Tes Kelompok Dan Kontroversi Dalam Tes Kemampuan
Tes Kelompok Dan Kontroversi Dalam Tes Kemampuan
7. Masalah Bias Bias tes berawal dari perbedaan rata-rata IQ yang diamati di
Tes antara berbagai kelompok ras dan etnis.
Adanya perbedaan ras/etnis yang mencolok dalam nilai tes
kemampuan telah mengobarkan api kontroversi atas bias tes.
Inti dari perdebatan ini adalah: Bias uji (konsep statistik) belum
tentu sama dengan uji keadilan (konsep nilai). Pada akhirnya, uji
keadilan didasarkan pada konsepsi sosial seperti citra seseorang
tentang masyarakat yang adil. Dalam penilaian kewajaran tes,
nilai-nilai subyektif sangat penting; kriteria statistik bias tes
hanyalah tambahan.
dalam praktiknya kriteria tertentu dari bias tes berada di bawah
tiga judul utama: validitas isi, validitas terkait kriteria, dan validitas
konstruksi.
10. Asal Usul dan Studi Pendahulu tentang Perbedaan IQ antara Afrika Amerika,
Tren dalam dan Kulit Putih
Perbedaan IQ Secara rata-rata, orang-orang Afrika Amerika memperoleh skor
antar Ras sekitar 15 poin lebih rendah ketimbang orang-orang kulit putih
Amerika pada tes IQ terstandarisasi. Ketika variabel-variabel
demografis seperti kelas sosial diperhitungkan, perbedaannya
berkurang menjadi 7 sampai 10 poin IQ. Tampaknya, besaran
perbedaan tersebut tetap konstan dalam pertengahan hingga
akhir abad 20 dan hingga awal abad 21.
Apa yang menjadi penyebab perbedaan antara kulit hitam-kulit
putih?
Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa perbedaan IQ
yang muncul disebabkan, sebagian atau seluruhnya, oleh bias
tes. Bias tes dapat memiliki peran kecil dalam perbedaan ras,
namun tidak dapat menjelaskan perbedaan yang ada dalam skor
IQ antara orang-orang Amerika kulit hitam dan kulit putih.
Hipotesis Genetik tentang Perbedaan Ras dalam IQ
Arthur Jensen (1969) menyatakan bahwa penyebab orang-orang
kulit putih memperoleh skor lebih tinggi dari orang-orang Afrika
Amerika pada tes-tes IQ mungkin lebih berkaitan dengan faktor
genetik ketimbang pengaruh keterbatasan lingkungan.
Richard Herrnstein dan Charles Murray (1994) menyimpulkan
bahwa bias tes tidak menjelaskan kesenjangan IQ antara ras kulit
putih-kulit hitam. Mereka juga menyimpulkan bahwa ras-ras
tersebut tidak hanya berbeda dalam skor IQ rata-rata, namun juga
dalam profil kemampuan intelektual. Intelegensi hanya bisa sedikit
berubah bahkan dengan intervensi lingkungan yang intensif
(Herrnstein dan Murray, 1994).ASDC
12. Perubahan Apa yang terjadi dengan intelegensi suatu populasi dari satu
Skor IQ generasi ke generasi berikutnya?
Generasional Flynn (1984, 1987) telah menyusun tabel data standarisasi untuk
setiap edisi Stanford-Binet dan skala Wechsler dari tahun 1932
hingga saat ini. Setiap tes menetapkan standar yang lebih tinggi
ketimbang edisi sebelumnya dengan kenaikan total sekitar 14
poin IQ. Flynn (1994) merasa skeptis bahwa intelegensi yang
sesungguhnya dan bermakna dari suatu populasi dapat
meningkat sedemikian cepat. Keberadaan dampak Flynn ini telah
mengingatkan para psikolog tentang bahaya menarik kesimpulan
berdasarkan norma-norma tes intelegensi yang selalu berubah.