Anda di halaman 1dari 14

BILANGAN BULAT

A. Bahan ajar pokok

1. Definisi bilangan bulat

Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, nol dan bilangan bulat negatif.
Istilah

lain dari bilangan bulat positif adalah bilangan asli sedangkan gabungan dari
bilangan

bulat positif dan nol disebut bilangan cacah. Bilangan bulat negatif adalah
lawan dari

bilangan asli.

2. Letak bilangan bulat pada garis bilangan

(Sumber : Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 1 edisi revisi
2017,

Kemdikbud)

Pada garis bilangan, bilangan positif berada di sebelah kanan nol sedangkan
bilangan

negatif berada di sebelah kiri nol. Artinya, semakin ke kanan letak suatu bilangan
maka

nilainya akan semakin besar. Sebaliknya, semakin ke kiri letak suatu bilangan
maka

nilainya akan semakin kecil.

3. Membandingkan bilangan bulat

a. Membandingkan dua bilangan bulat yang mendekati nol, cukup melihat posisi
kedua
bilangan tersebut pada garis
bilangan.

b. Membandingkan bilangan-bilangan bulat positif yang sangat besar atau


bilangan-

bilangan bulat negatif yang sangat kecil, dengan cara mengamati


angka-angka

penyusunnya.

• Apabila banyak angka penyusun bilangan pertama lebih banyak daripada

bilangan kedua maka dapat ditentukan dengan mudah yaitu bilangan


pertama

lebih besar dari bilangan


kedua.

• Apabila banyak angka penyusun kedua bilangan sama, langkah-langkah

membandingkannya yaitu :

1) Melihat angka penyusun dari nilai tempat terbesar (dari paling


kiri),

2) Jika sama, maka dilanjutkan hingga angka yang berbeda pada nilai
tempat

yang sama,
3) Jika berbeda, maka angka yang lebih besar berada pada bilangan yang
lebih

besar pula.

4. Mengurutkan bilangan bulat

Untuk mengurutkan bilangan bulat, mula-mula dengan membagi dahulu bilangan


yang

akan diurutkan kedalam dua bagian, yaitu bilangan bulat positif atau bilangan
bulat

negatif. Pada masing-masing bagian dibandingkan bilangan mana yang paling


kecil di
antara bilangan lainnya. Setelah itu digabungkan kembali menjadi satu sesuai
urutan

yang diminta, yaitu dari yang terbesar atau dari yang terkecil. Bilangan bulat
positif

selalu lebih besar daripada bilangan bulat


negatif.
KPK DAN FPB
1. Kelipatan dan Kelipatan Persekutuan

Kelipatan suatu bilangan a pada sistem bilangan asli diperoleh dengan cara
mengalikan a

dengan setiap bilangan asli.

a. Kelipatan 2 adalah 2 × 1,2 × 2,2 × 3,2 × 4,2 × 5,..., yaitu 2,4,6,8,10,...

b. Kelipatan 4 adalah 4 × 1,4 × 2,4 × 3,4 × 4,4 × 5,..., yaitu 4,8,12,16,20,...

Berdasarkan kelipatan dua bilangan atau lebih, dapat ditentukan anggota-anggota

persekutuannya yang disebut kelipatan persekutuan. Anggota terkecil pada


kelipatan

persekutuan disebut kelipatan persekutuan terkecil atau


KPK.

2. Faktor dan Faktor Persekutuan

Bilangan asli dapat dinyatakan sebagai hasil kali dua bilangan atau lebih,
misalnya:

5=1×5

6=1×2×3

24 = 1 × 2 × 3 × 4

Masing-masing bilangan dalam bentuk perkalian seperti di atas disebut


faktor.

Faktor-faktor dari suatu bilangan diperoleh dengan cara menyatakan bilangan


tersebut
sebagai hasil kali dua bilangan atau lebih. Untuk itu, perhatikan uraian
berikut!

a. 12 = 1 × 12

=2×6

=3×4

Faktor dari 12 adalah 1,2,3,4,6, dan


12

b. 70 = 1 × 70

= 2 × 35

= 5 × 14

= 7 × 10

Faktor dari 70 adalah 1,2,5,7,10,14,35,dan


70

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mencari faktor suatu


bilangan sama

artinya dengan mencari semua pembagi yang habis membagi


bilangan itu.

Dari dua bilangan atau lebih, dapat ditentukan anggota-anggota persekutuannya


yang

disebut faktor persekutuan. Anggota terbesar pada faktor persekutuan disebut


faktor

persekutuan terbesar atau


FPB.
3. KPK dan FPB dengan Pohon Faktor

Menentukan KPK maupun FPB dengan cara mencari faktor persekutuan merupakan

pekerjaan yang agak sulit jika bilangan-bilangannya cukup besar. Untuk


mempermudah ,

dapat digunakan cara pemfaktoran (faktorisasi) bilangan


prima.
Untuk memahami cara menentukan KPK maupun FPB dengan cara pemfaktoran

(faktorisasi) prima, ikutilah uraian berikut!

a. Faktorisasi prima dari 12 = 22 × 3

Faktorisasi prima dari 18 = 2 × 32

KPK dari 12 dan 18 = 36 = 22 × 32

FPB dari 12 dan 18 = 6 = 2 × 3

b. Faktorisasi prima dari 100 = 25 × 52

Faktorisasi prima dari 70 = 2 × 5 × 7

KPK dari 12 dan 18 = 700 = 25 × 52 × 7

FPB dari 12 dan 18 = 10 = 2 × 5

Kesimpulan :

KPK diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang berbeda dan mengambil
pangkat

tertinggi untuk faktor yang sama. FPB diperoleh dari hasil kali faktor-faktor
prima

yang sama dengan pangkat


terkecil.

4. KPK dan FPB dengan Pembagian


Bersusun

Contoh :

Tentukan KPK dan FPB dari 9, 15 dan 42


!

Penyelesaian :

9 15 42
2 9 15 21

3357

3157

5117

7111

Untuk mencari KPK maka kalikan semua


pembagi

KPK dari 9, 15 dan 42 adalah


2x3x3x5x7=630

Untuk mencari KPK maka memilih pembagi yang bisa membagi semua bilangan.
(yang

dibulati)

FPB dari 9, 15 dan 42 adalah


3.
BILANGAN PECAHAN
1. Definisi bilangan pecahan

Bilangan pecahan adalah sebuah bilangan yang merepresentasikan bagian dari


jumlah

keseluruhan. Bilangan Pecahan dapat dituliskan


dalam
a
bDengan a dan b bilangan bulat, b≠ 0, dan b bukan merupakan
faktor dari a

a = pembilang

b = penyebut

2. Macam-macam bentuk pecahan


, ,
a. Pecahan biasa, contoh ( 12 14
6 ,.... )
5

1) Pecahan murni
< 1 , ditandai dengan penyebut lebih besar dari pada
Dimana 0< ab
pembilang , , ,.... )
Contoh : ( 12 14 45 2) Pecahan tidak murni

Pecahan yang ditandai dengan penyebut lebih kecil dari pada


pembilang

, , ,.... )
Contoh : ( 72 94 59 b.
Pecahan campuran

Bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan pecahan


murni

,6 ,11 4 ,.... )
Contoh : ( 2 12 14 5 c.
Pecahan desimal

Pecahan yang berbentuk ( , )


koma

Contoh : ( 0,5 ), ( 0,46), (2,13)....

d. Pecahan persen
atau bisa dilambangkan
Pecahan dengan benuk 100 a
dengan %
Contoh : ( 50% ), ( 46%), (2%)

e. Pecahan permil

Pecahan dengan benuk 1000


a

au bisa dilambangkan dengan

Contoh : ( 50 ‰), ( 100‰), (2‰)

f. Pecahan negatif
),(−2
Merupakan pecahan dalam bentuk negatif. Contoh : (− 12
1 )
2

MEMBANDINGKAN PECAHAN
Beberapa cara membandingkan bilangan pecahan
1. Penyebut dari pecahan sudah memiliki nilai yang sama
a >b a <b
Jika a > b maka c c Jika a < b maka c c Contoh 1

Bandingkan kedua bilangan pecahan berikut


3
25 ... 5 Penyelesaian
Karena pembilangnya 2 < 3 dan penyebut kedua pecahan memiliki nilai yang sama
maka
2 <3
dapat disimpulkan 5 5 2. Pecahan tidak memiliki nilai penyebut yang sama, maka

harus menyamakan penyebut dari


pecahan tersebut dengan mencari Kelipatan Persekutuan TerKecil (KPK)
Contoh 2
Bandingkan kedua bilangan pecahan berikut
1
34 ... 2 Penyelesaian
1
34 ... 2 KPK dari 4 dan 2 adalah 4
... 1 x 2
3x14x1
(Jadikan penyebut kedua pecahan bernilai 4) 2 (Karenna pembilang 3 > 2)
2x2 34 > 4 3.
Membandingkan dua pecahan desimal
Untuk membandingkan bilangan pecahan desimal langkahnya adalah dibandingakan
dulu
dari bilangan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Contoh 3
Bandingkan dua pecahan desimal berikut, manakah yang lebih besar antara 0,213 dan
0,165
Penyelesaian
Perhatikan bilangan pertama yaitu 0 dan 0
Karena bilangan pertama sama-sama memiliki nilai 0, maka kita lihat bilangan kedua
yaitu
2 dan 1. Jadi 0,213 > 0,165.
4. Membandingkan dua pecahan campuran
Untuk membandingkan pecahan campuran, kita bisa mengubahnya ke dalam pecahan
a dengan a dan b adalah bilangan
biasa. Secara umum jika ada bilangan campuran c b
bulat

a =cxa
positif dan c bilangan bulat. Bisa diubah menjadi pecahan c b b
1 dan 11
Contoh 4 Bandingkan pecahan campuran antara 1 4 2
Penyelesaian
Akan kita ubah terlebih dahulu ke dalam bentuk pecahan biasa
1 = (1 x 4)+1
1 4

=5
4 4

1 = (1 x 2)+1
1 2

=3
2 2
5 dengan 3
Sekarang kita bandingkan antara 4 2
Karena penyebut kedua pecahan berbeda maka kita cari KPK dari 4 dan 2 yaitu 4
Akibatnya,
... 3 x 2 6 (Karena pembilang 5 < 6)
5x14x1 2 x 2 54 < 4 Jadi dapat kita simpulkan

1 < 11
bahwa 1 4 2
5. Membandingkan dua pecahan berbentuk persen
Persen adalah seperseratus. Jadi penyebutnya adalah 100. Jika terdapat dua bilangan
pecahan persen maka untuk menentukan perbandingannya cukup melihat pada besar
kecilnya pembilang dari kedua pecahan persen tersebut.
Contoh 5
Bandingkan antara 21 % dengan 19 % !
Penyelesaian
21% ... 19%
> 19
21 100

(Karena pembilang 21 > 19)


100 6. Membandingkan dua pecahan yang berbeda bentuk
Perbandingan pecahan yang berbeda bentuk bisa dilakukan dengan menyamakan
dalam
satu bentuk tertentu.
Untuk lebih mudah memahaminya coba perhatikan contoh berikut.
Contoh 6
Bandingkan pecahan berikut
14 ... 0,65
Penyelesaian
1 menjadi pecahan desimal yaitu 1 x 25
Ubah dulu bilangan 4 14 =

= 25
4 x 25

= 0,25
100
1
Jadi 0,25 0,65 < sehingga 0,65 4 <

MENGURUTKAN BILANGAN PECAHAN

Mengurutkan bilangan pecahan merupakan kelanjutan materi dari membandingkan


pecahan.

Telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya bagaimana membandingkan pecahan


biasa

dengan pecahan biasa, maupun antar pecahan biasa, campuran, desimal, dan
persen.

Selanjutnya, kita akan menggunakan konsep membandingkan pecahan untuk


mengurutkan

pecahan.

Sekarang perhatikan permasalahan


berikut:

Suatu hari Pak Hamzah membawa martabak manis yang akan dibagikan kepada 5
orang

anaknya yaitu Umar, Fatimah, Aisyah, Zainal dan Hasan sesuai dengan porsi yang
ideal untuk
usia dan tubuh mereka. Ketentuan urutan dari yang paling menyukai sampai tidak
terlalu suka

adalah Zainal, Fatimah, Umar, Hasan, dan Aisyah. Setelah dibagi, Umar mendapatkan
bagian

bagian, Aisyah 1 bagian, Zainal 3 bagian, dan Hasan 1 bagian.


316 bagian, Fatimah 14 16 8 8

Bantu Pak
Hamzah untuk mengecek, apakah urutan bagian yang didapatkan sudah
sesuai ketentuan atau

tidak?

Pembahasan:

Permasalahan yang ada adalah apakah pembagian martabak manis itu sudah terurut
sesuai

ketentuan yang ada atau


belum.

Karena bentuk bilangan pada pembagian martabak manis tersebut berupa bilangan
pecahan,

maka kita dapat menggunkan konsep bilangan pecahan untuk menentukan urutan
tersebut.

Pada permasalah tersebut muncul bilangan-bilangan pecahan sebagai


berikut:

1 ;1 ;3 ;1 .
316 ; 4 16 8 8

Bagaimana
mengurutkannya?

Salah satu cara yang dapat dipakai adalah dengan menyamakan penyebut
bilangan-bilangan :

1 ;1 ;3 ;1
316 ; 4 16 8 8 Dikarenakan KPK dari 4, 8, dan 16 adalah 16, maka penyebutnya
kita samakan menjadi 16.

Sehingga, bilangan-bilangan tersebut


menjadi:
4 ;1 ;6 ;2
316 ; 16 16 16 16

Jadi, bagian untuk:

; Fatimah = 4 ; Aisyah = 1 ; Zainal = 6 ; dan Hasan


Umar = 316 16 16 16

=2
16

Jika diurutkan menjadi :


2 ;3 ;4 ;6 .
116; 16 16 16 16 Sehingga urutan anak yang mendapat bagian paling banyak ke

sedikit adalah : Zainal,


Fatimah, Umar, Hasan, dan Aisyah.
Jadi, pembagian martabak sudah sesuai ketentuan
Sekarang, perhatikan bacaan donasi bantuan untuk korban gempa di Lombok.
Indonesia sedang mendapatkan musibah berupa gempa yang terjadi di Lombok, Nusa
Tenggara
Barat. Kejadian tersebut menyebabkan kerusakan material dan juga memakan korban
jiwa
masyarakat Lombok. Mengetahui kejadian tersebut, siswa-siswa SMP Tunas Bangsa
tergugah
hatinya memberikan donasi untuk masyarakat Lombok. Beberapa siswa seperti, Ali
yang
jumlah pakaian yang ia miliki.
mempunyai banyak pakaian ingin menyumbangkan 15
Amir dan
keluarganya ingin menyumbangkan 31⁄2 kuintal beras. Andi ingin
meminjamkan 15% luas
tanah di hotel yang dimiliki keluarganya di Lombok sebagai tempat pengungsian.
Sedangkan
Umar dan keluarganya ingin menyumbangkan uang sejumlah $ 34,5. Bilangan apa saja
yang
muncul dari bacaan donasi bantuan untuk korban gempa di Lombok tersebut? Urutkan
bilangan-bilangan tersebut dari terkecil ke terbesar!
Pembahasan:
Dari bacaan tersebut, kita menemukan 4 bilangan yaitu:
Pecahan biasa : 15 Pecahan campuran : 31⁄2
Pecahan persen :15%
Pecahan desimal : 34,5
Salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk mengurutkan bilangan-bilangan
tersebut adalah
dengan mengubah kedalam salah satu bentuk bilangan pecahan yang ada. Misal, kita
ubah
kedalam bentuk bilangan desimal.
Perhatikan!
15 = 0,2 31⁄2 = 3,5
15% = 15
= 0,15
100 34,5
Karena seluruhnya telah menjadi bilangan pecahan desimal, maka kita dapat
mengurutkannya
dengan mudah.
Sehingga, urutan bilangan desimal dari yang terkecil ke terbesar adalah 0,15 ; 0,2 ; 3,5
; 34,5.
;
Jadi, urutan bilangan-bilangan yang dimaksud dari terkecil ke terbesar adalah 15% ; 15
31⁄2 ;
34,5.
Soal Latihan
Urutkan bilangan-bilangan berikut dari terbesar ke terkecil
; 30% ; 0,75 ; 4 1
a. 58 5

Jawab:
Kita akan mengubah bilangan-bilangan pecahan tersebut kedalam satu bentuk yang
sama
yaitu bilangan pecahan desimal.
58 = 0,63 30% = 30
= 0,3
100 0,75
= 21 = 4,2
4 15 5 Jadi, urutan bilangan-bilangan tersebut dari terbesar ke terkecil adalah 4
1 ; 0,75 ; 5 ; 30%.
5 8

; 180% ; 2 1 ; 0,89 ; 1,05


b. 74 2

Jawab:
Kita akan mengubah bilangan-bilangan pecahan tersebut kedalam satu bentuk yang
sama
yaitu bilangan pecahan desimal.
74 = 1,75 180% = 180
= 1,8 1 = 2,5
100 2 2 0,89
1,05
; 180% ; 7 ;
Jadi, urutan bilangan-bilangan tersebut dari terbesar ke terkecil adalah 2 12 4

1,05
; 0,89.
Jadi, kita dapat mengurutkan antar pecahan biasa dengan menyamakan penyebutnya
dan antar

bilangan pecahan biasa, campuran, desimal dan persen dengan cara mengubah
bilangan-

bilangan yang diberikan kedalam salah satu bentuk pecahan yang


ada.

Anda mungkin juga menyukai