan terlibat
dengan pameran dan program yang ditawarkan di sana, untuk
menonton program sains di TV, meneliti topik alam di perpustakaan
secara online, berpartisipasi dalam program sekolah afterschool
terstruktur, dan sebagainya. Itu ringkasan bahwa belajar di luar konteks
sekolah berarti belajar yang memotivasi diri sendiri, sukarela, dibimbing
oleh kebutuhan belajar, dan minat tinggi, pembelajaran yang
berlangsung dalam seluruh hidupnya (Dierking et al., 2003).
Ketika konsep pendidikan sains informal muncul, itu disebut Public
Understanding of Science (PUS), dan pendidikan sains informal saat ini di
National Science Foundation (NSF), yang merupakan salah satu

x
pengembangan proyek pendidikan sains informal terbesar di AS, adalah
keturunan langsung dari program PUS yang dibuat di NSF. Banyak
proyek pendidikan sains informal masih mengikuti konsep atau model
PUS, yang didasarkan pada gagasan bahwa sains, ilmuwan, dan pakar
lainnya tahu dan harus menentukan bahwa kebutuhan publik dipelajari.
Jelaskan sains kepada publik, alasannya, dan sains dan ilmuwan akan
menikmati dukungan yang lebih besar, peningkatan kualitas hidup, dan
kepemimpinan dunia dalam sains dan teknologi. Sebagian besar
kegiatan PUS melibatkan pameran, ceramah, siaran media, dan program
publik di mana publik menerima informasi tentang sains dan diharapkan
untuk menerimanya (Bonney et al., 2009; Kalenda, 2015).
Di Bengkulu, secara alami dan tradisional pendidikan sains
informal telah dilakukan, tetapi belum menjadi wacana atau kebijakan
otoritas pendidikan bahwa pendidikan sains informal adalah pelengkap
penting dari pendidikan formal. Secara umum, kebijakan pendidikan di
Indonesia tampaknya dipahami hanya satu pilihan adalah pendidikan
formal, sementara itu diketahui bahwa waktu anak-anak di sekolah
mereka hanya sekitar 15% dari 24 jam. Ada perubahan budaya di
Bengkulu, dari pendidikan sebagai kebutuhan hidup menjadi pendidikan
sebagai gaya hidup atau gengsi sosial. Baru-baru ini di Indonesia sangat
populer dengan gelar akademik sebagai produk pendidikan formal,
masalah kompetensi yang dibangun mungkin menjadi prioritas kedua.
Fakta-fakta itu tentu saja tidak menguntungkan. Kita perlu segera
mengarahkan kembali "budaya belajar" bahwa pendidikan sebagai
kebutuhan hidup, bukan hanya untuk gaya hidup.
Sejauh ini, pendidikan sains di tingkat sekolah dasar hingga
universitas di Bengkulu tidak fokus pada keanekaragaman hayati. Kerja
lapangan jarang dimasukkan sebagai teknik pengajaran di setiap tingkat
pendidikan, dan ada sedikit fokus pada masalah konservasi lokal.
Selanjutnya, pembelajaran sains disajikan tanpa memberikan siswa
pengalaman langsung dari fenomena alam. Kegiatan pembelajaran sains
di sekolah mirip dengan ilmu sosial karena di sekolah tidak ada
peralatan laboratorium yang tersedia, atau guru yang tidak terampil
mengelola kegiatan laboratorium sekolah. Kondisi ini menyebabkan
siswa dari ilmu biologi di Bengkulu sulit untuk memahami prinsip-prinsip
molekuler, genomik dan proteomik (Bogyo, 2007; Ruyani et al., 2005),
yang mungkin berlaku untuk keanekaragaman hayati tinggi di Bengkulu.

xi
Orang-orang muda di Bengkulu masih memahami bahwa harga
sebatang pohon di hutan hanya berdasarkan volume kayu yang bisa
didapat, seperti yang biasanya dilakukan oleh orang tua mereka. Mereka
masih kesulitan memahami bahwa kimia alami dari setiap pohon dan
bawaan spesies memiliki harga yang jauh lebih tinggi dari sekedar
volume kayu. Penghancuran hutan tropis karena pembalakan liar,
ekspansi perkebunan, dan kegiatan penambangan berlanjut karena
didukung oleh perilaku korup dari otoritas lokal. Baik orang awam
maupun mereka yang berpendidikan di Bengkulu merasa sulit untuk
percaya bahwa pembangunan ekonomi dapat dilakukan selaras dengan
prinsip konservasi keanekaragaman hayati, yang kemudian disebut
ekonomi hijau (green economy ; GE; Djajadiningrat et al., 2011). GE tidak
akan terjadi dalam masyarakat tanpa pendidikan sains yang baik.
Pendidikan sains formal yang diadakan di sekolah-sekolah dan
universitas tentu saja penting, namun demikian pembelajaran sains
informal atau free choice learning adalah solusi yang tepat untuk kondisi
pendidikan sains yang ada.
Berdasarkan pertimbangan di atas; suatu bentuk pendidikan sains
informal sebagai pelengkap untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sains dan pendidikan konservasi di Bengkulu harus dimulai, dan
kemudian dikembangkan. Selanjutnya bentuk pendidikan sains informal
akan memberikan bukti yang tak ternilai akan pentingnya aspek unik
dan komplementer dari pembelajaran informal /free choice learning.
Buku yang ditulis ananda Feri Noperman ini merupakan salah satu
upaya konstruktif dalam rangka mempertipis garis pembatas antara
sains dan pendidikan, serta antara pendidikan sains formal dengan
informal. Mudah-mudahan, anggapan bahwa keduanya sebagai sesuatu
yang terpisah dapat terkikis sehingga sains dan pendidikan menjadi satu
kesatuan yang utuh, tidak lagi menghadirkan dikotomi diantara
keduanya. Dengan begitu profil saintis dan guru sains itu menjadi satu
profil yang utuh di dalam setiap guru sains. Hanya dengan begitu kita
dapat berharap kualitas pendidikan sains dan kualitas sumber daya
manusia dapat meningkat.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN iii


UCAPAN TERIMA KASIH iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR GAMBAR xvii

Bab 1. Pendahuluan 1
Dari konsep sains menjadi teknologi 2
Sains, teknologi, dan peradaban 5
Pewarisan dan pengembangan sains dan teknologi 8
Transformasi pendidikan sains dan teknologi 11

Bab 2. Sains, Teknologi, dan Peradaban 13


Teknologi di sepanjang peradaban manusia 13
Keterkaitan antara sains, teknologi, dan peradaban modern 15
Sains mendasari kemajuan teknologi modern 17
Teknologi modern menfasilitasi dan mendorong kemajuan
sains 20
Sains bersama dengan teknologi mendorong perkembangan
peradaban modern 21
Akselerasi perkembangan sains dan teknologi modern 23
Dampak perkembangan sains dan teknologi modern 26

Bab 3. Sejarah Perkembangan Sains 29


Periode Yunani kuno 29
Periode Romawi 32
Periode Kegelapan 32
Periode Peradaban Islam 33
Periode Pencerahan (Renaissans) 35

xiii
Periode Modern 38
Periode Posmodern 41

Bab 4. Hakikat Sains Dan Teknologi Modern 45


Khazanah pengetahuan manusia dan posisi sains di
dalamnya 45
Ruang lingkup sains dan teknologi modern 49
Elemen dasar sains 50
Proses ilmiah 52
Sikap ilmiah 53
Produk ilmiah 57
Penerapan elemen dasar sains untuk menciptakan dan
mengembangkan teknologi modern 59
Sarana ilmiah pengembangan sains dan teknologi modern 60
Bahasa 61
Logika 61
Matematika 62
Statistika 63
Keterbatasan sains dan teknologi 65

Bab 5. Hakikat Pendidikan, Perkembangan Manusia, Belajar,


dan Pembelajaran 70
Pengertian, ruang lingkup, dan pandangan tentang pendidikan 72
Teori-teori perkembangan manusia 75
Teori-teori developmentalisme 75
Teori-teori environmentalisme 78
Pandangan ketiga 79
Teori-teori belajar dan pembelajaran 80
Behaviorisme 81
Maturasionisme 84
Konstruktivisme 86

Bab 6. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan Pendidikan


Sains dan Teknologi 90
Pengertian dan ruang lingkup pendidikan sains dan teknologi 90
Tujuan pendidikan sains dan teknologi 93
Membantu peserta didik mengenali diri sendiri dan lingkungan
alam di sekitarnya. 93
Mewariskan sains dan teknologi 95
Mengembangkan sains dan teknologi 98

xiv
Menjaga dan melestarikan alam 102
Meluaskan cakrawala berpikir menuju kebijaksanaan hidup 104

Bab 7. Peranan Pendidikan Sains dan Teknologi bagi Kemajuan


Peradaban Manusia 108
Kaderisasi ilmuan yang berdedikasi 109
Penyiapan perekayasa atau insinyur (engineers) yang
kreatif dan inovatif 112
Penyiapan teknokrat dan politisi yang peduli keseimbangan
alam 116
Penyiapan pengusaha yang mampu mengembangkan dunia
dan iklim usaha yang ramah lingkungan 117
Penyiapan tenaga kerja yang terampil dan adaptif 119
Penyiapan anggota masyarakat yang melek sains dan
teknologi 122

Bab 8. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Sains dan


Teknologi 126
Berorientasi pada pemberdayaan peserta didik 126
Berorientasi ke masa depan peserta didik dan peradaban
manusia 130
Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 131
Sesuai dengan keunikan setiap peserta didik 133
Diselenggarakan dalam suasana yang menyenangkan 135
Sesuai dengan hakikat sains dan teknologi 136
Bermuatan pengetahuan terbaru dan relevan 139
Menggunakan strategi belajar berbasis teori dan hasil
penelitian 139
Melibatkan teknologi terbaru 140
Saling terkait dengan pendidikan lainnya 142
Dinilai secara otentik 143

Bab 9. Transformasi Pendidikan Sains dan Teknologi 145


Pentingnya transformasi pendidikan sains dan teknologi,
khususnya di indonesia 145
Transformasi penyelenggara pendidikan sains dan teknologi 149
Transformasi tujuan pendidikan sains dan teknologi 150
Transformasi konten pendidikan sains dan teknologi 154
Transformasi paradigma penyelenggaraan pendidikan sains
dan teknologi 156

xv
Transformasi penilaian pendidikan sains dan teknologi 159
Transformasi tenaga pendidik 162
Transformasi lembaga penghasil tenaga pendidik 164

Bab 10. Penutup 166

Daftar Pustaka 168

Glosarium 172

xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tiga elemen dasar sains (proses, sikap, dan produk). 51
Gambar 2. Sistematika dan keterkaitan antar ketiga elemen dasar
sains. 58
Gambar 3. Peran bahasa, logika, matematika, dan statistika 64
Gambar 4. Tren Kinerja membaca, matematika, dan sains siswa
Indonesia 148

xvii
Bab 1
Pendahuluan

Pada tanggal 15 Juni 2017, sebuah kekacauan kecil terjadi di


salah satu bandara tersibuk di Eropa, Bandara Heathrow, di London
Inggris. Ribuan orang terpaksa berangkat tanpa bagasi yang mereka
bawa. Sementara ribuan penumpang lainnya yang baru tiba, harus
menunggu berjam-jam untuk mendapatkan bagasinya. Gangguan itu
terjadi karena kerusakan sistem bagasi akibat terputusnya aliran
listrik (BBC.com., 2017).
Kejadian di Bandara Heathrow hanyalah contoh kecil dampak
dari ketiadaan listrik dalam waktu beberapa jam saja. Kira-kira apa
yang akan terjadi jika ketiadaan listrik tersebut terjadi lebih lama,
misalnya berhari-hari atau berminggu-minggu? Apa yang terjadi jika
bukan hanya sistem bagasi yang bermasalah, melainkan semua
sistem di bandara tersebut? Kekacauan seperti apa kira-kira yang
akan muncul?
Kasus di atas hanyalah contoh sederhana dampak yang
ditimbulkan oleh ketiadaan listrik beberapa saat dan di satu tempat
saja. Bagaimana jika ketiadaan listrik tersebut terjadi dalam waktu
yang lama serta di banyak lokasi yang sedang berlangsung aktivitas
yang sangat penting seperti di rumah sakit, kantor pemerintahan,
perbankan, bursa saham, pabrik-pabrik, terminal, dan lain
sebagainya? Seperti apa kekacauan yang diakibatkannya? Tentu saja

1
2

skenario tersebut sangat mustahil terjadi di era teknologi canggih


sekarang ini. Tapi kalau itu sampai benar-benar terjadi, niscaya
sebuah kekacauan luar biasa dalam skala besar akan terjadi.
Tidak dapat dipungkiri, listrik sudah menjadi kebutuhan
mendasar kehidupan manusia modern sekarang ini (Zohuri and
McDaniel, 2019). Penerangan di rumah-rumah, pusat pendidikan,
gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat hiburan,
stasiun, serta bandara, hampir semuanya ditenagai oleh listrik.
Hampir semua alat-alat elektronik yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari seperti handphone, komputer, televisi, radio,
kipas angin, air conditioner, dan masih banyak peralatan lainnya
yang dioperasikan dengan menggunakan energi listrik. Begitu juga
dengan mesin-mesin industri, mulai dari industri rumah tangga
sampai dengan industri raksasa seperti industri otomotif atau
industri penerbangan, sebagian besar digerakkan oleh listrik.
Peralatan kantor pun mulai dari kantor lurah sampai istana
kepresidenan sangat bergantung dengan listrik. Kedepannya, listrik
akan menjadi sumber energi utama untuk menggerakkan alat
transportasi seperti sepeda motor, mobil penumpang, bus, truk,
kereta api, bahkan kapal laut dan pesawat terbang.

Dari konsep sains menjadi teknologi

Konsep listrik merupakan salah satu temuan terbesar sains.


Penemuan ini tidak mendadak begitu saja, melainkan melalui proses
yang panjang. Ide tentang listrik sudah muncul sejak zaman Yunani
kuno (sekitar 700 SM) yaitu ketika Thales menggosokkan batu
ambar yang ketika didekatkan dengan kapas, dapat menarik kapas
tersebut. Fenomena tersebut kemudian dikenal sebagai listrik statis.
Namun butuh waktu 2000 tahun lebih sampai ditemukannya listrik
yang dapat mengalir seperti yang telah banyak dimanfaatkan
sekarang ini.
Penemuan konsep listrik melibatkan banyak ilmuwan
diantaranya Coulumb, Volta, Ampere, Faraday dan Maxwell. Charles-
3

Augustin de Coulumb (1736-1806) menemukan konsep tentang


muatan listrik. Alessandro Volta (1745-1827) kemudian
menyumbangkan ide tentang pembangkit listrik arus searah berupa
baterai. Andre-Marie Ampere (1775-1836) menemukan hukum
elektrodinamika yang menjelaskan tentang fenomena listrik yang
dapat mengalir. Michael Faraday (1791-1867) menemukan
keterkaitan antara gaya magnet dengan listrik yang kemudian
menjadi prinsip-prinsip kerja motor listrik. Keterkaitan antara listrik
dan magnet kemudian diformulasikan ke dalam persamaan
matematika oleh James Clerk Maxwell (1831-1879) sehingga
menjadi hukum elektromagnetisme yang menjadi dasar
pengembangan fisika modern hingga sekarang.
Konsep listrik yang dikembangkan para ilmuwan di atas,
kemudian mulai diterapkan untuk memecahkan masalah praktis
dalam kehidupan manusia sehingga menjadi sebuah teknologi.
Beberapa penemu seperti Ernst Werner bon Siemens, Alexander
Graham Bell, Otto Blathy, Thomas Alfa Edison, Nikola Tesla, dan
George Westinghouse mengubah konsep listrik dari keingintahuan
sains menjadi peralatan berguna untuk kehidupan modern. Werner
von Siemens (1816-1892) mengembangkan industri telegraf.
Alexander Graham Bell (1847-1922) mengembangkan teknologi
komunikasi menggunakan energi listrik yang kini disebut telepon.
Thomas Alfa Edison (1847-1931) menemukan banyak sekali
peralatan yang berbasis energi listrik, salah satunya yang terkenal
adalah lampu pijar. Otto Blathy (1860-1939) menemukan
transformator dan motor listrik. Nicola Tesla (1856-1943)
menemukan sistem arus bolak balik atau Alternating Current (AC)
yang memungkinkan listrik ditransmisikan jarak jauh. George
Westinghouse (1846-1914) menjadikan listrik sebagai industri yang
menyediakan listrik skala besar untuk dunia industri dan
pemukiman.
Pada awalnya, penyediaan listrik untuk berbagai keperluan
dilakukan melalui sistem transmisi listrik arus searah atau Direct
4

Current (DC) yang dikembangkan oleh Edison. Namun, sistem


tersebut memiliki kelemahan yaitu tidak bisa ditransmisikan pada
jarak jauh. Jarak maksimal yang dapat dijangkaunya hanya sekitar 2
kilometer. Untuk memecahkan masalah tersebut, Nicola Tesla
mengajukan sistem transmisi listrik arus bolak-balik atau Alternating
Current (AC) untuk menggantikan listrik arus searahnya Edison. Ide
Tesla ini awalnya ditentang oleh Edison yang merupakan bos
sekaligus mentornya, karena memiliki resiko besar. Edison bahkan
mendemonstrasikan bagaimana listrik bolak-balik dapat membunuh
seekor gajah. Sementara listrik arus searah jauh lebih aman karena
tidak berdampak pada manusia atau hewan.
Sejarah mencatat bahwa Edison dan Tesla bersaing keras
untuk memenangkan hati masyarakat atau dunia industri dalam
menyediakan listrik untuk semua orang (Ghose, 2014). Walaupun
Edison menggunakan berbagai macam cara termasuk melakukan
kampanye negatif untuk mengalahkan Tesla, pada akhirnya gagasan
Tesla tentang sistem transmisi listrik arus bolak-balik lebih diterima
oleh masyarakat dan dunia industri karena memiliki keunggulan
yaitu dapat ditransmisikan dalam jarak yang sangat jauh. Itu
merupakan hal yang tidak dimiliki oleh listrik DC dari Edison. Hingga
kini, listrik AC yang diusulkan dan dikembangkan Tesla
mendominasi penggunaan listrik di seluruh penjuru dunia (Donev,
et.al., 2018).
Pembangkit listrik dan sistem transmisinya, baik arus searah
maupun arus bolak balik, merupakan salah satu bentuk teknologi
yang dikembangkan berdasarkan penerapan konsep yang ada di
dalam batang tubuh pengetahuan sains. Teknologi tersebut memicu
penemuan dan penciptaan berbagai macam teknologi canggih
lainnya. Pada awal-awal penemuan listrik, teknologi yang
dikembangkan masih sangat sederhana seperti bohlam lampu,
telepon, dan radio. Setelah sains makin berkembang, teknologi yang
berbasis pada konsep listrik juga semakin berkembang sehingga
muncullah alat-alat elektronik yang canggih lainnya seperti televisi,
5

komputer, handphone, robot, mobil listrik, hingga kereta listrik. Jika


saja konsep listrik tidak pernah ditemukan oleh para ilmuwan,
mustahil semua teknologi tersebut muncul.
Uraian tentang listrik di atas, hanyalah contoh kecil tentang
proses penemuan konsep sains hingga proses pemanfaatannya
menjadi teknologi untuk memecahkan berbagai permasalahan
praktis sekaligus memudahkan kehidupan manusia. Sains dan
teknologi tidak sebatas listrik, artinya selain listrik masih banyak
konsep-konsep dan prinsip-prinsip lain dalam sains yang
dikembangkan menjadi teknologi canggih. Misalnya saja, konsep
gaya dan usaha telah mendasari penemuan teknologi pesawat
sederhana sampai pesawat luar angkasa. Atau konsep fluida telah
menjadi dasar dalam membuat alat semprot sampai dengan kapal
laut, helikopter, dan pesawat terbang. Selain konsep-konsep
tersebut, tentu saja masih sangat banyak konsep sains lainnya yang
telah diterapkan untuk menghasilkan teknologi, baik itu konsep di
bidang fisika, kimia, maupun biologi.

Sains, teknologi dan peradaban

Istilah sains bisa bermakna sangat luas tergantung dengan


batasan dan ruang lingkup yang ditetapkan. Secara umum, sains
merujuk kepada semua pengetahuan ilmiah (Science Council, 2020).
Pengetahuan ilmiah sendiri merupakan pengetahuan yang diperoleh
dengan menggunakan metode ilmiah yang mengandalkan pemikiran
rasional dan pembuktian empiris dalam mencari kebenaran. Jadi,
sains dapat merujuk kepada sebuah sistem pengetahuan yang cara
memperolehnya melalui proses yang sistematis menggunakan
pemikiran rasional, pengamatan yang objektif, serta dibuktikan
secara empiris di lapangan melalui eksperimentasi yang sistematis.
Sesuai dengan definisi umum di atas, maka ruang lingkup
sains sangat luas. Segala sesuatu yang dapat diketahui melalui proses
berpikir rasional dan dapat dibuktikan secara empiris dapat
dikategorikan ke dalam sains. Sains yang luas ini seringkali
6

dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu sains alam


(natural science) dan sains sosial (social science)
(Sciencemadesimple.com., 2020). Sains alam adalah cabang sains
yang mengkaji tentang objek-objek dan fenomena alam. Dalam
Bahasa Indonesia, sains alam disebut juga ilmu pengetahuan alam
(IPA). Sementara sains sosial merupakan cabang sains yang mengkaji
tentang fenomena interaksi antar manusia atau Dalam Bahasa
Indonesia disebut ilmu pengetahuan sosial (IPS).
Selain definisi yang luas di atas, sains juga dapat dimaknai
secara lebih sempit yang secara khusus hanya merujuk kepada sains
alam atau IPA saja. Sains alam (natural science) lebih sering disebut
sains saja atau sains murni (pure science). Sedangkan sains yang
kajiannya tentang interaksi sosial tetap disebut sains sosial. Sains
yang dimaksud dalam keseluruhan pembahasan di dalam buku ini
adalah sains dalam artian sempit, yaitu cabang sains yang
mempelajari tentang dunia fisik dan fenomena alam atau sains alam,
tidak mencakup sains sosial atau IPS.
Sementara itu, istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu technologia, yang terdiri atas dua kata yaitu techne dan logos
(Yusa, 2016). Techne artinya keahlian, sementara logos artinya
pengetahuan. Secara umum, teknologi dapat diartikan sebagai alat,
mesin, cara, proses, kegiatan, ataupun gagasan yang dibuat untuk
mempermudah aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Teknologi yang seperti itu sudah berkembang sejak lama bahkan
semenjak munculnya manusia di permukaan bumi puluhan ribu
tahun yang lalu. Manusia sudah menggunakan teknologi semenjak
kemunculannya pertama kali berupa pembuatan alat-alat sederhana
untuk memudahkannya mencari makan seperti penggunaan batu
untuk menggali umbi-umbian atau untuk berburu.
Teknologi yang menjadi fokus kajian di dalam buku ini adalah
teknologi yang dikembangkan dari sains dalam artian sempit di atas
atau sains alam. Teknologi yang seperti ini baru muncul dan
berkembang setelah kemunculan sains yang mapan pada abad ke-18.
7

Mesin uap merupakan salah satu bentuk teknologi di awal


pemanfaatan sains untuk menyelesaikan masalah praktis manusia.
Sampai saat ini, hampir semua aktivitas kehidupan manusia dewasa
ini bersentuhan langsung dengan teknologi yang dikembangkan dari
sains, mulai dari teknologi di bidang industri, transportasi,
komunikasi, hiburan, dan lain sebagainya.
Sains merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dapat
diketahui manusia. Berbeda dengan jenis pengetahuan lain,
pengetahuan sains memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dalam
menjelaskan perilaku objek-objek dan fenomena-fenomena yang
terjadi di alam, serta dapat memprediksi apa yang akan terjadi
selanjutnya. Karena sifatnya itu, sains sangat tepat untuk dijadikan
dasar untuk mengembangkan berbagai macam teknologi yang lebih
canggih. Teknologi yang dikembangkan dari sains benar-benar
efektif karena sesuai dengan cara kerja alam. Semenjak sains dan
teknologi mulai saling terkait dan saling menguatkan, peradaban
manusia pun mulai berkembang dengan pesat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kecanggihan peradaban modern
sekarang ini merupakan produk langsung dari perkembangan sains
dan teknologi. Perkembangan keduanyalah yang membuat kita pada
akhirnya bisa menyaksikan alat-alat canggih seperti sepeda motor,
mobil, pesawat terbang, kereta api, kapal laut, radio, televisi,
handphone, laptop, robot, internet dan lain sebagainya. Kemajuan
keduanyalah yang membuat manusia dapat membangun bangunan
pencakar langit yang belum pernah dibuat sebelumnya yang
ketinggiannya mencapai delapan ratus meter lebih seperti Burj
Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab. Kecanggihan sains dan
teknologilah yang mengantarkan manusia dapat menyelidiki seluruh
alam semesta mulai dari awal mula perkembangannya hingga kini,
bahkan sampai ke tepian alam semesta yang masih bisa diamati
dengan perangkat teknologi yang ada.
Tidak bisa diragukan juga bahwa peradaban modern sangat
bergantung pada sains dan teknologi. Hampir semua aktivitas
8

manusia dapat dilakukan karena didukung oleh teknologi modern.


Manusia dapat berpindah tempat dengan cepat dalam waktu singkat
dengan memanfaatkan teknologi di bidang transportasi seperti
mobil, kereta cepat, atau pesawat terbang. Manusia dapat
mengerjakan pekerjaan administrasi secara akurat dan cepat dengan
memanfaatkan teknologi komputer. Manusia dapat membangun
gedung-gedung pencakar langit dengan menggunakan berbagai
macam alat berat berteknologi tinggi seperti eskavator, crane, dan
lain sebagainya. Bangunan tersebut menjadi mungkin untuk dibuat
karena dirancang dengan cermat menggunakan program dan
simulasi komputer.
Begitu juga hampir semua permasalahan manusia dapat
dipecahkan dan diselesaikan oleh sains dan teknologi. Masalah
penyediaan pangan dapat diselesaikan dengan menerapkan konsep
dan prinsip ilmu genetika, mikrobiologi, fisiologi tumbuhan dan lain
sebagainya menjadi teknologi di bidang pertanian. Masalah
kesehatan juga dapat diselesaikan seiring berkembang pesatnya ilmu
kimia, biologi molekuler, dan fisika yang kemudian diterapkan dalam
ilmu kedokteran dan farmasi. Begitu juga dengan permasalahan
energi dapat diselesaikan dengan menerapkan prinsip
termodinamika, elektromagnetik, atau teknik kimia untuk membuat
alat-alat pembangkit listrik, baik yang bersumber pada bahan bakar
fosil, energi terbarukan, maupun reaksi bahan-bahan kimia. Masalah
lingkungan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi itu
sendiri juga dapat dipecahkan dengan bantuan berbagai disiplin ilmu
sains dan berbagai bidang teknik untuk menghasilkan teknologi yang
relevan.

Pewarisan dan pengembangan sains dan teknologi

Karena sains dan teknologi memainkan peran yang sangat


penting dalam peradaban manusia, keduanya harus diwariskan dari
generasi ke generasi, sekaligus dikembangkan dari waktu ke waktu.
Pewarisan artinya proses, cara, perbuatan mewarisi atau
9

mewariskan sesuatu dari satu generasi ke generasi berikutnya.


Pewarisan sains dan teknologi berarti proses, cara, atau perbuatan
yang dilakukan untuk meneruskan, mengoperkan, atau mengalihkan
sains dan teknologi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sementara itu, pengembangan memiliki makna proses, cara, atau
perbuatan mengembangkan. Kata mengembangkan itu sendiri
memiliki makna membuka lebar-lebar, menjadikan besar, atau
menjadikan maju. Jadi, pengembangan sains dan teknologi dapat
diartikan sebagai upaya menjadikan sains dan teknologi menjadi
lebih besar dan lebih maju dari waktu ke waktu dengan cara
membuka lebar-lebar misteri alam semesta secara terus menerus.
Pewarisan dan pengembangan sains dan teknologi dapat
dilakukan melalui dua kegiatan penting yaitu pendidikan dan
penelitian. Pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu usaha sadar
yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana
belajar-mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya. Pendidikan merupakan cara terbaik untuk
mewariskan sains dan teknologi dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Sementara itu, penelitian dapat didefinisikan sebagai
suatu usaha atau cara yang sistematis untuk menyelidiki masalah
tertentu dengan tujuan mencari jawaban dari masalah yang diteliti
yang dilakukan secara ilmiah. Penelitian merupakan cara terbaik
untuk mengembangkan sains dan teknologi dari waktu ke waktu.
Pendidikan dan penelitian dapat berdiri sendiri atau berjalan secara
bersamaan.
Untuk dapat mewariskan sains dan teknologi dari generasi ke
generasi sekaligus mengembangkan keduanya dari waktu ke waktu,
sebuah sistem pendidikan sains dan teknologi harus dikembangkan
secara holistik dan komprehensif. Sistem pendidikan sains dan
teknologi yang baik harus sesuai dengan hakikat sains dan teknologi
itu sendiri. Sistem tersebut juga harus sesuai dengan hakikat
pendidikan. Sistem tersebut juga harus sesuai dengan kebutuhan,
10

tuntutan, tantangan, kondisi, dan perkembangan zaman, baik saat ini


maupun di masa depan.
Perumusan sistem pendidikan sains dan teknologi yang ideal
dapat dilakukan dengan tepat jika disesuaikan dengan hakikat sains
dan teknologi itu sendiri. Hakikat sains dan teknologi ini terutama
meliputi posisi sains dan teknologi dalam khazanah pengetahuan
manusia, pengertian dan ruang lingkup sains dan teknologi, elemen-
elemen dasar sains dan teknologi, perkembangan sains dan
teknologi, keterbatasan sains dan teknologi, serta keterkaitan antara
sains dan teknologi dengan disiplin ilmu lainnya.
Hakikat sains dan teknologi dapat dipahami dari pengkajian
terhadap sejarah perkembangan keduanya. Oleh karena itu, untuk
memahami hakikat sains dan teknologi, sejarah munculnya sains dan
teknologi serta perkembangan keduanya harus dikaji dan didalami.
Bab 3 akan menyajikan secara ringkas sejarah sains dan teknologi.
Hasil telaah itulah yang kemudian dijadikan dasar untuk
merumuskan hakikat sains dan teknologi yang akan disajikan pada
Bab 4.
Hakikat sains dan teknologi kemudian diselaraskan dengan
hakikat pendidikan secara umum sehingga diperoleh gambaran yang
utuh tentang hakikat pendidikan sains dan teknologi yang akan
diuraikan pada Bab 6. Untuk keperluan itu, hakikat pendidikan,
perkembangan manusia, serta belajar dan pembelajaran perlu dikaji
terlebih dahulu pada Bab 5. Hakikat pendidikan yang dimaksudkan
disini bukan hanya berdasarkan pemikiran filosofis semata, akan
tetapi juga disesuaikan dengan temuan-temuan di berbagai bidang
ilmu terkait seperti teori perkembangan manusia, antropologi,
sosiologi, psikologi, neurosains, serta bidang lainnya yang relevan.
Pendidikan sains dan teknologi memiliki peranan yang sangat
penting bagi peradaban manusia, baik untuk saat ini maupun di masa
yang akan datang. Peranan pendidikan sains dan teknologi penting
untuk dipahami agar dapat menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya penyelenggaraan pendidikan sains dan teknologi yang
11

efektif dan berkualitas sepanjang masa. Peranan ini akan disajikan


pada Bab 7.
Bab 8 berisi tentang prinsip-prinsip penyelenggaraan
pendidikan sains dan teknologi. Prinsip-prinsip ini diusulkan agar
penyelenggaraan pendidikan sains dan teknologi dapat berlangsung
secara efektif sehingga dapat mewujudkan dan mencapai tujuan-
tujuan pendidikan sains dan teknologi. Dengan menerapkan prinsip-
prinsip tersebut, pendidikan sains dan teknologi diharapkan benar-
benar memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan
peradaban manusia menuju ke arah yang lebih baik.

Transformasi pendidikan sains dan teknologi

Hakikat pendidikan sains dan teknologi yang komprehensif,


peranannya bagi peradaban manusia, beserta prinsip-prinsip
penyelenggaraannya dapat dijadikan panduan untuk mengevaluasi
dan merefleksi penyelenggaraan pendidikan sains dan teknologi
yang telah dilaksanakan selama ini. Hasil evaluasi dan refleksi ini
nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan upaya
perbaikan dan peningkatkan kualitas pendidikan sains dan teknologi
saat ini dan di masa yang akan datang. Apabila penyelenggaraan
pendidikan sains dan teknologi selama ini masih belum sesuai
dengan hakikatnya, belum nampak peranannya, dan belum
diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsipnya, maka pendidikan
sains dan teknologi perlu ditransformasi agar praktik pendidikan
sains dan teknologi menjadi jauh lebih baik dan relevan dengan
perkembangan zaman.
Pada skala yang lebih luas, sains dan teknologi terus menerus
mengalami perkembangan yang membuat batang tubuh keduanya
terus menerus tumbuh membesar secara eksponensial dari waktu ke
waktu. Peradaban manusia pun terus menerus berkembang sebagai
dampak langsung perkembangan sains dan teknologi yang seringkali
memunculkan permasalahan dan tantangan baru. Perkembangan
sains, teknologi, dan peradaban manusia menuntut penyesuaian diri
12

pendidikan sains dan teknologi. Ketidakmampuan pendidikan sains


dan teknologi menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut
dapat menjadi faktor penghambat perkembangan sains, teknologi,
dan peradaban manusia menuju kondisi yang lebih baik.
Transformasi pendidikan sains dan teknologi menjadi suatu
keniscayaan agar dapat menyesuaikan diri dan mengimbangi
perkembangan sains dan teknologi serta memenuhi tuntutan
peradaban yang juga terus berkembang. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata transformasi memiliki makna perubahan
rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan lain sebagainya). Transformasi
pendidikan sains dan teknologi dapat diartikan sebagai segala
perubahan yang terjadi di dalam pendidikan sains dan teknologi,
baik itu sistemnya, bentuknya, sifatnya, fungsinya, cara
menyelenggarakannya, cara menilainya, serta semua aspek yang
berkaitan dengannya. Transformasi pendidikan sains dan teknologi
paling tidak harus dilakukan pada aspek tujuan pendidikan, muatan
pendidikan, sarana dan prasarana, praktik pendidikan di ruang-
ruang kelas, serta yang paling utama adalah sutradara di kelas-kelas
sains yaitu guru sains. Transformasi pendidikan sains dan teknologi
secara lebih rinci akan menjadi penutup buku ini yang disajikan pada
Bab 9.
CARA MEMPEROLEH BUKU VERSI LENGKAP

Buku lengkap versi digital dapat diperoleh melalui Google Play Store (ponsel)
atau Google Books (website). Silahkan cek bukunya melalui link berikut ini.
https://books.google.co.id/books?id=NJ_pDwAAQBAJ&pg=PA12&dq=pendidik
an+sains+dan+teknologi&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiozsSwnZDuAhXF63M
BHdBEAoMQ6wEwAHoECAUQAQ#v=onepage&q=pendidikan%20sains%20d
an%20teknologi&f=false

Buku lengkap versi cetak dapat dibeli melalui toko online Shoope. Silahkan
kunjungi melalui link berikut ini.
https://shopee.co.id/Buku-Pendidikan-Sains-dan-Teknologi-
i.281566532.4240896964

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai