Cikapundung Hilir
Water Quality Distribution In The Cikapundung Downstream
Watershed
Rendi Ermansyah Putra1 , Anggi Rustini1 , Abie Badhurahman2
1
Program Studi Magister Teknik Air Tanah, Institut Teknologi Bandung
2
Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan, Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK
Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai stategis di Jawa Barat dengan populasi penduduknya
tertinggi di Indonesia. Beriringan dengan masalah dalam pembangunan perkotaan, masalah yang
terpenting adalah sumberdaya air sebagai sumber baku untuk pasokan utama air minum. Kontribusi
airtanah utuk kebutuhan baku nyatanya makin lama semakin menurun kuantitasnya sehingga
mendorong migrasi dari penggunaan airtanah ke air permukaan salah satunya air dari Sungai
Cikapundung. Aktivitas manusia menjadikan sungai sebagai tempat penggelontoran kotoran dan
pembuangan limbah domestik maupun sampah kota menjadikan penelitian ini sangat penting. Nilai
alkalinitas dan elemen minor utama pada 9 lokasi penelitian di Sungai Cikapundung, menunjukan
kecenderungan meningkat semakin ke hilir dengan variasinya masing-masing. Logam berat yang
terdeteksi pada lokasi penelitian yaitu Arsenik (As), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dengan nilai
yang tinggi menunjukan bahwa kualitas air di Sungai Cikapundung semakin hilir semakin buruk.
ABSTRACT
Cikapundung River is one of the strategic rivers in West Java with the highest population in
Indonesia. Along with problems in urban development, the most important problem is water resources
as a raw source for the main supply of drinking water. The contribution of groundwater to basic
needs in fact decreases in quantity, which encourages migration from the use of groundwater to
surface water, one of which is water from the Cikapundung River. Human activities make the river as
a place for flushing dirt and the disposal of domestic and municipal waste making this research very
important. Alkalinity values and major minor elements in the 9 research sites in the Cikapundung
River, show a tendency to increase further downstream with their respective variations. Heavy metals
detected in the research locations namely Arsenic (As), Plumbum (Pb), and Cadmium (Cd) with high
values indicate that the water quality in the Cikapundung River is getting worse and worse.
(mm)
melintasi Kota Bandung sepanjang 15,50 km
JUN
JUL
DEC
JAN
OCT
NOV
MAR
MAY
AUG
FEB
APR
SEP
dengan 10,57 km diantaranya (68,20%) dari
panjang total merupakan daerah pemukiman
Gambar 1 Curah Hujan Bulanan Kota
padat penduduk yang dipenuhi bangunan.
Ketinggian sungai berkisar antara 650-2.067 m Bandung
dpl., dengan kemiringan di hulu sebesar 3-10% Bulan kering terjadi pada Juni, Juli Agustus,
dan di hilir sebesar 0-3%. Sungai ini berasal dari sedangkan Desember, Januari dan Februari
mata air yang berada di Gunung Bukit Tunggul merupakan bulan basah, dan sisanya adalah
yang kemudian membentuk outlet dan bersatu periode peralihan. Topografi bervariasi dari
membentuk Sungai Cikapundung (Sofyan, datar hingga lereng yang sangat curam dan
2004). didominasi oleh sekitar 60 % topografi datar
dari keseluruhan wilayah DAS Cikapundung
Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai (Yusuf, et. al. 2018). Sungai Cikapundung
stategis di Jawa Barat dengan populasi merupakan jenis sungai parenial (abadi) yang
penduduk tertinggi di Indonesia. Beriringan ditunjukkan dengan tingginya debit pasokan
dengan masalah dalam pembangunan perkotaan, dari airtanah selama musim kemarau. Selain
masalah yang terpenting adalah sumberdaya air itu, banyak ditemukan mata air dan timbunan
sebagai sumber baku untuk pasokan utama air volastik yang menyediakan suplai air
minum. Kontribusi air tanah utuk kebutuhan melimpah untuk aliran Sungai Cikapundung.
baku nyatanya makin lama semakin menurun
kuantitasnya sehingga mendorong migrasi dari BAHAN DAN METODE
penggunaan airtanah ke air permukaan salah PENGAMBILAN SAMPEL
satunya air dari Sungai Cikapundung. Bahkan Sampel diambil dari 9 (Sembilan) lokasi di
pemerintah berusaha meningkatkan pasokan air Sungai Cikapundung Hilir, mulai dari Teras
baku hingga 0.604 m3/detik dengan cara Cikapundung (Sampel CIKAPUNDUNG-01)
membangun bendungan dari aliran Sungai sampai pertemuan sungai Cikapundung-
Cikapundung (Sabar, A. 2016). Di satu sisi,
Sungai Citarum (Sampel CIKAPUNDUNG-09).
Sungai Cikapundung merupakan sumberdaya air
Sampel diambil dengan menggunakan water
bagi PDAM Kota Bandung. Namun di sisi lain,
sampler dan diuji sifat fisiknya (nilai pH,
aktivitas manusia menjadikan sungai sebagai
Total Padatan Terlarut/Total Dissolved Solid
tempat penggelontoran kotoran dan
(TDS), Daya Hantar Listrik/Electrical
pembuangan limbah domestik maupun sampah
Conductivity, dan Temperatur dalam derajat
kota. Oleh karena itu, studi mengenai
persebaran kualitas air menjadi penting. Celcius). Sampel dari setiap lokasi diambil
sebanyak 2 botol PP 100 mililiter dengan
KONDISI UMUM WILAYAH STUDI terlebih dahulu disaring menggunakan filter
Sungai Cikapundung memiliki curah hujan berukuran 0.45µm. Aktivitas pengambilan
rata-rata tahunan 1700 mm. Curah hujan sample dilakukan pada hari yang sama yaitu
tahunan di bagian hulu DAS berkisar 2050 7 April 2018.
mm/tahun sedangkan di bagian tengah dan
hilir sekitar 1700 mm/tahun (Kuntoro et al.
PENGUJIAN KUALITAS AIR terlarut di dalam air. Air tawar biasanya berada
Satu botol diasamkan dengan asam nitrat dalam kisaran 0-1500µS/cm.
(HNO3) hingga pH≤ 2 untuk kemudian diuji
kation dengan ICP-MS (Agilent). Botol lain Berdasarkan analisis konduktivitas, diketahui
yang tidak diasamkan, diambil sebanyak 30 bahwa kualitas air sungai Cikapundung adalah
mililiter untuk diuji kation dan anion dengan air tawar. Konduktivitas lokasi studi umunya
menggunakan alat Ion Chromatography dan rendah berada pada kisaran 192-214 µS/cm,
titrasi dengan H2SO4 sampai mencapai pH 3.8 terkecuali pada lokasi CIKAPUNDUNG-03
untuk penentuan nilai bikarbonat/karbonat. konduktivitas bernilai tinggi, 1325 µS/cm.
Berdasarkan standar kualitas dan salinitas air,
HASIL DAN PEMBAHASAN nilai EC 0-800 µS/cm aman digunakan sebagai
KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA air minum untuk manusia asalkan tidak ada
Daya hantar listik atau Electrical Conductivity polusi organik dan tidak terlalu banyak material
(EC) adalah kemampuan air untuk liat yang tersuspensi, baik untuk irigasi dan
menghantarkan listrik. Selain itu, EC juga cocok untuk semua ternak. Air dengen EC 800-
menyatakan ukuran rasa asin di air. Biasanya 2500µS/cm juga masih bisa dikonsumsi
dinyatakan dalam satuan µS/cm, nilai meskipun lebih baik jika air yang tersedia di
konduktivitas air cenderung meningkat seiring bawah nilai tersebut.
dengan meningkatnya jumlah padatan yang
Parameter Fisik
No Nama Sampel
pH (s.u.) TDS (ppm) EC (uS/cm) Temperatur(°C)
1 CIKAPUNDUNG-01 6.6 105 214 24.9
2 CIKAPUNDUNG-02 6.4 104 208 25.8
3 CIKAPUNDUNG-03 6.55 663 1325 27.2
4 CIKAPUNDUNG-04 7.22 96 192 25.5
5 CIKAPUNDUNG-05 7.02 98 196 25.9
6 CIKAPUNDUNG-06 7.16 97 193 26.1
7 CIKAPUNDUNG-07 7.31 98 196 27.2
8 CIKAPUNDUNG-08 7.25 101 202 26.1
9 CIKAPUNDUNG-09 7.13 118 236 24.7
Tabel 1 Parameter Fisik Sampel Air
Daya hantar listrik cenderung meningkat seiring pH adalah salah satu dari uji kualitas air yang
dengan meningkatnya Total Padatan Terlarut paling umum dilakukan. Nilai pH menyatakan
(TDS). TDS didefinisikan sebagai semua ukuran aktivitas potensial ion hidrogen (H+) dan
substansi organik dan anorganik atau jumlah mengindikasikan keasaman sampel air. Nilai pH
kation dan anion di dalam air. Meskipun WHO di lokasi studi bervariasi 6.4-7.3. Menurut
menyatakan bahwa air yang mengandung Begum et.al (2009), nilai pH 7.5-8.0
konsentrasi TDS < 1000 ppm adalah layak mengindikasikan keberadaan karbonat, kalsium
konsumsi, tetapi TDS adalah standar air minum dan magnesium.
kedua karena konsentrasinya tidak
menyebabkan bahaya kesehatan, melainkan Temperatur di lokasi studi berkisar antara 24.7-
diregulasikan karena lebih mempengaruhi 27.2°C. Temperatur mempengaruhi karakteristik
estetika. Berdasarkan analisis, TDS pada lokasi kimia dan biologi air. Temperatur sangat
studi umumnya rendah, berada dalam kisaran fundamental berkontribusi terhadap nilai EC dan
96-118 ppm, kecuali pada lokasi pH. Semakin tinggi temperatur maka oksigen
CIKAPUNDUNG-03 sebesar 663 ppm. terlarut semakin rendah yang artinya kualitas air
menjadi tidak bagus.
Sampel ID
Ion
01 02 03 04 05 06 07 08 09
Kation (mg/l)
Kalsium
7.78 9.47 9.72 9.19 9.45 9.33 10.67 10.24 12.73
(Ca++)
Magnesium
5.09 6.02 5.95 5.75 5.76 5.70 5.92 6.21 5.96
(Mg++)
Natrium
9.20 12.85 12.77 13.14 13.32 13.45 13.80 15.00 17.02
(Na+)
Kalium (K+) 5.59 7.07 7.08 7.10 6.91 6.96 6.99 7.59 8.43
Aluminium
<0.000 <0.000 0.17 0.19 0.22 0.44 0.77 0.30
(Al+++)
4.70E- 4.63E- 3.69E- 3.56E- 3.29E- 3.69E-
Litium (Li+) 0.00E+00 0.00E+00
04 04 04 04 04 04
Besi (Fe) 0.00 0.00 0.10 0.12 0.13 0.22 0.43 0.34
Mangan
<0.000 <0.000 0.03 0.03 0.03 0.06 0.11 0.16
(Mn)
Nilai pH
3.00E-04 6.5 mg/L. Alkali kedua terbesar yaitu Kalsium,
terendah pada CIKAPUNDUNG-01 sebesar
Arsenik (mg/l)
2.00E-03
6.5
1.50E-03 Berdasarkan hasil pengujian, semakin hilir
6 terdapat peningkatan konsentrasi logam berat di
1.00E-03
Sungai Cikapundung, namun nilainya masih
5.00E-04 5.5
berada di bawah baku mutu yang dikeluarkan
0.00E+00 5
pemerintah.
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
Sampel ID Grafik hubungan pH dan logam berat
menunjukkan adanya hubungan yang
Gambar 7 Grafik Hubungan pH – Timbal berbanding lurus. Semakin tinggi konsentrasi
logam berat terlarut dalam sampel air, semakin Publishing by AIP Publishing. 978-0-7354-
tinggi pula nilai pH kecuali dibeberapa titik 1591-1
yang terjadi anomali.
Maria, R. 2008. Hidrogeologi dan Potensi
Resapan Air Tanah Sub DAS Cikapundung
UCAPAN TERIMAKASIH
Bagian Tengah. Jurnal Riset Geologi dan
Terimakasih kepada Bapak Irwan Iskandar, S.T,
Pertambangan 18 (2): 21-30.
M.T, Ph.D Dosen Mata Kuliah Hidrogeokimia
Magister Teknik Air Tanah ITB yang telah Nur, A., Ishaku, J.M., Yusuf, S.M. 2012.
membimbing studi persebaran kualitas air di Groundwater flow patterns and
Sungai Cikapundung hilir. hydrochemical facies distribution using
Geographyical Information System (GIS)
Terimakasih kepada seluruh anggota Lab in Damaturu, Northest Nigeria.
Hidrogeologi dan Hidrogeokimia FTTM ITB International Journal of Geosciences.
yang telah membantu menganalisis kualitas air 3:1096-1106.
di Sungai Cikapundung hilir. http://dx.doi.org/10.4236/ijg.2012. 35111
Sabar, A. 2006. Prospek kontribusi DAS
REFERENSI Cikapundng memenuhi laju permintaan air
Begum, A. Ramaiah, M. Harikrishna, Khan, I. baku metropolitan Bandung. Jurnal Media
Veena, K. 2012. Heavy metal pollution and Komunikasi Teknik Sipil, Vol 14(2): 169-
chemical profile of Cauvery River Water. 178.
E-Journal od Chemistry. 6(1): 47-52
BPLHD Provinsi Jawa Barat. 2003. Model
sebagai Alat Bantu dalam Mengelola Lahan
dalam Kaitannya dengan Pengelolaan Debit
Air Sungai di Provinsi Jawa Barat.
Bandung: Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat. BPS Kota
Bandung. 2010. Kota Bandung dalam
Angka 2009. Bandung: Badan Pusat
Statistik Kota Bandung.
Chowdhury, S. Mazumder, M.A.J., Al-Atas, O,
Husain, T. 20120. Heavy metals in drinking
water : Occurences, implications, and
future needs in developing countries.
Science of The Total Environment. Vol
569-570: 476-488.
https:doi.org/10.1016/j.scitotenv.2016.06.1
66.
Clark, I. 2015. Groundwater Geochemistry and
Isotopes. CRC Press.
Kuntoro, A.A., Putro, A.W., Kusuma, M.S.B.,
Natasaputra, S. 2017. The effect of land use
change to maximum discharge in
Cikapundung River Basin. Proceeding of
the 3rd International Conference on
Construction and Building Engineering
(ICONBUILD). AIP Conf. Proc. 1903,
100011-1-100011-7;
https://doi.org/10.1063/1.5011621 .