Noperman2020 PendidikanSainsdanTeknologi
Noperman2020 PendidikanSainsdanTeknologi
net/publication/342199078
CITATIONS READS
0 5,759
1 author:
Feri Noperman
Universitas Bengkulu
12 PUBLICATIONS 11 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Feri Noperman on 10 January 2021.
i
Persembahan
Buku ini dipersembahkan untuk Ibu dan Ayahku yang tidak pernah
berhenti mencurahkan kasih sayang, semangat, dan dukungan
hingga usia tua mereka yang telah menginjak kepala tujuh dan
delapan.
ii
Pendidikan
Sains dan Teknologi
Transformasi Sepanjang Masa
Untuk Kemajuan Peradaban
Feri Noperman
©2020 - Feri Noperman I ferinoperman@unib.ac.id
iii
Pendidikan Sains dan Teknologi:
Transformasi Sepanjang Masa
Untuk Kemajuan Peradaban
Penulis: Feri Noperman
Authorship ©2020 - Feri Noperman
ferinoperman@unib.ac.id
ISBN: 978-602-5830-18-1
Desain Sampul:
©2020 - Feri Noperman
Editor Teks:
Neri Putri Wulandari
Penerbit:
Universitas Bengkulu Press
Anggota IKAPI
Alamat Redaksi:
Gedung B LPPM Universitas Bengkulu
Jl. W.R. Supratman Kelurahan Kandang Limun
Bengkulu 38371
Indonesia
Telepon/fax: (0736) 342584
e-mail: unibpress@unib.ac.id
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
v
keseluruhan draf buku ini dalam waktu kurang dari satu hari sehingga
menjadi orang pertama yang memberikan komentar terhadap buku ini.
Berikutnya kepada Bapak Dr. Wasidi yang telah memberikan pandangan
secara komprehensif dan filosofis tentang buku ini. Selanjutnya kepada
Bapak Wiryono, Ph.D yang telah berkenan memeriksa secara detil
penggunaan istilah atau kata sehingga mengurangi kemungkinan
kesalahan penafsiran. Tidak ketinggalan pula kepada Bapak Choerul
Muslim, Ph.D yang telah memeriksa dan mengomentari tentang
pengorganisasian gagasan, sistematika penyajian, alur berpikir, serta
bagian-bagian tambahan seperti glosarium. Terakhir kepada Bapak Agus
Susanta, Ph.D yang telah mengingatkan tentang pentingnya pengenalan
istilah yang disebut di judul pada bagian pendahuluan.
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada mahasiswa
PGSD FKIP UNIB, terutama yang sedang mengambil mata kuliah yang
sedang saya ampu. Tanggapan dan komentar positif mereka terhadap
draf awal buku ini serta desain sampul yang saya buat sangat membantu
meningkatkan tampilan buku ini. Tentu saja ucapan terimakasih tidak
bisa disampaikan kepada mereka satu persatu mengingat jumlah mereka
yang mencapai 123 orang. Untuk mengenali mereka, rasanya cukuplah
dengan menyebut semester dan tahun mereka mengambil mata kuliah
dengan saya yaitu semester 4 tahun ajaran 2019/2020.
Menulis sekaligus mengecek hasil tulisan bukanlah perkara
gampang. Tetap saja dibutuhkan orang lain untuk memeriksa secara
detail setiap huruf, kata, tanda baca, dan kalimat untuk meminimalisir
kesalahan penulisan. Terimakasih saya ucapkan kepada Neri Putri
Wulandari, salah satu alumni PGSD FKIP UNIB, yang telah dengan
sukarela bersedia membaca dan memeriksa berulang-ulang setiap huruf,
kata, tanda baca, dan kalimat sekaligus juga memperbaiki draf akhir buku
ini. Bantuannya sangat berharga dalam meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang tidak perlu. Kesalahan kecil dalam penulisan bisa saja
mengubah makna secara keseluruhan, dan itu bisa menyebabkan
kesalahpahaman. Bantuannya telah meminimalisir kesalahan seperti itu.
vi
KATA SAMBUTAN
Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc.
Rektor Universitas Bengkulu
vii
mudahan kegiatan seperti ini tetap konsisten dilakukannya, yang bukan
hanya bermanfaat bagi karir pribadinya melainkan juga untuk
meningkatkan reputasi Universitas Bengkulu di tingkat nasional maupun
global. Lebih dari itu, semoga kehadiran buku ini juga dapat menjadi
inspirasi bagi akademisi muda Universitas Bengkulu lainnya.
Selamat kepada saudara Feri Noperman yang telah mencapai
salah satu batu pijakan besar dalam karirnya sebagai akademisi. Tetap
semangat dan tetap lanjutkan upaya-upaya konstruktif seperti ini demi
kebaikan kita bersama.
viii
KATA PENGANTAR
Dr. Aceng Ruyani, M.S.
Peneliti Pendidikan Sains
ix
Saya mencoba mempertipis garis dikotomi dan krisis identitas
dalam pendidikan sains melalui kegiatan Program Kebun Biologi. Di
kebun biologi dapat berinteraksi beberapa kelompok bidang sains.
Selanjutnya ada kebijakan baru tentang sains di FKIP UNIB, sehingga
kegiatan kebun biologi tidak berlangsung. Tapi semangat dari Kebun
Biologi tetap saya bawa ke Sumber Belajar Ilmu Hayati (SBIH) Ruyani di
Bentiring (Implementation Effort of Informal Science Education in
Bengkulu, Indonesia: A Small Learning Center for Life Sciences). Kegiatan
di SBIH Ruyani hingga hari ini masih berlangsung.
Setelah banyak bermitra dengan USA, dikotomi itu dahulu kala
pada mereka pernah ada, tapi sekarang saya lihat sendiri dikotomi
diantara mereka sudah sangat tipis. Bagaimana di UNIB dan di Indonesia
umumnya?? Untuk mengetahuinya, hal itu mungkin bisa dikaji lebih
mendalam.
Selain dikotomi antara sains dengan pendidikan, atau antara
saintis dengan guru sains, nampaknya muncul juga dikotomi antara
pendidikan sains formal dengan informal. Kebijakan pendidikan sains di
Bengkulu dilakukan secara formal sesuai dengan kurikulum nasional
yang diputuskan oleh pemerintah pusat di Jakarta. Praktik-praktik
formal ini cenderung mengabaikan prinsip pembelajaran pilihan bebas
(the principle of free choice learning). Oleh karena itu, pendidikan sains
informal (informal science education) perlu dikembangkan sebagai
pelengkap untuk meningkatkan kualitas pendidikan sains formal dan
pendidikan konservasi (conservation education).
Pendidikan sains informal adalah pembelajaran yang berkaitan
dengan sains yang terjadi dalam konteks informal, di luar sekolah.
Konteks ini bervariasi mulai dari mengunjungi pusat sains dan terlibat
dengan pameran dan program yang ditawarkan di sana, untuk
menonton program sains di TV, meneliti topik alam di perpustakaan
secara online, berpartisipasi dalam program sekolah afterschool
terstruktur, dan sebagainya. Itu ringkasan bahwa belajar di luar konteks
sekolah berarti belajar yang memotivasi diri sendiri, sukarela, dibimbing
oleh kebutuhan belajar, dan minat tinggi, pembelajaran yang
berlangsung dalam seluruh hidupnya (Dierking et al., 2003).
Ketika konsep pendidikan sains informal muncul, itu disebut Public
Understanding of Science (PUS), dan pendidikan sains informal saat ini di
National Science Foundation (NSF), yang merupakan salah satu
x
pengembangan proyek pendidikan sains informal terbesar di AS, adalah
keturunan langsung dari program PUS yang dibuat di NSF. Banyak
proyek pendidikan sains informal masih mengikuti konsep atau model
PUS, yang didasarkan pada gagasan bahwa sains, ilmuwan, dan pakar
lainnya tahu dan harus menentukan bahwa kebutuhan publik dipelajari.
Jelaskan sains kepada publik, alasannya, dan sains dan ilmuwan akan
menikmati dukungan yang lebih besar, peningkatan kualitas hidup, dan
kepemimpinan dunia dalam sains dan teknologi. Sebagian besar
kegiatan PUS melibatkan pameran, ceramah, siaran media, dan program
publik di mana publik menerima informasi tentang sains dan diharapkan
untuk menerimanya (Bonney et al., 2009; Kalenda, 2015).
Di Bengkulu, secara alami dan tradisional pendidikan sains
informal telah dilakukan, tetapi belum menjadi wacana atau kebijakan
otoritas pendidikan bahwa pendidikan sains informal adalah pelengkap
penting dari pendidikan formal. Secara umum, kebijakan pendidikan di
Indonesia tampaknya dipahami hanya satu pilihan adalah pendidikan
formal, sementara itu diketahui bahwa waktu anak-anak di sekolah
mereka hanya sekitar 15% dari 24 jam. Ada perubahan budaya di
Bengkulu, dari pendidikan sebagai kebutuhan hidup menjadi pendidikan
sebagai gaya hidup atau gengsi sosial. Baru-baru ini di Indonesia sangat
populer dengan gelar akademik sebagai produk pendidikan formal,
masalah kompetensi yang dibangun mungkin menjadi prioritas kedua.
Fakta-fakta itu tentu saja tidak menguntungkan. Kita perlu segera
mengarahkan kembali "budaya belajar" bahwa pendidikan sebagai
kebutuhan hidup, bukan hanya untuk gaya hidup.
Sejauh ini, pendidikan sains di tingkat sekolah dasar hingga
universitas di Bengkulu tidak fokus pada keanekaragaman hayati. Kerja
lapangan jarang dimasukkan sebagai teknik pengajaran di setiap tingkat
pendidikan, dan ada sedikit fokus pada masalah konservasi lokal.
Selanjutnya, pembelajaran sains disajikan tanpa memberikan siswa
pengalaman langsung dari fenomena alam. Kegiatan pembelajaran sains
di sekolah mirip dengan ilmu sosial karena di sekolah tidak ada
peralatan laboratorium yang tersedia, atau guru yang tidak terampil
mengelola kegiatan laboratorium sekolah. Kondisi ini menyebabkan
siswa dari ilmu biologi di Bengkulu sulit untuk memahami prinsip-prinsip
molekuler, genomik dan proteomik (Bogyo, 2007; Ruyani et al., 2005),
yang mungkin berlaku untuk keanekaragaman hayati tinggi di Bengkulu.
xi
Orang-orang muda di Bengkulu masih memahami bahwa harga
sebatang pohon di hutan hanya berdasarkan volume kayu yang bisa
didapat, seperti yang biasanya dilakukan oleh orang tua mereka. Mereka
masih kesulitan memahami bahwa kimia alami dari setiap pohon dan
bawaan spesies memiliki harga yang jauh lebih tinggi dari sekedar
volume kayu. Penghancuran hutan tropis karena pembalakan liar,
ekspansi perkebunan, dan kegiatan penambangan berlanjut karena
didukung oleh perilaku korup dari otoritas lokal. Baik orang awam
maupun mereka yang berpendidikan di Bengkulu merasa sulit untuk
percaya bahwa pembangunan ekonomi dapat dilakukan selaras dengan
prinsip konservasi keanekaragaman hayati, yang kemudian disebut
ekonomi hijau (green economy ; GE; Djajadiningrat et al., 2011). GE tidak
akan terjadi dalam masyarakat tanpa pendidikan sains yang baik.
Pendidikan sains formal yang diadakan di sekolah-sekolah dan
universitas tentu saja penting, namun demikian pembelajaran sains
informal atau free choice learning adalah solusi yang tepat untuk kondisi
pendidikan sains yang ada.
Berdasarkan pertimbangan di atas; suatu bentuk pendidikan sains
informal sebagai pelengkap untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sains dan pendidikan konservasi di Bengkulu harus dimulai, dan
kemudian dikembangkan. Selanjutnya bentuk pendidikan sains informal
akan memberikan bukti yang tak ternilai akan pentingnya aspek unik
dan komplementer dari pembelajaran informal /free choice learning.
Buku yang ditulis ananda Feri Noperman ini merupakan salah satu
upaya konstruktif dalam rangka mempertipis garis pembatas antara
sains dan pendidikan, serta antara pendidikan sains formal dengan
informal. Mudah-mudahan, anggapan bahwa keduanya sebagai sesuatu
yang terpisah dapat terkikis sehingga sains dan pendidikan menjadi satu
kesatuan yang utuh, tidak lagi menghadirkan dikotomi diantara
keduanya. Dengan begitu profil saintis dan guru sains itu menjadi satu
profil yang utuh di dalam setiap guru sains. Hanya dengan begitu kita
dapat berharap kualitas pendidikan sains dan kualitas sumber daya
manusia dapat meningkat.
xii
DAFTAR ISI
Bab 1. Pendahuluan 1
Dari konsep sains menjadi teknologi 2
Sains, teknologi, dan peradaban 5
Pewarisan dan pengembangan sains dan teknologi 8
Transformasi pendidikan sains dan teknologi 11
xiii
Periode Modern 38
Periode Posmodern 41
xiv
Menjaga dan melestarikan alam 102
Meluaskan cakrawala berpikir menuju kebijaksanaan hidup 104
xv
Transformasi penilaian pendidikan sains dan teknologi 159
Transformasi tenaga pendidik 162
Transformasi lembaga penghasil tenaga pendidik 164
Glosarium 172
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tiga elemen dasar sains (proses, sikap, dan produk). 51
Gambar 2. Sistematika dan keterkaitan antar ketiga elemen dasar
sains. 58
Gambar 3. Peran bahasa, logika, matematika, dan statistika 64
Gambar 4. Tren Kinerja membaca, matematika, dan sains siswa
Indonesia 148
xvii
Bab 1
Pendahuluan
1
2
Buku lengkap versi digital dapat diperoleh melalui Google Play Store (ponsel)
atau Google Books (website). Silahkan cek bukunya melalui link berikut ini.
https://books.google.co.id/books?id=NJ_pDwAAQBAJ&pg=PA12&dq=pendidik
an+sains+dan+teknologi&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiozsSwnZDuAhXF63M
BHdBEAoMQ6wEwAHoECAUQAQ#v=onepage&q=pendidikan%20sains%20d
an%20teknologi&f=false
Buku lengkap versi cetak dapat dibeli melalui toko online Shoope. Silahkan
kunjungi melalui link berikut ini.
https://shopee.co.id/Buku-Pendidikan-Sains-dan-Teknologi-
i.281566532.4240896964