Anda di halaman 1dari 7

Persebaran Kualitas Air Di Daerah Aliran Sungai (DAS)

Cikapundung Hilir
Water Quality Distribution In The Cikapundung Downstream
Watershed
Rendi Ermansyah Putra1 , Anggi Rustini1 , Abie Badhurahman2
1
Program Studi Magister Teknik Air Tanah, Institut Teknologi Bandung
2
Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK
Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai stategis di Jawa Barat dengan populasi penduduknya
tertinggi di Indonesia. Beriringan dengan masalah dalam pembangunan perkotaan, masalah yang
terpenting adalah sumberdaya air sebagai sumber baku untuk pasokan utama air minum. Kontribusi
airtanah utuk kebutuhan baku nyatanya makin lama semakin menurun kuantitasnya sehingga
mendorong migrasi dari penggunaan airtanah ke air permukaan salah satunya air dari Sungai
Cikapundung. Aktivitas manusia menjadikan sungai sebagai tempat penggelontoran kotoran dan
pembuangan limbah domestik maupun sampah kota menjadikan penelitian ini sangat penting. Nilai
alkalinitas dan elemen minor utama pada 9 lokasi penelitian di Sungai Cikapundung, menunjukan
kecenderungan meningkat semakin ke hilir dengan variasinya masing-masing. Logam berat yang
terdeteksi pada lokasi penelitian yaitu Arsenik (As), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dengan nilai
yang tinggi menunjukan bahwa kualitas air di Sungai Cikapundung semakin hilir semakin buruk.

Kata Kunci : Sungai Cikapundung, Kualitas Air, Logam Berat

ABSTRACT
Cikapundung River is one of the strategic rivers in West Java with the highest population in
Indonesia. Along with problems in urban development, the most important problem is water resources
as a raw source for the main supply of drinking water. The contribution of groundwater to basic
needs in fact decreases in quantity, which encourages migration from the use of groundwater to
surface water, one of which is water from the Cikapundung River. Human activities make the river as
a place for flushing dirt and the disposal of domestic and municipal waste making this research very
important. Alkalinity values and major minor elements in the 9 research sites in the Cikapundung
River, show a tendency to increase further downstream with their respective variations. Heavy metals
detected in the research locations namely Arsenic (As), Plumbum (Pb), and Cadmium (Cd) with high
values indicate that the water quality in the Cikapundung River is getting worse and worse.

Keywords : Cikapundung River, Water Quality, Heavy Metal


PENDAHULUAN 2017). Secara umum wilayah Bandung
DAS Cikapundung merupakan salah satu bagian memiliki pola curah hujan monsunal yang
dari DAS Citarum, yaitu sungai terbesar dan dicirikan oleh tipe curah hujan bersifat
terpanjang di Provinsi Jawa Barat. DAS tersebut unimoidal (satu puncak).
terletak pada Cekungan Bandung, dan memiliki
daerah tangkapan seluas 14.211 ha. DAS 350
291
Cikapundung merupakan sungai yang berfungsi 300 257246 272
243
sebagai drainase utama di pusat Kota Bandung. 250 217
Hingga saat ini, DAS ini masih sangat potensial 200 166 174
bagi penyedia air baku untuk kebutuhan 150
penduduk meskipun debit air bulanannya 100 77 70 68 83
mengalami penurunan hingga 20-30% dari 50
normal (Maria, 2008). Sungai Cikapundung 0

(mm)
melintasi Kota Bandung sepanjang 15,50 km

JUN
JUL

DEC
JAN

OCT
NOV
MAR

MAY

AUG
FEB

APR

SEP
dengan 10,57 km diantaranya (68,20%) dari
panjang total merupakan daerah pemukiman
Gambar 1 Curah Hujan Bulanan Kota
padat penduduk yang dipenuhi bangunan.
Ketinggian sungai berkisar antara 650-2.067 m Bandung
dpl., dengan kemiringan di hulu sebesar 3-10% Bulan kering terjadi pada Juni, Juli Agustus,
dan di hilir sebesar 0-3%. Sungai ini berasal dari sedangkan Desember, Januari dan Februari
mata air yang berada di Gunung Bukit Tunggul merupakan bulan basah, dan sisanya adalah
yang kemudian membentuk outlet dan bersatu periode peralihan. Topografi bervariasi dari
membentuk Sungai Cikapundung (Sofyan, datar hingga lereng yang sangat curam dan
2004). didominasi oleh sekitar 60 % topografi datar
dari keseluruhan wilayah DAS Cikapundung
Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai (Yusuf, et. al. 2018). Sungai Cikapundung
stategis di Jawa Barat dengan populasi merupakan jenis sungai parenial (abadi) yang
penduduk tertinggi di Indonesia. Beriringan ditunjukkan dengan tingginya debit pasokan
dengan masalah dalam pembangunan perkotaan, dari airtanah selama musim kemarau. Selain
masalah yang terpenting adalah sumberdaya air itu, banyak ditemukan mata air dan timbunan
sebagai sumber baku untuk pasokan utama air volastik yang menyediakan suplai air
minum. Kontribusi air tanah utuk kebutuhan melimpah untuk aliran Sungai Cikapundung.
baku nyatanya makin lama semakin menurun
kuantitasnya sehingga mendorong migrasi dari BAHAN DAN METODE
penggunaan airtanah ke air permukaan salah PENGAMBILAN SAMPEL
satunya air dari Sungai Cikapundung. Bahkan Sampel diambil dari 9 (Sembilan) lokasi di
pemerintah berusaha meningkatkan pasokan air Sungai Cikapundung Hilir, mulai dari Teras
baku hingga 0.604 m3/detik dengan cara Cikapundung (Sampel CIKAPUNDUNG-01)
membangun bendungan dari aliran Sungai sampai pertemuan sungai Cikapundung-
Cikapundung (Sabar, A. 2016). Di satu sisi,
Sungai Citarum (Sampel CIKAPUNDUNG-09).
Sungai Cikapundung merupakan sumberdaya air
Sampel diambil dengan menggunakan water
bagi PDAM Kota Bandung. Namun di sisi lain,
sampler dan diuji sifat fisiknya (nilai pH,
aktivitas manusia menjadikan sungai sebagai
Total Padatan Terlarut/Total Dissolved Solid
tempat penggelontoran kotoran dan
(TDS), Daya Hantar Listrik/Electrical
pembuangan limbah domestik maupun sampah
Conductivity, dan Temperatur dalam derajat
kota. Oleh karena itu, studi mengenai
persebaran kualitas air menjadi penting. Celcius). Sampel dari setiap lokasi diambil
sebanyak 2 botol PP 100 mililiter dengan
KONDISI UMUM WILAYAH STUDI terlebih dahulu disaring menggunakan filter
Sungai Cikapundung memiliki curah hujan berukuran 0.45µm. Aktivitas pengambilan
rata-rata tahunan 1700 mm. Curah hujan sample dilakukan pada hari yang sama yaitu
tahunan di bagian hulu DAS berkisar 2050 7 April 2018.
mm/tahun sedangkan di bagian tengah dan
hilir sekitar 1700 mm/tahun (Kuntoro et al.
PENGUJIAN KUALITAS AIR terlarut di dalam air. Air tawar biasanya berada
Satu botol diasamkan dengan asam nitrat dalam kisaran 0-1500µS/cm.
(HNO3) hingga pH≤ 2 untuk kemudian diuji
kation dengan ICP-MS (Agilent). Botol lain Berdasarkan analisis konduktivitas, diketahui
yang tidak diasamkan, diambil sebanyak 30 bahwa kualitas air sungai Cikapundung adalah
mililiter untuk diuji kation dan anion dengan air tawar. Konduktivitas lokasi studi umunya
menggunakan alat Ion Chromatography dan rendah berada pada kisaran 192-214 µS/cm,
titrasi dengan H2SO4 sampai mencapai pH 3.8 terkecuali pada lokasi CIKAPUNDUNG-03
untuk penentuan nilai bikarbonat/karbonat. konduktivitas bernilai tinggi, 1325 µS/cm.
Berdasarkan standar kualitas dan salinitas air,
HASIL DAN PEMBAHASAN nilai EC 0-800 µS/cm aman digunakan sebagai
KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA air minum untuk manusia asalkan tidak ada
Daya hantar listik atau Electrical Conductivity polusi organik dan tidak terlalu banyak material
(EC) adalah kemampuan air untuk liat yang tersuspensi, baik untuk irigasi dan
menghantarkan listrik. Selain itu, EC juga cocok untuk semua ternak. Air dengen EC 800-
menyatakan ukuran rasa asin di air. Biasanya 2500µS/cm juga masih bisa dikonsumsi
dinyatakan dalam satuan µS/cm, nilai meskipun lebih baik jika air yang tersedia di
konduktivitas air cenderung meningkat seiring bawah nilai tersebut.
dengan meningkatnya jumlah padatan yang

Parameter Fisik
No Nama Sampel
pH (s.u.) TDS (ppm) EC (uS/cm) Temperatur(°C)
1 CIKAPUNDUNG-01 6.6 105 214 24.9
2 CIKAPUNDUNG-02 6.4 104 208 25.8
3 CIKAPUNDUNG-03 6.55 663 1325 27.2
4 CIKAPUNDUNG-04 7.22 96 192 25.5
5 CIKAPUNDUNG-05 7.02 98 196 25.9
6 CIKAPUNDUNG-06 7.16 97 193 26.1
7 CIKAPUNDUNG-07 7.31 98 196 27.2
8 CIKAPUNDUNG-08 7.25 101 202 26.1
9 CIKAPUNDUNG-09 7.13 118 236 24.7
Tabel 1 Parameter Fisik Sampel Air

Daya hantar listrik cenderung meningkat seiring pH adalah salah satu dari uji kualitas air yang
dengan meningkatnya Total Padatan Terlarut paling umum dilakukan. Nilai pH menyatakan
(TDS). TDS didefinisikan sebagai semua ukuran aktivitas potensial ion hidrogen (H+) dan
substansi organik dan anorganik atau jumlah mengindikasikan keasaman sampel air. Nilai pH
kation dan anion di dalam air. Meskipun WHO di lokasi studi bervariasi 6.4-7.3. Menurut
menyatakan bahwa air yang mengandung Begum et.al (2009), nilai pH 7.5-8.0
konsentrasi TDS < 1000 ppm adalah layak mengindikasikan keberadaan karbonat, kalsium
konsumsi, tetapi TDS adalah standar air minum dan magnesium.
kedua karena konsentrasinya tidak
menyebabkan bahaya kesehatan, melainkan Temperatur di lokasi studi berkisar antara 24.7-
diregulasikan karena lebih mempengaruhi 27.2°C. Temperatur mempengaruhi karakteristik
estetika. Berdasarkan analisis, TDS pada lokasi kimia dan biologi air. Temperatur sangat
studi umumnya rendah, berada dalam kisaran fundamental berkontribusi terhadap nilai EC dan
96-118 ppm, kecuali pada lokasi pH. Semakin tinggi temperatur maka oksigen
CIKAPUNDUNG-03 sebesar 663 ppm. terlarut semakin rendah yang artinya kualitas air
menjadi tidak bagus.
Sampel ID
Ion
01 02 03 04 05 06 07 08 09
Kation (mg/l)
Kalsium
7.78 9.47 9.72 9.19 9.45 9.33 10.67 10.24 12.73
(Ca++)
Magnesium
5.09 6.02 5.95 5.75 5.76 5.70 5.92 6.21 5.96
(Mg++)
Natrium
9.20 12.85 12.77 13.14 13.32 13.45 13.80 15.00 17.02
(Na+)
Kalium (K+) 5.59 7.07 7.08 7.10 6.91 6.96 6.99 7.59 8.43
Aluminium
<0.000 <0.000 0.17 0.19 0.22 0.44 0.77 0.30
(Al+++)
4.70E- 4.63E- 3.69E- 3.56E- 3.29E- 3.69E-
Litium (Li+) 0.00E+00 0.00E+00
04 04 04 04 04 04

Besi (Fe) 0.00 0.00 0.10 0.12 0.13 0.22 0.43 0.34
Mangan
<0.000 <0.000 0.03 0.03 0.03 0.06 0.11 0.16
(Mn)

2.80E- 3.99E- 2.94E- 3.42E- 3.71E- 5.11E-


Arsenik (As) 5.70E-05 2.91E-05
04 04 04 04 04 04
1.32E- 1.79E- 9.74E- 1.76E- 3.08E- 2.02E-
Timbal (Pb)
03 03 04 03 03 03
Kadmium 2.00E- 1.84E- 1.32E- 1.64E- 2.57E- 2.65E-
3.61E-06 <0.000
(Cd) 05 05 05 05 05 05
Anion (mg/l)
Bikarbonat/
Karbonat
36.88 44.02 43.67 43.02 99.17 81.40 44.85 47.03 58.47
(HCO3-, CO3-
-)
Klorida (Cl-) 6.77 7.37 7.43 7.52 7.51 7.55 7.61 7.79 8.01
Sulfat (SO4--
7.08 7.65 7.61 7.60 7.60 7.62 7.67 7.88 9.12
)
Nitrit (NO2-) 6.03 6.07 6.15 6.27 6.25 6.19 5.99 5.93 6.39
Nitrat (NO3-
8.26 8.58 8.50 8.42 8.37 8.47 8.66 8.97 8.00
)
Tabel 2 Hasil Pengujian Kualitas Air

Gambar 2 Diagram Piper


Tipe Air sedangkan Mn <0.000-0.16 mg/l. Gambar 5
Hasil proyeksi plot data sampel, diketahui menunjukkan bahwa semakin ke hilir,
bahwa komponen geokimia dari sampel air konsentrasi Fe dan Mn semakin meningkat. Hal
Sungai Cikapundung mengarah pada facies tersebut juga berbanding lurus dengan
geokimia Ca/Mg-HCO3 dengan tipe air meningkatnya nilai pH air. Unsur yang
bikarnonat berasal dari pelapukan mineral dekat keberadaanya di alam sangat sedikit atau disebut
permukaan. Sumber Ca2+, Mg2+, HCO3 berasal trace element, apabila terdapat dalam konsetrasi
dari batuan karbonat, sedangkan bikarbonat yang lebih tinggi dari konsentrasi normal akan
dapat dihasilkan dari interaksi antara bahan beracun bagi makhluk hidup. Diantaranya yang
organik, nitrat, besi dan hidrogensulfida (Nur, et termasuk trace elements adalah logam berat.
al. 2012). Meskipun kelimpahannya relatif Logam berat merujuk pada logam dengan
rendah hanya kurang dari 0.1% di litosfer, densitas lebih besar dari 5 gr/cm3. Logam berat
tingginya laju pelapukan memberikan efek terdapat di lingkungan melalui proses alamiah
dominan pada geokimia suatu DAS (Clark, dan aktivitas antropogenik salah satunya proses
2015). Selain itu, Ca2+, Mg2+, HCO3 terdapat industri yang menghasilkan limbah (Cowdhury
pada air imbuhan yang sumbernya berasal dari et al. 2016).
presipitasi atmosfer dan dilusi mineral silikat
(Nur, et al. 2012). Berdasarkan hasil ICP-MS, terdeteksi logam
berat pada lokasi studi adalah Arsenik (As),
Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd). Konsentrasi
As, Pb dan Cd tergolong tinggi mulai dari lokasi
CIKAPUNDUNG-04, menurun di
CIKAPUNDUNG-06 dan kembali meningkat di
CIKAPUNDUNG-08. Konsentrasi Arsenik
terendah bernilai 2.91E-05 mg/l
(CIKAPUNDUNG-3) dan tertinggi 5.11E-04
mg/l (CIKAPUNDUNG-09). Konsentrasi
Timbal terendah 9.74E-04 mg/l
(CIKAPUNDUNG-6) dan tertinggi 3.08E-03
mg/l (CIKAPUNDUNG-8). Sedangkan
konsentrasi Kadmium terendah bernilai < 0.000
Gambar 3 Grafik Nilai Alkalinitas mg/l (CIKAPUNDUNG-03) dan tertinggi
2.65E-05 mg/l (CIKAPUNDUNG-09). Grafik
hubungan pH dan logam berat menunjukkan
Berdasarkan plot nilai alkalinitas pada 9 lokasi adanya hubungan yang berbanding lurus.
studi di Sungai Cikapundung, Sodium Semakin tinggi konsentrasi logam berat terlarut
mendominasi dengan kecenderungan meningkat dalam sampel air, semakin tinggi nilai pH.
semakin ke hilir dengan konsentrasi di
CIKAPUNDUNG-01 sebesar 5.59 mg/L dan 5.00E-01 8
pada CIKAPUNDUNG-09 mencapai 17.02 Mn
4.50E-01
mg/L. Alkali kedua terbesar yaitu Calcium, Fe 7.5
terendah pada CIKAPUNDUNG-01 sebesar 4.00E-01
3.50E-01 pH
7.78 mg/L dan tertinggi di CIKAPUNDUNG-09 7
sebesar 12.73 mg/L. Sementara Potassium lebih 3.00E-01
Nilai pH

tinggi konsentrasinya dari Magnesium namun 2.50E-01 6.5


Konsentrasi (mg/l)

keduanya lebih rendah dibandingkan Sodium 2.00E-01


dan Calcium. Potassium bervariasi antara 5.59- 1.50E-01
6
8.43 mg/L dan Magnesium berkisar antara 5.09-
1.00E-01
6.21 mg/L. Magnesium relatif tidak berubah 5.5
5.00E-02
terhadap lokasi.
0.00E+00 5
Dari hasil pengujian kualitas air, elemen minor C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
Sampel ID
utama dalam sampel air Sungai Cikapundung
terdiri dari Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Gambar 4 Grafik Hubungan pH – Besi dan
Konsentrasi Fe bervariasi antara 0.00-0.43 mg/l, Mangan
6.00E-04 8 KESIMPULAN
As
Berdasarkan plot nilai alkalinitas pada 9 lokasi
5.00E-04 7.5
studi di Sungai Cikapundung, Sodium
pH
mendominasi dengan kecenderungan meningkat
semakin ke hilir dengan konsentrasi di
4.00E-04 7
CIKAPUNDUNG-01 sebesar 5.59 mg/L dan
pada CIKAPUNDUNG-09 mencapai 17.02

Nilai pH
3.00E-04 6.5 mg/L. Alkali kedua terbesar yaitu Kalsium,
terendah pada CIKAPUNDUNG-01 sebesar
Arsenik (mg/l)

2.00E-04 6 7.78 mg/L dan tertinggi di CIKAPUNDUNG-09


sebesar 12.73 mg/L. Sementara Potassium lebih
1.00E-04 5.5 tinggi konsentrasinya dari Magnesium namun
keduanya lebih rendah dibandingkan Sodium
0.00E+00 5
dan Kalsium. Potassium bervariasi antara 5.59-
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 8.43 mg/L dan Magnesium berkisar antara 5.09-
Sampel ID 6.21 mg/L. Magnesium relatif tidak berubah
terhadap lokasi.
Gambar 5 Grafik Hubungan pH – Arsenik
Dari hasil pengujian kualitas air, elemen minor
3.00E-05 8 utama dalam sampel air Sungai Cikapundung
terdiri dari Besi (Fe) dan Mangan (Mn).
Cd
Konsentrasi Fe bervariasi antara 0.00-0.43 mg/l,
2.50E-05 pH 7.5
sedangkan Mn <0.000-0.16 mg/l. Gambar 4
menunjukkan bahwa semakin ke hilir,
2.00E-05 7 konsentrasi Fe dan Mn semakin meningkat. Hal
Nilai pH
Kadmium (mg/l)

tersebut juga berbanding lurus dengan


1.50E-05 6.5 meningkatnya nilai pH air dalam arti semakin
hilir maka kualitas air semakin buruk.
1.00E-05 6
Berdasarkan hasil ICP-MS, terdeteksi logam
berat pada lokasi studi adalah Arsenik (As),
5.00E-06 5.5 Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd). Konsentrasi
As, Pb dan Cd tergolong tinggi mulai dari lokasi
0.00E+00 5 CIKAPUNDUNG-04 menurun di
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 CIKAPUNDUNG-06 dan kembali meningkat di
Sampel ID CIKAPUNDUNG-08. Konsentrasi Arsenik
terendah bernilai 2.91E-05 mg/l
Gambar 6 Grafik Hubungan pH – Kadmium (CIKAPUNDUNG-3) dan tertinggi 5.11E-04
mg/l (CIKAPUNDUNG-09). Konsentrasi
3.50E-03 8
Timbal terendah 9.74E-04 mg/l
Timbal (mg/l) (CIKAPUNDUNG-6) dan tertinggi 3.08E-03
3.00E-03 pH 7.5 mg/l (CIKAPUNDUNG-8). Sedangkan
konsentrasi Kadmium terendah bernilai <0.000
2.50E-03
Timbal (mg/l)

7 mg/l (CIKAPUNDUNG-03) dan tertinggi


2.65E-05 mg/l (CIKAPUNDUNG-09).
Nilai pH

2.00E-03
6.5
1.50E-03 Berdasarkan hasil pengujian, semakin hilir
6 terdapat peningkatan konsentrasi logam berat di
1.00E-03
Sungai Cikapundung, namun nilainya masih
5.00E-04 5.5
berada di bawah baku mutu yang dikeluarkan
0.00E+00 5
pemerintah.
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
Sampel ID Grafik hubungan pH dan logam berat
menunjukkan adanya hubungan yang
Gambar 7 Grafik Hubungan pH – Timbal berbanding lurus. Semakin tinggi konsentrasi
logam berat terlarut dalam sampel air, semakin Publishing by AIP Publishing. 978-0-7354-
tinggi pula nilai pH kecuali dibeberapa titik 1591-1
yang terjadi anomali.
Maria, R. 2008. Hidrogeologi dan Potensi
Resapan Air Tanah Sub DAS Cikapundung
UCAPAN TERIMAKASIH
Bagian Tengah. Jurnal Riset Geologi dan
Terimakasih kepada Bapak Irwan Iskandar, S.T,
Pertambangan 18 (2): 21-30.
M.T, Ph.D Dosen Mata Kuliah Hidrogeokimia
Magister Teknik Air Tanah ITB yang telah Nur, A., Ishaku, J.M., Yusuf, S.M. 2012.
membimbing studi persebaran kualitas air di Groundwater flow patterns and
Sungai Cikapundung hilir. hydrochemical facies distribution using
Geographyical Information System (GIS)
Terimakasih kepada seluruh anggota Lab in Damaturu, Northest Nigeria.
Hidrogeologi dan Hidrogeokimia FTTM ITB International Journal of Geosciences.
yang telah membantu menganalisis kualitas air 3:1096-1106.
di Sungai Cikapundung hilir. http://dx.doi.org/10.4236/ijg.2012. 35111
Sabar, A. 2006. Prospek kontribusi DAS
REFERENSI Cikapundng memenuhi laju permintaan air
Begum, A. Ramaiah, M. Harikrishna, Khan, I. baku metropolitan Bandung. Jurnal Media
Veena, K. 2012. Heavy metal pollution and Komunikasi Teknik Sipil, Vol 14(2): 169-
chemical profile of Cauvery River Water. 178.
E-Journal od Chemistry. 6(1): 47-52
BPLHD Provinsi Jawa Barat. 2003. Model
sebagai Alat Bantu dalam Mengelola Lahan
dalam Kaitannya dengan Pengelolaan Debit
Air Sungai di Provinsi Jawa Barat.
Bandung: Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat. BPS Kota
Bandung. 2010. Kota Bandung dalam
Angka 2009. Bandung: Badan Pusat
Statistik Kota Bandung.
Chowdhury, S. Mazumder, M.A.J., Al-Atas, O,
Husain, T. 20120. Heavy metals in drinking
water : Occurences, implications, and
future needs in developing countries.
Science of The Total Environment. Vol
569-570: 476-488.
https:doi.org/10.1016/j.scitotenv.2016.06.1
66.
Clark, I. 2015. Groundwater Geochemistry and
Isotopes. CRC Press.
Kuntoro, A.A., Putro, A.W., Kusuma, M.S.B.,
Natasaputra, S. 2017. The effect of land use
change to maximum discharge in
Cikapundung River Basin. Proceeding of
the 3rd International Conference on
Construction and Building Engineering
(ICONBUILD). AIP Conf. Proc. 1903,
100011-1-100011-7;
https://doi.org/10.1063/1.5011621 .

Anda mungkin juga menyukai